Zeekr Design Center

Tingkatkan Daya Saing, Geely Perintahkan Zeekr Akuisisi Lynk & Co

Seperti diketahui, pabrikan mobil biasanya punya banyak sub-brand di bawahnya. Ini langkah strategis yang bagus untuk mendominasi pasar, tanpa harus memonopoli. Namun efek samping lainnya adalah, antar anak perusahaan bisa saling ‘makan’ pangsa pasar yang ada. Untuk mencegah hal tersebut Geely Group memerintahkan Zeekr untuk akuisisi Lynk & Co.

Zeekr adalah perusahaan pembuat mobil listrik mewah. Sedangkan Lynk & Co, yang kantor pusatnya ada di Gothenburg, Swedia, lebih banyak memproduksi mobil ICE yang dipasarkan di Eropa dan Cina. Pabrikan ini didirikan pada 2016 lalu dengan komposisi kepemilikan Zhejiang Geely Group 20 persen, Volvo 30 Persen dan Geely Automobile Holding 50 persen. 

Belakangan, Lynk mulai ekspansi ke Timur Tengah, Australia dan Selandia Baru. 

Mobil Lynk & Co

“Jika kita tidak mengintegrasikan (Zeekr dan Lynk), kita harus menghadapi masalah seperti persaingan internal dan investasi berlebihan dalam banyak aspek seperti R&D dan penjualan. Yang merupakan hal bodoh,” kata Gui Shengyue, Chief Executive Geely Automobile Holdings, seperti dikutip dari Reuters. “Jika tidak dilakukan, daya saing Geely tidak akan meningkat.”

Geely menyuntikan dana supaya Zeekr akuisisi 30 persen saham Lynk & Co yang dipegang Volvo (yang juga dikuasai Geely) serta 20 persen saham yang dikuasai oleh Geely. Ditotal, Zeekr akan menguasai 51 persen saham, sementara Geely Automobile sisanya. Proses pengambil alihan saham kepemilikan Lynk & Co ini akan selesai paling cepat Juni tahun depan.

Perakitan Zeekr

Zeekr juga nantinya akan mengemban tugas sebagai ujung tombak pengembangan teknologi mobli listrik dan konektivitas yang akan dimanfaatkan oleh Geely Group, termasuk Lynk & Co dan Polestar.

Sumber: Reuters

Inilah Onvo L60 EV Penjegal Dominasi Tesla Model Y 

Tesla Model Y mungkin jadi mobil listrik terlaris di Bumi. Namun hal itu tak akan dibiarkan begitu saja terjadi di Negeri Tiongkok. Pabrikan lokal yang cukup optimis bisa menahan laju dominasi Tesla Model Y di pasar domestik China adalah Nio dengan Onvo L60.

Dari segi spek teknis, Onvo L60 tersedia dalam versi motor penggerak tunggal (RWD) dan versi all-wheel drive (AWD) dengan dua motor elektrik.

Versi RWD dibekali motor elektrik beroutput 240 kW (320 hp) dengan torsi maksimum 305 Nm. Untuk versi AWD mendapat tambahan motor elektrik berdaya 100 kW (134 hp) di poros roda depan.

Onvo L60 RWD berbaterai 60 kWh diklaim mampu menempuh jarak hingga 555 km. Jika dengan baterai 85 kWh, jarak jelajah mampu mencapai hingga 730 km. Versi AWD hanya tersedia dalam opsi baterai 60 kWh dan jarak jelajahnya mencapai 525 km.

Saat ini Nio tengah mengembangkan versi baterai berkapasitas daya lebih besar. Jarak jelajahnya diklaim tembus 1.000 km! Nio nampaknya bakal jadi rival serius bagi Tesla.

Harga Jadi Pemikat

Sekarang kita bandingkan harganya. Tesla Model Y di pasar dalam negeri Tiongkok dibanderol mulai dari 249.900 yuan (Rp 537 jutaan). Selain itu, sistem kelistrikan dan soket charger baterai yang digunakan beda dengan Nio.

Agar konsumen terpikat, Nio mengkorting harga mobil listrik Onvo L60 versi RWD. Varian termurah berbaterai 60 kWh yang semula harganya 219.900 yuan (sekira Rp 472,5 jutaan) kini menjadi 206.900 yuan (Rp 444,6 jutaan). Versi berbaterai 85 kWh yang harganya mulai dari 235.900 yuan (Rp 506,9 jutaan) pun masih lebih murah dari Tesla Model Y. Sudah murah, dipangkas lagi harganya. Trik yang sangat jitu.

Bisa Sewa Baterai 

Untuk meringankan para konsumen dengan budget terbatas, Onvo menawarkan opsi kontrak sewa baterai secara bulanan.

Konsumen cukup membayar harga unit mobil listrik L60 mulai dari 149.900 yuan (sekira Rp 322 jutaan). Selanjutnya konsumen melakukan kontrak sewa baterai sebesar 599 yuan (Rp 1,3 jutaan) perbulan untuk baterai 60 kWh. Untuk baterai 85 kWh dikenakan biaya sewa sebesar 899 yuan (Rp 1,9 jutaan) perbulan.

Perkuat Jaringan Dealer Lokal 

Untuk menjaring konsumen yang besar dengan cakupan area penjualan yang luas, butuh jaringan dealer yang banyak.

Nio telah menyiapkan lebih dari 100 dealer Onvo di seantero daratan China. Bahkan di penghujung tahun ini jaringan penjualan ditargetkan mencapai 200 titik.

Guna mengakomodir pangsa pasar yang besar dan wilayah yang luas, produksi mobil listrik Onvo L60 pun digenjot. Sekira 10.000 unit L60 akan diproduksi setiap bulan mulai Desember 2024 mendatang. Mulai tahun 2025 kapasitas produksi diharapkan bisa naik menjadi 20.000 unit per bulan. 

 

BYD Seal

Uni Eropa Terapkan Tarif Impor 45 Persen Untuk Mobil Listrik Tiongkok

Jika di Indonesia dan kawasan ASEAN tersedia keringanan tarif impor untuk mobil listrik asal RRC dan negara lainnya, maka di Eropa berlaku kebalikan. Terutama untuk EV asal RRC. 

Komisi Uni Eropa resmi menerapkan tarif impor sebesar 45 persen, mulai berlaku bulan November mendatang. Kebijakan tersebut ditetapkan selama lima tahun ke depan.

Langkah ini diputuskan 4 Oktober lalu, untuk melindungi persaingan setelah Uni Eropa menengarai ada subsidi besar yang diberikan pemerintah Cina untuk produk EV yang diekspor.

Namun Uni Eropa juga masih membuka kesempatan untuk berdiskusi dengan pemerintah RRC, “Untuk mengambil jalan tengah yang lebih baik.”

Neta X 2024, produk mobil listrik asal Cina.

Yang menarik, kebijakan tarif impor mobil listrik asal RRC tersebut justru mendapatkan tantangan besar dari Jerman. Negara tersebut menolak kebijakan tarif impor karena bisa membuat industri otomotif mereka jadi sasaran ‘serangan balasan’.

Wajar Jerman menentang, coba lihat mobil yang paling laris di Tiongkok. Salah satunya adalah VW, yang dirakit di sana. Belum lagi Audi, Mercedes-Benz dan BMW yang juga punya pabrik dan pangsa pasar besar.

CEO Volkswagen Group, Oliver Blume mengatakan. “Uni Eropa harus mempertimbangkan penyesuaian tarif impor terhadap kendaraan listrik buatan China, untuk memberikan kelonggaran bagi investasi yang dilakukan di Eropa.” Artinya, Blume berharap ada keringanan untuk merek Cina yang merakit mobilnya secara lokal di benua itu.

“Daripada tarif yang menghukum, (kenapa tidak) saling memberi kredit atas investasi. Mereka yang berinvestasi, menciptakan lapangan kerja, dan bekerja sama dengan perusahaan lokal harus mendapatkan keuntungan dari tarif,” tambah Blume, seperti dikutip dari Reuters.

BYD Seal SUV

BYD Seal Muncul Dalam Versi SUV, Jarak Tempuh Hingga 500 KM

BYD sepertinya terus merangsek di pasar otomotif dunia. Untuk pasar Eropa, mereka baru saja memperkenalkan BYD Seal U. Ini adalah versi SUV dari BYD Seal yang juga baru saja diperkenalkan di Indonesia.

Seal U diluncurkan dalam dua varian yang disebut Design dengan baterai 87 kWh, memiliki jarak tempuh hingga 500 km. Varian di bawahnya dinamai Comfort. Diberikan baterai 71,8 kWh dengan jarak tempuh 420 km. Kedua jarak tempuh tersebut diklaim menggunakan metode pengujian WLTP. Tentu, baterainya menggunakan Blade Battery bermaterialkan LFP.

BYD Seal U

Pengisian ulang dari 30 persen hingga 80 persen dikatakan hanya perlu 27 menit untuk BYD Seal U Comfort. Sedangkan untuk Design, bedanya tipis. Perlu satu menit lebih lama.

BYD mengatakan bahwa perlindungan baterainya mengandalkan konstruksi panel model sarang lebah, digabungkan dengan penggunaan rangka baja untuk konstruksi body.

Keduanya memiliki motor listrik dengan tenaga 214 hp dan torsi 330 Nm. Dimensinya identik dengan panjang 4,785 mm dan lebar 1.890 mm. Tingginya mencapai 1.668 mm dengan wheelbase 2.765 mm. Dimensi tersebut menawarkan ruang bagasi sebesar 552 liter dengan baris kedua difungsikan. Kalau dilipat kapasitasnya meningkat jadi 1.440 mm.

Bagasi Seal SUV

BYD Seal U berdiri di atas suspensi Multi link di belakang dan MacPherson Strut untuk depan. Setup yang kurang lebih sama seperti versi sedan yang pernah kami uji.

Fitur Mirip Sedan

Kelengkapan fiturnya pun kurang lebih sama. Tetap ada layar infotainment besar yang orientasinya bisa diubah (horisontal atau vertikal). Ukurannya antara 12,8 inci, atau 15,6 inci. Tergantung varian. Tentunya sudah bisa Apple Carplay dan Android Auto, plus kemampuan koneksi 4G. Di depan pengemudi, terpasang layar informasi digital berukuran 12,3 inci.

Kemampuan bantu berkendara (ADAS) juga lengkap. Empat radar dan satu kamera jadi pemindai kondisi di sekeliling mobil. Data dari radar dan kamera kemudian diolah untuk mengoperasikan berbagai fitur tolak bala otomatis seperti AEB (rem otomatis), peringatan tabrak depan, cruise control adaptif, dan sebagainya.

Dashboard Seal U

Menurut BYD Eropa, Seal U dijual mulai dari 42.000 Euro. Tersedia dalam enam pilihan warna eksterior dan dua opsi tema warna untuk interior.

Konsumsi Listrik NETA V Diklaim Menyelamatkan Keuangan Anda Hingga 87 Persen

Masih banyak dilema soal biaya konsumsi listrik dan seberapa boros pengeluaran kalau hijrah menggunakan EV. Untuk itu, PT NETA Auto Indonesia menjabarkan tentang akumulasi konsumsi listrik NETA V. Untuk diingat, penggunaan energi listrik dan biaya yang dikeluarkan, tentunya tidak mengikat. Tergantung gaya dan kebutuhan mobilitas Anda. 

Konsumsi listrik Neta V

Baterai NETA V memiliki kapasitas 40,7 kWh. Diklaim siap menjelajah hingga 401 km sekali pengisian. Untuk itu, NETA V hanya memerlukan biaya dengan kisaran mulai dari Rp 70.000 lewat pengisian daya penuh di SPKLU. Apabila biaya konsumsi listrik NETA V diakumulasi hingga 20.000 km per tahun, mobil ini hanya memerlukan biaya konsumsi listrik kisaran Rp 3.500.000 per tahun atau sekitar Rp 290.000 per bulan.

Perbandingan ini cukup signifikan dan lebih hemat dibandingkan mobil konvensional. Biaya bahan bakar small SUV mulai dari Rp 26 juta per tahun atau sekitar Rp 2.2 juta per bulan. Nah, mobil listrik NETA V justru menawarkan penghematan hingga 87 persen dari segi bahan bakar.

Keuntungan lain dari NETA V adanya fitur DC Fast Charging yang mampu mengisi daya dari 30 persen ke 80 persen dalam waktu 30 menit. Fleksibilitas dalam pengisian daya menjadi hal penting. Untuk memikat konsumen, NETA juga memberikan Wall Charger beserta instalasi secara gratis untuk pembelian NETA V hingga 29 Februari 2024.

Namun, pemilik disarankan menambah listrik baru dengan kapasitas minimal sebesar 7700 VA untuk pengisian daya yang optimal. “Kami berkomitmen untuk memberikan produk dan layanan yang berkualitas yang berkelanjutan untuk semua konsumen kami,” ujar Jordy Angkawidjaja, Product Planning Manager  PT NETA Auto Indonesia.

 

Omoda E5

OMODA E5 Resmi Meluncur, Harga Spesial!

Setelah dibuat penasaran beberapa waktu lalu, PT Chery Sales Indonesia (CSI) akhirnya resmi meluncurkan OMODA E5 dengan harga Rp 498.8 juta.

Harga ini sudah termasuk PPn bersubsidi untuk kendaraan listrik yang memenuhi syarat TKDN sebesar 40 persen. Selain itu, CSI juga memberikan harga Omoda E5 khusus sebesar Rp 488.8 juta untuk seribu konsumen pertama.

Seremonial peluncuran dilakukan oleh Executive Vice President PT Chery Sales Indonesia, Qu Jizong, beserta jajaran direksi CSI. Acara ini dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto dan Danto Restyawan, Direktur Sarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Harga Omoda E5

Yang menarik, hadirnya Raffi Ahmad sebagai publik figur pertama di Indonesia yang membeli Chery OMODA E5. Chery juga mengundang kehadiran Pandawara Group. Kelompok penggerak lingkungan yang mengatasi masalah sampah, terutama di sekitar aliran air sungai dan laut.

Insan muda kreatif lainnya yang menjadi representasi dari E5 adalah Alessandro Georgie, seorang fashion enthusiast dan Afif Yulistian, seorang tech influencer dan professional gamer.

Kemampuan Omoda E5

Chery OMODA E5 dibekali baterai LFP yang menawarkan jarak tempuh 430 km dengan metode WLTP. Sementara dengan metode NEDC mampu menjangkau 505 km. Dengan kapasitas baterai sebesar 61 kWh untuk konsumsi 15,5 kWh per 100 km, diklaim dapat mendukung mobilitas dalam atau luar kota.

Teknologi mobil ini mampu memberikan akselerasi 0-100 km/jam dalam 7.2 detik. Tingkat kebisingan angin dapat diredam hingga serendah 62.9dB pada kecepatan 120 km/jam. Jarak ground clearance setinggi 190 mm memberikan pengalaman berkendara maksimal.

“Chery OMODA E5 adalah simbol nyata dari bersatunya inovasi teknologi, desain futuristik. Dan kesadaran ekologi melalui mobilitas yang berkelanjutan. Kami mengajak berbagai pihak untuk bersama berkontribusi menciptakan lingkungan yang lebih baik. Melalui mobilitas yang berkelanjutan bersama Chery OMODA E5,” kata Rifkie Setiawan, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia.

Teaser MG Maxus 9

MG Maxus 9, EV Semewah Toyota Alphard Siap Hadir di IIMS 2024

Apakah Akan Melantai di IIMS 2024? Itu adalah sebagian judul rilis media yang dikirim oleh MG Indonesia, soal MG Maxus 9. Judul yang tidak biasa untuk memberitahukan kehadiran mobil baru. Intinya, MG Maxus 9, MPV mewah sekelas Toyota Alphard akan hadir di IIMS 2024.

“Dengan semangat inovasi dan komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan mobilitas, MG Motor Indonesia siap menghadirkan kejutan di IIMS 2024. Apakah itu MG Maxus 9 EV atau sesuatu yang sama inovatifnya menanti untuk diperkenalkan? Kami mengundang Anda untuk menyaksikan sendiri kejutan yang kami siapkan,” kata Arief Syarifudin, Marketing & PR Director MG Motor Indonesia. Agak lain memang merek yang satu ini kalau mengirimkan informasi.

Kalau Anda familiar dengan nama mobilnya, tidak salah. MG Maxus 9 adalah Maxus Mifa 9 yang juga pernah muncul di GIIAS 2023, dengan harga yang spektakuler, Rp 1,4 milyar. Lalu kenapa jadi MG? Maxus dan MG adalah merek yang berada di bawah naungan SAIC Group di Cina.

Maxus Mifa 9

Mengenai mobilnya sendiri, ini adalah MPV berpenggerak listrik dengan baterai lithium-ion berkapasitas 90 kWh. Jarak tempuhnya diklaim 540 km. Pengisian dengan arus AC perlu waktu 8,5 jam hingga penuh. Sementara menggunakan fast cahrging, 30-80 persen hanya perlu 36 menit. Mobil ini juga telah bersertifikasi keselamatan lima bintang dari dari EuroNCAP.

Tidak disebutkan seperti apa kemampuan teknisnya. Tapi melihat yang pernah hadir di GIIAS lalu, memliki tenaga hingga 245 hp. Faktor kenyamanan didukung oleh deretan kursi berbalut kulit tebal dan ukurannya lebar. Fitur keselamatannya komplit, serta kemampuan konektivitas yang selalu terhubung dengan internet sepanjang perjalanan.

Entah kalau nanti ada perubahan spesifikasi. Yang pasti, mobil ini akan jadi gebrakan MG di pasar otomotif Indonesia. Karena jadi MPV pertama yang berpenggerak listrik sepenuhnya.

Neta L

Neta L EV Diperkenalkan di China, Diklaim Senyaman Rumah

Pagi ini (20/01), kami menerima informasi kalau Neta L, SUV berpenggerak listrik asal China meluncur di negara itu. Mobil tersebut diklaim mampu memberikan pengendaraan nyaman dan rileks bagi penggunanya. Berkapasitas lima penumpang, dan dikategorikan sebagai medium SUV.

Neta L menyuguhkan kenyamanan berlebih berkat interior yang lega dan pengaturan kabin yang lebih cerdas. Menurut Neta, desain kabin mobil berkode EP32 tersebut diberikan kursi senyaman sofa di rumah. Penumpang belakang bahkan dimanjakan dengan hadirnya meja lipat dan ruang kaki yang lega.

Interior Neta L

Fiturnya belum disebutkan secara lengkap, tapi berdasarkan foto-foto saat peluncuran, ada layar penampil yang cukup besar terpampang di tengah dashboard hingga ke hadapan penumpang depan. Tidak ketinggalan panoramic roof dan cool box. Menarik.

Secara desain, sepintas Neta L memiliki desain yang modern, layaknya SUV listrik kekinian. dimensinya belum disebutkan secara resmi, tapi menurut beberapa media setempat, wheelbasenya sekitar 2,98 meter, dengan lebar 1,98 meter. Pastinya ini lebih besar dari BYD Atto3 yang wheelbase-nya 2.720 mm, lebar 1.875 mm. Karena itu juga, kami berasumsi mobil ini diposisikan lebih tinggi dari SUV yang akan hadir di Indonesia, Neta X.

Dari sisi teknis, EV ini menggunakan baterai CATL Shenxing. Penyimpanan daya ini dikatakan sangat bisa diandalkan dengan umurnya yang lebih panjang dari beterai EV kebanyakan. Selain itu, Neta juga mengklaim, jarak tempuhnya lebih panjang, kemampuan fast charging di rentang suhu yang lebih beragam dan punya sistem keamanan baterai yang superior. Itu kata mereka. Lalu kapan akan meluncur di Indonesia? Sumber kami di Neta mengatakan paling cepat 2025.

BYD Dolphin tampil di JMS

Bukan Kosongan, Ini ‘Senjata’ BYD di JMS 2023

Menyaksikan sederetan mobil konsep di JMS 2023 memang menyenangkan. Tapi sebagian besar orang yang datang ke pameran otomotif justru karena ingin melihat kendaraan apa saja yang layak dan bisa mereka miliki. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa BYD hanya menampilkan produk jadi, yang siap jual atau sudah dipasarkan.

Sepengamatan kami, di JMS 2023 BYD memboyong tiga model kendaraan yang melakukan debut perdana di Jepang. Mid-size sedan EV Seal, SUV EV U8 dari sub-brand Yangwang dan MPV mewah D9 dari sub-brand Denza cukup memikat para pengunjung di Tokyo Big Sight. Ketiganya berdampingan dengan EV hatchback Dolphin yang meluncur di Jepang September lalu. 

BYD Seal

BYD Seal

Yang menarik perhatian kami adalah BYD Seal. Mobil ini didesain Wolfgang Egger, mantan perancang Audi. Siluet pada bodi mobil ini dikatakan mengadopsi kehidupan hewan laut yang mengekspresikan kebebasan dan gerak dinamis.

Tentu saja BYD membekali produknya dengan beragam fitur dan teknologi mutakhir agar tak kalah saing. Sebut saja mulai dari baterai Blade yang digadang jauh lebih aman dan mampu menghasilkan jarak jelajah yang cukup jauh. Blade adalah baterai yang murni dikembangkan sendiri oleh pabrikan ini. 

Rancang bangun mobil ini merupakan perpaduan konstruksi e-platform 3.0 yang dirancang khusus untuk mobil listrik (EV) dengan teknologi rangka CTB (Cell-to-Body). Teknologi konstruksi tersebut dikatakan jauh lebih kokoh dan lentur. Pemanfaatan baterai sebagai bagian dari struktur bodi mengurangi jumlah komponen sehingga proses produksi menjadi lebih cepat dan efektif.

Seal ditargetkan mulai dipasarkan di Jepang pada pertengahan tahun 2024. Selain versi berpenggerak roda belakang (RWD), nantinya juga akan tersedia versi 4-wheel drive.

BYD Denza D9

BYD Denza D9, Foto dari Wikipedia

Foto: Wikipedia

Dari segmen MPV mewah, BYD memboyong Denza D9 ke JMS 2023. Ini adalah hasil kolaborasi antara BYD dan Mercedes-Benz. Fungsionalitas dan kepraktisan desain mobil ala RRC dipadukan dengan kabin yang lapang namun nyaman dan mewah khas mobil Jerman. Memadukan gaya desain, teknologi serta platform rancang bangun dari kedua pabrikan.

Salah satu teknologi dari BYD yang dibekalkan yakni sistem suspensi canggih eSus Intelligent Computing System. Sistem komputer terpadu dan sejumlah sensor akan mengatur kinerja suspensi dan handling berkendara. Teknologi ini dikatakan mampu menghasilkan kenyamanan berkendara yang jauh lebih baik dibandingkan suspensi udara maupun hidrolik konvensional.

Yangwang U8 

BYD Yangwang U8 di JMS 2023

Mobil listrik BYD yang tak luput dari perhatian di JMS 2023 adalah SUV mewah Yangwang U8. Mobil ini dapat dikatakan sebagai demonstrator teknologi canggih dan mutakhir yang dimiliki BYD. Tak hanya  dibekali suspensi canggih eSus Intelligent Computing System seperti pada Denza D9.

Platform e4 yang digunakan pada U8 merupakan platform berpenggerak empat motor elektrik independen pertama di dunia pada mobil produksi massal. Tak sekadar menghasilkan stabilitas dan handling gerak 4WD yang sangat presisi saat bermanuver. Mobil ini selain dapat berbelok ala kepiting seperti tank, tapi juga berputar 360° dalam satu poros. Mobil ini pun dikatakan dapat ‘berenang’ melintasi banjir! Hanya saja untuk saat ini BYD belum berencana untuk memasarkan Denza D9 maupun Yangwang U8 ke Jepang.

Indonesia Berikutnya?

BYD di JMS 2023

Dengan sebaran produk di 70 negara dan kawasan, termasuk penjualan segmen kendaraan penumpang di 58 negara, BYD bukanlah brand yang dapat dipandang sebelah mata. Di negara asalnya juga merek ini bertengger di jajaran atas. 

Sepanjang periode tahun 2022 hingga pertengahan tahun 2023, BYD telah memproduksi lebih dari 5 juta unit kendaraan NEV. Tak heran jika Tesla begitu ketar-ketir.

Sekali lagi, bukan hal mudah bagi BYD untuk dapat mengubah mindset para konsumen di Jepang. Tapi itu bukan berarti hal yang mustahil. Hanya saja butuh waktu. 

Lalu, untuk Indonesia, Anda bisa menemukan merek ini jadi bis listrik di kawasan ibukota. Rumornya, tahun depan mereka akan mulai masuk ke Indonesia. Namun belum ada pernyataan resmi. Kita tunggu saja. Yang jelas, dari pengamatan kami di JMS 2023, merek ini akan punya potensi berkat teknologi yang dibawa. 

Xiami MS11

Kantongi Lisensi, Mobil Xiaomi Segera Terwujud

Perusahaan teknologi Xiaomi akhirnya resmi memiliki status sebagai produsen mobil. Hal ini ditegaskan setelah mereka mendapatkan lisensi dari National Development and Reform Commission (NDRC) di Cina. Langkah awal yang penting karena mulai tahun depan mereka akan mulai membuat mobilnya.

Seperti pernah kami beritakan, Xiaomi mulai memasuki pasar mobil listrik dengan sedan MS11 EV. Tidak main-main, mereka menargetkan 100.000 unit mobil bisa diproduksi. Saat ini, dikutip dari media iFENG, Xiaomi tengah mempercepat proses rekrutmen pegawai pabrik. Hal tersebut juga berkaitan dengan akan mulai dibukanya fasilitas produksi bulan Desember ini.

Xiaomi saat ini sedang menjalani proses pembangunan pabrik yang berlokasi di pinggiran Beijing. Kapasitas produksi yang bisa dilakukan diklaim mencapai 200.000 unit setahun. Setelah selesai, perizinan kedua harus mereka dapatkan dari pemerintah Cina. Khususnya dari kementrian industri dan telekomunikasi setempat. Atau disebut MIIT.

MIIT ini yang akan mengawasi dan memberikan persetujuan untuk aspek teknis operasional pabrik, juga izin untuk mengeluarkan produk baru. NDRC bertugas memperhatikan soal persetujuan kapasitas produksi dan investasi. Rumit juga.

Jarak Tempuh 800 km

Spyshot MS11 by Carnewschina

Berita soal persetujuan dari NDRC itu, kemudian diikuti oleh munculnya spyshot yang diduga merupakan MS11. Sedang dicoba di kondisi cuaca panas di jalan bebas hambatan Urumqi-Changji. Xiaomi juga menerbitkan di media sosial salah satu personel R & D, soal kemampuan konsumsi energi mobil tersebut. Diklaim, MS11 menghabiskan 8,8 KwH/100 km.

Diberitakan sebelumnya, Xiaomi MS11 akan dibekali baterai 101 kWh, yang akan memberikan jarak tempuh hingga 800 km. Ini angka yang menarik sekali. Sistem pengisian ulang mendukung charger DC 800 volt.

Sementara itu, meski Xiaomi berkomitmen untuk membuat mobil sendiri, tapi mereka tetap mendapatkan bantuan dari BAIC Group untuk membuat beberapa bagian eksterior. Mengutip Car News China, diperkirakan, kalau memang jadi meluncur tahun depan, kisaran harga MS11 adalah setara US $36.400 hingga US $49.000.