MINI EV

Pengguna BMW i dan MINI Electric Dapat Fasilitas Baru Dari PLN

BMW Indonesia dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Haleyora Power dan PT Tri Energi Berkarya mengumumkan kolaborasi strategis untuk mendukung konsumen merek mobil premium tersebut lebih leluasa. Kabar tersebut dikeluarkan 22 Januari kemarin di Jakarta.

Tujuan dari kolaborasi ini tentunya memberikan paket Home Charging Services untuk pengguna BMW i dan MINI Electric. Dikutip dari ilis BMW Indonesia, Home Charging Services merupakan produk layanan satu pintu bagi pelanggan BMW dan MINI yang terdiri dari layanan tambah daya listrik, sehingga pelanggan BMW i dan MINI Electric tidak perlu ragu akan kecukupan daya listrik dirumahnya. Kemudian disediakan juga peranti home charger atau Wallbox, lengkap dengan pemasangannya.

BMW Indonesia dan PLN

Yang menarik, wall charger rumahan ini akan terkoneksi dengan sistem di apllikasi PLN, Charge.IN. Dengan begitu, konsumen akan mendapatkan diskon tarif penggunaan home charger pada pukul 22.00 – 05.00 WIB sebesar 30 persen. Kami kerap menggunakan aplikasi ini untuk pengisian mobil listrik di SPKLU berbagai wilayah. Cukup mudah penggunaannya.

“Pelanggan adalah inti dari semua yang BMW lakukan. Hal ini kami pertegas dengan menghadirkan kolaborasi strategis dengan PT PLN (Persero) guna meningkatkan kemudahan pelanggan dalam mendapat kebutuhan listrik khususnya home-charging,” kata Jodie O’Tania, Director of Communications BMW Group Indonesia.

Tambah Daya Jadi Murah

Ia menambahkan, “Benefit yang bisa didapatkan dari kerjasama strategis ini adalah BMW dapat menerbitkan eVoucher untuk pelanggan BMW sehingga mendapatkan keringan harga untuk naik daya ataupun pasang baru. Hal yang membedakan antara BMW i dengan kendaraan listrik lainnya adalah Wallbox Charger sudah termasuk dalam paket pembelian. Pelanggan kendaraan listrik BMW i akan mendapatkan kemudahan untuk pemasangan BMW Wallbox oleh PLN, dan biaya yang terjangkau.”

Ia mencontohkan, untuk penambahan daya tiga fasa 16,500 VA pelanggan BMW hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 450,000. Harga normal Rp 16,000,000. Dan masih banyak beragam paket lainnya. Selain itu dengan penandatangan kerjasama ini, semua proses naik daya ataupun pasang baru terekam dengan baik di sistem PLN bernama iWOODS. “Untuk itu pelanggan kendaraan listrik BMW tidak perlu lagi khawatir akan proses pengisian daya listrik di rumah,” tutup Jodie.

Pabrik Baterai BMW Dibangun di Amerika Serikat, Skalanya Masif

Tanpa pasokan baterai yang cukup, proses produksi mobil listrik BMW di Spartanburg bakal terhambat. Oleh sebab itulah pabrikan asal Jerman ini pun segera membangun sebuah pabrik manufaktur baterai berskala besar, di Amerika Serikat. 

Pabrik yang berlokasi di Woodruff, South Carolina ini akan memproduksi baterai bervoltase tinggi yang merupakan teknologi baterai generasi keenam. Baterai ini nantinya akan digunakan pada jajaran model SUV EV BMW X yang diproduksi di Spartanburg.

Komplek infrastruktur pabrik yang tengah dibangun ini amat sangat luas, sekitar 9,29 hektar. Itu hanya sebagian kecil dan baru tahap pertama dari total keseluruhan lahan pabrik yang luasnya mencapai 127,47 hektar! Ya, salah satu pabrik BMW terbesar selain Spartanburg.

Produksi di pabrik ini merupakan kerjasama antara BMW dengan perusahaan teknologi baterai asal AS, Automotive Energy Supply Corporation (AESC). Sel baterai akan dipasok dari pabrik manufaktur AESC di Florence, AS yang saat ini juga tengah dibangun.

Untuk tahap awal, diperkirakan pabrik ini bakal menyerap sebanyak 300 tenaga kerja. Jumlahnya memang tak terlalu banyak, karena seluruh proses produksi telah menggunakan teknologi sistem otomasi terkomputerisasi dan robotika modern yang canggih. Tentunya, semua itu berkaitan dengan efisiensi produksi. Namun kedepannya jumlah pekerja akan bertambah seiring dengan penambahan kapasitas produksi baterai.

“Pabrik baterai Woodruff menjadi pondasi awal penerapan teknologi manufaktur yang canggih, fleksibel, dan berkelanjutan,” papar Dr. Robert Engelhorn, president and CEO of BMW Manufacturing.

Hemat Energi Dan Ramah Lingkungan

Tak hanya canggih, pabrik ini pun memanfaatkan sumber daya energi listrik yang ramah lingkungan. Salah satu teknologi yang digunakan yakni panel surya.

Sistem sirkulasi udara pabrik ini juga diklaim hemat energi. Hal tersebut berkat teknologi motor kipas sirkulasi udara hasil kerjasama antara BMW i Ventures dan Turntide. Konsumsi energi listrik digadang dapat ditekan hingga 40 persen.

Nah, untuk kebutuhan air bersih, pabrik ini mengandalkan sistem tadah hujan. Air hujan ditampung kemudian dimurnikan agar aman untuk digunakan. Dengan teknologi tersebut, penggunaan sumber air tanah dapat dikurangi. Kurang lebih hampir mirip dengan pabrik Ducati di Borgo Panigale, Italia. 

Guna mengurangi polusi udara, BMW menerapkan sistem filtrasi gas buang yang dihasilkan oleh proses produksi. Di lingkungan sekitar pabrik pun BMW melakukan penghijauan berupa taman dan deretan pepohonan area terbuka hijau. Tak hanya sedap dipandang mata, pepohonan yang ditanam akan menyerap gas karbondioksida. Hal ini merupakan bagian dari target BMW untuk mengurangi emisi karbondioksida hingga 40 persen pada tahun 2030 mendatang.

Investasi 700 Juta Dollar

Dengan sistem produksi canggih berikut fasilitas infrastruktur dan sarana pendukung yang terpadu, pabrik ini membutuhkan dana investasi yang besar.

Total dana investasi fasilitas manufaktur sebesar $1.7 miliar atau kurang lebih setara Rp 25,5 trilyun telah dianggarkan oleh BMW sejak Oktober 2022 lalu.

Dana sebesar $1 milyar atau sekitar Rp 15 trilyun dialokasikan untuk ektensifikasi produksi mobil listrik generasi mendatang dari BMW di pabrik manufaktur Spartanburg.

Untuk pembangunan pabrik baterai di Woodruff ini menelan biaya 700 juta dollar atau sekitar 10,5 trilyun rupiah.

Pabrik baterai ini ditargetkan dapat segera beroperasi mulai tahun 2026 mendatang. Memang bukan proyek yang mudah, mengingat sistem dan teknologi manufaktur terpadu yang diterapkan terbilang kompleks. Selain itu tentu saja… areal pabriknya sendiri amat sangat luas.

Pasar Kendaraan Listrik Premium Indonesia Dipimpin BMW i

BMW Group Indonesia mengumumkan pencapaian penjualan BMW i hingga dengan saat ini. Pencapaian ini kian tegaskan posisi terdepan BMW di pasar kendaraan listrik premium.

BMW Indonesia pun akan memfasilitasi kesuksesan KTT ASEAN 2023 sebagai Sustainable Mobility Partner. Secara total, 36 unit New BMW i7 akan turut sukseskan ASEAN SUMMIT 2023 mendatang. Kolaborasi ini merupakan lanjutan atas keberhasilan BMW Group Indonesia menyediakan 13 unit BMW iX untuk KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo pada bulan Mei lalu.

Model flagship BMW i yaitu BMW i4 dan BMW iX, terus memperkuat posisi BMW di pasar kendaraan full listrik premium Indonesia. Meskipun pengiriman unit BMW iX xDrive40 Sport baru saja dimulai pada Maret lalu, namun BMW dianggap telah sukses memimpin di segmen ini. Berdasarkan data penjualan kendaraan listrik premium di Indonesia, BMW i4, BMW iX, dan MINI Electric memegang 77 persen pasar ini sepanjang Januari hingga Mei 2023.

Selain itu, suksesnya peluncuran BMW i7 di Indonesia mampu mewakikan komitmen BMW dalam menggabungkan desain mewah dengan mobilitas listrik terkini.

Ramesh Divyanathan, Presiden Direktur BMW Group Indonesia, mengungkapkan pemikirannya tentang pencapaian EV dari BMW baru-baru ini, “Di BMW, kami sangat percaya bahwa kemewahan dan keberlanjutan hidup berdampingan. Kami tidak menganggap pencapaian kami dengan kendaraan listrik (EV) sebagai kesuksesan sesaat, tetapi sebagai batu loncatan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi kita semua. Rangkaian model BMW yang luar biasa menginspirasi pelanggan kami di Indonesia, terutama dengan hadirnya varian kendaraan full listrik BMW.”

“Ke depan, BMW Group Indonesia bersemangat untuk mengingatkan lebih banyak pelanggan akan komitmen BMW terhadap keberlanjutan dan kemewahan dengan peluncuran BMW iX1 dan BMW i5 yang akan datang di Indonesia.” tutup Ramesh.