Mazda CX 5

Akhirnya Ada Pabrik Mazda di Indonesia, Siap Rakit SUV

Mazda akhirnya menancapkan kuku lebih dalam di Indonesia. Eurokars Motor Indonesia (EMI, APM Mazda) resmi mengumumkan mereka akan mendirikan pabrik peraktitan di Jawa Barat.

Menurut keterangan dari EMI, pembangunan fasilitas ini menandakan babak baru dalam kemitraan antara Mazda Motor Corporation (MC) dan PT EMI. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri otomotif dan perekonomian Indonesia. Sekaligus, tentunya mencerminkan komitmen Mazda dan EMI di pasar otomotif Indonesia.

“Kami merasa terhormat karena telah diberikan kepercayaan oleh Mazda Motor Corporation, untuk membangun Pusat Perakitan di Indonesia,” kata Ricky Thio, Managing Director EMI. “Pembangunan fasilitas ini akan menjadi tonggak sejarah yang signifikan bagi kami, dalam memenuhi permintaan pelanggan Mazda di Indonesia, dengan lebih efisien dan efektif.”

Ricky juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk dapat mempertahankan standar kualitas kendaraan Mazda yang dirakit secara lokal. Dipastikan kualitasnya sama persis dengan kendaraan yang dirakit di Jepang.

Untuk pembangunan ini, EMI menggelontorkan kurang lebih Rp 400 milyar yang mencakup semua persiapan proyek. Hal ini juga dikatakan menegaskan komitmen EMI untuk menjadi perpanjangan tangan Mazda di Indonesia. Terutama dalam upaya PT EMI untuk menjadi pemain kunci dalam menggerakkan pertumbuhan industri otomotif dan perekonomian di Indonesia.

Tidak ketinggalan, tentunya dengan adanya pabrik tersebut akan membuka lapangan kerja baru. “Dalam merencanakan pembangunan Pusat Perakitan Mazda di Indonesia, kami memprioritaskan kontribusi kami pada pemberdayaan masyarakat lokal,” tambah Ricky Thio. “Terutama mereka yang berada di wilayah Jawa Barat. Dengan demikian, kami berkomitmen untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat, untuk membantu masyarakat berkembang.”

Lalu, apa produk pertamanya? Mazda mengatakan crossover compact jadi produk perdana yang akan keluar dari pabrik ini. Sayang sekali, kami tidak bisa menyebutkan apa mobilnya. Yang jelas, kami sendiri juga terkejut saat disebutkan. 

Mazda CX-60 Magelang

Membuktikan Jinba-Ittai Mazda CX-60 Di Kaki Gunung Merbabu

Menurut Mazda, dan kami yakin Anda juga setuju, keseimbangan yang tepat antara keterlibatan pengemudi, kenyamanan, kinerja dinamis dan efisiensi adalah hal penting. Hal-hal tersebut adalah elemen yang membentuk filosofi  Jinba-Ittai yang sempurna. Dan filosofi ini, dikatakan sangat kental melekat di Mazda CX-60. “All-New Mazda CX-60 bukan hanya tentang kinerja, namun juga tentang memberikan kepuasan berkendara yang sesungguhnya dan ketenangan pikiran,” ujar Ricky Thio, Managing Director Eurokars Motor Indonesia (EMI). Kami ada di Semarang 16 hingga 18 Oktober untuk membuktikan hal tersebut.

Untuk informasi, Jinba Ittai, kalau diterjemahkan secara harfiah, adalah penunggang yang menjadi satu kesatuan dengan kudanya, saat bergerak. Mazda menggunakan filosofi ini, untuk menggambarkan hubungan yang intuitif antara pengemudi dan mobilnya.  

Kemarin, CX-60 digeber di jalan bebas hambatan untuk mengetahui, sejauh mana performa SUV terbaru Mazda ini. Hari ini (17/10) kami disediakan rute Semarang-Magelang-Boyolali-Semarang untuk mengeksplorasi, apakah Jinba Ittai tadi memang kental terasa di mobil ini. Dan sepertinya kami harus bilang iya.

Mazda CX-60 Soul Red

Alasannya, sederhana. Kami adalah penyuka mobil yang meyakinkan, mudah dipahami baik secara teknis, pengendaraan maupun pengendalian. Meskipun kenyamanan agak terganggu dengan suspensi belakang yang keras, terutama di jalan bebas hambatan. Namun hal tersebut ditutupi oleh kursi lega, interior berkualitas dan fitur kenyamanan maupun keamanan yang mumpuni.

Kuda Yang Patuh

Dari sejak duduk, keterlibatan pengemudi dengan CX-60 ‘diikat’ dengan Driver Personalization System. Masukan tinggi badan, maka kursi, setir hingga spion luar akan menyesuaikan. Bagi kami yang tingginay 165 cm, duduknya terlalu tegak. Tapi ini adalah posisi duduk yang disuarakan saat kami menjalani safety driving course. Kalau Anda tidak suka, tinggal atur ulang dan masukan ke dalam memori pengturan kursi.

Saat mobil bergerak melalui jalanan kelas B (jalan atar kota non-tol) yang padat dan berliku, karakter asli CX-60 mulai terlihat jelas. Kedinamisannya tiba-tiba menonjol. Kemudi terasa berbobot dan patuh. Input dari pengemudi diterjemahkan menjadi pergerakan roda depan yang instan. Suspensi belakang yang sporty tadi, membuat kami percaya diri melibas berbagai bentuk tikungan yang tajam.

Karakter kemudi yang netral, memudahkan untuk banting setir, mengingat jarak antar belokan yang berdekatan, khas jalan antar kota. Gerak empat roda (AWD) membuat mobil jadi penurut saat gas diinjak seenaknya menjelang keluar dari tikungan. Yang protes paling ban atau penumpang Anda. Traction control bekerja instan untuk menterjemahkan, ke roda mana torsi harus dikirim. Secara keseluruhan, untuk bagian ini, kami sangat puas.

Mesin & Transmisi Kekinian

Mazda CX-60 menggunakan mesin SKYACTIV terbaru. Kalau Anda mengikuti perkembangan Mazda, penggerak enam silinder dengan kapasitas 3,3 liter turbo, baru ada saat platform Large Product dikeluarkan. Kelahiran mesin ini melengkapi filosofi Jinba Ittai yang dinamis sejak putaran rendah.

CX-60 test drive

Di rute antar kota tanpa tol, performanya kami tuntut maksimal karena pergerakan menyusul kendaraan yang lebih lambat membutuhkan hal tersebut. Dan itulah yang dihantarkan oleh bongkahan besi di balik kap mesin. Torsi 450 Nm mulai muncul sejak 2.000 rpm dan ini membantu melewati medan yang menantang.

Lontaran tenaga 280 hp dan torsi badak tersebut diterjemahkan dengan baik oleh transmisi 8-speed. Gearbox ini unik karena didesain untuk berfungsi tanpa torque converter. Benda ini juga barang baru, karena transmisi SKYACTIV sebelumnya, masih menggunakan torque converter yang digabung dengan multi-plate clutch. Penjelasannya akan kami coba bahas di lain waktu.

Penyaluran ke keempat roda dilakukan dengan halus, tanpa mengurangi sensasi daya sentrifugal untuk penumpangnya. Rasa percaya diri kemudian dengan cepat tumbuh dan kami merasa sudah kenal lama dengan CX-60 ini. Meski kadang saat momen tanggung, ada saja gejala ‘grogi’. Transmisi bingung mau pindah ke atas atau ke bawah. Tapi itu jarang terjadi.

Kesimpulan

Anda boleh panggil kami old fashioned, old school, angkatan tua atau apapun itu. Tapi di era semakin canggihnya sebuah mobil. kehadiran kendaraan yang masih memikirkan kepuasan berkendara ala mobil ‘analog’ tapi diimbuhi dukungan teknologi terkini bisa memuaskan kerinduan kami.

Mazda CX-60 pasti punya cela. Tapi apa yang disuguhkannya, mulai dari platform gerak roda belakang yang diimbuhi AWD, mesin longitudinal 6-silinder plus turbo serta handling yang mumpuni, sukses membuai kami selama pengujian. Dulu, mobil yang menggunakan layout seperti ini kerap disematkan status mobil ‘over engineered’ Atau dirancang secara berlebihan. Namun mobil-mobil itu sukses punya tempmat di hati penggunannya. BMW, Mercedes-Benz hingga Volvo lama contohnya.

Apakah Mazda CX-60 juga akan punya tempat seperti itu? Hanya waktu yang bisa jawab. Tapi di hati kami, tempatnya sudah ada. Andaikan punya budget Rp 1,190 milyar, mobil ini masuk daftar pertimbangan kami. Pertimbangan yang serius.

MAzda CX-60 Drive

Mazda CX-60, Berkenalan Dengan Mobil Anti-mainstream Modern

Eurokars Motor Indonesia (EMI) mengajak kami berjalan-jalan menguji produk terbaru mereka hari ini (16-18 Oktober 2023), Mazda CX-60. Tujuannya, apalagi kalau bukan membuktikan keunggulan SUV baru ini. Rute Jakarta-Semarang-Magelang-Semarang pun dipilih untuk kepentingan tersebut.

Seperti yang pernah kami ulas, Mazda percaya diri dengan mobil ini. Kami juga penasaran karena apa yang dibawa oleh CX-60 ini unik. Saat pabrikan lain berlomba membuat mobil compact dengan mesin seminimalis mungkin, berpenggerak roda depan, pabrikan Hiroshima, Jepang ini terbalik. Mereka membuat mobil besar, mesin enam silinder turbo 3,3 liter (plus mild hybrid). Berdiri di atas Large Platform, yang didesain untuk mobil penggerak roda belakang. Yang memungkinkan pemasangan sistem All Wheel Drive.

Jalur sepanjang 490 km kami tempuh hari ini, yang mayoritas jalan tol, jadi lahan untuk kami mencoba kekuatan mesin SKYACTIV-G terbaru berkapasitas 3,3 liter dengan enam ruang bakar. Turbocharger, mild hybrid 48 volt dan transmisi 8-speed melakukan orkestrasi yang memuaskan kami dalam mendapatkan kecepatan. Tenaga yang disalurkan ke ban mencapai 280 hp.

Pembuktian Awal

Mazda CX-60 ready to go

Jujur, kami merindukan mesin besar yang rasanya sudah cukup lama hilang dari sebuah mobil. Mazda CX-60 mengingatkan kembali bagaimana rasanya sebuah mesin enam silinder dengan kompresi tinggi bisa memuaskan adrenalin kapanpun, dimanapun. Kecepatan tinggi yang kurang pantas kami sebutkan dengan mudah diraih. Sulit rasanya mengingat kapan terakhir kali mengendari mobil yang energik seperti ini.

Masalahnya, untuk mengimbangi lontaran tenaga, chassis, utamanya bagian kaki, dibuat kaku. Akibatnya, mobil terasa keras terutama untuk bagian belakang. Jalan tol Trans Jawa yang terkenal ‘bumpy’ menegaskan hal itu. Meskipun sebetulnya masih dalam batas toleransi. Dari hal ini, kami simpulkan kalau CX-60, bisa Anda gunakan untuk kepentingan keluarga. Tapi kami lebih menyarankan mobil ini dikendalikan sendiri oleh Anda.

Masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan karena perjalanan masih panjang. Selasa (17/10) besok, kami akan bawa mobil ini menuju Magelang, tanpa melewati tol. Jalanan berliku harusnya bisa jadi pembuktian soal stabilitas Mazda CX-60 dengan kakinya yang kokoh itu. Plus mencoba sebaik apa kinerjanya di jalanan padat.  Tunggu laporan kami selanjutnya.