Menguak Nissan X-Trail Generasi Empat

Nissan X-Trail menjadi salah satu kendaraan SUV yang banyak dipilih oleh konsumen global.

Salah satu bukti semangat Nissan untuk terus menggalakkan produk elektrifikasinya ialah dengan meluncurkan X-Trail generasi keempat. Nissan X-Trail telah terjual di pasar global dengan jumlah nyaris sebanyak tujuh juta unit yang terdiri dari beberapa generasi, termasuk di Indonesia juga. Sehingga membuatnya menjadi salah satu kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV) yang banyak dipilih oleh konsumen di dunia.

Pada generasi terbaru ini, Nissan meneruskan DNA dari tiga generasi sebelumnya, yakni desain yang kami anggap (agak) berotot, fungsional, dan memiliki kapabilitas layaknya sebuah SUV. Mobil ini tersedia dalam pilihan lima tempat duduk (5-seater) atau tujuh tempat duduk (7-seater). Dengan penerapan platform Alliance CMF-C yang memperlihatkan teknologi dan inovasi modern, maka pengguna bakal merasakan performa dinamis serta keunggulan teknologi elektrifikasi.

Baik eksterior maupun interiornya, mobil ini terlihat siap diajak berpetualang. Mulai dari tampilan depan, seperti biasa, ada grille berbentuk V-motion yang disertai dengan desain lampu depan model baru yang bertumpuk, benar-benar berbeda dengan desain lampu depan ketiga generasi sebelumnya. Lekuk fender depan dan belakang yang berotot berpadu dengan kontur pintu.

Sedangkan desain pilar C menyerupai bentuk sirip ikan lumba-lumba yang menyatu dengan lampu belakang model wrap-around. Panel melengkung berwarna silver di bawah bumper belakang memperlihatkan karakter SUV. Konsumen dapat memilih 10 warna yang tersedia, ditambah lagi ada 5 pilihan warna kombinasi two-tone.

Ada pilihan model yang dilengkapi sistem e-POWER, dengan menawarkan rasa berkendara seperti kendaraan listrik namun tanpa perlu mengisi ulang daya baterainya. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Jepang, pada Nissan Note di tahun 2017. Sistem e-POWER menggabungkan motor listrik 150 kW, powertrain, dan baterai berkemampuan besar dengan mesin bensin turbocharger dengan rasio kompresi variabel, generator, serta inverter. Hasilnya, akselerasi yang instan dan linear.

Tersedia pula versi mild hybrid ICE yang mengusung mesin turbocharger 1.5 liter dengan transmisi Xtronic CVT. Versi ini hanya menggunakan sistem penggerak roda depan saja, namun memberikan rasa berkendara yang halus. Teknologi mild hybrid 12V memungkinkan adanya torsi tambahan saat berakselerasi, proses starter yang cepat, dan momen idle stop yang lebih lama, untuk menekan emisi gas buang serta memberikan efisiensi bahan bakar yang optimal.

Respons torsi mencekam

Kami tertarik dengan sistem penggerak empat roda yang dinamakan e-4ORCE, sehingga memberikan traksi yang meyakinkan dan akselerasi gesit di setiap kondisi jalan. Sistem e-4ORCE terdiri atas motor listrik 157 kW di bagian depan dan 94 kW di bagian belakang. Sistem ini diklaim mampu menghasilkan respons torsi 10 ribu kali lebih cepat dibandingkan dengan sistem penggerak empat roda (4WD) model mekanis.

Kabinnya menyuguhkan atmosfer yang nyaman namun tetap memiliki kepraktisan dan fungsional saat digunakan oleh pemiliknya. Nissan memperhatikan letak ergonomis pada tuas maupun tombol, sehingga mudah digapai oleh pengemudi. Ambient light berwarna putih yang kalem dan menerangi kabin, membuat interiornya menjadi terkesan mewah. Jika ada penumpang yang ingin duduk di jok baris ketiga, maka akses masuk dan keluar haru mudah. Oleh karenanya, engsel pintu sengaja didesain ulang, sehingga sudut pintu belakang mampu dibuka nyaris 90 derajat.

Panjang lebar kami menyampaikan apa yang dimiliki oleh mobil ini, namun sepertinya masih banyak yang bisa dibeberkan. Anda pasti bertanya-tanya kapan SUV ini masuk ke Tanah Air, ya kan? Hmmm, tidak secepat itu… Karena belum lama diperkenalkan di Jepang dan Eropa, jadi untuk Indonesia mungkin nanti dulu, masih ada hari esok…

Datsun 240Z Pernah Jadi Ujung Tombak Nissan

Amerika banyak diangap sebagai pasar otomotif yang potensial. Di tahun 1960an, Nissan adalah perusahaan kecil yang memiliki visi besar akan kesuksesan dalam dunia otomotif. Pada era tersebut, mobil sport sedang menjadi tren, sehingga setiap produsen mobil pun akhirnya saling berkompetisi untuk menciptakan mobil yang dapat memenuhi selera konsumen.

Yutaka Katayama, President of Nissan USA saat itu, menyadari akan pentingnya sebuah produk berupa mobil sport dengan harga yang terjangkau. Nissan sudah meraih sukses lewat Fairlady Roadster yang terbukti dapat bersaing dengan mobil roadster asal Inggris dan Italia. Maka selanjutnya ialah menciptakan mobil sport yang inovatif, kencang, dan relatif terjangkau, karena harus dapat berbagi komponen dengan produk Nissan lainnya.

Prototipe tersebut mulai dikerjakan pada tahun 1966, dengan model tanah liat sebagai mockup. Proyek ini didesain oleh tim yang dipimpin Yoshihiko Matsuo, pimpinan dari Nissan Sports Car Styling Studio. Produksi Nissan Z dimulai pada bulan Oktober 1969, dengan 2 macam versi: satu untuk pasar Jepang dan yang lain untuk pasar Amerika.

Fairlady Z ini menggunakan mesin 6 silinder L20A 2,0 liter 130 hp dan transmisi manual 5-speed. Sedangkan 240Z punya mesin 6 silinder L24 2,4 liter bertenaga 151 hp dan transmisi manual 4-speed. Dan model Z yang paling spesial ialah Z432 memiliki mesin 6 silinder berperforma tinggi S20 DOHC 2,0 liter kepunyaan Nissan Skyline GT-R.

Di Jepang, mobil ini selalu dikenal dengan nama Fairlady agar mengingatkan akan mobil sport Nissan mobil sport Nissan pendahulunya. Yutaka Katayama berusaha keras agar mobil yang dikirim untuk pasar ekspor harus memiliki emblem DATSUN. Awal 1970, 240Z memiliki emblem 240 di pilar B. Terdapat lubang udara dibawah kaca pada pintu bagasinya. Sedangkan di pertengahan tahun 1971, emblem pada pilar B tersebut diganti dengan huruf Z dan tidak ada lagi lubang udara di pintu bagasi.

Baca Juga: Citroen SM GT Paling Ideal

Nissan seri Z ini adalah salah satu mobil sport dengan penjualan terbaik sepanjang masa, dengan sekitar 1.685.000 unit yang berhasil terjual dalam lima generasi. 240Z juga berhasil mengangkat citra mobil Jepang yang ternyata tidak hanya mampu membuat mobil berukuran kecil saja, juga memberikan inspirasi bagi modifikator.