Hyundai N Vision 74

5 Merek Mobil Yang Tiba-tiba Berubah Citra

Merek mobil memang beragam. Beberapa konsisten dengan nama baik berkat produk yang bisa diandalkan. Contohnya Toyota atau Honda. Tapi ada juga yang kepayahan lalu punya produk bagus yang mengubah namanya menjadi lebih bersinar.

Yang apes juga ada. Dari yang dipandang hebat lalu jadi tidak begitu lagi. Di bawah ini adalah merek mobil dengan produknya mengubah pencitraan mereka. Ada yang jadi lebih baik, ada juga yang mengundang pertanyaan, “Kenapa jadi begini, ya?”

Kia

Kia EV6

Dulu, Kia dikenal sebagai pembuat mobil keluarga yang kadang bisa diandalkan, kadang merepotkan. Kami punya pengalaman dengan Kia Rio yang, untungnya, bisa dibilang memuaskan. Produk dan layanan aftersales mereka cukup baik. Meski kualitasnya tidak bagus-bagus amat.

Di pasar global, nama Kia bersinar terang setelah Kia Stinger muncul tahun 2018. Tidak ada yang menyangka kalau sedan ini bisa menempel BMW 5-Series dan Mercedes-Benz E-Class. Di Indonesia, kami suka Kia Seltos yang lengkap fiturnya dan performa yang bisa dibilang baik. Harganya masuk akal pula.

Di era elektrifikasi, Kia EV6 mencengangkan dengan desain dan kemampuan yang hebat. EV6 GT diklaim bisa akselerasai 0-100 hanya dalam 3,8 detik. 

Hyundai

Hyundai N Vision

 

Mungkin karena satu grup usaha dengan Kia, visi dan misinya berbarengan. Hyundai yang pertama masuk ke Indonesia dengan nama Bimantara, sulit untuk menarik perhatian konsumen. Namun saat Hyundai Tucson dengan mesin turbo diesel bertorsi hampir 500 Nm hadir, ceritanya jadi beda.

Kini, mempertahankan kualitas dan performa, merek mobil Hyundai menjelma jadi salah satu raksasa otomotif dunia. Lini produk lengkap. Mobil keluarga ada, mobil mewah pesaing Lexus diwakili oleh deretan Genesis. Mobil kencang pesaing Mercedes-AMG dan BMW M pun ada, disediakan oleh Hyundai N.

Hyundai Ioniq 5 juga tidak sembarangan. Meski kerap didera isu miring di Indonesia, tapi mobil listrik ini laris dimanapun. Apalagi fiturnya tidak disangka-sangka. 

Volvo

Volvo V60 T8 Polestar

Volvo sejak awal dipandang sebagai merek mobil keluarga yang aman, bisa diandalkan dan biasa saja. Kata terakhir itu yang bikin pabrikan Swedia ini pasarnya tidak berkembang. MEski punya penggemar fanatik. Upaya mengubah citra pun ditempuh. Volvo XC90 lahir di awal 2000-an sebagai ‘SUV yang menolak untuk terguling’. Berhasil di pasaran. Tapi lalu tidak ada perubahan berarti.

Hingga Geely ambil alih merek ini pada 2010 lalu. Perubahan arah desain menghasilkan mobil yang modern. Biarpun statusnya mobil keluarga, tapi tidak lagi membosankan. Para engineer di pabrik seperti dilepas tanpa kendali karena mobil yang mereka hasilkan semuanya punya performa hebat.

Contohnya Volvo V60 T8 Polestar di atas. Station wagon itu bisa sprint 0-100 km/jam dalam tempo 4,4 detik! Dan bentuknya sangat menggugah selera.

Mitsubishi

MItsubishi Pajero Sport

Ini merek mobil Jepang yang belakangan ini sangat hati-hati dalam mengeluarkan produk. Dulu, jajarannya lengkap dan menyenangkan. Ingat Mitsubishi Lancer GTI (CB5) yang kencang dan mesinnya biarpun sedang tidak sehat tapi masih bisa lari 140 km/jam? Itu kami alami sendiri. Ada juga Pajero yang juara reli Dakar beberapa kali. Atau yang paling signifikan, keluarga Lancer Evolution yang hebat.

Sekarang, atas nama efisiensi dan saran dari para akuntan, hilang mobil-mobil seperti itu. Hadir Mitsubishi Pajero Sport yang kencang dengan turbodiesel dan kuat, tapi kenyamanannya tidak bisa dibilang terbaik. Atau Mitsubishi Xpander dengan desainnya yang radikal (dulu) dan kenyamanan diatas rivalnya. Akhirnya jadi patokan pabrikan lain untuk bisa mengalahkan. Tapi ya sudah, Xpander dan Pajero Sport seolah hanya jadi alat transportasi saja, tanpa ada sesuatu yang benar-benar menggugah.

Satu-satunya yang bisa dibilang menyenangkan dari pabrikan tiga berlian ini mungkin Mitsubishi Triton dengan kemampuan angkut dan jelajah segala medannya. Itu pun bukan karena mobilnya enak dilihat, tapi memang peruntukan dan performanya pas. Kami merindukan produk Mitsubishi yang benar-benar hebat.

BMW

BMW XM

Saat BMW mengeluarkan Seri-7 E65 dengan desain yang radikal, hampir semua penggemar BMW bertanya-tanya, kenapa bentuknya seperti itu. Kami saat itu mulai merasakan kalau BMW akan berubah total dari pakem desain sebelumnya. Dan memang benar. Makin ke sini makin sulit untuk memahami desain produknya.

Dulu, bentuk BMW terbukti timeless. Lihat saja E30, E36 dan E46 di keluarga Seri-3. Atau E28, E36 dan E39 untuk Seri-5. Tapi sekarang berbeda. Atas nama modernisasi.

Seolah, para desainer di pabrikan Jerman itu dicekoki pakem ‘segalanya harus lebih besar’. Sementara engineer diperintahkan ‘kecilkan semuanya’. Tapi jangan salah, BMW modern masih tetap dikatakan sebagai mobil yang fokus kepada pengendaranya dengan performa dan pengendalian yang jempolan. Sayang, kurang fokus kepada yang melihatnya.

Mobil bermesin BMW

5 Mobil Yang Ternyata Pakai Mesin BMW

Iya, BMW bukan cuma bikin mobil. Mereka juga terkadang ‘berbaik hati’ menyediakan mesin untuk pabrikan lain. Dan terpasang bukan di mobil sembarangan. Di bawah ini mobil-mobil yang ternyata menggunakan jasa BMW untuk melaju di jalanan. Baik aspal ataupun off road.

McLaren F1

Tahun 1994 saat McLaren mendesain sendiri mobilnya, dengan bantuan desainer Gordon Murray, mereka tidak punya mesin yang pas. Diliriklah BMW. Gayung bersambut, pabrikan Jerman ini menyediakan penggerak V12 6,1 liter. Sukses besar karena performanya juara. Tenaga 618 hp mendorong mobil ini untuk berakselerasi 0-100 km/jam dalam waktu tiga detik saja.

Mesin ini tercatat sebagai penggerak paling cepat tanpa bantuan turbo. McLaren F1 sendiri didaulat sebagai mobil paling kencang di dunia selama satu dekade. Sekarang, mungking banyak yang lebih kencang. Tapi tanpa McLaren F1 dan BMW V12, dunia otomotif sekarang pasti berbeda.

Land Rover Defender 2.8i

Ini mobil langka. Di Indonesia Land Rover Defender biasanya bermesin turbodiesel yang sangat bisa diandalkan. Defender 2.8i dibuat antara 1997 hingga 2001 dan kebanyakan untuk pasar Afrika Selatan. Mesin BMW M52 2,8 liter terpasang di moncongnya. Jantung mekanis yang sama bisa Anda temukan di BMW 528i E39.

Tersedia dalam bentuk Defender 90 dan 110, tenaga yang dihasilkan 192 hp dengan torsi puncak 280 Nm. Dipadukan dengan gerak 4×4, kami hanya bisa membayangkan rasanya seperti apa. Kenapa bisa ada mesin BMW di mobil Inggris ini? Jawabannya adalah, karena BMW di masa itu memegang saham Land Rover. Ya mudah saja kalau sudah begitu. Dan engineer di balik ‘kawin silang’ ini adalah Frank Isenberg. Anda mungkin tahu pak Frank sebagai pimpinan proyek BMW M2.

Bertone Freeclimber

Bentuknya familiar, kan? Ini adalah mobil yang komplit. Dibuat oleh pabrikan Jepang, didesain orang Italia dan mesinnya bikinan Jerman. Kurang apa lagi? Aslinya ini Daihatsu Rocky yang didesain ulang oleh perancang mobil Bertone, menggunakan mesin BMW. Pilihan mesinnya ada tiga: 2,0 dan 2,7 liter bensin. Tersedia juga versi 2,4 liter turbodiesel yang hanya dijual di Perancis.

Freeclimber hadir dari 1989 hingga 1992 dalam dua generasi. Dan lumayan laris. Tercatat lebih dari 2.500 unit terjual selama tiga tahun tersebut.Konon, mobil ini yang membuat BMW berpikir untuk terjun ke ranah SUV dengan X5.

Range Rover P38A

Lagi-lagi saat BMW masih memegang Land Rover. Range Rover P38A di Indonesia memang cukup populer sebagai mobil yang nyaman, mewah sekaligus punya mesin bensin V8 yang kurang bisa diandalkan. Mungkin ceritanya beda kalau masuk juga versi dieselnya.

Mesin turbodiesel ini yang dibuat oleh BMW. Tepatnya BMW M51 berkapasitas 2,5 liter dengan konfigurasi enam silinder segaris. Daya yang dihasilkan 136 hp dengan torsi 270 Nm.

Rolls Royce Phantom

Merek Rolls Royce mungkin bukan yang paling sukses. Itu sebelum BMW mengambil hak asuh merek Inggris ini. Hasilnya, lahir Phantom yang fenomenal. Segala yang ada di mobil ini ada campur tangan BMW-nya.

Mesin V12 yang digunakan memiliki kapasitas 6,7 liter dengan daya 460 hp. Inilah mobil yang membuat Rolls Royce kembali melambung dan terus naik pamornya hingga sekarang.

Bonus: Toyota Supra

Ya, ini pasti Anda sudah tahu. Tapi kenapa harus pakai mesin BMW B58? Kalau Anda mengikuti sepak terjang Toyota Supra, mobil sport ini selalu pakai mesin enam silinder. Seolah jadi pakem yang harus diikuti.

Nah, Toyota tidak punya waktu untuk mengembangkan mesin enam silinder segaris baru, setelah JZ tidak lagi dibuat. Mereka perlu partner untuk proyek Supra yang kehadirannya didesak dan dinanti penyukanya. Ya sudah, BMW mereka dekati untuk kerjasama. Hasilnya, mesin memakai B58, tapi platform digarap bersama.

BMW melahirkan Z4 generasi baru, Toyota jadi Supra. Pusat perakitannya sekalian. Toyota Supra dan BMW Z4 dibuat di pabrik yang sama di pusat perakitan Magna Styer di Austria.

Mobil bermesin Yamaha

5 Mobil Yang Ternyata Mesinnya Yamaha

Yamaha bukan hanya dikenal sebagai pembuat motor atau alat musik. Mereka lebih besar dari itu. Salah satu kelebihan pabrikan berlogo garpu tala ini adalah engineering. Karena itu, mereka memanfaatkan kebisaan mereka seluas mungkin. Termasuk bikin mesin mobil. 

Bikin motor itu pasti. Mesin perahu, bisa. Pianonya juara, gitar jangan ditanya lagi kualitasnya. Mesin mobil? Hmm, tidak banyak yang tahu ada mesin Yamaha di mobil. Tapi mereka adalah pembuat mesin yang melekat pada mobil-mobil hebat. Terlepas dari seberapa laku mobil itu. Di bawah ini adalah lima mobil yang bermesin Yamaha. Salah satunya bahkan menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan.

Lexus LF-A

Untuk LF-A, Yamaha terjun langsung membuat mesin V10. Kodenya 1LR-GUE berkapasitas 4,8 liter. Tenaga 552 hp bisa dihasilkan dan mesin ini mampu berputar hingga 9.500 rpm.

Hampir semua penyuka mobil setuju, ini mesin berperforma tinggi dengan suara paling merdu. Itu ada alasannya. Yamaha menggandeng Yamaha Music khusus untuk melakukan tuning suara.

Ford Taurus SHO

Ford Taurus SHO adalah mobil yang menyelamatkan Ford dari kebangkrutan di akhir 1980-an. Saat semua mobil berdesain kotak, Taurus muncul dengan desain yang aerodinamis. Tapi yang paling penting ada di balik moncongnya.

Ada mesin Yamaha V6 3.0 liter bertenaga 220 hp. Lagi-lagi memiliki kemampuan untuk berputar tinggi hingga 7.300 rpm. Bahkan ada yang bilang 8.000 rpm juga bisa. Ini termasuk sebuah ‘anomali’ di era itu. Salah satu patokannya adalah, daya di atas melewati kemampuan mesin V8 yang terpasang pada Ford Mustang foxbody.

Bukan cuma itu, coba lihat bentuk mesinnya. Intake dengan panjang bervariasi, ditata rapi sehingga terlihat elegan. Orang Amerika suka mobil ini dan laku keras.

Volvo XC90 & S90

Ada cerita unik di mobil ini. Awalnya, SUV Volvo XC90 didesain untuk menampung mesin V6 dan lima silinder segaris. Makanya ruang mesinnya dibentuk supaya bisa muat jantung mekanis tersebut. Tapi mereka ternyata perlu varian yang lebih bertenaga dengan mesin lebih besar.

Solusinya, pabrikan Swedia ini mengontak Yamaha untuk dibuatkan penggerak V8 4,4 liter ukuran compact. Lahirlah B8444S, itu kode mesinnya. Merupakan V8 dengan kemiringan antar sisi silinder 60 derajat. Bukan 90 derajat seperti V8 lain.

Menariknya, B8444S ini adalah mesin pertama yang lolos regulasi emisi ULEV (Ultra Low Emission Vehicle) III di Amerika. Bertenaga, suara merdu dan emisi rendah. Kurang apa lagi? Akhirnya pembuat supercar, Noble juga menggunakan mesin ini.

Toyota Altezza RS200

Toyota dan Yamaha sudah lama bekerja sama. Salah satu produk mereka, selain mesin LF-A tadi adalah 3S-GE di Altezza. Sebetulnya generasi mesin 3S-GE bukan cuma di Altezza. Mesin ini sudah mucul sejak 1986 di Toyota Celica. Untuk Altezza RS200, agak spesial karena inilah mobil terakhir yang menggunakan 3S-GE.

Tepatnya 3S-GE generasi keempat dengan tutup klep warna hitam. Makanya disebut juga 3S-GE black top. Di dalamnya sudah dilengkapi dual VVT-I. Tenaganya 207 hp pada 7.000 rpm. Mesin ini juga dikenal sebagai mesin BEAMS (Breakthrough Engine with Advanced Mechanism System).

Toyota 2000 GT

TIdak lengkap kalau tidak bahas mobil ini. Latar belakangnya, 2000 GT adalah mobil yang didesain oleh Yamaha, untuk Nissan. Nissan perlu mobil baru untuk meneruskan generasi Fairlady yang laris. Namun Nissan mengundurkan diri dari proyek ini. Yamaha pun mencoba dekati pabrikan lain.

Toyota yang sedang perlu mobil untuk menggebrak pasar karena citra mereka sebagai pembuat mobil yang biasa saja, tertarik dengan mobil Yamaha ini. Pada akhirnya, desain Yamaha direvisi oleh desainer Toyota. Tapi hampir semua elemen 2000GT diproduksi oleh pabrikan garpu tala itu.

Mesinnya menggunakan Toyota 3M 2.0 liter enam silinder yang dipakai di Crown. Tapi Yamaha mengganti silinder head dengan konfigurasi DOHC. Tenaganya 150 hp. Lahir juga varian bermesin 2,3 liter. Tetap enam silinder.

Jalan selama tiga tahun, Toyota 2000GT tutup produksi pada 1970. Total yang dibuat 337 unit. Toyota pun berhasil memperbaiki citranya.