Ford Escape V6_1

Ford Escape V6, Solusi Tampil Beda Bagi Penyuka SUV Medium

Kebutuhan kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV) tidak pernah surut dari tahun ke tahun. Memiliki sebuah SUV memang punya kelebihan tersendiri, mulai dari sosoknya yang gagah, posisi mengemudi dengan visibilitas yang cukup oke, hingga ground clearance tinggi. Kali ini kami berkesempatan untuk mencoba sebuah SUV medium yang mulai jarang terlihat di jalan, yakni Ford Escape generasi pertama.

Ford Escape dikembangkan dan dirilis bersama dengan Mazda. Jika Escape adalah nama yang diberikan oleh Ford, maka Tribute merupakan nama yang dipakai oleh Mazda. Walaupun Escape dan Tribute memiliki basis monokok sama yang dibangun dari platform Ford CD2 (berdasarkan platform Mazda GF), tapi panel yang saling berbagai untuk kedua kendaraan itu hanya atap dan lantai.

Escape mulai dipasarkan oleh Ford untuk pasar global sejak tahun 2000, namun baru masuk ke Indonesia pada Oktober 2002 melalui PT. Ford Motor Indonesia. Ford Escape sempat menarik perhatian bagi pecinta SUV karena memiliki desain gagah dan tidak melupakan aspek kenyamanan. Untuk pasar tanah air, ada beberapa varian mesin bensin, yakni 4-silinder Zetec 2.0 liter (kemudian digantikan oleh Duratec 23 2.3 liter pada tahun 2004) dan V6 Duratec 30 3.0 liter.

Unit Ford Escape generasi pertama yang kami ulas ini ialah varian V6 bertransmisi otomatis 4-speed dan memiliki sistem penggerak empat roda. Meski sudah menganut desain yang tidak terlalu banyak sudut tajam, namun tetap saja ada beberapa ciri khas mobil Amerika tetap melekat. Sebut saja bentuk lampu depan dan belakang, dan tentunya tuas transmisi otomatis yang berada di kolom setir.

Khusus pada varian V6 ini, pemiliknya dimanjakan dengan kenyamanan kabin, karena material kulit melapisi seluruh jok dan lingkar setir. Tak ketinggalan, ada sunroof yang bertengger di bagian atap. Tampilan bodinya cukup macho dengan desain yang tidak terlalu bongsor. Ground clearance yang tidak terlalu tinggi, membuat Ford Escape mampu melaju di jalanan yang kurang mulus dan bergelombang, tanpa harus kompromi dengan kenyamanan.

Sistem penggerak empat roda ControlTrac II memang hanya tersedia di Indonesia melalui varian V6. Sistem ini memakai viscous coupling untuk menggantikan peran center differential pada kendaraan four-wheel drive. Pola kerja sistem ControlTrac II ialah membagi output mesin menuju keempat roda sesuai keadaan permukaan jalan.

Jika dalam keadaan normal, roda depan ‘kebagian’ porsi lebih banyak. Namun, ketika mulai menunjukkan gejala selip, maka viscous coupling mulai ‘membagi jatah’ torsi menuju ban belakang secara progresif. Sehingga keempat roda mendapat traksi yang ideal. Lebih lanjut, ada mechanical lock untuk sistem penggerak empat roda ini. Pengemudi dapat mengaktifkan fitur ini saat mobil dalam kondisi diam maupun ketika melaju hingga maksimal 90 km/jam.

Mesin V6 Duratec 30 memiliki tenaga mencapai 201 hp dan torsi puncaknya adalah 266 Nm. Mesin ini sebenarnya tidak ‘cengeng’, asalkan dirawat dengan baik. Namun ada beberapa hal pada bagian mesin V6 ini yang harus diperhatikan. Mulai dari rantai timing, gejala overheat, sektor pengapian, hingga konsumsi oli mesin. Karena usianya sudah lebih dari 10 tahun, maka bengkel spesialis Ford menjadi solusi yang tepat untuk merawat mobil ini.

Oli transmisi otomatis (atau ATF) juga harus diganti secara berkala, sebagai kunci utama keawetan usia transmisi Ford Escape V6. Sedangkan beberapa kendala yang biasanya ditemui pada sistem penggerak empat roda ialah di bagian sambungan as kopel menuju gardan serta as roda. Sedangkan untuk kaki-kaki, jarang ditemui masalah berarti.

Berbekal mesin 3.0 liter dengan kompresi 10:1, Ford Escape V6 dalam kondisi prima memiliki potensi untuk berakselerasi 0-100 km/jam dalam tempo 10 detik saja. Asyik juga kalau diajak buru-buru, apalagi keempat ‘kakinya’ berpijak di permukaan jalan. Kesimpulannya, Ford Escape V6 menjadi salah satu pilihan oke buat Anda yang ingin sebuah SUV medium dengan tampilan berbeda. Terlebih lagi memakai mesin 6 silinder dan berpenggerak empat roda. Siapa tahu Anda jadi senang ‘blusukan’…

Subaru Crosstrek Tak Lagi Jadi Sosok Misterius

Subaru Crosstrek memiliki postur yang kompak dengan desain yang sporty.

Setelah beberapa hari lalu kami dibuat penasaran dengan penggalan video yang memperlihatkan sosok produk Subaru misterius, maka kini sudah jelas semuanya. Sosok yang kini tidak misterius lagi tersebut ialah Subaru Crosstrek. Kenapa mirip dengan XV? Karena di sejumlah pasar global, Subaru XV juga dipasarkan dengan nama Crosstrek, jadi sebenarnya ya sama saja sih…

Beberapa waktu lalu, kami pun sempat meminjam unit Subaru XV model terbaru, namun tetap ada perbedaannya dengan mobil yang mungkin saja baru masuk ke Indonesia di tahun mendatang. Oke, kembali ke Crosstrek. Mobil ini memiliki postur yang kompak dengan desain yang sporty. Sistem symmetrical all wheel drive (AWD) khas Subaru tentu tidak boleh absen, sehingga Subaru Crosstrek ideal untuk digunakan di beragam medan yang ditempuh.

Nah, ini yang seperti kami duga sebelumnya, yaitu adanya Subaru Global Platform yang dioptimalkan. Langkah penyempurnaan tersebut memberikan stabilitas yang mantap, tanpa kompromi dengan kenyamanan bagi seluruh penumpangnya. Teknologi pada Subaru Global Platform yang melibatkan konstruksi internal secara menyeluruh, perekat struktur chassis, dan komponen suspensi yang kokoh, membuat rasa berkendara yang gesit.

Lebih lanjut, mobil ini memakai teknologi EyeSight generasi terkini, sehingga Crosstrek menjadi Subaru untuk pasar Jepang pertama yang menggunakan kamera mono wide-angle. Penggunaan kamera mono wide-angle memungkinkan untuk mengenali dan menangkap posisi sepeda motor maupun pejalan kaki, dengan sudut yang lebih luas dibandingkan dengan sepasang kamera, terutama ketika mobil sedang melaju di kecepatan rendah. Kamera ini juga membantu performa fitur EyeSight saat mobil dalam situasi pre-collision braking.

Pakai mesin e-BOXER

Subaru Crosstrek menggunakan mesin boxer empat silinder 2.0 liter yang digabungkan ke motor listrik. Sistem ini menawarkan tiga mode berkendara yang berbeda; Engine driving, EV driving dan Motor Assist driving. Pada kecepatan rendah, hanya motor listrik yang menggerakkan kendaraan, sedangkan pada kecepatan sedang motor listrik digabungkan dengan mesin. Pada kecepatan yang lebih tinggi, mesin saja yang memberi daya pada e-BOXER, sambil mengisi ulang baterai. Transmisinya ialah Lineartronic CVT yang telah teruji selama bertahun-tahun.

Crosstrek diklaim oleh Subaru dapat menjadi pilihan kendaraan yang cocok bagi konsumen dengan jiwa petualang. Karena mampu digunakan untuk perjalanan sehari-hari maupun ketika menjelajahi medan non-aspal. Tapi, kami rasa bukan medan off-road yang ekstrem ya… Karena sayang, Subaru Crosstrek memang terlalu keren untuk dipakai ugal-ugalan.