Pakai BBG, Efisien Mana dengan Pakai BBM?

Memilih menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) pada kendaraan, bisa menjadi salah satu solusi jika Anda ingin beralih dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena ada sejumlah aspek mengapa BBG lebih efisien dibandingkan BBM.

Walaupun pemerintah telah memastikan menjaga stabilitas perekonomian Indonesia, dengan tidak menaikkan harga BBM di saat harga minyak dunia yang meningkat. Namun, kondisi itu tidak bisa dipastikan akan bertahan berapa lama.

Anda bisa memilih alternatif lain jika tidak ingin bergantung pada pemakaian BBM. Oleh karenanya, BBG bisa menjadi salah satu pilihan yang dapat menjadi solusi.

Selain harga jualnya yang lebih murah dibandingkan BBM dengan oktan paling rendah saat ini (RON 90), Indonesia juga memiliki pasokan gas bumi yang tergolong melimpah.

Mengapa BBG perlu dipertimbangkan?

Kendaraan berbahan bakar gas adalah kendaraan yang menggunakan campuran gas alam dan propane sebagai bahan bakar utamanya. Bahan bakar gas ini kemudian diubah menjadi energi yang digunakan untuk menggerakkan mesin kendaraan.

Selain itu, kendaraan berbahan bakar gas juga dapat menggunakan campuran gas alam dan biogas. Tergantung pada ketersediaan dan preferensi pengguna kendaraan masing-masing.

Ada beberapa alasan mengapa BBG lebih tepat dipilih untuk kendaraan, yaitu:

Biaya lebih terjangkau

Salah satu alasan utama mengapa orang beralih ke berbahan bakar gas adalah efisiensinya yang lebih tinggi dibandingkan memakai bahan bakar minyak.

Dalam hal penghematan, kendaraan berbahan bakar gas menawarkan keunggulan yang signifikan. Dibandingkan dengan bahan bakar minyak, biaya penggunaan gas alam atau propane jauh lebih murah.

Dengan biaya bahan bakar yang lebih rendah, tentu Anda dapat menghemat uang dalam jangka panjang.

Rasio penggunaan dan jarak tempuh

Saat mempertimbangkan segi hematnya, penting untuk Anda membandingkan kendaraan berbahan bakar gas dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Meski harga gas alam dan propane bisa berfluktuasi, secara umum harga BBG jauh lebih stabil daripada BBM.

Selain itu, ada perbedaan dalam efisiensi konsumsi bahan bakar antara kendaraan berbahan bakar gas dan kendaraan berbahan minyak. Meski begitu, efisiensi dan perolehan jarak tempuh tetap tergantung dengan perilaku mengemudi Anda.

Mengurangi emisi gas buang

BBG dikenal lebih bersih dibandingkan BBM. Itu berarti, memakai BBG bisa membantu Anda mengurangi emisi yang merugikan lingkungan.

Pertamina Nyatakan Siap Hadapi Puncak Lebaran 2024

Jelang masa puncak mudik Lebaran 2024, Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI) memastikan seluruh sarana dan fasilitas (Sarfas) Pertamina, siap melayani masyarakat yang akan menuju kota tujuan masing-masing.

Untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi energi jelang liburan panjang Idul Fitri 1445 H, Pertamina telah menyiapkan Sarfas tambahan yang meliputi 1.792 SPBU Siaga 24 Jam, 5.027 Agen LPG Siaga 24 Jam, 200 Mobil Tangki Stand By, 61 Kiosk Pertamina Siaga, 54 Motorist, dan 281 Pertamina Delivery Service.

Sesuai dengan fokus Satgas RAFI 2024, periode 1 April hingga 21 April, Pertamina menyediakan layanan tambahan di wilayah jalur mudik, daerah wisata, daerah rawan banjir, dan daerah rawan bencana.

“Seluruh sarana dan fasilitas, mulai terminal, DPPU, dan SPBU, telah berjalan dan siap melayani jutaan pemudik Lebaran,” ujar Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero).

Pertamina juga melakukan antisipasi kendala suplai ke remote area akibat cuaca ekstrem, seperti di wilayah kepulauan melalui built up stock BBM sejak H-14 di SPBU dan stok LPG di Agen atau Pangkalan. Selain itu, telah disiagakan tambahan tangki atau modular pada SPBU existing di remote area atau kepulauan kecil.

“Kami juga mengintensifkan komunikasi dengan Pemerintah Daerah. Juga kerjasama dengan TNI-AL untuk angkutan BBM/LPG untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, serta layanan 24 jam Call Center 135,” tambahnya.

Selain itu, Fadjar menuturkan bahwa seluruh Subholding Pertamina yang tergabung dalam Satgas RAFI 2024 juga memastikan operasionalnya telah siap mendukung Perseroan dalam menyambut momen mudik dan arus balik Lebaran tahun ini.

BBM Pertalite Mau Diganti Pertamax Green 92, Sudah Siap?

Polemik antara emisi gas buang dengan kualitas bahan bakar seolah tidak pernah usai dibahas. Terlebih jika dikaitkan dengan dengan kondisi udara di kawasan Jakarta yang semakin memburuk, akibat polusi dari gas buang hasil pembakaran. Dalam hal ini emisi gas buang kendaraan pun terkena sorotan tajam dari banyak pihak. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun memberikan pernyataan terkait spesifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang boleh dikonsumsi kendaraan bermotor.

“Kendaraan yang diproduksi sejak Oktober 2018 tidak boleh menggunakan bensin dengan nilai oktan (Research Octane Number/RON) di bawah 91,” kata Sigit Reliantoro, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Sehingga kendaraan yang diproduksi sejak Oktober 2018 seharusnya tidak diperbolehkan mengisi BBM jenis Pertalite (RON 90).

Pertalite mau digantikan Pertamax Green 92

PT Pertamina (Persero) telah menetapkan standar dan mutu BBM yang ramah lingkungan, dengan merilis BBM RON 95 dicampur bahan nabati bioetanol 5 persen atau E5. Langkah selanjutnya ialah mengganti Pertalite menjadi Pertamax Green 92 pada 2024 mendatang.

Etanol yang digunakan Pertamax Green 95 tersebut merupakan hasil molases tebu dan menjadi bahan bakar nabati terbarukan. Sedangkan Pertamax Green 92 merupakan produk pengganti Pertalite yang dibuat dengan campuran 7 persen etanol.

Pertamax Green 92 ini dinilai memiliki kadar oktan yang memenuhi syarat ramah lingkungan. Itu berarti, produk ini bisa menekan emisi karbon dan menekan jumlah impor gasoline (bensin) dari luar negeri. Dengan begitu, produk ini diproyeksikan dapat menjadi solusi pemakaian bahan bakar yang ramah lingkungan. Pertamina rencananya merilis Pertamax Green 92 pada 2024, sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dengan nilai oktan bensin minimal 91.

Kandungan nabati bioetanol bisa tekan emisi gas buang

Saat ini, Pertamina tengah melakukan kajian untuk meningkatkan kadar oktan bensin Pertalite (RON 90) menjadi RON 92 atau setara Pertamax. Dengan mencampur bensin Pertalite dengan etanol 7 persen (E7), sehingga dapat menjadi Pertamax Green 92. Diharapkan kandungan nabati di dalamnya dapat membuat produk bahan bakar ini menjadi lebih ramah lingkungan.

Tantangan berikutnya ialah ketersediaan etanol di dalam negeri. Hal ini harus turut diperhatikan, sebab produksi etanol di dalam negeri saat ini masih cukup terbatas. Sebagai catatan, saat ini baru ada satu perusahaan penghasil bioetanol di Indonesia, dengan total produksi sebesar 160 ribu kiloliter per tahun.

Namun dari jumlah tersebut, sekitar 115 ribu kiloliter dikonsumsi sendiri dan sisanya 45 ribu kiloliter baru dapat digunakan untuk produksi etanol. Sedangkan untuk penggunaan sebagai campuran bahan bakar, tentu diperlukan jumlah yang jauh lebih banyak. Jadi menurut Anda, siapkah negara ini menghapus Pertalite?

SPBU Pertamina

Lagi-lagi, Harga BBM Nonsubsidi Kembali Naik

Pertamina kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) per 1 Agustus 2023 ini. Mengutip pengumuman resmi dari pihak Pertamina, ada tiga jenis BBM nonsubsidi yang harganya kembali mengalami kenaikan, yaitu Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Penyesuaian harga tersebut dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Harga Pertamax Turbo melanjutkan tren kenaikan di bulan sebelumnya.

Untuk wilayah Jabodetabek, BBM jenis bensin dengan nilai oktan 98 (RON 98) tersebut dipatok seharga Rp 14.400 per liter pada Agustus 2023, naik Rp 400 dari bulan sebelumnya yang dibanderol di harga Rp 14.000 per liter.

Sedangkan pada BBM jenis diesel, harga Dexlite naik Rp 800 menjadi Rp 13.950 per liter per Agustus 2023 ini. Sebab pada Juli 2023, Dexlite berada di harga Rp13.150 per liter. Untuk Pertamina Dex, kini harganya Rp 14.350 per liter atau naik Rp 800, dibandingkan bulan sebelumnya angka Rp 13.550 per liter.

Selanjutnya, harga Pertamax (RON 92) tidak mengalami perubahan sejak 1 Juni 2023 dan tetap seharga Rp 12.400 per liter. Hal serupa terjadi pada BBM jenis Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi yang tidak mengalami perubahan.

Berikut ialah daftar lengkap harga BBM di SPBU Pertamina per 1 Agustus 2023:

Solar subsidi:                   Rp 6.800 per liter

Pertalite:                           Rp 10.000 per liter

Pertamax:                         Rp 12.400 per liter

Pertamax Turbo:             Rp 14.400 per liter (dari sebelumnya Rp 14.000 per liter)

Dexlite:                              Rp 13.950 per liter (dari sebelumnya Rp 13.150 per liter)

Pertamina Dex:                Rp 14.350 per liter (dari sebelumnya Rp 13.550 per liter)

Bioetanol Bisa Pakai Bahan Dasar Singkong

Indonesia merupakan negeri yang memiliki sumber daya alam melimpah. Salah satu sumber daya alam tersebut ialah minyak bumi, yang selanjutnya dapat diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM), di antaranya termasuk bensin. Namun, dengan harga minyak bumi yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, tentu terus mempengaruhi harga bahan bakar minyak, tak terkecuali di Indonesia. Sejumlah penelitian pun dilakukan untuk mencari bahan bakar alternatif, di antaranya ialah bioetanol.

Etanol mampu menggantikan timbal

Etanol sendiri merupakan bahan bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin. Dengan pencampuran etanol dengan bensin, maka dapat mengoksigenasi campuran bahan bakar, sehingga dapat terbakar lebih sempurna dan mengurangi emisi gas buang. Sebab etanol memiliki fisik berupa cairan bening tak berwarna dan mampu terurai secara biologis. Etanol yang terbakar akan menghasilkan karbondioksida (CO2) serta air.

Singkong jadi bahan bakar

Etanol dapat dibuat dari material alami atau menggunakan bahan dasar tumbuh-tumbuhan, yang dalam pembuatannya memanfaatkan mikroorganisme melalui proses fermentasi. Hasilnya ialah bioetanol. Keunggulan bioetanol adalah meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi zat yang dihasilkan seperti Hidrokarbon dan Karbon Monoksida (CO). Salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat bioetanol adalah singkong. Ya, singkong…

Bioetanol dapat digunakan dalam bentuk murni atau sebagai campuran untuk bahan bakar bensin maupun hidrogen. Interaksi bioetanol dengan hidrogen bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi sel bahan bakar ataupun dalam mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) konvensional.

Singkong yang juga disebut sebagai ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman yang sangat populer di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Singkong sendiri memiliki peran penting dalam aspek ekonomi dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain. Selain itu, kandungan pati dalam singkong yang tinggi sekitar 25-30 persen sangat cocok untuk pembuatan energi alternatif.

Dengan demikian, singkong adalah jenis umbi-umbian daerah tropis yang berpotensi menjadi sumber energi paling murah sedunia, sebagai bahan baku utama pembuatan bioetanol. Penggunaan bioetanol berbahan singkong sebagai bahan bakar akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional dan lingkungan. Sebab subsidi BBM akan berkurang secara signifikan sehingga bisa dialokasikan ke sektor lain. Lebih lanjut, penggunaan bioetanol bisa mereduksi polusi udara, terutama di kota-kota besar.

BBM

BBM Oktan 90 dan 92 Boleh Dicampur?

Sepertinya masih banyak pemilik mobil di Indonesia yang mencampur pemakaian bahan bakar minyak (BBM) oktan 90 dan 92. Lalu, apakah kedua jenis BBM tersebut boleh dicampur? Dan apakah akan menimbulkan dampak tertentu pada mesin?

Ada berbagai alasan mengapa pemilik kendaraan mencampur bahan bakar beroktan 90 dengan bahan bakar beroktan 92. Misalnya, ada yang ingin agar tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli BBM, atau ada juga yang mencampur BBM oktan 90 dan BBM oktan 92 guna mendapat bahan bakar lebih baik, sehingga performa lebih terjaga.

Padahal, agar performa mesin kendaraan tetap terjaga, tidak boleh mencampur pemakaian BBM dengan oktan berbeda. Pasalnya, mencampur bahan bakar dengan oktan berbeda justru menyebabkan konsumsi bahan bakar jadi lebih boros karena pencampuran BBM membuat kualitasnya jadi turun.

Mengurangi Kinerja Mesin

Setiap pemilik kendaraan tidak disarankan untuk mencampur jenis BBM, karena keduanya memiliki kandungan oktan atau RON berbeda. Mencampur kedua jenis bahan bakar ini justru dapat mengurangi kinerja mesin dan menghasilkan emisi lebih tinggi. Seperti diketahui, oktan merupakan ukuran resistensi bahan bakar terhadap detak mesin yang berlebihan atau knocking. Semakin tinggi oktan, semakin baik bahan bakar menahan knocking dan semakin baik kinerja mesin. Namun, konsumsi bahan bakar juga tergantung pada kondisi pemakaian dan pengendaranya masing-masing.

Ada Potensi Merusak Komponen Mesin

Tidak ada manfaat signifikan mencampur BBM oktan 90 dan BBM oktan 92. Jika mesin mobil butuh bahan bakar dengan oktan tinggi, maka sebaiknya gunakan yang memiliki oktan 92 ke atas. Bila pencampuran bahan bakar dilakukan dalam jangka waktu lama, maka jangan kaget jika performa mesin akan semakin menurun karena kerak yang terbentuk di dalam mesin. Agar performa bisa kembali normal, Anda harus menyiapkan dana untuk membersihkan komponen internal mesin mobil.

Gunakan BBM Sesuai Rekomendasi

Lantaran mencampur BBM beroktan 90 dan 92, maka berpotensi menimbulkan dampak kinerja mesin yang menurun, meningkatnya emisi, hingga kerusakan pada komponen mesin dalam jangka panjang, maka sebaiknya pakai jenis bahan bakar sesuai rekomendasi pabrik atau produsen mesin kendaraan yang dimiliki.

Solar B35_a

Solar B35 Mulai Mengucur di Januari 2023

Pemerintah siap melaksanakan kewajiban penggunaan bahan bakar nabati jenis B35 pada 1 Januari 2023. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Dadan Kusdiana mengatakan hal tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam keputusan sidang kabinet tanggal 6 Desember 2022.

“Penggunaan B35 sudah diputuskan dalam sidang kabinet 6 Desember 2022 lalu. Setelah keputusan tersebut kita langsung melakukan berbagai persiapan dan koordinasi dengan pihak terkait diantaranya dengan Dirjen Migas, Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN), Badan Usaha BBM dan stakeholder lain,” ujarnya dalam kegiatan Kick off Implementasi B35 tahun 2023, beberapa waktu silam.

Tidak Ada Penurunan 

Ia menuturkan, keputusan untuk menerapkan program B35 ini diambil dengan berbagai pertimbangan. Diantaranya ketersedian pasokan bahan baku terutama crude palm oil (CPO), kapasitas produksi BU BBN dan standar spesifikasi yang harus dipenuhi.

“Memang secara kapasitas cukup besar, di sisi lain kita juga selalu meminta setiap peningkatan pencampuran harus bisa memastikan tidak ada pengurangan spesifikasi blending-nya. Biodiesel itu jangan jadi pengotor dalam campuran ini, maka harus dilakukan pengawasan secara volume dan spesifikasi terpenuhi,” jelasnya.

Menurut Dadan, di akhir tahun 2022 ini merupakan masa transisi penggunaan bahan bakar B30 ke B35, untuk melihat dan mengevaluasi persiapan program B35 ini dapat berlangsung dengan baik atau tidak.

Hingga kini Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) terus melakukan uji coba penerapan biodiesel sawit yang dicampur dengan bahan bakar minyak solar, sampai akhir Desember 2022 ini.

Perubahan Rencana

Rencananya penerapan campuran itu di 2023 akan melakukan campuran biodiesel 40 persen, namun rencana itu akhirnya berubah. “Pemerintah sudah melakukan uji coba pada B40 dan menunjukkan hasil yang positif, baik dari hasil uji laboratorium maupun uji jalan. “Kita memang melakukan uji coba B40, dan ada hasil positif, baik di uji laboratorium maupun uji jalan,” kata Dadan.

Kebijakan penentuan menjadi B35 tentunya mempertimbangkan hal-hal seperti kesiapan suplai, kesiapan infrastruktur dan juga antisipasi besaran insentif biodiesel. Dadan memastikan, pemerintah siap mengimplementasikan B35 pada awal tahun depan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji coba yang tidak terdapat kendala signifikan.

BBM

Penasaran Harga BBM Termurah di Dunia? Ini Deretan Negaranya

Ternyata ada beberapa negara dengan harga BBM yang amat terjangkau.

Setelah beberapa hari lalu kami membeberkan beberapa negara di dunia yang memiliki banderol bensin termahal untuk per liternya, maka kini ada 10 negara di dunia yang dinilai memiliki harga BBM termurah. Kami merangkumnya dari beberapa sumber dengan data per bulan Agustus 2022, jadi mungkin saja kini mulai ada sedikit perubahan. Oya, jangan kaget jika kami membuat urutannya dari 10 hingga 1…

Malaysia

Malaysia ternyata masuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah di dunia. Harga BBM di Negeri Jiran itu berada di angka Rp 6.794 per liter untuk RON 95.

Nigeria

Nigeria merupakan negara yang terletak di Afrika Barat juga termasuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah di dunia. Negara berpenduduk sekitar 206,1 juta tersebut berada di angka Rp 6.699 per liter untuk RON 95.

Kazakhstan

Kazakhstan menempati peringkat kedelapan di dunia dengan mematok harga bensin di angka Rp6.550 per liter untuk RON 95. Negara yang berada di wilayah Eropa Timur ini memiliki harga jauh lebih murah dibandingkan Indonesia.

Turkmenistan

Negara yang terletak di Asia Tengah yakni Turkmenistan ternyata masuk dalam 10 negara dengan harga termurah di dunia. Negara yang merdeka ini memiliki harga Rp 6.373 per liter untuk bensin RON 95.

Angola

Negara Afrika berikutnya yang juga menempati 10 besar dengan harga BBM termurah di dunia yakni Angola. Negara yang berada di Afrika Selatan ini mematok harga bensin senilai Rp 5.553 per liter untuk tipe RON 95.

Kuwait

Kuwait yang masih disebut sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia juga masuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah. Negara berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa ini memiliki harga Rp 5.071 per liter untuk bensin RON 95.

Aljazair

Negara Afrika berikutnya yang memiliki harga BBM termurah di dunia adalah Aljazair. Negara ini memberi harga BBM di angka Rp 4.873 per liter untuk RON 95.

Iran

Iran merupakan satu-satunya negara di Asia yang memiliki harga BBM termurah. Negara dengan jumlah penduduk 83,99 juta jiwa ini mematok harga Rp 795 per liter untuk RON 95.

Libya

Negara Afrika selanjutnya adalah Libya. Negara ini memiliki harga bensin RON 95 di angka Rp 451 per liter. Harga tersebut membuat Libya sebagai negara yang mematok harga BBM termurah di benua Afrika.

Venezuela

Harga BBM termurah sejagat dipegang oleh negara yang terletak di Amerika Selatan, yaitu Venezuela. Negara ini mematok harga sebesar Rp 330,4 per liter untuk RON 95. Sepertinya harga ini lebih murah ketimbang air mineral kemasan gelas di Indonesia ya…

Simak Harga Bahan Bakar Minyak Termahal Dunia, Indonesia di Posisi Berapa?

Harga bahan bakar di Indonesia masih jauh dari peringkat 10 negara teratas.

Belum lama harga bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan diesel mengalami kenaikan. Langkah tersebut tentu menuai banyak respon yang beragam dari masyarakat Indonesia. Kami jadi penasaran,  berapa harga BBM di luar negeri.

Global Petrol Prices pada periode Agustus 2022 telah merilis harga BBM pada setiap negara. Di antaranya, ada 10 negara dengan BBM termahal di dunia. Pada negara-negara ini, disebutkan bahwa harga BBM berkisar antara Rp 30 ribu sampai Rp 44 ribu per liter. Indonesia ada di peringkat 121 dari 170 negara terdaftar.

Dari data tersebut, diketahui harga BBM termahal di dunia adalah Rp44.370 per liter. Angka tersebut untuk bilangan oktan (RON) 95. Di Indonesia, untuk RON 95 seperti dijual di SPBU Shell dan SPBU BP AKR harganya sama-sama Rp16.130 per liter.

Sedangkan, Pertamina tidak menjual BBM RON 95, hanya Pertalite (RON 90) seharga Rp10.000 per liter, Pertamax (RON 92) sebesar Rp14.500 per liter, dan Pertamax Turbo (RON 98) Rp15.900 per liter.

Tentunya, ini hanya informasi, tidak bisa jadi patokan karena setiap negara punya pertimbangan kenapa harganya segitu. Selamat menyimak.

Hongkong

Harga BBM RON 95: Rp 44.370 per liter – Harga BBM diesel: Rp 41.164 per liter

Zimbabwe

Harga BBM RON 95: Rp 37.517 per liter – Harga BBM diesel : Rp 41.458 per liter

Islandia

Harga BBM RON 95: Rp 34.074 per liter – Harga BBM diesel: Rp34.030 per liter

Republik Afrika Tengah

Harga BBM RON 95: Rp 33.972 per liter – Harga BBM diesel: Rp 20.043 per liter

Norwegia

Harga BBM RON 95: Rp 33.016 per liter – Harga BBM diesel: Rp 34.970 per liter

Swiss

Harga BBM RON 95: Rp 32.530 per liter – Harga BBM diesel: Rp 35.912 per liter

Barbados

Harga BBM RON 95: Rp 32.371 per liter – Harga BBM diesel: Rp 28.389 per liter

Finlandia

Harga BBM RON 95: Rp 31.401 per liter – Harga BBM diesel: Rp 31.461 per liter

Denmark

Harga BBM RON 95: Rp 31.144 per liter – Harga BBM diesel: Rp 32.745 per liter

Yunani

Harga BBM RON 95: Rp 30.538 per liter – Harga BBM diesel: Rp 28.886 per liter

Nah, yang paling murah berapa? Kami akan bahas di artikel selanjutnya. Sedikit bocoran, banderol BBM terendah di dunia adalah US $0,02. Setara Rp 301 (kurs 23/09/2022). Tunggu ya.