Solar B35_a

Pertamina Jelaskan Sumber Pengganti BBM, Ternyata Bebas Impor

PT Pertamina (Persero) menjelaskan bahwa jenis Bahan Bakar Nabati (BBN) dapat menjadi salah satu langkah untuk mengganti peran Bahan Bakar Minyak (BBM). Perlu dicatat, hingga saat ini sebagiam dari kebutuhan Indonesia terhadap BBM masih diimpor.

Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Upaya mengurangi impor BBM, bisa dilakukan dengan meningkatkan ketahanan, keterjangkauan, aksesibilitas, hingga keberlanjutan energi. Salah satu cara yang didorong oleh perseroan, bisa melalui pengembangan program bioenergi seperti biodiesel, biogasoline, dan bioavtur.

Ada potensi keberlanjutan di Tanah Air

“Masih banyak potensi keberlanjutan di Indonesia, kami dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoline, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, termasuk carbon offsetting seperti natural base solution dan Carbon Capture Utilization Storage,” kata Nicke, dalam acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex (14/5/2024).

Saat ini Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar berbasis nabati untuk jenis bahan bakar diesel, melalui pencampuran antara BBM dengan bahan bakar basis sawit sebesar 35 persen (B35). Pencampuran olahan sawit dengan BBM tersebut akan terus dikembangkan hingga sebesar 60 persen pada BBM (B60).

“Salah satu program prioritas Pertamina adalah biofuel. Saat ini kami mulai dengan B35 dan kami akan menambahkan pencampuran hingga B60. Dan dari B25 saja, sebenarnya kita sudah mengurangi emisi karbon sekitar 32,7 juta ton CO2 per tahun,” imbuhnya.

Pakai basis tetes tebu

Untuk jenis biogasoline, Pertamina saat tengah mengembangkan campuran bioetanol atau bahan bakar basis tetes tebu (molase) dengan BBM. Saat ini, perusahaan telah menjual secara komersial BBM dengan campuran bioetanol sebesar 5 persen (E5), pada Pertamax Green 95.

Nantinya, bioetanol akan mencapai E40 atau pencampuran hingga 40 persen pada BBM. “Bioetanol, sekarang dimulai dari bahan bakar non subsidi dengan nama E5 dan E7, yaitu Pertamax Green 92 dan 94. Kami akan tambahkan blending-nya hingga E40 untuk semua bahan bakar,” lanjut Nicke.

Pertamina kini sudah mulai memproduksi bahan bakar penerbangan melalui SAF (Sustainable Aviation Fuel), dengan mencampurkan bioavtur basis sawit sebesar 2,4 persen.

“Hal ini juga mematuhi kebijakan energi nasional dan sudah mulai memproduksi SAF dengan 2,4 persen pencampuran CPO pada bensin serta avtur kami,” tutupnya.

Pakai BBG, Efisien Mana dengan Pakai BBM?

Memilih menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) pada kendaraan, bisa menjadi salah satu solusi jika Anda ingin beralih dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena ada sejumlah aspek mengapa BBG lebih efisien dibandingkan BBM.

Walaupun pemerintah telah memastikan menjaga stabilitas perekonomian Indonesia, dengan tidak menaikkan harga BBM di saat harga minyak dunia yang meningkat. Namun, kondisi itu tidak bisa dipastikan akan bertahan berapa lama.

Anda bisa memilih alternatif lain jika tidak ingin bergantung pada pemakaian BBM. Oleh karenanya, BBG bisa menjadi salah satu pilihan yang dapat menjadi solusi.

Selain harga jualnya yang lebih murah dibandingkan BBM dengan oktan paling rendah saat ini (RON 90), Indonesia juga memiliki pasokan gas bumi yang tergolong melimpah.

Mengapa BBG perlu dipertimbangkan?

Kendaraan berbahan bakar gas adalah kendaraan yang menggunakan campuran gas alam dan propane sebagai bahan bakar utamanya. Bahan bakar gas ini kemudian diubah menjadi energi yang digunakan untuk menggerakkan mesin kendaraan.

Selain itu, kendaraan berbahan bakar gas juga dapat menggunakan campuran gas alam dan biogas. Tergantung pada ketersediaan dan preferensi pengguna kendaraan masing-masing.

Ada beberapa alasan mengapa BBG lebih tepat dipilih untuk kendaraan, yaitu:

Biaya lebih terjangkau

Salah satu alasan utama mengapa orang beralih ke berbahan bakar gas adalah efisiensinya yang lebih tinggi dibandingkan memakai bahan bakar minyak.

Dalam hal penghematan, kendaraan berbahan bakar gas menawarkan keunggulan yang signifikan. Dibandingkan dengan bahan bakar minyak, biaya penggunaan gas alam atau propane jauh lebih murah.

Dengan biaya bahan bakar yang lebih rendah, tentu Anda dapat menghemat uang dalam jangka panjang.

Rasio penggunaan dan jarak tempuh

Saat mempertimbangkan segi hematnya, penting untuk Anda membandingkan kendaraan berbahan bakar gas dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Meski harga gas alam dan propane bisa berfluktuasi, secara umum harga BBG jauh lebih stabil daripada BBM.

Selain itu, ada perbedaan dalam efisiensi konsumsi bahan bakar antara kendaraan berbahan bakar gas dan kendaraan berbahan minyak. Meski begitu, efisiensi dan perolehan jarak tempuh tetap tergantung dengan perilaku mengemudi Anda.

Mengurangi emisi gas buang

BBG dikenal lebih bersih dibandingkan BBM. Itu berarti, memakai BBG bisa membantu Anda mengurangi emisi yang merugikan lingkungan.

Pertamina Nyatakan Siap Hadapi Puncak Lebaran 2024

Jelang masa puncak mudik Lebaran 2024, Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI) memastikan seluruh sarana dan fasilitas (Sarfas) Pertamina, siap melayani masyarakat yang akan menuju kota tujuan masing-masing.

Untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi energi jelang liburan panjang Idul Fitri 1445 H, Pertamina telah menyiapkan Sarfas tambahan yang meliputi 1.792 SPBU Siaga 24 Jam, 5.027 Agen LPG Siaga 24 Jam, 200 Mobil Tangki Stand By, 61 Kiosk Pertamina Siaga, 54 Motorist, dan 281 Pertamina Delivery Service.

Sesuai dengan fokus Satgas RAFI 2024, periode 1 April hingga 21 April, Pertamina menyediakan layanan tambahan di wilayah jalur mudik, daerah wisata, daerah rawan banjir, dan daerah rawan bencana.

“Seluruh sarana dan fasilitas, mulai terminal, DPPU, dan SPBU, telah berjalan dan siap melayani jutaan pemudik Lebaran,” ujar Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero).

Pertamina juga melakukan antisipasi kendala suplai ke remote area akibat cuaca ekstrem, seperti di wilayah kepulauan melalui built up stock BBM sejak H-14 di SPBU dan stok LPG di Agen atau Pangkalan. Selain itu, telah disiagakan tambahan tangki atau modular pada SPBU existing di remote area atau kepulauan kecil.

“Kami juga mengintensifkan komunikasi dengan Pemerintah Daerah. Juga kerjasama dengan TNI-AL untuk angkutan BBM/LPG untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, serta layanan 24 jam Call Center 135,” tambahnya.

Selain itu, Fadjar menuturkan bahwa seluruh Subholding Pertamina yang tergabung dalam Satgas RAFI 2024 juga memastikan operasionalnya telah siap mendukung Perseroan dalam menyambut momen mudik dan arus balik Lebaran tahun ini.

BBM Pertalite Mau Diganti Pertamax Green 92, Sudah Siap?

Polemik antara emisi gas buang dengan kualitas bahan bakar seolah tidak pernah usai dibahas. Terlebih jika dikaitkan dengan dengan kondisi udara di kawasan Jakarta yang semakin memburuk, akibat polusi dari gas buang hasil pembakaran. Dalam hal ini emisi gas buang kendaraan pun terkena sorotan tajam dari banyak pihak. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun memberikan pernyataan terkait spesifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang boleh dikonsumsi kendaraan bermotor.

“Kendaraan yang diproduksi sejak Oktober 2018 tidak boleh menggunakan bensin dengan nilai oktan (Research Octane Number/RON) di bawah 91,” kata Sigit Reliantoro, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Sehingga kendaraan yang diproduksi sejak Oktober 2018 seharusnya tidak diperbolehkan mengisi BBM jenis Pertalite (RON 90).

Pertalite mau digantikan Pertamax Green 92

PT Pertamina (Persero) telah menetapkan standar dan mutu BBM yang ramah lingkungan, dengan merilis BBM RON 95 dicampur bahan nabati bioetanol 5 persen atau E5. Langkah selanjutnya ialah mengganti Pertalite menjadi Pertamax Green 92 pada 2024 mendatang.

Etanol yang digunakan Pertamax Green 95 tersebut merupakan hasil molases tebu dan menjadi bahan bakar nabati terbarukan. Sedangkan Pertamax Green 92 merupakan produk pengganti Pertalite yang dibuat dengan campuran 7 persen etanol.

Pertamax Green 92 ini dinilai memiliki kadar oktan yang memenuhi syarat ramah lingkungan. Itu berarti, produk ini bisa menekan emisi karbon dan menekan jumlah impor gasoline (bensin) dari luar negeri. Dengan begitu, produk ini diproyeksikan dapat menjadi solusi pemakaian bahan bakar yang ramah lingkungan. Pertamina rencananya merilis Pertamax Green 92 pada 2024, sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dengan nilai oktan bensin minimal 91.

Kandungan nabati bioetanol bisa tekan emisi gas buang

Saat ini, Pertamina tengah melakukan kajian untuk meningkatkan kadar oktan bensin Pertalite (RON 90) menjadi RON 92 atau setara Pertamax. Dengan mencampur bensin Pertalite dengan etanol 7 persen (E7), sehingga dapat menjadi Pertamax Green 92. Diharapkan kandungan nabati di dalamnya dapat membuat produk bahan bakar ini menjadi lebih ramah lingkungan.

Tantangan berikutnya ialah ketersediaan etanol di dalam negeri. Hal ini harus turut diperhatikan, sebab produksi etanol di dalam negeri saat ini masih cukup terbatas. Sebagai catatan, saat ini baru ada satu perusahaan penghasil bioetanol di Indonesia, dengan total produksi sebesar 160 ribu kiloliter per tahun.

Namun dari jumlah tersebut, sekitar 115 ribu kiloliter dikonsumsi sendiri dan sisanya 45 ribu kiloliter baru dapat digunakan untuk produksi etanol. Sedangkan untuk penggunaan sebagai campuran bahan bakar, tentu diperlukan jumlah yang jauh lebih banyak. Jadi menurut Anda, siapkah negara ini menghapus Pertalite?

SPBU Pertamina

Lagi-lagi, Harga BBM Nonsubsidi Kembali Naik

Pertamina kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) per 1 Agustus 2023 ini. Mengutip pengumuman resmi dari pihak Pertamina, ada tiga jenis BBM nonsubsidi yang harganya kembali mengalami kenaikan, yaitu Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Penyesuaian harga tersebut dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Harga Pertamax Turbo melanjutkan tren kenaikan di bulan sebelumnya.

Untuk wilayah Jabodetabek, BBM jenis bensin dengan nilai oktan 98 (RON 98) tersebut dipatok seharga Rp 14.400 per liter pada Agustus 2023, naik Rp 400 dari bulan sebelumnya yang dibanderol di harga Rp 14.000 per liter.

Sedangkan pada BBM jenis diesel, harga Dexlite naik Rp 800 menjadi Rp 13.950 per liter per Agustus 2023 ini. Sebab pada Juli 2023, Dexlite berada di harga Rp13.150 per liter. Untuk Pertamina Dex, kini harganya Rp 14.350 per liter atau naik Rp 800, dibandingkan bulan sebelumnya angka Rp 13.550 per liter.

Selanjutnya, harga Pertamax (RON 92) tidak mengalami perubahan sejak 1 Juni 2023 dan tetap seharga Rp 12.400 per liter. Hal serupa terjadi pada BBM jenis Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi yang tidak mengalami perubahan.

Berikut ialah daftar lengkap harga BBM di SPBU Pertamina per 1 Agustus 2023:

Solar subsidi:                   Rp 6.800 per liter

Pertalite:                           Rp 10.000 per liter

Pertamax:                         Rp 12.400 per liter

Pertamax Turbo:             Rp 14.400 per liter (dari sebelumnya Rp 14.000 per liter)

Dexlite:                              Rp 13.950 per liter (dari sebelumnya Rp 13.150 per liter)

Pertamina Dex:                Rp 14.350 per liter (dari sebelumnya Rp 13.550 per liter)

Mesin LS9

Penghapusan Kendaraan Bermesin Konvensional Uni Eropa Dijegal Jerman

Judulnya agak lain, tapi itulah yang terjadi. Kalau Anda ingat, Uni Eropa akan melarang penjualan kendaraan dengan bahan bakar fosil mulai 2035 nanti. Salah satu pendukung kuat kebijakan tersebut adalah Jerman. Tapi sejak akhir Februari lalu keadaannya berubah.

Bagaikan petir di siang bolong, parlemen Uni Eropa tidak menyangka Jerman akan merubah pandangannya soal pelarangan kendaraan bermesin konvensional berbahan bakar fosil. Kini, pemungutan suara untuk pengesahan kebijakan tersebut dipastikan terhambat.

e-fuel

 

Pemerintah Jerman menuntut agar mobil bermesin konvensional, tapi menggunakan bahan bakar minyak sintetis atau yang lebih dikenal sebagai e-Fuel, dikecualikan dalam aturan larangan tadi.

Untuk informasi, BBM sintetis adalah bahan bakar cair buatan manusia. Diproduksi menggunakan listrik untuk menggabungkan hidrogen yang diekstraksi dari air/limbah bio dengan CO2 yang ditangkap. Hasilnya bahan bakar cair berenergi tinggi. Saat diproduksi dengan proses netral karbon, bahan bakar sintetis juga dikenal sebagai e-fuel.

Tidak Akan Bersih Semalam Saja

Kembali ke soal sikap pemerintah Jerman, pertimbangan mereka untuk banting setir tadi adalah karena mobil berbahan bakar fosil terakhir dijual 2035. Mobil-mobil itu masih akan beredar paling tidak selama 15 tahun. Jadi baru 2050 negara tersebut benar-benar bebas polusi.

Menteri transportasi Jerman Volker Wissing mengkritik seruan Komisi Uni Eropa untuk perlindungan iklim yang ketat sekaligus membuatnya lebih sulit untuk mencapai target tersebut tanpa solusi alternatif seperti bahan bakar ramah lingkungan.

Knalpot Aston Martin

“Bahkan setelah 2035, armada kendaraan Eropa tidak akan sepenuhnya bertenaga listrik dalam semalam,” kata Wissing. Ia juga secara retoris menanyakan manfaat pengurangan karbon dunia nyata bahkan jika itu meningkatkan penjualan EV.

“Dengan keterbukaan terhadap teknologi, kami ingin agar berbagai jalur menuju mobilitas yang ramah lingkungan tetap terbuka dan mengandalkan kompetisi antar teknologi terbaik,” tambahnya.

Atau dengan kata lain, jangan terlalu mengandalkan energi listrik untuk menggerakkan mobil. Energi alternatif seperti e-fuel juga bisa dipertimbangkan.

Toyota Menang

Dikutip dari WAPCar, inilah yang dilakukan oleh Presiden Toyota (sekarang Chairman) Akio Toyoda saat turun balapan ketahanan di Buriram, Thailand beberapa waktu yang lalu. Di balapan itu ia punya misi untuk memperkenalkan bahan bakar cair alternatif. Toyota memang rajin menggali apa yang bisa dijadikan sumber energi alternatif, selain listrik.

Di Thailand itu, Akio Toyoda mengatakan kepada media bahwa perusahaan mobil lain pada akhirnya setuju bahwa pendekatan Toyota adalah yang benar. Tetapi karena tekanan, jadi ragu untuk mengatakan kebenaran.

Akio Toyoda GR

“Orang-orang yang terlibat dalam industri otomotif mayoritas diam,” katanya. “Yang diam itu bertanya-tanya apakah alternatifnya hanya EV? Tapi mereka pikir itu tren sehingga mereka tidak bisa berbicara dengan lantang,” ujar Master Test Driver Toyota ini.

Dan sekarang, terbukti. Jerman yang tadinya setuju untuk melarang peredaran mobil konvensional pada 2035 di Eropa, akhirnya berpikir ulang.

Apakah karena tekanan industri otomotif di negara itu? Tidak juga. Contohnya Audi. Mereka memastikan 2033 tidak akan membuat lagi mobil bermesin konvensional. Tapi Porsche, sedang giat membuat e-fuel sebagai bahan bakar alternatif sahabat lingkungan. 

Yang pasti, netralitas karbon adalah sebuah keharusan kalau Anda ingin anak cucu nanti hidup di planet ini. Apapun caranya.

BBM

BBM Oktan 90 dan 92 Boleh Dicampur?

Sepertinya masih banyak pemilik mobil di Indonesia yang mencampur pemakaian bahan bakar minyak (BBM) oktan 90 dan 92. Lalu, apakah kedua jenis BBM tersebut boleh dicampur? Dan apakah akan menimbulkan dampak tertentu pada mesin?

Ada berbagai alasan mengapa pemilik kendaraan mencampur bahan bakar beroktan 90 dengan bahan bakar beroktan 92. Misalnya, ada yang ingin agar tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli BBM, atau ada juga yang mencampur BBM oktan 90 dan BBM oktan 92 guna mendapat bahan bakar lebih baik, sehingga performa lebih terjaga.

Padahal, agar performa mesin kendaraan tetap terjaga, tidak boleh mencampur pemakaian BBM dengan oktan berbeda. Pasalnya, mencampur bahan bakar dengan oktan berbeda justru menyebabkan konsumsi bahan bakar jadi lebih boros karena pencampuran BBM membuat kualitasnya jadi turun.

Mengurangi Kinerja Mesin

Setiap pemilik kendaraan tidak disarankan untuk mencampur jenis BBM, karena keduanya memiliki kandungan oktan atau RON berbeda. Mencampur kedua jenis bahan bakar ini justru dapat mengurangi kinerja mesin dan menghasilkan emisi lebih tinggi. Seperti diketahui, oktan merupakan ukuran resistensi bahan bakar terhadap detak mesin yang berlebihan atau knocking. Semakin tinggi oktan, semakin baik bahan bakar menahan knocking dan semakin baik kinerja mesin. Namun, konsumsi bahan bakar juga tergantung pada kondisi pemakaian dan pengendaranya masing-masing.

Ada Potensi Merusak Komponen Mesin

Tidak ada manfaat signifikan mencampur BBM oktan 90 dan BBM oktan 92. Jika mesin mobil butuh bahan bakar dengan oktan tinggi, maka sebaiknya gunakan yang memiliki oktan 92 ke atas. Bila pencampuran bahan bakar dilakukan dalam jangka waktu lama, maka jangan kaget jika performa mesin akan semakin menurun karena kerak yang terbentuk di dalam mesin. Agar performa bisa kembali normal, Anda harus menyiapkan dana untuk membersihkan komponen internal mesin mobil.

Gunakan BBM Sesuai Rekomendasi

Lantaran mencampur BBM beroktan 90 dan 92, maka berpotensi menimbulkan dampak kinerja mesin yang menurun, meningkatnya emisi, hingga kerusakan pada komponen mesin dalam jangka panjang, maka sebaiknya pakai jenis bahan bakar sesuai rekomendasi pabrik atau produsen mesin kendaraan yang dimiliki.

BP-AKR Teknologi ACTIVE

BP-AKR Luncurkan Bahan Bakar Baru Di Indonesia

BP-AKR hadirkan produk bensin unggulan dengan formulasi Teknologi ACTIVE.

PT Aneka Petroindo Raya (JV BP-AKR), perusahaan kerja sama antara bp dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), hari ini (2/11/22) menghadirkan bahan bakar berkualitas tinggi terbaru yaitu “bp Ultimate dengan Teknologi ACTIVE”.

Ultimate merupakan produk bensin unggulan BP-AKR dengan formulasi Teknologi ACTIVE untuk membantu menghilangkan penumpukan kotoran berbahaya pada komponen mesin yang vital seperti katup jalur masuk. Formula inovatif bp Ultimate juga membantu mencegah penumpukan kotoran baru yang terjadi dalam mesin kendaraan. Sehingga, dengan menggunakan bahan bakar bp Ultimate akan membantu mesin menjadi lebih responsif, meningkatkan efisiensi dan menjaga kendaraan pada performa mesin yang maksimal.

Komitmen BP-AKR dalam menyediakan bahan bakar berkualitas

“BP-AKR berkomitmen menghadirkan bahan bakar berkualitas yang sesuai dengan perkembangan teknologi mesin kendaraan. Peluncuran “bp Ultimate” ini merupakan wujud dari komitmen kami dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan pasar Indonesia akan bahan bakar berkualitas yang terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan kendaraan dan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memilih bahan bakar yang berkualitas untuk kendaraannya,” ungkap Peter Molloy, Presiden Direktur BP-AKR.

“Sebagai bentuk komitmen di pasar Indonesia, BP-AKR terus mengembangkan bisnis BBM dengan memperluas jaringan SPBU secara bertahap untuk mendekatkan akses masyarakat terhadap penawaran berkualitas SPBU BP-AKR. Kami akan terus mengembangkan produk berkualitas tinggi dan layanan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang” jelasnya.

bp Ultimate dengan Teknologi ACTIVE” diformulasikan untuk semua jenis kendaraan bermesin bensin, baik model baru dan lama , roda 2 maupun roda 4, yang disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan. Kabarnya, untuk harga per liternya, bp Ultimate ditawarkan dengan harga Rp 14.210 /liter. Hmm…cukup bersaing bukan?

Tidak hanya menawarkan produk unggulan, BP-AKR juga menghadirkan promo menarik bagi pelanggan bp Ultimate. Pengendara mobil dapat menikmati gratis 2 liter bensin setiap pembelian 25 liter bahan bakar bp Ultimate, sementara untuk pengendara motor dapat menikmati voucher diskon Rp 5.000 dengan minimum pembelian 3 liter bp Ultimate* (syarat dan ketentuan berlaku). Promo ini berlaku dari tanggal 1 November sampai dengan 31 Desember 2022.

Kehadiran Gerai kedai Kopi “wild bean cafe”

BP-AKR mengembangkan SPBU modern yang memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam satu kunjungan. SPBU BP-AKR tidak hanya menawarkan bahan bakar berkualitas, namun juga layanan dan berbagai fasilitas modern mulai dari mini market, gerai kopi, gerai makanan cepat saji, tempat pengisian air dan angin, mushola yang nyaman, toilet bersih, hingga fasilitas top up e-money, mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan layanan penukaran baterai Swap untuk kendaraan listrik roda dua di beberapa lokasi.

BP-AKR juga menghadirkan gerai kopi wild bean cafe di SPBU bp Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pada awal Oktober 2022. wild bean cafe merupakan merek gerai kopi bp yang sudah beroperasi di 11 negara di Eropa, Asia, dan Afrika Selatan. Di Indonesia, wild bean cafe yang berada di SPBU bp Pangeran Antasari menjadi gerai kopi pertama, yang dimiiki dan dikelola oleh BP-AKR.

BBM

Penasaran Harga BBM Termurah di Dunia? Ini Deretan Negaranya

Ternyata ada beberapa negara dengan harga BBM yang amat terjangkau.

Setelah beberapa hari lalu kami membeberkan beberapa negara di dunia yang memiliki banderol bensin termahal untuk per liternya, maka kini ada 10 negara di dunia yang dinilai memiliki harga BBM termurah. Kami merangkumnya dari beberapa sumber dengan data per bulan Agustus 2022, jadi mungkin saja kini mulai ada sedikit perubahan. Oya, jangan kaget jika kami membuat urutannya dari 10 hingga 1…

Malaysia

Malaysia ternyata masuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah di dunia. Harga BBM di Negeri Jiran itu berada di angka Rp 6.794 per liter untuk RON 95.

Nigeria

Nigeria merupakan negara yang terletak di Afrika Barat juga termasuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah di dunia. Negara berpenduduk sekitar 206,1 juta tersebut berada di angka Rp 6.699 per liter untuk RON 95.

Kazakhstan

Kazakhstan menempati peringkat kedelapan di dunia dengan mematok harga bensin di angka Rp6.550 per liter untuk RON 95. Negara yang berada di wilayah Eropa Timur ini memiliki harga jauh lebih murah dibandingkan Indonesia.

Turkmenistan

Negara yang terletak di Asia Tengah yakni Turkmenistan ternyata masuk dalam 10 negara dengan harga termurah di dunia. Negara yang merdeka ini memiliki harga Rp 6.373 per liter untuk bensin RON 95.

Angola

Negara Afrika berikutnya yang juga menempati 10 besar dengan harga BBM termurah di dunia yakni Angola. Negara yang berada di Afrika Selatan ini mematok harga bensin senilai Rp 5.553 per liter untuk tipe RON 95.

Kuwait

Kuwait yang masih disebut sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia juga masuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah. Negara berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa ini memiliki harga Rp 5.071 per liter untuk bensin RON 95.

Aljazair

Negara Afrika berikutnya yang memiliki harga BBM termurah di dunia adalah Aljazair. Negara ini memberi harga BBM di angka Rp 4.873 per liter untuk RON 95.

Iran

Iran merupakan satu-satunya negara di Asia yang memiliki harga BBM termurah. Negara dengan jumlah penduduk 83,99 juta jiwa ini mematok harga Rp 795 per liter untuk RON 95.

Libya

Negara Afrika selanjutnya adalah Libya. Negara ini memiliki harga bensin RON 95 di angka Rp 451 per liter. Harga tersebut membuat Libya sebagai negara yang mematok harga BBM termurah di benua Afrika.

Venezuela

Harga BBM termurah sejagat dipegang oleh negara yang terletak di Amerika Selatan, yaitu Venezuela. Negara ini mematok harga sebesar Rp 330,4 per liter untuk RON 95. Sepertinya harga ini lebih murah ketimbang air mineral kemasan gelas di Indonesia ya…

Simak Harga Bahan Bakar Minyak Termahal Dunia, Indonesia di Posisi Berapa?

Harga bahan bakar di Indonesia masih jauh dari peringkat 10 negara teratas.

Belum lama harga bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan diesel mengalami kenaikan. Langkah tersebut tentu menuai banyak respon yang beragam dari masyarakat Indonesia. Kami jadi penasaran,  berapa harga BBM di luar negeri.

Global Petrol Prices pada periode Agustus 2022 telah merilis harga BBM pada setiap negara. Di antaranya, ada 10 negara dengan BBM termahal di dunia. Pada negara-negara ini, disebutkan bahwa harga BBM berkisar antara Rp 30 ribu sampai Rp 44 ribu per liter. Indonesia ada di peringkat 121 dari 170 negara terdaftar.

Dari data tersebut, diketahui harga BBM termahal di dunia adalah Rp44.370 per liter. Angka tersebut untuk bilangan oktan (RON) 95. Di Indonesia, untuk RON 95 seperti dijual di SPBU Shell dan SPBU BP AKR harganya sama-sama Rp16.130 per liter.

Sedangkan, Pertamina tidak menjual BBM RON 95, hanya Pertalite (RON 90) seharga Rp10.000 per liter, Pertamax (RON 92) sebesar Rp14.500 per liter, dan Pertamax Turbo (RON 98) Rp15.900 per liter.

Tentunya, ini hanya informasi, tidak bisa jadi patokan karena setiap negara punya pertimbangan kenapa harganya segitu. Selamat menyimak.

Hongkong

Harga BBM RON 95: Rp 44.370 per liter – Harga BBM diesel: Rp 41.164 per liter

Zimbabwe

Harga BBM RON 95: Rp 37.517 per liter – Harga BBM diesel : Rp 41.458 per liter

Islandia

Harga BBM RON 95: Rp 34.074 per liter – Harga BBM diesel: Rp34.030 per liter

Republik Afrika Tengah

Harga BBM RON 95: Rp 33.972 per liter – Harga BBM diesel: Rp 20.043 per liter

Norwegia

Harga BBM RON 95: Rp 33.016 per liter – Harga BBM diesel: Rp 34.970 per liter

Swiss

Harga BBM RON 95: Rp 32.530 per liter – Harga BBM diesel: Rp 35.912 per liter

Barbados

Harga BBM RON 95: Rp 32.371 per liter – Harga BBM diesel: Rp 28.389 per liter

Finlandia

Harga BBM RON 95: Rp 31.401 per liter – Harga BBM diesel: Rp 31.461 per liter

Denmark

Harga BBM RON 95: Rp 31.144 per liter – Harga BBM diesel: Rp 32.745 per liter

Yunani

Harga BBM RON 95: Rp 30.538 per liter – Harga BBM diesel: Rp 28.886 per liter

Nah, yang paling murah berapa? Kami akan bahas di artikel selanjutnya. Sedikit bocoran, banderol BBM terendah di dunia adalah US $0,02. Setara Rp 301 (kurs 23/09/2022). Tunggu ya. 

Isi BBM

BBM Mahal? Ini Deretan Mobil 1.500 cc Yang Efisien

Ada sejumlah mobil bermesin 1.500 cc yang punya efisiensi bahan bakar minyak (BBM) yang oke.

Memilih mobil yang memiliki efisiensi BBM memang perlu banyak pertimbangan, karena saat ini mayoritas mobil sudah dibekali dengan teknologi canggih dan mesin yang modern. Sehingga konsumsi bahan bakarnya menjadi jauh lebih efisien. Peran jenis bahan bakar pun juga menentukan, karena sejumlah mesin memang memerlukan tingkat oktan tertentu, agar performanya optimal dan konsumsi bahan bakarnya pun menjadi efisien.

Tak bosan-bosannya kami menyampaikan bahwa konsumsi BBM yang efisien dari suatu mobil tidak ditentukan dari mesin saja. Melainkan juga dari gaya mengemudi dan rute yang dilaluinya. Apabila memiliki gaya mengemudi yang agresif, tentu saja tidak akan mendapatkan konsumsi bahan bakar yang efisien. Kemudian terkait juga dengan rute jalanan yang padat, dijamin konsumsinya lebih boros dibandingkan dengan jalanan lancar.

Konsumsi bahan bakar efisien diiringi dengan perfoma mesin yang oke, sudah pasti menjadi idaman banyak orang, mungkin juga Anda salah satunya. Berikut ialah rangkuman sejumlah mobil dengan prestasi konsumsi bahan bakar yang efisien, tapi sengaja kami kerucutkan ke dalam kelompok mobil bermesin 1.500 cc. Selain itu, klaim data konsumsi bahan bakar pun kami peroleh dari beberapa sumber pengetesan mandiri. Apa sajakah mobil tersebut? Ayo simak bersama!

Honda City

Dengan mengaplikasikan mesin berkapasitas 1.497 cc, All New Honda City masuk jajaran mobil paling efisien mengonsumsi BBM. Meskipun hemat BBM, tenaga maksimal yang dikeluarkan adalah 118 hp dan torsi maksimal sebesar 145 Nm. Mesin dengan kode L15ZF ini memiliki rasio 1 liter BBM dapat menempuh jarak hingga 23,3 kilometer untuk luar kota, dan 18 kilometer dalam kota.

Wuling Almaz RS

Model teratas pada produk Wuling ini masuk jajaran mobil hemat bahan bakar dengan kapasitas mesin 1.451 cc. Untuk konsumsi BBM, Wuling Almaz RS mampu menempuh jarak hingga 14,2 kilometer hanya dengan satu liter BBM untuk jalan luar kota. Tak hanya hemat BBM, mobil buatan Negeri Panda ini juga memiliki tenaga cukup besar, yakni 140 hp. Sebab mesin 4 silindernya dibekali juga dengan turbocharger.

Toyota Yaris

Hatchback dengan desain modern ini memang sesuai untuk aktivitas area perkotaan. Mobil ini tergolong disukai oleh kaum wanita dan cocok juga untuk anak muda. Mobil yang berkapasitas 1.496 cc empat silinder DOHC Dual VVTi ini juga memiliki performa tinggi. Tenaga yang dihasilkan oleh mesin 2NR-FE ini ialah 106 hp dengan torsi maksimal 140 Nm. Untuk bahan bakar, konsumsinya 1 liter BBM bisa menempuh jarak 13,8 kilometer untuk di kota dan 17,4 kilometer untuk luar kota.

Mitsubishi Xpander

Untuk mobil ini dengan kapasitas mesin 1.499 cc terbilang efisien karena dilengkapi dengan teknologi penggerak katup variabel MIVEC. Teknologi ini mampu membuat rasio konsumsi BBM 1 liter untuk menempuh jarak 12 kilometer untuk dalam kota. Sedangkan untuk konsumsi luar kota, 1 liter BBM bisa menempuh jarak hingga 19,8 kilometer. Konsumsi BBM masih bisa dioptimalkan lagi bila pengemudi mengaktifkan fitur ECO dalam berkendara.

Suzuki Ertiga

Mungkin sebagian orang tidak menyangka bahwa Suzuki Ertiga masuk ke dalam jajaran mobil efisien BBM. Hal tersebut memang memungkinkan, sebab mesin K15B yang bertenaga 105 hp dan memiliki torsi 138 Nm ini telah mengunakan teknologi terbaru VVT (Variable Valve Timing). Dengan kapasitas mesin 1.462 cc, maka setiap 1 liter BBM Suzuki Ertiga mampu menempuh jarak hingga 12 kilometer di dalam kota dan 17 kilometer di luar kota.

Hyundai Stargazer

Ini dia jagoan baru di kancah persaingan sengit Low Multi Purpose Vehicle (LMPV). Hyundai Stargazer ‘nyemplung’ dalam jajaran mobil bermesin 1.500 cc yang efisien BBM. Dengan mesin Smartstream G1.5 berkapasitas mesin 1.497 cc, Hyundai Stargazer mampu menempuh jarak hingga 12 kilometer untuk pemakaian dalam kota dan rata-rata 16 kilometer untuk luar kota. Tenaga mesinnya mencapai 113 hp dan torsi puncak 144 Nm.

Pertamax turbo

Harga Naik, Bingung Pilih Pertalite Atau Pertamax? Ayo Simak Perbedaannya!

Harga Pertalite dan Pertamax tentu akan berpengaruh terhadap keputusan masyarakat dalam memilih jenis BBM. Apalagi pemerintah resmi umumkan kenaikan harga Pertalite dan Solar masing-masing menjadi Rp 10.000 dan Rp 6.800. Tidak lupa Pertamax jad Rp 14.500 per liter.

Kenaikan BBM jenis Pertalite dan Pertamax, tentu akan berpengaruh terhadap keputusan masyarakat dalam memilih BBM yang sesuai dengan anggaran.

Tidak sedikit masyarakat yang berencana untuk beralih menggunakan bahan bakar Pertalite yang memiliki harga lebih rendah agar dapat menghemat ongkos pengeluaran. Padahal belum tentu kendaraan mereka cocok pakai bahan bakar dengan RON lebih rendah kan?

Ada informasi terkait perbedaan dasar antara kedua jenis BBM tersebut. Diharapkan dengan teliti dan mengetahui perbedaan tersebut, Anda dapat memilih bakar bakar yang tepat untuk kendaraan. Ayo simak apa saja!

Nilai oktan

Pertalite dan Pertamax memiliki nilai oktan yang berbeda. Pertalite memiliki RON (Research Octane Number) 90 dan Pertamax 92. Angka ini menunjukan bahwa besaran tekanan yang bisa diberikan sebelum pembakaran bensin secara spontan. Semakin tinggi nilai oktan suatu bahan bakar, maka BBM akan lebih lama untuk terbakar.

Oktan atau RON juga berguna sebagai indikator penggunaan bahan bakar bagi kendaraan Anda. Biasanya, setiap perusahaan yang memproduksi kendaraan mengeluarkan nilai minimum RON untuk setiap kendaraannya.

Bagi kendaraan yang memiliki kompresi tinggi lebih cocok menggunakan bahan bakar beroktan tinggi. Jadi, Anda tinggal mencocokkan bahan bakar mana yang paling tepat untuk kendaraan yang digunakan.

Kompresi mesin

Selanjutnya adalah kompresi mesin yang juga bisa dijadikan patokan perbedaan keduanya. Untuk Anda ketahui, bahwa Pertamax dibuat untuk mesin dengan kompresi diatas 10:1 sampai 10,9:1. Sedangkan, Pertalite ditujukan untuk kompresi di bawah Pertamax, yaitu 9:1 hingga 10:1.

Meski begitu, Pertamax memiliki kandungan yang kurang lebih sama dengan Pertalite, yaitu mengandung zat aditif seperti pembersih, anti karat, dan zat penjaga kemurnian bahan bakar dari air atau demulsifier.

Warna cairan

Pertalite biasanya berwarna hijau, sedangkan Pertamax berwarna biru, dan untuk Pertamax Turbo berwarna merah. Warna asli BBM hasil produksi dari kilang Pertamina adalah bening. Sehingga untuk memudahkan dalam operasional di lapangan sengaja diberikan pewarna berbeda-beda. Selain itu, pemberian warna tiap jenis BBM ini agar konsumen juga mengetahui jenis BBM yang digunakan.

Tingkat polusi

Setiap bahan bakar memiliki tingkat polusi yang berbeda berdasarkan kualitas dari bahan bakar tersebut. Karena itu, pemilik kendaraan sebaiknya juga memperhatikan hal ini untuk menjaga lingkungan lebih sehat. Perlu diketahui bahwa semakin tinggi nilai oktan dari sebuah BBM, maka polusinya justru semakin kecil.

Harga

Pertalite memiliki harga yang lebih murah daripada Pertamax. Untuk itu, banyak orang yang mempertimbangkan untuk membeli Pertalite karena harganya yang relatif lebih murah daripada Pertamax. Meski lebih mahal sedikit, faktanya Pertamax lebih irit dari Pertalite.

Perlu Anda ketahui juga bahwa harga ini juga berdasarkan tinggi oktan. Semakin tinggi nilai oktan suatu BBM, akan semakin tinggi pula harga jualnya. Maka dari itu, harga Pertamax lebih mahal daripada harga Pertalite.

Itulah beberapa perbedaan dasar antara bahan bakar Pertalite dan Pertamax yang perlu diketahui, agar bisa menyesuaikan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dengan jenis kendaraan yang Anda miliki.