Tembus Jarak 1.660 Km Bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS!

Perjalanan kami terus berlanjut bersama dua unit Jaecoo J8 SHS ARDIS meninggalkan kota Surabaya yang lalu lintasnya tak jauh beda dengan Jakarta.

Jalur yang kami pilih kali ini adalah ruas Tol Surabaya – Probolinggo. Rute ini kami pilih untuk menghindari padatnya iringan para “Optimus Prime” penguasa jalur Surabaya, Sidorarjo, Gempol hingga Pasuruan. Tetap saja kami masih bertemu dengan kendaraan bertonase berat yang kerap bikin was-was seperti dalam adegan film Final Destination.

Rest Area 833 A yang tak terlampau ramai jadi titik pit stop pertama kami untuk cek kondisi kendaraan. Selepas Tol Probolinggo, kami melintasi rute Pantura bagian pesisir Timur via Besuki menuju Situbondo. Sesekali maih kami temui truk yang melintas perlahan di depan. Butuh timing yang pas untuk bisa menyalip truk di kondisi ruas jalan yang tak terlalu lebar. Akhirnya kami tiba di pit stop kedua yakni lokasi wisata Pantai Pasir Putih. Beberapa perahu Cadik yang terparkir di bibir pantai merupakan pemandangan khas di tenpat ini.

Seusai melepas lelah sejenak, kami lanjut tancap gas menuju Taman Nasional Baluran. Start dari Situbondo via Lewung hingga ke Baluran, kami melintasi ruas jalan berkelok yang menantang dengan pemandangan hutan lebat di kiri-kanan jalan. Kalau lewat sini saat malam hari dijamin spooky…

Karena di Taman Nasional Baluran banyak satwa dilindungi, maka kami diwanti agar tak membuat suara bising. Inilah poin plus dari sistem hybrid SHS yang dimiliki J8. Selama di hutan Baluran kami pakai mode EV. Mobil ini melaju perlahan dengan kecepatan sangat rendah. Suara motor elektrik penggeraknya sangat halus dan tidak berisik. Benar-benar senyap seperti pakai mode Stealth.

Kenyamanan Interior Kelas Wahid

Karena kami melakukan perjalanan dengan jarak jelajah sangat jauh, kenyamanan kabin jadi penunjang utama saat berkendara.

Poin plus dari Jaecoo J8 SHS ARDIS ada pada interiornya yang mewah dan nyaman. SUV 7-seater dengan tiga baris bangku ini punya kabin yang sangat lapang. Desain jok depan sangat ergonomis dan terasa empuk dengan balutan kulit Nappa. Nah, jok depan dilengkapi fitur penghangat, dan lima mode pemiijat. Bagai duduk di sofa lounge VIP.

Oh ya, kami mencoba duduk di baris bangku paling belakang dan tak terass kesempitan. Semburan hawa sejuk AC pun tetap terasa hingga ke belakang.

Plafon berlapis bahan suede memberi kesan eksklusif. Kabin mobil terasa kedap berkat lapisan peredam kabin yang terbilang tebal. Insulasi kaca kabin pun mampu meredam getaran serta rembesan suara dari luar.

Saat melintasi jalan yang bikin bodi mobil berguncang, sistem suspensi aktif magnetik CDC pun meredam dengan sempurna.

Dashboard dilengkapi layar dual-curved 12,3 inch untuk penampil sistem multimedia dan fungsi panel instrumen. Sistem komputer terpadu pada J8 SHS ARDIS dikendalikan chip prosesor Snapdragon 8155 yang bisa mengoperasikan sejumlah aplikasi maupun perintah secara simultan dan bersamaan.

Sepanjang perjalanan kami sangat terhibur oleh alunan musik dari sistem audio Sony dengan 14-speaker surround. Berkendara pun terasa aman, karena kabin mobil ini dilengkapi 10 airbag plus beragam fitur penunjang keselamatan berkendara.

Setelah melakukan beberapa sesi foto di Baluran, kami melanjutkan perjalanan menuju Jember. Nah, tantangan berikutnya telah menanti selepas check point di Pelabuhan Ketapang. Perjalanan melintasi rute Banyuwangi via Rogojampi dan jalur Gumitir yang penuh kelokan extreme dan turunan cukup curam di malam hari bikin jantung deg-degan. Ya, lebar ruas jalan yang terbatas dengan pemandangan sisi kiri tebing terjal dan di sisi kanan jurang yang cukup dalam. Inilah saatnya semua fitur sistem ADAS beserta sensor radar dan kamera 360° beraksi.

Kami pun akhirnya tiba di kota Jember. Pada instrumen tertera akumulasi jarak jelajah di angka 1.162,6 km. Sisa BBM diestimasi masih cukup untuk menempuh jarak hingga 381 km. Daya baterai masih tersisa 19 persen. Kami pun optimis bisa menembus target 1.400 km pada etape berikutnya.

Tembus Rekor 1.660 Kilometer!

Dengan semangat dan optimisme tinggi, kami lanjut tancap gas dari Jember menuju resto Bromo Hillside. Trek penuh tanjakan curam dan lebar ruas jalan yang terbatas kembali bikin jantung berdebar. Agak susah menghindar jika apes berpapasan dengan mobil dari lawan arah.

Dari kawasan Bromo kami turun gunung menuju kota Malang dan langsung bablas melaju menuju kota Solo. Pokoknya tancap gas terus hingga tetes bensin terakhir!

Satu unit J8 SHS ARDIS yang jadi tandem petualangan kami terpaksa harus menepi. Posisi bensin habis tandas dan daya baterai hanya tersisa di angka 7 persen. Mobil pun sudah tak bisa digas lagi.

Panitia sepakat agar daya baterai pada mobil kami jangan sampai tersisa kurang dari 10 persen. Jika daya baterai kurang dari angka 10 persen, akan muncul indikator mirip kura-kura yang menandakan mobil tak bisa lagi melaju, dan sistem akan mereset data perjalanan.

Karena bensin dan sisa daya baterai mobil kami di kota Solo masih cukup, kita tancap gas terus sampai bensin kami habis di sekitar Prambanan.

Daya baterai sebenarnya masih ada sisa 10 persen yang cukup untuk jarak 18 km, tapi kami memutuskan stop sesuai arahan tim panitia. Yes… kami pun bersorak gembira saat melihat layar instrumen. Akumulasi jarak jelajah yang kami capai tembus rekor 1.660 kilometer! Mematahkan catatan rekor 1.603 kilometer dari hasil uji yang dilakukan tim internal Jaecoo.

Terbukti jika Jaecoo J8 SHS ARDIS mampu menjelajah lebih dari 1.400 kilometer hanya dengan sekali isi bensin full tank. Itu bukan hisapan jempol belaka, kami telah membuktikannya!

Rekor yang kami raih bahkan dinyatakan valid dan disahkan oleh tim dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Rasa haru dan bangga kami rasakan seusai menempuh perjalanan panjang bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS. Sungguh suatu pengalaman yang tak akan terlupakan…

Jelajah Pesisir Timur Jawa Bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS (Part II)

Perjalanan kami kembali berlanjut ke etape II menuju kota Surabaya. Jika sebelumnya kami mengandalkan jalan tol, kali ini kami akan mencoba menyusuri ruas jalur Pantura.

Di sinilah kami mulai merasakan kondisi lalu lintas Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang sebenarnya. Selepas tapal batas kota Semarang, kami pun menuju kota Demak dan Kudus. Kecepatan berkendara rerata bermain di rentang 40-65 km/jam. Walau pada prakteknya, kecepatan kami tak lebih dari 50 km/jam.

Arus lalu lintas jalan utama penghubung antara provinsi Jawa Tengah menuju Jawa Timur di wilayah pesisir Utara Jawa ini terbilang ramai dan cukup padat. Kami kerap kali terpaksa harus mengikuti di belakang “Optimus Prime” yang sulit untuk disalip. Terlewat satu.. eeh.. di depan masih ada beberapa lagi. Ditambah lagi iringan para “Albert” alias dump truck bermuatan extra berat yang merayap ultra selow sambil getar-getar. Kami harus banyak bersabar dengan kondisi yang sulit untuk bermanuver, apalagi mengembangkan kecepatan.

Itu belum seberapa. Kondisi jalan aspal dan cor beton yang ada di rute ini kadang mulus, lalu mendadak muncul lubang atau retakan. Tentunya kami harus selalu waspada serta berhati-hati agar tak terperosok jika ada jalan yang berlubang. Sungguh menguras tenaga dan titik fokus kami.

Kinerja Sistem ARDIS dan CDC Active Suspension

Perihal kondisi permukaan jalan yang rusak dan berlubang, justru bagi kami membawa berkah. Kami jadi bisa merasakan seperti apa kinerja dari sistem penggerak semua roda/all-wheel drive ARDIS (All-road Drive Intelligent System) serta sistem suspensi magnetik CDC (Continuous Damping Control) Active Suspension.

Teknologi sistem penggerak ARDIS yang dibekalkan kinerjanya dibantu oleh sensor pendeteksi. Sistem secara otomatis akan mengatur pembagian torsi yang disalurkan ke masing-masing roda sesuai kebutuhan beban traksi roda dan berdasarkan kondisi jalan yang dilintasi. Jika roda terdeteksi kehilangan grip ke permukaan jalan akibat kurangnya traksi, maka sistem ARDIS akan menyalurkan torsi lebih besar.

Kadang agak sulit untuk melihat apakah ada rekahan atau lubang pada permukaan jalan yang ada di depan. Bagian depan mobil ini cukup panjang dan tinggi, sehingga ada sedikit blind spot ke arah depan bila sedang berada di belakang kendaraan berukuran besar. Inilah fungsi kamera pemantau yang terpasang di depan. Visibilitas pengemudi jadi lebih jelas tanpa perlu melongok keluar jendela untuk melihat kondisi jalan. Rekaman gambar dari kamera ditampilkan pada layar 12.3 inci model lengkung di dashboard.

Sejumlah sensor dan radar pendeteksi yang terintegrasi dengan sistem terpadu Advance Driver Assistace System (ADAS). Yang paling serimg berfungsi adalah fitur Front Collision Warning. Berada di belakang kendaraan besar seperti truk tentu perlu kewaspadaan extra. Kami harus selalu menjaga jarak aman agar bisa mengerem tepat waktu saat truk tiba-tiba berhenti. Jika telat mengerem bisa fatal akibatnya. Sensor dam radar akan mendeteksi serta mengukur jarak aman dengan kendaran yang ada di depan. Jika terindikasi jarak terlampau dekat atau mepet, maka sistem secara otomatis akan memberi peringatan untuk jaga jarak aman berkendara. Sistem rem pun akan bekerja secara otomatis mengurangi kecepatan dan laju kendaraan secara bertahap.

Kemampuan melintasi berbagai kondisi jalan juga didukung sistem suspensi magnetik CDC (Continuous Damping Control) Active Suspension. Sejumlah sensor yang terdapat pada kendaraan akan mendeteksi kondisi jalan. Sistem akan mengatur secara otomatis kinerja ayunan suspensi sesuai kontur permukaan jalan setiap 100 kali per detik.

Meskipun kami sempat beberapa kali apes melintasi jalan yang agak sedikit ambles dan berlubang, namun kinerja suspensi mampu meredam guncangan dengan sangat baik. Pada kondisi jalan yang jelek sekalipun, kami merasakan ayunan redaman suspensi tetap terasa cukup empuk. Ditambah lagi dimensi bodi mobil ini cukup besar dan lebar, jadi guncangan tak terlalu terasa. Oh ya, dengan jarak ground clearance 190 mm, kami tak risau maupun khawatir melintasi jalan yang berlubang. Konstruksi baterai dan motor elektrik penggerak yang ada di kolong bodi pun sangat kokoh sehingga dijamin aman dan terlindungi.

Setelah melewati para Optimus Prime dan kondisi jalan yang agak kurang bersahabat di wilayah Demak, kami pun akhirnya tiba di Alun Alun kota Pati yang menjadi check point pertama di etape ini.

Seusai berhenti sejenak untuk cek kondisi kendaraan, kami pun berlanjut melintasi pesisir Utara Jawa via Batangan menuju kawasan wisata Pantai Balongan. Akhirnya… kami bisa melihat pemandangan laut yang indah dengan hembusan angin sejuk nan menyegarkan. Aroma hawa laut yang khas.

Perjalanan pun berlanjut ke arah Selatan menuju Tuban, lalu ke arah Timur melintasi Lamongan, Gresik hingga akhirnya sampai di kota Surabaya. Pada etape II ini kami sukses menempuh jarak akumulasi 756 km. Daya baterai tersisa 20 persen dengan kapasitas BBM tersisa untuk jarak jelajah 685 km. Baru separuh jalan. Perjalanan kami masih akan terus berlanjut hingga tetes bensin terakhir. Stay tuned di etape III…

Jelajah Pesisir Timur Jawa Bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS (Part I)

Jaecoo Indonesia kembali mengajak kami berpetualang. Mobil yang akan kami coba kali ini adalah J8 SHS ARDIS. Rutenya tak seekstrem di Afrika Selatan seperti saat kami menjajal Jaecoo J7 SHS. Rute yang akan kami jelajahi adalah menuju ujung timur Pulau Jawa.

Tim kami terdiri dari 4 jurnalis yang mewakili media otomotif, yakni dari Motomobinews, Autonetmagz, Otodriver dan Lugnutz Auto Junkie. Kami berempat pernah menjelajahi Afrika Selatan bersama J7 SHS dan berhasil menempuh jarak 1.228 km. Uji yang dilakukan di Indonesia menempuh rute Jakarta-Bali sukses membukukan jarak jelajah 1.377 km. Kesemuanya dicapai hanya dalam satu kali pengisian bahan bakar full tank dan sekali pengecasan daya baterai.

Jika jarak jelajah yang bisa ditempuh Jaecoo J7 SHS cukup jauh, maka J8 SHS ARDIS pun pasti bisa. Keduanya dibekali teknologi yang hampir serupa, dan kami akan membuktikan kemampuan yang dimiliki J8 SHS ARDIS.

Jaecoo J8 SHS ARDIS

Yang membedakan Jaecoo J8 SHS ARDIS dari J7 SHS adalah sistem penggerak semua roda/all-wheel drive ARDIS (All-road Drive Intelligent System). Teknologi ARDIS yang dibekalkan pada J8 mengatur pembagian torsi yang disalurkan ke masing-masing roda sesuai kebutuhan beban traksi roda dan kondisi jalan yang dilintasi.

Kemampuan melintasi berbagai kondisi jalan didukung oleh 7 mode berkendara serta sistem suspensi magnetik CDC (Continuous Damping Control) Active Suspension.

Sensor yang terdapat pada kendaraan akan mendeteksi lalu mengatur secara otomatis kinerja ayunan suspensi sesuai kontur permukaan jalan setiap 100 kali per detik.

Desain kendaraan pun turut menunjang kemampuan lintas medannya. Dengan ground clearance 190 mm, JAECOO J8 SHS ARDIS mampu melintasi tanjakan dengan sudut hingga 24 derajat serta kubangan dan genangan dengan ketinggian air 600 mm.

Pada sektor performa J8 SHS ARDIS dibekali mesin plug-in hybrid Super Hybrid System (SHS) dengan tiga motor elektrik (tri-motor).

Teknologi SHS memanfaatkan mesin bensin 4-silinder turbo 1.500 cc, serupa dengan J7 SHS. Pada sistem SHS, mesin berfungsi sebagai generator pengisi daya listrik baterai. Yang menjadi penggerak roda adalah motor elektrik yang terpasang di depan dan belakang. Output daya total yang dihasilkan mencapai 395 kW (530 HP) dengan torsi puncak 650 Nm.

Motor elektrik ketiga berfungsi sebagai sistem transmisi hybrid yakni Dedicated Hybrid Transmission (DHT) dengan tiga percepatan.

Output performa yang besar membuat J8 SHS ARDIS mampu mencapai kecepatan 100 km/jam hanya dalam waktu 5,4 detik.

Pasokan daya listrik bersumber dari baterai lithium-iron phosphate (LFP) M3P berdaya 34,4 kWh. Baterai yang diusung telah lulus serangkaian pengujian dengan standar keselamatan IP68. Stabilitas, daya tahan, dan keamanan baterai jadi prioritas utama.

Pengisian daya baterai dengan perangkat fast charger DC dikatakan sangat efisien. Dari 30% hingga 80% hanya perlu waktu sekira 25 menit. Efisiensi waktu yang sangat tinggi jadi poin plus dari J8 SHS ARDIS.

Dalam mode EV yang hanya mengandalkan daya baterai, jarak jelajah mampu mencapai hingga 180 km. Sedangkan kombinasi sistem hybrid SHS membuat jarak jelajah menjadi lebih jauh yakni mencapai hingga 1.400 km. Tentunya daya jelajah maksimum yang diraih bergantung pada kondisi berkendara dan teknik mengemudi.

Konsumsi BBM rata-rata tanpa mode hybrid dikatakan hanya butuh 6 liter bensin untuk menempuh jarak 100 km. Sedangkan jika pakai mode hybrid, konsumsi BBM jauh lebih ekonomis lagi, hanya 1,2 liter per 100 km.

Etape I: Jakarta – Semarang

Start dimulai dari showroom Jaecoo Jakarta di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Para petugas dan teknisi Jaecoo melakukan pengecekan menyeluruh pada kendaraan sebelum pemberangkatan. Mulai dari kondisi ban, daya baterai hingga sistem berkendara. Kapasitas BBM pun dipastikan full tank, lalu tutup inlet pengisian BBM disegel.

Kami mulai melakukan perjalanan etape I dengan rute menyusuri pesisir Pantura. Titik finish etape I adalah kota Semarang

Kondisi lalu lintas kota Jakarta di pagi hari dari kawasan Kelapa Gading memang cukup menguji kesabaran. Selepas ruas tol dalam kota hingga tol Cikampek baru agak bisa bernafas lega. Bila di dalam kota kami harus melaju stop and go, di ruas tol kami harus mengikuti batas kecepatan berkendara.

Pit stop pertama di Rest Area KM 102 A Tol Cipali Subang untuk pengecekan berkala kondisi daya baterai dan kapasitas BBM. Pit stop kedua di Rest Area Travoy KM 207 Tol Palikanci untuk makan siang dan beristirahat sejenak. Sedangkan tim dari Jaecoo kembali melakukan pengecekan kondisi kendaraan. Pengecekan kendaraan kembali dilakukan di Rest Area KM 287 A. Semua dilakukan demi menjaga kelancaran perjalanan tentunya.

Sepanjang perjalanan melintasi tol, kami pun harus berkonsentrasi penuh. Mengemudi konstan di jalan tol yang cenderung lurus dengan jarak sangat jauh tentu sangat melelahkan dan rawan kantuk. Kami harus menjaga kecepatan berkendara agar tetap konstan. Memacu laju mobil lebih kencang hanya saat harus bermanuver dan menyalip kendaraan. Hmm…harus bisa tahan godaan untuk tak menginjak pedal gas hingga rebah.

Akhirnya, Welcome to Semarang. Kami sampai di titik finish etape I. Pengecekan pun kembali dilakukan. Selama perjalanan menempuh jarak berkisar 420 km, sisa BBM diestimasi cukup untuk menempuh jarak 898 km. Daya baterai tersisa 23 persen.

Etape II bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS akan menempuh rute Semarang menuju Surabaya. Sabar…perjalanan kami masih jauh dan banyak keseruan yang akan kami kisahkan selama perjalanan. Stay tuned…

Jaecoo Perkenalkan Jaecoo J8 SHS ARDIS di Forum AIGIS 2025

Brand otomotif Jaecoo turut berpartisipasi dalam forum Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 yang dihelat di Jakarta. Lini kendaraan ramah lingkungan berteknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) J8 SHS ARDIS yang diperkenalkan berhasil memukau para peserta AIGIS 2025.

Kendaraan berteknologi ramah lingkungan selaras dengan visi dari forum yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tersebut, yakni mendukung terwujudnya transformasi industri hijau yang berkelanjutan.

Jaecoo Indonesia mengapresiasi ajakan Kemenperin untuk menjadi mitra di AIGIS 2025. Forum ini menjadi kesempatan emas bagi Jaecoo untuk mensosialisasikan kendaraan berteknologi PHEV.

Jaecoo saat ini memasarkan mobil hybrid J7 SHS dan J8 SHS ARDIS di Indonesia sebagai alternatif dari mobil listrik. Mobil hybrid saat ini masih jadi primadona di Tanah Air karena masih banyak konsumen yang kurang sreg dengan mobil listrik.

“Mobil hybrid Jaecoo tidak hanya efisien, tetapi memberikan performa yang sangat maksimal,” kata Mohammad Ilham Pratama, Head of Marketing Jaecoo Indonesia di Jakarta, Jumat (22/08).

Keunggulan Teknologi Hybrid SHS

Bicara soal teknologi PHEV, pihak Jaecoo mengatakan bahwa teknologi tersebut menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menggunakan kendaraan ramah lingkungan tanpa perlu mengkhawatirkan ketersediaan fasilitas infrastruktur. Walau demikian, mobil hybrid Jaecoo tetap dilengkapi perangkat untuk pengisian daya baterai dengan sumber listrik eksternal.

Berbeda dengan mobil listrik yang masih bergantung pada perangkat charger untuk mengisi ulang daya baterai. Sebaran lokasi fasilitas charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia saat ini pun masih terbatas dan belum merata. Hal inilah yang membuat konsumen lebih memilih kendaraan hybrid.

“Kita pasti masih meragukan Electric Vehicle (EV) saat perjalanan jauh. Memikirkan apakah range kita cukup, kapan harus mengecas, kata Ryan Ferdiean Tirto, Head of Product Jaecoo Indonesia.

Dengan PHEV, konsumen memiliki opsi untuk mengunakan energi bahan bakar atau daya listrik dari baterai. Kombinasi kinerja mesin bermotor bakar dan motor elektrik pada sistem hybrid menghasilkan efisiensi yang lebih baik dari mobil konvensional.

“Kami menawarkan teknologi yang kami sebut dengan SHS atau Super Hybrid System, bisa menjadi solusi berkendara. Range-nya sangat jauh sekitar 1.400 kilometer,” tegas Ryan.

Tak hanya melakukan pembuktian teknologi hybrid SHS di berbagai negara. Jaecoo juga melakukan pengetesan bersama para awak media di Indonesia.

Kami pun telah menguji langsung kemampuan SUV J7 SHS di lintas medan ekstrem Afrika Selatan dan berhasil menempuh jarak 1.228 km. Sedangkan pada sesi uji di Indonesia menempuh rute Jakarta-Bali, J7 SHS sukses membukukan jarak jelajah 1.377 kilometer dalam satu kali pengisian bahan bakar full tank dan sekali pengecasan daya baterai. Luar biasa efisien bukan?

Jaecoo J8 SHS ARDIS

Terkait model JAECOO J8 SHS ARDIS, SUV ini dibekali sistem penggerak semua roda/all-wheel drive ARDIS (All-road Drive Intelligent System). Teknologi ARDIS akan mengatur pembagian torsi yang disalurkan ke masing-masing roda sesuai kebutuhan dan kondisi jalan yang dilintasi.

Kemampuan melintasi berbagai kondisi jalan didukung oleh 7 mode berkendara serta sistem suspensi magnetik CDC (Continuous Damping Control) Active Suspension.

Sensor yang terdapat pada kendaraan akan mendeteksi lalu mengatur secara otomatis kinerja ayunan suspensi sesuai kontur permukaan jalan setiap 100 kali per detik.

Desain kendaraan pun turut menunjang kemampuan lintas medannya. Dengan ground clearance 190 mm, JAECOO J8 ARDIS mampu melintasi tanjakan dengan sudut hingga 24 derajat serta melintasi kubangan dan genangan air hingga kedalaman 600 mm.

JAECOO J8 SHS ARDIS dilengkapi teknologi plug-in hybrid Super Hybrid System (SHS) dengan tiga motor elektrik (tri-motor).

Teknologi ini memanfaatkan mesin bensin 4-silinder 1.500 cc turbo yang serupa dengan JAECOO J7 SHS. Pada sistem SHS, mesin berfungsi sebagai generator pengisi daya listrik baterai. Yang menjadi penggerak roda adalah motor elektrik yang terpasang di depan dan belakang. Output daya yang dihasilkan mencapai 395 kW (530 HP) dengan torsi puncak 650 Nm.

Motor elektrik ketiga berfungsi sebagai sistem transmisi hybrid yakni Dedicated Hybrid Transmission (3DHT) dengan tiga percepatan.

Output performa yang besar membuat J8 SHS ARDIS mampu mencapai kecepatan 100 km/jam hanya dalam waktu 5,4 detik.

Pasokan daya listrik bersumber dari baterai lithium-iron phosphate (LFP) M3P berdaya 34,4 kWh. Baterai yang diusung telah lulus serangkaian pengujian dengan standar keselamatan IP68. Stabilitas, daya tahan, dan keamanan baterai jadi prioritas utama.

Pengisian daya baterai dengan perangkat fast charger DC dikatakan sangat efisien. Dari 30% hingga 80% hanya perlu waktu sekira 25 menit. Efisiensi waktu yang sangat tinggi jadi poin plus dari J8 SHS ARDIS.

Dalam mode EV yang hanya mengandalkan daya baterai, jarak jelajah mampu mencapai hingga 180 km. Sedangkan kombinasi sistem hybrid SHS membuat jarak jelajah menjadi lebih jauh yakni mencapai hingga 1.400 km.

Konsumsi BBM rata-rata tanpa mode hybrid dikatakan hanya butuh 6 liter bensin untuk menempuh jarak 100 km. Sedangkan jika pakai mode hybrid, konsumsi BBM jauh lebih ekonomis lagi, hanya 1,2 liter per 100 km.

JAECOO J8 SHS ARDIS sudah dapat dipesan via pre-booking dengan harga Rp 850 juta. Pengiriman perdana unit pesanan konsumen paling cepat pada September 2025 mendatang.

Jaecoo J5 EV Resmi Dipasarkan Mulai Dari Rp 350 Jutaan

Setelah menghadirkan J8 ARDIS dan J8 SHS ARDIS serta debut J7 SHS Discover, Jaecoo Indonesia kembali meluncurkan mobil listrik terbaru mereka, J5 EV, di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Peluncuran J5 EV melengkapi rangkaian besar peluncuran Jaecoo di GIIAS 2025.

Kehadiran deretan mobil terbaru di GIIAS 2025 menjadi bagian dari komitmen jangka panjang Jaecoo di Indonesia. Jaecoo berambisi untuk menghadirkan SUV yang lebih cerdas, ramah lingkungan, dan tangguh bagi para penjelajah modern.

Mobil listrik Jaecoo J5 EV sempat tampil di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, namun saat itu masih prototipe. Basis desain yang digunakan adalah Jaecoo J5 versi bermesin bensin.

“Kehadiran J5 EV di GIIAS 2025 menjadi tonggak penting bagi Jaecoo, tidak hanya karena ini adalah langkah awal kami di segmen SUV listrik murni, tapi juga sebagai bagian dari pameran lini produk Jaecoo yang paling lengkap untuk pasar Indonesia sejauh ini,” buka Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia, dalam keterangan resminya.

Postur bodi SUV bertenaga listrik baterai ini identik dengan varian bensinnya, dengan panjang 4.380 mm, lebar 1.860 mm, tinggi 1.650 mm serta jarak wheelbase 2.620 mm.

Kemampuan melintasi medan off road ditunjang dengan sudut masuk 20 derajat dan sudut keluar 30 derajat. Trek dengan permukaan batu terjal maupun rintangan kubangan air dapat dilintasi dengan mudah.

Kenyamanan dan stabilitas berkendara di jalan raya maupun trek off road ditunjang dengan suspensi MacPherson strut (depan) dan sistem multi-link (belakang). Tak perlu ragu melintasi berbagai kondisi jalan, berkendara akan tetap terasa nyaman.

Oh ya, Jaecoo J5 EV yang dipasarkan di Indonesia bukan lagi versi setir kiri, tapi sudah versi setir kanan. Desain eksterior bergaya modern dan semi futuristik terlihat dari siluet bodi yang tegas dan aerodinamis.

Performa Mumpuni

Jaecoo J5 EV dibekali satu motor elektrik penggerak roda depan berdaya 67 kW (89,8 HP) dengan output maksimum mencapai 155 kW (207 HP) pada putaran 18.000 rpm. Torsi puncak mencapai 288 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam yang dicapai dalam waktu 7,7 detik terbilang lumayan cepat.

Pasokan daya listrik bersumber dari baterai berdaya 60,9 kWh. Pada kondisi pengisian daya penuh, jarak jelajah J5 EV mampu mencapai hingga 400 km (standar WLTC) atau 470 km (standar NEDC). Konsumsi daya listriknya di angka 16.6 kWh per 100 kilometer atau 6 kilometer per kWh. Cukup efisien.

Compact SUV EV ini sudah dilengkapi dengan kemampuan pengisian daya cepat (fast charging). Dengan perangkat fast charger DC, pengisian daya dari 30 persen hingga 80 persen hanya butuh waktu 27 menit. Cukup cepat dan efisien. Sangat cocok bagi pengguna di kawasan perkotaan yang butuh efisiensi waktu cukup tinggi.

Perihal fitur keselamatan berkendara, Jaecoo J5 EV tak hanya dilengkapi 6 airbag di sekeliling kabin. Terdapat pula 17 fitur Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) yang akan memastikan keamanan penumpang dalam setiap perjalanan.

Perakitan Secara Lokal

Saat ini Jaecoo Indonesia telah memulai perakitan Completely Knock Down (CKD) untuk model J7 SHS di fasilitas PT Handal Indonesia Motor (HIM). Dalam beberapa waktu mendatang lini model Jaecoo lainnya, termasuk J5 EV, J8 ARDIS dan J8 SHS ARDIS akan menyusul untuk dirakit secara lokal di Indonesia. Perakitan secara lokal tak hanya mempercepat dan kian memudahkan distribusi produk Jaecoo kepada konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Harga jual kendaraan pun jadi bisa lebih kompetitif.

Para konsumen dan pengunjung GIIAS 2025 saat ini sudah bisa melakukan pemesanan secara pre-booking. Jaecoo J5 EV tersedia dalam dua varian. Untuk varian Standard label harganya Rp 350 juta, sedangkan varian Premium dibanderol Rp 450 juta.

First Impression: Jaecoo J8 AWD

Jaecoo Indonesia punya cara tersendiri untuk memperkenalkan Jaecoo J8 AWD (All Wheel Drive). Sport Utility Vehicle (SUV) premium tersebut menghadirkan kenyamanan bagi pengguna, sekaligus performa tangguh di untuk melahap berbagai medan. Bekal utamanya ialah sistem penggerak empat roda pintar, fitur kenyamanan optimal, serta teknologi adaptif untuk berbagai kondisi jalan.

Medan pengujian yang harus kami selesaikan, berada di Marinos Adventure Park, Sentul, Jawa Barat. Secara sekilas, sebagian besar akan menganggap rute offroad akan memberi tantangan berat bagi Jaecoo J8 AWD. Namun, SUV premium ini punya kemampuan menanjak hingga 22 derajat, dan sanggup menerjang genangan air setinggi 600 mm.

Sistem ARDIS Pintar

Jaecoo J8 AWD mengusung teknologi Smart AWD, 4WD Vectoring, dan tujuh mode berkendara, yang memungkinkan sistem untuk secara otomatis menyesuaikan distribusi tenaga sesuai dengan kondisi jalan. Dalam penggunaan normal, sistem memprioritaskan penggerak roda depan untuk efisiensi energi.

Namun, ketika dibutuhkan traksi tambahan, seperti saat melintasi jalan licin, tanjakan curam, atau genangan air, maka ARDIS (All Road Drive Intelligent System) secara otomatis mengaktifkan penggerak keempat roda secara optimal. Bahkan ketika salah satu roda terangkat dari permukaan, maka ARDIS secara otomatis akan mendistribusikan output mesin menuju roda yang masih memiliki traksi. Hal ini memastikan mobil mampu melaju dengan responsif dan aman.

Keunggulan utama dari sistem ARDIS, terletak pada kemampuannya untuk memberikan respons cepat terhadap kondisi jalan. Sekaligus beradaptasi secara optimal terhadap berbagai medan. Sistem ini memastikan performa berkendara yang maksimal tanpa mengorbankan efisiensi.

Harga Tunggu Bulan Depan

Jaecoo J8 AWD juga menyuguhkan kemewahan dan kenyamanan. Desain eksterior yang tegas dipadukan dengan kabin premium berlapis kulit Nappa. Pada jok baris kedua, dilengkapi captain seat yang memiliki fitur pijat, ventilasi, dan pemanas. Selain itu, teknologi suspensi Active CDC (Continuous Damping Control) mampu merespons kondisi jalan secara real-time. Sehingga memberikan rasa berkendara yang halus dan stabil.

Untuk memastikan keselamatan berkendara, Jaecoo J8 AWD dilengkapi dengan 19 fitur ADAS, 10 airbag yang tersebar di seluruh kabin, serta sistem parkir otomatis yang cerdas. Jaecoo J8 AWD dibekali mesin empat silinder 2.0 liter dengan turbocharger. Output yang dihasilkan mencapai 245 hp dan torsi maksimal sebesar 385 Nm. Mesin tersebut dipadukan dengan transmisi dual-clutch preselective 7DCT400. Terkait harganya, Jaecoo Indonesia mengklaim akan mengungkapkannya pada bulan Juli 2025 nanti.

Diler Jaecoo Setia Puri

Diler Jaecoo Setia Puri Resmi Beroperasi, Target 100 Unit Sampai Akhir Tahun!

Diler Jaecoo Setia Puri telah resmi beroperasi. Showroom pertama brand Jaecoo ini menghadirkan 2 line up andalannya, yaitu Jaecoo J7 SHS dan Jaecoo J8 AWD. Kemudian, diler ini juga menawarkan fasilitas 3S (Sales, Service, Sparepart).

Diler Jaecoo Setia Puri terletak di Puri Indah Auto Center, Jalan Puri Lingkar Luar, Kembangan Selatan, Kembangan, Jakarta Barat. Diler ini melayani fasilitas 3S secara menyeluruh: Sales, Service, dan Spare Parts.

Tempat ini dikelola oleh PT Setia Pacific Auto. Dan bukan sekadar titik penjualan, melainkan destinasi lengkap bagi pelanggan yang mencari solusi mobilitas premium, cerdas, bergaya, dan berkelanjutan.

Dengan ruang showroom, bengkel, dan customer lounge yang terintegrasi dalam satu atap, JAECOO Setia Puri dikatakan mencerminkan komitmen merek terhadap kenyamanan, inovasi, dan dukungan jangka panjang bagi pelanggan.

“Kami bangga menjadi diler pertama yang memperkenalkan merek Jaecoo di Indonesia. Dengan meningkatnya minat terhadap teknologi kendaraan yang bersih dan efisien, kami yakin lini produk Jaecoo akan menarik bagi pelanggan yang mencari mobil hybrid terbaik, praktis sekaligus bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ujar Maggie Wong, Owner PT Setia Pacific Auto (28/5).

Maggie juga menuturkan bahwasanya investasi untuk pembangunan diler ini cukup besar, yaitu mencapai Rp 20 miliar.

“Sampai dengan saat ini nilai investasi sudah mencapai Rp 20 miliar. Kemudian untuk target penjualan kita pasang 100 unit sampai akhir tahun 2025,” lanjut Maggie.

Jaecoo Indonesia Siap Bangun 40 Diler Baru

Diler Jaecoo Setia Puri

Diler Jaecoo Setia Puri telah resmi beroperasi untuk melayani konsumen wilayah Jakarta Barat dan sekitarnya. Dan untuk memaksimalkan penjualan, mereka akan bangun 40 diler baru secara bertahap.

“Saat ini, Jaecoo telah bermitra dengan 33 grup dealer di seluruh Indonesia dan menargetkan ekspansi hingga 40 outlet pada akhir tahun 2025, demi memperluas akses masyarakat terhadap kendaraan premium dari Jaecoo. Diantaranya nanti ada di Tangsel, Jakarta Selatan, Tangerang, Jakarta Barat, dan wilayah lain agar bisa memenuhi permintaan konsumen,” jelas Setia Hariadi, Head of Dealer Network of Jaecoo Indonesia Brand.

JAECOO Siapkan Target 40 Dealer di Seluruh Indonesia

JAECOO terus memperkuat kehadirannya di Indonesia jelang peluncuran resmi model J7 SHS di bulan Juni 2025 mendatang. Kini JAECCO telah menggandeng 33 mitra dealer di berbagai wilayah strategis dan menetapkan target ekspansi menjadi 40 outlet secara nasional hingga akhir 2025. Hmm…nampaknya brand ini cukup siap melangkah di pasar Indonesia dengan memperluas jaringan dan layanan purna jualnya.

JAECOO menargetkan pembukaan resmi 20 outlet dealer antara Mei hingga Juli 2025. Ekspansi berikutnya akan menghadirkan 10 outlet tambahan hingga September dengan total mencapai 30 outlet. Hingga Desember, JAECOO menargetkan akan memiliki 40 dealer aktif di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.

“Kami telah melakukan riset mendalam untuk mempersiapkan infrastruktur jaringan dealer JAECOO di Indonesia secara matang. Langkah ini mencerminkan komitmen jangka panjang kami dalam membangun kehadiran yang kuat dan memastikan konsumen Indonesia dapat dengan mudah menjelajahi serta merasakan langsung keunggulan mobil JAECOO,” ujar Max Zhou, Country Director JAECOO Indonesia.

Langkah ekspansi ini tidak hanya mencakup pengembangan fisik jaringan, tetapi juga bentuk kolaborasi jangka panjang dengan mitra lokal. Untuk itu, sejumlah grup dealer ternama menyatakan siap mendukung visi dan teknologi JAECOO. Salah satunya adalah Sun Motor Group, yang saat ini tengah mempersiapkan jaringan dealer JAECOO di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

“Kami memutuskan untuk beralih dari merek sebelumnya ke JAECOO karena melihat komitmen mereka terhadap perencanaan produk jangka panjang. Bagi kami, keberlanjutan, strategi merek yang kuat, serta harga yang kompetitif adalah kunci untuk menang dalam persaingan pasar saat ini,” ujar Nugroho Chandra, Direktur Pengembangan Bisnis Sun Motor Group.

Sedikit info, JAECOO resmi memasuki pasar otomotif Indonesia sebagai bagian dari OMODA & JAECOO, di bawah naungan Chery Group. JAECOO dikenal sebagai brand dengan segmen Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dengan varian J7 SHS yang telah teruji di berbagai belahan dunia.

JAECOO Berpartipasi di Forum Industri Hijau Nasional 2025

JAECOO menjadi mitra utama dalam penyelenggaraan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) ke-2 tahun 2025. Forum Industri Hijau Nasional (FIH) 2025 yang diselenggarakan di Bandung berhasil menghimpun lebih dari 300 pemangku kepentingan kunci dari sektor pemerintahan, industri, hingga lembaga riset. Forum ini bertujuan mempercepat penerapan teknologi rendah karbon, peningkatan efisiensi energi, serta mendorong inovasi hijau di seluruh rantai nilai industri nasional.

Dalam forum ini, pembahasan urgensi transformasi industri ditekankan. Indonesia harus segera beralih menuju praktik industri yang berkelanjutan. Dengan sektor industri berkontribusi 34 persen emisi gas rumah kaca nasional dan 41 persen PDB, transformasinya sangat penting bukan hanya untuk keberlanjutan lingkungan, namun juga untuk ketahanan jangka panjang perekonomian nasional.

Partisipasi JAECOO dalam Forum Industri Hijau Nasional 2025 menandai langkah awal dari keterlibatannya dalam rangkaian program AIGIS 2025, termasuk KTT AIGIS yang akan diselenggarakan pada 20–22 Agustus 2025 mendatang di Jakarta International Convention Center.

JAECOO dan Teknologi Super Hybrid System

Di awal tahun ini, JAECOO resmi menetap di pasar otomotif Indonesia sebagai bagian dari OMODA & JAECOO di bawah naungan Chery Group. JAECOO sebagai merek SUV premium, menawarkan teknologi Super Hybrid System (SHS) yang mumpuni. JAECOO pun berkomitmen siap mendukung transformasi industri hijau di Indonesia melalui model JAECOO J7 SHS (Super Hybrid System). Teknologi ini siap menjembatani kebutuhan konsumen akan kendaraan ramah lingkungan yang tetap menawarkan pengalaman berkendara premium.

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Reza, secara langsung mencoba unit JAECOO J7 SHS dan menyampaikan antusiasmenya “Saya terkejut dengan harga pre-bookingnya, sangat kompetitif untuk kendaraan dengan kemampuan seperti ini. Jangkauan berkendaranya lebih dari 1.300 kilometer, dan desainnya jelas mencerminkan inspirasi dari SUV premium seperti Range Rover. Teknologi PHEV seperti ini jauh lebih efisien dan hemat biaya dibandingkan dengan HEV,” ujarnya.

Partisipasi JAECOO dalam forum ini juga siap mendukung program Indonesia Green Run pada bulan Juni  dan berlanjut melalui 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) di bulan Agustus mendatang.

 

Jaecoo J5 EV Siap Beredar di Pasar Indonesia

Setelah debut global yang di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Jaecoo J5 EV pun tampil di Auto Shanghai 2025. Mobil listrik terbaru dari sub-brand Chery ini mencuri perhatian media serta jadi salah satu bintang di booth Chery.

Jaecoo J5 EV kian melengkapi dua versi J5 yang telah ada yakni versi bermesin bensin dan hybrid.

Saat dipamerkan pada event IIMS 2025 di Jakarta, wujud J5 EV masih prototype pra poduksi. Nah, yang kini tampil di Shanghai sudah siap diproduksi dan dipasarkan. J5 EV diharapkan dapat menarik minat calon konsumen dari berbagai negara di dunia.

Pakai Platform Omoda E5?

Perihal spek teknis J5 EV, saat ini masih belum diungkap detailnya seperti apa. Namun demkian, platform yang digunakan pada J5 EV diprediksi berbasis dari Omoda E5. Mulai dari motor elektrik penggerak roda depan beroutput 200 hp, baterai LFP (lithium iron phosphate) berdaya 61,1 kWh dan kemampuan pengisian daya dengan charger beroutput 80 kW.

Peeihal jarak tempuh maksimumnya, Jaecoo J5 di klaim dapat melaju sejauh 450 km (NEDC). Bisa dikataka mobil ini siap beradu dengan rival sekelasnya seperti Ford Puma Gen-E, Jeep Avenger dan Suzuki e Vitara.

Untuk J5 versi bermesin bensin,  nampaknya tak jauh beda dari Omoda 5 yakni perpaduan mesin bensin 1.6-liter turbo dan transmisi automatic 8-speed kopling ganda. Versi hybrid tentunya menggunakan sistem hybrid SHS yang dikembangkan Jaecoo, sama seperti pada J7 SHS.

Ya, Jaecoo dan Omoda sama-sama berada dalam naungan Chery Group seperti halnya iCar. Maka tak tertutup kemungkinan untuk saling berbagi platform dan teknologi.

Versi Ringkas Dari J7

Tampilan eksterior Jaecoo J5 EV bagaikan versi mungil dari J7. Jika model J5 versi bermesin bensin dilengkapi grille model air terjun ala J7, fascia depan J5 EV lebih klimis dan polos tanpa grille. Desain lampu LED dan bumper depan J5 EV pun berbeda dari J5 versi bermesin maupun hybrid.

Interior J5 tampil cukup hightech dengan gaya semi futuristik. Di tengah dashboard terpampang layar touchscreen model tegak berukuran cukup besar sebagai penampil sistem multimedia. Layar instrumen di balik setir model palang dua nampak ramping, identik seperti Jaecoo J7 SHS.

Layout tuas gear selector model putar di konsol tengah dan panel dashboard yang minim tombol fisik begitu identik dengan J7.

Compact SUV bertenaga listrik baterai perdana dari brand Jaecoo ini merupakan model pasar global. Jadi bakal beredar di berbagai kawasan termasuk Eropa dan Asia Tenggara. Rencananya, untuk pasar Inggris akan mulai tersedia unitnya pada Agustus 2025 mendatang. Indonesia? Tunggu saja.

Jaecoo J5 EV Debut Global di IIMS 2025!

Memanfaatkan pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Jaecoo Indonesia memperkenalkan J5 EV. Unit ini merupakan sebuah Sport Utility Vehicle (SUV) listrik bertenaga baterai, dengan sejumlah fitur mutakhir. Indonesia terpilih sebagai negara pertama di dunia yang menjadi tuan rumah global unveiling.

Langkah ini tentu memperkuat komitmen Jaecoo, dalam mendukung pertumbuhan industri otomotif Indonesia. Sekaligus memenuhi permintaan konsumen akan kendaraan listrik yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari global roadmap-nya, Jaecoo berfokus mengembangkan kendaraan listrik bertenaga baterai (Battery Electric Vehicle atau BEV), yang menawarkan solusi mobilitas ramah lingkungan.

Dengan meluncurkan J5 EV secara global di Indonesia, Jaecoo menegaskan peran strategis Indonesia. Tidak hanya sebagai pasar utama, tetapi juga sebagai mitra penting dalam ekspansi internasional perusahaan ini.

Jaecoo yakin bahwa industri otomotif Indonesia berada dalam transisi menuju mobilitas listrik. Oleh sebabnya, melalui model-model terbaru, termasuk J5 EV, Jaecoo berkomitmen menghadirkan inovasi yang mendorong masa depan transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

“Peluncuran global Jaecoo J5 EV di Indonesia menjadi bukti nyata komitmen kami terhadap pasar ini. Kami menyadari peran signifikan Indonesia dalam rencana global Jaecoo. Kami sangat antusias untuk berkontribusi dalam transisi negara ini, menuju mobilitas listrik yang berkelanjutan,” kata Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia, hari ini (20/02/2025).

Selain memperkenalkan produk inovatif, Jaecoo juga berkomitmen untuk berinvestasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Hal ini mencakup kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, supaya mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan. Serta memastikan konsumen Indonesia memiliki akses ke kendaraan listrik berkinerja tinggi dan hemat energi.

Produk J5 EV direncanakan bakal memasuki pasar global pada tahun 2025 ini. Tentu saja Indonesia menjadi salah satu pasar prioritas dalam strategi ekspansi perusahaan Jaecoo.

Jaecoo hadir di Indonesia

Jaecoo Perkenalkan Diri di Indonesia, Bawa Teknologi ‘Super Irit’

Merek baru di bawah naungan Chery memperkenalkan diri di pasar Indonesia, kemarin (21/01) di Jakarta. Inilah Jaecoo yang hadir dengan membawa teknologi bernama Super Hybrid System (SHS).

“Hari ini adalah momen penting bagi JAECOO saat kami memperkenalkan brand kami kepada publik untuk pertama kalinya,” ujar Max Zhou, Country Director JAECOO Indonesia. “Super Hybrid System mencerminkan komitmen kami terhadap inovasi, keberlanjutan, dan aksesibilitas.”

Jaecoo J7

Belum ada produk pasti yang akan dipasarkan, namun teknologi SHS tersebut dipasangkan pada SUV Jaecoo J7. Pada mobil ini juga Jaecoo Indonesia melakukan pengujian internal dengan menempuh 1.372 km, tanpa mengisi bensin. Kemudian, pengujian berikutnya akan dilangsungkan di Indonesia bulan Februari nanti, dengan menempuh perjalanan Jakarta-Bali.

Diklaim, mobil ini memiliki konsumsi BBM hingga 22,7 km/liter, dalam mode pengisian daya berkelanjutan (charge-sustaining), dan daya tahan baterai 20 persen lebih lama.

Jaecoo Indonesia perkenalkan teknologi SHS

SHS yang terpasang pada J7 ini merupakan sistem plug-in hybrid (PHEV) dengan mesin konvensional empat silinder turbo, berkapasitas 1,5 liter digabungkan dengan motor listrik dan satu transmisi Dedicated Hybrid Transmission (DHT). Menurut Jaecoo Indonesia, motor listriknya mampu menggerakkan mobil hingga 90 km.

Selain itu, diklaim juga bahwa sistem ini mampu memberikan pengendaraan yang halus, layaknya sebuah EV. Namun untuk membuktikannya, kami harus menguji langsung.

33 Negara

MEsin jaecoo J9 dengan SHS

Selain memperkenalkan brand dan teknologinya, Jaecoo Indonesia juga menegaskan komitmen mereka di pasar tanah air.

Mereka mencanangkan membuka 30 dealer di tahap awqal tahun ini. Hal tersebut, menurut keterangan resminya, “Untuk memudahkan pelanggan mengakses jajaran hybrid inovatif JAECOO, dengan dukungan panduan ahli dan fasilitas canggih untuk layanan penjualan maupun purna jual di kota-kota utama dan wilayah strategis.”

Di pasar global, Jaecoo tersedia di 33 negara dan mampu bersaing. Tercatat sepanjang 2024 lalu, 248.605 unit mobil terjual. Ini merupakan peningkatan sebesar 54 persen dibanding tahun sebelumnya.

Kapan Jaecoo Indonesia resmi berjualan? Rencananya, mereka akan resmi meluncurkan produk ke publik di ajang IIMS 2025, bulan depan. Tunggu saja. 

Jaecoo J7

JAECOO J7 PHEV  Bersiap Uji Ketahanan Menjelajah Jakarta-Bali 

JAECOO, merek otomotif premium dari Chery, membuktikan keunggulan J7 Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) mereka.

Oktober lalu, JAECOO J7 PHEV sanggup menjelajah 1.353 kilometer hanya dengan satu tangki bahan bakar dalam tantangan jarak jauh global. Tujuh negara ikut berpartisipasi seperti Italia, Malaysia, Meksiko, Arab Saudi, Spanyol, Turki, dan Inggris.

Puncaknya, perjalanan spektakuler dari Guangzhou ke Wuhu, Tiongkok. Prestasi ini dikatakan membawa posisi JAECOO diakui dunia dengan efisiensi bahan bakar dan performa yang maksimal.

“Pencapaian ini menunjukkan teknologi canggih yang ada dalam JAECOO J7 PHEV,” ujar Max Zhou, Direktur JAECOO Indonesia.

Selama tantangan global, JAECOO J7 PHEV mencatatkan konsumsi bahan bakar rata-rata hanya 3,3 liter per 100 kilometer. Mobil ini berhasil mencapai jarak tempuh listrik murni sejauh 125,2 kilometer, dengan tingkat pencapaian 139 persen.

Berdasarkan kesuksesan ini, JAECOO akan mempersiapkan J7 PHEV mengikuti Uji Ketahanan Super Hybrid Long Range sejauh 1.200 kilometer dari Jakarta ke Bali.

Jika tantangan global menguji di berbagai medan dan iklim, rute Jakarta-Bali akan menyoroti kemampuan adaptasinya terhadap jalan dan cuaca lokal. Pengujian inj akan dikatakan bisa memberikan demonstrasi nyata bagi konsumen Indonesia.

Kita tunggu saja pembuktiannya. SUV plug-in hybrid ini rencananya diperkenalkan di Indonesia pada saat acara IIMS 2025 yang akan berlangsung Februari 2025 mendatang di Jakarta. 

Selain J7, Jaecoo juga berencana membawa J5 dan J8.