McLaren F1

Cerita di Balik Lahirnya McLaren F1, Mobil Fenomenal Abad 20

Suatu sore di tahun 1988 setelah balapan F1 Italia, di bandar udara internasional Milan, Italia, empat orang penting duduk bersama di sebuah kafe. Mereka adalah Ron Denis, Creighton Brown, Mansour Ojjeh dan Gordon Murray.

Siapa mereka? Buku sejarah otomotif menjuluki mereka dengan sebutan The McLaren 4. Brown adalah direktur McLaren Racing dan mantan juara balap mobil Inggris. Ron Dennis tentunya penyuka balap F1 tahu, Dennis adalah seorang perfeksionis, mekanik handal dan manajer tim McLaren F1 (waktu itu).

Lalu Mansour Ojjeh, orang Perancis keturunan Saudi Arabia yang banyak duit. Otomatis, dialah yang menjadi pendukung keuangan McLaren. Terakhir Gordon Murray.

Gordon Murray adalah orang yang begitu jatuh cinta dengan desain dan kemampuan Honda NSX. Di luar itu, Murray yang kelahiran Durban, Afrika Selatan merupakan desainer mobil dengan otak jenius. Semua yang lahir dari guratan penanya jadi bahan omongan karena kualitas. Dia juga yang membentuk mobil F1 era 70-an, sehingga begitu bentuknya. Anda paham, kan? Kalau bingung, coba cari Brabham BT46. Anda akan mengerti, kenapa Murray disebut orang pintar.

Sepakat Bikin Mobil

Di kafe airport itu, keempatnya berdiskusi kalau McLaren harus punya produk yang bisa dipasarkan untuk umum. Bukan cuma jadi tim F1 saja. Intinya, ekspansi bisnis. Ide ini muncul dari Oujjeh, yang melihat Ferrari dan Lotus bukan cuma sebagai tim balap. Tapi juga pabrikan mobil jalan raya. “Kenapa McLaren tidak bisa begitu? Padahal ini tim sukses,” mungkin begitu tantangan yang ia lontarkan.

Ron Dennis, yang biasanya realistis kali ini terlena dengan gambaran kalau McLaren bisa sukses menjegal nama besar seperti Ferrari atau Lamborghini di jalanan umum. Ia tidak bisa menolak ide tersebut. Akhirnya, saat itu juga Brown, Oujjeh dan Ron Dennis sepakat membentuk perusahaan baru bernama McLaren Cars.

Gordon Murray desainer jenius yang perfeksionis.

Murray kemana? Ia duduk saja diam. Saat tiga petinggi tim berdebat soal harus bagaimana dan membuat apa, Gordon diam-diam membuat sketsa. Gambaran seperti apa mobil yang akan mereka hasilkan.

Berdasarkan diskusi itu, akhirnya diputuskan beberapa syarat. Pertama berat mobilnya kurang dari satu ton. Lebar tidak lebih dari 1,8 meter. Overhang depan dan belakang wajib diminimalisir. Lalu bobot harus terkonsentrasi di tengah. Tambahannya, enak dipakai kencang maupun pelan, serta tidak lupa harus punya kenyamanan.

Mobil ini menjegal kekuatan F40 dan Diablo

Tidak ada yang peduli dengan kecepatan saat mobil ini didesain

Ada yang hilang? Ya mereka tidak mendebatkan seberapa kencang mobil ini nantinya. Berapa top speed atau seberapa cepat menempuh 0-100 km/jam tidak dibahas. Karena itu dianggap tidak penting. “Kita mau bikin road car, bukan race car,” kurang lebih begitu pernyataan Gordon Murray. Mobilnya didesain tanpa aturan. Tidak seperti mobil balap yang banyak larangannya. Yang penting lebih kencang dari Porsche 959 dengan bentuk lebih bagus dari Alfa Romeo 33 Stradale. Juga harus ramah digunakan seperti Honda NSX.

Pembuatannya juga akan memanfaatkan fasilitas dan teknologi Formula One yang ada di McLaren. Ini juga bukan tanpa alasan. Selain McLaren cuma tahu soal F1, Murray juga pahamnya dunia itu.

Tim dan Material Eksotis

Tidak lama, Murray mempresentasikan apa yang ada di isi kepalanya. Sebelas jam kemudian, Ron Dennis, Creighton Brown, Mansour Ojjeh langsung setuju.

Ironisnya, untuk membuat mobil ‘tidak tahu aturan’ ini, Gordon harus menerapkan aturan yang ketat. Pertama, tim yang akan terlibat membuat mobil harus yang terbaik. Masuklah nama seperti Peter Stevens, yang juga salah satu desainer mobil balap F1. Ia juga yang menggambar bentuk Lotus Elan M100. Orang kedua adalah Steve Randle, pionir penggunaan komputer untuk merancang chassis mobil. Randle juga yang bertanggung jawab mendesain mobil terbang yang belakangan ini ramai dibicarakan.

Tim tersebut bertanggung jawab merealisasikan desain Gordon Murray. Mobilnya memiliki macam-macam hal baru. Contohnya penggunaan material eksotis seperti carbon fiber, titanium bahkan emas.

Kabin MclAren F1

Konfigurasi kabin McLaren F1

Kabinnya menampung tiga orang dengan pengemudi ada di tengah. Alasannya, mobil betulan pengemudinya harus berkuasa penuh atas pengendaraan dan pengendalian. Duduk di tengah akan memudahkan hal tersebut.

Tidak ada ABS atau kendali traksi. Murray menganggap hal seperti itu akan menghilangkan rasa asli mobilnya. Selain itu, harus bisa bawa penumpang dan muat barang bawaan. Tidak lupa, karena ini sports car, respon dari input pengemudi harus instan.

Mesinnya Mana?

Nah, Murray dan timnya memiliki keahlian untuk melahirkan mobil yang terdengar spektakuler. Namun ia tidak memiliki keahlian untuk membuat mesin. “Saya ingin mesin tanpa turbo dengan kapasitas (silinder) selayaknya,” kata Murray. Dari situ ia mensyaratkan selain kapasitas 5,5 liter, harus mampu menghasilkan rasio tenaga paling tidak 100 hp/liter. Alias 550 hp.

MEsin Isuzu P799WE

Isuzu hampir jadi suplier mesin McLaren F1

Ia juga mensyaratkan V12 dengan bobot tidak lebih dari 250 kg dan wajib tahan banting (reliable). Baik di jalan raya ataupun disiksa bagaikan mobil balap. Jangan lupa, penggerak ini akan jadi bagian terintegrasi dari struktur mobil. Oh iya, interval servisnya harus panjang. Ini seperti permintaan bocah yang tidak tahu apa yang dia mau.

Secara alamiah, ia mendekati Honda. Karena Honda dan mobil balap McLaren (waktu itu) bagaikan sepasang kekasih. McLaren juara dunia dengan mesin Jepang ini. Dan juga, Honda baru saja selesai mendesain NSX. Mobil favorit om Gordon. Tapi Honda geleng kepala. Apalagi lihat V12 tapi bobotnya tidak lebih dari seperempat ton. Mana bisa?

Murray sempat juga mempertimbangkan Ferrari. Pasti paham, kan? Mereka punya pengalaman bikin mesin V12. Tapi nama ini dicoret karena tidak masuk salah satu syarat di atas: Reliable. Yang hingga sekarang kami tidak paham adalah, ia bahkan sempat mempertimbangkan Isuzu. Nah, bingung kan? Tapi Isuzu waktu itu memang punya mesin V12 bernama P799WE. Semua persyaratan tadi masuk. Tapi Ron Dennis menolak. Ia cuma bertanya, “Buktinya mana kalau mesin ini memang bisa diandalkan?”

Rosche Jadi Penyelamat

Lalu Gordon Murray cerita kepada teman lamanya bernama Paul Rosche. Ini siapa lagi? Rosche adalah orang BMW. Sekali lagi, kalau Anda pemerhati F1, salah satu mesin terbaik mobil balap F1 di era 80-an adalah BMW. Dan Paul Rosche adalah otak yang membuat mesin balap itu. Rosche langsung bilang, “Saya buatkan mesinnya.” Dalam waktu singkat, BMW melahirkan mesin V12 berkode S70/2.

S70/2 adalah mesin V12 dengan bahan dasar alumunium berkapasitas 6,1 liter. Tenaganya 618 hp dengan torsi puncak 650 Nm. Pelumasan model dry sump, yang akan melumasi silinder memberikan arti mesinnya akan awet. Dalam kondisi apapun. Punya dua water pump, koil individual untuk tiap silinder serta tidak lupa Vanos. Karena ini mesin BMW.

Mesin BMW S70/2

Mesin ini sedikit meleset dari harapan. Tapi masih digunakan oleh Murray

Masalahnya, mesinnya masih terlalu berat. sekitar 260 kg. Lebih berat 10 kg dari yang disyaratkan. Untungnya Murray mau mengalah. Karena ia paham ini jadi hal terakhir yang penting untuk mobil.

Jantung mekanis tersebut terpasang rapi di ruang mesin di belakang kabin. Dinding (firewall) dibungkus emas supaya bisa mendistribusikan panas lebih baik. Anda pernah dengar material Iconer? Belum? Ini adalah bahan untuk melapisi pesawat ulang alik. Selain tahan panas, juga sangat kuat. Iconer diputuskan menjadi material pembentuk knalpot. Kenapa? Karena selain menyalurkan gas buang, mengeluarkan suara, juga jadi struktur peredam efek daya tabrakan (crumple zone). Knalpot jadi crumple zone. Tidak setiap hari kami dengar ada pipa gas buang macam itu.

Tidak Perlu Flywheel?

Transmisi yang dipakai adalah 6-speed manual. Yang unik dan bikin BMW geleng kepala adalah, Murray menolak penggunaan flywheel. Alasannya sederhana. Ini mesin sudah balance secara sempurna. Kenapa perlu flywheel lagi? Penjelasan teknisnya akan sangat panjang dan perlu artikel sendiri. Intinya, akhirmya ada flywheel, tapi ukurannya kecil sekali.

Ukuran benda tersebut hanya satu dari sederet fitur antik yang ada di McLaren F1. Keunikan lainnya adalah, ingat syarat mesin akan jadi bagian struktural? Dan ini terjadi. Mesin menjadi satu kesatuan dengan suspensi menggunakan load bearing. Hasilnya, mobil yang kokoh di berbagai kondisi pengendaraan. Dan hebatnya, semua itu membuat Mclaren F1 lebih ringan dari Honda Jazz.

Setelah semua komplit, Gordon Murray mulai mendesain body. Jadi sepanjang tulisan di atas, bentuk body belum ada. Ia bersama timnya menghasilkan 1.000 model. Hingga akhirnya terpilih bentuk yang paling aerodinamis. Semua detail, termasuk posisi rem tangan dihitung dengan seksama.

Pecahkan Rekor

Akhirnya, tahun 1989 McLaren Cars siap memproduksi F1. Mobil kencang yang mudah dikendalikan, tapi sulit dibuat karena Murray, seperti dikatakan tadi, perfeksionis. Dibuat dengan tangan manusia yang ahli. Mekaniknya salah sedikit resikonya antara diperintahkan untuk membuat ulang, atau dipecat.

Dengan begitu, dunia lalu melihat hasil kreasi Gordon Murray. Manusia eksentrik dengan gaya rambut dan kumisnya yang, hmm, kami tidak bisa komentar. McLaren F1 lalu menendang dominasi Ferrari F40, Porsche 959 hingga Lamborghini Diablo.

Gordon Murray, icon otomotif dunia.

Gordon Murray dan mobil yang melambungkan namanya

Dibuat sebanyak 106 unit, termasuk prototype, GTR (untuk balap) dan sepasang F1 Long Tail GT. Tahun 1998, mobil ini berhenti diproduksi.

Itulah kisah McLaren F1. Mobil yang tidak pernah dibuat untuk memecahkan rekor kecepatan, tapi jadi salah satu mobil terkencang di dunia, dengan mesin tanpa turbo. Mobil yang lahir dari perbincangan di airport, digurat oleh orang pintar yang kurang tertarik dengan mechanical engineering, tapi suka mendesain. 

 

McLaren 750S Sold Out Hingga 2024!

Setelah dinantikan kemunculannya sejak tahun 2022 lalu, akhirnya McLaren 750S resmi diluncurkan. Mobil ini menggantikan model 720S yang debut perdana di Geneva Motor Show pada 2017 silam.

Tak hanya tampil dalam versi Coupe, 750S juga hadir dalam variant Spider. Seperti apa detail dari supercar terbaru buatan Inggris ini?

Evolusi Dari McLaren 720S

Apakah tampilan 750S terlihat mirip dengan pendahulunya? Anda tidak salah, karena mobil ini adalah evolusi dari McLaren 720S. Bukan sekadar revisi atau facelift.

Meski mengalami ubahan, namun desain eksterior dan interior 750S masih memiliki benang merah dengan versi sebelumnya yakni 720S.

Pada interior mengalami ubahan drastis pada area dashboard dan konsol tengah. Paling terlihat yakni pada panel instrument.

Perubahan eksterior paling mencolok yakni pada sektor aerodinamika. Sayap belakang aktif di buritan ukurannya kini lebih besar. Fungsinya tentu saja untuk meningkatkan gaya tekan gravitasi dan mengurangi hambatan udara saat melaju pada kecepatan tinggi.  Mirip dengan sistem DRS pada mobil balap F1.

Pada pintu terdapat kanal ventilasi udara yang berfungsi menyalurkan aliran udara sebagai pendingin mesin. Sirip splitter pemecah angin pun disematkan pada bagian depan.

Konstruksi sasis dan body monokok serat karbon diramu ulang untuk menghasilkan bobot total yang jauh lebih ringan. McLaren mengklaim 750S memiliki rasio tenaga berbanding bobot di angka 579 hp-per-ton. Lebih prestisius dari Ferrari F8 Tributo yang rasionya hanya 500 hp-per-ton.

Tak hanya body dan sistem exhaust yang dibuat lebih ringan. Seluruh panel kaca pun kini menggunakan material berbobot ringan. Bahkan velg standar 10-spoke “ultra ringan” yang kini dibekalkan total bobotnya hanya 13.8 kg!

Hasilnya, bobot kering McLaren 750S untuk versi Coupe hanya 1.281 kg. Sedangkan untuk versi Spider hanya sedikit lebih berat yakni 1.326 kg.

Upgrade Performa? Tentu Saja!

Peningkatan output performa sudah pasti dilakukan secara maksimal oleh tim R&D. Meskipun 750S masih membopong mesin 4.0-liter V8 twin-turbo, namun performanya telah mengalami upgrade.

Pada mesin McLaren M840T yang digunakan 750S dibenamkan piston ultra ringan dari 765LT. Tekanan hembusan turbo pun ditingkatkan. Tak sia-sia, output tenaga mesin kini menjadi 750 PS atau sekitar 740 hp. Sedangkan puntiran torsi menjadi 800 Nm. Tenaga terkoreksi sekira 4 persen dari versi 720S P1 yang outputnya 727 hp.

Tak hanya lebih perkasa, 750S pun lebih gesit berkat ubahan pada rasio gigi akhir. Akselerasi 0–100 km/jam hanya butuh 2,7 detik. Jika versi Coupe butuh 7,2 detik untuk mencapai angka 200 km/jam, versi Spider hanya tertinggal 0,1 detik. Top speed di angka 299 km/jam dapat dicapai versi Coupe dalam 19,8 detik. Sedangkan versi Spider butuh waktu 20,4 detik. Sangat gesit bukan?

Revisi Sistem Suspensi dan Rem

Untuk mengimbangi peningkatan performa, sistem suspensi pun tak luput dari revisi. Tak hanya dibekali sistem suspensi PCC III versi terbaru. Komponen yang digunakan pun bobotnya lebih ringan. Hitungan geometri dan rasio kemudi pun disetting ulang.

Untuk memudahkan setting mandiri pada mesin, aerodinamika, handling kemudi dan transmisi, semua dapat dilakukan melalui sistem McLaren Control Launcher yang ditampilkan pada layar monitor.

Jika spek standar masih kurang memuaskan, tersedia paket upgrade McLaren Senna. Paket opsional versi balap ini terdiri dari rem cakram keramik dan kaliper monoblok berteknologi F1. Ban standar Pirelli P Zero atau P Zero Corsa pun dapat diganti dengan ban spek balap yakni Pirelli P Zero Trofeo R.

Bagi para peminat McLaren 750S, label harganya mulai dari $324,000 yang setara Rp 4,8 miliar untuk versi Coupe dan $345,000 yang kurang lebih sekitar Rp 5,1 miliar untuk varian Spider (off-the road). Hanya saja, stok mobil ini sudah sold out hingga tahun 2024 mendatang. Berharaplah masih ada jatah stok yang tersedia, walau waktu indennya cukup lama.

McLaren Elva Racikan Novitec Tembus Top Speed 330 km/jam

Sejak diperkenalkan pada tiga tahun silam, supercar McLaren Elva adalah salah satu mobil paling indah yang pernah kami lihat.  Jumlahnya memang tak banyak hanya 149 unit. 

Meski demikian, Elva memiliki performa yang sangat potensial untuk ditingkatkan performa. Salah satunya adalah paket upgrade yang ditawarkan oleh tuner spesialis supercar, Novitec.

Revisi Performa Hypercar

Dalam kondisi standar, mesin V8 4.0 liter twin-turbo yang diusung oleh McLaren Elva memiliki output tenaga 804 hp dengan torsi maksimum 800 Nm. Perbandingan tenaga dan torsi yang nyaris imbang 1:1.

Masih belum puas atau dirasa kurang greget untuk menandingi supercar Italia? Tenang, Novitec menawarkan modul yang akan mengupgrade performa Elva menjadi berasa hypercar.

Dengan upgrade modul racikan Novitec, tenaga maksimum kini terdongkrak menjadi 906 hp, diraih pada 7.100 rpm. Sedangkan torsi maksimum hanya sedikit terkoreksi menjadi 888 Nm yang dicapai pada 6.300 rpm.

Novitec mengklaim McLaren Elva racikan mereka kini hanya butuh 2,7 detik untuk mencapai angka 100 km/jam. Untuk menyenggol angka 200 km/jam pun tak sampai 7 detik. Speedometer supercar open top ini pun kini dapat menyuguhkan angka top speed 330 km/jam. Bayangkan bentuk muka Anda saat berlari secepat itu dengan atap terbuka. 

Sentuhan Kosmetik Tampilan

Tak hanya berkutat di seputar performa mesin. Novitec pun sedikit mengemas ulang area interior dengan balutan kulit Alcantara yang tersedia dalam beraneka ragam pilihan warna. Bahkan tersedia banyak pilihan bahan kulit mewah lainnya. Ya, segala macam permintaan pelanggan akan dilayani dan (sebisa mungkin) dikabulkan oleh Novitec.

Sejumlah komponen di seputar ruang mesin pun dihiasi dengan lapisan emas. Novitec mengklaim hal tersebut dilakukan bukan demi gaya. Tapi untuk meredam hawa panas pada ruang mesin.

Perihal aerodinamika, Novitec ‘nyaris’ tak menyentuh setelan pabrikan. Ubahan pada suspensi membuat batas pijakan dengan tanah kini lebih rendah 20 mm. Hal ini sedikit banyak membawa pengaruh pada gaya tekan gravitasi.

Body yang kian ceper diimbangi dengan velg khusus yang dibalut ban high performance. Pada bagian depan menggunakan setup velg ber-offset 9×20 inci dibalut ban berukuran 255/30. Sementara pada bagian belakang menggunakan velg 12×21 inci yang dibungkus ban 325/25.

Novitec tak menyebutkan berapa rincian harga paket upgrade untuk McLaren Elva. Karena setiap pesanan memiliki keistimewaan. Makanya harganya bisa berbeda antara satu dan yang lainnya.

 

McLaren 720S GT3 EVO 2023 Siap Balap, Ini Perubahanya

McLaren 720S akan segera stop produksi dan digantikan dengan model baru. Namun tidak demikian dengan mobil balap 720S GT3.

Sejak tampil perdana di tahun 2018 dan mulai berlaga pada musim balap tahun 2019, McLaren 720S GT3 telah merajai dan menjuarai berbagai event kecepatan di berbagai negara.

Melalui divisi McLaren Customer Racing, pabrikan supercar asal Inggris ini meluncurkan paket upgrade EVO untuk mobil balap McLaren 720S GT3. Apa saja konten dari paket upgrade ini?

Body Kit Balap Spek EVO

Daftar konten upgrade teratas yakni ubahan tampilan body. Bumper depan McLaren 720S GT3 EVO memiliki desain baru dengan sirip splitter. Untuk memudahkan proses bongkar pasang, bumper ini dilengkapi mekanisme quick-release.

Panel bonnet pun tak luput dari upgrade dengan desain baru yang dirancang untuk menyalurkan udara pendingin mesin di belakang dan cakram rem. Posisi headlamp tambahan pun dirubah untuk memberi pencahayaan dan visibilitas yang jauh lebih baik saat sesi balap di malam hari.

Sayap spoiler bagian buritan pun kini memiliki lekukan yang lebih tinggi dari versi GT3 sebelumnya. Sudut kemiringan sirip pada sayap pun dapat disetel.

Dengan revisi desain pada perangkat aerodinamika, pihak McLaren mengklaim gaya tekan serta aliran udara dari depan ke belakang menjadi jauh lebih baik. Selain itu, proporsi beban kendaraan kini sedikit bergeser ke depan.

Upgrade Suspensi

Untuk meningkatkan stabilitas berkendara dan handling manuver saat balap, suspensi mengalami ubahan.

Penopang body kini menggunakan TTX40 4-way adjustable dampers lansiran Öhlins. Kinerja ayunan lengan upper wishbones bagian depan kini dapat disetting. Desain kubah kaliper rem dan cakram pun mengalami ubahan agar lebih awet dan tahan ‘siksa’, terutama saat digunakan pada balap ketahanan.

Tak dijelaskan secara rinci apakah ada ubahan atau racikan ulang pada mesin 4.0-liter V8 twin-turbo spek balap yang terpasang pada sasis tengah-belakang McLaren 720S GT3.

Para konsumen baik pembalap privateer maupun tim balap sudah dapat memesan mobil balap McLaren 720S GT3 EVO dan akan dihomologasi untuk musim balap tahun 2023.

Sementara bagi para pemilik McLaren 720S GT3 pun dapat mengupgrade mobil balap mereka dan dikonversi menjadi spek EVO. Dengan baju barunya, mobil ini diklaim siap melibas musuh bebuyutannya yakni Ferrari dan Lamborghini di musim balap tahun 2023.