Tembus Jarak 1.660 Km Bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS!

Perjalanan kami terus berlanjut bersama dua unit Jaecoo J8 SHS ARDIS meninggalkan kota Surabaya yang lalu lintasnya tak jauh beda dengan Jakarta.

Jalur yang kami pilih kali ini adalah ruas Tol Surabaya – Probolinggo. Rute ini kami pilih untuk menghindari padatnya iringan para “Optimus Prime” penguasa jalur Surabaya, Sidorarjo, Gempol hingga Pasuruan. Tetap saja kami masih bertemu dengan kendaraan bertonase berat yang kerap bikin was-was seperti dalam adegan film Final Destination.

Rest Area 833 A yang tak terlampau ramai jadi titik pit stop pertama kami untuk cek kondisi kendaraan. Selepas Tol Probolinggo, kami melintasi rute Pantura bagian pesisir Timur via Besuki menuju Situbondo. Sesekali maih kami temui truk yang melintas perlahan di depan. Butuh timing yang pas untuk bisa menyalip truk di kondisi ruas jalan yang tak terlalu lebar. Akhirnya kami tiba di pit stop kedua yakni lokasi wisata Pantai Pasir Putih. Beberapa perahu Cadik yang terparkir di bibir pantai merupakan pemandangan khas di tenpat ini.

Seusai melepas lelah sejenak, kami lanjut tancap gas menuju Taman Nasional Baluran. Start dari Situbondo via Lewung hingga ke Baluran, kami melintasi ruas jalan berkelok yang menantang dengan pemandangan hutan lebat di kiri-kanan jalan. Kalau lewat sini saat malam hari dijamin spooky…

Karena di Taman Nasional Baluran banyak satwa dilindungi, maka kami diwanti agar tak membuat suara bising. Inilah poin plus dari sistem hybrid SHS yang dimiliki J8. Selama di hutan Baluran kami pakai mode EV. Mobil ini melaju perlahan dengan kecepatan sangat rendah. Suara motor elektrik penggeraknya sangat halus dan tidak berisik. Benar-benar senyap seperti pakai mode Stealth.

Kenyamanan Interior Kelas Wahid

Karena kami melakukan perjalanan dengan jarak jelajah sangat jauh, kenyamanan kabin jadi penunjang utama saat berkendara.

Poin plus dari Jaecoo J8 SHS ARDIS ada pada interiornya yang mewah dan nyaman. SUV 7-seater dengan tiga baris bangku ini punya kabin yang sangat lapang. Desain jok depan sangat ergonomis dan terasa empuk dengan balutan kulit Nappa. Nah, jok depan dilengkapi fitur penghangat, dan lima mode pemiijat. Bagai duduk di sofa lounge VIP.

Oh ya, kami mencoba duduk di baris bangku paling belakang dan tak terass kesempitan. Semburan hawa sejuk AC pun tetap terasa hingga ke belakang.

Plafon berlapis bahan suede memberi kesan eksklusif. Kabin mobil terasa kedap berkat lapisan peredam kabin yang terbilang tebal. Insulasi kaca kabin pun mampu meredam getaran serta rembesan suara dari luar.

Saat melintasi jalan yang bikin bodi mobil berguncang, sistem suspensi aktif magnetik CDC pun meredam dengan sempurna.

Dashboard dilengkapi layar dual-curved 12,3 inch untuk penampil sistem multimedia dan fungsi panel instrumen. Sistem komputer terpadu pada J8 SHS ARDIS dikendalikan chip prosesor Snapdragon 8155 yang bisa mengoperasikan sejumlah aplikasi maupun perintah secara simultan dan bersamaan.

Sepanjang perjalanan kami sangat terhibur oleh alunan musik dari sistem audio Sony dengan 14-speaker surround. Berkendara pun terasa aman, karena kabin mobil ini dilengkapi 10 airbag plus beragam fitur penunjang keselamatan berkendara.

Setelah melakukan beberapa sesi foto di Baluran, kami melanjutkan perjalanan menuju Jember. Nah, tantangan berikutnya telah menanti selepas check point di Pelabuhan Ketapang. Perjalanan melintasi rute Banyuwangi via Rogojampi dan jalur Gumitir yang penuh kelokan extreme dan turunan cukup curam di malam hari bikin jantung deg-degan. Ya, lebar ruas jalan yang terbatas dengan pemandangan sisi kiri tebing terjal dan di sisi kanan jurang yang cukup dalam. Inilah saatnya semua fitur sistem ADAS beserta sensor radar dan kamera 360° beraksi.

Kami pun akhirnya tiba di kota Jember. Pada instrumen tertera akumulasi jarak jelajah di angka 1.162,6 km. Sisa BBM diestimasi masih cukup untuk menempuh jarak hingga 381 km. Daya baterai masih tersisa 19 persen. Kami pun optimis bisa menembus target 1.400 km pada etape berikutnya.

Tembus Rekor 1.660 Kilometer!

Dengan semangat dan optimisme tinggi, kami lanjut tancap gas dari Jember menuju resto Bromo Hillside. Trek penuh tanjakan curam dan lebar ruas jalan yang terbatas kembali bikin jantung berdebar. Agak susah menghindar jika apes berpapasan dengan mobil dari lawan arah.

Dari kawasan Bromo kami turun gunung menuju kota Malang dan langsung bablas melaju menuju kota Solo. Pokoknya tancap gas terus hingga tetes bensin terakhir!

Satu unit J8 SHS ARDIS yang jadi tandem petualangan kami terpaksa harus menepi. Posisi bensin habis tandas dan daya baterai hanya tersisa di angka 7 persen. Mobil pun sudah tak bisa digas lagi.

Panitia sepakat agar daya baterai pada mobil kami jangan sampai tersisa kurang dari 10 persen. Jika daya baterai kurang dari angka 10 persen, akan muncul indikator mirip kura-kura yang menandakan mobil tak bisa lagi melaju, dan sistem akan mereset data perjalanan.

Karena bensin dan sisa daya baterai mobil kami di kota Solo masih cukup, kita tancap gas terus sampai bensin kami habis di sekitar Prambanan.

Daya baterai sebenarnya masih ada sisa 10 persen yang cukup untuk jarak 18 km, tapi kami memutuskan stop sesuai arahan tim panitia. Yes… kami pun bersorak gembira saat melihat layar instrumen. Akumulasi jarak jelajah yang kami capai tembus rekor 1.660 kilometer! Mematahkan catatan rekor 1.603 kilometer dari hasil uji yang dilakukan tim internal Jaecoo.

Terbukti jika Jaecoo J8 SHS ARDIS mampu menjelajah lebih dari 1.400 kilometer hanya dengan sekali isi bensin full tank. Itu bukan hisapan jempol belaka, kami telah membuktikannya!

Rekor yang kami raih bahkan dinyatakan valid dan disahkan oleh tim dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Rasa haru dan bangga kami rasakan seusai menempuh perjalanan panjang bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS. Sungguh suatu pengalaman yang tak akan terlupakan…

Jelajah Pesisir Timur Jawa Bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS (Part II)

Perjalanan kami kembali berlanjut ke etape II menuju kota Surabaya. Jika sebelumnya kami mengandalkan jalan tol, kali ini kami akan mencoba menyusuri ruas jalur Pantura.

Di sinilah kami mulai merasakan kondisi lalu lintas Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang sebenarnya. Selepas tapal batas kota Semarang, kami pun menuju kota Demak dan Kudus. Kecepatan berkendara rerata bermain di rentang 40-65 km/jam. Walau pada prakteknya, kecepatan kami tak lebih dari 50 km/jam.

Arus lalu lintas jalan utama penghubung antara provinsi Jawa Tengah menuju Jawa Timur di wilayah pesisir Utara Jawa ini terbilang ramai dan cukup padat. Kami kerap kali terpaksa harus mengikuti di belakang “Optimus Prime” yang sulit untuk disalip. Terlewat satu.. eeh.. di depan masih ada beberapa lagi. Ditambah lagi iringan para “Albert” alias dump truck bermuatan extra berat yang merayap ultra selow sambil getar-getar. Kami harus banyak bersabar dengan kondisi yang sulit untuk bermanuver, apalagi mengembangkan kecepatan.

Itu belum seberapa. Kondisi jalan aspal dan cor beton yang ada di rute ini kadang mulus, lalu mendadak muncul lubang atau retakan. Tentunya kami harus selalu waspada serta berhati-hati agar tak terperosok jika ada jalan yang berlubang. Sungguh menguras tenaga dan titik fokus kami.

Kinerja Sistem ARDIS dan CDC Active Suspension

Perihal kondisi permukaan jalan yang rusak dan berlubang, justru bagi kami membawa berkah. Kami jadi bisa merasakan seperti apa kinerja dari sistem penggerak semua roda/all-wheel drive ARDIS (All-road Drive Intelligent System) serta sistem suspensi magnetik CDC (Continuous Damping Control) Active Suspension.

Teknologi sistem penggerak ARDIS yang dibekalkan kinerjanya dibantu oleh sensor pendeteksi. Sistem secara otomatis akan mengatur pembagian torsi yang disalurkan ke masing-masing roda sesuai kebutuhan beban traksi roda dan berdasarkan kondisi jalan yang dilintasi. Jika roda terdeteksi kehilangan grip ke permukaan jalan akibat kurangnya traksi, maka sistem ARDIS akan menyalurkan torsi lebih besar.

Kadang agak sulit untuk melihat apakah ada rekahan atau lubang pada permukaan jalan yang ada di depan. Bagian depan mobil ini cukup panjang dan tinggi, sehingga ada sedikit blind spot ke arah depan bila sedang berada di belakang kendaraan berukuran besar. Inilah fungsi kamera pemantau yang terpasang di depan. Visibilitas pengemudi jadi lebih jelas tanpa perlu melongok keluar jendela untuk melihat kondisi jalan. Rekaman gambar dari kamera ditampilkan pada layar 12.3 inci model lengkung di dashboard.

Sejumlah sensor dan radar pendeteksi yang terintegrasi dengan sistem terpadu Advance Driver Assistace System (ADAS). Yang paling serimg berfungsi adalah fitur Front Collision Warning. Berada di belakang kendaraan besar seperti truk tentu perlu kewaspadaan extra. Kami harus selalu menjaga jarak aman agar bisa mengerem tepat waktu saat truk tiba-tiba berhenti. Jika telat mengerem bisa fatal akibatnya. Sensor dam radar akan mendeteksi serta mengukur jarak aman dengan kendaran yang ada di depan. Jika terindikasi jarak terlampau dekat atau mepet, maka sistem secara otomatis akan memberi peringatan untuk jaga jarak aman berkendara. Sistem rem pun akan bekerja secara otomatis mengurangi kecepatan dan laju kendaraan secara bertahap.

Kemampuan melintasi berbagai kondisi jalan juga didukung sistem suspensi magnetik CDC (Continuous Damping Control) Active Suspension. Sejumlah sensor yang terdapat pada kendaraan akan mendeteksi kondisi jalan. Sistem akan mengatur secara otomatis kinerja ayunan suspensi sesuai kontur permukaan jalan setiap 100 kali per detik.

Meskipun kami sempat beberapa kali apes melintasi jalan yang agak sedikit ambles dan berlubang, namun kinerja suspensi mampu meredam guncangan dengan sangat baik. Pada kondisi jalan yang jelek sekalipun, kami merasakan ayunan redaman suspensi tetap terasa cukup empuk. Ditambah lagi dimensi bodi mobil ini cukup besar dan lebar, jadi guncangan tak terlalu terasa. Oh ya, dengan jarak ground clearance 190 mm, kami tak risau maupun khawatir melintasi jalan yang berlubang. Konstruksi baterai dan motor elektrik penggerak yang ada di kolong bodi pun sangat kokoh sehingga dijamin aman dan terlindungi.

Setelah melewati para Optimus Prime dan kondisi jalan yang agak kurang bersahabat di wilayah Demak, kami pun akhirnya tiba di Alun Alun kota Pati yang menjadi check point pertama di etape ini.

Seusai berhenti sejenak untuk cek kondisi kendaraan, kami pun berlanjut melintasi pesisir Utara Jawa via Batangan menuju kawasan wisata Pantai Balongan. Akhirnya… kami bisa melihat pemandangan laut yang indah dengan hembusan angin sejuk nan menyegarkan. Aroma hawa laut yang khas.

Perjalanan pun berlanjut ke arah Selatan menuju Tuban, lalu ke arah Timur melintasi Lamongan, Gresik hingga akhirnya sampai di kota Surabaya. Pada etape II ini kami sukses menempuh jarak akumulasi 756 km. Daya baterai tersisa 20 persen dengan kapasitas BBM tersisa untuk jarak jelajah 685 km. Baru separuh jalan. Perjalanan kami masih akan terus berlanjut hingga tetes bensin terakhir. Stay tuned di etape III…

Jelajah Pesisir Timur Jawa Bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS (Part I)

Jaecoo Indonesia kembali mengajak kami berpetualang. Mobil yang akan kami coba kali ini adalah J8 SHS ARDIS. Rutenya tak seekstrem di Afrika Selatan seperti saat kami menjajal Jaecoo J7 SHS. Rute yang akan kami jelajahi adalah menuju ujung timur Pulau Jawa.

Tim kami terdiri dari 4 jurnalis yang mewakili media otomotif, yakni dari Motomobinews, Autonetmagz, Otodriver dan Lugnutz Auto Junkie. Kami berempat pernah menjelajahi Afrika Selatan bersama J7 SHS dan berhasil menempuh jarak 1.228 km. Uji yang dilakukan di Indonesia menempuh rute Jakarta-Bali sukses membukukan jarak jelajah 1.377 km. Kesemuanya dicapai hanya dalam satu kali pengisian bahan bakar full tank dan sekali pengecasan daya baterai.

Jika jarak jelajah yang bisa ditempuh Jaecoo J7 SHS cukup jauh, maka J8 SHS ARDIS pun pasti bisa. Keduanya dibekali teknologi yang hampir serupa, dan kami akan membuktikan kemampuan yang dimiliki J8 SHS ARDIS.

Jaecoo J8 SHS ARDIS

Yang membedakan Jaecoo J8 SHS ARDIS dari J7 SHS adalah sistem penggerak semua roda/all-wheel drive ARDIS (All-road Drive Intelligent System). Teknologi ARDIS yang dibekalkan pada J8 mengatur pembagian torsi yang disalurkan ke masing-masing roda sesuai kebutuhan beban traksi roda dan kondisi jalan yang dilintasi.

Kemampuan melintasi berbagai kondisi jalan didukung oleh 7 mode berkendara serta sistem suspensi magnetik CDC (Continuous Damping Control) Active Suspension.

Sensor yang terdapat pada kendaraan akan mendeteksi lalu mengatur secara otomatis kinerja ayunan suspensi sesuai kontur permukaan jalan setiap 100 kali per detik.

Desain kendaraan pun turut menunjang kemampuan lintas medannya. Dengan ground clearance 190 mm, JAECOO J8 SHS ARDIS mampu melintasi tanjakan dengan sudut hingga 24 derajat serta kubangan dan genangan dengan ketinggian air 600 mm.

Pada sektor performa J8 SHS ARDIS dibekali mesin plug-in hybrid Super Hybrid System (SHS) dengan tiga motor elektrik (tri-motor).

Teknologi SHS memanfaatkan mesin bensin 4-silinder turbo 1.500 cc, serupa dengan J7 SHS. Pada sistem SHS, mesin berfungsi sebagai generator pengisi daya listrik baterai. Yang menjadi penggerak roda adalah motor elektrik yang terpasang di depan dan belakang. Output daya total yang dihasilkan mencapai 395 kW (530 HP) dengan torsi puncak 650 Nm.

Motor elektrik ketiga berfungsi sebagai sistem transmisi hybrid yakni Dedicated Hybrid Transmission (DHT) dengan tiga percepatan.

Output performa yang besar membuat J8 SHS ARDIS mampu mencapai kecepatan 100 km/jam hanya dalam waktu 5,4 detik.

Pasokan daya listrik bersumber dari baterai lithium-iron phosphate (LFP) M3P berdaya 34,4 kWh. Baterai yang diusung telah lulus serangkaian pengujian dengan standar keselamatan IP68. Stabilitas, daya tahan, dan keamanan baterai jadi prioritas utama.

Pengisian daya baterai dengan perangkat fast charger DC dikatakan sangat efisien. Dari 30% hingga 80% hanya perlu waktu sekira 25 menit. Efisiensi waktu yang sangat tinggi jadi poin plus dari J8 SHS ARDIS.

Dalam mode EV yang hanya mengandalkan daya baterai, jarak jelajah mampu mencapai hingga 180 km. Sedangkan kombinasi sistem hybrid SHS membuat jarak jelajah menjadi lebih jauh yakni mencapai hingga 1.400 km. Tentunya daya jelajah maksimum yang diraih bergantung pada kondisi berkendara dan teknik mengemudi.

Konsumsi BBM rata-rata tanpa mode hybrid dikatakan hanya butuh 6 liter bensin untuk menempuh jarak 100 km. Sedangkan jika pakai mode hybrid, konsumsi BBM jauh lebih ekonomis lagi, hanya 1,2 liter per 100 km.

Etape I: Jakarta – Semarang

Start dimulai dari showroom Jaecoo Jakarta di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Para petugas dan teknisi Jaecoo melakukan pengecekan menyeluruh pada kendaraan sebelum pemberangkatan. Mulai dari kondisi ban, daya baterai hingga sistem berkendara. Kapasitas BBM pun dipastikan full tank, lalu tutup inlet pengisian BBM disegel.

Kami mulai melakukan perjalanan etape I dengan rute menyusuri pesisir Pantura. Titik finish etape I adalah kota Semarang

Kondisi lalu lintas kota Jakarta di pagi hari dari kawasan Kelapa Gading memang cukup menguji kesabaran. Selepas ruas tol dalam kota hingga tol Cikampek baru agak bisa bernafas lega. Bila di dalam kota kami harus melaju stop and go, di ruas tol kami harus mengikuti batas kecepatan berkendara.

Pit stop pertama di Rest Area KM 102 A Tol Cipali Subang untuk pengecekan berkala kondisi daya baterai dan kapasitas BBM. Pit stop kedua di Rest Area Travoy KM 207 Tol Palikanci untuk makan siang dan beristirahat sejenak. Sedangkan tim dari Jaecoo kembali melakukan pengecekan kondisi kendaraan. Pengecekan kendaraan kembali dilakukan di Rest Area KM 287 A. Semua dilakukan demi menjaga kelancaran perjalanan tentunya.

Sepanjang perjalanan melintasi tol, kami pun harus berkonsentrasi penuh. Mengemudi konstan di jalan tol yang cenderung lurus dengan jarak sangat jauh tentu sangat melelahkan dan rawan kantuk. Kami harus menjaga kecepatan berkendara agar tetap konstan. Memacu laju mobil lebih kencang hanya saat harus bermanuver dan menyalip kendaraan. Hmm…harus bisa tahan godaan untuk tak menginjak pedal gas hingga rebah.

Akhirnya, Welcome to Semarang. Kami sampai di titik finish etape I. Pengecekan pun kembali dilakukan. Selama perjalanan menempuh jarak berkisar 420 km, sisa BBM diestimasi cukup untuk menempuh jarak 898 km. Daya baterai tersisa 23 persen.

Etape II bersama Jaecoo J8 SHS ARDIS akan menempuh rute Semarang menuju Surabaya. Sabar…perjalanan kami masih jauh dan banyak keseruan yang akan kami kisahkan selama perjalanan. Stay tuned…

Jaecoo Perkenalkan Jaecoo J8 SHS ARDIS di Forum AIGIS 2025

Brand otomotif Jaecoo turut berpartisipasi dalam forum Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 yang dihelat di Jakarta. Lini kendaraan ramah lingkungan berteknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) J8 SHS ARDIS yang diperkenalkan berhasil memukau para peserta AIGIS 2025.

Kendaraan berteknologi ramah lingkungan selaras dengan visi dari forum yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tersebut, yakni mendukung terwujudnya transformasi industri hijau yang berkelanjutan.

Jaecoo Indonesia mengapresiasi ajakan Kemenperin untuk menjadi mitra di AIGIS 2025. Forum ini menjadi kesempatan emas bagi Jaecoo untuk mensosialisasikan kendaraan berteknologi PHEV.

Jaecoo saat ini memasarkan mobil hybrid J7 SHS dan J8 SHS ARDIS di Indonesia sebagai alternatif dari mobil listrik. Mobil hybrid saat ini masih jadi primadona di Tanah Air karena masih banyak konsumen yang kurang sreg dengan mobil listrik.

“Mobil hybrid Jaecoo tidak hanya efisien, tetapi memberikan performa yang sangat maksimal,” kata Mohammad Ilham Pratama, Head of Marketing Jaecoo Indonesia di Jakarta, Jumat (22/08).

Keunggulan Teknologi Hybrid SHS

Bicara soal teknologi PHEV, pihak Jaecoo mengatakan bahwa teknologi tersebut menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menggunakan kendaraan ramah lingkungan tanpa perlu mengkhawatirkan ketersediaan fasilitas infrastruktur. Walau demikian, mobil hybrid Jaecoo tetap dilengkapi perangkat untuk pengisian daya baterai dengan sumber listrik eksternal.

Berbeda dengan mobil listrik yang masih bergantung pada perangkat charger untuk mengisi ulang daya baterai. Sebaran lokasi fasilitas charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia saat ini pun masih terbatas dan belum merata. Hal inilah yang membuat konsumen lebih memilih kendaraan hybrid.

“Kita pasti masih meragukan Electric Vehicle (EV) saat perjalanan jauh. Memikirkan apakah range kita cukup, kapan harus mengecas, kata Ryan Ferdiean Tirto, Head of Product Jaecoo Indonesia.

Dengan PHEV, konsumen memiliki opsi untuk mengunakan energi bahan bakar atau daya listrik dari baterai. Kombinasi kinerja mesin bermotor bakar dan motor elektrik pada sistem hybrid menghasilkan efisiensi yang lebih baik dari mobil konvensional.

“Kami menawarkan teknologi yang kami sebut dengan SHS atau Super Hybrid System, bisa menjadi solusi berkendara. Range-nya sangat jauh sekitar 1.400 kilometer,” tegas Ryan.

Tak hanya melakukan pembuktian teknologi hybrid SHS di berbagai negara. Jaecoo juga melakukan pengetesan bersama para awak media di Indonesia.

Kami pun telah menguji langsung kemampuan SUV J7 SHS di lintas medan ekstrem Afrika Selatan dan berhasil menempuh jarak 1.228 km. Sedangkan pada sesi uji di Indonesia menempuh rute Jakarta-Bali, J7 SHS sukses membukukan jarak jelajah 1.377 kilometer dalam satu kali pengisian bahan bakar full tank dan sekali pengecasan daya baterai. Luar biasa efisien bukan?

Jaecoo J8 SHS ARDIS

Terkait model JAECOO J8 SHS ARDIS, SUV ini dibekali sistem penggerak semua roda/all-wheel drive ARDIS (All-road Drive Intelligent System). Teknologi ARDIS akan mengatur pembagian torsi yang disalurkan ke masing-masing roda sesuai kebutuhan dan kondisi jalan yang dilintasi.

Kemampuan melintasi berbagai kondisi jalan didukung oleh 7 mode berkendara serta sistem suspensi magnetik CDC (Continuous Damping Control) Active Suspension.

Sensor yang terdapat pada kendaraan akan mendeteksi lalu mengatur secara otomatis kinerja ayunan suspensi sesuai kontur permukaan jalan setiap 100 kali per detik.

Desain kendaraan pun turut menunjang kemampuan lintas medannya. Dengan ground clearance 190 mm, JAECOO J8 ARDIS mampu melintasi tanjakan dengan sudut hingga 24 derajat serta melintasi kubangan dan genangan air hingga kedalaman 600 mm.

JAECOO J8 SHS ARDIS dilengkapi teknologi plug-in hybrid Super Hybrid System (SHS) dengan tiga motor elektrik (tri-motor).

Teknologi ini memanfaatkan mesin bensin 4-silinder 1.500 cc turbo yang serupa dengan JAECOO J7 SHS. Pada sistem SHS, mesin berfungsi sebagai generator pengisi daya listrik baterai. Yang menjadi penggerak roda adalah motor elektrik yang terpasang di depan dan belakang. Output daya yang dihasilkan mencapai 395 kW (530 HP) dengan torsi puncak 650 Nm.

Motor elektrik ketiga berfungsi sebagai sistem transmisi hybrid yakni Dedicated Hybrid Transmission (3DHT) dengan tiga percepatan.

Output performa yang besar membuat J8 SHS ARDIS mampu mencapai kecepatan 100 km/jam hanya dalam waktu 5,4 detik.

Pasokan daya listrik bersumber dari baterai lithium-iron phosphate (LFP) M3P berdaya 34,4 kWh. Baterai yang diusung telah lulus serangkaian pengujian dengan standar keselamatan IP68. Stabilitas, daya tahan, dan keamanan baterai jadi prioritas utama.

Pengisian daya baterai dengan perangkat fast charger DC dikatakan sangat efisien. Dari 30% hingga 80% hanya perlu waktu sekira 25 menit. Efisiensi waktu yang sangat tinggi jadi poin plus dari J8 SHS ARDIS.

Dalam mode EV yang hanya mengandalkan daya baterai, jarak jelajah mampu mencapai hingga 180 km. Sedangkan kombinasi sistem hybrid SHS membuat jarak jelajah menjadi lebih jauh yakni mencapai hingga 1.400 km.

Konsumsi BBM rata-rata tanpa mode hybrid dikatakan hanya butuh 6 liter bensin untuk menempuh jarak 100 km. Sedangkan jika pakai mode hybrid, konsumsi BBM jauh lebih ekonomis lagi, hanya 1,2 liter per 100 km.

JAECOO J8 SHS ARDIS sudah dapat dipesan via pre-booking dengan harga Rp 850 juta. Pengiriman perdana unit pesanan konsumen paling cepat pada September 2025 mendatang.

Dealer JAECOO Arta Pluit Siap Layani  Konsumen Di Jakarta Utara

Sebagai pendatang baru di pasar otomotif Tanah Air, JAECOO Indonesia terus berupaya memperkuat jaringan dealer nasional. Titik layanan terpadu baru saja diresmikan yakni JAECOO Arta Pluit. Dealer yang berlokasi di Jl. Pluit Indah No.1, RT.6/RW.6, Pluit, Jakarta Utara ini menjadi dealer kedua di Jakarta dan dealer keempat JAECOO di Indonesia.

Operasional dan layanan dealer JAECOO Arta Pluit dikelola PT Arta Auto Sentosa selaku mitra bisnis JAECOO Indonesia.

Wilson Suryahusada, CEO PT Arta Auto Sentosa, mengatakan, pemilihan lokasi dealer di kawasan Pluit karena merupakan kawasan strategis dengan mobilitas tinggi di wilayah Jakarta Utara.

Keberadaan dealer ini diharapkan semakin memudahkan konsumen untuk memiliki dan merawat kendaraan mereka dengan fasilitas 3S lengkap (Sales, Service, Sparepart).

Selain itu, keberadaan JAECOO Arta Pluit sejalan dengan strategi ekspansi jaringan dealer JAECOO Indonesia untuk semakin dekat dengan konsumen agar dapat senantiasa menghadirkan produk inovatif serta memberi pelayanan terbaik.

“Ini adalah pencapaian penting yang memperkuat komitmen kami bersama JAECOO Indonesia untuk lebih dekat dengan konsumen dan memberikan layanan terbaik,” papar Wilson Suryahusada, CEO PT Arta Auto Sentosa.

Layanan 3S Berfasilitas Lengkap

Dealer ini tak hanya menjadi pusat penjualan dan layanan purna jual. Namun menjadi pusat layanan terpadu yang akan memenuhi semua kebutuhan para pelanggan dan juga calon konsumen JAECOO.

Dengan areal lahan seluas 2.112 m² dan luas bangunan 1.576 m², JAECOO Arta Pluit jadi
dealer terpadu berstatus 3S (Sales, Service, Sparepart) berfasilitas sangat lengkap.

Area ruang pamer kendaraan dan aksesoris, penerimaan customer serta ruang negosiasi dikemas dengan mewah dan nyaman sebagai wujud pelayanan terbaik kepada konsumen. Fasilitas area penerimaan service serta ruang tunggu service pun bikin pelanggan betah menunggu saat kendaraan mereka sedang menjalani perawatan rutin.

Di area pamer showroom JAECOO Arta Pluit terdapat sederet model andalan JAECOO, termasuk JAECOO J7 SHS, kendaraan Plug-in Hybrid Vehicle (PHEV) berteknologi Super Hybrid System yang teruji ketangguhannya.

Area bengkel service di dealer JAECOO Arta Pluit memiliki 5 service bay dan 1 washing bay yang mampu melayani hingga 15 unit mobil setiap harinya.

Bagi yang ingin mengisi ulang daya baterai kendaraan, tersedia EV charger di area parkir dengan kapasitas daya 120 kWh, gratis untuk para pelanggan setia JAECOO.

“Ini merupakan langkah nyata dalam memperkuat komitmen kami untuk memperkenalkan JAECOO, terutama di wilayah Jakarta Utara. Seperti yang kita ketahui, Pluit merupakan kawasan yang berkembang dalam bidang ekonomi, bisnis, dan gaya hidup premium. Kami berharap, dengan kehadiran Jaecoo di Pluit, kami dapat memenuhi kebutuhan otomotif, terutama SUV premium, bagi masyarakat yang tinggal di sini,” ujar Max Zhou, Country Director JAECOO Indonesia.

Keberadaan dealer JAECOO di kawasan Jakarta Utara diharapkan memudahkan para konsumen dan penggemar otomotif untuk bisa memiliki kendaraan premium JAECOO.

Dalam momentum ini, JAECOO juga membagikan capaian selama GIIAS 2025. Sepanjang perhelatan GIIAS 2025, JAECOO Indonesia berhasil membukukan 500 asurat Pemesanan Kendaraan (SPK). Lebih dari 50% berasal dari model J7 SHS. SUV terbaru J8 SHS ARDIS, yang debut dunia di Indonesia pun berhasil menarik perhatian.

Jaecoo J5 EV Resmi Dipasarkan Mulai Dari Rp 350 Jutaan

Setelah menghadirkan J8 ARDIS dan J8 SHS ARDIS serta debut J7 SHS Discover, Jaecoo Indonesia kembali meluncurkan mobil listrik terbaru mereka, J5 EV, di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Peluncuran J5 EV melengkapi rangkaian besar peluncuran Jaecoo di GIIAS 2025.

Kehadiran deretan mobil terbaru di GIIAS 2025 menjadi bagian dari komitmen jangka panjang Jaecoo di Indonesia. Jaecoo berambisi untuk menghadirkan SUV yang lebih cerdas, ramah lingkungan, dan tangguh bagi para penjelajah modern.

Mobil listrik Jaecoo J5 EV sempat tampil di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, namun saat itu masih prototipe. Basis desain yang digunakan adalah Jaecoo J5 versi bermesin bensin.

“Kehadiran J5 EV di GIIAS 2025 menjadi tonggak penting bagi Jaecoo, tidak hanya karena ini adalah langkah awal kami di segmen SUV listrik murni, tapi juga sebagai bagian dari pameran lini produk Jaecoo yang paling lengkap untuk pasar Indonesia sejauh ini,” buka Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia, dalam keterangan resminya.

Postur bodi SUV bertenaga listrik baterai ini identik dengan varian bensinnya, dengan panjang 4.380 mm, lebar 1.860 mm, tinggi 1.650 mm serta jarak wheelbase 2.620 mm.

Kemampuan melintasi medan off road ditunjang dengan sudut masuk 20 derajat dan sudut keluar 30 derajat. Trek dengan permukaan batu terjal maupun rintangan kubangan air dapat dilintasi dengan mudah.

Kenyamanan dan stabilitas berkendara di jalan raya maupun trek off road ditunjang dengan suspensi MacPherson strut (depan) dan sistem multi-link (belakang). Tak perlu ragu melintasi berbagai kondisi jalan, berkendara akan tetap terasa nyaman.

Oh ya, Jaecoo J5 EV yang dipasarkan di Indonesia bukan lagi versi setir kiri, tapi sudah versi setir kanan. Desain eksterior bergaya modern dan semi futuristik terlihat dari siluet bodi yang tegas dan aerodinamis.

Performa Mumpuni

Jaecoo J5 EV dibekali satu motor elektrik penggerak roda depan berdaya 67 kW (89,8 HP) dengan output maksimum mencapai 155 kW (207 HP) pada putaran 18.000 rpm. Torsi puncak mencapai 288 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam yang dicapai dalam waktu 7,7 detik terbilang lumayan cepat.

Pasokan daya listrik bersumber dari baterai berdaya 60,9 kWh. Pada kondisi pengisian daya penuh, jarak jelajah J5 EV mampu mencapai hingga 400 km (standar WLTC) atau 470 km (standar NEDC). Konsumsi daya listriknya di angka 16.6 kWh per 100 kilometer atau 6 kilometer per kWh. Cukup efisien.

Compact SUV EV ini sudah dilengkapi dengan kemampuan pengisian daya cepat (fast charging). Dengan perangkat fast charger DC, pengisian daya dari 30 persen hingga 80 persen hanya butuh waktu 27 menit. Cukup cepat dan efisien. Sangat cocok bagi pengguna di kawasan perkotaan yang butuh efisiensi waktu cukup tinggi.

Perihal fitur keselamatan berkendara, Jaecoo J5 EV tak hanya dilengkapi 6 airbag di sekeliling kabin. Terdapat pula 17 fitur Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) yang akan memastikan keamanan penumpang dalam setiap perjalanan.

Perakitan Secara Lokal

Saat ini Jaecoo Indonesia telah memulai perakitan Completely Knock Down (CKD) untuk model J7 SHS di fasilitas PT Handal Indonesia Motor (HIM). Dalam beberapa waktu mendatang lini model Jaecoo lainnya, termasuk J5 EV, J8 ARDIS dan J8 SHS ARDIS akan menyusul untuk dirakit secara lokal di Indonesia. Perakitan secara lokal tak hanya mempercepat dan kian memudahkan distribusi produk Jaecoo kepada konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Harga jual kendaraan pun jadi bisa lebih kompetitif.

Para konsumen dan pengunjung GIIAS 2025 saat ini sudah bisa melakukan pemesanan secara pre-booking. Jaecoo J5 EV tersedia dalam dua varian. Untuk varian Standard label harganya Rp 350 juta, sedangkan varian Premium dibanderol Rp 450 juta.

JAECOO Tampilkan Sederet SUV Canggih di GIIAS 2025 

Perhelatan GIIAS 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, Banten dimanfaatkan brand otomotif asal China, Jaecoo untuk unjuk gigi di pasar otomotif Indonesia.

Jaecoo Indonesia selaku agen pemegang merek (APM) brand otomotif Jaecoo di Indonesia menunjukkan komitmen terhadap mobilitas cerdas dan berkelanjutan.

Perpaduan antara teknologi hybrid, sistem digital terintegrasi, dan desain mobil yang menarik jadi strategi Jaecoo untuk bisa memposisikan dirinya sebagai kekuatan baru di segmen SUV premium. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara dan pasar global. Beragam SUV berteknologi modern pun diluncurkan di GIIAS 2025.

Dua Varian J8 Sudah Bisa Dipesan

Sebagai penguatan lini model kendaraan berteknologi elektrifikasi, Jaecoo Indonesia meluncurkan SUV plug-in hybrid J8 SHS ARDIS.

SUV kelas premium ini menjadi mobil hybrid pertama di Indonesia dengan teknologi sistem canggih tiga motor elektrik. Distribusi tenaga dan handling berkendara pada mobil ini dikatakan jauh lebih stabil.

Jaecoo J8 SHS ARDIS dibekali sistem Super Hybrid System (SHS) yang memadukan dua motor elektrik penggerak (di depan dan belakang) dan mesin bensin 1.5 liter turbo.

Sistem hybrid berpenggerak all wheel drive (AWD) ini dikombinasikan dengan sistem transmisi 3 Dedicated Hybrid Transmission (3 DHT). Sebagai sumber daya listrik, J8 SHS ARDIS dibekali baterai lithium-iron phosphate (LFP) M3P berdaya 34,46 kWh.

Performa yang dihasilkan sistem hybrid pada J8 SHS ARDIS sangat menggairahkan. Output tenaga maksimum kombinasi hybrid mencapai 395 kW (529,7 HP) dengan torsi maksimum 650 Nm! Tak heran jika mobil ini dapat berakselerasi dari 0–100 km/jam hanya dalam waktu 5,4 detik. Sangat gesit dan tak kalah dari SUV non hybrid dengan mesin ber-cc besar.

SUV ini juga menawarkan jarak tempuh mode EV mengandalkan energi baterai hingga 180 km. Dengan mode hybrid, jarak jelajah J8 SHS ARDIS dikatakan mampu tembus hingga 1.400 km hanya dengan sekali pengisian BBM full tank!

Hal tersebut membuat Jaecoo J8 SHS ARDIS sangat ideal untuk perjalanan harian dalam kota maupun antar kota. Konsumsi BBM pun dikatakan jauh lebih efisien tanpa mengorbankan performa. Emisi gas buang CO2 mobil ini pun dikatakan jauh lebih rendah.

Soal pengendaraan, SUV ini dilengkapi sistem suspensi CDC Magnetic (Continuous Damping Control). Redaman suspensi dapat disesuaikan dengan kondisi jalan, bahkan hingga 100 kali redaman per detik. Wow! Kenyamanan berkendara lebih optimal saat berkendara di jalanan kota maupun medan ekstrem.

Saat ini Jaecoo Indonesia sudah membuka pemesanan untuk J8 SHS Ardis via inden pre-booking dengan harga Rp 850 juta.

Konsumen yang melakukan pemesanan lebih awal akan mendapatkan prioritas pengiriman unit pesanan mulai September 2025. Selain itu, konsumen juga akan mendapatkan perangkat V2L (Vehicle to Load) berkapasitas 6,6 kW dan perangkat wall charging selama periode pemesanan berlangsung.

Jaecoo Indonesia menawarkan program perawatan kendaraan seumur hidup untuk J8 SHS ARDIS. Keuntungan eksklusif ini hanya berlaku untuk pemilik pertama dalam penggunaan normal (tidak melebihi 30.000 km per tahun) dan tidak berlaku untuk penggunaan sebagai kendaraan komersial, sewaan, atau dimodifikasi.

Selain J8 SHS ARDIS, Jaecoo Indonesia juga meluncurkan model non hybrid yakni J8 ARDIS. Dari sisi performa, J8 ARDIS dibekali mesin bensin 2.0 TGDI bertenaga 245,5 HP dengan torsi puncak 385 Nm.

Sistem penggerak All-Wheel Drive (AWD) ditunjang beragam mode berkendara yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Jaecoo J8 ARDIS dijual dengan harga Rp 689,9 juta. Varian ini menawarkan paket layanan seperti jaminan garansi 6 tahun atau 150.000 km, bantuan jalan selama 3 tahun, perawatan gratis selama 6 tahun, dan akses gratis ke sistem IoV (Internet of Vehicle) selama 3 tahun.

Dalam keterangannya, Country Director Jaecoo, Max Zhou, menyebut bahwa peluncuran J8 SHS ARDIS di Indonesia bukan sekadar perluasan pasar bagi Jaecoo. Pemilihan debut global J8 SHS ARDIS di Jakarta menjadi sebuah bukti kepercayaan Jaecoo pada kesiapan dan antusiasme konsumen Indonesia terhadap teknologi otomotif generasi baru.

Harga J7 Resmi Diungkap

Pada hari pembukaan GIIAS 2025, Jaecoo Indonesia mengumumkan harga jual untuk model SUV J7 AWD (All Wheel Drive) dan J7 SHS (Super Hybrid System).

Peluncuran seri model J7 menandai tonggak penting bagi Jaecoo untuk mendefinisikan seperti apa sosok SUV modern. Perpaduan antara performa, estetika desain, teknologi cerdas, serta efisiensi energi pada model J7 mencerminkan visi Jaecoo untuk memenuhi kebutuhan para konsumen di perkotaan.

Harga resmi Jaeco J7 telah diumumkan di Indonesia pada Rabu (23/7/2025). Untuk J7 SHS ditawarkan dengan harga Rp 499,9 juta. Sedangkan Jaecoo J7 AWD dibanderol dengan harga Rp 549,9 juta.

Selain itu, model J7 kini tersedia dalam edisi khusus Discover Edition dengan modifikasi kemasan tampilan serta fitur eksklusif.

Cukup dengan tambahan Rp 20 juta dari harga model SHS standar, para konsumen bisa membawa pulang J7 SHS Discover Edition. Harga spesial ini berlaku bagi 1.000 pelanggan pertama. Normalnya, konsumen dikenakan biaya tambahan Rp 35 juta untuk modifikasi Discover Edition.

Bagi 1.000 pelanggan pertama yang membeli J7 SHS  akan mendapatkan 1 unit wall charger gratis, akses IoV (Internet of Vehicle) gratis selama 3 tahun.

Untuk model J7 SHS, Jaecoo Indonesia memberikan jaminan garansi kendaraan selama 6 tahun atau 150.000 km, garansi mesin selama 10 tahun atau 1.000.000 km, dan garansi komponen tegangan tinggi selama 8 tahun atau 160.000 km.

Konsumen yang membeli J7 AWD akan mendapatkan akses IoV (Internet of Vehicle) gratis selama 3 tahun. Jaecoo Indonesia memberi jaminan garansi kendaraan selama 6 tahun atau 150.000 km serta garansi mesin selama 10 tahun atau 1.000.000 km.

Selain itu, para konsumen J7 SHS dan J7 AWD juga memperoleh layanan perawatan gratis selama 4 tahun atau 60.000 km, bantuan darurat gratis selama 3 tahun, layanan jemput kendaraan gratis selama 2 tahun, dan asuransi gratis selama 1 tahun.

Country Director Jaecoo Indonesia Max Zhou mengatakan seluruh perawatan dan perbaikan harus dilakukan di dealer resmi Jaecoo dengan penggunaan suku cadang asli serta mengikuti jadwal servis berkala yang telah ditentukan.

Perkenalan Jaecoo J5 EV

Pada acara peluncuran J8 ARDIS dan pre booking J8 SHS, Jaecoo Indonesia juga memamerkan mobil listrik J5 EV. Bukan lagi versi setir kiri, tapi mobil listrik tersebut sudah versi setir kanan.

Mobil listrik bergaya modern dan futuristik ini tampil dengan siluet bodi yang tegas dan aerodinamis. Kenyamanan dan stabilitas berkendara ditunjang dengan suspensi MacPherson strut (depan) dan sistem multi-link (belakang). Berkendara tetap terasa nyaman meskipun melewati jalan yang tidak rata.

Jaecoo J5 EV dibekali motor elektrik tunggal penggerak roda depan berdaya 67 kW (89,8 HP) dengan output maksimum mencapai 155 kW (207 HP) pada putaran 18.000 rpm. Torsi puncak mencapai 288 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam yang dicapai dalam waktu 7,7 detik lumayan cepat.

Pasokan daya listrik bersumber dari baterai berdaya 60,9 kWh. Pada kondisi pengisian daya penuh, jarak jelajah J5 EV mampu mencapai hingga 400 km (standar WLTC) atau 470 km (standar NEDC Thailand).

Mobil listrik berukuran compact ini sudah dilengkapi dengan kemampuan fast charging. Dengan perangkat fast charger DC, pengisian daya dari 30 persen hingga 80 persen hanya butuh waktu 27 menit. Cukup cepat dan efisien. Sangat cocok bagi para pengguna di kawasan perkotaan yang butuh efisiensi waktu cukup tinggi.

Beruntungnya, kami pernah mencobanya langsung di negara asalnya beberapa waktu lalu, jadi kami tak terlalu penasaran dengan kenyamanannya.

 

JAECOO Resmikan Dealer di Medan dan Bali 

Guna menjangkau kalangan konsumen yang lebih luas di Tanah Air, Jaecoo Indonesia meresmikan dua dealer baru di Medan dan Denpasar. Langkah ini jadi bukti komitmen Jaecoo dalam menjangkau konsumen di luar area Jakarta sekaligus memperkuat kehadirannya di pasar otomotif Indonesia.

Langkah strategis yang dilakukan Jaecoo bukan sekadar ekspansi bisnis biasa. Tapi sebagai pembuktian bahwa merek baru harus terus memperluas jaringan penjualan.

Pemilihan kedua area tersebut karena dinilai memiliki potensi pasar yang cukup besar. Tak hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi yang pesat dan gaya hidup masyarakatnya yang modern. Minat konsumen pada mobil SUV berteknologi canggih yang meningkat juga jadi faktor pertimbangan.

“Peresmian dealer di Medan dan Denpasar adalah bagian dari strategi Jaecoo untuk lebih dekat dengan konsumen sekaligus memperluas jangkauan pasar SUV premium,” ujar Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia melalui keterangan resmi, Selasa (8/7).

Menjangkau Konsumen Lebih Luas

Bagi konsumen di luar Jakarta, membeli mobil dari merek yang terbilang baru tebtu butuh keyakinan yang mantap. Konsumen perlu diyakinkan dengan melihat langsung seperti apa unit mobilnya dan juga layanan dealernya.

Dealer mobil adalah cerminan dari brand yang diusung. Tak hanya wujud dealernya, tapi juga kualitas layanan yang diberikan kepada para konsumen. Bukan hal mudah bagi brand baru seperti Jaecoo untuk bisa membangun kepercayaan konsumen, terutama di wilayah luar Jawa dan Jakarta.

Di Medan, Jaecoo menghadirkan City Store pertama yang dibuka pada Sabtu, 5 Juli 2025 di Mall Centre Point, Ground Floor 03, Medan, Sumatera Utara.

Dealer perdana untuk wilayah Sumatera Utara ini dikelola oleh PT Metro Oriental Stars. Showroom yang berada di pusat perbelanjaan dan sentra bisnis modern ini mengusung konsep inovatif. Kenyamanan pusat perbelanjaan dengan pengalaman langsung menjajal unit kendaraan Jaecoo jadi sisi unik dealer yang satu ini.

Direktur PT Metro Oriental Stars, Tommy Katio, mengatakan bahwa konsep ini dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat kota Medan yang dinamis. Ia pun menambahkan, pihaknya akan segera membuka dealer baru berstatus 3S (sales, service, sparepart) di Jalan T Amir Hamzah, Medan, Sumatera Utara akhir tahun ini.

Sementara itu, di Denpasar, Bali, Jaecoo meresmikan dealer berstatus 3S pada Senin, 7 Juli 2025. Dealer perdana Jaecoo di Pulau Dewata ini berlokasi di Jalan Gatot Subroto Barat No. 168 C, Denpasar, Bali dengan luas areal lebih dari 1.000 meter persegi. PT Sumber Baru Indo Arta selaku pengelola siap melayani segala kebutuhan konsumen. Mulai dari penjualan, perawatan serta perbaikan kendaraan hingga jaminan ketersediaan suku cadang.

“Bali adalah pasar yang sangat terbuka terhadap gaya hidup dan teknologi baru. Kehadiran Jaecoo menjadi alternatif menarik bagi konsumen yang mengutamakan kenyamanan dan desain modern,” ujar CEO PT Sumber Baru Indo Arta, Hendra Kurniawan.

Kehadiran fasilitas lengkap ini menjadi jaminan bagi para calon konsumen Jaecoo di Bali. Konsumen akan selalu mendapatkan pelayanan yang terbaik dan tidak akan “ditinggalkan” setelah membeli mobil.

Dua dealer ini menghadirkan lini produk unggulan Jaecoo, antara lain Jaecoo J7 AWD, J7 SHS (Super Hybrid System/PHEV), dan Jaecoo J8 AWD.

Khusus untuk J7 SHS, varian SUV yang satu ini jadi sorotan karena mampu menempuh jarak hingga 1.300 km cukup dengan satu kali pengisian BBM full tank. Biaya yang dikeluarkan hanya sekira Rp 758.000 untuk sekali isi BBM. Konsumsi BBM yang efisien dan sangat ekonomis dengan jarak jelajah yang sangat jauh.

Melalui ekspansi di Medan dan Denpasar, Jaecoo Indonesia menegaskan strategi jangka panjangnya dalam memperluas jaringan distribusi serta layanan penjualan dan purna jual. Langkah ini mencerminkan keyakinan Jaecoo terhadap potensi pasar SUV premium di luar wilayah Jakarta.

“Kami percaya ekspansi ini akan semakin memperkuat posisi Jaecoo sebagai pemain utama di segmen SUV premium Indonesia. Dan ke depannya, kami akan terus memperluas jangkauan untuk melayani konsumen lebih baik lagi,” tutup Max Zhou.

First Impression: Jaecoo J7 AWD

Jaecoo J7 AWD (All-Wheel Drive) hadir ke pasar Indonesia dengan mengusung aspek From Classic Beyond Classic. Ternyata yang mendasari karakter tersebut ialah adanya warisan karakter dari kendaraan off road yang legendaris, yakni Range Rover. Kok bisa? Sebab Jaecoo menjalin kemitraan dengan Jaguar Land Rover (JLR).

Jaecoo Indonesia memperkenalkan secara eksklusif teknologi canggih yang dimilikinya, melalui Jaecoo J7 AWD. Sport Utility Vehicle (SUV) lima penumpang ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia yang terus berkembang. Sehingga menggabungkan efisiensi tinggi, performa tangguh, serta semangat eksplorasi yang berani.

Jaecoo J7 juga merefleksikan warisan desain premium, membawa warisan rekayasa teknik, dan tentunya unsur kemewahan. Ciri khas tersebut yang menjadikan setiap kendaraan Jaecoo memiliki tingkat kehalusan, dan keunggulan desain yang lazimnya terdapat pada SUV premium.

Struktur Bodi Baja Berkuatan Tinggi

Jaecoo J7 AWD dilengkapi dengan 19 sistem Advanced Driver Assistance Systems (ADAS). Termasuk Adaptive Cruise Control (ACC), Traffic Jam Assist (TJA), Door Open Warning (DOW), Rear Cross Traffic Alert & Braking (RTCA, RTCB), Forward Collision Warning (FCW), dan sistem pengereman darurat otomatis untuk keselamatan optimal. SUV ini juga dilengkapi delapan airbag, serta struktur bodi baja berkekuatan tinggi sebanyak 80 persen. Agar mampu menyerap benturan, sekaligus melindungi seluruh penumpang secara menyeluruh.

Untuk mampu melibas jalan buruk, Jaecoo J7 dilengkapi sistem All Wheel Drive yang cerdas. Apalagi ada tujuh mode berkendara adaptif, dan suspensi dinamis. Jaecoo J7 AWD juga bisa menerjang genangan air sedalam 600 mm, berkat ground clearance setinggi 200 mm.

Sebagai sumber tenaga ialah unit empat silinder 1.6 liter turbocharger, dengan output 183 hp dan torsi maksimum 275 Nm. Mesin ini dipadu dengan transmisi dual-clutch 7-speed buatan Getrag. Jaecoo J7 AWD diciptakan untuk andal di perkotaan, namun juga punya kapabilitas di medan non-aspal, tanpa harus kompromi dengan tampilan premium.

Daya Tarik Emosional

“Konsumen kini tidak lagi memilih antara gaya dan performa, atau antara efisiensi dan teknologi. Mereka menginginkan semuanya. Dengan Jaecoo J7 AWD, kami hadirkan SUV yang bukan hanya canggih dan efisien, tetapi juga memiliki daya tarik emosional,” kata Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia. Ucapannya tergolong benar, sebab kini kendaraan premium bukan hanya alat transportasi, tapi penunjang gaya hidup.

First Impression: Jaecoo J8 AWD

Jaecoo Indonesia punya cara tersendiri untuk memperkenalkan Jaecoo J8 AWD (All Wheel Drive). Sport Utility Vehicle (SUV) premium tersebut menghadirkan kenyamanan bagi pengguna, sekaligus performa tangguh di untuk melahap berbagai medan. Bekal utamanya ialah sistem penggerak empat roda pintar, fitur kenyamanan optimal, serta teknologi adaptif untuk berbagai kondisi jalan.

Medan pengujian yang harus kami selesaikan, berada di Marinos Adventure Park, Sentul, Jawa Barat. Secara sekilas, sebagian besar akan menganggap rute offroad akan memberi tantangan berat bagi Jaecoo J8 AWD. Namun, SUV premium ini punya kemampuan menanjak hingga 22 derajat, dan sanggup menerjang genangan air setinggi 600 mm.

Sistem ARDIS Pintar

Jaecoo J8 AWD mengusung teknologi Smart AWD, 4WD Vectoring, dan tujuh mode berkendara, yang memungkinkan sistem untuk secara otomatis menyesuaikan distribusi tenaga sesuai dengan kondisi jalan. Dalam penggunaan normal, sistem memprioritaskan penggerak roda depan untuk efisiensi energi.

Namun, ketika dibutuhkan traksi tambahan, seperti saat melintasi jalan licin, tanjakan curam, atau genangan air, maka ARDIS (All Road Drive Intelligent System) secara otomatis mengaktifkan penggerak keempat roda secara optimal. Bahkan ketika salah satu roda terangkat dari permukaan, maka ARDIS secara otomatis akan mendistribusikan output mesin menuju roda yang masih memiliki traksi. Hal ini memastikan mobil mampu melaju dengan responsif dan aman.

Keunggulan utama dari sistem ARDIS, terletak pada kemampuannya untuk memberikan respons cepat terhadap kondisi jalan. Sekaligus beradaptasi secara optimal terhadap berbagai medan. Sistem ini memastikan performa berkendara yang maksimal tanpa mengorbankan efisiensi.

Harga Tunggu Bulan Depan

Jaecoo J8 AWD juga menyuguhkan kemewahan dan kenyamanan. Desain eksterior yang tegas dipadukan dengan kabin premium berlapis kulit Nappa. Pada jok baris kedua, dilengkapi captain seat yang memiliki fitur pijat, ventilasi, dan pemanas. Selain itu, teknologi suspensi Active CDC (Continuous Damping Control) mampu merespons kondisi jalan secara real-time. Sehingga memberikan rasa berkendara yang halus dan stabil.

Untuk memastikan keselamatan berkendara, Jaecoo J8 AWD dilengkapi dengan 19 fitur ADAS, 10 airbag yang tersebar di seluruh kabin, serta sistem parkir otomatis yang cerdas. Jaecoo J8 AWD dibekali mesin empat silinder 2.0 liter dengan turbocharger. Output yang dihasilkan mencapai 245 hp dan torsi maksimal sebesar 385 Nm. Mesin tersebut dipadukan dengan transmisi dual-clutch preselective 7DCT400. Terkait harganya, Jaecoo Indonesia mengklaim akan mengungkapkannya pada bulan Juli 2025 nanti.

JAECOO Siapkan Target 40 Dealer di Seluruh Indonesia

JAECOO terus memperkuat kehadirannya di Indonesia jelang peluncuran resmi model J7 SHS di bulan Juni 2025 mendatang. Kini JAECCO telah menggandeng 33 mitra dealer di berbagai wilayah strategis dan menetapkan target ekspansi menjadi 40 outlet secara nasional hingga akhir 2025. Hmm…nampaknya brand ini cukup siap melangkah di pasar Indonesia dengan memperluas jaringan dan layanan purna jualnya.

JAECOO menargetkan pembukaan resmi 20 outlet dealer antara Mei hingga Juli 2025. Ekspansi berikutnya akan menghadirkan 10 outlet tambahan hingga September dengan total mencapai 30 outlet. Hingga Desember, JAECOO menargetkan akan memiliki 40 dealer aktif di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.

“Kami telah melakukan riset mendalam untuk mempersiapkan infrastruktur jaringan dealer JAECOO di Indonesia secara matang. Langkah ini mencerminkan komitmen jangka panjang kami dalam membangun kehadiran yang kuat dan memastikan konsumen Indonesia dapat dengan mudah menjelajahi serta merasakan langsung keunggulan mobil JAECOO,” ujar Max Zhou, Country Director JAECOO Indonesia.

Langkah ekspansi ini tidak hanya mencakup pengembangan fisik jaringan, tetapi juga bentuk kolaborasi jangka panjang dengan mitra lokal. Untuk itu, sejumlah grup dealer ternama menyatakan siap mendukung visi dan teknologi JAECOO. Salah satunya adalah Sun Motor Group, yang saat ini tengah mempersiapkan jaringan dealer JAECOO di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

“Kami memutuskan untuk beralih dari merek sebelumnya ke JAECOO karena melihat komitmen mereka terhadap perencanaan produk jangka panjang. Bagi kami, keberlanjutan, strategi merek yang kuat, serta harga yang kompetitif adalah kunci untuk menang dalam persaingan pasar saat ini,” ujar Nugroho Chandra, Direktur Pengembangan Bisnis Sun Motor Group.

Sedikit info, JAECOO resmi memasuki pasar otomotif Indonesia sebagai bagian dari OMODA & JAECOO, di bawah naungan Chery Group. JAECOO dikenal sebagai brand dengan segmen Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dengan varian J7 SHS yang telah teruji di berbagai belahan dunia.

JAECOO Berpartipasi di Forum Industri Hijau Nasional 2025

JAECOO menjadi mitra utama dalam penyelenggaraan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) ke-2 tahun 2025. Forum Industri Hijau Nasional (FIH) 2025 yang diselenggarakan di Bandung berhasil menghimpun lebih dari 300 pemangku kepentingan kunci dari sektor pemerintahan, industri, hingga lembaga riset. Forum ini bertujuan mempercepat penerapan teknologi rendah karbon, peningkatan efisiensi energi, serta mendorong inovasi hijau di seluruh rantai nilai industri nasional.

Dalam forum ini, pembahasan urgensi transformasi industri ditekankan. Indonesia harus segera beralih menuju praktik industri yang berkelanjutan. Dengan sektor industri berkontribusi 34 persen emisi gas rumah kaca nasional dan 41 persen PDB, transformasinya sangat penting bukan hanya untuk keberlanjutan lingkungan, namun juga untuk ketahanan jangka panjang perekonomian nasional.

Partisipasi JAECOO dalam Forum Industri Hijau Nasional 2025 menandai langkah awal dari keterlibatannya dalam rangkaian program AIGIS 2025, termasuk KTT AIGIS yang akan diselenggarakan pada 20–22 Agustus 2025 mendatang di Jakarta International Convention Center.

JAECOO dan Teknologi Super Hybrid System

Di awal tahun ini, JAECOO resmi menetap di pasar otomotif Indonesia sebagai bagian dari OMODA & JAECOO di bawah naungan Chery Group. JAECOO sebagai merek SUV premium, menawarkan teknologi Super Hybrid System (SHS) yang mumpuni. JAECOO pun berkomitmen siap mendukung transformasi industri hijau di Indonesia melalui model JAECOO J7 SHS (Super Hybrid System). Teknologi ini siap menjembatani kebutuhan konsumen akan kendaraan ramah lingkungan yang tetap menawarkan pengalaman berkendara premium.

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Reza, secara langsung mencoba unit JAECOO J7 SHS dan menyampaikan antusiasmenya “Saya terkejut dengan harga pre-bookingnya, sangat kompetitif untuk kendaraan dengan kemampuan seperti ini. Jangkauan berkendaranya lebih dari 1.300 kilometer, dan desainnya jelas mencerminkan inspirasi dari SUV premium seperti Range Rover. Teknologi PHEV seperti ini jauh lebih efisien dan hemat biaya dibandingkan dengan HEV,” ujarnya.

Partisipasi JAECOO dalam forum ini juga siap mendukung program Indonesia Green Run pada bulan Juni  dan berlanjut melalui 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) di bulan Agustus mendatang.

 

OMODA JAECOO Rayakan Dua Tahun Perjalanan Inovasinya  

Sebagai puncak perayaan dua tahun perjalanan kiprah di industri otomotif dunia, OMODA & JAECOO menggelar acara istimewa OMODA Day di Wuhu, China pada Sabtu (26/4) 2025.

JAECOO Indonesia dengan bangga turut berpartisipasi dalam momentum global tersebut. Perayaan ini sekaligus jadi babak baru transformasi OMODA sebagai brand otomotif yang diperhitungkan oleh para pemain di pasar segmen crossover.

Desain yang berani dan berkarakter, serta berbagai inovasi teknologi mutakhir, menjadi langkah pendekatan OMODA terhadap trend gaya hidup di masa kini.

Dua Tahun Lahirnya OMODA

Perjalanan kiprah brand OMODA berawal dari sebuah nama baru di industri otomotif dunia yang diperkenalkan pada tahun 2022.

Dengan semangat “Born Personalized”, OMODA hadir bagi konsumen generasi baru yang menjunjung paradigma LOHAS (Lifestyle of Health and Sustainability), atau gaya hidup sehat dan berkelanjutan.

Konsumen generasi baru yang modern didominasi kalangan usia muda. Mereka mengedepankan aktualisasi identitas diri, kebebasan berekspresi, dan cara pandang progresif terhadap masa depan. Perlahan tapi pasti diharapkan OMODA dapat menjadi ikon global yang visioner.

OMODA Songsong Era Elektrifikasi

Untuk mengaktualisasi gaya hidup yang memadukan budaya, desain, dan semangat muda, dibutuhkan sebuah wahana yang pas untuk menginspirasi cara baru dalam menikmati mobilitas. Mobil bervisi masa depan.

Kesuksesan global OMODA C5 yang terjual lebih dari 100.000 unit dalam waktu kurang dari satu tahun jadi tolak ukur OMODA untuk terus melanjutkan langkah strategis. Era elektrifikasi jadi babak selanjutnya, dan lahirlah OMODA E5.

Kini, dalam momen OMODA DAY: 2 YEARS 2 GATHER, OMODA menampilkan babak baru evolusi crossover:

● OMODA C7, NEO CROSSOVER pertama di dunia yang dirancang untuk menjawab kebutuhan gaya hidup generasi New LOHAS yang selalu selangkah di depan trend.

● OMODA C3, Energy Mecha CROSSOVER bergaya cyber-futuristik yangmenghadirkan desain hyper-personalized dengan tampilan ekspresif dan berani.

OMODA DAY bukan sekadar peluncuran produk, melainkan festival global bertema anak muda. Merayakan inovasi, gaya, dan masa depan mobilitas pintar.

“Kami bangga dapat menjadi bagian dari perayaan penting ini. Seiring dengan berkembangnya pasar Indonesia yang semakin dinamis dan berorientasi pada gaya hidup. Semangat OMODA yang berani dan personal sangat sejalan dengan visi kami,” papar Max Zhou, Country Director JAECOO Indonesia.

“Melalui OMODA DAY, kami ingin menginspirasi generasi baru untuk berkendara secara berbeda. Juga hidup lebih bebas, dan mengekspresikan jati diri di setiap perjalanan,” tutupnya.

Jaecoo J5 EV Siap Beredar di Pasar Indonesia

Setelah debut global yang di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Jaecoo J5 EV pun tampil di Auto Shanghai 2025. Mobil listrik terbaru dari sub-brand Chery ini mencuri perhatian media serta jadi salah satu bintang di booth Chery.

Jaecoo J5 EV kian melengkapi dua versi J5 yang telah ada yakni versi bermesin bensin dan hybrid.

Saat dipamerkan pada event IIMS 2025 di Jakarta, wujud J5 EV masih prototype pra poduksi. Nah, yang kini tampil di Shanghai sudah siap diproduksi dan dipasarkan. J5 EV diharapkan dapat menarik minat calon konsumen dari berbagai negara di dunia.

Pakai Platform Omoda E5?

Perihal spek teknis J5 EV, saat ini masih belum diungkap detailnya seperti apa. Namun demkian, platform yang digunakan pada J5 EV diprediksi berbasis dari Omoda E5. Mulai dari motor elektrik penggerak roda depan beroutput 200 hp, baterai LFP (lithium iron phosphate) berdaya 61,1 kWh dan kemampuan pengisian daya dengan charger beroutput 80 kW.

Peeihal jarak tempuh maksimumnya, Jaecoo J5 di klaim dapat melaju sejauh 450 km (NEDC). Bisa dikataka mobil ini siap beradu dengan rival sekelasnya seperti Ford Puma Gen-E, Jeep Avenger dan Suzuki e Vitara.

Untuk J5 versi bermesin bensin,  nampaknya tak jauh beda dari Omoda 5 yakni perpaduan mesin bensin 1.6-liter turbo dan transmisi automatic 8-speed kopling ganda. Versi hybrid tentunya menggunakan sistem hybrid SHS yang dikembangkan Jaecoo, sama seperti pada J7 SHS.

Ya, Jaecoo dan Omoda sama-sama berada dalam naungan Chery Group seperti halnya iCar. Maka tak tertutup kemungkinan untuk saling berbagi platform dan teknologi.

Versi Ringkas Dari J7

Tampilan eksterior Jaecoo J5 EV bagaikan versi mungil dari J7. Jika model J5 versi bermesin bensin dilengkapi grille model air terjun ala J7, fascia depan J5 EV lebih klimis dan polos tanpa grille. Desain lampu LED dan bumper depan J5 EV pun berbeda dari J5 versi bermesin maupun hybrid.

Interior J5 tampil cukup hightech dengan gaya semi futuristik. Di tengah dashboard terpampang layar touchscreen model tegak berukuran cukup besar sebagai penampil sistem multimedia. Layar instrumen di balik setir model palang dua nampak ramping, identik seperti Jaecoo J7 SHS.

Layout tuas gear selector model putar di konsol tengah dan panel dashboard yang minim tombol fisik begitu identik dengan J7.

Compact SUV bertenaga listrik baterai perdana dari brand Jaecoo ini merupakan model pasar global. Jadi bakal beredar di berbagai kawasan termasuk Eropa dan Asia Tenggara. Rencananya, untuk pasar Inggris akan mulai tersedia unitnya pada Agustus 2025 mendatang. Indonesia? Tunggu saja.

Omoda dan Jaecoo Makin Optimis di Pasar Global

Menandai dua tahun kiprahnya di industri otomotif internasional, Omoda & Jaecoo merayakan pencapaian penting di tingkat global. Jaecoo Indonesia pun berpartisipasi di ajang Shanghai International Automobile Industry Exhibition (Auto Shanghai) 2025.

Mengusung tema “2 Years 2gather: From Seed to Speed,” Omoda & Jaecoo menampilkan jajaran kendaraan energi baru inovatif, Omoda C7 SHS (Super Hybrid System), Omoda C5 SHS, dan Jaecoo J5 BEV (Battery Electric Vehicle), sebagai simbol dimulainya era baru mobilitas global.

Meskipun baru berkiprah selama dua tahun, namun minat pasar global terhadap produk Omoda dan Jaecoo nampak cukup menjanjikan.

Shawn Xu, CEO Omoda & Jaecoo menyatakan sejak debut global di Auto Shanghai 2023, kedua brand mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Pada kuartal pertama 2025, penjualan kendaraan energi baru (NEV) meningkat hingga 370 persen, dengan lebih dari 50 persen volume penjualan berasal dari model elektrifikasi.

Auto Shanghai 2025 yang resmi dibuka pada 23 April menjadi momentum spesial perayaan dua tahun Omoda & Jaecoo.

Peluncuran model terbaru seperti Omoda C7 SHS dan C5 SHS, serta Jaecoo J5 BEV mempertegas semangat “Born Global, Born NEV”, lahir sebagai brand global dengan visi masa depan elektrifikasi.

Indonesia Pasar Strategis

Sejak diperkenalkan di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Jaecoo J7 telah mencatatkan lebih dari 2.000 SPK (surat pemesanan kendaraan). Antusiasme yang cukup tinggi dari para konsumen membuat Jaecoo Indonesia kian optimis.

Teknologi Super Hybrid System (SHS) yang digunakan pada SUV Jaecoo J7 didukung sistem kendali berbasis AI dan teknologi hybrid generasi kelima dengan Dedicated Hybrid Transmission (DHT).

Kemampuan Jaecoo J7 SHS melintasi berbagai kondisi jalan sudah teruji di berbagai negara termasuk Indonesia dan Afrika Selatan.

Teknologi Super Hybrid System (SHS) yang diusung Jaecoo J7 tak hanya menghasilkan kendaraan yang minim emisi gas buang. Tapi juga konsumsi BBM yang sangat ekonomis. Untuk hal yang satu ini kami sudah membuktikannya sendiri. Hanya dengan setangki bensin, jarak jelajah J7 SHS bisa tembus lebih dari 1.200 km!

“Indonesia sedang mempercepat transisi menuju otomotif berkelanjutan, dan kami bangga menjadi bagian dari perjalanan ini. Kami menghadirkan lini SHS sebagai solusi mobilitas pintar yang relevan dengan gaya hidup dan kondisi jalan di Indonesia,” papar Max Zhou, Country Director Jecoo Indonesia.

Pertumbuhan minat konsumen terhadap kendaraan elektrifikasi di Indonesia pun cukup signifikan. Penjualan kendaraan listrik pada tahun 2024 tumbuh 172 persen. Mobil hybrid masih mendominasi, dan untuk mobil listrik murni (BEV) menyumbang 4,8 persen.

Pemerintah pun menargetkan hingga akhir tahun 2025 populasi kendaraan listrik di Tanah Air mencapai angka 400.000 unit. Jika tercapai, maka Indonesia menjadi salah satu sentra populasi kendaraan listrik (EV) di kawasan Asia Tenggara.

Melihat peluang ini, Jaecoo Indonesia siap meluncurkan mobil listrik Jaecoo J5 BEV dan sederet lini model SHS di Tanah Air.

Optimisme di Tahun 2025

Omoda & Jaecoo menargetkan peluncuran lima model SHS terbaru tahun ini sekaligus ekspansi ke lebih dari 60 negara.

Penjualan model unggulan seperti Omoda C7 dan Jaecoo J5 masing-masing ditargetkan bisa mencapai angka 10.000 dan 15.000 unit per bulan. Hal tersebut akan memperkuat posisi Omoda & Jaecoo di pasar kendaraan hybrid dan listrik global.

Membelah Afrika Selatan Bersama Jaecoo J7 SHS

Kami sungguh beruntung bisa ikut serta dalam kegiatan Jaecoo J7 SHS South Africa Safari Drive yang berlangsung pada 21 – 27 Februari 2025 lalu di dataran Afrika Selatan.

Para peserta ditantang untuk menguji batas ketahanan mobil dengan teknologi super hybrid system (SHS) yang dimiliki Jaecoo J7 SHS. Sebanyak 41 peserta dari enam negara yang berbeda. Bukan hanya awak media saja, tapi juga dan key opinion leaders (KOLs). Selain kami dari Indonesia, juga ada peserta lainnya dari Australia, Inggris, Malaysia, Thailand, dan Afrika Selatan sebagai tuan rumah.

Perjalanan menantang dari Cape Town hingga menuju Gqeberha (Port Elizabeth) dan Addo Elephant Park merupakan bagian dari kampanye global Super Hybrid Marathon yang digaungkan oleh Jaecoo.

Ini adalah ajang pembuktian teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) yang dimiliki Jaecoo kepada dunia.

Fitur Menarik

Salah satu keunggulan yang dimiliki Jaecoo J7 SHS adalah kabinnya yang super lapang. Bukan jok saja yang besar dan nyaman, tapi ruang bagasi di belakang pun cukup besar.

Volume kargo di balik jok belakang mencapai 500 liter, dan bisa dimekarkan menjadi 1.265 liter dengan melipat jok belakang hingga rebah.

Karena baterai pack yang ada di kolong dek sasis mobil ini ukurannya sangat besar, maka Jaecoo J7 SHS tak memiliki ban serep. Hanya tersedia cairan penambal ban. Hmm…mungkin perlu jadi pertimbangan bagi Jaecoo untuk menempatkan ban serep kedepannya.

Salah satu fitur unik yang dimiliki mobil ini adalah selimut selubung mobil bisa disulap jadi layar proyektor! Fitur yang satu ini mungkin tak banyak yang mengetahuinya.

Baterai yang dimiliki Jaecoo J7 SHS pun dapat digunakan untuk perangkat kelistrikan eksternal. Fitur vehicle to load (VHL) yang dimiliki Jaecoo J7 SHS punya output daya 3.3 kW.

Yang paling kami suka adalah sistem audio lansiran Sony dengan 8 speaker. Alunan suaranya benar-benar bikin jantung berdebar… Kami suka…!

Perjalanan Menyenangkan

Hari pertama masih sebatas adaptasi. Dari Cape Town kami berkerkendara menuju Cape of Good Hope melintasi pesisir barat.

Panorama yang sangat indah dengan siluet gunung Table Mountain dan Devil’s Peak di sisi timur serta pemandangan Samudera Atlantik di sisi barat. Jarak tempuh 130 km hanya bagian dari orientasi untuk mendapat gambaran seperti apa situasi lalu lintas di seputar Cape Town.

Tantangan utama Safari Drive dimulai pada hari kedua. Kami menempuh jarak sekitar 500 km dari Cape Town menuju Mossel Bay. Kami sempat mampir ke beberapa tempat untuk berhenti sejenak hingga akhirnya sampai di Pearly Beach yang indah.

Jalan Tol Tsitsikama

Dalam perjalanan Safari Drive dengan Jaecoo J7 SHS, kami melewati ruas tol di rute N2 (jalan nasional rute nomor 2). Jalan tol Tsitsikama yang kami lewati merupakan jalur lintas penghubung dari Cape Town Metropole di wilayah barat Afrika Selatan menuju Gqeberha (Port Elizabeth) yang ada di wilayah timur.

Ruas tol Tsitsikama terbagi menjadi beberapa seksi. Tak hanya menghubungkan hingga ke perbatasan Lesotho di wilayah timur. Ruas tol ini juga menghubungkan wilayah pesisir selatan dengan kawasan daratan tengah di wilayah utara seperti Johanesburg, Bloemfountain dan Pretoria.

Untuk kendaraan pribadi ringan (kelas 1) seperti Jaecoo J7 SHS, tarifnya 67,5 Rand. Jika dikonversi ke Rupiah sekira hampir Rp 60 Ribuan (Rp 59.867). Tak terlalu mahal ternyata tarif tol di Afrika Selatan.

Harga BBM Cukup Mahal

Sepanjang perjalanan kami dari Cape Town di kawasan Western Cape menuju Gqberha (Port Elizabeth) dan Addo Elephant Park yang masuk wilayah Eastern Cape, kami hanya sekali mampir SPBU untuk beristirahat.

Yang kami sambangi adalah salah satu dari jaringan SPBU ENGEN yang mendominasi di Afrika Selatan. SPBU merek lain tentu saja ada, tapi jumlahnya tak sebanyak ENGEN.

BBM jenis bensin yang tersedia di SPBU ENGEN Gas Station hanya ada satu macam yakni Engen Primax Unleaded (bensin tanpa timbal). Nah, jenis oktan yang disediakan disesuaikan dengan letak geografis wilayah operasionalnya:

– Oktan 95, seperti yang kami isi ke tangki Jaecoo J7 SHS di awal hanya tersedia di kawasan dengan elevasi kurang dari 1.200 meter di atas permukaan laut (MDPL). BBM jenis ini banyak tersedia di kawasan pesisir barat hingga timur dan juga di daratan tengah Afrika Selatan.

– Oktan 93, hanya tersedia di SPBU yang berlokasi di kawasan dengan elevasi lebih dari 1.200 mdpl, terutama di kawasan pegunungan. Sejumlah SPBU di kawasan pesisir selatan juga ada BBM jenis ini, namun jumlahnya terbatas.

Harga BBM pun dibedakan antara wilayah pesisir seperti Cape Town dan Durban dengan wilayah daratan tengah seperti Johanesburg, Bloemfountain maupun Pretoria.

Untuk wilayah pesisir seperti Cape Town maupun Mossel Bay, Engen Primax 95 Unleaded harga perliternya 21.62 Rand (Rp 19.181). sedangkan di wilayah daratan tengah dibanderol 22.16 Rand (Rp 19.661).

Untuk BBM jenis Engen Primax 93 Unleaded, harga wilayah pesisir di angka 21.37 Rand (Rp 18.963) dan 22.41 Rand (Rp 19.883) untuk wilayah Inland (daratan tengah).

Harga BBM dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti fluktuasi harga minyak mentah dunia.

Selalu Di Posisi Teratas

Kami yang mewakili Indonesia selalu ada di peringkat pertama berturut-turut. Sebuah kebanggaan bagi kami, namun tak menjadi beban pikiran. Karena misi kami adalah bisa mencapai finish di etape terakhir. Kalau perlu hingga tetes bensin terakhir…

Saat mencapai titik singgah terakhir di Fynbos, total jarak yang telah kami tempuh sesuai trip meter adalah 1.228 km. Konsumsi BBM rata-rata selama perjalanaan etape terakhir yakni 4,2 Liter/100 km atau setara 23,8 km/liter. Sedangkan cadangan BBM dan baterai diperkirakan masih cukup untuk menempuh 168 km lagi! Yesss…!

Jika dirata-rata, selama berkendara dengan Jaeco J7 SHS konsumsi BBM mencapai sekira 4,88 liter bensin untuk jarak 100 km selama menempuh tantangan Super Hybrid Marathon di Afrika Selatan. Konsumsi BBM yang sangat ekonomis tentu saja ditunjang oleh teknologi Super Hybrid System (SHS).

Tips Berkendara Tepat Guna

Bisa berkendara mencapai 1.228 km hanya bermodalkan setangki BBM berisi 60 liter bensin adalah suatu hil yang mustahal jika bukan dengan mobil hybrid.

Selain ditunjang kemampuan yang ada pada kendaraan, teknik berkendara tepat guna juga jadi poin penting.

Karena sistem hybrid SHS pada Jaecoo J7 mengandalkan energi listrik dari baterai, maka konsumsi daya listrik harus bisa diminimalkan. Tentu saja agar bisa dialihkan untuk menambah daya jelajah.

Cukup banyak trik yang kami lakukan untuk menghemat daya listrik baterai. Perangkat kelistrikan pada kendaraan hanya kami gunakan seperlunya. Hampir tak jauh beda dengan menghemat energi listrik pada ponsel.

Mulai dari mengurangi level brightness layar head unit, wireless charging dinonaktifkan. Fungsi lampu depan otomatis dan sistem audio Sony yang merdu namun cukup banyak menyedot daya listrik baterai pun terpaksa harus kami istirahatkan dulu. Kecuali saat pemandangan membentang indah di depan kami yang membuat kami harus memadukannya dengan alunan musik yang pas di hati.

Semilir Angin Samudera Atlantik

Fungsi AC diminimalkan penggunaannya. Temperatur AC kami setel di 22°-23° C saat cuaca agak terik. Terpaan angin Samudera Hindia cukup menyegarkan saat melintasi rute pesisir selatan menuju Mossel Bay.

Sama seperti di pesisir barat nan teduh saat perjalanan dari Cape Town menuju Cape of Good Hope yang dialiri semilir angin dari Samudera Atlantik. Cukup fungsikan blower sirkulasi udara. Energi listrik baterai bisa dihemat secara maksimal.

Hanya saja, perjalanan kami tak melulu melewati jalan tol atau jalan aspal antar kota yang mulus. Beberapa lokasi kejutan yang disuguhkan merupakan trek off-road alami khas Benua Afrika. Mulai dari padang rumput savannah, trek gravel terjal, jalan tanah bercampur batu karst hingga trek tanah lempung becek yang cukup liat akibat hujan badai. Ditambah lagi hujan deras saat beroffroad ria yang menambah keserian.

Sistem Suspensi Aktif CDC

Ketangguhan kinerja suspensi adaptif CDC yang dimiliki Jaecoo J7 SHS tak hanya mampu memberi kenyamanan saat melintasi jalan aspal mulus.

Tapi justru benar-benar diuji saat melintasi trek off-road Afrika Selatan yang khas dan menakjubkan. Walau jalan yang kami lintasi berantakan (dalam artian sebenarnya), sistem suspensi aktif CDC tetap mampu meredam guncangan dengan sangat baik.

Kejadian tak terduga juga kami alami saat melintasi kawasan suaka alam (hutan) di malam hari nan gelap gulita. Mobil kami diterjang Pumba (Babi Hutan) berukuran besar yang muncul mendadak. Kaget? Tentu saja! Mungkin si Pumba juga kaget terkena sorotan lampu LED depan yang terang.

Tapi akhirnya kami tertawa sambil melihat si Pumba lari terbirit-birit. Kami benar-benar mengalami sendiri seperti yang diceritakan oleh para pemandu. Untungnya mobil ini cukup kokoh, tak ada kerusakan berarti pada bemper depan yang tertubruk si Pumba. Bemper depan Jaecoo J7 SHS tak penyok atau ‘somplak’ walau benturannya sangat keras. Hanya sedikit lecet. Semoga si Pumba tidak mengalami cidera berat.

Setidaknya kinerja sistem pengereman dan fitur ADAS terkait rem pada Jaecoo J7 SHS benar-benar terbukti. Mobil pun langsung berhenti seketika saat kami menginjak pedal rem hingga rebah. Jika rem kurang pakem, mungkin si Pumba akan terlindas.

Bersafari di Afrika Selatan benar-benar pengalaman tak terlupakan. Terlebih lagi dengan Jaecoo J7 SHS yang memang bukan mobil hybrid biasa. Kebanggaan tiada terkira bagi kami bisa membawa nama Indonesia dan selalu di posisi pertama melampaui peserta dari negara lainnya.

Motomobi News Mau Kemana Jaecoo Safari

Kami Akan Jelajahi Afrika Selatan Bersama Jaecoo J7 dan C9

Motomobi News Mau Kemana (MMK) kali ini akan pelesir menjelajahi Afrika Selatan bersama Jaecoo Indonesia dalam event Safari Drive Ultra Long Range Challenge 2025.

Ada dua mobil SUV berteknologi plug-in hybrid (PHEV) yang akan kami andalkan, yaitu Jaecoo J7 dan C9.

Kami akan menempuh rute perjalanan sejauh lebih dari 1.100 kilometer. Biasa aja? Kurang menantang? Tunggu dulu. Targetnya adalah menempuh jarak sejauh 1.100 kilometer, tapi hanya dalam satu kali pengisian bahan bakar penuh.

Jelajahi Afrika Selatan

Pesertanya ada 28 orang jurnalis yang berasal dari Australia, Inggris, Malaysia, Thailand, Indonesia serta tuan rumah yakni Afrika Selatan.

Perjalanan melintasi rute safari dimulai dari Cape Town, satu dari tiga kota utama Afrika Selatan. Selama empat hari peserta akan menyusuri rute pesisir selatan.

Dari titik start di Cape Town kami akan menyusuri rute Semenanjung Harapan (Cape of Good Hope) yang ada di ujung selatan dari benua Afrika. Peserta akan terus berlanjut menjelajahi rute di sepanjang kawasan taman nasional yang ada di wilayah Garden Route.

Perjalanan dari kawasan barat Afrika Selatan di provinsi Western Cape menuju garis finish di taman suaka Addo Elephant Park di wilayah Eastern Cape bakal jadi pengalaman berkendara yang sangat seru. Bikin deg-degan dan tak terlupakan pastinya.

Jaecoo J7 dan C9

Pada tantangan penjelajahan ini ada dua jenis mobil SUV PHEV yang digunakan, yakni Jaecoo J7 dan all-new C9. Nantinya akan ada 10 unit J7 dan 4 unit C9 yang bakal diuji ketangguhannya.

Perjalanan menantang ini akan jadi ajang pembuktian kemampuan teknologi plug-in hybrid yang dimiliki kedua mobil tersebut.

Bukan sekadar menjajal kemampuan dan daya tahan kendaraan saat menjelajah jarak jauh. Tapi juga seberapa efisien konsumsi BBM-nya serta pengujian beragam fitur berkendara yang ada.

Jaecoo J7 PHEV dibekali mesin bensin 1.5-liter turbo plus motor elektrik hybrid dan transmisi DHT (Dedicated Hybrid Transmission).

Kombinasi sistem hybridnya menghasilkan output tenaga 255 kW (304 hp) dengan torsi puncak 525 Nm. Berbekal baterai lithium iron phosphate (LFP) berdaya 18.3 kWh, jarak jelajah pada mode EV mampu mencapai 90 km. Sedangkan daya jelajah kombinasi sistem hybridnya mencapai 1.200 km, berdasarkan standar WLTP. Pengisian daya baterai 30-80% dengan fast charger DC hanya butuh 20 menit.

Model mobil kedua yang akan digunakan adalah Jaecoo C9. Versi standar C9 dibekali mesin bensin 2.0-liter turbo. Yang akan kami uji dalam perjalanan di Afrika Selatan versi PHEV.

Sistem hybridnya memadukan mesin bensin 1.5-liter dan tiga motor elektrik penggerak. Penyaluran daya via transmisi DHT.

Kombinasi ini menghasilkan output tenaga 440 kW (596 hp) dengan torsi puncak 915 Nm! Sangat greget dan menggiurkan.

Jarak jelajah mode EV berbekal energi baterai LFP berdaya 19.4-kWh mencapai 150 km. Sedangkan jarak jelajah kombinasi sistem hybrid diklaim tembus 1.100 km.

Pengisian daya baterai 30-80% dengan fast charger DC hanya butuh waktu 25 menit. Waktu charging yang sangat cepat dan membuat perjalanan jadi lebih efisien.

Hmm…Kami akan membuktikan seberapa tangguh kedua SUV tersebut. Nantikan update berita perjalanannya. Stay tuned.

Jaecoo J5 EV Debut Global di IIMS 2025!

Memanfaatkan pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Jaecoo Indonesia memperkenalkan J5 EV. Unit ini merupakan sebuah Sport Utility Vehicle (SUV) listrik bertenaga baterai, dengan sejumlah fitur mutakhir. Indonesia terpilih sebagai negara pertama di dunia yang menjadi tuan rumah global unveiling.

Langkah ini tentu memperkuat komitmen Jaecoo, dalam mendukung pertumbuhan industri otomotif Indonesia. Sekaligus memenuhi permintaan konsumen akan kendaraan listrik yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari global roadmap-nya, Jaecoo berfokus mengembangkan kendaraan listrik bertenaga baterai (Battery Electric Vehicle atau BEV), yang menawarkan solusi mobilitas ramah lingkungan.

Dengan meluncurkan J5 EV secara global di Indonesia, Jaecoo menegaskan peran strategis Indonesia. Tidak hanya sebagai pasar utama, tetapi juga sebagai mitra penting dalam ekspansi internasional perusahaan ini.

Jaecoo yakin bahwa industri otomotif Indonesia berada dalam transisi menuju mobilitas listrik. Oleh sebabnya, melalui model-model terbaru, termasuk J5 EV, Jaecoo berkomitmen menghadirkan inovasi yang mendorong masa depan transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

“Peluncuran global Jaecoo J5 EV di Indonesia menjadi bukti nyata komitmen kami terhadap pasar ini. Kami menyadari peran signifikan Indonesia dalam rencana global Jaecoo. Kami sangat antusias untuk berkontribusi dalam transisi negara ini, menuju mobilitas listrik yang berkelanjutan,” kata Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia, hari ini (20/02/2025).

Selain memperkenalkan produk inovatif, Jaecoo juga berkomitmen untuk berinvestasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Hal ini mencakup kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, supaya mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan. Serta memastikan konsumen Indonesia memiliki akses ke kendaraan listrik berkinerja tinggi dan hemat energi.

Produk J5 EV direncanakan bakal memasuki pasar global pada tahun 2025 ini. Tentu saja Indonesia menjadi salah satu pasar prioritas dalam strategi ekspansi perusahaan Jaecoo.