Membelah Afrika Selatan Bersama Jaecoo J7 SHS

Kami sungguh beruntung bisa ikut serta dalam kegiatan Jaecoo J7 SHS South Africa Safari Drive yang berlangsung pada 21 – 27 Februari 2025 lalu di dataran Afrika Selatan.

Para peserta ditantang untuk menguji batas ketahanan mobil dengan teknologi super hybrid system (SHS) yang dimiliki Jaecoo J7 SHS. Sebanyak 41 peserta dari enam negara yang berbeda. Bukan hanya awak media saja, tapi juga dan key opinion leaders (KOLs). Selain kami dari Indonesia, juga ada peserta lainnya dari Australia, Inggris, Malaysia, Thailand, dan Afrika Selatan sebagai tuan rumah.

Perjalanan menantang dari Cape Town hingga menuju Gqeberha (Port Elizabeth) dan Addo Elephant Park merupakan bagian dari kampanye global Super Hybrid Marathon yang digaungkan oleh Jaecoo.

Ini adalah ajang pembuktian teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) yang dimiliki Jaecoo kepada dunia.

Fitur Menarik

Salah satu keunggulan yang dimiliki Jaecoo J7 SHS adalah kabinnya yang super lapang. Bukan jok saja yang besar dan nyaman, tapi ruang bagasi di belakang pun cukup besar.

Volume kargo di balik jok belakang mencapai 500 liter, dan bisa dimekarkan menjadi 1.265 liter dengan melipat jok belakang hingga rebah.

Karena baterai pack yang ada di kolong dek sasis mobil ini ukurannya sangat besar, maka Jaecoo J7 SHS tak memiliki ban serep. Hanya tersedia cairan penambal ban. Hmm…mungkin perlu jadi pertimbangan bagi Jaecoo untuk menempatkan ban serep kedepannya.

Salah satu fitur unik yang dimiliki mobil ini adalah selimut selubung mobil bisa disulap jadi layar proyektor! Fitur yang satu ini mungkin tak banyak yang mengetahuinya.

Baterai yang dimiliki Jaecoo J7 SHS pun dapat digunakan untuk perangkat kelistrikan eksternal. Fitur vehicle to load (VHL) yang dimiliki Jaecoo J7 SHS punya output daya 3.3 kW.

Yang paling kami suka adalah sistem audio lansiran Sony dengan 8 speaker. Alunan suaranya benar-benar bikin jantung berdebar… Kami suka…!

Perjalanan Menyenangkan

Hari pertama masih sebatas adaptasi. Dari Cape Town kami berkerkendara menuju Cape of Good Hope melintasi pesisir barat.

Panorama yang sangat indah dengan siluet gunung Table Mountain dan Devil’s Peak di sisi timur serta pemandangan Samudera Atlantik di sisi barat. Jarak tempuh 130 km hanya bagian dari orientasi untuk mendapat gambaran seperti apa situasi lalu lintas di seputar Cape Town.

Tantangan utama Safari Drive dimulai pada hari kedua. Kami menempuh jarak sekitar 500 km dari Cape Town menuju Mossel Bay. Kami sempat mampir ke beberapa tempat untuk berhenti sejenak hingga akhirnya sampai di Pearly Beach yang indah.

Jalan Tol Tsitsikama

Dalam perjalanan Safari Drive dengan Jaecoo J7 SHS, kami melewati ruas tol di rute N2 (jalan nasional rute nomor 2). Jalan tol Tsitsikama yang kami lewati merupakan jalur lintas penghubung dari Cape Town Metropole di wilayah barat Afrika Selatan menuju Gqeberha (Port Elizabeth) yang ada di wilayah timur.

Ruas tol Tsitsikama terbagi menjadi beberapa seksi. Tak hanya menghubungkan hingga ke perbatasan Lesotho di wilayah timur. Ruas tol ini juga menghubungkan wilayah pesisir selatan dengan kawasan daratan tengah di wilayah utara seperti Johanesburg, Bloemfountain dan Pretoria.

Untuk kendaraan pribadi ringan (kelas 1) seperti Jaecoo J7 SHS, tarifnya 67,5 Rand. Jika dikonversi ke Rupiah sekira hampir Rp 60 Ribuan (Rp 59.867). Tak terlalu mahal ternyata tarif tol di Afrika Selatan.

Harga BBM Cukup Mahal

Sepanjang perjalanan kami dari Cape Town di kawasan Western Cape menuju Gqberha (Port Elizabeth) dan Addo Elephant Park yang masuk wilayah Eastern Cape, kami hanya sekali mampir SPBU untuk beristirahat.

Yang kami sambangi adalah salah satu dari jaringan SPBU ENGEN yang mendominasi di Afrika Selatan. SPBU merek lain tentu saja ada, tapi jumlahnya tak sebanyak ENGEN.

BBM jenis bensin yang tersedia di SPBU ENGEN Gas Station hanya ada satu macam yakni Engen Primax Unleaded (bensin tanpa timbal). Nah, jenis oktan yang disediakan disesuaikan dengan letak geografis wilayah operasionalnya:

– Oktan 95, seperti yang kami isi ke tangki Jaecoo J7 SHS di awal hanya tersedia di kawasan dengan elevasi kurang dari 1.200 meter di atas permukaan laut (MDPL). BBM jenis ini banyak tersedia di kawasan pesisir barat hingga timur dan juga di daratan tengah Afrika Selatan.

– Oktan 93, hanya tersedia di SPBU yang berlokasi di kawasan dengan elevasi lebih dari 1.200 mdpl, terutama di kawasan pegunungan. Sejumlah SPBU di kawasan pesisir selatan juga ada BBM jenis ini, namun jumlahnya terbatas.

Harga BBM pun dibedakan antara wilayah pesisir seperti Cape Town dan Durban dengan wilayah daratan tengah seperti Johanesburg, Bloemfountain maupun Pretoria.

Untuk wilayah pesisir seperti Cape Town maupun Mossel Bay, Engen Primax 95 Unleaded harga perliternya 21.62 Rand (Rp 19.181). sedangkan di wilayah daratan tengah dibanderol 22.16 Rand (Rp 19.661).

Untuk BBM jenis Engen Primax 93 Unleaded, harga wilayah pesisir di angka 21.37 Rand (Rp 18.963) dan 22.41 Rand (Rp 19.883) untuk wilayah Inland (daratan tengah).

Harga BBM dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti fluktuasi harga minyak mentah dunia.

Selalu Di Posisi Teratas

Kami yang mewakili Indonesia selalu ada di peringkat pertama berturut-turut. Sebuah kebanggaan bagi kami, namun tak menjadi beban pikiran. Karena misi kami adalah bisa mencapai finish di etape terakhir. Kalau perlu hingga tetes bensin terakhir…

Saat mencapai titik singgah terakhir di Fynbos, total jarak yang telah kami tempuh sesuai trip meter adalah 1.228 km. Konsumsi BBM rata-rata selama perjalanaan etape terakhir yakni 4,2 Liter/100 km atau setara 23,8 km/liter. Sedangkan cadangan BBM dan baterai diperkirakan masih cukup untuk menempuh 168 km lagi! Yesss…!

Jika dirata-rata, selama berkendara dengan Jaeco J7 SHS konsumsi BBM mencapai sekira 4,88 liter bensin untuk jarak 100 km selama menempuh tantangan Super Hybrid Marathon di Afrika Selatan. Konsumsi BBM yang sangat ekonomis tentu saja ditunjang oleh teknologi Super Hybrid System (SHS).

Tips Berkendara Tepat Guna

Bisa berkendara mencapai 1.228 km hanya bermodalkan setangki BBM berisi 60 liter bensin adalah suatu hil yang mustahal jika bukan dengan mobil hybrid.

Selain ditunjang kemampuan yang ada pada kendaraan, teknik berkendara tepat guna juga jadi poin penting.

Karena sistem hybrid SHS pada Jaecoo J7 mengandalkan energi listrik dari baterai, maka konsumsi daya listrik harus bisa diminimalkan. Tentu saja agar bisa dialihkan untuk menambah daya jelajah.

Cukup banyak trik yang kami lakukan untuk menghemat daya listrik baterai. Perangkat kelistrikan pada kendaraan hanya kami gunakan seperlunya. Hampir tak jauh beda dengan menghemat energi listrik pada ponsel.

Mulai dari mengurangi level brightness layar head unit, wireless charging dinonaktifkan. Fungsi lampu depan otomatis dan sistem audio Sony yang merdu namun cukup banyak menyedot daya listrik baterai pun terpaksa harus kami istirahatkan dulu. Kecuali saat pemandangan membentang indah di depan kami yang membuat kami harus memadukannya dengan alunan musik yang pas di hati.

Semilir Angin Samudera Atlantik

Fungsi AC diminimalkan penggunaannya. Temperatur AC kami setel di 22°-23° C saat cuaca agak terik. Terpaan angin Samudera Hindia cukup menyegarkan saat melintasi rute pesisir selatan menuju Mossel Bay.

Sama seperti di pesisir barat nan teduh saat perjalanan dari Cape Town menuju Cape of Good Hope yang dialiri semilir angin dari Samudera Atlantik. Cukup fungsikan blower sirkulasi udara. Energi listrik baterai bisa dihemat secara maksimal.

Hanya saja, perjalanan kami tak melulu melewati jalan tol atau jalan aspal antar kota yang mulus. Beberapa lokasi kejutan yang disuguhkan merupakan trek off-road alami khas Benua Afrika. Mulai dari padang rumput savannah, trek gravel terjal, jalan tanah bercampur batu karst hingga trek tanah lempung becek yang cukup liat akibat hujan badai. Ditambah lagi hujan deras saat beroffroad ria yang menambah keserian.

Sistem Suspensi Aktif CDC

Ketangguhan kinerja suspensi adaptif CDC yang dimiliki Jaecoo J7 SHS tak hanya mampu memberi kenyamanan saat melintasi jalan aspal mulus.

Tapi justru benar-benar diuji saat melintasi trek off-road Afrika Selatan yang khas dan menakjubkan. Walau jalan yang kami lintasi berantakan (dalam artian sebenarnya), sistem suspensi aktif CDC tetap mampu meredam guncangan dengan sangat baik.

Kejadian tak terduga juga kami alami saat melintasi kawasan suaka alam (hutan) di malam hari nan gelap gulita. Mobil kami diterjang Pumba (Babi Hutan) berukuran besar yang muncul mendadak. Kaget? Tentu saja! Mungkin si Pumba juga kaget terkena sorotan lampu LED depan yang terang.

Tapi akhirnya kami tertawa sambil melihat si Pumba lari terbirit-birit. Kami benar-benar mengalami sendiri seperti yang diceritakan oleh para pemandu. Untungnya mobil ini cukup kokoh, tak ada kerusakan berarti pada bemper depan yang tertubruk si Pumba. Bemper depan Jaecoo J7 SHS tak penyok atau ‘somplak’ walau benturannya sangat keras. Hanya sedikit lecet. Semoga si Pumba tidak mengalami cidera berat.

Setidaknya kinerja sistem pengereman dan fitur ADAS terkait rem pada Jaecoo J7 SHS benar-benar terbukti. Mobil pun langsung berhenti seketika saat kami menginjak pedal rem hingga rebah. Jika rem kurang pakem, mungkin si Pumba akan terlindas.

Bersafari di Afrika Selatan benar-benar pengalaman tak terlupakan. Terlebih lagi dengan Jaecoo J7 SHS yang memang bukan mobil hybrid biasa. Kebanggaan tiada terkira bagi kami bisa membawa nama Indonesia dan selalu di posisi pertama melampaui peserta dari negara lainnya.

Motomobi News Mau Kemana Jaecoo Safari

Kami Akan Jelajahi Afrika Selatan Bersama Jaecoo J7 dan C9

Motomobi News Mau Kemana (MMK) kali ini akan pelesir menjelajahi Afrika Selatan bersama Jaecoo Indonesia dalam event Safari Drive Ultra Long Range Challenge 2025.

Ada dua mobil SUV berteknologi plug-in hybrid (PHEV) yang akan kami andalkan, yaitu Jaecoo J7 dan C9.

Kami akan menempuh rute perjalanan sejauh lebih dari 1.100 kilometer. Biasa aja? Kurang menantang? Tunggu dulu. Targetnya adalah menempuh jarak sejauh 1.100 kilometer, tapi hanya dalam satu kali pengisian bahan bakar penuh.

Jelajahi Afrika Selatan

Pesertanya ada 28 orang jurnalis yang berasal dari Australia, Inggris, Malaysia, Thailand, Indonesia serta tuan rumah yakni Afrika Selatan.

Perjalanan melintasi rute safari dimulai dari Cape Town, satu dari tiga kota utama Afrika Selatan. Selama empat hari peserta akan menyusuri rute pesisir selatan.

Dari titik start di Cape Town kami akan menyusuri rute Semenanjung Harapan (Cape of Good Hope) yang ada di ujung selatan dari benua Afrika. Peserta akan terus berlanjut menjelajahi rute di sepanjang kawasan taman nasional yang ada di wilayah Garden Route.

Perjalanan dari kawasan barat Afrika Selatan di provinsi Western Cape menuju garis finish di taman suaka Addo Elephant Park di wilayah Eastern Cape bakal jadi pengalaman berkendara yang sangat seru. Bikin deg-degan dan tak terlupakan pastinya.

Jaecoo J7 dan C9

Pada tantangan penjelajahan ini ada dua jenis mobil SUV PHEV yang digunakan, yakni Jaecoo J7 dan all-new C9. Nantinya akan ada 10 unit J7 dan 4 unit C9 yang bakal diuji ketangguhannya.

Perjalanan menantang ini akan jadi ajang pembuktian kemampuan teknologi plug-in hybrid yang dimiliki kedua mobil tersebut.

Bukan sekadar menjajal kemampuan dan daya tahan kendaraan saat menjelajah jarak jauh. Tapi juga seberapa efisien konsumsi BBM-nya serta pengujian beragam fitur berkendara yang ada.

Jaecoo J7 PHEV dibekali mesin bensin 1.5-liter turbo plus motor elektrik hybrid dan transmisi DHT (Dedicated Hybrid Transmission).

Kombinasi sistem hybridnya menghasilkan output tenaga 255 kW (304 hp) dengan torsi puncak 525 Nm. Berbekal baterai lithium iron phosphate (LFP) berdaya 18.3 kWh, jarak jelajah pada mode EV mampu mencapai 90 km. Sedangkan daya jelajah kombinasi sistem hybridnya mencapai 1.200 km, berdasarkan standar WLTP. Pengisian daya baterai 30-80% dengan fast charger DC hanya butuh 20 menit.

Model mobil kedua yang akan digunakan adalah Jaecoo C9. Versi standar C9 dibekali mesin bensin 2.0-liter turbo. Yang akan kami uji dalam perjalanan di Afrika Selatan versi PHEV.

Sistem hybridnya memadukan mesin bensin 1.5-liter dan tiga motor elektrik penggerak. Penyaluran daya via transmisi DHT.

Kombinasi ini menghasilkan output tenaga 440 kW (596 hp) dengan torsi puncak 915 Nm! Sangat greget dan menggiurkan.

Jarak jelajah mode EV berbekal energi baterai LFP berdaya 19.4-kWh mencapai 150 km. Sedangkan jarak jelajah kombinasi sistem hybrid diklaim tembus 1.100 km.

Pengisian daya baterai 30-80% dengan fast charger DC hanya butuh waktu 25 menit. Waktu charging yang sangat cepat dan membuat perjalanan jadi lebih efisien.

Hmm…Kami akan membuktikan seberapa tangguh kedua SUV tersebut. Nantikan update berita perjalanannya. Stay tuned.

Jaecoo J5 EV Debut Global di IIMS 2025!

Memanfaatkan pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, Jaecoo Indonesia memperkenalkan J5 EV. Unit ini merupakan sebuah Sport Utility Vehicle (SUV) listrik bertenaga baterai, dengan sejumlah fitur mutakhir. Indonesia terpilih sebagai negara pertama di dunia yang menjadi tuan rumah global unveiling.

Langkah ini tentu memperkuat komitmen Jaecoo, dalam mendukung pertumbuhan industri otomotif Indonesia. Sekaligus memenuhi permintaan konsumen akan kendaraan listrik yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari global roadmap-nya, Jaecoo berfokus mengembangkan kendaraan listrik bertenaga baterai (Battery Electric Vehicle atau BEV), yang menawarkan solusi mobilitas ramah lingkungan.

Dengan meluncurkan J5 EV secara global di Indonesia, Jaecoo menegaskan peran strategis Indonesia. Tidak hanya sebagai pasar utama, tetapi juga sebagai mitra penting dalam ekspansi internasional perusahaan ini.

Jaecoo yakin bahwa industri otomotif Indonesia berada dalam transisi menuju mobilitas listrik. Oleh sebabnya, melalui model-model terbaru, termasuk J5 EV, Jaecoo berkomitmen menghadirkan inovasi yang mendorong masa depan transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

“Peluncuran global Jaecoo J5 EV di Indonesia menjadi bukti nyata komitmen kami terhadap pasar ini. Kami menyadari peran signifikan Indonesia dalam rencana global Jaecoo. Kami sangat antusias untuk berkontribusi dalam transisi negara ini, menuju mobilitas listrik yang berkelanjutan,” kata Max Zhou, Country Director Jaecoo Indonesia, hari ini (20/02/2025).

Selain memperkenalkan produk inovatif, Jaecoo juga berkomitmen untuk berinvestasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Hal ini mencakup kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, supaya mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan. Serta memastikan konsumen Indonesia memiliki akses ke kendaraan listrik berkinerja tinggi dan hemat energi.

Produk J5 EV direncanakan bakal memasuki pasar global pada tahun 2025 ini. Tentu saja Indonesia menjadi salah satu pasar prioritas dalam strategi ekspansi perusahaan Jaecoo.

Jaecoo hadir di Indonesia

Jaecoo Perkenalkan Diri di Indonesia, Bawa Teknologi ‘Super Irit’

Merek baru di bawah naungan Chery memperkenalkan diri di pasar Indonesia, kemarin (21/01) di Jakarta. Inilah Jaecoo yang hadir dengan membawa teknologi bernama Super Hybrid System (SHS).

“Hari ini adalah momen penting bagi JAECOO saat kami memperkenalkan brand kami kepada publik untuk pertama kalinya,” ujar Max Zhou, Country Director JAECOO Indonesia. “Super Hybrid System mencerminkan komitmen kami terhadap inovasi, keberlanjutan, dan aksesibilitas.”

Jaecoo J7

Belum ada produk pasti yang akan dipasarkan, namun teknologi SHS tersebut dipasangkan pada SUV Jaecoo J7. Pada mobil ini juga Jaecoo Indonesia melakukan pengujian internal dengan menempuh 1.372 km, tanpa mengisi bensin. Kemudian, pengujian berikutnya akan dilangsungkan di Indonesia bulan Februari nanti, dengan menempuh perjalanan Jakarta-Bali.

Diklaim, mobil ini memiliki konsumsi BBM hingga 22,7 km/liter, dalam mode pengisian daya berkelanjutan (charge-sustaining), dan daya tahan baterai 20 persen lebih lama.

Jaecoo Indonesia perkenalkan teknologi SHS

SHS yang terpasang pada J7 ini merupakan sistem plug-in hybrid (PHEV) dengan mesin konvensional empat silinder turbo, berkapasitas 1,5 liter digabungkan dengan motor listrik dan satu transmisi Dedicated Hybrid Transmission (DHT). Menurut Jaecoo Indonesia, motor listriknya mampu menggerakkan mobil hingga 90 km.

Selain itu, diklaim juga bahwa sistem ini mampu memberikan pengendaraan yang halus, layaknya sebuah EV. Namun untuk membuktikannya, kami harus menguji langsung.

33 Negara

MEsin jaecoo J9 dengan SHS

Selain memperkenalkan brand dan teknologinya, Jaecoo Indonesia juga menegaskan komitmen mereka di pasar tanah air.

Mereka mencanangkan membuka 30 dealer di tahap awqal tahun ini. Hal tersebut, menurut keterangan resminya, “Untuk memudahkan pelanggan mengakses jajaran hybrid inovatif JAECOO, dengan dukungan panduan ahli dan fasilitas canggih untuk layanan penjualan maupun purna jual di kota-kota utama dan wilayah strategis.”

Di pasar global, Jaecoo tersedia di 33 negara dan mampu bersaing. Tercatat sepanjang 2024 lalu, 248.605 unit mobil terjual. Ini merupakan peningkatan sebesar 54 persen dibanding tahun sebelumnya.

Kapan Jaecoo Indonesia resmi berjualan? Rencananya, mereka akan resmi meluncurkan produk ke publik di ajang IIMS 2025, bulan depan. Tunggu saja.