Porsche 911 GT3 2025

Porsche 911 GT3 2025 Diluncurkan, Apa Yang Beda?

Porsche meluncurkan 911 GT3 2025 semalam (18/10), mobil ini terdengar penting karena tonggak penting dalam rangka merayakan ulang tahun ke-25 seri GT3 yang ikonik. Hadir dalam dua versi yaitu GT3 dan GT3 Touring. 

911 GT3 yang dijuluki 992.2, dibekali sederet perubahan, sambil tetap mempertahankan ciri khasnya yaitu mesin flat-six naturally aspirated.

Secara visual, GT3 2025 menampilkan pembaruan yang halus namun berdampak. Fasia depan telah didesain ulang dengan bemper yang diperbarui dan elemen serat karbon, yang meningkatkan estetika dan aerodinamika. Bagian bawahnya terbuka lebar untuk mengalirkan udara.

Sementara di belakang, terlihat diffuser baru menjanjikan aerodinamika yang mumpuni saat diperlukan. 

Selain itu, GT3 terbaru juga mengusung reduksi bobot yang signifikan. Menurut rilis Porsche, mobil kencang ini beratnya hanya 1.420 kg. Didapat dari penggunaan sport seat berbahan CFRP, pelek alloy ukuran 20 dan 21 inci (ada opsi pelek magnesium yang lebih ringan lagi), dan sebagainya. 

Tidak Ada Hybrid

Porsche 911 GT3 2025 baru

Mesin dengan kapasitas 4,0 liter  ini mampu menghasilkan tenaga 510 hp pada 9.000 rpm, dengan torsi puncak 450 Nm. Yang kami salut, meskipun standar emisi makin lama makin ketat, Porsche berhasil mempertahankan GT3 untuk tidak menggendong teknologi elektrifikasi. Tidak seperti saudaranya yang menggendong penggerak hybrid. 

Hal ini dicapai berkat pengembangan filter partikulat gas dan catalytic converter yang canggih. 911 GT3 2025 punya dua filter partikulat, serta empat catalytic converter. 

Tidak hanya itu, untuk peningkatan, Porsche memanfaatkan noken as dari GT3 RS, oil cooler baru serta perubahan pada kepala silinder. 

Porsche 911 GT3

Sistem penggerak tersebut dipadukan dengan dua opsi transmisi. Manual enam percepatan atau DCT 7-speed. Khusus untuk transmisi manual, Porsche melakukan perubahan rasio gigi akhir. Ini untuk menjawab keluhan konsumen soal rasio final gear yang terlalu panjang. 

Di bagian kaki-kai, Porsche mengintegrasikan keberhasilan suspensi GT3 RS. Beberapa bagian suspensi mengambil bentuk aerofoil untuk meningkatkan downforce dan aliran udara.

Link bagian bawah dari konstruksi double wishbone, diposisikan serendah mungkin untuk mengurangi efek menukik saat pengereman. Menjanjikan kestabilan aerodinamika dari depan hingga ke belakang. 

Ban ukuran 255/35 R20 terpasang di depan. Sementara belakangnya 315/30 R21 dengan pelek standar berbahan alloy. 

Berapa Harganya?

911 GT3 2025 Touring

Porsche 911 GT3 2025 mulai dari $224.495. Ingat, mulai dari. Untuk pertama kalinya Porsche membekalkan Weissach Package untuk keluarga GT3. Isinya beragam, mulai pelek Magnesium yang lebih ringan, atap carbon fiber, anti roll bar, dan sederet opsi lainnya. 

Khusus untuk versi Touring Package, Anda bahkan bisa memesan dengan tambahan kursi belakang. Sesuai namanya, 911 GT3 Touring memang didesain untuk berjalan jauh, dengan performa khas sebuah GT3. 

Porsche Sprint Challenge 911 GT3

Porsche Sprint Challenge Indonesia 2023 Siap Digelar, Ini Harga Tiketnya

Porsche Sprint Challenge Indonesia 2023 adalah ajang balap one make race (satu merek) Porsche 911 GT3 Cup yang akan berlangsung di sirkuit internasional Mandalika, Lombok. Rangkaian acara balap Porsche ini dimulai pada 8-10 Desember 2023 ini untuk seri pertama.

Kalau Anda mau nonton, tiketnya gratis. Bahkan untuk tempat duduk di grandstand. Kecuali kalau Anda mau melihat lebih dekat mobil-mobil yang akan berlaga. Dikenakan biaya Rp 300.000 untuk masuk ke area paddock. Berlaku untuk tiga hari.

Balapan Porsche Sprint Challenge ini diselenggarakan oleh MGPA (Mandalika Grand Prix Association), Superstar Motorsport dan IMI. Didukung penuh oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Yang terakhir itu adalah bagian dari payung usaha BUMN PT PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau lebih dikenal sebagai InJourney. Tidak ketinggalan, karena pakai Porsche, Porsche Indonesia ikut mendukung.

Maya Watono, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, mengungkapkan bahwa ajang ini merupakan titik awal untuk mengembangkan event and atraction di Mandalika untuk ajang balap roda empat. Menurutnya, balapan ini akan jadi hal yang akan menarik perhatian wisatawan dan penyuka otomotif ke KEK Mandalika dan berujung mengembangkan pariwisata setempat.

Mobil Sudah Datang

Menurut Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria saat ini sudah sepuluh Porsche 911 GT3 yang akan berlaga, tiba di Mandalika. “Bagi kami, mobil ini merupakan suatu simbol keistimewaan dan prestise dalam dunia balap. Porsche Sprint Challenge Indonesia juga menjadi landasan bagi pengembangan bakat-bakat muda di dunia balap Indonesia,” tegas Priandhi.

Porsche Sprint Challenge 2023

“Dalam beberapa hari mendatang kami akan bekerja sama secara erat dengan para pemangku kepentingan seperti Ikatan Motor Indonesia, Injourney, ITDC dan MGPA untuk mempersiapkan balapan Porsche Sprint Challenge Indonesia yang pertama. Superstars Motor Sport dan MGPA sangat bersemangat untuk menjadi tuan rumah series balapan dengan mobil Porsche 911 GT3 Cup baru dan segera menyambut pembalap Indonesia di Pertamina Mandalika International Circuit,” kata Bagoes Hermanto, CEO PT Star Motorsport Indonesia (Superstars Motorsport).

Balapan Porsche Sprint Challenge Indonesia akan digelar sebanyak tiga kali di Pertamina Mandalika International Circuit. Yaitu 8-10 Desember 2023, 12-14 Januari 2024 dan 26-28 Januari 2024. Setiap putaran balap terdiri dari Sprint Race dengan durasi 30 menit dan Endurance Race selama 45 menit. 10 mobil balap Porsche 911 GT3 Cup siap berlaga pada musim perdana Porsche Sprint Challenge Indonesia.

Lia Block Bakal Piloti Porsche 911 “Hoonipigasus” di Pikes Peak 2023

Meskipun pedrifter legendaris Ken Block telah tiada sejak Januari 2023 lalu, namun aksinya yang fenomenal masih melekat kuat dalam ingatan para pecintanya…termasuk kami. Sayang, ia belum sempat mewujudkan cita-citanya untuk bisa menaklukkan tantangan 156 tikungan Pikes Peak di Colorado dengan mobil balap terakhir yang ia bangun, Porsche 911 “Hoonipigasus”.

Aksinya di kelas Pikes Peak Open (PPO) pada tahun 2022 lalu gagal. Mesin mobil mengalami kerusakan berat saat beraksi.

Sejumlah persiapan telah dilakukan, dan Ken Block sedianya akan melakukan rematch di event Pikes Peak ke-101 pada 25 Juni 2023 mendatang. Sayang, “Hoonigan King” keburu berpulang.

Monster Pink

Mobil balap Porsche “Hoonipigasus” memang dirancang khusus untuk balap Pikes Peak. Karakter teknis mobil ini pun disesuaikan dengan gaya mengemudi Ken Block.

Tim teknis dari BBi Autosports dan Hoonigan Racing Division telah mempempelajari penyebab terjadinya malfungsi pada mesin terdahulu. Sejumlah revisi pada mesin, transmisi dan suspensi pun ditangani langsung oleh Betim Berisha, pendiri BBi Autosports.

Jangan lihat livery warnanya yang Pink imut menggemaskan. Mobil ini aslinya adalah sebuah monster beringas.

Dibalik kulit serat karbonnya, terpasang mesin 6-silinder flat 4.0-liter dari Porsche 911 GT3 (992) yang dibekali sepasang turbo ‘monster’ lansiran Garret. Monster peminum methanol ini mampu memuntahkan tenaga 1.400 hp dan torsi maksimum 1.400 Nm! Bobot total mobil berpenggerak AWD ini pun sangat ringan, hanya 1.000 kg.

Perpindahan gigi dipercayakan pada transmisi 6-speed sequential SC90-24 dari SADEV Racing seperti yang digunakan pada Hoonicorn. Sistem ECU pengontrol mesin diadopsi dari Motec.

Aksi Penghormatan Hoonipigasus

Beruntung, Ken Block mewariskan DNA balapnya pada sang putri tercinta, Lia Block. Lia juga mewarisi bakat balap dari sang ibu, Lucy Block yang juga seorang pereli.

Meskipun kini baru genap berusia 16 tahun, Lia Block yang menyukai balap mobil sangat berbakat. Ia telah mengikuti sejumlah kejuaraan balap mobil, khususnya rally. Prestasinya sebagai pembalap remaja pemula pun cukup menjanjikan.

Sepeninggal sang ayah, Lia Block adalah pewaris dari Hoonipigasus. Pada gelaran Pikes Peak International Hill Climb 2023 di Colorado, AS pada 25 Juni mendatang ia akan tampil dengan sang monster Pink.

Lia Block akan memiloti Hoonipigasus sebagai bentuk penghormatan dan untuk mengenang mendiang ayahnya. Sebuah eksebisi khusus yang catatan waktunya tidak akan dihitung. Ia ingin mewujudkan cita-cita sang ayah yang tertunda, memacu Hoonipigasus mencapai garis finish di puncak Pikes Peak.

Semoga Lia Block berhasil membawa Hoonipigasus menembus awan..

Hoonipigassus, Monster Pink Pelahap Pikes Peak Yang Tersisa Dari Ken Block

Setiap mobil yang pernah dikendarai oleh mendiang Ken Block dalam aksinya memiliki kisah unik tersendiri. Salah satu yang fenomenal adalah sebuah Porsche warna pink yang dipersiapkan untuk balap Pikes Peak International Hill Climb ke-100 pada tahun 2022 lalu. Dijuluki Hoonipigassus. 

Event balap yang populer dengan sebutan “Pikes Peak” ini merupakan salah satu yang tertua di Amerika Serikat. Meski mirip balap rally, namun para peserta berlaga tanpa co-driver alias single fighter.

Dari garis START di ketinggian 1.920,2 mdpl (meter di atas permukaan laut), para pebalap melintasi rute menanjak nan ekstrem sepanjang 19,8 km pada kecepatan tinggi dan harus melibas 156 tikungan! Tentunya cukup sulit untuk berkonsentrasi di suhu udara dingin dengan kadar oksigen yang tipis. Sungguh menantang untuk dapat mencapai garis FINISH yang berada di ketinggian 4.282,4 mdpl.

Ken Block terakhir kali berlaga di Pikes Peak 2005 dengan mobil rally kelas Group-N. Pada event Pikes Peak ke-100 yang akan diikutinya ia menargetkan untuk dapat mematahkan rekor 7 menit 57,148 detik yang ditorehkan oleh mobil listrik Volkswagen I.D. R pada event ke-99 di tahun 2021. Anda tentu penasaran, Porsche seperti apa yang dipersiapkannya.

Hoonipigasus, Monster Pink Bertenaga 1.400 HP!

Mobil berkelir Pink ini merupakan hasil rancangan Trevor “Trouble” Andrew yang beken dengan julukan Guccighostas.

Hoonipigassus, monster porsche untuk Pikes Peak

Livery mobil ini terinspirasi dari Porsche 917/20 “Pink Pig” 1971 yang berkompetisi di balap ketahanan 24 Jam Le Mans. Konstruksi teknis digarap oleh Betim Berisha dari BBi Autosport bersama Hoonigan Racing Division dengan disponsori olehMobil 1. Monster yang hanya satu-satunya di dunia ini oleh Porsche diberi kode SV RSR. Tampilannya sepintas memang mirip Porsche 911 RSR. Namun ternyata rancang bangun mobil ini benar-benar berbeda dan digarap dari nol.

Di balik body serat karbon komposit Hoonipigassus, tersembunyi mesin 4.0-liter 6-silinder flat dari Porsche 911 GT3 (992). Dipasang pada sasis bagian tengah. Dengan sepasang turbo besar lansiran Garret yang dicangkokkan, peminum methanol ini memuntahkan tenaga 1.400 hp dengan torsi 1.400 Nm!  Bobot total mobil berpenggerak AWD ini pun sangat ringan, hanya 1.000 kg.

Transmisi 6-speed sequential SC90-24 milik Hoonipigassus disediakan SADEV Racing seperti yang digunakan pada Hoonicorn. Sistem ECU pengontrol mesin diadopsi dari Motec. Sebagai penghenti lajunya, seperangkat rem cakram khusus lansiran Brembo terpasang di balik velg balap Rotiform yang berbalut ban slick Toyo RS1. Sementara, suspensi aktif otomatis terkomputerisasi berteknologi F1 terpasang pada sasis berbahan serat karbon. Ayunan suspensi dan ketinggian mobil diatur oleh komputer sesuai kontur permukaan jalan yang diinput oleh sensor dan GPS.

Gagal Sebelum Berlaga

Hasil uji di sirkuit Pueblo Motorsports Park, Colorado sebulan sebelum Pikes Peak berjalan mulus. Sayang, pada sesi uji coba trek Pikes Peak, mesin mobil pecah. Target pemecahan rekor waktu di Pikes Peak pun gagal, bahkan sebelum lomba dimulai.

Ken Block menuturkan bahwa problem mesin disebabkan oleh klep mesin yang macet. Akibatnya sangat fatal. Tak hanya silinder, bahkan blok mesin pun pecah. “Soal mesin, Betim jauh lebih paham,” sahutnya sambil tertawa bersama Betim sang engineer.

“Target di Pikes Peak ke-100 memang belum tercapai. Namun masih ada waktu setahun kedepan untuk membenahi Hoonipigasus. Semoga saya bisa kembali berlaga pada Pikes Peak ke-101 di tahun 2023,” tambahnya.

Akhir 2022 lalu Hoonipigasus telah rampung direvisi. Namun sayang, Ken Block keburu pergi untuk selamanya. Hoonipigasus dan Audi S1 Hoonitron pun menjadi peninggalan terakhir dari sang “Hoonigan King”. 

Porsche 911 mesin Subaru

Porsche 911 GT3 Bermesin Subaru STI Hebohkan SEMA Show 2022

Mesin boxer telah sekian dekade menjadi ciri khas bagi Porsche 911 dan Subaru Impreza STI. Nah, apa yang Anda bayangkan bila sebuah Porsche 911 (997) GT3 dibekali mesin Subaru Impreza STI plus body kit GT3R? Mustahil? Hmm…tentu tidak. Eneos dan DevSpeed Motorsports sukses melakukannya.

Mesin boxer bagi Eneos memiliki ikatan benang merah yang menyatukan antara Subaru dan Porsche di kancah balap mobil. Mengapa tak dicoba saja untuk menyatukan keduanya?

Proyek cangkok mesin ini bermula saat Faruk Kugay, seorang dirfter profesional yang juga berprofesi sebagai custom builder meminang Porsche 911 GT3 lansiran 2007 dari sebuah lelang. Mobil tersebut diperoleh dalam kondisi body ringsek dan tanpa mesin. 

Sebongkah mesin boxer EJ25 ex-Subaru Impreza STI 2008 yang telah diracik ulang menjadi pilihan untuk dijejalkan pada 911 GT3 tersebut. Chip diset ulang untuk mendongkrak performa. Sistem exhaust custom berbahan stainless steel dibuat sesuai spek mesin Subaru dan sasis Porsche.

Hasilnya, output tenaga pun kini mencapai 542 HP. Lebih dari cukup untuk menggantikan mesin boxer 6-silinder 3.6-liter berdaya 409 HP bawaan Porsche 911 (997) GT3. Bobot mesin Subaru pun lebih ringan 77 kg. Pemasangan perseneling manual 6-speed lansiran Subaru STI dikerjakan oleh Subiwork. Agar dapat terhubung ke poros roda belakang, transfer case Subaru dikombinasikan dengan perangkat reverse-cut ring gear.

Konstruksi sasis mobil ini sudah siap untuk balapan, hanya perlu spek suspensi yang sesuai. BC Racing pun mencangkok sistem suspensi dari mobil balap Porsche 911 Cup plus per keong adjustable high performance.

Cakram dan kaliper rem bawaan 911 GT3 dipadukan dengan kampas rem spek balap dari Hawk untuk meningkatkan kemampuan pengereman. Mobil ini pun dilengkapi dengan dongkrak Nuke Performance Air Jack 90 Competition untuk memudahkan penggantian ban. Ya, persis seperti saat pit stop di paddock sirkuit balap.

Tentu tak lengkap rasanya jika sebuah mobil balap modifikasi tanpa diimbuhi perangkat aerodinamika dan ubahan pada body. Seperangkat bodykit GT3R yang dimodifikasi pun disematkan oleh VAD Design. Mulai dari splitter depan, fender extra lebar, atap serat karbon, lampu belakang Porsche 997.2, hingga bumper belakang dengan coakan yang memperlihatkan sebagian tapak ban belakang. Tak ada lagi sayap di bagian belakang dan juga cover mesin.

Kemasan body dengan laburan warna biru-kuning khas livery mobil rally Subaru WRC digarap oleh Sean Smith Design dengan menggunakan livery mobil balap Porsche 917 Salzburg sebagai acuan referensi.

Sebagai penopang body sekaligus penggerus aspal, mobil ini dibekali velg ultra-wide 19-inci Rotiform 917 yang dibalut ban Toyo Proxes R888R tapak lebar berukuran 265/35 R19 (depan) dan 345/30 R19 (belakang).

Suasana di dalam kokpit? Minimalis ala kadarnya layaknya sebuah mobil balap tulen. Roll cage pelindung kokpit sesuai standar FIA digarap oleh CageKits. Panel instrumen digital dipasang pada dasbor custom berbahan anti pantul. Sepasang jok balap serat karbon Tillet B6 Screamer plus seat harness spek FIA, dan setir balap custom kian memperkental nuansa mobil balap di dalam kokpit.

Nah…tak ada hal yang mustahil bukan? Subaru ehmm…Porsche 911 GT3-STI yang berhasil membuat setiap orang menoleh ini sukses dipamerkan di booth Eneos pada ajang SEMA 2022 di Las Vegas.