Toyota Bawa ‘Pasukan’ Ramah Lingkungan di IIMS 2024

PT Toyota-Astra Motor (TAM) menghadirkan tema Complete Mobility Ecosystem dalam pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024. Toyota ingin menyongsong masa depan mobilitas yang ramah lingkungan, melalui berbagai cara yang memungkinkan. Hal ini direpresentasikan melalui penampilan lengkap dari kendaraan elektrifikasi (xEV).

“Partisipasi Toyota di pameran IIMS 2024, sejalan pula dengan target Toyota Environmental Challenge 2050 dan Net Zero Emission 2060 Pemerintah Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi semua orang,” kata Hiroyuki Ueda, President Director PT Toyota-Astra Motor.

Pendekatan menuju netralitas karbon melalui tiga cara

Sejak tahun 2022, TAM telah mengajak partisipasi masyarakat melalui pendekatan menuju netralitas karbon melalui tiga cara. Mulai dari aktivitas pengurangan karbon kolektif, teknologi kendaraan rendah emisi, dan kendaraan elektrifikasi. Toyota juga terus mengembangkan layanan pendukung serta ekosistem yang memadai untuk masyarakat yang menggunakan xEV Toyota, khususnya untuk Battery EV dan Plug-In Hybrid EV yang membutuhkan dukungan infrastruktur seperti charging station.

Mulai dari kesiapan seluruh jaringan dealer resmi Toyota untuk servis berkala dan mengatasi permasalahan kendaraan elektrifikasi, hingga charging station yang kini tersebar di 100 titik termasuk outlet resmi Toyota di seluruh Indonesia. Seluruh charging station di outlet resmi Toyota sudah memiliki spesifikasi medium charger 22 kW yang bisa memaksimalkan kemampuan charging mobil pada socket AC dan memangkas waktu charging dibandingkan AC charger 7 kW.

Jumlah charging station akan terus ditambah

Sedangkan Ultra-Fast Charging (UFC) juga ikut hadir di 5 titik, yaitu tiga dealer di Aceh, Yogyakarta, dan Semarang, serta di ASHTA Mall SCBD Jakarta, termasuk di Rest Area 695A Jombang. Jumlah charging station akan terus ditambah, untuk mengoptimalkan range BEV dan PHEV Toyota dalam menunjang mobilitas ramah lingkungan yang semakin nyaman.

Toyota menghadirkan berbagai teknologi elektrifikasi yang lengkap untuk ditampilkan di IIMS 2024. Mulai dari Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), bahkan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) Toyota Mirai. Berdampingan dengan Yaris Cross HEV dan Kijang Innova Zenix HEV, Toyota juga memperkenalkan All New Vellfire HEV.

All New Vellfire HEV sebagai sosok baru di segmen Luxury MPV

“Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV merupakan xEV yang diproduksi lokal, serta menjadi xEV Toyota pertama yang diekspor dari Indonesia. Kami juga memperkenalkan All New Vellfire HEV yang memperluas pilihan eco-friendly vehicle,” tambah Henry Tanoto, Vice President Director PT Toyota-Astra Motor.

Lebih lanjut, tak lama lagi TAM bakal menambah opsi xEV bagi pasar Indonesia, melalui kehadiran All New Vellfire HEV di segmen Luxury MPV. Model ini telah mendapatkan full model change yang menggunakan platform terbaru, bersama peningkatan kenyamanan dan beragam fitur modern. Tak ketinggalan Toyota Hybrid System sebagai pengelola kinerja mesin hybrid engine yang efisien, bertenaga, dan rendah emisi gas buang.

Toyota Yaris Cross hybrid putih.

TMMIN Tunjukkan Peningkatan Kapabilitas Industri Otomotif Nasional

Kehadiran Yaris Cross merupakan bagian dari komitmen PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai salah satu pelaku industri otomotif naisonal untuk mendukung program pemerintah dalam upaya dekarbonisasi menuju Net Zero Emission (NZE) dengan memberikan lebih banyak pilihan model electricfied vehicle (xEV) dan kendaraan rendah emisi lainnya. Toyota Yaris Cross tipe bensin maupun tipe Hybrid Electric Vehicle (HEV) hadir sebagai mobil dengan tingkat emisi karbon (CO2) yang rendah serta memiliki efisiensi bahan bakar tinggi.

Produksi Toyota Yaris Cross HEV di pabrik TMMIN Karawang, Jawa Barat, semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor mobil Toyota di Asia Pasifik. Hal tersebut terwujud karena Indonesia merupakan negara pertama yang dipercaya melakukan produksi lokal xEV untuk model global Toyota, yakni Toyota Kijang Innova Zenix HEV sejak tahun 2022 silam.

Peningkatan level kapabilitas manufaktur

Keberadaan Yaris Cross HEV bersama Kijang Innova Zenix HEV Toyota Indonesia tentu mendukung semangat dekarbonisasi global. Melalui strategi multipathway, Toyota menegaskan komitmennya untuk upaya netralitas karbon menuju NZE global di 2060 dengan memperkenalkan dan menghadirkan beragam model kendaraan.

Mulai dari kendaraan konvensional hemat bahan-bakar, kendaraan dengan bahan bakar bio (bio-fuel), serta kendaraan berteknologi elektrifikasi, yaitu HEV, Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), serta Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).

Produksi Yaris Cross oleh TMMIN makin menunjukkan peningkatan level kapabilitas dan keunggulan industri manufaktur otomotif nasional. Tak hanya mesin hybrid 4 silinder 2NR-VEX 1.5 liter 4 silinder dan mesin bensin 4 silinder 2NR-VE 1.5 liter Dual VVT-I saja yang diproduksi di pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang 3, namun baterai listrik Lithium-Ion untuk Yaris Cross HEV juga telah dirakit secara lokal di fasilitas manufaktur TMMIN Karawang 2.

Melibatkan total 116 supplier

Keberhasilan TMMIN memproduksi secara lokal Yaris Cross juga melibatkan perusahaan rantai pasok lokal yang jumlahnya makin bertambah. Dalam pengembangan Yaris Cross HEV, Toyota Indonesia telah melibatkan hingga 12 supplier baru, sehingga total terdapat 116 supplier yang turut menyumbangkan nilai kandungan lokal Yaris Cross hingga 80 persen

Oleh karenanya, mobil dengan platform DNGA-B ini mampu diproduksi sebanyak 500 unit per hari atau 250 mobil per shift kerja. Sebagai basis ekspor, Toyota Indonesia menargetkan ekspor Yaris Cross versi bensin dan HEV sebanyak lebih dari 22 ribu unit ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia selama 2023. 

Jumlah ekspor Yaris Cross diharapkan akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan target sekitar 40 ribu unit di 2025. Kehadiran Yaris Cross di pasar domestik dan global memberikan kontribusi bagi pemerintah untuk meningkatkan nilai neraca dagang nasional. Produksi dan ekspor Yaris Cross juga merupakan pembuktian bahwa sumber daya manusia (SDM) Indonesia memiliki kemampuan menghasilkan produk otomotif berteknologi tinggi serta berdaya saing global. 

Toyota Siapkan Langkah Pengembangan Energi Hidrogen

Seri balap ketahanan 25 jam usai berlangsung di Thailand pada 17 dan 18 Desember 2022. Mr. Akio Toyoda, President & CEO of Toyota Motor Corporation sekaligus pendiri serta pemilik tim ROOKIE Racing, ikut turun balap dengan nama ‘Morizo’ dengan Corolla bertenaga hidrogen milik Toyota.

Mr. Hao Quoc Tien, CEO of Asia Region, dan eksekutif senior lainnya dari Toyota, turut bergabung dengan Mr. Toyoda selama program 2 hari tersebut. Ini adalah pertama kalinya teknologi ini digunakan dalam balapan di luar Jepang. Namun, hal ini juga merupakan kesempatan Toyota untuk menjadi pendekatan jalur agar mempercepat aksi menuju Netralitas Karbon.

ROOKIE Racing_1

Ragam teknologi bersih, termasuk Hybrid Electric Vehicles (HEV), Plug-in Hybrid Vehicles (PHEV), Battery Electric Vehicles (BEV) dan Fuel Cell Electric Vehicles (FCEV) telah diusung Toyota. Nah, kini saatnya Toyota mulai menampilkan kendaraan mesin pembakaran internal bertenaga Hidrogen (HiCEV) dengan teknologi Toyota untuk mencapai komitmen global Netralitas Karbon pada tahun 2050.

Toyota percaya bahwa ‘carbon is the enemy’, dan pendekatan berbagai jalur ini memungkinkan dekarbonisasi untuk segera dimulai, tanpa menunggu kematangan semua pendukung seperti infrastruktur dan keterjangkauan, dan karenanya dapat ditingkatkan melalui aksesibilitas.

Toyota telah dengan hati-hati mempertimbangkan cara terbaik untuk beralih ke elektrifikasi massal dan dapat diakses di setiap pasar, melalui pendekatan ‘3 Lensa’ yang memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan baik faktor-faktor pendukung untuk mempercepat netralitas karbon dan elektrifikasi. Ini adalah 1) Pengurangan Emisi, melalui well to wheel dan lifecycle actions, 2) Dampak Ekonomi, termasuk untuk pelanggan, pemerintah dan industri, dan yang paling penting 3) Penerimaan Pelanggan.

Secara khusus, untuk Pengurangan Emisi, pertimbangannya adalah untuk mengevaluasi total emisi, termasuk pembangkit listrik tailpipe (tank-to-wheel) (well-to-tank; misalnya bahan bakar, listrik, dll.) dan siklus hidup emisi (dari manufaktur dan kehidupan-penggunaan waktu)

Mengaktifkan adopsi massal kendaraan listrik (xEV) juga membutuhkan Pemberdaya Dampak Ekonomi. xEV biasanya lebih mahal karena biaya baterai, dan teknologi canggih lainnya. Sedangkan, BEV dan PHEV juga membutuhkan infrastruktur pengisian daya, di mana diperlukan investasi dan insentif. Insentif dan subsidi pemerintah diperlukan untuk mempercepat adopsi xEV dan peluncuran infrastruktur, sekaligus menyeimbangkan transisi di seluruh rantai pasok dan industri pendukung.

Terakhir, dan mungkin yang paling penting, adopsi massal opsi mobilitas bersih bergantung pada Penerimaan Pelanggan. Toyota juga ingin menyediakan layanan yang bersih dan hijau “Mobility for All” dan sejalan dengan Sustainable Development Goal of ‘Leave No One Behind’. Dalam kondisi ini, ada kebutuhan untuk memenuhi harapan pelanggan terhadap elektrifikasi, termasuk kemudahan dan aksesibilitas ke infrastruktur, harga, keamanan, jangkauan, dan waktu pengisian.

Selama balapan di Thailand, Toyota menekankan bahwa pasar yang beragam membutuhkan pilihan yang beragam, agar dapat mencapai netralitas karbon dan mobility for all at speed and scale.

HiCEV, meskipun masih dalam tahap awal pengembangan dan penggunaannya, namun energi ini merupakan upaya lain dalam menciptakan planet yang lebih bersih dan lebih hijau.