Mercedes-Benz 123_a

Mercedes-Benz 123, Terlalu Hebat di Zamannya

Perjalanan waktu merupakan sebuah katalisator. Cita-cita yang pada awalnya masih abu-abu kini sudah menemukan bentuknya, Segala usaha yang diperjuangkan sebelumnya sudah memperlihatkan hasilnya. Tentu saja banyak faktor yang mendukungnya. Mulai dari perencanaan yang matang, memperhatikan segala aspek detail, hingga penggunaan material yang berkualitas. Mercedes-Benz pun menerapkan semua hal tersebut ketika ingin merancang sebuah produk.

Aspek keselamatan maksimal, tingkat kenyamanan memadai, dan kemudahan perawatan, menjadi tiga pilar utama yang dipegang teguh oleh para desainer Mercedes-Benz. Termasuk saat mulai menggores pensil di atas sketsa rancangan pada tahun 1968, dalam menciptakan konsep sebuah saloon segmen menengah. Hasilnya dikenal dengan sebutan 123 series.

Persiapan Super Serius

Studi desain generasi penerus Mercedes-Benz 114/115 series yang telah dijual di tahun tersebut meliputi visi yang futuristis dengan aksen bersudut tajam. Overhang atap bagian belakang yang cukup terlihat, sudut kaca belakang agak landai, hingga penggunaan material karet di sekeliling bodi. Beberapa sketsa awal disimpan secara rahasia dan baru di tahun 1973 sosok 123 series mulai terlihat.

Salah satu prioritas utama dalam pengembangan 123 series ialah meningkatkan faktor keselamatan penumpangnya. Para engineer sudah memikirkan pengaplikasian airbag yang terintegrasi pada lingkar setir dan sistem anti-lock braking system (ABS). Aspek keselamatan pasif juga ditingkatkan melalui perpaduan antara ruang kabin kokoh dengan area crumple zone besar. Komponen pintu pun diperkuat guna memberikan tingkat proteksi terbaik saat terjadi benturan.

Tak ketinggalan penyematan batang kemudi yang akan patah secara simultan saat terjadi benturan keras dari bagian depan (collapsible steering column). Gunanya agar tidak akan menghujam tubuh pengemudi. Fitur ini diciptakan oleh Béla Barényi, engineer asal Hungaria dan telah dipatenkan sejak tahun 1963. Tangki bahan bakar diletakkan di atas as roda belakang, sehingga tidak beresiko saat ada benturan dari belakang.

Zero Scrub Radius

Komponen teknis yang modern yang berasal dari S-Class 116 series pun diadopsi pada 123 series ini. Yakni suspensi depan double-wishbone yang menganut teknik zero scrub radius. Desain dari 123 series juga berkiblat menuju masa depan dari Mercedes-Benz, tak hanya meningkatkan aspek keselamatan saja namun juga memperhatikan faktor estetika melalui gaya eksteriornya. Nilai desain yang berasal dari S-Class 116 series dan SL-Class 107 series diterapkan pada 123 series ini, seperti lampu depan yang kini diposisikan secara horizontal.

Di tahun 1974, beberapa prototipe awal 123 series mulai diuji jalan dan diuji benturan. Saat itu faktor keselamatan tengah menjadi topik utama dalam industri otomotif global, sehingga pemerintah Jerman mengeluarkan peraturan terkait standarisasi penggunaan sabuk pengaman untuk penumpang depan. Mercedes-Benz pun memasang fitur sabuk pengaman sebagai kelengkapan standar.

Persiapan matang dilakukan sebelum produksi mulai berjalan, untuk pertama kalinya Mercedes-Benz melakukan aktivitas ‘pilot line’. Aktivitas yang mirip dengan gladi resik ini dilakukan oleh para pekerja fasilitas perakitan sebagai simulasi produksi 123 series. Selama musim panas tahun 1975, sebanyak 16 unit saloon 123 series berhasil dibuat.

Ragam Pilihan Mesin

Mercedes-Benz memberikan beragam pilihan mesin yang dapat disesuaikan oleh kebutuhan pengguna 123 series. Untuk mesin bensin, tersedia mesin M 115 4 silinder dengan sistem bahan bakar karburator, yang berkapasitas 2.0 liter (model 200) dan 2.3 liter (model 230). Sedangkan untuk versi 6 silinder, terdapat mesin M 110 2.8 liter karburator (model 280) dan 2.8 liter injeksi (model 280 E). Sebagai opsi baru, diciptakan mesin bensin 6 silinder M 123 2.5 liter untuk model 250.

Mercedes-Benz terkenal dengan mesin diesel yang bandel. Maka pada 123 series ini tersedia mesin diesel 4 silinder OM 615 berkapasitas 2.0 liter (model 200 D), 2.2 liter (model 220 D), dan 2.4 liter (model 240 D). Selain itu tersedia pilihan mesin diesel 5 silinder OM 617 3.0 liter untuk model 300 D. Transmisi manual 4-speed sebagai kelengkapan standar, namun disediakan opsi transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed.

Mercedes-Benz mengundang sejumlah jurnalis dari media terpilih untuk menghadiri acara spesial di Circuit Paul Ricard, Prancis Selatan, pada tanggal 22 hingga 28 Januari 1976. 

Beragam model Mercedes-Benz 123 series dibawa untuk debutnya di bawah sinar matahari Mediterania. Tanggapan positif langsung diberikan oleh para jurnalis tersebut, tak lain karena aspek teknik pembuatan dan rancangan produk yang dihasilkan.

Akibatnya, Mercedes-Benz W 123 (W untuk Wagen) untuk tahun produksi 1976 langsung habis terjual alias mendapat respons amat positif dari publik.

Bukan Cuma Sedan

Kurang lebih satu tahun setelah peluncurannya, Mercedes-Benz memperkenalkan tiga varian bodi untuk 123 series, yakni Coupe (C 123) pada Geneva Motor Show di bulan Maret 1977, Long-wheelbase (V 123) di bulan Agustus 1977, dan Station wagon (S 123) pada Frankfurt Motor Show di bulan September 1977. Dengan adanya ragam varian bodi, Mercedes-Benz sekali lagi memperlihatkan keunggulan produk yang mampu menjawab segala kebutuhan penggunanya. Bahkan untuk S 123 merupakan varian station wagon pertama Mercedes-Benz yang diciptakan langsung secara ‘in-house’.

Mercedes-Benz 123 series mengalami penyegaran pertama pada bulan September 1979. Yang paling lazim terlihat adalah pada bagian interior, yakni setir dengan model baru, interior yang lebih bagus dan bergaya lebih segar (baik desain headrest maupun material jok), serta masih banyak lagi. Di tahun 1980, aspek mesin diperbaharui, khusus untuk yang menggunakan mesin 4 silinder bensin. Mesin M 115 2.0 liter dan 2.3 liter digantikan oleh mesin M 102 2.0 liter karburator (model 200) dan 2.3 liter injeksi (model 230 E).

Hadir Turbodiesel

Di bulan Oktober 1980, Mercedes-Benz menghadirkan mobil penumpang pertama di Jerman yang menggunakan mesin turbodiesel, yaitu 300 D Turbodiesel, 300 CD Turbodiesel, dan 300 TD Turbodiesel. Penyegaran kedua kembali dilakukan oleh Mercedes-Benz pada bulan September 1982, di antaranya adalah sistem power steering dan lampu depan ‘wide-band’ sebagai kelengkapan standar di semua model, indikator Economy di panel instrumen, material interior model baru, serta panel deflektor di pilar bodi yang lebih aerodinamis.

Sebagai pelengkap artikel kali ini, kami menjumpai satu unit W 123 240 D lansiran 1980 yang begitu unik. Mengapa istimewa? Yang pertama, mobil ini pernah menjadi unit display pada Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair di tahun 1980. Selanjutnya, karena memang menjadi unit display pameran, maka sejumlah opsi pun disematkan pada 240 D ini. Mulai dari electric sliding roof, power window, sabuk pengaman untuk penumpang belakang, hingga speedometer dengan satuan MPH (mil/jam).

Mercedes-Benz yang akrab dipanggil dengan ‘Tiger’ ini turut merasakan manisnya angka penjualan di pasar Tanah Air. Mercedes-Benz menjual resmi W 123 di Indonesia dalam beberapa model, yaitu 200, 230, 240 D, 280, dan 280 E. Namun tak sedikit 123 series yang menyandang status completely built-up, terutama untuk varian C 123 Coupe dan S 123 Stationwagon. Mercedes-Benz W 123 rakitan lokal telah mengaspal sejak tahun 1977 dan produksinya berakhir di tahun 1986.

Old School Car Enthusiast Meet & Greet 2023_1

Aneka Mobil Old School Padati Spark

Event meet-up memang selalu dinanti oleh banyak antusias otomotif. Seperti yang baru saja digelar oleh Old School Indonesia Car Enthusiast di awal tahun 2023 ini. Acara yang diadakan di tanggal 7 Januari 2023 tersebut berlangsung meriah dan terbukti bukan hanya sekedar meet-up biasa. Karena ada bermacam konten yang dihadirkan bagi peserta dan pengunjung.

Konsep Meet & Greet dipilih untuk memperlihatkan antusiasme banyak penyuka otomotif terhadap mobil keluaran tahun lama. Lokasi yang dipilih kembali oleh Old School Indonesia ialah Senayan Park, Jakarta Pusat. Meski begitu, peserta acara meet-up dan pengunjung yang hadir tidak terbatas dari Jakarta saja. Sebab, tidak sedikit pula yang berasal dari wilayah lain, bahkan dari Bandung dan Cirebon.

Old School Indonesia Car Enthusiast Meet & Greet 2023 kali ini disertai dengan beragam konten, mulai dari car display, fun contest, hingga bursa mobil dan aksesoris. Tak ketinggalan aneka quiz dan doorprize, serta Rotary Engine Battle. “Mobil lawas yang turut meramaikan acara kali ini ada lebih dari 150 unit,” kata Gatot Prasetio, salah satu pengurus acara.

Semenjak pandemi COVID-19 merebak di tahun 2020 silam, ternyata semakin banyak penyuka otomotif malah semakin mendandani mobil kesayangannya. Sehingga setelah pandemi mulai mereda dan acara meet-up mulai diadakan kembali, maka tak heran jika selalu ramai pesertanya.

“Old School Indonesia Car Enthusiast Meet & Greet 2023 menjadi ajang kumpul bagi para penggemar otomotif dan pelaku modifikasi, terutama yang menyukai mobil lawas. Acara ini juga sekaligus ajang bertukar informasi mengenai segala hal terkait mobil keluaran lama,” ungkap Indra, selaku founder Old School Indonesia Car Enthusiast.

Rencananya, Old School Indonesia Car Enthusiast ingin menggarap acara yang serupa di masa mendatang. Lokasinya bisa saja di Jakarta, maupun di wilayah atau kota lain. “Jika di wilayah lain ada rekan dan pihak yang siap mendukung, kami tidak ragu untuk menggelar event meet-up yang siap menghadirkan konten meriah,” tutup Indra.

Jaguar XK120_a

Jaguar XK120, Mobil Pelengkap Pameran Yang Akhirnya Sukses

Era Perang Dunia II ialah kondisi yang amat sulit di wilayah Eropa. Produsen mobil banyak yang mengalami kerugian cukup besar. Namun Jaguar memiliki tekad yang kuat untuk bangkit kembali. William Lyons (pendiri dan pimpinan perusahaan, Bill Heynes (Chief Engineer), Claude Bally (Engine Specialist), disusul oleh Walter Hassan (Chief Experimental Engineer), mereka semua memiliki rencana ke depan yang cemerlang, yaitu pengembangan mesin baru.

Walter Hassan adalah sosok dengan reputasi hebat dalam desain sistem pasokan udara dan karburator. Pada tahun 1944, Hassan dipercaya untuk mengembangkan mesin serta chassis. Tahun 1946, sebuah desain mesin baru pun tercetus. William Lyons memberi arahan, mesin baru ini harus bertenaga dan harus terlihat bagus ketika kap mesin dibuka. Setelah membuat 6 unit prototipe mesin, akhirnya mesin twin-cam berkapasitas 3.4 liter dengan tenaga 160 hp dianggap sebagai yang terbaik.

Tak lama sebelum Earls Court Motor Show 1948, Bill Heynes, Walter Hassan dan tim, berencana untuk memperkenalkan Jaguar MkV saloon. Mereka juga berhasil membuat sebuah prototipe mobil sport yang menggunakan mesin generasi baru. Awalnya mobil yang dinamai Jaguar XK120 itu dibuat sebagai mobil pelengkap pameran saja. Namun karena banyak orang yang tertarik, maka William Lyons memutuskan untuk membuat secara masal.

Dahsyatnya lagi, harga XK120 yang terjangkau dan tak jauh dari Jaguar saloon. William Lyons lalu membeberkan apa arti dari angka 120. Angka tersebut adalah menunjukkan 120 mph, yaitu kecepatan yang dapat dicapai oleh mobil sport ini. Sebagai bukti, pada bulan Mei 1949, Rob Sutton (test driver Jaguar) diminta untuk memacu XK120 di jalan raya Jabbeke, Belgia, dan berhasil menyentuh angka 126,8 mph atau 203,4 km/jam.

Mesin XK twin-cam 6 silinder berkapasitas 3.4 liter dan dilengkapi sepasang karburator SU ini, menghasilkan tenaga yang setara dengan mesin Cadillac V8 5.4 liter. Sehingga mesin tersebut dinilai begitu modern pada saat itu. Jaguar XK120 juga menggunakan beberapa fitur yang tergolong lebih maju dibandingkan dengan mobil sport sekelasnya pada era 40an, seperti suspensi depan independen dan kolom setir yang dapat diatur (tilt steering).

Ada 242 unit XK120 roadster yang dibuat antara akhir tahun 1948 sampai awal tahun 1950, dibuat oleh tangan dan memiliki bodi alumunium. Sedangkan untuk versi tahun 1950 sudah menggunakan bodi pressed-steel, namun tetap memakai pintu, kap mesin dan kap bagasi dari bahan alumunium. Jaguar akhirnya membuat varian bodi lain, yaitu drophead coupe (DHC) dengan atap soft-top dan fixed-head coupe (FHC). XK120 DHC dan FHC ini memiliki interior lebih mewah dari XK120 roadster. 

Singkat kata, Jaguar XK120 memang sudah ditakdirkan untuk meraih kesuksesan dari awal kehadirannya. Sejak tahun 1949 sampai 1954, banyak XK120 yang berhasil mendominasi berbagai ajang balap mobil, baik di Eropa maupun di Amerika. Bahkan setelah tidak diproduksi lagi, Jaguar XK120 tetap terus memperoleh keberhasilan di beragam event motorsport. Mobil ini tak hanya punya penampilan yang elegan dan sporty, tapi juga memiliki tingkat kenyamanan tinggi dan menggunakan mesin yang andal.

Mobil Unik Yang (Pernah) Dipakai Polisi Dunia

Tugas polisi tidak jauh-jauh dari menertibkan tatanan masyarakat. Tapi perkerjaan itu pastinya tidak mudah dan acap kali bersinggungan dengan bahaya. Untuk mendukung, perlu alat yang mumpuni. Salah satunya adalah mobil.

Kedinamisan tugas polisi harus diimbangi kendaraan yang bisa mengikuti. Bahkan kadang kelewat dinamis melebihi kemampuan penggunanya. Menarik untuk melihat kembali, mobil-mobil apa saja yang pernah berjaya mendukung kegiatan kepollisian dunia. Terutama sebelum tahun 2000-an, saat mobil dibuat secara bebas oleh engineer.

Kami coba sarikan mobil yang menarik di halaman ini melalui kendaraan roda empat polisi unik, yang menurut kami mobilnya punya nilai yang signifikan di dunia otomotif.

Namun sekali lagi, karena keterbatasan kami ambil yang benar-benar unik dan tidak disangka. Kalau Anda bertanya kenapa Dubai Police tidak ada di jajaran ini? Karena mobilnya tahun muda semua…

Jepang: Nissan Fairlady 240Z

Nissan Fairlady Police car

Nissan Fairlady pasti sudah melekat di benak penyuka mobil. Potensi yang dimiliki legenda otomotif dunia ini begitu mumpuni, sehingga kepolisian Jepang memutuskan untuk punya. Ini dilakukan tahun 1972.

Tugas mengejar pelanggar lalu lintas di jalan tol jadi mudah. Mesin 6-silinder segaris berkapasitas 2,4 liter. Tenaganya 148 hp dengan torsi 206 Nm mungkin terdengar biasa untuk hari ini. Tapi waktu itu, spektakuler. Nissan 240Z jadi andalan PJR di prefektur Kanagawa, selatan Jepang.

Tapi memang dasarnya Jepang adalah gudang mobil legendaris, kepolisian sana kerap mendapatkan mobil hebat macam Honda NSX atau Nissan GT-R.

Indonesia: Toyota MR2

Toyota MR2 Police Car

Kenapa cuma Toyota MR2 yang muncul di sini. Bukannya pernah ada Lamborghini, Toyota Supra dan lainnya? Betul. Bahkan PJR pernah punya satu unit BMW E30 M3 Evolution. Yang sekarang entah dimana.

Kami tertarik karena ini adalah mobil mesin tengah pertama buatan Toyota, juga karena gayanya. Coba lihat saja di foto yang diunggah oleh akun IG dinas_indonesia. Warna hitam ditempeli logo kepolisian RI dengan tulisan URC (Unit Reaksi Cepat). Lebih dari itu, peleknya pun pakai model mesh bikinan Linea Sport yang keren. Lampu strobo tebal khas polisi bertengger di atap. Mesin yang diletakan di tengah bertenaga 220 hp.

MR2 generasi SW20 ini dimanfaatkan oleh Polda Metro Jaya untuk mobilitas tim URC yang biasanya ditempatkan di kawasan rawan kriminalitas. Mobil ini bertugas mulai tahun 1998 hingga 2000. Selain Indonesia, kepolisian Costa Rica juga pernah mengoperasikan Toyota MR2.

Belanda: Porsche 911 Targa

Porsche 911 Targa Dutch Police

Ini agak unik. Di mana lagi ada mobil polisi yang atapnya terbuka? Kepolisian Belanda memang doyan menggunakan Porsche dengan atap terbuka. Dimulai dari 356, lalu peremajaan menggunakan Porsche 911 Targa sejak pertama mobil ini diperkenalkan pada 1967, dan terus digunakan hingga 1996. Sempat peremajaan lagi tahun 1978 dengan menggunakan 911 Targa bermesin 3.0 liter yang lebih badak. Tapi kenapa harus 911 Targa atau cabriolet?

Era itu, jalan tol di Belanda tidak ada speed limit. Anda bisa seenaknya ngebut. Itu kenapa, polisinya perlu mobil kencang. Cuma kencang? Tidak juga. Harus atap terbuka. Dengan begitu, pandangan petugasnya bisa luas. Juga bisa berdiri di atas jok untuk memberikan isyarat kepada pengemudi lain.

Biarpun atap terbuka, tapi tetap dibekali lampu strobo biru. Jok belakang diganti kompartemen untuk meletakan alat-alat kepolisian. Jadi memang mobil ini bukan didesain untuk mengangkut penjahat yang diborgol.

Jerman: BMW E36 M3

BMW M3 Polizei

BMW E36 M3 adalah salah satu tonggak sukses BMW. Tenaganya 321 hp dengan handling yang mumpuni, jadi andalan kepolisian Jerman di era 1990 an untuk menjegal penjahat. Juga jangan coba-coba adu sprint. Mobil ini mampu akselerasi 0-100 km/jam dalam 5,5 detik dengan kecepatan puncak 248 km/jam.

Selain performa, pintunya ada empat. Memudahkan keluar masuk mereka yang harus duduk dan diborgol di dalamnya.

Amerika Serikat: Audi 4000CS

Audi 4000CS

Mudah mencari tahu soal mobil polisi di Amerika Serikat. Hampir semua pabrikan mobil, menyediakan opsi untuk dijadikan mobil penegak hukum. Setiap negara bagian memiliki preferesi sendiri seperti apa mobilnya. Tapi kami cukup terkejut melihat Audi, Volvo, BMW bahkan Saab pernah jadi mobil polisi.

Kami pilih satu saja, Audi 4000CS yang mengawal wilayah yurisdiksi South Carolina. Cocok karena punya mesin 2,5 liter, penggerak Quattro (AWD). Belum lagi body-nya tidak terlalu besar. Saat musim dingin, gerak empat roda akan sangat membantu mobilitas para petugas.

Malaysia Alfa Romeo Giulia & Alfetta

Alfa Romeo

Sekarang, PDRM (Polis DiRaja Malaysia) banyak mengandalkan Proton. Ada juga Mitsubishi Evo X atau Honda Civic Type R. Dulu, ada Volvo 2-series dan Alfa Romeo. Yang terakhir itu bahkan begitu populer karena performanya membuat kepolisian Malaysia berjaya.

Mobilnya ada dua, Alfa Romeo Giulia dan Alfetta. ‘Orang lama’ pasti paham, mobil-mobil ini juga pernah dijual di Indonesia. Polisi Malaysia mengandalkan kedua Alfa Romeo itu untuk mobil patroli, maupun penyamaran. Begitu ditakutinya kehadiran polisi dengan mobil ini, hingga memunculkan istilah, “Lari, Alfa sudah mari” atau kalau dalam istilah Bahasa Indonesia, Kabur, Alfa-nya datang!

Singapura: VW Beetle

VW Beetle Police car

Bukan mau lucu-lucuan Singaporean Police Force (SPF) menggunakan VW Beetle. Tahun 1973, mobil mesin belakang ini bertugas di bawah satuan Radio Police Division. Biasanya berpatroli di kawasan komersial atau perumahan.

Lalu kenapa harus VW Beetle? Sederhana. Kalau yang ditangkap duduk di belakang, dia tidak akan bisa keluar. Karena pintunya hanya dua.

Inggris: Ford RS200

Ford RS200

Inggris adalah salah satu negara yang polisinya punya koleksi mobil operasional unik. Mulai dari Ariel Atom hingga Rolls Royce Phantom. Meski yang terakhir itu sepertinya hanya akal-akalan publisitas. Tapi satu mobil yang menyangkut di hati kami, Ford RS200.

Ford RS200 adalah mobil khusus homologasi yang dikeluarkan agar pabrikan blue oval itu bisa ikut ajang WRC Group B. Makanya jangan heran kalau tenaga yang keluar dari mesin mencapai 250 hp. Itu untuk versi jalan raya serupa yang digunakan pak polisi. Versi WRC menyentuh 450 hp. Menurut beberapa sumber, mobil ini tidak sempat dipakai untuk kejar-kejaran, tapi cukup membuat gentar yang punya niat jelek. 

Italia: Ferrari 250 GTE

Ferrari 250 GTE Pollice car

Awal 1960-an Italia mengalami krisis mobil. Hal serupa dialami polisi setempat. Tidak punya mobil kencang yang bisa menangkap pelanggar aturan. Yang ada mereka diasapi. Tapi semua itu berubah berkat Armando Spatafora, polisi Italia yang menyarankan bagaimana kalau Ferrari dijadikan mobil polisi.

Kejadian. Enzo Ferrari membuatkan sepasang Ferrari 250 GTE. Polisi Italia bisa lebih bertaring. Namun sayang, satu mobil hancur karena yang bawa tidak biasa dengan mobil kencang. Sementara Spatafora yang memang jago mengemudi, malah ditawari untuk jadi pembalap Ferrari. Tentu ditolak. Panggilan hatinya mengabdi untuk masyarakat. Toh ia tetap bisa bawa Ferrari. Mesinnya V12 3.0 liter bertenaga 240 hp.

Retroistyle_1

Retroistyle Kumpulkan Mobil Retro dan Klasik di Sentul

Ada pemandangan menarik di kawasan Sentul, tepatnya di Vivo Mall Sentul, Bogor Jawa Barat, pada 12 November 2022. Sebab aneka mobil retro dan klasik ‘mejeng’ di mal tersebut. Garis Enterprise dan Jakarta Storm Speed menggelar pameran sekaligus kumpul-kumpul para pencinta mobil lawas, baik itu yang sudah kawakan maupun bagi para kawula muda. Acara ini memang sengaja digelar untuk memunculkan para generasi baru pecinta mobil keluaran tahun lama di Indonesia.

Gelaran ini diramaikan oleh puluhan jenis mobil retro dan klasik, dari berbagai merk. “Tujuannya adalah menggandeng para pecinta mobil klasik maupun retro untuk berkumpul bersama, sharing, antara yang senior dengan para generasi muda,” kata Hari Bravo, selaku pemilik Garis Enterprise.

Selain itu, acara ini digelar juga untuk menyatukan dan mempererat hubungan antar pecinta mobil lawas dari berbagai merk. “Sekarang kan banyak yang suka bikin acara sendiri-sendiri, mobil klasik buatan ini bikin sendiri, yang retro buat sendiri dan sebagainya. Daripada kayak gitu mending dikumpulin aja,” lanjut pria berkacamata ini.

Acara Retroistyle juga memiliki segmen fun contest yang memperebutkan 35 penghargaan apresiasi untuk masing-masing tipe, model, serta tahun pembuatannya. “Melihat banyak mobil retro dan klasik yang keren-keren, saya sempat ragu juga. Alhamdulillah, mobil saya bisa keluar sebagai salah satu pemenang fun contest,” ungkap Budi Arwiyanto, pengguna Daihatsu Charade Winner, yang meraih penghargaan Best Compact Retro.

“Acara ini membangun awareness untuk masyarakat dan membangun komunikasi yang erat untuk menjaring sesama pecinta mobil retro dan klasik. Sekaligus menimbulkan dampak positif bagi industri otomotif Indonesia,” tutur Bambang NS, founder Retroforia, yang juga ikut hadir di event Retroistyle.

Perhelatan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk Garis Enterprise dan Jakarta Storm Speed dalam memberikan event otomotif yang melibatkan mobil retro dan klasik di kemudian hari. Retroistyle tak sekadar menjadi ajang eksistensi bagi para pecinta kendaraan retro dan klasik saja. Namun juga menjadi ajang promosi yang jitu untuk mengenalkan mobil era lama secara luas kepada masyarakat Indonesia.