Era BMW-Alpina generasi model B7 telah mencapai titik akhir.
Mengikuti jejak Mercedes-Benz yang mengakusisi tuner AMG, kompetitor dari tanah Bavaria, BMW pun mengakusisi tuner spesialisnya, Alpina yang bermarkas di Buchloe, Jerman awal tahun ini. Namun belum lama ini tersiar kabar di kalangan pecinta BMW bahwa model BMW-Alpina B7 yang saat ini tengah diproduksi adalah model pamungkas. Ini sangat memilukan dan sulit diterima..
Untuk diketahui, model B7 yang saat ini tengah diproduksi berbasis dari 7-Series terdahulu dengan platform G11/12, bukanlah berbasis G70 terbaru yang digunakan pada 7-Series generasi terkini yang akan dipasarkan dalam waktu dekat.
Di luar itu, kerjasama antara BMW dan Alpina masih jalan dan tetap memproduksi model mobil yang sudah ada, sebelum nanti akusisi hingga akhir tahun 2025. Hal yang memperkuat dugaan bahwa tak akan ada generasi baru B7 adalah, hingga saat ini belum terlihat foto ‘bocoran’ prototype berplatform G70.
Sedangkan generasi 7-Series G70 saat ini telah mulai diproduksi. Kami pun enggan menerka dengan pasti bagaimana akhir perjalanan dari Alpina B7 yang telah hadir sejak generasi E32. Pihak pabrikan mengakui bahwa era elektrifikasi telah membuat biaya litbang (penelitian dan pengembangan) serta juga produksi mobil bertenaga listrik menjadi semakin mahal.
Dengan alasan tersebut, maka berakhirnya era B7 merupakan langkah kebijakan logis yang mungkin diambil oleh BMW. Kami pun masih menantikan kabar baik soal kehadiran generasi B7. Apakah akan terus berlanjut atau segera tutup buku? Jujur, kami tidak keberatan kalau nanti jadinya hadir dalam format EV. Yang penting generasinya berlanjut.
BMW 220i Coupe M Sport, coupe entry level yang berusaha keras untuk meraih hati penggemarnya. Berhasil?
Apa yang ada di hadapan kami adalah dilema. Ini mobil antik entry level di keluarganya, bernama BMW 220i Coupe yang harganya lebih dari Rp 1 miliar. Dilema karena harapan kami akan jatuh cinta lagi sama BMW sudah berhenti sejak era E46 (BMW 3-Series) dan seangkatannya. Setelah Chris Bangle memperkenalkan E65, pupus sudah rasa itu.
Kemudian kantor Motomobi yang sederhana ini disuguhi BMW 220i Coupe, dengan warna ungu gelap yang menggoda. Kami tidak pernah paham dengan BMW baru. Bagi kami BMW adalah Seri 3, 5, 7. Titik. Silahkan sebut kami old school, tua, pro status quo, dan sebagainya. Tapi preferensi pribadi kami begitu.
Tapi karena ini adalah tugas, ya sudah, bokong ini akhirnya duduk juga di bangku mobil coupe dua pintu yang rendah. Dengan usaha keras untuk menggeser ego pribadi serta mengeluarkan profesionalisme jurnalis otomotif. Berhasil?
Interior
Untuk menjawab berhasil atau tidak, perlu waktu. Tapi tidak perlu lama untuk paham ini interior BMW modern. Tapi yang membuat terkejut adalah segalanya mudah dipahami di mobil ini. Layar multimedia touch screen gampang dioperasikan karena fiturnya dipangkas. Tidak ada gesture control namun informasinya lengkap. Kenop iDrive juga serupa demikian. Meski kami agak kecewa dengan tombol-tombol plastik di sekitaran kenop itu. Rasanya kurang BMW.
Karena ini adalah 220i Coupe dengan trim M Sport, ada banyak hal yang menegaskan hal itu. Material jok kulit terasa berkualitas dengan imbuhan tab merah, biru dan biru muda. Tidak lupa, ambient light di pintu dengan trio warna tadi yang menyala. Dan ternyata tidak terlalu berlebihan juga.
Ini mobil sport, posisi duduk pasti rendah. Akan aneh kalau duduknya tinggi. Kompensasinya adalah untuk duduk perlu usaha lebih. Jok belakang hanya menampung dua orang. Anda paksakan tiga, yang duduk di tengah akan tersiksa. Karena di situ bukan jok. Akses ke baris belakang, meski minimalis, cukup mudah cukup tarik tuas sandaran kursi depan, maka joknya akan bergeser maju.
Stir berlogo M memiliki tombol-tombol yang lagi-lagi mudah dipahami. Tersedia untuk pengaturan multimedia dan cruise control. Satu hal yang kami sayangkan adalah absennya Adaptive Cruise Control (ACC). Memang ini statusnya entry level untuk deretan coupe Seri-2, tapi dengan harga diatas Rp 1 Milyar, cukup disayangkan. Hal lainnya sukses membuat kami suka dengan interior ini.
Eksterior
‘Perlu pemahaman’ lagi-lagi adalah satu hal yang kami harus ungkapkan. Bukan karena bentuk mobil ini aneh, tapi karena bentuknya lebih konservatif. Untuk memahami, latar belakangnya adalah, kami agak bingung dengan tim desain BMW yang dipimpin oleh Damagoj Dukej.
Ia jadi sasaran caci maki dari die hard fans BMW berkat desain grill pada M3 dan M4, Seri-4, iX, i4. Persis seperti Chris Bangle saat ia memperkenalkan BMW 7-Series E65 dengan bokongnya yang unik. Dan mendatangkan julukan Bangle’s Butt (bokongnya Bangle). Juga saat ia memperkenalkan BMW X5.
Namun seiring berjalannya waktu (untuk kami perlu lebih lama) pasar mulai melunak. Bukan karena suka, tapi karena biasa melihat. Grill ‘tonggos’ juga begitu. Dukej Cs, tidak bergeming biar dicaci seperti apapun dan akhirnya semua jadi terbiasa.
Tapi tiba-tiba muncul 220i Coupe yang desainnya lebih konvensional. Perhatikan parasnya. Ada yang istimewa karena susah dipahami atau malah memukau? Tidak ada. Semuanya pas. Dan itu malah jadi bikin menarik. Kami suka bentuk begini.
Kidney grill kembali ke bentuk semula. Mirip seperti coupe klasik 507 atau mungkin Z4 lama?. Kap mesin yang panjang serta tekukan garis aerodinamika body yang tegas membuat mobil ini gagah dan tidak norak.
Imbuhan aksesoris body kit di sekeliling tubuh seperti menyuarakan kemampuan berlari mobil ini. Meski tidak menggunakan mesin besar. Ditambah pelek M berukuran 18 inci yang enak dilihat menjadi kakinya. Makin menarik perhatian penyuka mobil di jalanan.
Pengendaraan & Pengendalian
Ini yang penting. Tapi kami harus informasikan dulu bahwa mobil ini adalah gerak roda belakang. Jangan samakan dengan Seri-2 lain yang berformat pintu lebih banyak. Itu gerak roda depan. Makanya, rasa berkendaranya berbeda.
220i Coupe terasa lebih sporty dengan peredaman yang keras. Layaknya sebuah mobil sport. Kalau terlalu empuk, kami akan bertanya-tanya. Kompensasinya, di kecepatan tinggi terasa meyakinkan, dan melelahkan kalau melewati jalanan keriting di kecepatan rendah. Sayang, kekerasan peredaman ini tidak bisa diatur. Meski BMW menyediakan beberapa mode berkendara.
Bicara berkendara, ini salah satu mobil terbaik yang pernah kami coba. Terasa betul mobil menapak dengan yakin di berbagai permukaan jalanan aspal atau beton. Ban 225/45 di depan dan 255/40 di buritan memberikan cengkraman yang meyakinkan. Bahkan disaat jalanan basah setelah diguyur hujan. Pergerakan kemudinya terasa linear dan berisi untuk melakukan manuver di berbagai tingkat kecepatan.
Lontaran tenaga mesin empat silinder turbo yang diusung terasa berisi di setiap putaran. Torsinya sudah mulai memuncak sejak 1.300-an rpm hingga ke 4.000 rpm. Tenaganya 181 hp pada 6.500 rpm. Penghantarannya halus saat berada pada mode Normal. Mungkin terlalu halus untuk sebuah sports car. Minimnya suara mesin juga agak kurang mengurangi sensasi mengendarai mobil sport. Tapi kami tidak akan mengeluhkan hal itu.
Pada mode Sport, terasa karakter aslinya keluar. Transmisi dengan instan merespon setiap injakan pedal dengan akurat dan instan. Sesuatu yang biasa terjadi pada BMW modern dengan transmisi 8-speed otomatis dengan torque converter. Sekali lagi, meski memang begini seharusnya sebuah BMW, kami masih tetap merasakan kesenangan berkendara yang maksimal. 0-100 km/jam dicapai hanya dalam masa 7,7 detik. Satu hal lagi yang harus disampaikan adalah, meski dalam mode yang lebih agresif, mobil ini tidak liar meski dorongannya sangat terasa.
Sebagus itu? Tentu ada kekurangannya. Ini terjadi justru di kondisi stop and go saat jalanan padat merayap menyayat hati. Rem terlalu sensitif sehingga proses berhenti kurang nyaman. Transmisi juga seperti kebingungan. Namun itu hanya terjadi kalau situasinya serba tanggung.
Kesimpulan
Saat mengemudikan 220i, tercetus pemikiran, ini mobil yang pas sebetulnya. Asalkan Anda tidak membandingkannya dengan mobil keluarga. Dimensi compact dengan panjang 4.537 mm, lebar 1.838 mm. Enak untuk berkelit di perkotaan. Dikombinasikan dengan lontaran tenaga yang meyakinkan, Anda akan percaya diri mengendarai mobil ini.
Belum lagi bentuk mobil sport dengan dua pintu selalu menarik perhatian. Dan tidak lupa fitur dan kelengkapan yang menyertainya. Memang, ada beberapa hal yang cukup disayangkan karena tidak ada. Adaptive Cruise Control contohnya. Namun apakah absennya fitur itu bisa ditoleransi? Untuk sebagian mungkin bisa. Bagi kami, dengan harga mobil sekitar Rp 1,268 milyar, agak sulit menerimanya.
Bukan BMW M Division namanya jika tak menyuguhkan BMW XM dengan performa yang greget.
Kini, model BMW XM yang diluncurkan saat ini hanyalah sebagai menu pembuka. Varian paling digdaya dari BMW XM yakni “LABEL RED” justru baru siap diluncurkan di pertengahan tahun depan. BMW XM LABEL RED tak sekadar menjadi varian spek tertinggi dari XM, namun merupakan mobil versi jalan raya dengan output performa paling perkasa yang pernah dibuat dalam sejarah BMW M.
Performa dari perpaduan mesin bensin 4.4-liter twin turbocharged V8 dan sistem plug-in hybrid pada XM LABEL RED diklaim mampu memuntahkan tenaga maksimum sebesar 748 hp. Total torsi maksimum yang dihasilkan pun diklaim menembus angka 1.000 Nm! Performa yang menandingi bahkan melampaui Lamborghini Huracan STO dan Porsche 911 Turbo S.
Saat ini pihak pabrikan masih merahasiakan akan seperti apa sosok versi produksi dari XM LABEL RED. Namun diperkirakan dari segi tampilan interior maupun eksterior XM LABEL RED tak banyak terdapat perbedaan dari XM versi standard.
Salah satu fitur yang kemungkinan tak mengalami perubahan adalah sistem tata suara kabin. Seperti halnya pada XM varian standard, anda dapat menikmati sensasi berkendara yang menakjubkan dari XM LABEL RED sambil diiringi dentuman musik dari Harman Kardon Surround Sound System. Toh jika masih dirasa belum cukup, tersedia paket opsional sistem tata suara Bowers & Wilkins Diamond Surround Sound System dengan amplifier berdaya 1.500-watt plus empat buat speaker tambahan pada setiap sudut plafon kabin.
Untuk fitur teknologi keselamatan dan bantu berkendara, LABEL RED diperkirakan bakal mengusung fitur yang lebih lengkap dibandingkan dengan XM yang saat ini tengah diproduksi. Bahkan bukan mustahil fitur opsional yang terdapat pada XM bakal menjadi kelengkapan standard pada LABEL RED.
Dengan label harga XM yang nyaris menyenggol angka $300.000, maka bagi para peminat XM LABEL RED harus siap-siap merogoh kocek jauh lebih dalam lagi. Akankah para pecinta SUV BMW bakal memilih XM versi standard mulai awal tahun depan…atau langsung menantikan munculnya XM LABEL RED pada pertengahan tahun 2023 mendatang?
BMW XM versi produksi banyak mencomot elemen desain dari Concept XM.
Berselang sehari setelah kemunculan BMW X1, sosok versi produksi dari model SUV plug-in hybrid terbaru BMW XM yang menjadi kado perayaan 50 tahun lahirnya divisi BMW Motorsport akhirnya terkuak.
Selain menjadi rival bagi Lamborghini Urus, Porsche Cayenne Turbo S E-Hybrid dan Aston Martin DBX 707, BMW XM menjadi mobil plug-in hybrid berperforma tinggi dengan ukuran terbesar yang pernah dibuat BMW M Division.
Untuk performanya, BMW membekalkan mesin 4.4-liter V8 twin-turbocharged (berbasis seri mesin S68) bertenaga 483 hp dengan torsi maksimum 650 Nm. Hantaran tenaga mesin ini dipadukan dengan sistem hybrid motor listrik berdaya 145kW (setara 194,5 hp) dan torsi maksimum 280 Nm dengan pasokan listrik dari baterai berdaya 25.7 kWh. Perpaduan sistem plug-in hybrid ini sanggup menghasilkan total output daya sebesar 653 hp dan torsi maksimum 800 Nm. Mencekam…
Berbekal transmisi otomatis 8-speed, gerak akselerasi 0-100 km/jam hanya butuh waktu 4,3 detik bagi SUV ini. Sedangkan kecepatan maksimum dipatok di angka 270 km/jam. Pada mode EV, XM sanggup menjelajah jarak antara 82 hingga 88 km.
Mesin bertorsi monster
Model BMW XM yang hadir saat ini masih akan ditambah dengan varian BMW XM LABEL RED. Versi XM dengan output performa yang lebih perkasa dan akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2023 mendatang. Keperkasaannya berasal dari perpaduan mesin bensin 4.4-liter twin turbocharged V8 dan sistem plug-in hybrid yang diusung XM LABEL RED dan diklaim mampu memuntahkan tenaga maksimum sebesar 748 hp dengan torsi monster 1.000 Nm.
Tampilan eksterior XM versi produksi banyak mencuplik elemen desain dari Concept XM. Grille model ginjal berukuran besar yang dihiasi iluminasi LED, dan headlamp pun identik dengan model 7-Series dan X7 terbaru. Dengan dimensi (PxLxT) 5110 mm × 2005 mm ×1755 mm, wheelbase 3105mm, XM nyaris seukuran BMW X7, namun dengan garis atap lebih rendah. Meski begitu, tampilan air intake di bagian depan dan desain lampu belakang LED mengalami perubahan dari versi konsepnya.
Pun demikian, sebagian besar tampilan body XM dari depan hingga buritan tak jauh berbeda dari Concept XM. Sebagai penopang body, XM dibekali dengan velg standar berukuran 21- inci dan paket opsional dengan velg alloy 23-inci yang dibalut ban Michelin berukuran 275/45 (depan) dan 315/40 (belakang).
XM juga dibekali sistem penggerak AWD terbaru, M xDrive dengan perangkat kontrol traksi, pembagi torsi variabel serta electronic locking rear differential yang khusus dirancang untuk mengakomodir sistem plug-in hybrid. BMW M juga membekalkan sistem anti-roll aktif yang dilengkapi motor listrik 48V. Piranti suspensi adaptif dan fitur teknologi rear-wheel steering juga dibekalkan pada XM.
Di area interior, tampilan dashboard XM tak jauh berbeda dari X7 teranyar. Desain dasbor Curved pada BMW XM dilengkapi dengan dua buah layar digital; sebuah layar digital 12.3-inci berfungsi sebagai panel instrumen dan sebuah touchscreen berukuran 14.9-inci menjadi penampil sistem infotainment iDrive 8 dengan pengendali iDrive Controller.
Tersedia sistem audio kelas premium
Kemasan interior BMW XM tersedia dalam beragam pilihan, mulai dari Nappa leather hingga balutan kulit Alcantara dengan ‘vintage aged look’. Pada baris bangku kedua yang disebut sebagai ‘M Lounge’ tampil dengan desain bangku yang melebar hingga ke pilar pintu. Sementara, sistem tata suara pada kabin XM dipercayakan kepada Harman Kardon Surround Sound sebagai fitur standar. Tersedia pula paket opsional Bowers & Wilkins Diamond Surround Sound System dengan amplifier berdaya 1.500-watt.
Fitur teknologi bantu berkendara yang dibekalkan pada XM terbilang paling lengkap dan mutakhir. Mulai dari Autonomous Emergency Braking, Adaptive Cruise Control, Lane Centring Assist, dan Front and Rear Cross-traffic Alert yang menjadi fitur standarnya.
BMW XM akan mulai diproduksi di Spartanburg, AS pada Desember 2022 dan mulai tersedia di pasar global paling cepat pada awal tahun depan dengan harga jual mulai dari $297.900. Barang tentu, para pecinta SUV BMW di Tanah Air tentu sudah tak sabar menanti kehadiran BMW XM di Indonesia, termasuk kami!
Dari segi tampilan eksterior, iX1 tak berbeda dengan tiga varian X1 lainnya.
Model terbaru compact SUV BMW X1 baru saja diperkenalkan dengan tiga varian penggerak yakni, mesin bensin, diesel dan hybrid. Menggenapi tiga varian penggerak tersebut, BMW pun menambahkan versi bertenaga listrik yang diberi label iX1. Kehadiran iX1 sekaligus menjadi jawaban BMW terhadap eksistensi mobil sejenis dari brand kompetitor yakni Volvo XC40 Recharge dan Mercedes-Benz EQA yang berbasis dari GLA.
Dari segi tampilan eksterior, iX1 tak berbeda dengan tiga varian X1 lainnya. Demikian pula dengan layout dan tampilan interior iX1, terlihat identik dengan varian X1 ‘normal’ yang juga berbagi platform dengan model 2 Series Active Tourer.
Sangat disayangkan iX1 tak diperlengkapi dengan kontrol sistem berkendara iDrive model rotari seperti pada model 3 Series. Namun demikian, tampilan layar digital pada mobil ini terlihat keren dan pengaturan menu tampilan sangat user-friendly.
Usung sistem penggerak xDrive30
Sebagai sumber penggerak, iX1 dibekali dengan dua motor listrik dengan total output daya 230 kW dengan suplai energi listrik yang bersumber dari baterai berdaya 64.7kWh. BMW iX1 dilengkapi dengan teknologi penggerak all-wheel drive xDrive30. Fitur penggerak AWD dengan dua motor listrik dapat digunakan sesuai kebutuhan pengendara saat dibutuhkan output tenaga dan torsi lebih besar dan saat roda kehilangan traksi.
Dengan sekali pengisian ulang daya baterai hingga penuh, pihak pabrikan mengklaim iX1 mampu menjelajah hingga sejauh 438 km. Akselerasi 0-100 km/jam hanya butuh waktu kurang dari 6 detik. Sedangkan kecepatan maksimum mobil ini dapat menembus angka 180 km/jam.
Sistem pengisian ulang daya baterai pada iX1 dapat terkoneksi pada sumber listrik arus searah (AC) baik satu fase maupun tiga fase dengan kemampuan pengisian ulang daya hingga 11 kW, dan tersedia sistem pengisian opsional berdaya 22 kW. Mobil ini juga dapat terhubung pada perangkat pengisian daya baterai dengan sumber listrik DC hingga 130 kW.
Jadi, mana yang akan Anda pilih? BMW X1 bermesin bensin, diesel, hybrid atau BMW iX bertenaga listrik ini?
Anda menyukai SUV namun dengan harga terjangkau? Solusinya adalah BMW X1.
Eksterior BMW X1 kini mengalami ubahan desain. Lekuk body X1 tampil lebih kekar dan terlihat bagai versi mungil dari X7. Grille pun kini berukuran lebih besar dengan desain yang identik seperti pada grille X7. Tampilan headlamp LED kini memiliki desain ramping. Tersedia pula opsional headlamp Adaptive LED dengan Matrix high beam. Desain lampu belakang LED pun mengalami ubahan.
BMW X1 terbaru berdiri diatas plaform yang sama dengan model 2-Series Active Tourer. Tampilan interior X1 secara garis besar terlihat identik dengan saudara seplatformnya. Di dalamnya tersemat sistem infotaintment iDrive 8, namun kontrol BMW iDrive yang dibekalkan bukan model rotari seperti pada model 3-Series terbaru.
Sistem navigasi BMW Maps berbasis cloud yang dibekalkan dilengkapi dengan fitur Augmented View yang memungkinkan bagi pengemudi untuk mengambil gambar hasil pantauan dari kamera mobil yang kemudian dapat ditransfer ke ponsel. Fitur ini juga terdapat pada varian X1 bertenaga listrik yakni iX1.
Dua buah layar digital terpampang pada dashboard. Sebuah layar digital berukuran 10,25-inci berfungsi sebagai penampil informasi mengemudi dan layar sentuh 10,7-inci berfungsi sebagai penampil fitur infotaintment.
Di sektor performa untuk varian entry-level berpenggerak FWD, X1 sDrive18i dibekali mesin bensin 3-silinder turbocharged yang menghasilkan output tenaga 136 hp. Sedangkan varian bensin berpenggerak AWD, X1 xDrive23i dibekali mesin bensin 4-silinder 2.0-liter turbocharged plus modul mild hybrid 48v dengan total output tenaga 218 hp. Sementara untuk varian bermesin diesel versi berpenggerak FWD, X1 sDrive18d dibekali mesin 4-silinder bertenaga 150 hp.
Sedangkan untuk versi berpenggerak AWD yakni X1 xDrive23d, memadukan mesin diesel bertenaga 197 hp dan modul mild hybrid 48V dengan motor listrik 19 hp yang menghasilkan output tenaga kombinasi sebesar 211 hp. Untuk melontarkan tenaga mesin ke rodanya, semua varian X1 baik versi bensin maupun diesel kini menggunakan transmisi automatic 7-speed dual-clutch versi terbaru.
Di sektor suspensi, BMW telah meningkatkan sistem suspensi X1 untuk meningkatkan performa pengendalian dan stabilitas berkendara di berbagai kondisi jalan, maupun saat bermanuver. Teknologi bantu berkendara Cruise Control menjadi salah satu fitur standar yang dibekalkan pada seluruh varian BMW X1 termasuk iX1.
Ada paket opsional M Sport
Namun jika Anda ingin suspensi berkarakter sport, maka tersedia paket opsional M Sport. Sistem suspensi Adaptive M pada paket ini dilengkapi pengaturan artikulasi suspensi dan ground clearance. Selain itu, pada kemudi juga terdapat perangkat paddle-shift untuk memudahkan perpindahan gigi transmisi. Anda juga akan mendapatkan sejumlah aksesoris sporty mulai dari jok, setir plus body kit add-on untuk mempergagah tampilan eksterior X1.
BMW X1 terbaru ini baru akan resmi dipasarkan paling cepat pada akhir tahun ini. Jika masih belum cukup dengan varian model yang tersedia? Tenang, pihak pabrikan mengabarkan bahwa varian plug-in hybrid dari X1 akan segera hadir dalam waktu dekat.
Alpina gelontorkan produk terbesar yang pernah mereka buat.
Masih belum puas dengan performa BMW X7 M60i model 2023 yang baru saja diluncurkan? Hmm..mungkin Anda akan tergugah dengan sosok BMW Alpina XB7, X7 hasil racikan tuner asal Jerman, Alpina.
BMW ALPINA XB7 menggunakan basis mesin yang sama dengan BMW X7 M60i. Akan tetapi mesin 4.4-liter V8 Bi-turbo menyuguhkan output daya 630 horsepower dan torsi maksimum 800 Nm. Lebih menggiurkan dari versi standarnya yang ‘hanya’ 523 hp dan 750 Nm.
Ubahan dan optimalisasi pada sektor mesin meliputi setting ulang kurva ECU ala ALPINA serta modifikasi exhaust manifold dan sistem pendingin mesin. Mesin pun dibekali dengan modul hybrid ringan 48-volt.
Dengan optimalisasi performa tersebut, BMW Alpina XB7 diklaim hanya butuh 3,9 detik untuk mencapai angka 100 km/jam dan untuk melakukan sprint 0-400 meter dalam 12,4 detik. Kecepatan maksimum masih di kisaran angka 290 km/jam.
Perpindahan gigi transmisi dipercayakan pada transmisi 8-Speed Sport Automatic Transmission lansiran ZF. Ini dipadukan dengan fitur tombol transmisi ALPINA SWITCH-TRONIC pada setir dengan sensitifitas sekian milidetik untuk perpindahan gigi. Tak ada ubahan pada pilihan mode berkendara yakni tetap COMFORT, SPORT dan SPORT+.
Suspensi Alpina XB7
Sistem suspensi diracik ulang dengan perangkat suspensi Alpina. Fitur berkendara Integral Active Steering pun kian meningkatkan respon kemudi. Sedangkan dengan fitur all-wheel steering yang disematkan, roda belakang dapat berbelok ke kiri atau kanan hingga 2,3 derajat yang tentunya sangat membantu saat parkir paralel di area yang terbatas.
Pada roda depan dibekali dengan cakram rem berukuran 15,5 inci dan kaliper rem 4-piston. Pada roda belakang menggunakan cakram berukuran 15,7 inci. Kaliper rem lansiran Brembo dikemas khusus dengan warna biru plus label “ALPINA” berwarna putih.
Velg forged-alloy wheels ALPINA CLASSIC 20-spoke berukuran 23 inci dengan warna Anthracite plus ban Pirelli 285/35ZR23 (depan) dan 325/3 ZR23 (belakang) menjadi kelengkapan standar. Tersedia pula opsi velg ALPINA DYNAMIC 21 inci dengan ban Pirelli jenis RFT (run-flat tyre) berukuran 285/45R21 (depan dan belakang) yang dapat anda pilih tanpa biaya tambahan.
Bagi para fans Alpina harus sedikit bersabar. BMW Alpina XB7 terbaru ini akan mulai dipasarkan pada awal tahun 2023, dengan label harga yang sedikit lebih mahal tentunya yakni di kisaran $145.000 atau setara Rp 2,1 milyar (off-the road). Hmm… sangat menggugah pikiran.
BMW M memang tidak pernah berhenti mempesona. Kali ini kami terpukau oleh X3 dan X4 versi M terbaru.
Pandangan pertama memang takkan pernah terlupa. Setidaknya itulah yang kami rasakan saat hadir di peluncuran BMW X3 M Competition dan BMW X4 M Competition beberapa waktu lalu. Ya, bagaimana bisa lupa?
Dua model identik berbagi bentuk antara Sports Activity Vehicle (SAV) dan Sports Activity Coupé (SAC) versi M ini sukses menguras air liur kami saat pertama kali memandang hamparan warna spesial, M Marina Bay Blue metallic dan M Sao Paulo Yellow di mobil ini.
Kedua BMW X model M ini diboyong oleh BMW Indonesia dan BMW Eurokars. Bukan versi biasa, BMW X3 M Competition dan BMW X4 M Competition menggendong mesin M Power 6-silinder 2.993 cc dengan output sebesar 510 hp dan torsi gila 650 Nm.
Mesin versi M berkode S58 ini mengambil basis desain dari mesin B58, dan ini kali pertama juga BMW menanamnya di X3 dan X4 versi Life Cycle impulse (LCI) atau awamnya disebut facelift. Namun begitu, hampir 80 persen bagian dalam mesin S58 ini berbeda dari B58. Kali ini BMW M merancang ulang semuanya agar makin kuat, jauh bertenaga, dan lebih brutal!
Suatu hari, tiba kesempatan untuk mengujinya. Kedua mobil semok ini siap memanjakan adrenalin kami. Membahas sedikit soal eksteriornya, BMW X3 M Competition dan BMW X4 M Competition kini menampilkan kidney grille yang diperbesar dan headlamp LED adaptif standar dengan fungsi Matrix. Rancangan apron depan khusus M menjadi terlihat lebih ekspresif, plus air intake samping vertikal yang memanjang.
Di buritan, BMW X3 M Competition menampilkan lampu belakang model capit kepiting LED. Panel diffuser besar yang diapit oleh sepasang knalpot sistem sport M, serta spoiler belakang untuk BMW X4 M Competition. Velg juga mendapatkan penyegaran dengan tersematnya BMW M 21 inci M forged light alloy wheels Double-spoke style 892 M Bicolour, Jet Black, burnished, dengan balutan ban Michelin 4S yang terasa aduhai kala menggigit aspal.
Interior Serbaguna
Karena ini adalah SUV dan crossover, gaya interior versatile khas M dengan aksen BMW X3 M Competition dan BMW X4 M Competition sangat kental. Bagasi luas dtambah jok M Sport semi-bucket dengan pelapis leather Merino warna hitam. Atau Sakhir Orange/Black dan Adelaide Grey/Sakhir Orange. Desain kokpit BMW M yang istimewa terdiri dari kluster instrumen khusus BMW M. Lengkap dengan setir kulit dan tuas gear shift BMW M terbaru.
Yang menarik, speedometer kini tanpa ornamen dua ring bezel, dan secara digital tampilan indikator RPM berada di sisi sebelah kanan pada mode ROAD, dan akan berpindah ke tengah saat berpindah ke mode SPORT.
Meskipun jarang digunakan dan bikin kepanasan, namun kami sangat terhibur dengan atap kaca panoramic yang membuat kegantengan kami makin bertambah sepanjang perjalanan. Belum lagi sodoran sistem BMW Live Cockpit Professional dengan Control Display 12,3 inci ditambah M View dengan tampilan khusus yang diadopsi dari model BMW M8 yang menarik.
Kedua model ini juga memiliki sandaran punggung bagian belakang pisah-lipat 40: 20: 40, sehingga memungkinkan kapasitas bagasi ditingkatkan hingga maksimum 1.600 liter di BMW X3 M dan 1.430 liter di BMW X4 M.
Akselerasi Kurang Dari Empat Detik
Semakin keterlaluan! Kedua model Competition ini dapat melesat dari 0-100 km/jam dibawah 4 detik saat pedal gas dibenamkan. Dari info data Sport Displays yang nampak di layar, kami yakin merasa sukses saat berakselerasi, karena angka yang terlihat untuk tenaga berada di angka 420 hp dan torsi 650 Nm.
Hantaran mesin performa tinggi ini bekerja sama dengan transmisi Steptronic M 8-speed dengan Drivelogic, menggunakan sistem all-wheel-drive M xDrive terbaru. Sistem ini sama dengan sistem 4WD Sport, memperbesar torsi ke roda belakang untuk menambah gerak oversteer. Kami juga dapat menyimpan dua opsi pengaturan konfigurasi sesuai keinginan di menu iDrive dan memilihnya jika diperlukan, dengan menggunakan dua tombol M (M1& M2) pada setirnya.
Alasan Suspensi Keras
Meski suspensi terbilang keras, namun terasa juga redaman anti roll nya memiliki kekakuan yang tinggi. Kami nyaman saja dengan setingan ini. Walaupun tidak sesempurna varian M3 dan M4, kedua mobil ini terasa presisi dan stabil saat menikung dengan kecepatan tinggi. Jadi, bukan tanpa alasan kenapa kakinya kokoh begitu.
Untuk sistem suspensi depan menggunakan double-joint spring strut dan belakang mengandalkan suspensi five-link dengan dukungan M-specific steering (dengan M Servotronic dan variable-ratio) juga sistem rem BMW M compound brakes yang kuat dengan ukuran 395mm 4 piston di depan dan 370mm single piston di belakang.
Terus terang, keduanya mengagumkan, mempesona dan menyayat hati. Inilah gabungan terbaik antara penampilan terbaik, performa dahsyat dan teknologi pintar dalam satu paket terpercaya. Kami telah membuktikannya.
Pabrikan mobil akan pusing lagi. Setelah susah mendapatkan chip, kaca akan jadi barang langka.
Setelah kekurangan microchip, industri otomotif kembali bersiap untuk menghadapi kekurangan. Kali ini, yang kurang adalah kaca mobil. Ya, kaca. Terutama untuk pabrikan Eropa. Ini semua gara-gara Uni Eropa banyak bergantung pada pasokan gas alam dari Rusia.
Ingat, untuk membuat kaca mobil atau kaca lainnya, termasuk gelas yang Anda pegang, perlu pemanas untuk melebur debu, batu kapur dan soda abu. Pemanasnya mengandalkan gas Rusia, yang sekarang sedang berperang melawan Ukraina dan diboikot oleh negara-negara barat. Akibatnya, dibalas dengan pemotongan suplai gas ke negara yang memboikot. Terbayang susahnya, kan?
Akhirnya pemerintah Uni Eropa menghimbau agar penggunaan gas alam dari Rusia diefisienkan. Lantas, langkah preventif terpaksa dilakukan pabrikan dengan menyetok kaca mobil sebanyak-banyaknya. Untuk pintu ataupun windscreen, panoramic serta sunroof. Volkswagen, sekarang sedang menggenjot suplier kaca untuk memasok sebanyak mungkin supaya mereka bisa menyimpan stok. Biarpun mereka harus menebusnya dengan harga mahal. Tentunya supaya produksi mobil tidak terganggu.
Menurut penelusuran kami, beberapa analis menyatakan kalau sampai terjadi kelangkaan kaca untuk mobil, kemampuan produksi industri otomotif, khususnya Eropa, bisa turun seperti saat pandemi COVID-19 lalu beserta dengan efek pasca pandeminya.
Repotnya lagi, kelangkaan gas ini juga bisa mengganggu industri hulunya. Dalam arti, pembuat kaca mobil juga tidak bisa sembarangan menghentikan produksi. Efeknya bisa lebih berat. Gelas atau kaca panas dalam bentuk cair (sebelum dibentuk) kalau tungkunya mati, kaca cair bisa membeku dan berujung merusak peralatan mereka.
Industri di wilayah lain mungkin tidak terlalu terganggu. Tapi patut juga waspada. Apalagi kalau Anda sudah inden VW, Ferrari, Mercedes-Benz, BMW dan sejenisnya. Mudah-mudahan BMW M4 kami tidak terpengaruh.
Demi lingkungan dunia yang lebih baik, BMW Group memutuskan untuk menggunakan bahan vegan di tahun 2023.
Sadar akan kondisi lingkungan dan ekosistem global, BMW Group berencana untuk mengambil langkah inovatif, yakni menggunakan material vegan untuk interior kendaraan yang diluncurkan perdana di tahun 2023 nanti. Material ini berpotensi untuk menggantikan penggunaan bahan kulit pada interior. BMW Group masih mengembangkan material vegan ini agar memiliki penampilan dan kekuatan layaknya bahan kulit.
Interior berbahan vegan telah menjadi sorotan bagi banyak konsumen BMW dan MINI, sehingga material ini memang dinantikan, terutama untuk pasar Amerika, China, dan Eropa. BMW Group telah lama menawarkan bahan kain atau fabric alternatif sebagai pengganti kulit. Karena dengan menggantikan material yang berasal dari hewan, diyakini berkontribusi dalam keberlangsungan industri otomotif serta produksi kendaraan.
Dengan menekan emisi CO2 pada keberlangsungan sebuah produk kendaraan ialah tujuan utama dari BMW Group menuju keseimbangan iklim dunia. Direncanakan, material non-vegan hanya akan digunakan sebesar 1 persen saja dan pada area yang tidak terlihat oleh pemilik mobil. Sebagai contoh ialah gelatin untuk pelindung permukaan komponen, lanolin pada permukaan cat, lemak hewan sebagai aditif pada elastomer, dan lilin lebah sebagai salah satu substansi pada cat.
Peningkatan material alternatif yang alami
Lebih lanjut, perusahaan asal kota Munich ini juga menggunakan kelistrikan yang ramah lingkungan dalam produksi dan rantai suplai, tak ketinggalan meningkatkan penggunaan material alternatif serta material alami. Hal tersebut dibuktikan melalui pemakaian karpet lantai yang terbuat dari material tunggal pada sederet model kendaraan. Hasilnya, ada penekanan kadar CO2 sekitar 23 ribu ton dan mengeliminir 1.600 ton sampah setiap tahunnya.
Riset dan pengembangan terkait material alternatif serta material ramah lingkungan menjadi prioritas utama. Diperkirakan kendaraan masa depan BMW Group juga akan menggunakan alternatif lain dari bahan kulit hewan pada interiornya. Bahkan pabrikan asal Jerman ini juga menggandeng sejumlah perusahaan start-up dalam mengembangkan material alami yang inovatif.
Sejak dua tahun terakhir perkembangan BMWCCI Classic Register dapat dikatakan sangat luar biasa.
BMWCCI Classic Regsiter menggelar Annual Meeting 2022 sekaligus memilih Ketua baru periode 2022-2024 dan menyelenggarakan perayaan ulang tahun yang ke-14. Annual Meeting ini merupakan agenda tahunan untuk membahas berbagai rencana satu tahun ke depan.
Dihadiri puluhan member dan juga para founder, pada acara kali ini juga dilakukan pemilihan ketua BMWCCI Classic Register periode 2022-2024. Acara yang digelar pada 21 Agustus 2022, di BMW Ultima, BSD City, akhirnya Komjen (Purn) Nanan Soekarna kembali di dapuk menjadi ketua BMWCCI Classic Register dua tahun ke depan.
“Sebenarnya saya sudah menyerahkan kepemimpinan kepada forum. Namun, karena founder dan seluruh member masih menginginkan saya tetap melanjutkan kepemimpinan ini, maka dengan melihat kepentingan organisasi, kepercayaan tersebut saya terima,” kata Nanan Soekarna.
“Semoga BMWCCI Classic Register bisa menjadi klub otomotif yang solid, baik di dalam maupun diluar, serta mampu bersinergi keluar dengan tidak eksklusif tapi inklusif. Dan satu yang penting adalah setiap anggota Classic Register harus mempunyai visi dan semangat dalam berorganisasi dengan prinsip Togetherness (kebersamaan), Meaningful (bermakna) dan Helpful (Bermanfaat),” imbuhnya.
“Saya pribadi sangat senang dengan apa yang dicapai oleh klub ini dengan berbagai kegiatan yang variatif, sehingga klub ini juga semakin banyak memberi sumbangsih terhadap perkembangan dunia otomotif Tanah Air. Sejak dua tahun terakhir perkembangan klub ini sangat luar biasa. Bahkan peningkatan jumlah anggota juga sangat signifikan,” ungkap Gerry Nasution, salah satu founder BMWCCI Classic Register.
Sebagai founder, ia juga mengharapkan BMWCCI Classic Register ini semakin berkembang. Diharapkan semakin banyak teman-teman BMW Classic Enthusiast bisa menjadi bagian dari klub ini. Sehingga dapat semakin memperluas informasi-informasi soal BMW klasik.
“Saya ucapkan terima kasih kepada member yang sudah berkenan hadir dan mensukseskan acara. Termasuk BMW Ultima sebagai dealer resmi BMW yang telah mendukung kegiatan ini,” pungkas Dony Handoko, selaku Vice Chairman BMWCCI Classic Register periode 2020-2022 yang menjabat juga sebagai ketua panitia Annual Meeting ini.
Pada ajang GIIAS 2022, BMW Indonesia meluncurkan BMW 220i Coupé M Sport. Desain atletik, teknologi sasis canggih yang awalnya dikembangkan untuk BMW Seri 4 Coupé, penggerak roda belakang dan mesin enam silinder segaris adalah unik di segmen ini; diterjemahkan ke dalam kemampuan sporty yang unggul dan ciri khas kenikmatan berkendara BMW.
All-new BMW Seri 2 Coupé adalah konsep modern dari konsep tradisional model dua pintu kompak dan berfokus pada performa yang berasal dari BMW 2002 atau E10. Proporsi yang khas, trek lebar, aerodinamis yang dioptimalkan, bodi yang kokoh, desain ringan yang cerdas, distribusi bobot yang hampir seimbang dan titik gravitasi yang rendah. Sehingga Anda bakal mendapatkan pengendalian yang tajam.
“BMW Seri 2 menekankan nilai estetika yang berorientasi pada performa dan tunjukkan ambisi dari model ini. Bukan konvensional namun fokus pada karakter individual. Pastinya sebuah kendaraan dengan desain yang unik. Semua karakteristik ini sangat serasi dengan kampanye #DoThingsYourWay dari BMW,” jelas Vice President Customer Support BMW Group Indonesia, Ariefin Makaminan.
BMW 220i Coupé M Sport mengusung mesin empat silinder B48B20M0 berkapasitas 2.000 cc dengan teknologi BMW TwinPower Turbo terbaru. Mesin ini mampu meluapkan tenaga sebesar 184 hp dan torsi puncak 300 Nm. Sedangkan transmisinya menggunakan unit Steptronic Sport 8-speed.
Sedangkan sektor suspensi BMW 220i Coupé M Sport dilengkapi dengan velg forged Style 795M berukuran 20 inci dan dibalut ban Michelin Pilot Sport 4S 225/35 R20 untuk bagian depan serta ukuran 255/30 R20 untuk bagian belakang. Velg Style 795M ini hanya ada dalam dua opsi warna yaitu Ferric Grey dan Jet Black, namun untuk pameran GIIAS 2022, BMW Indonesia melakukan pewarnaan ulang dengan warna Frozen Gold yang dilakukan oleh BMW Authorized Body and Paint Center, BMW Karya Prima Ultima.
Ubahan utama dari sektor interior adalah penggantian armrest tengah dengan menggunakan produk BMW M Performance dari Alcantara, yang pertama kalinya diperkenalkan kepada publik dan dapat diaplikasikan di beberapa tipe BMW terbaru. Anda juga bakal memperhatikan penggunaam shiftknob BMW M Performance yang dilapis bahan Alcantara.
BMW 220i Coupé M Sport ditawarkan dengan harga Rp 1,107 milyar off-the-road. Khusus untuk BMW 220i Coupé M Sport dengan M Performance Parts dapat dibeli dengan penambahan Rp 262 juta termasuk PPN 11 persen, sedangkan harga normalnya ialah sebesar Rp 280 juta termasuk PPN 11 persen. Sehingga harga total unit kendaraan yakni Rp 1,364 milyar off-the-road. Doakan saja supaya kami memiliki uang jajan lebih dan bisa membeli mobil ini…
Rencana BMW Group Indonesia untuk memperkenalkan produk baru mereka di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 memang telah kami duga sejak beberapa waktu silam. Sosok BMW i4 dan BMW iX sesuai dengan prediksi kami.
“Perubahan mobilitas kendaraan di Indonesia pihaknya memperkenalkan produk-produk baru terkait kendaraan ramah lingkungan. Hal ini menjadi bentuk komitmen perusahaan untuk tetap berpartisipasi di industri otomotif Tanah Air,” ungkap Presiden Direktur BMW Group Indonesia, Ramesh Divyanathan.
BMW i4 merupakan Gran Coupé listrik yang bakal menjamin banyak kenikmatan berkendara dengan jangkauan hingga 590 kilometer. Bahkan performa yang diluapkan pun luar biasa, yaitu 390 kW atau 530 hp.
Kalau masih meragukan prestasi akselerasinya, maka BMW i4 dapat mengubah keraguan Anda saat diajak sprint dari 0 hingga 100 km/jam yang dapat diselesaikan hanya dalam tempo 4 detik.
Bagaimana dengan BMW iX? Mobil listrik ini adalah sebuah Sport Activity Vehicle yang hadir lewat varian xDrive40. BMW iX mengusung motor listrik synchronous yang sanggup meluapkan tenaga 322 hp dan torsi puncak sampai 630 Nm. Keunikannya, motor listrik iX aktif di semua roda dan selalu terhubung dengan sistem penggerak xDrive. BMW iX mampu melejit dari posisi stop hingga 100 km/jam dalam hitungan 6,1 detik.
BMW mengklaim jarang tempuhnya mencapai 425 km. Baterainya sendiri memiliki kapasitas 76,6 kWh. BMW i4 dan iX menerapkan slot charger jenis CCS Combo 2 untuk DC fast charging. Melihat catatan prestasinya, kami jadi ingin segera menjajal kedua mobil listrik hebat buatan BMW ini.
Anda mau memiliki kedua produk asal tanah Bavaria tersebut? Oke, ini harganya: Rp 2.267 milyar untuk BMW iX xDrive 40 Sport dan Rp 1.997 milyar untuk BMW i4 eDrive M Sport.