Neta V-II dilengkapi fitur ADAS yang lengkap

Bedah Kemampuan ADAS di Neta V-II

Neta V-II jadi produk baru yang diperkenalkan di Indonesia. Sudah dirakit lokal pula oleh Neta Auto, di Bekasi. Salah satu kemampuan V-II yang dikedepankan oleh produsen mobil Tiongkok ini adalah ADAS.

ADAS atau Advance Driver Assitance System, pasti bukan barang baru. Sekarang hampir semua mobil punya. Namun jadi menarik kalau akhirnya dipasangkan pada mobil yang rentang harganya Rp 200-300 juta. Untuk informasi, harga V-II adalah Rp 299 juta (OTR Jakarta).

Lalu apa saja isi paket ADAS di Neta V-II? Tercatat ada sembilan kemampuan yang dipasang. Selengkapnya bisa dilihat di bawah.

ADAS pada Neta V-II sangat lengkap

Forward Collision Warning (FCW)

Bukan barang baru juga. Tapi kehadiran FCW membantu meningkatkan kewaspadaan saat berkendara. Fitur ini akan mendeteksi benda yang berpotensi menabrak atau ditabrak di depan mobil. Kemudian mengeluarkan peringatan suara.

Automatic Emergency Braking (AEB)

Ini fitur paling menyebalkan dalam sebuah ADAS. Apapun mobilnya. Dengan AEB, mobil bisa mengerem sendiri saat sensor mengira tabrakan sangat mungkin terjadi. Masalahnya, lalu lintas di Indonesia jauh dari kata lancar dan segala benda beroda yang ada di jalan raya, berjalan berdempetan. Paham, kan?

Front Vehicle Start Alert (FSA)

Nah ini sangat diperlukan. Kami acungi jempol untuk Neta V-II yang menghadirkan fitur ini. Contoh sederhananya, saat lampu lalu lintas sudah hijaun dan kendaraan di depan mulai bergerak, Anda akan diberikan peringatan untuk jangan lupa ikut maju.

Adaptive Cruise Control

Juga hal yang belakangan ini sudah biasa, terutama di mobil-mobil mahal. Dengan ACC diaktifkan, mobil akan berakselerasi dan deselerasi secara otomatis, mengikuti kendaraan di depannya.

Intelligent Cruise Assist

Jadi bagian dari ACC. Dengan fitur ini Neta V-II bisa membaca dan menjaga jarak dengan mobil di depannya. Dengan begitu, perjalanan bisa lebih santai dan aman. Di Neta V-II, kemampuan ini akan aktif setelah speedometer melewati 60 km/jam.

Traffic Jam Assist (TJA)

Masih bagian dari ACC, ini yang sangat cocok untuk ada di mobil harian. Dengan TJA, mobil akan menjaga jarak, berakselerasi, deselerasi secara otomatis di kondisi lalu lintas padat. Contohnya lalu lintas di jalan tol dalam kota Jakarta, saat jam pulang kantor. Jadi Anda tidak perlu injak pedal gas atau rem, mobilnya yang akan mengerjakan. Bagus untuk mengurangi rasa lelah. Tapi ingat, pengemudi harus tetap waspada. Fitur ACC akan non-aktif saat Anda intervensi dengan menginjak pedal rem.

Lane Departure Warning

Sistem akan mendeteksi kalau tanpa sengaja mobil keluar dari jalur dan memperingatkan pengemudinya.

Emergency Lane Keeping System (ELKS)

Jika lane departure warning diatas diabaikan, maka Neta V-II akan mengkoreksi setir supaya mobil kembali ke jalurnya. Untuk menghindari kedua fitur ini tiba-tiba aktif, nyalakan lampu sein saat pindah jalur. Dengan begitu, mobil paham kalau Anda memang ingin ganti jalur.

High Beam Assist

Pasti sebal kalau ada mobil dari arah berlawanan, atau di belakang yang memakai lampu jauh (high beam). Nah, inilah gunanya HIgh Beam Assist. Saat mendeteksi ada kendaraan di depan, maka otomatis akan ‘pindah’ ke lampu besar biasa. Saat memungkinkan, high beam assist akan bekerja.

Interior Neta V-II

Tapi harap diingat, meski Neta V-II dibekali paket ADAS yang canggih, Anda tetap pegang kendali dan bertanggung jawab sepenuhnya. Kemampuan bantu berkendara ada untuk mengurangi beban pengemudi, bukan mengambil alih.  Selalu waspada saat berkendara dan jangan bergantung pada fitur.

Euro NCAP: Fitur Berkendara Terintegrasi Makin ‘Kebablasan’

Peringkat hasil uji keselamatan berkendara menjadi acuan utama bagi pabrikan otomotif dan konsumen terhadap kualitas sebuah kendaraan. Salah satunya adalah Euro NCAP atau lebih lengkapnya European New Car Assessment Programme. Program penilaian kinerja keselamatan berkendara ini dilakukan pada mobil keluaran terbaru yang akan dipasarkan di Eropa.

Keikutsertaan pabrikan dalam uji keselamatan berkendara Euro NCAP bersifat sukarela. Tak ada sanksi hukum bagi pabrikan jika tidak mengikutinya. Namun jangan harap sebuah mobil dapat dengan mudah dipasarkan di Eropa jika tak mengantongi hasil uji Euro NCAP.

Peringkat yang diberikan oleh Euro NCAP menjadi pertimbangan bagi para konsumen. Sementara bagi pabrikan, makin tinggi peringkatnya maka menjadi prestise sendiri. Peringkat Euro NCAP jadi salah satu modal penting untuk bisa bersaing di pasar otomotif Eropa maupun global.

Bahkan sejumlah negara Uni Eropa dan lembaga otomotif internasional termasuk FIA turut mendukung keberadaan program Euro NCAP.

Teknologi Digital Yang Berisiko

Seiring perkembangan teknologi otomotif yang kian pesat, regulasi dan standarisasi uji keselamatan berkendara pun terus mengalami revisi dan penyesuaian.

Salah satu contohnya teknologi sistem infotaintment dan fitur berkendara terpadu. Layar head unit saat ini tak sekadar menjadi penampil audio visual. Mulai dari sistem GPS, komunikasi hingga kontrol fitur berkendara saat ini terintegrasi pada tampilan layar infotaintment.

Secara perlahan, keberadaan tombol fisik sebagai pengendali fitur berkendara mulai tergantikan. Pihak pabrikan beranggapan dengan absennya tombol fisik, biaya produksi dapat ditekan.

Mobil terbaru seperti lansiran Hyundai, Mercedes-Benz, Tesla, dan Volkswagen Group saat ini lebih mengutamakan sistem digital terpadu. Semua kendali fitur terpusat dan tersaji lengkap dalam tampilan touchscreen di tengah dashboard.

Pengemudi cukup menyentuh ikon menu pada touchscreen untuk mengaktifkan beragam fitur. Bahkan untuk hal yang sepele seperti pengaturan AC.

Sepintas, teknologi digital terpadu ini terkesan praktis. Namun nyatanya tidak demikian. Dengan semakin banyaknya fitur yang ditampilkan pada layar, pengemudi butuh waktu cukup lama hanya untuk mencari ikon fitur yang dibutuhkan dalam menu tampilan layar.

Dengan kendali seluruh fitur terpusat pada touchscreen, maka pandangan mata pengemudi pun akan terpusat pada layar di tengah dashboard. Pengemudi akan sibuk dan berkutat dengan tampilan menu pada touchscreen.

Konsentrasi dan pandangan mata saat berkendara pun akan teralihkan. Hal ini tentunya sangat berisiko menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Regulasi Baru Demi Keselamatan Berkendara

Fenomena trend sistem dan fitur berkendara terpadu yang terpusat pada touchscreen sudah dianggap makin ‘kebablasan’.

Oleh sebab itulah Euro NCAP mulai merumuskan regulasi baru perihal kontrol fitur berkendara. Ratifikasi regulasi tersebut rencananya akan diberlakukan mulai Januari 2026 mendatang. Dalam merumuskan regulasi tersebut, Euro NCAP bekerjasama dengan sejumlah kementerian dan lembaga terkait di Uni Eropa.

Untuk bisa memperoleh peringkat lima bintang, kendaraan harus dilengkapi tombol fisik untuk lampu hazard, klakson, indikator, wiper, dan panggilan darurat (SOS). Jika tidak, maka mobil yang diuji akan mendapat peringkat yang lebih rendah.

“Pemanfaatan touchscreen secara berlebihan pada mobil saat ini cepat atau lambat akan menimbulkan masalah,” papar Matthew Avery, direktur pengembangan strategis di Euro NCAP.

Langkah kebijakan yang dilakukan Euro NCAP patut diapresiasi. Jangan sampai kecanggihan teknologi digital pada mobil justru membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang saat berkendara. Bagaimana menurut Anda, pilih touchscreen atau mengembalikan keberadaan tombol fisik?

 

Keselamatan Berkendara Jadi Menu Utama Bagi ASEAN NCAP

Perkembangan teknologi kendaraan bermotor secara global telah berlangsung tanpa henti. Bisa dikatakan bahwa setiap hari ada saja teknologi baru untuk membuat kendaraan semakin aman dan nyaman saat dikendarai. Tentunya tidak hanya menghasilkan kedua aspek tersebut, namun produsen kendaraan harus menciptakan kendaraan yang juga dapat mendukung keselamatan berkendara.

New Car Assessment Program (NCAP) ialah badan yang memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan tingkat keamanan dan keselamatan berkendara dari sebuah kendaraan kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk menguji faktor keselamatan mobil baru dan untuk membantu produsen mobil meningkatkan teknologi keselamatan pada produk mereka.

Populasi sepeda motor Asia Tenggara cukup masif

Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, maka ada ASEAN NCAP. Badan ini memiliki misi untuk mempromosikan dan meningkatkan standar keselamatan kendaraan dan sistem penilaian di kawasan ASEAN. Faktor penilaian dari ASEAN NCAP meliputi perlindungan penumpang dewasa, perlindungan penumpang anak, dan bantuan keselamatan.

Uniknya, pada ASEAN NCAP ini juga menilai keselamatan pengendara sepeda motor. Sebab, populasi sepeda motor di kawasan Asia Tenggara memang cukup masif. Terkait dengan keselamatan berkendara yang juga melibatkan sepeda motor, maka secara langsung para pelaku industri otomotif juga menyesuaikan sistem dan teknologi yang diterapkan pada produk kendaraannya.

ADAS meningkatkan keselamatan mobil dan jalan raya

Sistem bantuan mengemudi canggih atau Advanced Driver Assistance System (ADAS) yang dipasang di dalam mobil memiliki peran penting dalam keselamatan berkendara dan kinerja sistem ini pun dinilai oleh ASEAN NCAP. Sistem ini juga membantu pengemudi dalam fungsi berkendara dan ketika parkir.

“ADAS meningkatkan keselamatan mobil dan jalan raya. Sebab ADAS terintegrasi dengan sensor dan kamera, untuk mendeteksi rintangan terdekat atau kesalahan pengemudi, dan meresponsnya dengan tepat,” kata En. Ts. Yahaya Ahmad, Technical Leader ASEAN NCAP, di sela acara Vehicle Safety Course 2023/006 yang diadakan di Politeknik APP Jagakarsa, Jakarta (16/03/2023).

Faktor manusia memegang peranan tinggi dalam terjadinya kecelakaan

ADAS dikembangkan untuk mengotomatisasi, mengadaptasi, dan meningkatkan teknologi kendaraan untuk keselamatan dan mengemudi yang lebih baik. ADAS terbukti mengurangi kejadian fatal di jalan dengan meminimalkan kesalahan manusia. Fitur keselamatan ini dirancang untuk menghindari kecelakaan dengan menawarkan teknologi yang memperingatkan pengemudi saat ada potensi risiko, menerapkan perlindungan, dan mengendalikan kendaraan jika diperlukan.

Dalam kesempatan yang sama, diungkapkan bahwa mayoritas terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor masih disebabkan oleh faktor manusia. “Faktor manusia memegang peranan tinggi, bahkan mencapai 60 persen. Sedangkan faktor kendaraan hanya ada di tingkat 5 persen, lingkungan 3 persen, dan sisanya ialah irisan dari ketiga faktor tadi,” papar Adrianto Sugiarto Wiyono, selaku ASEAN NCAP Technical Committee.

Vehicle Safety Course merupakan kegiatan yang digelar oleh Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) dan ASEAN NCAP. Dalam penyelenggaraan yang keenam ini bekerjasama dengan Politeknik APP Jakarta dan PT Karya Fajar Ultima (KyFU).

Kegiatan VSC selalu menyajikan paparan dari berbagai pihak yang peduli terhadap keselamatan, terutama dari para manufaktur kendaraan maupun pembuat peralatan keselamatan. Harapannya, para peserta VSC ini akan mendapatkan informasi yang akurat akan fitur keselamatan kendaraan.

Hyundai SmartSense, Optimalkan Kenyamanan Berkendara

Teknologi kendaraan terkini terasa makin canggih. Salah satunya yang sering kita dengar adalah teknologi Advanced Driver Assistance System atau yang dikenal dengan ADAS. Saat ini beberapa brand besar otomotif pun tengah mengandalkan fitur berkendara super aman ini ke setiap lini kendaraannya. Salah satunya adalah Hyundai. PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menghadirkan teknologi ADAS dengan nama Hyundai SmartSense.

Fitur ini memanfaatkan radar dan sensor yang tertanam di sekitar bodi kendaraan. Hyundai SmartSense diciptakan tidak hanya untuk memprioritaskan keselamatan pengemudi, namun juga keselamatan individu di sekitarnya.

Teknologi Hyundai SmartSense diciptakan sebagai sebuah sistem driver assistant yang siap membantu meningkatkan aspek keselamatan dalam berkendara serta menciptakan perilaku sadar berkendara yang aman. Di samping memberikan sinyal peringatan, fitur ini juga memberikan bantuan kepada pengemudi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Terdapat delapan fitur Hyundai SmartSense yang akan membantu pengemudi dalam berkendara secara aman dan nyaman, di antaranya:

Surround View Monitor (SVM) dan Blind-Spot View Monitor (BVM)

Kedua fitur ini membantu pengemudi melihat area sekeliling dengan menampilkan titik buta pengemudi melalui layar monitor dan panel cluster. SVM menggunakan kamera yang dipasang di seluruh sisi kendaraan untuk memberikan tampilan 360 derajat dari sekitar kendaraan pada layar monitor, untuk memudahkan pengemudi saat memarkir kendaraan atau mengemudi di ruang terbatas. Selanjutnya, BVM memanfaatkan kamera untuk memberikan tampilan pada bagian belakang dan samping kendaraan ketika hendak berpindah jalur.

Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA)

Parkir paralel menjadi tantangan tersendiri bagi pengemudi, terutama para pemula. Fitur BCA tentu memberikan rasa tenang kepada pengemudi saat hendak keluar dari parkir parallel. Selain memberikan pantauan titik buta, sistem juga akan memberikan peringatan saat terdeteksi adanya mobil lain yang melintas, serta melakukan pengereman secara otomatis jika diperlukan.

Forward-Collision-Avoidance Assist (FCA)

Fitur ini memiliki fungsi yang dapat membantu menghentikan kendaraan secara otomatis dalam situasi tertentu saat sistem mendeteksi risiko tabrakan dengan kendaraan yang ada di depan melalui kamera depan dan sensor radar.

Rear Cross-Traffic Collision-Avoidance Assist (RCCA)

Jika FCA berfokus pada sektor keselamatan yang datang dari depan, maka RCCA sebaliknya. Fitur ini diciptakan untuk mendeteksi ketika ada objek lain di belakang mobil. Biasanya RCCA diperlukan saat mobil dalam kondisi bergerak mundur, saat keluar parkir atau dari area yang tidak terlihat, sehingga tidak perlu khawatir akan menabrak sebuah objek.

Driver Attention Warning (DAW)

Berkendara dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan rasa lelah dan kantuk. Fitur ini memberikan peringatan ketika tanda-tanda kelalaian pengemudi terdeteksi dan menyarankan pengemudi untuk istirahat jika diperlukan.

Safe Exit Assist (SEA)

SEA berfungsi mendeteksi dan memberikan peringatan ketika ada objek yang melintas dari sisi belakang saat penumpang sedang membuka pintu. Fitur ini hadir untuk meminimalisir kecelakaan yang dapat terjadi akibat kecerobohan penumpang saat keluar dari mobil

Lane Keeping Assist (LKA) dan Lane Following Assist (LFA)

Kedua fitur ini diciptakan untuk membantu kendaraan agar tetap berada di jalurnya melalui informasi secara visual dan audio serta dukungan koreksi pada kemudi. Kedua fitur ini diharapkan dapat membantu mengurangi kecelakaan akibat pengemudi keluar jalur atau mengalami kelelahan saat berkendara jarak jauh.

Smart Cruise Control with Stop & Go Function (SCC w/ S&G)

Fitur ini memungkinkan mobil untuk mempertahankan jarak yang ditentukan dari kendaraan depan dan secara otomatis menyesuaikan kecepatan ke batas yang telah ditentukan. Fitur ini juga membantu mengurangi kelelahan pengemudi selama perjalanan jarak jauh dan dapat membantu mengurangi resiko kecelakaan, serta memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam berkendara di jalan tol atau jalan bebas hambatan.

Itulah delapan fitur penting yang siap digunakan untuk kenyamanana berkendara. Meski begitu, perlu diingat bahwa semua fitur yang disebutkan di atas pada dasarnya diciptakan untuk membantu berkendara dalam kondisi yang aman, bukan memungkinkan kendaraan untuk menjalankan fungsi self-driving.

Usahakan pula untuk mengatur kecepatan dalam berkendara. Berkendara dalam kecepatan yang tinggi meningkatkan risiko terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan lupa untuk selalu mengenakan sabuk pengaman dan jangan menggunakan ponsel saat berkendara. Selamat berkendara!