MPV ini bisa jadi pilihan menarik selain Toyota Alphard untuk mereka yang berjiwa muda.
Ini merupakan mobil yang cukup jarang di Indonesia. Namanya Toyota Previa. Atau dikenal juga dengan nama Toyota Estima di Jepang dan Tarago di Australia. Previa sendiri diposisikan di bawah Toyota Alphard sebagai mobil keluarga yang fungsional.
Sedikit sejarah, Toyota Previa/Estima lahir pertama Januari 1990. Bentuknya benar-benar MPV. Tidak ada lekukan yang tidak perlu. Lengkung atapnya seperti dibuat dalam satu kali tarikan pensil dari depan hingga belakang. Bentuknya aerodinamis, punya lebar 1.800 mm dan panjangnya 4.750 mm. Wheelbase 2.865 mm. Besar, kan? Pintunya sudah sliding door, tapi hanya sebelah. Di bagian kiri. Sesuai dengan jamannya.
Mesinnya ada tiga pilihan. Dua mesin bensin dengan kapasitas 2,4 liter. Salah satunya diimbuhi supercharger. Lalu satu mesin turbo diesel 2,2 liter. Ketiganya diposisikan di bawah kursi depan. Hampir jadi mesin tidur karena dimiringkan hingga 75 derajat supaya muat. Penggeraknya RWD atau AWD. Mobil ini terakhir diproduksi Desember 1999. Beberapa sempat dijual di Indonesia melalui importir umum.
Lalu generasi kedua (XR30) lahir Januari 2000. Ini yang banyak masuk ke Indonesia. Namanya masih sama, Previa untuk pasar luar Jepang, Estima di tanah kelahirannya dan Tarago di Australia.
Dimensinya membesar? Tidak juga. Panjang sama, lebar jadi 1.790 mm tinggi 1.745 mm. Tapi wheelbase-nya memanjang jadi 2.900 mm. Selain itu, Previa berubah jadi gerak roda depan, sembari tetap memberikan opsi AWD. Kenapa? Karena Toyota menggunakan sedan gerak roda depan Camry sebagai basisnya.
Mesin yang terpasang 2AZ 4-silinder berkapasitas 2,4 liter atau 1MZ berkonfigurasi V6. Keduanya bisa ditemukan juga di Toyota Camry. Dan Alphard seangkatannya yang juga menggunakan Camry sebagai platform. Di generasi ini pertama kalinya ada Previa Hybrid. XR30 tutup produksi akhir tahun 2005.
Lalu muncul generasi ketiga (XR50) seperti yang Anda lihat di sini. Toyota PRevia XR50 muncul pertama Januari 2006. Dibuat hingga akhir 2019 dan belum ada gantinya. Perubahannya cukup signifikan meski secara mendasar, bentuknya tetap mempertahankan garis desain ‘satu tarikan’ seperti sebelumnya. Panjang 4.795 mm, lebar 1.800 mm, tinggi 1.750 mm. Wheelbase makin panjang jadi 2.950 mm.
Platform-nya bernama New MC Platform. Serupa dengan Harrier, Alphard, Prius (gen. 3) dan sebagainya. Jadi, kalau Anda ingin punya mobil ini, mesin masih sama dengan Camry empat silinder (2AZ-FE) atau V6 dengan kode 2GR-FE berkapasitas 3,5 liter. Kaki-kakinya mirip dengan Toyota Alphard AH20, alias Alphard generasi kedua.
Toyota Previa di halaman ini mengusung mesin 2,4 liter empat silinder dengan transmisi otomatis 4-speed. Harus kami sebut karena mulai tahun 2010 akhir, transmisinya sudah CVT.
Sebagian Toyota Previa, masuk melalui jalur importir umum. Namun Toyota Astra Motor juga pernah memboyong secara resmi meski tidak lama. Sepertinya, Previa kalah pamor oleh Alphard yang sejak 2004 memantapkan status sebagai mobil ‘orang berhasil’.
Belakangan nama Previa mulai menanjak lagi. Terutama untuk mereka yang mencari mobil keluarga yang fungsional. Tapi melihat Alphard sebagai mobil yang terlalu besar. Atau mobil orang tua. Tidak salah, karena Previa memberikan semua yang ada di Alphard, dengan desain yang cocok untuk keluarga muda.
Kabin Toyota Previa
Yang Anda lihat di sini adalah Toyota Previa 2007. Punya pintu geser elektrik di kedua sisi. Panoramic roof di tengah serta sunroof di depan. Jok baris kedua bisa maju-mundur dengan leluasa tanpa mengorbankan ruang kaki deret ketiga. Ada foot rest pula. Dan sandaran tangan. Jok depan diatur secara elektrik.
Konsol tengah antara pengemudi dan penumpang depan bisa juga bisa maju dan mundur untuk menyesuaikan kebutuhan. Tidak lupa baris ketiga bisa menampung orang dewasa dengan semestinya.
Bagaimana dengan bagasi? Tegakkan semua baris, dan Anda masih diberikan ruang untuk tiga koper kecil plus barang lainnya. Praktis. Yang kurang oke adalah cara pelipatan kursi paling belakang yang agak rumit. Banyak tuas yang harus ditarik.
Ruang penyimpanan ada banyak. Benar-benar banyak. Di dashboard ada tiga laci. Termasuk satu di depan pengemudi. Konsol tengah tadi masih tersedia laci di bawahnya. Cup holder di bawah head unit untuk dua gelas, asbak. Di pintu depan belakang ada ruang penyimpanan plus bottle holder. Juga di baris ketiga. Tapi belum ada power outlet selain di dashboard depan.
Pengendaraan
Di balik kemudi, Anda akan merasa familiar. Secara mengejutkan, mobil ini terasa berbeda dengan mobil Toyota modern lain. Genggaman kemudi terasa kecil, perputarannya tidak terlalu ringan. Sehingga tidak terasa kosong.
Kaki-kaki senyap adalah wajib untuk sebuah MPV premium. Dan itu bisa disuguhkan dengan baik. Namun usia memang tidak bisa berbohong. Pintu geser mengeluarkan sedikit bunyi saat melewati jalanan tidak rata.
Kestabilannya juga cukup baik, mengingat ini mobil tinggi. Namun platform monokok dan kaki-kaki yang sehat membuatnya meyakinkan untuk bermanuver.
Posisi mesin yang jauh di depan dan firewall tebal, membuat teriakan mesin teredam dengan baik. Akselerasinya juga bisa dibilang mumpuni untuk sebuah mobil MPV. Kami menguji mobil ini dengan mengangkut tujuh orang menuju dari Jakarta ke Bandung pulang pergi. TIdak ada yang mengeluh.
Konsumsi BBM yang kurang oke. Antara karena ini mobil dengan kapasitas mesin besar, kaki kami yang kurang lihai, muatan penuh atau memang boros. Tercatat 11,2 km/liter untuk rute pulang pergi tadi.
Fitur
Fitur kenyamanan didukung oleh CD player double DIN di depan. Ada juga monitor plafon yang bisa terlipat saat tidak dipakai. Untuk pengemudi, tersedia cruise control tapi jangan berharap ada kemampuan adaptive. Itu tersedia di Previa generasi tiga tahun muda (2013 keatas).
Lampu depannya sudah dibekali HID dengan proyektor. Yang unik, ada fitur pengaturan sorot secara otomatis. Anda belok kiri, lampu akan menyesuaikan, demikian juga ke arah sebaliknya. Untuk memastikan kualitas sorotan, ada wiper lampu.
Menarik Untuk Dibeli?
Tentu. Punya budget kurang dari Rp 200 jutaan untuk mobil bekas? Ini bisa jadi pertimbangan. Apalagi kalau bosan lihat Alphard. Pengaturan kursi kurang lebih serupa dengan MPV bongsor itu. Bagasi dan kabinnya luas.
Mesin memang serupa dengan Toyota Camry yang seangkatan (XV40) tapi kakinya lebih mirip dengan Alphard. Dan itulah yang bisa jadi ganjalan. Suku cadangnya lebih mahal dari Toyota kebanyakan.
Secara keseluruhan, mobil ini sangat layak dipinang. Apalagi kalau Anda penyuka mobil impor langsung dari Jepang. Praktis, mesin oke, daya angkut dan kenyamanan patut diacungi jempol. Dengan catatan, Anda mendapatkan mobil Previa bekas yang sehat. Hati-hati dalam membeli mobil bekas.