Toyota Motor Corp

Toyota Revisi Target Produksi Global, Imbas Skandal Sertifikasi

Skandal sertifikasi pengujian yang melanda Toyota Group mulai melebar efeknya. Toyota Motor Corporation Jepang dikabarkan merevisi target produksi kendaraan mereka secara global.

Awalnya, raksasa otomotif Jepang ini memiliki target membuat 10,3 juta unit kendaraan untuk pasar dunia. Namun kemarin, dikabarkan situs pemberitaan Kyodo News, targetnya turun menjadi 9,8 juta unit untuk tahun ini.

Revisi tersebut dipicu dengan dihentikannya produksi Yaris Cross (versi JDM), Toyota Corolla Fielder dan Corolla Axio sejak kabar skandal sertifikasi tersebut mencuat bulan Juni lalu. Produksinya baru akan dimulai lagi pada bulan September 2024 mendatang.

Yaris Cross GR Sport

Selain tiga model tersebut, dikabarkan juga Toyota Noah/Voxy ikut dihentikan setelah terindikasi mengalami ketidaksesuaian sertifikasi pengujian pada Juli kemarin. Otomatis, MPV ini juga berhenti diproduksi untuk sementara, sampai otoritas Jepang menyatakan semuanya ‘clear’.

Hal lainnya yang juga memberatkan adalah, terhambatnya produksi Toyota Prius karena masalah recall yang sempat melanda.

Di luar produk, soal kompetisi dan gempuran merek Cina juga jadi masalah. Toyota kesulitan mengimbangi persaingan harga serta gencarnya konsumen yang ‘hijrah’ menggunakan mobil listrik berbasis baterai.

Jumlah Produksi 

Fasilitas produksi Toyota

Menurut data bulan Juni 2024 yang dirilis Toyota Motor Corporation, sejak Januari hingga Juni tahun ini jumlah kendaraan yang keluar dari pabriknya di seluruh dunia, mencapai 4.648.863 unit. Sebagai perbandingan, pada rentang masa yang sama di tahun 2023, mereka mampu membuat 4.894.844 kendaraan. 

Lalu, produksi mobil yang dilakukan di Jepang mulai Januari-Juni tahun ini mencapai 1.508.416 unit. Turun sekitar 8,2 persen dibanding periode serupa tahun 2023 lalu, yang menyentuh 1.644.013 unit.

Sementara itu di Indonesia sendiri, sejak Januari hingga Juni 2024 lalu, Toyota telah memproduksi sebanyak 121.769 unit mobil melalui fasilitas produksinya di Karawang, Jawa Barat. Bandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 lalu, yang mencatatkan 124.971. Turun sekitar 2,5 persen.

Penjualan Toyota meningkat

Penjualan Toyota 2023 Dan Misteri Mobil Hybrid Baru Tahun Ini

Di luar kabar miring soal ketidak sesuaian spesifikasi Toyota Global, Toyota Astra Motor (TAM) mengumumkan pencapaian yang cukup cerah di pasar Indonesia. Penjualan mereka secara wholesales (dari produsen ke dealer) dikatakan meningkat di tahun 2023 lalu.

Penjualan Toyota dan Lexus meningkat dari 332.443 unit di tahun 2022 menjadi 339.292 mobil di tahun 2023. Artinya, pabrikan Jepang ini memiliki market share yang meningkat dari 31,7 persen menjadi 33,7 persen. Yang menarik, peningkatan tersebut salah satunya dipicu oleh mobil dengan imbuhan elektrifikasi (xEV).

Kijang Innova Zenix Hybrid (HEV) berhasil menjadi yang terdepan dalam penjualan xEV Toyota di 2023. Mencetak total whole sales 27.705 unit sepanjang 2023. Di belakangnya mengekor Yaris Cross HEV sebanyak 5.476 unit. Posisi ketiga ada Corolla Cross HEV 1.217 unit, yang saat ini statusnya masih impor utuh.

“PT Toyota-Astra Motor (TAM) mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pelanggan kepada mobility solution Toyota sehingga whole sales 2023 dapat meningkat,” kata Vice President Director PT. Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto.

“Launching All New Kijang Innova Zenix serta Yaris Cross mendapatkan animo positif masyarakat, khususnya model HEV yang langsung memimpin penjualan kendaraan elektrifikasi kami,” tambahnya.

Selain Hybrid, Toyota bZ4X yang merupakan mobil listrik murni berbasis baterai, penjualannya telah mencapai 479 unit di tahun 2023. Mobil seharga Rp 1.190.000.000 ini menggunakan all new platform e-TNGA khusus BEV. BEV ini juga dipercaya oleh pemerintah Indonesia dalam berbagai event bertaraf internasional seperti Konferensi G20, ASEAN Summit, dan AIS Summit.

Mobil HEV Baru

Tidak kalah menarik adalah, pernyataan Henry Tanoto soal rencana mereka menghadirkan mobil hybrid lagi tahun ini.

Ia hanya mengatakan,” Ditunggu saja,” saat didesak mobil yang mana. Namun melihat peta persaingan sekarang, segmen low MPV perlu penyegaran. Mitsubishi telah memperkenalkan keluarga Xpander HEV di Thailand. Mobil ini juga telah menjalani sesi uji coba di wilayah Jawa Barat. Tentu, Toyota perlu menyiapkan pesaingnya.

Bukan hal sulit bagi Toyota, yang pelopor mobil hybrid dunia, memasangkan teknologi ini di Avanza atau Veloz. Lebih spesifik, Veloz yang dirakit oleh Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). TMMIN sudah mampu merakit komponen mobil hybrid di fasilitas mereka di Karawang, Jawa Barat. Masuk akal, kan? Tapi itu baru spekulasi. Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Pertamina dan Toyota Buat Ekosistem Hidrogen Bagi Transportasi

Untuk mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen di Indonesia. Peresmian fasilitas hydrogen refueling station (HRS) ini dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2024, di SPBU Daan Mogot, Jakarta.

Keduanya sepakat bahwa dalam membangun ekosistem tersebut tidak hanya penting menyiapkan infrastrukturnya, melainkan juga kolaborasi dengan konsumen untuk memastikan tingkat permintaan.

Kolaborasi kedua entitas tersebut tertuang dalam Joint Development Agreement, yang dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto.

Diharapkan agar ekosistem ini terus berkembang

Peresmian ini juga disaksikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati. “Saya harap kerjasama ini terus berlanjut, agar ekosistem ini terus berkembang,” ujar Basuki Thahaja Purnama dalam sambutannya.

“Dengan infrastruktur dari hulu ke hilir yang kami miliki, Pertamina siap untuk mengembangkan ekosistem hidrogen untuk transportasi. Di tambah lagi, kolaborasi dengan Toyota ini menjadi langkah yang sangat tepat untuk mempercepat terciptanya ekosistem ini,” tambah Nicke Widyawati.

Perkuat ketahanan energi

“Groundbreaking hydrogen refueling station ini menjadi salah satu milestone dalam membangun ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Dalam menciptakan ekosistem adalah berkolaborasi tidak saja di sisi hulu tapi di sisi hilir. Kami sangat menyambut baik kolaborasi strategis bersama Toyota,” imbuh Dannif Danusaputro.

Hidrogen sebagai bahan bakar transportasi akan memperkuat ketahanan energi, pengendara kendaraan bermotor nantinya punya hidrogen sebagai alternatif bahan bakar.

“Kami sangat bangga menjadi bagian dari proyek ini dan bersama-sama memastikan mekanisme pengisian hidrogen yang cepat, efisien, serta aman,” kata Nandi Julyanto.

SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia. Dengan menyediakan tiga jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian. Mulai dari BBM, gas, serta hidrogen. 

Gaikindo International Automotive Conference Angkat Tema Net Zero Emission

Bertepatan dengan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Seminar berskala internasional Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) ke-17 kembali digelar pada hari Selasa (15/8). Mengusung tema Towards Net Zero Emission Now, berbagai solusi didiskusikan dengan pemanfaatan energi baru menjadi sorotan. 

”Sejalan dengan tema GIIAS, Towards Net Zero Emission Now dipilih sebagai tema pada penyelenggaraan konferensi kali ini, dengan menghadirkan pembicara internasional ternama dari industri otomotif,” ujar Rizwan Alamsjah, Ketua III sekaligus Ketua Penyelenggara Pameran Gaikindo.

Ahok Puji Industri Otomotif Indonesia

Seminar GIAC ini turut dihadiri oleh Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, sebagai keynote speaker. Dalam sambutannya Ahok memuji industri otomotif terutama pada pencapaian ekspornya selama tahun 2022. Tercatat Indonesia mengekspor 500 ribu unit kendaraan dari total 1,2 juta yang terjual di tahun itu. 

Impor mobil Indonesia juga tidak banyak, hanya sekitar 80 ribu unit. Terakhir Ahok mengajak para pelaku industri otomotif untuk berkontribusi pada pembangunan negara. ”Pada kesempatan hari ini, mari kita bersama-sama industri otomotif melakukan pekerjaan kita untuk dapat membuat negara ini menjadi lebih besar,” serunya. 

Akankah Energi Baru Jadi Solusi Menuju Net Zero Emission?

Sesuai dengan tema tahun ini, salah satu solusi untuk mengejar net zero emission adalah penggunaan energi terbaru. Salah satu energi tersebut adalah Bioetanol yang cukup sukses diaplikasikan di Brazil. Informasi ini dipaparkan langsung oleh Bruno Breitenbach, Agricultural Attache Embassy of Brazil. Namun teknologi diakui menghadapi tantangan besar di Indonesia. 

Kemudian dari sisi industri pun ikut menyuarakan opininya. Direktur Production Logistic Control & Technical Directorate, Government Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Widjanarko menyebut bahwa Toyota sudah menyiapkan berbagai solusi mengenai program emisi rendah. 

”Bukan hanya produksi ragam kendaraan dengan berbagai platform, namun juga pemanfaatan energi yang minim menggunakan energi dari pembangkit. Melainkan penggunaan pola aliran yang natural seperti gaya gravitasi, sehingga bisa menghemat penggunaan energi yang besar di pabrik kami,” ujarnya.

GIIAS 2023 Dipenuhi Mobil Listrik 

Pemerintah Indonesia sudah berkomitmen mengurangi emisi karbon. Namun Rizwan mengakui bahwa perlu kerjasama konkrit antara pemangku kepentingan, kebijakan pemerintah, dukungan prinsipal, ketersediaan infrastruktur dan energi. Salah satu hal yang menarik di pameran otomotif GIIAS 2023 adalah kendaraan ramah lingkungan yang didominasi kendaraan listrik, pilihannya lebih banyak. Sehingga pengunjung diharapkan tidak ketinggalan keseruan produk terbaru mobil-mobil ramah lingkungan dan teknologinya di GIIAS 2023.

Ifan Ramadhana

Toyota Yaris Cross hybrid putih.

TMMIN Tunjukkan Peningkatan Kapabilitas Industri Otomotif Nasional

Kehadiran Yaris Cross merupakan bagian dari komitmen PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai salah satu pelaku industri otomotif naisonal untuk mendukung program pemerintah dalam upaya dekarbonisasi menuju Net Zero Emission (NZE) dengan memberikan lebih banyak pilihan model electricfied vehicle (xEV) dan kendaraan rendah emisi lainnya. Toyota Yaris Cross tipe bensin maupun tipe Hybrid Electric Vehicle (HEV) hadir sebagai mobil dengan tingkat emisi karbon (CO2) yang rendah serta memiliki efisiensi bahan bakar tinggi.

Produksi Toyota Yaris Cross HEV di pabrik TMMIN Karawang, Jawa Barat, semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor mobil Toyota di Asia Pasifik. Hal tersebut terwujud karena Indonesia merupakan negara pertama yang dipercaya melakukan produksi lokal xEV untuk model global Toyota, yakni Toyota Kijang Innova Zenix HEV sejak tahun 2022 silam.

Peningkatan level kapabilitas manufaktur

Keberadaan Yaris Cross HEV bersama Kijang Innova Zenix HEV Toyota Indonesia tentu mendukung semangat dekarbonisasi global. Melalui strategi multipathway, Toyota menegaskan komitmennya untuk upaya netralitas karbon menuju NZE global di 2060 dengan memperkenalkan dan menghadirkan beragam model kendaraan.

Mulai dari kendaraan konvensional hemat bahan-bakar, kendaraan dengan bahan bakar bio (bio-fuel), serta kendaraan berteknologi elektrifikasi, yaitu HEV, Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), serta Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).

Produksi Yaris Cross oleh TMMIN makin menunjukkan peningkatan level kapabilitas dan keunggulan industri manufaktur otomotif nasional. Tak hanya mesin hybrid 4 silinder 2NR-VEX 1.5 liter 4 silinder dan mesin bensin 4 silinder 2NR-VE 1.5 liter Dual VVT-I saja yang diproduksi di pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang 3, namun baterai listrik Lithium-Ion untuk Yaris Cross HEV juga telah dirakit secara lokal di fasilitas manufaktur TMMIN Karawang 2.

Melibatkan total 116 supplier

Keberhasilan TMMIN memproduksi secara lokal Yaris Cross juga melibatkan perusahaan rantai pasok lokal yang jumlahnya makin bertambah. Dalam pengembangan Yaris Cross HEV, Toyota Indonesia telah melibatkan hingga 12 supplier baru, sehingga total terdapat 116 supplier yang turut menyumbangkan nilai kandungan lokal Yaris Cross hingga 80 persen

Oleh karenanya, mobil dengan platform DNGA-B ini mampu diproduksi sebanyak 500 unit per hari atau 250 mobil per shift kerja. Sebagai basis ekspor, Toyota Indonesia menargetkan ekspor Yaris Cross versi bensin dan HEV sebanyak lebih dari 22 ribu unit ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia selama 2023. 

Jumlah ekspor Yaris Cross diharapkan akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan target sekitar 40 ribu unit di 2025. Kehadiran Yaris Cross di pasar domestik dan global memberikan kontribusi bagi pemerintah untuk meningkatkan nilai neraca dagang nasional. Produksi dan ekspor Yaris Cross juga merupakan pembuktian bahwa sumber daya manusia (SDM) Indonesia memiliki kemampuan menghasilkan produk otomotif berteknologi tinggi serta berdaya saing global. 

TKDN Toyota Yaris Cross HEV Mencapai 80 Persen!

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menggelar peresmian ‘Produksi dan Ekspor Perdana’ Toyota Yaris Cross di Pabrik TMMIN Karawang 1 dan 2, Karawang Barat – Jawa Barat, hari ini (Selasa, 13 Juni 2023). Pengiriman pertama ini berlaku untuk seluruh model, yakni Toyota Yaris Cross tipe Bensin dan Hybrid Electric Vehicle (HEV).

Gelontorkan dana investasi Rp 2,5 trilyun

Dengan investasi mencapai Rp 2,5 trilyun, Toyota Yaris Cross merupakan model elektrifikasi produksi lokal kedua, setelah Toyota Kijang Innova Zenix. Produksi ini merupakan bagian dari komitmen Toyota Indonesia untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi dengan memberikan lebih banyak pilihan model elektrifikasi bagi konsumen Tanah Air.

“Toyota Yaris Cross buatan Indonesia dengan kandungan lokal 80 persen baik versi bensin maupun HEV juga ditujukan untuk pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia, sehingga kami berharap dapat juga memberikan kontribusi ekonomi bagi bangsa Indonesia,” jelas Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur TMMIN.

Produksi Toyota Yaris Cross memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor kendaraan Toyota di Asia Pasifik bahkan di era elektrifikasi, terutama karena Indonesia dipercaya sebagai negara pertama yang melakukan produksi lokal model ini setelah Toyota Kijang Innova Zenix.

Melibatkan 116 supplier

Baterai listriknya juga dirakit lokal oleh Toyota Indonesia di pabrik Karawang 2, sedangkan mesin diproduksi di pabrik Karawang 3. Dengan memproduksi Yaris Cross, Toyota Indonesia menambah hingga 12 supplier baru sehingga total 116 supplier turut menyumbangkan nilai kandungan lokal hingga 80 persen.

“Produksi lokal Yaris Cross, termasuk baterai dan mesin, menjadi bentuk kontribusi kami untuk terus meningkatkan kedalaman industri dalam negeri. Kami yakin bahwa pengembangan dan penguatan industri otomotif nasional lah yang dapat menjawab berbagai tantangan serta menajamkan posisi dan potensi Indonesia dalam persaingan kendaraan elektrifikasi global,” tambah Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN.

Sebagai basis ekspor, Toyota Indonesia menargetkan ekspor Toyota Yaris Cross versi bensin dan HEV sebanyak lebih dari 22 ribu unit ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia di tahun 2023 ini. Diharapkan, ekspor Toyota Yaris Cross akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan target sekitar 40 ribu unit di 2025 nanti.

Kijang Innova Zenix Hybrid Ekpor_1

Kijang Innova Zenix Hybrid Melesat ke Pasar Global

Toyota Indonesia melakukan ekspor perdana kendaraan elektrifikasi Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid, sekaligus menandai peningkatan level kapabilitas dan keunggulan industri manufaktur otomotif nasional. Langkah tersebut juga terkait dengan aktivitas ekspor produk berteknologi tinggi ke level berikutnya.

Toyota Indonesia berupaya untuk terus memberikan kontribusi pada pengembangan industri otomotif nasional yang telah memasuki era elektrifikasi, dan menyumbang pada neraca dagang yang positif. Ekspor perdana Kijang Innova Zenix ini tidak mungkin tercapai tanpa dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia, kemitraan yang kuat dari seluruh rantai pasok kami termasuk industri kecil dan menengah (IKM), dan dukungan masyarakat.

Target ekspor lebih dari 8.000 unit

“Semoga kami dapat berkontribusi lebih besar lagi agar dapat bersama-sama tumbuh dan meningkatkan daya saing global untuk memenuhi perkembangan industri otomotif Indonesia dan global,” kata Warih Andang Tjahjono, selaku Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), hari ini (21/02).

Pada tahun 2023, TMMIN menargetkan ekspor Kijang Innova Zenix sebanyak lebih dari 8.000 unit dengan komposisi 30 persen tipe HEV dan 70 persen tipe internal combustion engine (ICE) ke negara-negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Diharapkan, ekspor Innova Zenix ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan target 17,000 unit di 2025 untuk tipe hybrid dan konvensional.

Basis produksi dan ekspor kendaraan elektrifikasi

Ekspor mobil utuh ini juga tentunya termasuk baterai elektrifikasi yang dirakit lokal di pabrik TMMIN di Karawang. Toyota Indonesia telah memperkenalkan beragam model kendaraan yang dapat mengurangi emisi karbon melalui strategi multipathway, baik kendaraan konvensional hemat bahan-bakar, kendaraan dengan bahan bakar bio (bio-fuel), serta kendaraan berteknologi elektrifikasi, yaitu HEV, PHEV, dan BEV, selain memproduksi lokal Kijang Innova Zenix Hybrid.

“Kami akan terus mempertahankan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor kendaraan elektrifikasi buatan dalam negeri, khususnya hybrid,” tambah Warih.

Ekspor perdana Kijang Innova Zenix disaksikan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, dan CEO of Asia Region and President of Toyota Motor Asia Pacific Hao Quoc Tien, serta jajaran manajemen Toyota Indonesia dan perwakilan perusahaan pemasok Toyota Indonesia yang termasuk di dalamnya Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Toyota Revitalisasi Kurikulum_1

Toyota Dukung Revitalisasi Kurikulum Untuk Hadapi Elektrifikasi

Hari ini (31/1/2023), Toyota Indonesia meluncurkan program pengembangan 10 SMK percontohan sebagai pusat vokasi edukasi elektrifikasi industri otomotif. Program tersebut bertujuan meningkatkan kompetensi lulusan SMK dengan menerapkan pola link and match antara kebutuhan industri dengan dunia pendidikan.

Toyota Indonesia tak hanya mendonasikan alat praktik berteknologi Augmented Reality yang berisi informasi mengenai elektrifikasi, namun juga membantu para guru SMK merancang kurikulum praktik guna melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) otomotif di era elektrifikasi dan netralitas karbon dengan kompetesi siap pakai.

Dalam upaya pengembangan kualitas SDM harus dilakukan secara terus menerus, agar peningkatan dan proses transfer teknologi bisa berjalan. Sehingga Indonesia memiliki generasi muda yang ahli dan terampil dalam menghadapi tantangan era elektrifikasi. SDM kompeten dan bersertifikat, khususnya yang memiliki kemahiran spesifik di bidang teknologi elektrifikasi, diharapkan lebih siap menjawab tantangan berbagai sektor industri, termasuk di industri otomotif nasional.

Usai menyelenggarakan serangkaian seminar nasional bertemakan teknologi elektrifikasi lengkap untuk civitas akademia di sejumlah Perguruan Tinggi di wilayah Indonesia, kali ini Toyota Indonesia terus memberikan dukungan nyata kepada Pemerintah, dengan memperkuat kompetensi SDM Vokasi sebagai ‘Center of Excellence’ yang menjadi elemen penting menjawab tantangan ekonomi dan industri, khususnya ketika memasuki era elektrifikasi.

Pendidikan jadi salah satu pilar program Toyota Berbagi

“Kami terus berupaya berkontribusi pada peningkatan kemampuan SDM nasional melalui kontribusi sosial, serta berbagai inisiatif dalam program Toyota Berbagi yang salah satunya berfokus pada pilar pendidikan. Harapannya, melalui publik advokasi teknologi elektrifikasi di bangku sekolah menengah, dapat menjawab kebutuhan SDM unggulan berkompetensi spesifik, serta bersertifikasi yang siap berkarya hingga bersaing di kompetisi industri domestik maupun global,” kata Bob Azam, selaku Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia.

Toyota Indonesia meyakini bahwa transformasi industri otomotif tetap dapat mengoptimalkan kapabilitas lokal dengan meningkatkan kemampuan SDM serta mengimplementasikan kemajuan teknologi sesuai tantangan era elektrifikasi dalam proses produksinya. Toyota Indonesia juga menggandeng dunia pendidikan untuk bersama-sama menyebarluaskan pengetahuan mengenai elektrifikasi kepada masyarakat luas. 

Kolaborasi Toyota dengan pemerintah untuk pendidikan vokasi elektrifikasi

Toyota Indonesia bekerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah, serta pihak terkait lainnya akan mengembangkan program CSR pendidikan vokasi elektrifikasi di bidang otomotif melalui kehadiran beberapa SMK unggulan yang diharapkan akan menjadi percontohan bagi pengembangan pendidikan dan pembelajaran di industri otomotif pada era elektrifikasi dan netralitas karbon.

Lebih lanjut, Toyota Indonesia melaksanakan serangkaian aktivitas publik advokasi teknologi elektrifikasi kepada 10 sekolah vokasi terpilih yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di Karawang, ke dalam tiga tahapan pembelajaran. Tahap pertama yaitu Training Development, terdiri dari aktivitas pelatihan dan sertifikasi kepada para pengajar SMK perwakilan dari 10 sekolah.

Nantinya, para pengajar ini akan memperolah sertifikasi resmi di bidang elektrifikasi. Pada tahap ini, program CSR Toyota Indonesia akan fokus pada pengembangan edukasi elektrifikasi untuk 10 SMK di Pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Instimewa Yogyakarta, & Jawa Timur) dan edukasi mengenai logistik pada beberapa SMK di sekitar Patimban, Subang, Jawa Barat.

Tahap kedua, berupa Public Lecture yang ditujukan kepada seluruh pengajar dan siswa di 10 SMK. Sedangkan pada tahapan terakhir yaitu Curriculum Development, Toyota Indonesia bekerjasama dengan Labtech dan UPI sebagai konsultan ahli di bidang kurikulum pendidikan, untuk dapat mengimplementasikan kurikulum teknologi elektrifikasi kepada 10 SMK tersebut.

Dibutuhkan banyak SDM terampil di masa depan

Para lulusan siswa SMK yang memiliki kesiapan keterampilan di bidang otomotif ini, diharapkan dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan SDM terampil untuk kemajuan industri otomotif nasional masa depan. Upaya ini merupakan wujud komitmen Toyota Indonesia untuk mendukung pembangunan ekonomi dan industri nasional dengan berkontribusi menciptakan lulusan vokasi yang berkualitas tinggi.

“Kali ini kami membuat inovasi sistem pembelajaran mengenai teknologi elektrifikasi secara detail, melalui platform Augmented Reality yang kami berikan materinya dalam bentuk komputer tablet sebanyak 100 unit kepada 10 SMK terpilih, sebagai media pembelajaran,” imbuh Bob Azam.

Materi teknologi eletrifikasi yang diakses pada media pembelajaran ini, juga dibuat lebih atraktif dalam bentuk animasi teknologi kendaraan elektrifikasi lengkap. Sehingga seluruh materi pembelajaran teknologi elektrifikasi ini dapat menambah semangat edukasi bagi para guru serta memudahkan pemahaman kepada seluruh siswa vokasi sebagai SDM unggulan.

Toyota Indonesia Tetap Berprestasi di Kondisi Global Yang Menantang

Mengawali tahun 2023, Toyota Indonesia berhasil mencatatkan rekor pertumbuhan baru hasil ekspor kendaraan Toyota sebanyak 297 ribu unit, di sepanjang Januari hingga Desember 2022. Pencapaian tersebut meningkat 58 persen dibandingkan dengan kinerja ekspor di tahun 2021 silam. Performa ekspor Toyota Indonesia telah memberikan kontribusi sebesar 63 persen terhadap total unik ekspor nasional sejumlah 473.602 kendaraan.

Sebanyak 297 ribu unit kendaraan Toyota rakitan Indonesia, diterima dengan baik oleh konsumen luar negeri ke lebih dari 80 negara. Pencapaian ini merupakan rekor tertinggi aktivitas pengiriman kendaraan Toyota ke pasar internasional, sejak tahun 1987 hingga tahun 2022.

Selama lebih dari 3 dasawarsa, Toyota Indonesia telah mengirimkan 2,3 juta unit kendaraan Toyota ke berbagai negara tujuan ekspor. Bahkan Toyota Fortuner menempati posisi sebagai kontributor ekspor terbesar hingga 578 ribu unit sejak pengiriman perdananya.

“Perjalanan pertumbuhan dan pencapaian ekspor industri otomotif nasional, bukan suatu proses yang kami raih secara singkat ataupun instan, namun membutuhkan kerja keras juga proses yang cukup panjang. Sejak tahun 1987, kami menginisiasi ekspor perdana kendaraan Toyota buatan anak bangsa, dengan mengirimkan Kijang, hingga akhirnya berhasil mengirimkan 297 ribu unit kendaraan Toyota brand di sepanjang tahun 2022,” kata Bob Azam Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Tambah negara tujuan ekspor

“Toyota Veloz yang baru kami ekspor di tahun lalu, menjadi kontributor terbesar di angka 70 ribu unit. Tahun ini, kami juga akan melakukan ekspansi negara tujuan ekspor ke kawasan Afrika, sebagai salah satu strategi untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di tengah ancaman perlambatan ekonomi global pun, Toyota Indonesia tetap menargetkan pertumbuhan kinerja ekspor tahun 2023 akan naik sebesar 5 persen,” imbuhnya.

Situasi perekonomian global di tahun 2023 yang menantang, mendorong pemerintah terus menggencarkan strategi diversifikasi negara tujuan ekspor untuk tetap mempertahankan kontribusi ekspor nasional yang selama ini berperan dalam pemulihan ekonomi Indonesia.

Tetap mendukung elektrifikasi

Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh TMMIN di tahun lalu, yang berhasil membuka pasar ekspor kendaraan Toyota Indonesia ke Australia dan tahun ini akan menambah negara tujuan ekspor di kawasan Afrika. Selain harus mempertahankan tren pertumbuhan ekspor yang positif, industri otomotif nasional juga memasuki transformasi kendaraan dengan teknologi elektrifikasi.

“Pengembangan kendaraan elektrifikasi Toyota di Indonesia memiliki tujuan mengurangi karbon untuk masa depan yang lebih hijau. Partisipasi aktif kami dalam mendukung target pemerintah, kami wujudkan melalui realisasi dan komitmen dengan membangun ekosistem elektrifikasi. Meliputi peningkatan kemampuan SDM dalam negeri, investasi pengembangan manufaktur otomotif, hingga menyediakan ragam teknologi elektrifikasi yang lengkap,” pungkas Bob Azam.

Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Elektrifikasi Kembali Digelar

Rangkaian seminar nasional tahap ke empat kembali diadakan di Universitas ITB dengan mengusung tema “Strategi Transisi Pengembangan xEV Menuju NZE dan Manajemen Unit in Operation (UIO) di Indonesia”, pada 1 Desember 2022. Seminar series ke-4 ini memberikan pemahaman dan peningkatan pengetahuan civitas akademia, mahasiswa generasi muda, serta masyarakat bahwa kontribusi teknologi elektrifikasi dengan pendekatan multi-pathway sesuai kebutuhan konsumen yang beragam dan strategi manajemen UIO yang ada, sangat berperan penting dalam mereduksi emisi untuk mencapai NZE.

Dalam seminar nasional ini, hadir Staf Khusus MenKo Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan Ir. I Gusti Putu Surya Wirawan, Rektor ITB Prof. Ir. Reini Wirahadikusumah, M.SCE., Ph. D., Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Ir. Warih Andang Tjahjono M.T., Civitas Akademika Para Pengajar ITB Prof. Dr. Ir. Drajad Irianto, M.Eng. dan Dr. Ir. Agus Purwadi, M.T., serta Dr. Indra Chandra Setiawan S.T. M.T. dari Toyota Daihatsu Engineering Manufacturing Co. Ltd., (TDEM).

Pemerintah Indonesia sendiri juga telah memperkuat kembali komitmennya dengan meningkatkan target penurunan emisi karbon hingga 31,89 persen dengan upaya sendiri (unconditional), dan sebesar 43,20 persen melalui dukungan dari internasional (conditional) untuk mencapai Net-Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang tertulis pada Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR 2050).

Pada sektor otomotif, berbagai kebijakan terkini terkait elektrifikasi kendaraan tengah digalakkan, baik dengan adanya dukungan dari sisi fiskal maupun non fiskal guna memperbesar populasi beragam kendaraan elektrifikasi. Transisi industri otomotif, termasuk rantai pasoknya merupakan strategi yang harus diimplementasikan untuk menjaga posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor otomotif, selain soal bagaimana mengelola kendaraan atau unit kendaraan yang sudah ada selama ini (managing unit in operation/UIO).

Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengkombinasikan seluruh sarana transportasi yang ada, baik transportasi massal maupun pribadi, untuk bersinergi melalui penggunaan teknologi yang mengkonsumsi bahan bakar secara lebih efisien, maupun beralih ke teknologi-teknologi elektrifikasi seperti Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) hingga hidrogen baik melalui produksi baru maupun melalui aktivitas konversi.

Toyota Indonesia sebelumnya telah mendukung penyelenggaraan rangkaian aktivitas 3 Seminar Nasional di berbagai Perguruan Tinggi Indonesia. Pada tahap pertama, seminar nasional diselenggarakan di Universitas Diponegoro (UNDIP) di Semarang (25 Mei 2022) bertemakan “Komitmen Indonesia terhadap Net Zero Emission, Kontribusi Masing-Masing Sektor dan Tantangannya,” pada tahap kedua berkolaborasi bersama civitas akademia Universitas Udayana (UNUD) di Bali (27 Juli 2022) mengangkat tema “Bali untuk Pariwisata Hijau & Berkelanjutan Menuju Net Zero Emission di Indonesia”.

Kemudian pada tahap ketiga Bersama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya (11 Oktober 2022) mengangkat tema “Transisi Energi Baru Terbarukan Menuju Net Zero Emission (NZE) dan Tantangannya.” Untuk tahapan selanjutnya akan menyambangi Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Indonesia (UI).

“Kehadiran rangkaian seminar nasional ini diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan era elektrifikasi dan mendorong terciptanya strategi yang komperhensif guna mengakomodir beragamnya kebutuhan kendaraan elektrifikasi yang lengkap dan ramah lingkungan dengan tetap memperhatikan tujuan menurunkan emisi karbon dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Bob Azam, selaku Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN.

Toyota Indonesia juga meyakini bawa era elektrifikasi tidak boleh meninggalkan industri otomotif nasional yang selama ini berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Toyota Indonesia berkomitmen untuk menyediakan semua teknologi elektrifikasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan menyediakan beragam pilihan kendaraan hemat bahan bakar, kendaraan dengan bahan bakar terbarukan, dan kendaraan berteknologi elektrifikasi yaitu Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) hingga hydrogen.

Toyota Kijang Innova Zenix

TMMIN Akan Ekspor 8.500 Toyota Kijang Innova Zenix Setahun

Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sedang berbangga. Mereka untuk pertama kalinya merakit mobil yang diberikan elektrifikasi di Indonesia. Namanya Toyota Kijang Innova Zenix. Pasti sudah paham, calon mobil sejuta umat ini dirilis kemarin, 21 November di Jakarta.

Tidak hanya untuk pasar Indonesia, Kijang Innova Zenix baik yang berpenggerak mesin konvensional maupun hybrid, akan dipasarkan ke seluruh dunia. Targetnya, untuk awal ini cukup masuk akal. Sekitar 8.500-an unit untuk semua varian. Tercatat ada 13 negara di Amerika Latin, Asia dan Timur Tengah yang akan memasarkan.

Kami melihat langsung peresmian produksi perdana Kijang Innova Zenix di Karawang, Jawa Barat. Satu hal yang patut dicatat adalah, dengan mulainya lini produksi mobil elektrifikasi ini, TMMIN menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja baru. Selain itu, ada 100 pemasok komponen lokal. Termasuk delapan vendor setempat yang turut merakit komponen baterai.

TMMIN juga mengklaim, sudah merangkul pemasok tingkat pertama (tier 1) untuk mentransfer pengetahuan ini ke pemasok mereka sehingga efek domino dapat tercapai. Ini akan sangat berguna kalau nantinya Toyota akan langsung terjun membuat mobil listrik sepenuhnya.

“Produksi Kijang Innova Zenix merupakan upaya kami untuk terus memberikan kontribusi terhadap perkembangan industri otomotif Indonesia,” ungkap Warih Andang Tjahjono Presiden Direktur PT TMMIN. Warih, yang juga orang Indonesia pertama yang jadi pemimpin pabrik Toyota, menambahkan kalau timnya terus berusaha meningkatkan performa Kijang supaya bisa melanjutkan kontribusi kepada pelanggannya. Apalagi sekarang industri otomotif mulai bergeser ke arah kendaraan berpenggerak listrik.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan kuat Pemerintah Indonesia dalam pengembangan industri otomotif nasional dan kepada masyarakat Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada Kijang sebagai kendaraan pilihan utama keluarga Indonesia selama 7 generasi,” tambah Warih.

Karena bukan hanya untuk Indonesia, Toyota Kijang Innova Zenix sendiri dikembangkan oleh tim Toyota global. Basisnya platform TNGA-C yang juga digunakan oleh Toyota Voxy, Prius dan Corolla. Jadi jangan kaget kalau nanti suku cadangnya bisa saling substitusi.

Mesinnya, baik versi hybrid atau konvensional diambil dari keluarga M20 Dynamic Force. Ini memang penggerak yang khusus didesain untuk platform TNGA.