BYD Atto 3 adalah satu-satunya kendaraan SUV elektrik di kandang produsen Cina ini, untuk pasar Indonesia. Mobil ini didatangkan bersamaan dengan BYD Dolphin dan Seal ke Indonesia.
Kami pernah mencoba sepintas ketiga produk BYD tersebut. Namun baru Atto3 yang bisa dicoba lebih mendalam. Tidak kurang dari 300 km, kami berjalan melalui rute yang beragam dengan mobil ini.
Untuk diketahui, Atto 3 dijual dengan harga Rp 515 juta (OTR Jakarta) dibekali motor listrik tunggal berkekuatan 150 kW atau setara 201,1 hp. Bandingkan dengan rivalnya seperti MG ZS EV yang bertenaga 170 hp.
Ini memberikan kami ekspektasi performa sebuah SUV kencang yang mungkin bisa diajak agak liar di jalanan. Tapi kami keliru.
Desain & Rekayasa
BYD Atto3 berdiri di atas basis bernama e-Platform 3.0. Fondasi ini dibuat khusus untuk jadi mobil listrik, dan mengakomodir segala hal penting untuk EV seperti Blade Battery khas BYD, sistem pendingin sel dan sebagainya.
Artinya Atto 3 juga punya lantai rata yang lega. Pengaturan kursi yang memungkinkan untuk ruang kaki dan kepala yang nyaman.
Kursinya mampu menampung lima orang, sandaran jok belakang bisa dilipat dengan komposisi 60:40. Kapasitas bagasinya, kata BYD 440 liter sampai 1.340 liter.
Di luar itu, engineer BYD memanfaatkan konstruksi kaki depan MacPherson Strut dan suspensi belakang model multi-link. Ini resep jitu yang biasanya dipakai oleh mobil menengah.
Secara dimensi, Atto 3 memiliki panjang 4.455 mm, lebar 1.875 mm dan tinggi 1.615 mm. Jarak sumbu roda tercatat 2.720 mm. Jarak pijak roda (wheel track) sebesar 1.575 mm (depan) dan 1.580 mm (belakang).
Secara keseluruhan, kalau boleh membandingkan, mobil ini lebih besar dalam semua ukuran, dibanding Honda HR-V RS yang harganya juga Rp 500 jutaan (542 juta OTR, Jakarta).
Interior & Kelengkapan
Jujur, tidak ada yang mengejutkan di bagian ini. Kalau Anda pernah mencoba BYD, yang mana saja, pasti familiar dengan kualitas kabinnya yang bisa dibilang berkualitas. Kelengkapan dan fiturnya juga patut diacungi jempol.
BYD Atto 3 juga senada. Dari dashboard, jok hingga plafon dibekali material yang tidak bisa dibilang murah. Bergam hal unik bisa ditemukan di kabin mobil ini.
Door pocket dibekali penahan berbentuk senar tebal yang bernada kalau Anda petik. Agak kurang fungsional kalau harus menyimpan handphone, tapi cukup bisa menyimpan tempat minum.
Bentuk kisi AC beda dengan yang lain dan mudah dioperasikan. Lalu tuas transmisi juga mudah dioperasikan dan tidak sulit dijangkau.
Layar monitor besar memuat berbagai informasi dan hiburan melalui beragam koneksi seperti Andriod Auto atau Apple Carplay. Dan seperti di BYD lain, orientasi layar bisa diubah dari horisontal jadi vertikal.
Jok yang kami harus akui ergonomis. Model semi bucket yang memberikan pelukan mumpuni. Menahan badan saat mobil bermanuver dan dibekali pengaturan elektrik yang memudahkan.
Kemudi terasa agak terlalu tebal untuk digenggam, namun sekali lagi terasa kalau balutan kulit imitasi yang dipakai cukup berkualitas.
Sayang, pengaturan jajaran tombol di setir kurang memikat. Kami berharap yang dioperasikan oleh jempol kiri untuk sistem infotainment, karena posisi layar ada di kiri pengemudi. Kanan untuk mengakses informasi dan fitur berkendara. Idealnya begitu.
Tapi semuanya mudah dipahami dan digerakkan. Jadi hal diatas bisa dilupakan begitu Anda terbiasa.
Pengendaraan & Pengendalian
Dan di sini yang kami bilang keliru. Lontaran tenaga 201 hp tadi disalurkan terlalu baik ke roda depan. Di mode Sport pun, meski reaksinya akan membuat badan Anda akrab dengan sandaran jok, tapi kami berharap lebih.
Dan itu memang salah kami. Ini adalah mobil keluarga yang didesain untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan.
Dan itulah yang diberikan BYD Atto 3. Perjalanan Jakarta-Sukabumi-Puncak-Jakarta memberikan impresi ini mobil yang capable.
Penyaluran tenaga tidak perlu diragukan. Dalam mode Normal, semua yang Anda butuhkan untuk pengendaraan di jalan luar kota non-tol sudah tersedia. Tenaga dan torsi instan memudahkan proses overtake (menyusul).
Kemudinya, ini yang sangat kami suka. Meskipun masih terasa artifisial, tapi bobotnya mumpuni. Saat diputar, kemudi tidak terasa kosong dan kami percaya diri ‘menekuk’ Atto 3 di tikungan tajam.
Peredaman kaki juga mengejutkan. Kami berharap akan keras karena ini SUV. Tapi konstruksi kaki-kaki yang disebutkan di atas, mewujudkan mobil yang stabil di berbagai tingkat kecepatan.
Ditambah baterai Blade yang ‘menguasai’ kolong mobil, membuat titik bobot jadi rendah. Dua resep mumpuni untuk membuat mobil stabil.
Di kecepatan rendah, kadang terasa bagian belakang seperti menendang lebih keras dibanding depan. Sangat jarang, tapi beberapa kali kami rasakan saat melewati jalanan bergelombang. Ingat, bergelombang. Bukan berlubang. Mungkin karena belakang juga tidak diisi beban.
Kesimpulan
Kalau punya dana Rp 515 juta, kami beli mobil ini. Apa yang ditawarkan BYD Atto 3 sepadan dengan harga yang tertera. Meski kalau nanti sudah CKD, pasti ada revisi harga.
Lima hari pengujian, menghasilkan kenangan yang cukup membekas. Memang, ada saja yang kurang. Seperti fitur preventif yang terlalu gelisah. Ujung-ujungnya memberikan peringatan yang berisik dan dimatikan.
Overall, ini mobil enak. Untuk harian dan luar kota bersama keluarga. Kalau merasa perlu memuaskan adrenalin bisa saja, tapi segalanya akan diperhalus. Sehingga keluarga Anda tidak mual.