Ducati Hypermotard single

Ducati Hypermotard 2024, Bersilinder Minim Untuk Hadang KTM

Sebuah spyshot yang diduga motor Ducati model Hypermotard muncul di dunia maya. Ini sebuah kejutan yang signifikan karena seperti yang terlihat di foto, mesinnya tidak macam-macam. Hanya satu silinder.

Kapasitasnya belum diketahui resmi. Tapi kami pernah melihat Ducati mendaftarkan paten untuk mesin satu silinder 659 cc berpendingin cairan, ke badan keselamatan jalan raya Amerika Serikat (NHTSA).

Tenaga yang dihasilkan juga tidak diketahui. Menurut publikasi Jerman, Motorrad Online, motor ini disiapkan untuk menghadapi KTM 690. Supermoto Swedia itu tenaganya 75 hp. Jadi bisa diharapkan motor Hypermotard baru ini tidak jauh perfromanya.

Ducati hypermotard 2024

Menarik untuk diketahui, motor Ducati terakhir yang menggunakan silinder minimalis begini adalah Supermono. Motor sport fairing tersebut dibuat antara 1993 hingga 1995 dengan nuansa motor balap yang kental. Sebelumnya lagi, memang mesin satu ruang bakar bukan hal baru untuk pabrikan Italia ini. Mereka sudah menggunakannya sejak era 1950-an dengan kapasitas silinder beragam, Mulai dari 100 hingga 450 cc.

Bukan Motor Murah

Ducati pernah berucap kalau mereka tidak akan membuat motor murah. Dan itu kenapa mereka tidak punya rekanan untuk saling tukar teknologi untuk pengembangan. Biasanya, kalau kerja bareng begitu, biaya development dan produksi bisa ditekan. Untuk Hypermotard ini pun mereka mengembangkan sendiri.

Secara desain, bentuk dan kelengkapannya tidak jauh beda dengan Hypermotard 950. Fitur quick shifter, spakbor tinggi dengan ujung lancip, bentuk tinggi ala supermoto. Bahkan posisi knalpot juga mirip dengan 950. Baja tubular diandalkan sebagai rangka utama.

Kaki depan terlihat menggunakan shock upside down, belakang punya konstruksi monoshock dengan lengan ayun ganda. Sebagai penahan laju, dipasang rem dengan disc brake tunggal di depan dan belakang. Mungkin ini yang jadi penanda kalau Hypermotard satu silinder tersebut akan jadi model entry level Ducati.

Dari spyshot ini juga, terlihat kalau Ducati ini sudah mendekati, atau mungkin sudah bentuk final. Bisa saja pertengahan 2024, kita akan melihat peluncurannya. Yang jelas, ini akan jadi motor yang menarik, terutama untuk mereka yang mau naik kelas ke motor gede Eropa.

Ducati Monster M900

Ducati Monster, Motor Sederhana Penyelamat Ducati

Di era awal 90-an yang namanya motor keren, pasti ada fairing, punya tenaga besar dan mahal. Contohnya Honda Fireblade. Memang, ada motor tanpa fairing yang juga sukses. Tapi desainnya sudah mulai membosankan dan malas membuat orang melirik. Lalu Ducati Monster datang. 

Awalnya, suatu hari di tahun 1990, seorang desainer motor bernama Miguel Angel Galluzzi mengemukakan kepada atasannya di pabrikan Cagiva, bahwa ia bosan dengan desain motor yang begitu-begitu saja. Saat itu, Cagiva adalah pemegang saham mayoritas Ducati. Dan bos teknisnya adalah Massimo Bordi. Engineer galak yang tidak mudah diyakinkan.

Miguel Angel Galluzzi

Ide Galluzzi yang kelahiran Buenos Aires, Argentina itu disambut datar. Namun pria yang juga pernah bekerja untuk rumah desain Honda di Milan ini tidak menyerah, Akhirnya Bordi yang sebal didesak terus, memerintahkan, “Coba kamu ke Ducati dan buat dulu konsepnya seperti apa.”

Agustus 1990, saat Italia libur panjang, ia dipinjami Ducati 888 Strada yang digunakan untuk liburan. Di benaknya, “Ini motor enak. Mesinnya bisa dipakai untuk motor baru nanti. Frame-nya pakai 851.” Setelah itu, tidak perlu waktu lama untuk Galluzzi keluar dengan motor berbentuk yang tidak lazim.

Dibantu oleh fabrikator Fabio Montanari, yang bertanggung jawab membuat tangki untuk motor balap Paris-Dakar Cagiva. Karena pekerjaan Montanari berisik, melibatkan besi dan palu, ia punya bengkel sendiri, jauh dari studio desain Cagiva. Apa yang mereka kerjakan di bengkel itu juga dirahasiakan.

Bengkel Ribut

“Ngapain Galluzzi di tempat Montanari?” Itu pertanyaan yang terlontar dari salah satu petinggi Cagiva, Claudio Castiglioni. Hari itu, beberapa senior manajer dipanggil untuk rapat soal motor pendanaan untuk motor baru Ducati.

Tidak lama, bengkel ‘terisolir’ ini didatangi dan Galluzzi mau tidak mau menceritakan niatnya. Castiglioni terpana melihat motor yang belum sempurna tapi sudah selesai digarap itu. “Ini sudah selesai? Ada tambahan apa lagi?” tanya Castiglioni. Galluzzi menjawab, tidak ada. Sudah begini saja. Tatapan kagum dari petinggi, termasuk Bordi yang menyambangi bengkel ribut tersebar merata di permukaan motor garapan Galluzzi dan Montanari. 

Ducati Monster M900

Karena mereka juga sedang tanggung mempersiapan produk baru bernama Ducati Paso, motor Galluzzi ditunda dulu. Sambil prototype-nya disempurnakan. Hingga akhirnya pada suatu hari pada tahun 1991, Galluzzi mencoba meyakinkan Claudio Castiglioni untuk membawa prototype Ducati garapan ‘bengkel ribut’ ke rapat para dealer dan importir Cagiva Group.

Saat Castiglioni membuka selubung, reaksi berbeda-beda. Tapi maknanya sama, motor apa ini? Kenapa fairingnya tidak ada dan sebagainya. Tapi dealer Cagiva dari Perancis bernama Marcel Seurat langsung bilang, “Sudah jadikan saja motornya. 1.000 pertama saya yang borong!”

Itulah, motor yang dirancang menggunakan komponen Ducati yang sudah ada supaya murah dan desainnya segar, mengundang antusiasme berbagai kalangan. Tahap berikutnya mereka harus memperlihatkan ke khalayak umum.

Brembo Ngambek

Publik tidak kalah terkagum-kagum di Cologne Motorcycle Show 1992, dengan bentuk baru motor Ducati yang tidak biasa. Dinamai hanya Monster M900, atau Il Munstro. Mesin dan chassis dibiarkan terumbar mata, bentuknya seperti cafe racer. Penyuka motor bagai diingatkan, kalau kendaraan roda dua tidak selalu perlu fairing untuk terlihat keren. Dan ingat, waktu itu belum ada istilah naked bike atau street fighter.

Deretan panjang pesanan langsung masuk ke kantor Ducati, yang waktu itu keuangannya sedang sesak nafas. Banjirnya order jadi masalah baru. Kemampuan produksi Ducati mentok bukan karena lini yang terbatas. Tapi karena mereka tidak punya biaya untuk membayar supplier. Sering terjadi motor lama di lini produksi karena komponen tidak ada. Contohnya rem yang menggunakan buatan Brembo. Mereka tidak mau menyediakan komponen karena belum dibayar oleh Ducati.

Ducati MOnster kuning

Lalu kualitas. Kerap terjadi motor pindah ke fasilitas pemasangan yang berbeda di pabrik saat catnya masih basah. Ini tidak lain karena mengejar waktu produksi. Hasilnya, motor yang diterima kadang bermasalah di kualitas pewarnaan.

Meski begitu, pemesan yang bosan dengan desain motor yang begitu-begitu saja, menelan semua kekurangan itu. Toh motornya enak dilihat. Dan dengan performa, handling serta segala yang ada, menunjukan ini adalah Ducati. Lebih dari itu, karena tidak menggunakan komponen baru, ongkos produksi tertekan lalu harga jual jadi lebih terjangkau. 

Kompetitor Panik

Kehadiran M900 (diikuti M400 dan M750) membuat produsen motor menyadari. Ada pangsa pasar baru yang wajib diisi, kalau tidak mau kalah dari Ducati. Sepertinya semua baru sadar, desain motor tidak perlu ribet. Lihatlah apa yang dibuat oleh Galluzzi.

Ducati Monster SP

Tahun 1994, dari Inggris hadir Triumph Speed Triple. Setahun kemudian Suzuki mengeluarkan Bandit 1200 yang tidak kalah menggiurkan. Lalu istilah naked bike, street bike atau street fighter bergulir hingga bentuk pangsa pasarnya seperti sekarang.

Dan yang penting, sejak kehadiran motor ini, pundi keuangan Ducati jadi lebih berisi. Sang Monster pun berdiri tegak di pasar naked bike, sampai saat ini..

Ducati Monster 30° Anniversario, Penanda Tiga Dekade Lahirnya Il Mostro

Genap 30 tahun sudah usia naked bike legendaris Ducati Monster yang lahir pada tahun 1993. Selama tiga dekade motor berjuluk “Il Mostro” ini tak sekadar menjadi kebanggaan para Ducatisti. Monster memiliki makna yang sangat penting dalam catatan perjalanan sejarah Ducati.

Sebagai kado ulang tahun sekaligus bentuk penghormatan bagi sang Monster, Ducati meluncurkan edisi khusus Monster 30° Anniversario.

Monster Penyelamat Ducati

Il Mostro lahir saat Ducati mengalami masa sulit di awal era ’90an. Krisis keuangan membuat dana litbang Ducati sangat terbatas.

Miguel Angel Galluzzi sang perancang Monster harus berpikir keras dan memanfaatkan seluruh aset suku cadang dari model yang ada. Biaya produksi pun ditekan agar harga jual dapat bersaing dan terjangkau.

Mesin 904 cc V-twin (L-twin) 90° berteknologi katup desmodromic diadopsi dari model Ducati 900SS (Supersport). Frame model teralis pipa tubular rancangan Fabio Taglioni diadopsi dari motor balap superbike Ducati 851. Sedangkan garpu depan dicomot dari café racer Ducati 750SS.

Agar tampilan lebih garang dan modern, Galluzzi merancang tangki kekar berotot yang menjadi ciri khas Monster. Handling dan setting performa dibuat agar Monster dapat dikendarai oleh rider pemula sekalipun.

Monster M900 yang jadi model perdana sekaligus pelopor silsilah Monster dipasarkan mulai tahun 1993. Tak satupun yang menduga jika Il Mostro bakal laris manis dan begitu diminati konsumen. Tak hanya di Italia, tapi juga di dunia. Gaya street fighternya bahkan jadi trendsetter.

Tahun 1994 lahir model M600 yang masuk di kelas menengah. Monster terkecil untuk kelas ‘pemula’ ini pun jadi best seller. Dua tahun kemudian yakni di tahun 1996 muncul model M750 sebagai bentuk nostalgia pada model café racer 750SS (Supersport).

Kesuksesan yang dicapai Monster berhasil menyelamatkan Ducati dari keterpurukan. Selama tiga dekade, Ducati Monster telah terjual lebih dari 350.000 unit. Bravo…!

Ducati Monster 30° Anniversario

Dalam menggarap kemasan Monster 30° Anniversario, tim kreatif di Centro Stile Ducati menyematkan ciri khusus..Ducati tak sekadar brand otomotif, tapi juga ikon kebanggaan Italia.

Oleh sebab itulah Monster edisi khusus ini dikemas dengan livery khusus “Tricolore” berkombinasi warna Merah, Putih dan Hijau, warna bendera negara kelahirannya.

Elemen warna bendera nasional Italia ini sekaligus menegaskan bahwa Il Mostro adalah duta Italia. Ikon kebanggaan bagi para Ducatisti, khususnya para Monsteristi.

Nuansa warna emas pada pelek dan garpu Öhlins NIX30 sangat serasi dengan livery “Tricolore”. Pada bagian atas segitiga komstir tersemat grafir nomor seri produksi sebagai penanda bahwa ini model edisi terbatas.

Jok kulit berwarna merah yang diimbuhi bordiran bertuliskan “30° Anniversario” nampak serasi dengan tangki, sepatbor dan ekor yang berwarna putih Iceberg White.

Saat starter ON, akan muncul ikon animasi khusus pada tampilan layar TFT 4.3-inci. Konser desmo testastretta mengalun merdu dari knalpot Termignoni yang sama seperti model Monster SP. Sistem rem cakram Brembo Stylema diadopsi dari Panigale V2.

Tak ada ubahan pada mesin L-twin 11° Testastretta 937cc yang diusung. Output tenaga 111 hp pada 9.250 rpm dan torsi sebesar 93 Nm pada 6.500 rpm tak berubah.

Hanya Ada 500 Unit Sejagad

Dari dapur produksi dan workshop Centro Stile Ducati di Borgo Panigale, hanya 500 unit Ducati Monster 30° Anniversario yang dibuat.

Ducati Monster 30° Anniversario dibanderol seharga $18,595 atau setara Rp 280,9 jutaan. Setiap unitnya disertai dengan sertifikat otentifikasi serta cover motor berdesain khusus.

Harga model spesial ini $3,000 atau sekitar Rp 45 juta lebih mahal dari Monster SP. Bagi para Ducatisti dan Monsteristi garis keras, selisih harga tak jadi masalah. Model edisi istimewa yang tak bakal dilewatkan begitu saja. Hmm…apakah Anda adalah salah satunya?

Happy 30th Anniversary Il Mostro…

 

Ducatisti Indonesia Rayakan ‘We Ride as One’ Di Jakarta

Sabtu pagi, (6/5) kemarin, Ducati Indonesia menggelar riding spesial yang mengusung tema “We Ride As One” untuk para komunitas dan pengguna Ducati (Ducatisti Indonesia).

Bertempat di Senayan Park, para komunitas hingga pengendara Ducati Indonesia berkumpul bersama di acara riding yang digelar worldwide termasuk di Indonesia. Wow…ternyata acara ini pun serentak dilakukan oleh para Ducatisti seluruh dunia dengan beragam motor Ducatinya.

“We Ride As One” hadir secara perdana, dan bentuk apresiasi Ducati Indonesia kepada para penggemar setia dan pengendara Ducati di Indonesia. Selain menggelar perjalanan bersama pasukan merah Ducati, peserta juga berkesempatan, berbagi pengalaman, dan memperluas dengan penggemar Ducati lainnya.

Ungkapan frasa “We Ride As One” mencerminkan semangat dan visi Ducati dalam menciptakan produk sepeda motor yang unik dan membangun komunitas yang bersatu. Semboyan ini juga mencerminkan semangat Ducati dalam menyatukan pengalaman berkendara menyenangkan dan kecintaan yang khas dengan para Ducatisti di seluruh dunia.

“Kami sangat bersemangat untuk mengadakan acara ini dan mengundang semua penggemar dan pengendara Ducati untuk bergabung dengan kami di acara ‘We Ride As One’,” ucap Eja Donalsha selaku dari COO Ducati Indonesia.

Acara ini nampaknya menjadi pengalaman terbaik bagi para pengendara Ducati dimanapun berada. Perayaan global seperti ini memang jarang terjadi, dan tentunya menjadi moment tak terlupakan bagi para Ducatisti Indonesia dan seluruh dunia hingga Tanah Air.

 

Ducati Capai Rekor Penjualan 1 Milyar Euro!

Tahun 2022 adalah masa yang cukup berat dan tak akan terlupakan bagi industri otomotif. Beragam hambatan menghadang baik sektor produksi maupun penjualan produk. Mulai dari tersendatnya pasokan bahan baku produksi, kelangkaan stok chip semikonduktor, hingga meroketnya harga minyak dunia yang berimbas pada mahalnya harga BBM global.

Meskipun demikian, Ducati berhasil bertahan dan menembus segala rintangan. Strategi produksi dan pemasaran yang dijalankan terbukti berhasil. Angka penjualan Ducati di tahun 2022 pun berhasil mencapai rekor 61.562 unit. Melesat jauh dari tahun-tahun sebelumnya.

Tembus Angka Penjualan 1 Milyar Euro

Pabrikan sepeda motor Italia ini pun dengan bangga mengumumkan dalam jumpa pers di Bologna.

Untuk pertamakalinya dalam sejarah Ducati, angka penjualan tahunan berhasil menembus rekor 1 milyar Euro! Ya, tepatnya €1.089.000.000 atau sekira Rp 18 trilyun.

Terjadi kenaikan sebesar 24% dari angka penjualan di tahun 2021 lalu yang mencapai €878 juta atau setara Rp 14,55 trilyun. Ducati berhasil meraup sukses besar di tahun 2022.

Itu baru sebagian saja, belum angka seluruhnya. Dari sektor layanan purna jual, Ducati berhasil mencatatkan sekitar €109 juta atau setara Rp 1,8 trilyun. Melonjak 77% dari tahun 2021 yang hanya membukukan €61 juta atau sekitar Rp 1 trilyun. Sebuah pencapaian yang sungguh luar biasa.

Keberhasilan yang dicapai oleh Ducati tentunya berkat andil loyalitas para Ducatisti. Produk baru yang inovatif turut memperkuat kesuksesan yang dicapai melalui angka penjualan global.

“Pencapaian yang kami raih dalam keterbatasan industri otomotif global di tahun 2022 merupakan hal yang sungguh luar biasa bagi Ducati Group,” papar Henning Jens, Chief Finance Officer of Ducati.

Perluas Ekspansi Global

Ibarat nelayan, untuk mendapatkan hasil ikan yang jauh lebih banyak, maka harus berani menebar jala yanb jauh lebih banyak di berbagai tempat. Bahkan di tempat yang tak terduga sekalipun

Dan demikian pula dari strategi yanng dijalankan oleh Ducati. Ekspansi dan perluasan jaringan operasional.

Sepanjang tahun 2022 Ducati telah menambah 821 jaringan dealer global di sejumlah negara.

Perluasan target pasar yang dilakukan oleh Ducati merambah pada sejumlah negara yang tak diperhitungkan sebelumnya. Negara seperti Brunei, Ekuador, El Salvador, dan Mongolia kini memiliki dealer Ducati. Dengan demikian kini Ducati memiliki jaringan di 96 negara. Dapat dikatakan, Ducati memiliki jaringan paling luas di antara kompetitor sportbike lainnya.

Jaringan operasional yang kian luas pun dibarengi dengan 8 model baru yang diluncurkan untuk tahun 2023.

Motorsports Mendongkrak Pamor Produk Ducati

Langkah berani yang dilakukan oleh Ducati tersebut bukan tanpa perhitungan matang. Keberhasilan di balap MotoGP dan WSBK 2022 pun jadi pendongkrak pamor produk Ducati.

Ekspansi yang dilakukan oleh Ducati pun merambah  motorports. Ducati akan menjadi pemasok tunggal sepeda motor balap bertenaga listrik untuk seri FIM Enel MotoE World Championship. Laga perdana balap motor tanpa asap ini akan dimulai pada Mei bertepatan dengan gelaran GP Perancis 2023.

“Untuk pertamakalinya dalam sejarah Ducati, kami berhasil menjual lebih dari 60.000 unit sepeda motor dalam setahun. Bahkan kami berhasil menembus rekor penjualan lebih dari 1 milyar Euro. Tahun 2022 adalah pencapaian paling gemilang bagi Ducati dalam berbagai sektor.” ungkap Claudio Domenicali, CEO of Ducati dengan bangga.

Ducati tak lekas puas dengan apa yang telah mereka capai. Masih banyak hal yang harus dibenahi dan ditingkatkan, khususnya sektor pengembangan produk dan teknologi.

 

 

Modifikasi Ducati Monster 659 Bergaya Ramping

Ducati Monster 659? Tak perlu heran jika belum pernah mendengar Monster yang satu ini. Jarang terdengar karena merupakan model spesifik yang hanya dipasarkan di Australia dan Selandia Baru.

Versi down spec dari Ducati Monster 696 ini dirancang sesuai regulasi Learner Approved Motorcycle Scheme (LAMS). Kategori sepeda motor pemula untuk SIM kelas 251 – 660 cc di kedua negara tersebut. Kategori yang sedikit mirip dengan SIM C2 di Indonesia.

Nah, salah satu pemilik Monster 659 asal Australia, ingin merombak tampilan sang Monster agar telihat lebih segar dan beda.

Basis yang menjadi bahan modifikasi adalah Monster 659 Rossi Edition keluaran tahun 2012. Sudah cukup berumur, tak heran jika sang pemilik ingin memodifikasinya. Bengkel modifikasi Ellaspede yang bermarkas di kota Brisbane, Queensland pun dipercaya untuk merombak sang Monster.

Half fairing atas dan cover belly pan bagian bawah mesin menggunakan garapan Paolo Tex Design. Namun karena tidak ada parts yang spesifik untuk model 659, hanya tersedia untuk model Ducati Monster yang lebih besar, maka perlu didesain ulang.

Tak hanya dirombak agar bentuk dan ukurannya sesuai. Ellaspede pun membuatkan braket khusus dan merubah posisi dudukan pada half fairing dan belly pan agar dapat terpasang sempurna.

Pipa knalpot standar dari depan hingga belakang dilepas. Ellaspede memasang pipa exhaust custom yang dipasangi muffler Ex-Box. Muffler yang tersembunyi ini merupakan lansiran QD Exhaust, spesialis knalpot asal Italia. Dengan knalpot model begini, tampilan sang Monster pun lebih ramping.

Panel instrumen standar tetap dipertahankan. Hanya posisinya saja yang digeser dengan braket dudukan baru. Lampu sein standar depan dan belakang diganti model minimalis lansiran Rizoma. Tampilan pun jadi terlihat lebih klimis, terutama di bagian buritan.

Hasil modifikasi Ducati dengan tampilan garang, harus diimbangi dengan posisi riding yang lebih agresif. Setang standar bawaan Monster diganti model clip-on lansiran Woodcraft plus spion pada ujung setang.

Mesin Sudah Cukup

Output performa mesin desmo L-twin standar dirasa cukup, sehingga tak mengalami ubahan. Selain tentunya agar tetap sesuai dengan regulasi LAMS. Transmisi, suspensi dan sistem rem pun masih standar bawaan pabrik.

Karena sang pemilik ingin Monster tunggangannya untuk solo ride, maka jok belakang pun ditanggalkan dan diganti dengan buritan pendek dan minimalis ala MotoGP. Foot peg belakang pun dilepas.

Kemasan tampilan dipilih kombinasi two-tone merah dan putih pada belly pan, front fairing, tangki dan buntut. Sementara warna hitam mendominasi area mesin, setang, velg 3-spoke dan swing arm belakang.

Frame tralis berkelir hitam diimbuhi aksen stripping warna merah, putih, hijau yang melambangkan warna bendera Italia, negara asal Ducati.

Jangan tanya berapa biaya modifikasi Ducati yang dihabiskan, karena kepuasan pemilik sang Monster 659 jauh lebih utama.

 

Alex Marquez dan Fabio Di Giannantonio Antusias Keliling Kota Jakarta

Tim Gresini Racing MotoGP sapa kota Jakarta. Ya, dua pembalap Tim Gresini Racing MotoGP, yakni Alex Marquez dan Fabio ‘Diggia’ Di Giannantonio datang ke Jakarta pada Minggu (5/2/).

Kedatangan kedua pembalap Gresini ini merupakan kejutan dari PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (PT EMLI) melalui merek Federal Oil™ yang jadi sponsor Gresini Racing. Kegiatan bertajuk “Jakarta – Meet & Ride 2023” diadakan pada Selasa, (7/2) di Jakarta pun berjalan meriah.

Serangkaian acara dijalani oleh kedua pembalap yang selalu bersama sejak di kelas Moto2 dan MotoE ini. Namun untuk musim MotoGP 2023, Fabio Di Gia maupun Alex Marquez akan memacu Ducati Desmosedici GP22 livery Gresini Racing.

Ini bukan pertama kalinya Federal Oil mengadakan kegiatan serupa. Mereka pernah mengajak Sam Lowes saat berseragam Federal Oil Gresini Moto2 untuk berkeliling kota Jakarta di 2016 dan 2019 lalu.

Pada acara keliling kota Jakarta ini, Federal Oil mengundang sekitar 120 motor. Mulai dari ragam komunitas Ducati, media dan kalangan umum untuk ikut dalam rombongan. Kedua pembalap terlihat antusias mengendarai dua Ducati Panigale V2 dengan livery Gresini Racing lengkap melintasi jalanan ibukota.

Program Federal Oil

Selain itu, Federal Oil juga mengajak kedua pembalap ini menyambangi salah satu bengkel rekanan, yaitu Federal Oil Center (FOC) Adi Motor di sekitaran Palmerah, Jakarta.

Sri Adinegara selaku Market Development Director PT EMLI mengatakan “Selain dukungan kepada Tim Gresini Racing MotoGP dan juga memberikan pengalaman bertemu langsung dengan para pembalap, kegiatan ini juga bertujuan sebagai sarana untuk memperkenalkan, dan mempererat hubungan antar jaringan yang dimilki oleh Federal Oil saat ini.”

Adapun program yang masih dijalankan Federal Oil saat ini adalah Sobek Berhadiah (Sober) bagi konsumen hingga akhir Februari 2023. Masih ada kesempatan untuk memenangkan hadiah utama seperti motor matic, logam mulia, dan ratusan ribu hadiah lainnya.

Ducati Multistrada V4 Rally, Beredar Mulai Februari 2023

Setelah diperkenalkan pada penghujung tahun 2022 lalu, Ducati Multistrada V4 Rally yang didesain untuk trek off-road akan segera dipasarkan bulan depan. Sejumlah upgrade yang dibekalkan sangat spesifik dan berbeda dari Multistrada V4 versi jalan raya.

Memang mesin Granturismo 1.158 cc V4 90° berpendingin radiator, berbasis dari Multistrada V4 spek jalan raya. Namun terdapat sejumlah perbedaan racikan pada versi Rally ini.

Multistrada V4 Dengan Racikan Khusus Trek Offroad

Pada saat mengaktifkan mode berkendara POWER MODE yang dikhususkan untuk trek off-road, tenaga maksimum dipangkas dari 170 hp menjadi hanya 114 hp. Seluruh campur tangan fitur elektronik seperti kontrol traksi juga dimatikan. Torsi maksimum tetap di angka 121 Nm. Selain POWER MODE, Multistrada V4 Rally Juga dilengkapi dengan mode ENDURO.

Dibandingkan dengan Multistrada V4 standard, versi Rally dibekali tangki berkapasitas lebih besar yakni 30-liter. Jarak jelajah pun menjadi lebih jauh.

Jika dipadukan dengan mode ECO yang akan mendeaktifasi blok silinder belakang di kecepatan rendah, daya jelajah menjadi kian jauh. Konsumsi BBM pun menjadi jauh lebih irit. Sebagai informasi, fitur ini pertama kalinya dibekalkan pada model Multistrada V4.

Transmisi manual 6-speed dengan fitur pemindah gigi cepat Ducati Quick-Shift menjadi fitur standar. Hanya saja racikan gigi primer kini memiliki rasio 1.8:1. Gigi sproket depan menggunakan 16 mata dan sproket belakang menggunakan 42 mata.

Seperti pada Multistrada V4 versi jalan raya, versi Rally ini juga dilengkapi dengan layar digital TFT 6.5-inci pada dasbornya. Sistem navigasi pada layar dasbor terintegrasi ke ponsel rider yang diaktifkan via aplikasi Ducati Connect.

Sejumlah fitur spesifik dibekalkan untuk menunjang aksi berkendara ala petualang di trek alam bebas. Para konsumen dapat memilih salah satu dari tiga versi paket fitur yang tersedia, yakni:

– Adventure Radar – paket dasar ini dilengkapi dengan Adaptive Cruise Control dan Blind Spot Detection.
– Adventure Radar & Travel – seluruh fitur Adventure Radar, penghangat pada grip dan jok heated seat, serta box kompartemen berbahan aluminium.
– Full Adventure – paket Adventure Radar & Travel plus silencer Akrapovic dan mudguard depan berbahan serat karbon.

Suspensi Spek Off-road

Sistem suspensi yang dibekalkan pun spesifik untuk menunjang pengendaraan di trek offroad. Dengan garpu depan up-side down adjustable 50 mm Showa-Ducati Skyhook Suspension EVO, jarak travel roda depan bertambah 30 mm menjadi 200 mm dibandingkan spek jalan raya.

Swing arm aluminium di bagian belakang dipadukan dengan suspensi monoshock dengan setting elektronik Ducati Skyhook Suspension (DSS) dengan jarak main suspensi 200 mm.

Untuk menunjang kemampuan melibas trek off-road, Multistrada V4 Rally dilengkapi velg jari-jari 19-inci berbalut ban Pirelli Scorpion Trail II 120/70-R19 (depan) dan velg 17-inci dengan ban berukuran 170/60-R17 (belakang).

Rem depan cakram semi-floating 330 mm dengan kaliper monoblok 4-piston Brembo M50 Stylema. Belakangnya dibekali cakram tunggal 265 mm dengan kaliper Brembo 2-piston.

Ducati Multistrada V4 Rally hadir dalam kemasan warna standard Ducati Red dan warna opsional kombinasi Brushed Aluminium & Matte Black.

Untuk kawasan Amerika Serikat, label harganya mulai dari $29.995 atau sekitar Rp 449 jutaan untuk warna standard Ducati Red. Sedangkan untuk warna opsional Brushed Aluminum & Matte Black label harganya mulai dari $30.595 atau setara Rp 498 jutaan (off-the road).

Multistrada V4 Rally model terbaru ini akan beredar di jaringan dealer resmi Ducati global paling cepat mulai Februari 2023. Bagaimana para Ducatisti di Indonesia, tak terlalu lama menunggu bukan?

 

 

Ducati Finitura e Delibera Estetica, Gedung Dengan Sumber Energi Mandiri

Efisiensi penggunaan sumber daya energi saat ini menjadi perhatian besar sejumlah industri di dunia, termasuk Ducati. Alhasil, sebuah gedung baru dengan rancang bangun hemat energi pun dibangun di pabrik Ducati di Borgo Panigale, Bologna.

Sesuai namanya, gedung yang diberi nama ‘Finitura e Delibera Estetica’ tersebut berfungsi sebagai area proses finishing dan sentuhan detil estetika akhir pada seluruh produk Ducati.

Acara peresmian gedung baru ini dihadiri oleh Claudio Domenicali, CEO Ducati; Markus Duesmann, CEO Audi AG and President Ducati Motor Holding SpA; Jürgen Rittersberger, CFO Audi AG; serta Matteo Lepore, Walikota Bologna.

Yang menarik dari gedung Finitura e Delibera Estetica ini adalah teknologi yang diterapkan pada infrastruktur gedung ini. Tak hanya digadang sebagai gedung yang hemat energi, sebagian besar kebutuhan energi pun dihasilkan secara mandiri. 

Sumber Daya Energi Mandiri

Pasokan daya listrik merupakan salah satu kebutuhan esensial di pabrik Borgo Panigale. Untuk mengurangi kebergantungan pada pasokan dari stasiun pembangkit listrik Bologna, Ducati mendirikan pembangkit listrik mandiri bertenaga surya.

Sistem panel sel listrik photovoltaic berkapasitas 170 kWp terpasang di atap gedung. Paparan sinar matahari yang menyinari atap gedung akan diubah menjadi energi listrik. Diperkirakan sistem tersebut mampu menghasilkan energi listrik sebesar 200 MWh per tahun.

Untuk mengurangi penggunaan PAM maupun air tanah, Ducati memanfaatkan hujan yang ditampung pada tangki raksasa berkapasitas 150 m3 (meter kubik) atau setara 150.000 liter. Sekira 90 persen dari air hujan yang ditampung akan dimurnikan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di pabrik Borgo Panigale, termasuk untuk proses produksi.

Efisiensi Penggunaan Energi

Sistem penyejuk dan sirkulasi udara di seluruh infrastuktur gedung tak hanya menggunakan AC yang irit daya listrik, namun juga memanfaatkan pemaksimalan sirkulasi udara alami.

Pencahayaan di dalam areal gedung pun menggunakan lampu LED yang hemat listrik dan cahaya alami dari sinar matahari. Kemudian, di bagian tengah gedung terdapat areal hijau yang berfungsi sebagai penyejuk, filtrasi udara dan juga fungsi estetika.

“Dengan hadirnya gedung Finitura e Delibera Estetica, Ducati tak hanya berpartisipasi dalam efisiensi energi namun juga meminimalisasi emisi dari proses produksi. Selain itu, gedung ini dapat menghidupi kebutuhannya sendiri mulai dari air hingga sumber daya listrik. Sebuah hal yang membanggakan tak hanya bagi Ducati, namun juga bagi para Ducatisti,” papar Claudio Domenicali, Ducati CEO.

Teknologi yang diterapkan oleh Ducati nampaknya bakal menjadi barometer dan percontohan bagi industri manufaktur lainnya. Tak hanya di Italia dan Eropa, namun dalam lingkup global. Bravo…!

Ducati V4 S Edisi balap

Rayakan Dua Gelar Juara Dunia 2022, Ducati Panigale V4 Dibuatkan Edisi Khusus

Ducati memang sedang berbunga-bunga tahun ini. Utamanya di bidang balapan. Dua gelar juara dunia disabet langsung di dua arena berbeda, MotoGP dan World Superbike Championship (WSBK). Untuk itu, cara terbaik untuk merayakan adalah membuat dua edisi khusus berbasis Ducati Panigale V4 S.

Keduanya dibalut livery Ducati Corse yang melambangkan di mana motor itu berlaga. Kalau kurang paham, untuk selebrasi MotoGP, ada nomor 63 seperti yang dipakai oleh rider kampiun, Pecco Bagnaia. Aslinya nama motornya adalah Ducati Desmosedici GP22. Sedangkan versi WSBK yang ditunggangi Álvaro Bautista, nomornya 19. Nama motornya Ducati V4 R.

Ducati Panigale V4 edisi MotoGP maupun WSBK masing-masing akan dibuat sebanyak 260 unit saja. Angka 260 itupun ada maknanya. Merepresentasikan 1926, tahun dimana Ducati berdiri.

Ducati V4 S MotoGP edition

Menambah eksklusifitas, baik Bagnaia maupun Bautista masing-masing membubuhkan tanda tangan di tangki, yang kemudian dilapis clear coating. Sepertinya pegal juga harus tanda tangan 260 motor. Tidak lupa, setiap motor kemudian mendapatkan nomor urut yang digrafir menggunakan laser di segitiga stang.

Yang Berbeda

Pembeda lainnya adalah jok tunggal. Tidak ada tempat untuk boncenger di Ducati Panigale V4 S ini. Ditambah lagi knalpot Akrapovich. Tentunya bukan yang dipakai di balapan, tapi Akrapovich yang memang street legal. Lengkap dengan heat shield-nya. Windshield berbahan plexiglass seperti yang dipakai di motor balap. Fender depan dan belakang serta cover alternator terbuat dari bahan carbon fiber. Pijakan kaki buatan Rizoma yang bisa disetel melengkapi edisi khusus ini. Warna pelek juga berbeda. Versi MotoGP hitam, WSBK semacam silver.  Itu yang terlihat langsung.

Di balik kulitnya, pembeda lain adalah kopling STM-EVO SBK dry clutch sembilan disc. Swing arm terbuat dari titanium sedangkan penutupnya dibentuk dari material carbon fiber. Mesinnya sepertinya tidak beda dari V4 S standar. Karena rilis yang kami terima tidak menyebutkan.

Ducati V4 S WSBK Edition

Setiap motor akan dikirimkan dalam kotak kemasan dengan grafis khusus. Juga akan dilengkapi dengan sertifikat keaslian, cover motor yang spesial untuk edisi ini dan sistem akuisisi data Ducati Data Analyzer. Setiap edisi khusus Panigale V4 juga akan hadir dengan aksesoris track duty. Siapa tahu mau memuaskan adrenalin di lintasan. Isinya ada carbon-fiber open clutch cover, license plate and mirror removal kits dan billet aluminium racing fuel cap.

Ducati MotoGP

Francesco Bagnaia Raih Gelar Juara Dunia MotoGP 2022

Francesco Bagnaia, pembalap Ducati, akhirnya berhasil meraih gelar juara dunia setelah finish di posisi kedelapan di seri terakhir MotoGP 2022 di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol pada MInggu, (6/11). Pembalap Ducati Lenovo Team ini secara total meraih 265 angka, atau memiliki selisih poin 17 angka dari sang runner-up MotoGP 2022, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).

Meskipun begitu, Bagnaia sendiri memang tidak meraih posisi juara dan menaiki podium. Balapan seri terakhir ini justru berpihak kepada Alex Rins (Suzuki Ecstar) yang berhasil menjadi juara seri MotoGP Valencia. Sementara dua pembalap lainnya yang berhasil naik podium adalah Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing) dan Jorge Martin (Prima Pramac Racing).

Di babak kualifikasi, Jorge Martin meraih pole position di depan Marc Marquez dan Jack Miller, sedangkan Fabio Quartararo berada di urutan keempat dan Bagnaia berada jauh di urutan kedelapan. Alex Rins sukses memimpin di awal, Martin berada di urutan kedua, Marc Marquez turun ke urutan ketiga, Miller berada di urutan keempat setelah pertarungan yang panjang, sementara Quartararo dan Bagnaia justru bertarung keras dalam memperebutkan posisi kelima.

Espargaro pun terjatuh di beberapa lap pembuka, sementara Miller melakukan manuver cerdik saat melewati Marc Marquez dan berhasil naik ke urutan ketiga. Bertahan di posisi keenam, Bagnaia harus bertahan melawan Brad Binder dengan perlawanan keras. Hingga serangan Brad Binder akhirnya berhasil menyalip Bagnaia, yang turun kembali ke urutan ketujuh.

Pertama Untuk Ducati Sejak 2007

Namun, dengan angka kemenangan 258 poin sebelum Grand Prix Valencia, Bagnaia memang bisa dikatakan kuat untuk meraih titel juara di MotoGP 2022. Pembalap dengan nomor 63 ini berhasil mencatatkan kemenangan sebanyak 7 kali di seri musim ini, dan 10 kali masuk podium.

Marc Marquez yang musim ini masih berkutat dengan cedera, sebenarnya tampil gemilang pada awal lomba. Namun, ia mengalami crash pada lap ke-10, sehingga 10 besar adalah Rins, Martin, Miller, Quartararo, Binder, Bagnaia, Joan Mir, Miguel Oliveira, Luca Marini, Enea Bastianini.

Sepanjang balapan berlangsung, Bagnaia tampak menjaga ritme aman dalam lomba terakhirnya musim ini. Secara bertahap, ia turun dari posisi 7, lalu menurun lagi ke posisi 9 saat tersisa 5 putaran terakhir. Jack Miller mengalami crash di lap ke-23. Di depan, Jorge Martin dan Brad Binder meluncur sebagai kandidat podium.

Sementara usaha Quartararo untuk mencapai tiga besar terbilang sulit, meski ia terus merapatkan jarak. Hingga 2 lap tersisa, selisih waktu dari Binder masih di kisaran 1,1 hingga 1,2 detik. Sang juara bertahan MotoGP akhirnya harus gagal mendapatkan gelar. Quartararo harus puas di peringkat 2 dalam klasemen akhir MotoGP 2022 dengan 265 poin. Sebaliknya, Bagnaia yang hanya mengumpulkan 1 poin dalam 2 race awal MotoGP musim ini, dinobatkan sebagai juaranya.

Hasil akhir, Suzuki mengakhiri musim MotoGP 2022 dengan kemenangan, Bagnaia menjadi juara dunia Ducati pertama sejak 2007, sementara Quartararo harus puas menempati posisi kedua dalam kejuaraan

Francesco Bagnaia menjadi pembalap tertua yang meraih gelar juara dunia MotoGP perdananya sejak kategori baru kelas premiere mulai diperkenalkan pada 2002 silam. Bagnaia juga menjadi pembalap kedua Ducati yang meraih gelar juara dunia setelah Casey Stoner pada 2007.

Sumber Foto: Sportface