Akhirnya kesempatan untuk melakukan review Wuling Alvez tiba. Rute Solo-Gunung Kidul – Yogyakarta ditempuh untuk membuktikan, apa kelebihan crossover Wuling ini, selain harganya yang murah.
Seperti diketahui, di balik kap mesin Alvez terpasang mesin empat silinder 1,5 liter naturally aspirated (tanpa turbo). Transmisi CVT menyalurkan daya sebesar 105 hp dan torsi 143 Nm ke roda depan.
Ditahan CVT
Mesin empat silinder di mobil ini memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Tenaga lumayan, torsinya juga tersedia di putaran yang rendah, 4.000 rpm.
Namun CVT yang menyalurkan daya sepertinya harus ditingkatkan. Anda bisa melihat putaran mesin naik cepat, tapi kecepatan terasa tertahan. Mengatasinya, harus dengan metode ‘mengayun’ pedal gas. Bejek dalam, lalu angkat pelan-pelan.
Agak menyebalkan saat harus overtaking. Dan entah kenapa, gejala ini terasa di beberapa mobil Cina. Mengingatkan kami pada performa mobil-mobil di masa awal transmisi CVT diperkenalkan. Ini harus jadi perhatian Wuling
Rasa Kabin
Fasilitas di kabin jadi nilai lebih yang paling terasa. Meski harganya di kisaran Rp 200-an juta, tapi sudah dilengkapi sunroof yang ukurannya tidak bisa dibilang besar, sistem bantu berkendara ADAS yang lengkap. Tidak lupa, fitur WIND untuk memudahkan operasional fitur.
Nilai ergonomis sepertinya bisa ditingkatkan. Peletakan tombol fisik pengaturan AC terasa terlalu kecil, meski mudah dipahami.
Ruang kaki penumpang depan cukup lega. Bisa memberikan kenyamanan untuk perjalanan jauh. Jok belakang juga kami yakin bisa mengakomodir penumpang dengan tinggi 170 cm.
Tidak ada yang perlu dikeluhkan terlalu jauh di bagian kabin ini. Joknya lumayan mengakomodir bentuk badan kami yang berukuran standar orang Asia. Meski bukan yang paling nyaman, tapi Wuling berusaha keras untuk mendesain kursi yang ergonomis.
Rasa Berkendara
Saat pertama mencoba singkat di IIMS 2023 lalu, Wuling Alvez menunjukan karakter peredaman yang agak keras. Utamanya di kecepatan rendah.
Dihadapkan pada kondisi perjalanan sesungguhnya di medan luar kota, mobil terasa keras memang. Tapi peredamannya cukup konsisten di berbagai permukaan jalan. Tidak seperti mobil yang harganya sekelas, kadang ada bunyi yang mengkhawatirkan. Hal ini tidak terjadi di Alvez.
Pergerakan setir dengan EPS (Electronic Power). Tipikal power steering setrum begini, pergerakannya terasa kosong, tidak terlalu komunikatif. Ini berlaku untuk Alvez. Meski kami merasakan pergerakannya cukup presisi dan penurut.
Jalan berliku dan menanjak dilewati dengan baik, dengan terisi empat orang. Kestabilan jadi nilai plus. Gejala limbung memang ada, wajar ini mobil tinggi, tapi masih bisa ditolerir saat melibas tikungan pada kecepatan 40-50 km/jam.
Suspensinya menganut konstruksi MacPherson strut di depan, dengan torsion beam di belakang. Setup yang ‘aman’ untuk sebuah mobil Rp 200 jutaan. Yang harus diperhatikan adalah, setelan suspensi seperti ini, cepat bertemu dengan batas kemampuannya. Libas tikungan panjang dengan kecepatan diatas 50 km/jam, kaki belakang Alvez akan ‘protes’ dengan menyuguhkan goyangan.
Tapi sekali lagi, untuk mobil dengan harga tersebut, tidak perlu ekspektasi berlebihan. Di kecepatan normal, Alvez mampu memberikan performa kestabilan yang patut diacungi jempol.
Yang tidak sempat kami coba adalah fitur Advance Driving Assistant (ADAS). Ini karena perjalanan Solo, Gunung Kidul hingga Yogyakarta tidak melewati jalan tol. Hanya Sistem bantu stop and go dan lane keeping assist yang sempat difungsikan, dan cukup presisi seperti yang ada di Almaz RS.
Kesimpulan
Dari pengujian ini, pandangan kami tidak berubah sejak impresi pertama mobil ini muncul. Harga Rp 290-an juta (Alvez EX), memberikan nilai lebih berkat fitur ADAS, sunroof sistem multimedia dan WIND. Performa kami tidak menuntut lebih. Untuk mobil dengan harga segitu, rasanya cukup saja. Tidak lebih atau kurang.
Pengendalianya menyenangkan di jalan berliku, meski peredaman memang agak keras. Ditambah, kalau Anda duduk di belakang, kursinya tidak reclining meski ruang kaki dan kepala mumpuni.
Konsumsi BBM? Setelah melakukan review Wuling Alvez sejauh 170 km melalui jalan luar kota (non tol) di MID tertera 12,8 km/liter. Cukup masuk akal dengan pedal gas yang diinjak sesuai kebutuhan tanpa dibatasi.