Kisah Panjang Penggarapan BMW 3.0 CSL

Anda mungkin kerap menemukan label “Special Edition” atau “Limited Edition” pada mobil edisi khusus yang dibuat dalam jumlah yang terbatas.

Pada umumnya, tampilan interior maupun eksterior dikemas sedikit berbeda dari model versi reguler yang dipasarkan. Namun hanya segelintir saja yang benar-benar digarap secara khusus dan istimewa.

Salah satunya adalah BMW 3.0 CSL yang diluncurkan pada November 2022 lalu. Mobil ini dibuat khusus sebagai kado ulang tahun ke-50 M-Division, divisi motorsports dari BMW. Anda tentu penasaran seperti apa proses penggarapan mobil spesial yang jumlahnya hanya 50 unit sedunia. Nah, mari kita simak…

Penggarapan Secara Handmade

Sebagai mobil yang sangat spesial, sport coupe BMW 3.0 CSL digarap secara khusus di fasilitas tersendiri tak jauh dari pabrik BMW di Dingolfing, Jerman.

Meskipun fasilitas proyek 3.0 CSL ini terpisah dari pabrik induk, namun pengelolaan operasionalnya tetap berada di bawah kendali pabrik BMW di Dingolfing.

Meskipun model M4 CSL digunakan sebagai basis dasar mobil ini, namun 3.0 CSL memiliki tampilan yang sangat berbeda. Bahkan sebuah tim khusus yang terdiri dari 30 orang spesialis bertugas melakukan proses penggarapan modifikasi BMW 3.0 CSL ini.

Tahap pertama adalah melakukan perombakan pada panel body standar M4 CSL. Fender depan dan belakang dibuat lebih mekar dan kekar dari versi standarnya. Proses penekukan dan pengelasan plat baja dilakukan secara manual oleh para teknisi khusus. Penggarapan mobil ini tak ubahnya seperti pada saat pembuatan body mobil balap legendaris BMW 3.0 CSL (E9) ‘Batmobile’ era ’70an.

Tak hanya body, area sasis pun mengalami modifikasi. Salah satunya adalah poros roda standar yang dimodifikasi agar bisa dipasangi velg center-lock.

Mesin 6-silinder 3.0-liter twin-turbo (S58) bawaan M4 CSL pun diracik ulang. Transmisi automatic 8-speed bawaan M4 CSL diganti dengan transmisi manual 6-speed close-ratio. Output tenaga mesin terdongkrak 10 HP menjadi 560 HP. Namun torsi maksimum justru dikurangi 100 Nm menjadi 550 Nm…dengan alasan untuk melindungi transmisi agar tidak jebol.

67.000 Tahapan Proses Pengecatan Per Mobil

Workshop pengecatan adalah yang paling sibuk. Proses pengecatan mobil ini terbilang rumit dan memakan waktu cukup lama. Setidaknya terdapat 22 komponen yang harus dicat secara manual dan terpisah.

Bahkan masing-masing komponen harus melalui 134 tahapan proses pengecatan. Jadi untuk satu mobil totalnya sekitar 6.700 tahapan pengecatan secara manual. Ya, hanya untuk satu unit mobil saja.

Body mobil BMW 3.0 CSL dicat sesuai standar produksi BMW dan di tempat pengecatan yang sama dengan mobil produksi reguler. Sementara untuk pengecatan sejumlah komponen khusus seperti panel atap dan bumper dilakukan di pabrik BMW lainnya.

Setelah proses pengecatan warna dasar pada body selesai, tahapan selanjutnya adalah detailing termasuk penyematan stripping body. Tiga garis warna merah, putih dan biru khas BMW M yang diimbuhkan pada body pun dikerjakan secara manual.

Mau Dikirim Atau Ambil Sendiri?

Untuk mendapatkan hasil yang sangat detil, maka seluruh proses pengerjaaan modifikasi hingga perakitan dikerjakan secara manual. Mobil yang sudah dirakit kemudian dikirim ke pabrik BMW di Dingolfing.

Serangkaian tahapan inspeksi dan pengujian termasuk dyno test pun dilakukan secara teliti. Bahkan setiap unit mobil BMW 3.0 CSL diuji di proving ground BMW yang ada di Dingolfing.

Tahapan proses penggarapan cukup panjang, sehingga untuk membuat satu unit mobil butuh waktu sekitar 2 pekan. Diperkirakan 50 unit BMW 3.0 CSL edisi khusus ini baru akan rampung digarap paling cepat dalam waktu 3 bulan.

BMW M3 CSL

Para pemesan akan dikonfirmasi dan dapat memilih, apakah mobil pesanan mereka ingin dikirim atau mereka ingin mengambil sendiri ke BMW Welt di Munich. Adakah salah satu dari mobil ini yang menjadi milik kolektor asal Indonesia?

 

BMW XM Label Red Siap Taklukkan Pikes Peak Hill Climb 2023

Masih beberapa bulan lagi menjelang dimulainya balap Pikes Peak International Hill Climb tahun ini. Event yang kali ini merupakan penyelenggaraan ke-101. Tercatat sebanyak 74 starter yang akan mencoba menaklukkan trek Pikes Peak pada 25 Juni 2023 mendatang. Salah satunya adalah BMW XM Label Red.

Trek berliku Pikes Peak yang menantang dan ekstrem akan menjadi ajang unjuk kemampuan bagi SUV plug-in hybrid paling perkasa dari BMW ini. Tak tanggung-tanggung, aksi XM Label Red di Pikes Peak akan dipiloti oleh Matt Mullins, chief driving instructor BMW Performance Driving School.

Pintu mobil Mullins nantinya akan dilabeli nomor start 735, sama dengan performa mesin Label Red yang di angka 735 HP. Sungguh hal yang sangat kebetulan.

Penonton Tidak Peduli

Pada dasarnya, para penonton balap Pikes Peak tak akan peduli apakah mobil yang berlaga menggunakan motor listrik, mesin turbo atau plug-in hybrid sekalipun. Karena hanya mobil perkasa saja yang mampu melibas 156 tikungan dengan kecepatan sangat tinggi di trek menanjak nan ekstrem sepanjang 19,8 km.

Versi standard XM (non-Label Red) memiliki output tenaga maksimum 644 horsepower dengan torsi 750 Nm. Ya, itu adalah racikan bawaan pabrik dari BMW M-Division yang membuat mobil seharga $159.995 ini menyandang emblem “M”.

Versi XM racikan M-Technik paling perkasa

Mobil dengan garis striping warna merah yang label harganya mulai dari $185.995 ini pun dibuat dalam jumlah yang sangat terbatas.

Masih belum dapat dipastikan apakah Mullins bakal mengandalkan performa ‘standard’ XM Label Red yang bertenaga 735 HP dengan torsi 1.000 Nm. Ataukah tim engineer BMW M masih akan menguras lagi setup performa XM Label Red?

Apakah BMW XM Label Red bakal mencapai garis finish yang berada di ketinggian 4.282,4 meter di atas permukaan laut? Kita tunggu kabarnya. Kami juga penasaran. 

Inilah BMW M3 Touring Supersport Wagon Racikan AC Schnitzer

Mobil wagon yang identik sebagai mobil harian dan rekreasi keluarga telah mengalami perubahan trend dan fungsi. Hadirnya genre sport wagon telah menggeser makna ‘rekreasi’ dari piknik menjadi ‘rekreasi adrenalin’ mengejar top speed. Salah satunya adalah BMW M3 Touring.

BMW M3 Touring (G81). Versi wagon dari M3 Sedan (G80) ini bagaikan mobil yang bisa mengajak  keluarga merasakan adrenalin.

Jika Anda ingin tampil beda dari versi standard BMW M-Technik, mungkin BMW M3 Touring (G81) racikan AC Schnitzer akan membuat anda tergiur.

Tuner spesialis mobil BMW dari Munich, Jerman ini meracik ulang BMW M3 Touring (G81) menjadi sebuah supersports wagon.

Tampilan AC Schnitzer

Tampilan eksterior adalah yang pertamakali dilihat dari mobil anda. AC Schnitzer pun mengimbuhkan seperangkat body kit serat karbon khusus pada body BMW M3 Touring (G81).

Tak ubahnya seperti pada M3 Sedan racikan mereka yang telah lebih dulu muncul. Body kit pada M3 versi wagon ini tak hanya berguna untuk meningkatkan gaya aerodinamika, namun juga ketampanan mobil.

Di depan tersemat grille, bumper, kap mesin hingga sirip splitter depan model sport. Side skirt, sirip diffuser pada bagian bawah bumper belakang tak luput dari sentuhan. Pada pintu bagasi tersemat identitas berupa emblem AC SCHNITZER.

Alunan aransemen nada baru dari mesin 6-silinder sport wagon ini dihasilkan oleh seperangkat sistem exhaust freeflow. Knalpot khusus ini sekaligus menjadi pendongkrak performa.

Interior pun tak luput dari perubahan. Dibandingkan M3 versi standard, AC Schnitzer menyematkan paddle shift aluminium berukuran lebih besar. Nuansa aluminium pun merambah pada pedal hingga panel kontrol iDrive.

Gubahan Performa 

Dalam kondisi standard, mesin 6-silinder TwinPower Turbo 3.0-liter M3 Touring menghasilkan tenaga 503 HP dengan torsi maksimum 650 Nm.

Namun dengan sentuhan paket performa dari AC Schintzer, tenaganya naik menjadi 590 HP. Torsi maksimumnya terkoreksi menjadi 750 Nm.

Masih belum cukup? Mobil bisa di-tuning lebih lanjut ke Stage II. Tenaga mesin dipompa lagi hingga menjadi 610 HP. Sementara untuk puntiran torsi maksimum tetap 750 Nm. Tentunya konsumsi BBM tak lagi menggunakan oktan 92 atau 95, tapi oktan RON 98 alias bensin Turbo.

Tak perlu khawatir soal jaminan perawatan mesin. Paket upgrade performa tersebut mendapat garansi selama 36 bulan dari AC Schnitzer.

Tak ada ubahan pada sistem penggerak all-wheel drive BMW xDrive. Genggam erat-erat setir sport khusus dari AC Schnitzer dan nikmati sensasi menembus angka 100 km/jam hanya dalam 3.6 detik. Segesit BMW 8-Series M850i xDrive Coupe, Alpina B6 xDrive Grand Coupe dan sedan Alpina B7 xDrive.

Untuk menunjang performa yang melonjak drastis, sasis dan suspensi tak luput dari setting ulang. Kaki-kaki dan body kekar M3 Touring ditopang dengan velg 20-inci yang tersedia dalam dua model.

Opsi pertama yakni velg forged AC3 dan yang kedua yakni velg light-alloy AC1. Kedua variant velg dibalut dengan ban 285/30 R 20 (depan) dan 295/30 R 20 (belakang).

Ingin tahu berapa dana yang harus dirogoh dari kocek anda? Rincian biaya untuk racikan AC Schnitzer ini bergantung pada daftar paket yang anda pilih pada situs resminya.

 

 

Review BMW i4, Pengundang Tatapan, Senyuman dan Harapan

Ini adalah BMW i4 eDrive40. Ya, mobil listrik premium yang hadir di Indonesia sejak akhir 2021 lalu. Kali ini kami berkesempatan mencobanya di jalanan Indonesia, sembari mencoba menyerap apa sebetulnya yang ditawarkan oleh i4. Yang pasti, mobil ini mengundang tatapan pengendara lain.

BMW i4 2023

Berkode bodi G26, BMW i4 dibekali dengan segala sesuatu yang sesuai dengan yang Anda harapkan dari mobil BMW. Minus suara mesin dan knalpot yang merdu. Konsep desainnya adalah mobil liftback lima pintu, yang menawarkan kepraktisan berkendara sehari-hari.

Pada akhirnya, setelah mencoba beberapa ratus kilometer, kesimpulannya adalah, kami punya BMW favorit baru setelah BMW E36, E46 dan E39.

Desain i4

Okelah, moncongnya bukan sesuatu yang menarik. Pasti Anda juga sudah banyak tahu soal kontroversi kidney grill yang dipakai di mobil BMW kekinian. Diapit sepasang lampu dengan desain yang tegas, dan sepasang air dam untuk mendukung pendinginan dan aerodinamika. Meskipun yang berlubang sebetulnya hanya pinggirannya.

i4 2022

Dari ujung kap mesin ke belakang, kami harus akui, proporsinya masuk akal. Sesuai untuk sebuah BMW sedan Seri-3/Seri-4 Gran Coupe. Pelek 19 inci dibalut ban Hankook Ventus tampak menggugah. Dan karena mobil yang Anda lihat di sini dibekali trim M Sport, maka terlihat kaliper rem berwarna biru.

Belakangnya langsung akan mengingatkan kalau ini adalah BMW Seri-4. Bentuk lampunya khas dengan ujung penutup bagasi yang melancip agak naik. Yang istimewa adalah saat bagasi dibuka. Penutup akan terbuka hingga ke kaca belakang. Itulah kenapa mobil ini disebut liftback. Efeknya, akses bagasi benar-benar mudah.

Liftback i4

Di luar kebiasaan, tuas pembuka pintu. Tidak menggunakan model tarik seperti pada BMW biasanya. Tapi lebih konvensional dengan mekanisme ‘colek’.

Kap Mesin Kosong

Anda tidak akan menemukan apapun di balik kap mesin. Serius. Untuk menutupi kekosongan, ada cover plastik yang bisa dilepas. Di bawahnya Anda akan bisa melihat steering system, pengendali kinerja baterai dan motor listrik. Tidak lupa ada tabung-tabung pengisi berbagai macam cairan.

mesin i4

Soket pengisian ulang baterai ada di sebelah kanan belakang. Menurut data spesifikasi, bisa menerima arus DC hingga 250 kW untuk pengisian cepat. Dengan arus sebesar itu, isi ulang baterai dari kosong hingga 80 persen hanya perlu waktu setengah jam saja.

Soal baterai, dengan kapasitas 81,5 kWh, BMW mengklaim jarak tempuhnya lebih dari 550 km. Tentunya tergantung kondisi berkendara. Motor listriknya mampu menghasilkan kekuatan hingga 340 hp. Torsi tertinggi mencapai 430 Nm. Ini angka yang serius.

Beda Kenyamanan Depan dan Belakang

Interior BMW i4 dibekali jok kulit asli. Pada yang kami uji, warnanya kecoklatan yang menghasilkan efek mewah yang maksimal.

Jok depan cukup ergonomis dan pengaturannya mudah serta fleksibel. Tidak ada yang perlu dikeluhkan di bagian ini. Segalanya mudah diraih oleh tangan pengemudi, tanpa harus banyak mencondongkan badan.

Interior BMW i4

Layar besar untuk infotainment dan informasi berkendara, plus HUD tersedia tepat di depan pengemudi. Ini seperti yang digunakan oleh Seri-3 G20 yang baru saja mendapatkan facelift akhir tahun lalu.

Isinya komplit. Selain status kesehatan kendaraan, bisa terhubung juga dengan Android Auto dan Apple Carplay secara wireless (tanpa kabel). Sistem operasi sistem infotainment bisa dikendalikan dari kenop di konsol tengah. Seperti biasa. Dan operating system di i4 sudah iDrive 8.0 terbaru.

Lingkar kemudi terlihat penuh. Ada banyak tombol untuk mengatur adaptive cruise control dan audio serta informasi berkendara. Saat digenggam, kami rasa cukup nyaman. Tidak licin dan dimensi setir cukup memudahkan.

Jok bmw i4

Baris belakang, ceritanya lain. Ini seperti menegaskan kalau Anda naik mobil ini, harus mengemudi sendiri. Meski sebetulnya hal biasa juga yang ada di Seri-3/Seri-4. Joknya agak kaku. Masih nyaman, namun untuk perjalanan jauh sepertinya akan cepat melelahkan.

Di deret ini mampu menampung tiga orang. Fiturnya juga lumayan lengkap. Ada arm rest kalau hanya berdua. Soket USB dan kendali AC mudah diraih.

Yang kami sayangkan adalah, masih saja ada transmission tunnel yang mengganggu ruang kaki. Entah apa fungsinya, yang pasti bikin terasa lebih sempit. Atap khas coupe yang melandai tepat di atas kepala juga lumayan membuat terasa sempit. Kombinasikan hal tersebut dengan jok yang kurang begitu nyaman. Silahkan nilai sendiri.

Performa & Handling

BMW i4, seperti dibilang tadi punya daya hingga 340 hp dengan torsi 430 Nm. Menyenangkan? Pasti. Yang tidak waspada, kepala akan langsung bersandar di head rest saat akselerasi dengan menekan pedal akselerator penuh. Tipikal mobil listrik, torsinya instan.

Namun kalau diperhatikan, Anda akan dapat merasakan sebetulnya akselerasinya linear dan halus. Tidak ada lonjakan yang berlebihan. Efek dorongan awal memang pasti membuat kaget.

BMW i4 EV

Handling-nya juga menyenangkan. Jalankan sejauh 500 meter, dan akan terasa kalau ini mobil yang ramah. Bidang pandang cukup luas, meski kami kurang suka dengan HUD (di mobil manapun) karena kadang jadi distraksi.

Redaman suspensi bisa dipuji untuk jalanan seputar ibukota yang tidak bisa dibilang mulus. Ayunan suspensi di kecepatan tinggi tidak memuat limbung. Manuver melibas tikungan tol yang panjang, dilakukan dengan meyakinkan. Center of gravity, atau titik bobot yang rendah membuat mobil ini meyakinkan melewati tikungan dengan kecepatan tinggi.

Coba goyangkan setir dengan cepat, akan terasa kalau mobil ini penurut. Setirnya terasa ‘direct’ dan akurat menterjemahkan input pengemudi.

Yang menjadi catatan adalah pergerakan lingkar kemudi. Mengingatkan kami pada E90. Untuk Seperempat putaran pertama terasa berbobot. Namun setelah itu jadi lebih ringan. Ini kerap terjadi di kecepatan rendah. Manuver di perkotaan. Mungkin maksudnya untuk mempermudah manuver, tapi kadang bikin grogi.

Suara artikulasi ban yang menelusup ke kabin, kami tengarai mungkin dari usia pakai ban. ya, kaca frameless di samping juga membuat suara angin masuk. Tapi masih dalam batas toleransi.

Kesimpulan

Meski kami sekarang kurang paham dengan BMW, tapi mobil ini sukses menyodok posisi kedua di ‘wishlist’ BMW yang ingin kami punya. Ya, kami berharap untuk punya.

EV, fast charging dan performa membuat kami suka. Fitur kami merasa memang sudah seharusnya BMW, jadi tidak ada yang mengejutkan. Handling yang kami juga suka. Sangat suka. Bobot yang rendah menyumbangkan kestabilan yang jempolan.

BMW i4

Kabin belakang memang bukan yang istimewa di mobil ini, tapi duduk di depan dan mengemudikannya adalah sesuatu yang menjadi kenikmatan BMW i4. Lontaran torsi dan tenaga sukses membuat kami tersenyum lebar.

Jadi, soal wishlist tadi, nomor satunya apa? BMW E39 M5.

BMW M Hybrid V8 Balap Perdana Di Seri Rolex 24 Hours of Daytona

BMW M, label nama yang identik dengan mobil high performance dan sirkuit balap. Mulai dari balap World Touring Car Championship (WTCC) hingga DTM. Balap ketahanan hingga Formula 1. Kini, setelah melewati serangkaian uji coba sirkuit, mobil balap BMW M Hybrid V8 pun melangsungkan laga perdananya akhir pekan ini.

Pada kejuaraan balap ketahanan Rolex 24 Hours of Daytona tersebut BMW M Hybrid V8 berlaga di kelas Grand Touring Prototype (GTP) IMSA (The International Motor Sports Association). Dua unit mobil balap BMW M Hybrid V8 dari tim balap BMW M Team Rahal Letterman Lanigan (RLL) Racing akan berpacu selama 24 jam.

Mobil No.24 akan start dari posisi 7 dipiloti pembalap asal Austria, Philipp Eng sebagai starter. Eng akan bergantian dengan Augusto Farfus (Brazil) dan Marco Wittmann (Jerman).

Sementara pembalap asal Inggris, Nick Yelloly pada mobil No.25 start dari posisi 8. Nick Yelloly akan bergantian dengan Connor De Philippi (AS) dan Sheldon van der Linde (Afrika Selatan). Pmebalap debutan asal AS, Colton Herta akan memiloti kedua mobil secara bergantian.

Moment “Comeback” BMW Di Balap Ketahanan

BMW terjun kembali ke kancah balap ketahanan setelah hiatus selama beberapa tahun. Kesuksesan BMW di balap ketahanan mobil prototype terakhir kali diraih pada musim balap 1999.

Saat itu, BMW V12 LMR berhasil merajai dua ajang balap legendaris dan bergengsi, 24 Hours of Le Mans dan 12 Hours of Sebring.

Musim ini BMW menargetkan pencapaian yang jauh lebih baik dengan mobil balap M Hybrid V8. Terlebih lagi ada kerjasama dengan Dallara yang merupakan spesialis sasis mobil balap.

Harus diakui, tampilannya tak hanya sangat keren. M Hybrid V8 mengusung beragam aspek teknologi mutakhir yang dimiliki BMW M. Baik dari sektor mesin hingga rancang bangun konstruksinya. BMW seakan-akan tengah membangkitkan kembali mobil balap V12 LMR namun dalam versi yang berbeda.

Sebuah tim engineer pun dibentuk bersama oleh BMW dan Dallara khusus untuk menangani proyek mobil balap LMDh. Mobil BMW M Hybrid V8 ini telah menjalani dua fase perancangan. Ini demi memenuhi standard regulasi mobil balap LMDh berpenggerak sistem hybrid.

Mesin Hybrid V8 P66/3 Andalan Baru BMW

Racikan pada mesin hybrid P66/3 4.0-liter V8 twin-turbo yang diusung mobil ini menghasilkan output tenaga 640 hp dengan torsi maksimum 650 Nm. Dengan perpaduan modul hybrid, tenaga yang dihasilkan mampu mencapai 680 hp. Catatan performa tersebut telah sesuai dengan batasan regulasi yang ditetapkan oleh FIA dan juga IMSA.

Dengan sistem high-pressure direct injection, sistem pelumasan Dry-sump plus batas red line pada 8.200 rpm, mesin P66/3 diharapkan mampu menahan siksaan selama 24 jam.

Bukan Cuma Mobil Balap

“BMW M Hybrid V8 tak hanya sebuah mobil balap. Ini adalah langkah BMW M menuju era elektrifikasi di masa depan. Mobil ini akan membuktikan kemampuan teknologi elektrifikasi dari M Power.” papar Franciscus van Meel, CEO of BMW M GmbH.

Seri kejuaraan IMSA WeatherTech SportsCar Championship musim balap tahun ini akan menjadi pembuktian bagi BMW M. Sekaligus ajang pemanasan menjelang kejuaraan balap ketahanan 24 Hours of LeMans tahun depan.

Apakah mobil ini akan sukses di balap Rolex 24 Hours of Daytona akhir pekan ini? Kita tunggu kabar selanjutnya.

 

 

BMW i4 Police car

BMW i4 Polisi Jerman Dimodif Oleh AC Schnitzer, Untuk Apa?

Kalau bicara tuner yang kerap memodifikasi mobil polisi, AC Schnitzer mungkin akan ada di urutan pertama. Sudah delapan kali tuner yang berkantor di kota Aachen, Jerman ini menggarap mobil kepolisian setempat. Dan kini, mereka memodifikasi mobil listrik BMW i4.

Tepatnya BMW i4 M50 Grand Coupe. Tapi modifikasi mobil polisi ini bukan sekedar modif. Karena ada misi penting di balik perubahan yang dilakukan. Kepolisian Jerman dan AC Schnitzer mengemban misi untuk memberi contoh bagaimana modifikasi yang aman dan tetap dalam koridor hukum.

BMW i4 AC Schnitzer

Tema perubahan yang diterapkan di BMW i4 ini namanya Tune It! Safe! Kampanye yang sebetulnya sudah jalan 17 tahun. Program nasional tersebut menarik perhatian khalayak umum di Jerman, karena menunjukan bagaimana caranya melakukan modifikasi yang aman tanpa melanggar peraturan lalu lintas yang berlaku.

Perubahan yang diterapkan pada mobil polisi BMW i4 ini meliputi paket penambahan peranti aerodinamika ubtuk meningkatkan kualitas down force. Isinya ada spioler di depan lengkap dengan splitter-nya, ditambah side skirt, spoiler belakang berbahan carbon fiber. Tidak ketinggalan roof spoiler juga. Bemper belakang bahkan ditambahkan pelapis carbon di bagian pojokannya.

BMW i4 AC Schnitzer police car

Bukan cuma tampilan, untuk meningkatkan performa pengendalian, AC Schnitzer membekali kaki baru untuk sedan elektrik ini. Ada lowering kit berupa per yang membuat mobil lebih rendah 20-25 mm. Perbedaan juga terlihat di pelek. Didesain oleh Schnitzer sendiri, nama peleknya AC4 berukuran 20 inci. Lebarnya 8,5 di depan dan 9,5 untuk belakang. Dibungkus oleh ban Hankook Ventus S1 Evo 3, dengan dimensi 255/35 (depan), dan 265/35 di belakang.

Tentunya, bukan mobil polisi kalau tidak ada peranti pendukung. Interiornya dibekali peranti komunikasi kepolisian, ditambah pedal AC Schnitzer berbahan alumunium. Lampu rotator di atap dibuat oleh Hella, pastinya. Begitu juga dengan lampu biru di balik grill. Entah kenapa, dengan imbuhan aksesoris Schnitzer ini kami jadi tidak terlalu mempermasalahkan kidney grill ukuran masif di depan.

BMW police car

Dari sisi penggerak, AC Schnitzer tidak merubah apapun. Komponen elektrik bawaan BMW i4 masih tetap diandalkan.

BMW Keenam Juta Lahir di Spartanburg

Sebagai brand otomotif asal Jerman, pabrik perakitan terbesar dari BMW justru bukan di Bavaria, namun berada di Amerika Serikat.

Pada Juni 1992 BMW membangun pabrik perakitan mobil yang berlokasi di Spartanburg, South Carolina sebagai strategi ekspansi produk mobil mereka di kawasan Amerika Utara. Pabrik seluas 470 ha tersebut mulai beroperasi pada tahun 1994 dengan produksi perdana model 3-Series (E36) untuk pasar AS dan Kanada.

Butuh waktu 14 tahun bagi pabrik Spartanburg dapat mencapai produksi ke 1 juta unit lewat sebuah BMW Z4 M Roadster di tahun 2006. Investasi besar-besaran ditanamkan di pabrik BMW Spartanburg secara bertahap guna meningkatkan kapasitas produksi. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, pabrik ini menjadi salah satu tulang punggung produksi mobil BMW untuk kebutuhan pasar global. Ya, mobil yang dirakit di tempat ini juga diekspor ke lebih dari 140 negara.

Kapasitas produksinya yang mampu mencapai 450.000 unit mobil per tahun pun membuahkan hasil pada tahun 2020 lalu. BMW Spartanburg membukukan rekor produksi ke 5 juta unit, sebuah BMW X5 M Competition.

Sepanjang tahun 2021, BMW Spartanburg yang dioperasikan oleh lebih dari 11.000 pekerja berhasil memproduksi 433.810 unit mobil dengan frekuensi produksi 1.500 unit mobil per hari. Dengan demikian, butuh setidaknya dua setengah tahun untuk dapat memproduksi 1 juta unit kendaraan.

Dan kini di usianya yang genap tiga dekade, pabrik manufaktur mobil BMW terbesar di muka bumi tersebut berhasil membukukan rekor produksi ke 6 juta unit, sebuah BMW X6 M.

Mobil ke 6 juta unit yang istimewa ini dibekali dengan mesin 4.4-liter twin-turbocharged V8 bertenaga 600 hp. Tampilan eksteriornya yang berlabur warna Java Green Metallic terlihat serasi dengan kemasan interior berbalut kulit Merino. Mobil ini akan disimpan di BMW Spartanburg sebagai bagian dari perjalanan sejarah pabrik tersebut.

BMW Spartanburg saat ini menjadi basis produksi SUV dan crossover yang meliputi model X3, X4, X6, X6 dan X7. Pada penghujung tahun ini model BMW XM akan diproduksi di BMW Spartanburg.

BMW Z4 Facelift

BMW Z4 Facelift Segera Meluncur Tahun Ini

Sejak pertamakali dipasarkan pada tahun 2019, generasi ketiga dari sports roadster BMW Z4 (G29) telah terjual lebih dari 55.000 unit di pasar global. Akan tetapi selama masa pandemi berlangsung, Z4 sama sekali belum mendapat sentuhan dan update.

Maka wajar jika tahun ini BMW memberi sentuhan facelift ringan untuk lebih memikat para konsumen. Namun, pangsa pasar segmen roadster sangat spesifik. Tak semeriah segmen sedan sport maupun sport coupe yang penjualannya  jauh lebih besar. Tak heran jika BMW tidak terlalu ngotot melakukan pengembangan besar-besaran pada Z4. 

Dari depan, tampilan eksterior mengalami ubahan pada desain air intake bagian samping. Grille pun kini terlihat lebih melebar. Sedangkan desain headlamp dan air intake bagian bawah tak mengalami perubahan.

Paket opsional M Sport kini menjadi kelengkapan standard pada seluruh varian Z4. Velg alloy baru berdesain double-spoke dengan ukuran 18-inci dibekalkan pada seluruh varian Z4. Tersedia pula velg opsional model diamond-cut dengan ukuran 19-inci.

Mesin BMW Z4 Baru

Pada sektor mesin, varian entry-level sDrive20i masih dibekali mesin bensin 4-silinder 2.0-liter turbocharged bertenaga 196 hp dan torsi maksimum 320 Nm.

Kemudian berlanjut ke level yang lebih tinggi yakni sDrive30i masih menggunakan basis mesin yang sama dengan sDrive20i namun output performanya jauh lebih besar yakni 258 hp dengan torsi 400 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam hanya butuh waktu 5,4 detik.

Pada level teratas yakni varian M40i, dibekali mesin 6-silinder 3.0-liter yang juga digunakan oleh Toyota Supra (ya…Supra). Output performa varian teratas Z4 ini menyuguhkan tenaga maksimum 339 hp dan torsi maksimum 500 Nm. Hanya saja, akselerasi 0-100 km/jam Z4 tertinggal 0,2 detik dari saudaranya di Toyota, yakni di kisaran 4,5 detik.

Untuk varian Z4 bermesin 4-silinder, pilihan transmisi yang ditawarkan pun masih sama yakni manual 6-speed dan automatic 8-speed plus paddle-shift.

Sedangkan pada M40i masih mengusung transmisi automatic 8-speed ZF 8HP45. Z4 varian teratas ini tidak dibekali transmisi manual seperti yang dibekalkan pada Toyota Supra tiga pedal. Ya, tak seperti yang diharapkan para pecinta pecinta Z4.

Fitur teknologi variable sport steering dan suspensi M Sport dengan per dan damper yang lebih kokoh kini menjadi kelengkapan pada seluruh varian Z4.

Pada perangkat penunjang stabilitas berkendara, varian M40i kini dilengkapi dengan suspensi adaptive dengan peredaman berpengendali elektronik serta perangkat differential M Sport (merupakan fitur opsional pada varian sDrive30i). Fitur launch control kini dibekalkan pada seluruh varian model Z4.

Tampilan interior masih seperti model Z4 yang saat ini dipasarkan. Sepasang layar 10.25-inci masih terpampang pada dasbor dan belum digantikan dengan layar infotaintment Curved Display seperti pada 3-Series terbaru.

Sejumlah fitur keselamatan berkendara seperti front collision warning, lane departure warning menjadi fitur standar pada seluruh varian Z4.

BMW Z4 edisi facelift ini menurut rencana akan resmi diluncurkan secara global tahun ini. Meskipun pihak pabrikan belum mengumumkan berapa harga jual Z4 versi facelift, namun diperkirakan akan terjadi revisi dari harga Z4 yang saat ini dipasarkan mulai dari $44.300.

Mobil bermesin BMW

5 Mobil Yang Ternyata Pakai Mesin BMW

Iya, BMW bukan cuma bikin mobil. Mereka juga terkadang ‘berbaik hati’ menyediakan mesin untuk pabrikan lain. Dan terpasang bukan di mobil sembarangan. Di bawah ini mobil-mobil yang ternyata menggunakan jasa BMW untuk melaju di jalanan. Baik aspal ataupun off road.

McLaren F1

Tahun 1994 saat McLaren mendesain sendiri mobilnya, dengan bantuan desainer Gordon Murray, mereka tidak punya mesin yang pas. Diliriklah BMW. Gayung bersambut, pabrikan Jerman ini menyediakan penggerak V12 6,1 liter. Sukses besar karena performanya juara. Tenaga 618 hp mendorong mobil ini untuk berakselerasi 0-100 km/jam dalam waktu tiga detik saja.

Mesin ini tercatat sebagai penggerak paling cepat tanpa bantuan turbo. McLaren F1 sendiri didaulat sebagai mobil paling kencang di dunia selama satu dekade. Sekarang, mungking banyak yang lebih kencang. Tapi tanpa McLaren F1 dan BMW V12, dunia otomotif sekarang pasti berbeda.

Land Rover Defender 2.8i

Ini mobil langka. Di Indonesia Land Rover Defender biasanya bermesin turbodiesel yang sangat bisa diandalkan. Defender 2.8i dibuat antara 1997 hingga 2001 dan kebanyakan untuk pasar Afrika Selatan. Mesin BMW M52 2,8 liter terpasang di moncongnya. Jantung mekanis yang sama bisa Anda temukan di BMW 528i E39.

Tersedia dalam bentuk Defender 90 dan 110, tenaga yang dihasilkan 192 hp dengan torsi puncak 280 Nm. Dipadukan dengan gerak 4×4, kami hanya bisa membayangkan rasanya seperti apa. Kenapa bisa ada mesin BMW di mobil Inggris ini? Jawabannya adalah, karena BMW di masa itu memegang saham Land Rover. Ya mudah saja kalau sudah begitu. Dan engineer di balik ‘kawin silang’ ini adalah Frank Isenberg. Anda mungkin tahu pak Frank sebagai pimpinan proyek BMW M2.

Bertone Freeclimber

Bentuknya familiar, kan? Ini adalah mobil yang komplit. Dibuat oleh pabrikan Jepang, didesain orang Italia dan mesinnya bikinan Jerman. Kurang apa lagi? Aslinya ini Daihatsu Rocky yang didesain ulang oleh perancang mobil Bertone, menggunakan mesin BMW. Pilihan mesinnya ada tiga: 2,0 dan 2,7 liter bensin. Tersedia juga versi 2,4 liter turbodiesel yang hanya dijual di Perancis.

Freeclimber hadir dari 1989 hingga 1992 dalam dua generasi. Dan lumayan laris. Tercatat lebih dari 2.500 unit terjual selama tiga tahun tersebut.Konon, mobil ini yang membuat BMW berpikir untuk terjun ke ranah SUV dengan X5.

Range Rover P38A

Lagi-lagi saat BMW masih memegang Land Rover. Range Rover P38A di Indonesia memang cukup populer sebagai mobil yang nyaman, mewah sekaligus punya mesin bensin V8 yang kurang bisa diandalkan. Mungkin ceritanya beda kalau masuk juga versi dieselnya.

Mesin turbodiesel ini yang dibuat oleh BMW. Tepatnya BMW M51 berkapasitas 2,5 liter dengan konfigurasi enam silinder segaris. Daya yang dihasilkan 136 hp dengan torsi 270 Nm.

Rolls Royce Phantom

Merek Rolls Royce mungkin bukan yang paling sukses. Itu sebelum BMW mengambil hak asuh merek Inggris ini. Hasilnya, lahir Phantom yang fenomenal. Segala yang ada di mobil ini ada campur tangan BMW-nya.

Mesin V12 yang digunakan memiliki kapasitas 6,7 liter dengan daya 460 hp. Inilah mobil yang membuat Rolls Royce kembali melambung dan terus naik pamornya hingga sekarang.

Bonus: Toyota Supra

Ya, ini pasti Anda sudah tahu. Tapi kenapa harus pakai mesin BMW B58? Kalau Anda mengikuti sepak terjang Toyota Supra, mobil sport ini selalu pakai mesin enam silinder. Seolah jadi pakem yang harus diikuti.

Nah, Toyota tidak punya waktu untuk mengembangkan mesin enam silinder segaris baru, setelah JZ tidak lagi dibuat. Mereka perlu partner untuk proyek Supra yang kehadirannya didesak dan dinanti penyukanya. Ya sudah, BMW mereka dekati untuk kerjasama. Hasilnya, mesin memakai B58, tapi platform digarap bersama.

BMW melahirkan Z4 generasi baru, Toyota jadi Supra. Pusat perakitannya sekalian. Toyota Supra dan BMW Z4 dibuat di pabrik yang sama di pusat perakitan Magna Styer di Austria.

BMW M5 Competition 50 Jahre BMW M

BMW M5 Competition Versi “50 Jahre M Edition” Hanya 10 Unit Di India

BMW India kebagian menjual BMW M5 Competition 50 Jahre m Edition. Seperti apa mobilnya?

Perayaan 50 tahun BMW M masih terus berlanjut. Tujuh dari sepuluh model edisi khusus meluncur di India. Lebih dulu meluncur M340i, 630i M Sport, 530i M Sport, M4 Competition, X7 40i M Sport, X4 M Sport dan M8 Competition coupe. Kini giliran M5 Competition yang masuk dalam daftar model edisi khusus “50 Jahre M Edition”.

BMW Group India memesan warna Aventurine Red, racikan khusus dari BMW Individual pada eksterior BMW M5 Competition 50th Anniversary Edition ini. Sunroof berbahan Carbon Fibre Reinforced Polymer (CFRP) pada atap terlihat kontras dengan body berwarna merah metalik.

Sebagai penanda khusus, di bagian body depan dan belakang tersemat logo bundar dengan tiga garis warna khas BMW M yang terinspirasi dari emblem yang digunakan pada pada mobil BMW M era ’70an. Pada kemasan interior, balutan kulit Merino berkelir Aragon Brown pada jok dan panel interior dipadukan dengan plafon berkelir Anthracite. Label khas BMW M plus logo M5 tersemat pada jok sport, seatbelt, setir hingga footrest dan pedal.

Detail lain ditampilkan dari velg alloy 20-inci dari BMW M berkelir Jet Black yang menampilkan logo klasik BMW M pada bagian center hub. Velg berwarna hitam terlihat kontras dengan kaliper rem BMW M berwarna High Gloss Red. Di bagian buritan, empat laras exhaust pelantun nada parau dari mesin V8 dikemas dengan nuansa Black Chrome.

Tak ada perubahan pada fitur sistem infotaintment, keselamatan maupun teknologi bantu berkendara yang dibekalkan antara mobil ini dengan M5 Competition biasa. Sistem audio pemanja telinga pun tetap menggunakan lansiran Harman-Kardon dengan 16 buah speaker.

Mesin BMW M5 Competition

Output mesin 4.4-liter twin-turbo V8 M5 Competition yang bersemayam di balik bonnet mobil ini pun tak berubah. Tenaga maksimum 625 HP dan torsi 750 Nm disalurkan ke sistem penggerak all-wheel drive via transmisi otomatis 8-speed dual-clutch.

BMW M5 Competition hanya butuh waktu 3,3 detik untuk melesat mencapai kecepatan 100 km/jam. Jika top speed 250 km/jam masih dirasa kurang, tersedia paket opsional M Driver’s Pack yang akan melepas belenggu elektronik pada setingan mesin agar M5 Competition mampu menembus angka 305 km/jam.

Dan… BMW M5 Competition edisi khusus yang diluncurkan oleh BMW Group India dan hanya tersedia sebanyak 10 unit ini dipasarkan mulai dari ₹1,79 crore (17.990.000 rupee ) atau setara $218.553 untuk setiap unitnya. Hmm…Acha acha…