Suzuki Indonesia Update Recall Untuk GIXXER 250SF

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi mengumumkan program Suzuki Product Quality Update untuk 174 unit sepeda motor model GIXXER 250SF yang telah beredar. Hal ini guna mendapatkan pemeriksaan pada komponen rear brake caliper bracket mulai 18 Agustus 2025 di seluruh Bengkel Resmi Suzuki.

Diketahui terdapat ketidaksesuaian spesifikasi yang berpotensi menyebabkan kinerja pengereman menjadi tidak optimal pada penggunaan jangka panjang. Jika tim mekanik menemukan kondisi ini pada unit konsumen, maka SIS akan menjamin melakukan penggantian parts dan jasa secara gratis.

Hariadi, Asst. to Aftersales Department Head of Service PT SIS menghimbau kepada pelanggan, “Kepedulian kami terhadap pelanggan selalu terus berjalan, seperti program Product Quality Update terbaru yang ditujukan bagi pengguna GIXXER 250SF. Tim Service dari Bengkel Resmi Suzuki siap melakukan pemeriksaan kondisi unit, sehingga pelanggan bebas dari rasa khawatir.”

Agar masuk kedalam program Product Quality Update, pemilik GIXXER 250SF dapat membuka laman resmi www.suzuki.co.id serta memasukkan nomor rangka kendaraan. Selain itu, juga bisa datang langsung ke Bengkel Resmi Suzuki terdekat di seluruh Indonesia untuk penggantian komponen selama 15 menit. Apabila diperlukan pergantian maka membutuhkan waktu maksimal satu jam. Layanan ini tidak dikenakan biaya apapun alias gratis sebagai bentuk tanggung jawab PT SIS.

“Meski potensi terjadinya ketidaksesuaian komponen pada beberapa kelompok unit yang sudah ditangan konsumen jumlahnya tidak besar, namun kami merasa sangat perlu untuk memberikan informasi ini sebagai bentuk tanggung jawab sebuah Perusahaan proesional yang peduli kepada pelanggannya. Kami berharap itikad tersebut bisa memberikan ketenangan, kepuasan serta meningkatkan kepercayaan terhadap Suzuki,” tutup Hariadi.

Booking service dapat dilakukan secara mandiri melalui layanan seperti Halo Suzuki di nomor 0800-1100-800 atau Whatsapp Halo Suzuki (0811-1993-0800). Metode alternatif lainnya bisa dilakukan melalui fitur live chat pada laman www.suzuki.co.id

 

Suzuki Fronx Pikat Pengunjung Wanita di GIIAS 2025

Optimisme PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memboyong Suzuki Fronx ke Tanah Air telah terbukti. Suzuki Fronx jadi bintang utama di booth Suzuki dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.

Desain bodi Fronx yang bergaya coupe nan atraktif dengan postur yang compact berhasil memikat para pengunjung GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang. Tak hanya diminati oleh para pengunjung pria, tampilan Fronx yang trendy justru lebih banyak diminati konsumen wanita dari berbagai kalangan usia. Berdasarkan data internal Suzuki, 35-40 persen pembeli Fronx berasal dari kalangan wanita.

Tentunya yang menjadi daya tarik dari Suzuki Fronx bukan hanya kemasan desain. Sebagian besar para konsumen justru kepincut membeli Suzuki Fronx lantaran telah dilengkapi fitur bantu keselamatan berkendara terpadu ADAS Suzuki Safety Support. Pasalnya, teknologi ADAS biasanya ditemukan di mobil kelas premium. Hal ini sekaligus menjadi wujud komitmen Suzuki dalam menghadirkan produk kendaraan dengan kualitas keselamatan dan keamanan berkendara yang terjamin.

Tak heran jika penjualan Suzuki Fronx sukses mencapai lebih dari 4.000 pemesanan (SPK) sejak resmi diluncurkan di GIIAS 2025. Bahkan sepanjang perhelatan GIIAS 2025, Fronx sukses mendominasi surat pemesanan kendaraan (SPK) Suzuki dengan total 35%.

Dengan popularitas yang cukup tinggi, maka Suzuki Fronx berhasil meraih penghargaan prestisius di GIIAS 2025 sebagai Favorite Passenger Car Crossover. Pesona yang ditampilkan model terbaru Mazda CX-2 Autoexe dan Citroen C3 Sport tak mampu menandingi Suzuki Fronx.

Booth Atraktif dan Terfavorit

Prestasi yang dicapai Suzuki Fronx selama event GIIAS 2025 tak terlepas dari dukungan display booth Suzuki Indomesia yang atraktif dan menarik.

Kombinasi desain booth dan pengalaman interaktif serta pesona Fronx membuat booth Suzuki jadi area yang paling ramai disambangi para penggunjung GIIAS 2025. Tak pelak, booth Suzuki pun berhasil meraih predikat Favorite Booth di kategori 1.600–2.500 meter persegi.

Apa yang membuat booth Suzuki Indonesia seolah tak pernah sepi dari para pengunjung GIIAS 2025?

Yang menarik dari booth Suzuki Indonesia yakni layout display mobil yang menarik. Suzuki Indonesia tak hanya memajang unit display Fronx secara berjajar ala showroom.

Desain booth model bersusun membuat unit Fronx dapat dipajang pada lantai atas booth. Para pengunjung dapat melihat unit display Suzuki Fromx dari berbagai sudut pandang.

Dengan dipajang di atas, pengunjung dapat melihat lekuk desain Suzuki Fronx secara lebih utuh dengan visualisasi mengesankan. Hal sepeti ini jarang ditemui dalam pameran otomotif di Indonesia.

Hal lain yang menarik dan out of the box dari booth Suzuki Indonesia yakni unit display Fronx dalam wujud Cut Version. Ya, bodi Suzuki Fronx yang terbelah membuat para pengunjung dapat melihat lebih jelas luar dan dalam. Tak hanya bisa melihat detail interior. Taoi juga konstruksi sasis, ruang mesin hingga sejumlah komponen utama lain yang ada pada Suzuki Fronx. Visualisasi yang menarik dari display Cut Version ini menjadi sarana edukasi kepada masyarakat perihal teknologi dan rancang bangun dari Suzuki Fronx.

Ternyata banyak dari para pengunjung booth Suzuki Indonesia terutama anak-anak yang penasaran dengan display Cut Version dari Suzuki Fronx.

Tak cukup hanya melihat unit display yang dipamerkan, pengunjung dapat merasakan sensasi berkendara dengan Suzuki Fronx di area test drive. Bagi peserta test drive yang beruntung akan.mendapat hadiah undian berupa logam mulia seberat 5 serta 10 gram.

Dengan pencapaian yang diraih Suzuki Indonesia khususnya Fronx di GIIAS 2025, membuktikan jika Suzuki Fronx memiliki peluang besar untuk meraih sukses di pasar otomotif Tanah Air.

Beli Mobil Baru Suzuki Berikut Paket Aksesorisnya di GIIAS 2025

Pameran otomotif tak hanya dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk membeli mobil baru. Banyak pula yang memanfaatkan promo dan paket bundling aksesoris agar mobil baru mereka tampilannya lebih keren.

Fenomena ini pun dimanfaatkan oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di GIIAS 2025 dengan menawarkan aneka ragam produk aksesoris kendaraan resmi Suzuki Genuine Accessories (SGA).

Terkait dengan trend Suzuki Fronx yang kini tengah banyak dilirik konsumen di Tanah Air, paket aksesoris resminya ternyata sudah tersedia dalam daftar Suzuki Genuine Accessories (SGA). Apa saja paketnya?

Percantik Tampilan Fronx

Untuk paket aksesoris Fronx, Suzuki fokus pada peningkatan gaya estetika maupun fungsional sektor eksterior.

Tampilan wajah dan buritan Fronx makin sporty dengan tambahan Front and Rear Underbody Spoiler bernuansa Gun Metal.

Bodi bagian samping pun tak tersedia Body Side Moulding with Garnish Insert. Paket ini bukan sekadar aksesoris, tapi juga memberi perlindungan pada bodi bagian samping dari potensi lecet akibat goresan. Untuk area kaca kabin, tersedia aksesoris Visor Set yang akan melindungi kaca samping dari terik panas matahari.

Tampilan makin gaya ala mobil rally dengan imbuhan Mud Flap Rigid yang melindungi area seputar ruang roda dari hempasan serpihan batu kerikil dan cipratan lumpur.

Untuk area interior, Suzuki menyediakan paket Protective Door Sill Guard yang terpasang di dek pintu. Area pijakan tetap mulus, dan bebas lecet dari goresan alas kaki. Kebersihan lantai kabin pun makin terjaga dengan tambahan Mat Set Floor. Untuk melindungi lantai dek bagasi agar aman saat membawa barang berukuran besar atau bobotnya agak berat tersedia Luggage Mat Tray.

Berikut daftar harga paket aksesoris Suzuki Fronx:

Mat Set Floor Rp 375.000
Luggage Mat Tray Rp 518.000
Protective Door Sill Guard Rp 602.000
Underbody Spoiler (Front) Rp 570.000
Underbody Spoiler (Rear) Rp 680.000
Mud Flap Rigid Rp 170.000
Visor Set Rp. 410.000
Body Side Moulding (with Garnish Insert) Rp 793.500

Promo Menarik

Selain aneka paket aksesoris Suzuki Fronx, selama pameran otomotif GIIAS 2025 juga ada beragam paket promo menarik serta kemudahan yang diberikan pada pelanggan selama pameran berlangsung.

Untuk setiap pembelian unit mobil baru, ada insentif cashback pembelian berupa uang elektronik dengan nominal berbeda untuk setiap unit tertentu.

Setiap transaksi pembelian unit Suzuki Fronx, New XL7, dan All New Ertiga berhak atas uang elektronik senilai Rp 1 juta.

Sementara khusus S-Presso dan Grand Vitara nilai benefit meningkat menjadi Rp 2 juta. Demikian pula untuk pembeli New Carry, tersedia hadiah cashback berupa uang elektronik senilai Rp 5 juta.

Bagi konsumen yang bertransaksi untuk berbagai produk Suzuki Collection selama GIIAS 2025 akan memperoleh diskon hingga 25 persen, tidak termasuk busi dan filter oli.

Untuk transaksi minimal Rp 500.000, para konsumen juga berkesempatan membawa pulang souvenir eksklusif serta diskon tambahan 15 persen untuk setiap pembelian merchandise resmi Suzuki.

Penawaran menarik ini bersifat eksklusif sepanjang penyelenggaraan pameran GIIAS 2025 dan dapat sekaligus dikombinasikan dengan program penjualan reguler.

Suzuki juga memberi kemudahan untuk proses pembelian dengan melakukan pemesanan via aplikasi MySuzuki. Berlaku untuk pemesanan suku cadang mobil dan motor, aksesoris, oli, dan laneka produk lainnya dengan jaminan keaslian produk. Dengan aplikasi MySuzuki, transaksi jadi lebih cepat, praktis, aman dan nyaman.

Para konsumen setia Suzuki yang ingin membeli mobil Suzuki terbaru namun dana yang dimiliki terbatas, tak perlu khawatir.

Suzuki memiliki program Trade In (tukar tambah) via layanan Auto Value. Pelanggan dapat mengkonversi mobil Suzuki yang mereka miliki dengan nilai valuasi kompetitif dan harga yang pantas. Bahkan terbuka peluang Extra Cashback hingga jutaan rupiah. Metode tersebut memudahkan para pelanggan Suzuki untuk upgrade kendaraan di GIIAS 2025.

Suzuki Fronx Resmi Diserahkan Kepada 55 Konsumen Pertama

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) secara resmi menyerahkan 55 unit perdana Suzuki Fronx kepada para konsumennya di kawasan Senayan pada Sabtu, (5/7).

Fronx terus menjadi perhatian setelah keran pemesanan dimulai pada 28 Mei lalu. Acara penyerahan unit ini diberikan secara langsung kepada 55 keluarga konsumen terpilih dari wilayah Jabodetabek. Acara ini sekaligus menandai dimulainya distribusi Fronx ke seluruh Indonesia.

Minoru Amano, President Director PT Suzuki Indomobil Sales (PT SIS), menyambut para pemilik baru dengan penuh antusias. “Sebagai wujud 55 tahun kehadiran Suzuki di Indonesia, Fronx hadir bukan sekadar sebagai model baru, tetapi sebagai perwujudan cara pandang baru terhadap mobilitas.”

Teknologi Suzuki Safety Support

Suzuki Fronx mengusung Suzuki Safety Support yang membantu pengemudi untuk mengingatkan hingga melakukan tindakan preventif, dalam menjaga keselamatan saat berkendara. Teknologi kategori advanced driving assistance system (ADAS) ini pertama kalinya disematkan pada lini produk Suzuki Indonesia. Tentunya, ini sangat membantu keselamatan pengemudi tanpa menghilangkan kesenangan dalam berkendara.

Mesin K15C 1.500cc milik Fronx didukung penuh Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) yang mampu menyeimbangkan antara performa dengan reduksi emisi gas buang sekaligus mendukung penghematan konsumsi bahan bakar secara maksimal.

Suzuki Fronx tersedia dalam tiga varian yaitu SGX, GX, dan GL, dengan harga kompetitif. Jika Anda berminat meminangnya, Suzuki menawarkan program khusus senilai 10 juta untuk seluruh varian di seluruh wilayah Indonesia hingga September 2025.

Yang menarik perhatian, nampak sosok Den Dimas dari buburayamracer dan vokalis Fourtwnty, Ari Lesmana turut hadir di seremoni ini. Mereka menjadi pemilik pertama Fronx bersama konsumen lainnya. Keduanya sangat senang dan juga membagikan cerita awal melihat kehadiran Fronx.

“Fronx bukan sekadar model baru, tetapi representasi dari rumah yang kita bangun bersama. Di setiap perjalanan, Suzuki Indonesia akan senantiasa hadir, by your side,” tutup Minoru Amano.

Berikut harga Suzuki Fronx (On the road):

GL (M/T) Rp 259 juta

GL (A/T) Rp 271 juta

GX (M/T) Rp 276 juta

GX (A/T) Rp 293,9 juta

SGX (A/T) Rp 319,9 juta

*opsi Two Tone color: tambah Rp 2 juta

Impresi Pertama: Suzuki Fronx 2025

Terjawab sudah teka-teki produk baru Suzuki di tahun 2025. Setelah Suzuki menampilkan rangka bodi pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, dan juga iklan yang memperlihatkan sosok Sport Utility Vehicle (SUV), Suzuki resmi membuka tabir Fronx. Inilah crossover kompak yang akan menjadi lawan dari si kembar Daihatsu Rocky/Toyota Raize, Honda WR-V, maupun Chery Tiggo Cross.

Meski pengembangannya banyak dilakukan oleh Maruti Suzuki di India, Fronx dirancang sebagai mobil global termasuk untuk pasar Jepang. Di Jepang, mobil ini sudah dijual sejak tahun 2024. Unit Suzuki Fronx yang dipasarkan di Indonesia, akan dirakit oleh pabrik PT Suzuki Indomobil Motor di Tambun, Bekasi, Jawa Barat.

Secara tampilan depan, Fronx menyerupai kakaknya yaitu Grand Vitara, yang mana desain lampu kecil dan sein LED seolah menyatu dengan grille utama. Hadirnya lis chrome antara lampu hingga grille depan, tentu memberi kesan elegan. Untuk lampu utamanya menggunakan LED dan ditempatkan pada sisi samping.

Desain Atap Mobil Coupe

Bagian bawah bumper menggunakan bahan plastik yang lebih tahan goresan dan memperkuat kesan crossover. Lalu ada trim silver yang membuat bodinya tidak monoton. Berlanjut pada bagian samping, Suzuki Fronx memiliki desain atap ala coupe dengan garis atap yang menjorok ke belakang. Kesan crossover diperkuat dengan over fender plastik, yang desainnya menyatu dengan bumper depan dan belakang.

Kemudian pada bagian atap, Suzuki menyematkan roof rail serta antena model shark fin. Suzuki Fronx menggunakan velg berukuran 16 inci dengan desain multispoke, yang dibalut ban ukuran 195/50 R16. Finishing velg ini tergantung dari modelnya. Untuk model GL dan GX mendapatkan finishing alloy, sedangkan SGX punya aksen warna hitam. Terakhir pada bagian belakang terdapat lampu LED dengan desain menyatu.

Masuk ke kabin, penumpang akan disambut dengan interior kombinasi warna burgundy dan hitam. Corak ini menjadi standar untuk semua model. Terdapat aksen emas pada dashboard dan handle pintu, menariknya untuk versi Jepang malah dilabur warna hitam.

Posisi Mengemudi Minim Blind Spot

Posisi duduk Suzuki Fronx terbilang baik, dengan pandangan ke depan dan samping yang bagus. Instrument cluster yang terdiri dari dua meter analog, dan layar MID di tengah yang mudah terlihat. Setir menggunakan desain three spoke dengan tombol multifungsi. Untuk model GX ke atas setir ini dilapisi kulit. Khusus pada model SGX terdapat fitur tilt dan telescopic.

Pada bagian tengah, ada head unit berukuran 9 inci yang sudah mendukung Android Auto dan Apple CarPlay. Keduanya bisa dioperasikan melalui koneksi kabel atau wireless. Untuk model SGX terdapat fitur tambahan kamera 360 derajat, yang memudahkan saat sedang manuver parkir. Fitur climate control digital yang menjadi standar di semua model.

Kemudian terdapat cup holder dan juga soket USB pada bagian tengah. Pada model SGX, mendapatkan wireless charger. Suzuki Fronx untuk pasar Indonesia, tetap menggunakan rem tangan konvensional. Berbeda dengan versi Jepang, yang dilengkapi dengan sistem Electronic Parking Brake (EPB).

Dua Pilihan Mesin

Untuk joknya, model GL serta GX dilapisi bahan kain, sedangkan model SGX menggunakan bahan kulit. Terdapat saluran AC untuk penumpang belakang, serta soket USB. Meskipun memiliki atap desain ala coupe, ruang kepala penumpang belakang masih dirasa cukup.

Ruang bagasi Suzuki Fronx berkapasitas 308 liter. Jika ingin ruang bagasi lebih lapang lagi, pengguna bisa melipat jok belakang. Untuk membuka pintu bagasi, masih dilakukan secara manual dengan menekan tombol. Uniknya, Suzuki Fronx masih menggunakan ban full size, bukan space saver.

Fronx ditawarkan dengan dua pilihan mesin bensin, yaitu K15C 4 silinder 1.5 litet VVT dengan teknologi mild hybrid. Sistem ini terdiri dari integrated starter generator dan baterai lithium ion, sehingga mampu menghasilkan tenaga 99 hp dan torsi 135 Nm. Mesin mild hybrid ini tersedia untuk model GX dan SGX. Sedangkan untuk varian entry level, menggunakan mesin K15B yang bertenaga 103 hp dan punya torsi 138 Nm.

Terdapat pilihan transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed untuk versi GL. Sedangkan versi GX ada pilihan manual 5-speee dan otomatis 6-speed. Untuk tipe SGX, hanya ada opsi transmisi otomatis 6-speed.

Suspensinya menggunakan independen MacPherson strut di depan, dan torsion beam di belakang. Radius putarnya diklaim hanya 4,8 meter. Untuk sektor pengereman, menggunakan cakram di depan dan tromol di belakang. Ditambah dukungan dari fitur ABS dan EBD.

Hadirnya Suzuki Fronx menambah pilihan di ‘kolam’ crossover ringkas, dan pasti semakin membuat riuh suasana pasar otomotif Tanah Air. Dengan produk yang solid, cukup menarik untuk melihat masa depan Suzuki Fronx. Tinggal menunggu harga resminya saja ini…

Lini Produk Suzuki Lengkap Tampil di IIMS 2025

Guna memberikan edukasi dan informasi, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sebagai APM Suzuki di Indonesia, menghadirkan mobil konsep eWX dalam Indonesia Interational Motor Show (IIMS) 2025. Sekaligus menjadi penampilan perdananya di wilayah Asia Tenggara. Tidak hanya itu, hadir pula lini produk mobil Suzuki di Indonesia, termasuk Multi Purpose Vehicle (MPV) legendaris APV.

“Pameran IIMS bukan sekadar ajang eksibisi. Ini momentum penting bagi Suzuki untuk edukasi dan memperkuat posisi di industri otomotif yang terus berkembang. Tahun ini, kami juga kembali menghadirkan experiential event yang memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung,” ujar Harold Donnel, 4W Marketing Director PT SIS.

Dengan tema Empowering Your Next Move, Suzuki memboyong lini produk sejumlah 17 kendaraan. Baik untuk display maupun test drive. Terdapat zona interaktif yang memperlihatkan Light White Body Experience, sehingga pengunjung bisa mendapatkan edukasi mengenai teknologi chassis mobil. Menariknya, bentuk chassis platform HEARTECT ini menyerupai dengan sosok mobil Suzuki Fronx, yang diperkirakan bakal masuk ke Indonesia.

Suzuki juga mendirikan booth outdoor yang diberi nama Jimny Adventure Experience. Terdapat tiga unit Jimny 5-Door yang dimodifikasi dengan tema urban, camping, dan marine. Lalu terdapat jalur off-road untuk menguji ketangguhan Jimny. Pengunjung bisa merasakan Jimny pada habitatnya bersama pengemudi profesional.

“Dengan inovasi serta pengalaman imersif yang kami siapkan, Suzuki berkomitmen menciptakan momen berkesan bagi pengunjung IIMS 2025. Kami mengundang masyarakat untuk hadir, mencoba langsung kendaraan kami, dan mengikuti setiap langkah evolusi mobilitas masa depan bersama Suzuki,” tutup Harold.

Booking Membludak, Pemesanan Suzuki Jimny Nomade Ditunda 

Seperti yang kami duga, kehadiran Suzuki Jimny Nomade memang telah ditunggu para konsumen di Jepang. Jumlah SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) untuk Suzuki Jimny versi 5-pintu ini bahkan langsung membludak. Hanya dalam 4 hari, jumlah pemesanan yang masuk tembus lebih dari 50.000 unit. Luar biasa!

Sebagai catatan, Jimny Nomade ini masih diproduksi oleh pabrik Maruti Suzuki di Gurugram, India. Lini produksi Jimny 5-pintu diprioritaskan untuk pasar domestik India.

Selain Jepang, Jimny 5-pintu juga diekspor ke kawasan Afrika Selatan, Amerika Latin, Timur Tengah dan Asia Tenggara termasuk ke Indonesia. Kuota ekspor untuk pangsa pasar di Jepang dibatasi hanya 1.200 unit perbulan. Dengan jumlah pesanan yang tembus 50.000 unit, daftar tunggu para konsumen bisa lebih dari tiga tahun. Oleh sebab itu pihak Suzuki di Jepang terpaksa menghentikan sementara pendaftaran pemesanan Jimny Nomade.

Tak cuma menyetop sementara pendaftaran pemesanan, Suzuki pun terpaksa harus membatalkan seluruh jadwal event pameran dan promosi Jimny Nomade di Jepang.

Pada laman resminya, pihak Suzuki pun melayangkan permintaan maaf kepada seluruh konsumen di Jepang:

“Kami memohon maaf kepada seluruh konsumen atas penghentian sementara pemesanan untuk Jimny Nomade. Kami berterima kasih atas apresiasi dan minat yang besar terhadap produk kami. Jumlah pemesanan Jimny Nomade yang kami terima melebihi kapasitas produksi kami. Oleh sebab itu, pendaftaran pemesanan ditunda untuk sementara waktu. Kami memohon maaf sedalam-dalamnya atas adanya ketidaknyamanan ini,”

Situasi yang terjadi memang berdampak bagi kedua belah pihak, baik pabrikan maupun konsumen. Untuk pemesanan yang telah masuk lebih dulu tetap akan diproses dan segera dipenuhi. Hanya saja waktunya tak bisa ditentukan. Unit pesanan perdana Jimny Nomade diperkirakan mendarat di Jepang pada 3 April 2025 mendatang.

Sukses besar bagi Suzuki Jimny Nomade di Jepang, walau konsumen harus rela inden dan menunggu cukup lama.

 

Suzuki Solio dan Solio Bandit Versi Facelift Sudah Muncul

Sejak beberapa tahun terakhir, mobil Suzuki versi Japanese Domestic Market (JDM) selalu tampil lebih atraktif dan menarik dibanding versi pasar global. Termasuk pula kei car minivan Solio dan versi mewahnya, Solio Bandit.

Peluncuran keduanya di Jepang bersamaan dengan event Tokyo Auto Salon 2025. Seberapa banyak ubahan pada Solio dan Solio Bandit kali ini?

Akhirnya Facelift Juga

Suzuki Solio dan Solio Bandit yang saat ini beredar di pasaran merupakan generasi yang muncul perdana di penghujung tahun tahun 2020. Sudah jalan empat tahun, jadi memang waktunya perlu penyegaran gaya tampilan.

Untuk menghindari agar biaya produksi dsn harga jual tak naik drastis, maka ubahan tampilan diutamakan pada seputar bagian depan. Struktur bodi dan tampilan bagian belakang tak banyak berubah, hanya ada sentuhan tipis-tipis.

Perbedaan paling mencolok pada Solio Bandit dibanding Solio adalah grille chrome berukuran extra besar ala minivan bagi para eksekutif. Bemper depan pun ukuran dan desainnya mengimbangi bentuk grille. Yang tak berubah hanya lampu depan model split, masih sama seperti Solio Bandit versi terdahulu.

Suzuki Solio tampilan depannya justru tak banyak perubahan. Hanya sedikit imbuhan lis chrome pada grille yang menjadi batas dengan lubang intake bemper depan. Bentuk bemper depan tak berubah.

Agar tampilan kian segar, ada tambahan warna baru Speedy Blue Metallic untuk Solio dan Solio Bandit. Khusus untuk Solio Bandit ada opsi warna Gun Metal pada atapnya.

Upgrade Fitur?

Masuk ke dalam kabinnya, ternyata tak banyak perubahan dari model terdahulu.

Suzuki lebih mengutamakan sedikit upgrade pada fitur berkendara yang dibekalkan. Pada sistem infotaintment kini terdapat tambahan fitur Suzuki Connect. Kedua varian minivan ini pun kini dilengkapi fitur electric parkimg brake.

Sistem keselamatan berkendara ADAS-nya pun kini kian lengkap. Mulai dari Adaptive Cruise Control, Lane Keeping Assist, dan Blind Spot Monitor kini jadi fitur standar.

Tak ada perubahan pada spek mesin yang diusung Solio dan Solio Bandit. Masih dengan mesin 3-silinder mild-hybrid 1.2-liter bertenaga 80 hp dengan torsi 109 Nm.

Untuk transmisi juga masih tetap versi CVT, dengan opsi penggerak 2WD dan 4WD. Tak perlu heran jika mesinnya sama seperti Suzuki Swift. Konstruksi sasis Solio dan Swift sama-sama menggunakan platform Heartect.

Para konsumen di Jepang sudah bisa memesan minivan Solio dan Solio Bandit. Label harganya mulai dari ¥1.926.100 (Rp 202 jutaan) untuk Suzuki Solio. Versi yang lebih lux yakni Solio Bandit harganya mulai dari ¥2.303.400 (Rp 241 jutaan). Wow, cukup terjangkau juga. Yang pasti lebih oke dibanding minivan sejenis yang beredar di Tanah Air…

Suzuki e Vitara mulai dijual tahun 2025

Setelah e Vitara, Belum Tentu Ada Mobil Listrik Lagi Dari Suzuki

Setelah meluncurkan Suzuki e Vitara, pabrikan Jepang itu ternyata memilih untuk menunda rencana jangka panjang mereka soal EV. Awalnya, Suzuki menyiapkan empat model mobil listrik, termasuk e Vitara, yang akan diperkenalkan dalam rentang waktu satu dekade ini.

Tidak tanggung, nilai investasi Suzuki untuk pengembangan mobil listrik ini mencapai US $35 miliar. Namun, mengutip Autocar Inggris, Suzuki sepertinya memilih untuk menunggu seperti apa respon pasar untuk e Vitara.

Ini terlihat dari sikap Toshihiro Suzuki yang tidak menentukan tenggat waktu kapan mobil EV berikutnya akan muncul. Ia juga tidak menegaskan apakah 2030 masih jadi target untuk memperkenalkan mobil-mobil EV-nya.

Suzuki e Vitara mobil listrik Suzuki yang punya kemampuan offroad

“Saat ini situasinya sulit karena penjualan BEV sedang melambat,” kata Toshihiro, “Di sisi lain, EV murah dari Tiongkok mulai masuk ke pasar, jadi ini adalah waktu yang sangat sulit untuk memperkenalkan (lebih lanjut) BEV.”

Ditambahkan juga, pihaknya harus memilih dengan sangat hati-hati, karena berbagai hal. Salah satunya adalah insentif dari pemerintahan di berbagai belahan dunia yang sudah mulai menipis.

Saat disinggung soal produk mobil listrik berikutnya, yang berukuran lebih kecil dari Suzuki e Vitara, Toshihiro mengatakan, “Kami menantikan (kelanjutannya). Tapi kami akan lihat seperti apa penjualan e Vitara, sambil memperhatikan trend pasar,” tambahnya.

Seperti Toyota dan pabrikan Jepang lainnya, Suzuki meyakini, masa depan otomotif dunia bukan hanya terpatok di mobil listrik. Pendekatan multi pathway seperti yang digaungkan Toyota juga ‘mengena’ di Suzuki. Artinya, mereka juga fokus mengembangkan mobil berpenggerak hybrid, e-Fuel hingga biogas seperti yang dilakukan di India.

Sumber: Autocar

Perawatan Suzuki Grand Vitara Hybrid Mudah dan Relatif Terjangkau

Saat ini sudah terlihat tanda akan memasuki musim penghujan. Oleh sebab itu hindari berkendara di daerah yang terkena banjir. Tapi jika terpaksa melalui daerah yang banjir, jangan lupa untuk melakukan perawatan kendaraan.

Meskipun mobil Suzuki Grand Vitara masuk kategori SUV, jangan memaksakan diri untuk nekat melintasinya. Apalagi jika kedalaman genangan airnya hingga melebihi setengah tinggi roda. Hal tersebut untuk menjaga agar sistem kelistrikan dan perangkat elektronik pada kendaraan tetap aman.

Seperti diketahui, Suzuki Grand Vitara dilengkapi teknologi SHVS (Suzuki Hybrid Vehicle System). Pada sistem hybrid ini ada dua komponen penting yakni motor elektrik hybrid ISG (Integrated Starter Generator) dan baterai lithium pemasok daya listrik untuk sistem hybrid.

Rendaman air banjir berisiko membuat sistem dan perangkat elektrikal mengalami malfungsi hingga kerusakan serius. Hal ini tentunya mengganggu kinerja kendaraan. Lebih baik mencegah daripada pusing karena harus keluar ongkos banyak untuk biaya perbaikan bukan?

Cek Fungsi Kendaraan

Meskipun mobil sekarang sudah canggih, tetap perlu untuk memanaskan kendaraan Anda secara rutin. Terutama pada pagi hari sebelum mulai berkendara, terlebih lagi jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama hingga beberapa hari. Tak perlu terlalu lama, cukup sekira dua menit.

Selain mengecek kapasitas BBM serta temperatur kendaraan yang tertera pada MID (Multi Information Display), pastikan untuk selalu memperhatikan indikator daya baterai. Suzuki Grand Vitara dilengkapi dua jenis baterai yakni baterai Lithium untuk perangkat hybrid dan baterai biasa untuk sistem kelistrikan kendaraan.

Cek juga fungsi lampu utama, lampu rem dan lampu sein. Hal yang terkesan sepele, tapi sebenarnya sangat penting.

Rutin Servis Berkala

Rajin mencuci dan membersihkan area kolong mobil saja tidaklah cukup, terlebih setelah melewati area banjir. Pastikan untuk rutin melakukan perawatan kendaraan Anda secara berkala di bengkel resmi Suzuki.

Servis di bengkel resmi Suzuki ditangani tenaga mekanik bersertifikasi, dengan prosedur pengecekan sebanyak 23 item.

Suzuki menyediakan layanan gratis biaya jasa servis hingga jarak tempuh 50.000 kilometer bagi konsumen yang melakukan pemeriksaan berkala Grand Vitara. Biaya jasa servis baru dikenakan setelah 60.000 hingga 100.000 kilometer dan seterusnya.

Biaya perawatan selama lima tahun atau 100.000 kilometer (mana yang tercapai lebih dulu) totalnya sekitar Rp 11.084.750. Kurang lebih setara Rp 6.000-an per hari.

Biaya perawatan tersebut sudah termasuk penggantian komponen fast moving dan oli Ecstar. Namun tidak termasuk penggantian suku cadang tambahan, baik berdasarkan kebutuhan atau permintaan konsumen.

Tak hanya melayani perawatan kendaraan berkala di bengkel resmi, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) juga punya layanan servis darurat yakni Halo Suzuki. Para pemilik mobil Suzuki bisa memanfaatkan layanan telpon hotline bebas pulsa di nomor 0800-1100-800, siaga 24 jam. Jadi tak perlu khawatir bila mengalami masalah pada kendaraan, kapanpun dan dimanapun.

Bea Pajak Relatif Terjangkau

Selain biaya perawatan, yang kerap jadi perhitungan para konsumen sebelum membeli sebuah mobil adalah besaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Nah, besaran pajak untuk Grand Vitara tipe GL dan GX ternyata sedikit berbeda.

Suzuki Grand Vitara tipe GL besaran pajaknya sebesar Rp 5.712.000, sedangkan tipe GX sebesar Rp 6.111.000 per tahun. Dengan demikian, hitung-hitung dana yang harus disisihkan untuk pajak tahunan sekira Rp 15.000-16.000-an per hari.

Di luar ongkos parkir dan bensin serta tol, biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah Suzuki Grand Vitara tidak terlampau mahal dan masih relatif terjangkau.

New Suzuki Spacia Gear Ramaikan Pasar Kei Car Di Jepang

Pangsa pasar mobil mungil di Jepang yang populer dengan sebutan Kei Car tak pernah surut. Ukurannya yang mungil dan harganya yang terjangkau membuat model mobil segmen kei car selalu laris manis.

Hanya selang beberapa bulan setelah meluncurkan konsep Spacia dan Spacia Custom di Tokyo Auto Salon 2024. Suzuki resmi meluncurkan versi produksi kei car terbarunya, Spacia Gear.

Gaya Retro Modern

Saat melihat kemasan tampilan Suzuki Spacia Gear, terlihat mirip seperti mobil konsep Suzuki Spacia Papa Boku Kitchen yang dipamerkan di Tokyo Auto Salon 2024. Tentunya ada sejumlah perbedaan gaya, karena keduanya punya fungsi berbeda.

Dibandingkan dengan versi Spacia dan Spacia Custom, tampilan wajah Spacia Gear terlihat unik dan bergaya semi retro dengan lampu depan LED model bundar.

Bilah grille model vertikal dan imbuhan skid plate di bawah bumper depan bikin gaya tampilan kian gagah. Bumper depan juga mengalami desain ulang pada lubang intake. Gaya tampilan baru Spacia Gear terinspirasi dari sejumlah model Jimny.

Sebagai pelengkap, Spacia Gear dilengkapi aksen garnish pelindung panel bodi serta roof rail di atap. Satu set pelek alloy 15-inci berkelir gunmetal gray bikin gaya tampilan jadi lebih fresh.

Interior Hanya Sedikit Berubah

Jika pada eksterior mengalami cukup banyak sentuhan, pada area interior tak banyak berubah dari versi konsepnya. Sentuhan penyegaran paling terlihat pada kemasan interior yang kini tampil dengan warna natural.

Lapisan jok pun menggunakan material yang tahan air. Jadi tak perlu khawatir jok basah terciprat air saat mobil ini diajak berpetualang. Tinggal usap dengan kain lap, semua beres. Ruang kargo pun dilengkapi cover pelindung barang bawaan yang juga berbahan tahan air.

Untuk kelengkapan lainnya, tersedia paket opsional antara lain setir berpenghangat dan soket USB tambahan.

Sejumlah aksesoris juga tersedia untuk Suzuki Spacia Gear. Mulai dari roof rack, decal sticker, atap kanopi lipat di bagian samping, jaring pengaman kargo untuk hewan peliharaan dan kasa nyamuk pada pintu. Untuk kabin juga tersedia sofa yang dapat diubah jadi kasur. Suzuki nampaknya menyiapkan penunjang aktifitas kemping maupun piknik dengan Spacia Gear.

Yang masih bikin penasaran pada new Spacia Gear yakni spek mesinnya. Suzuki belum mengungkapnya, mungkin nanti bersamaan dengan label harga resminya.

Sebagai catatan, Spacia standar tersedia dalam dua varian mesin bensin 3-silinder 660 cc bermodul mild-hybrid. Untuk versi penggerak 2WD output tenaganya 48 hp. Sedangkan versi 4WD bertenaga 80 hp. Keduanya dilengkapi transmisi CVT.

Nah, oke juga jika Suzuki Spacia Gear bisa beredar di Indonesia. Mungkin sekalian dengan saudara satu platform, yakni Suzuki Hustler Tough Wild.

Mobil Listrik Suzuki eVX Concept Unjuk Muka Di GIIAS 2024

Setelah dinantikan seperti apa wujudnya, mobil listrik Suzuki eVX Concept akhirnya muncul juga. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) memboyong mobil listrik perdana dari Suzuki ini ke pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS).

Event ini bakal berlangsung cukup lama yakni pada 18-28 Juli 2024 di ICE BSD, Tangerang.

Bagi pabrikan berlogo “S” ini eVX Concept sangat istimewa. Ini jadi mobil yang pertama bagi mereka sekaligus awal kiprah Suzuki di kancah mobil listrik.

Seperti namanya, Suzuki eVX Concept masih mobil konsep dan belum diproduksi. Jadi masih banyak kemungkinan perubahan yang bakal terjadi pada mobil ini.

Sempat Kepergok Wira Wiri Uji Jalan

Sebelum dipajang di GIIAS 2024, Suzuki eVX telah beberapa kali kepergok sedang diuji coba di jalan raya India dan Polandia. Mobil penyedot setrum ini bahkan terlihat sedang melakukan pengisian daya baterai di SPKLU setempat saat uji jalan di Polandia.

Dalam mengembangkan mobil listrik ini Suzuki tak sendirian. Mobil konsep eVX memanfaatkan platform rancang bangun dari Toyota. Sedangkan baterainya dipasok oleh BYD.

“Multi-pathway merupakan strategi global Suzuki dalam mengatasi permasalahan karbon netral saat ini. Salah satunya melalui pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV),” papar Minoru Amano, President Director PT Suzuki Indomobil Sales dalam sambutannya di ICE BSD, Tangerang.

Suzuki eVX kabarnya akan dibekali baterai blade 60 kWh buatan BYD. Pembekalan tersebut membuat kendaraan mampu berjalan sejauh 550 km dalam kondisi baterai penuh berdasarkan pengetesan MIDC (Modified Indian Driving Cycle). Mobil listrik ini bahkan sudah dibekali teknologi V2L atau vehicle-to-load.

Untuk sistem penggeraknya, dikatakan menggunakan teknologi new All-Grip ev 4FWD system. Ini adalah evolusi teknologi penggerak All-Grip yang dikembangkan oleh Suzuki pada Jimny, Escudo dan Vitara.

Nah, penasaran seperti apa detail lebih lengkap dari mobil ini? Sabar, akan kami ulas lebih dalam pada sesi berikutnya nanti.

Suzuki Jimny Horizon, Tanda Berakhir Peredaran Jimny di Jerman?

Ada kabar gembira bagi para penyuka Suzuki Jimny di Jerman. Sebuah model edisi terbatas baru saja diluncurkan, Jimny Horizon. Hanya saja, mobil ini sekaligus jadi penanda bakal berakhirnya peredaran Jimny bermesin bensin di negara tersebut. Karena basis yang digunakan adalah Jimny versi standar, merombak tampilan dan memasang aksesoris pun jadi lebih mudah.

Tampilan Bergaya Retro

Grille model kawat kasa dengan emblem tulisan Suzuki di bagian tengah mirip grille Suzuki Jimny ‘Jangkrik’. Bumper depan dan over fender tampil senada dengan warna hitam. Di bawah bumper depan terpasang skid plate warna aluminium yang serasi dengan side skirt di bawah dek pintu.

Agar kian kental dengan gaya retro, pada ruang roda terpasang mud flap penahan cipratan lumpur. Cover ban serep di belakang pun bertuliskan Suzuki plud logo huruf “S” yang khas. Tampilan ala retro pada eksterior Jimny Horizon kian lengkap dengan pelek stainless-steel model ‘kaleng’ yang dibalur warna hitam doff.

Untuk warna eksterior hanya ada satu pilihan yakni Medium Grey. Pada tepi bodi diimbuhi decal sticker berupa garis warna hitam. Pada pintu terpampang stiker hitam tulisan Jimny. Sebagai penanda edisi spesial, pada sisi atas fender depan kiri dan kanan terpasang emblem Horizon.

Sebagai aksesoris tambahan, di buritan terdapat hook gandengan trailer yang bisa dilepas. Jimny Horizon bisa membawa gandengan anhang jika ingin memuat kargo barang lebih banyak maupun perlengkapan camping.

Harga Terjangkau

Uniknya, hanya tersedia dua jok di kabin depan Jimny Horizon. Tak ada jok belakang. Karena lantai kabin belakang rata, maka volume kargo pun kian besar yakni 863 liter. Antara kabin depan dan belakang dibatasi jaring pengaman kargo. Nah, cocok bagi yang suka berpetualang.

Tak ada ubahan sama sekali pada isi di balik bonnet. Masih dengan mesin bensin empat silinder 1,5 liter bertenaga 101 hp dengan torsi 130 Nm. Transmisi hanya tersedia versi manual 6-speed, dengan sistem penggerak four wheel drive.

Karena regulasi emisi yang ketat, Suzuki Jimny di Eropa dan Inggris sejak tahun 2021 ‘terpaksa’ masuk kategori kendaraan niaga ringan. Maka tak heran jika Jimny versi Eropa sedikit beda dari negara lainnya. Tak perlu takut kehabisan, karena tersedia 900 unit Jimny Horizon. Namun, hanya ada di dealer Suzuki tertentu, itu pun cuma di Jerman.

Soal harga pun tak terlampau mahal, mulai dari €32.340 atau kisaran Rp 565,9 jutaan. Hanya beda tipis dari Jimny spek standar di Jerman yang dibanderol mulai dari €29.490 atau setara Rp 516 jutaan.

Perihal kapan bakal muncul Jimny versi EV, Suzuki saat ini masih terus melakukan tahap uji dan pengembangan. Mudah-mudahan sudah siap produksi sebelum tahun 2030.

 

Review Mobil Bekas: Suzuki Jimny JB43, Langka Dan Makin Mahal

Semua generasi Suzuki Jimny punya penggemarnya masing-masing. Beberapa tahun terakhir, Suzuki Jimny menjadi sorotan bagi banyak car enthusiast, terutama di Indonesia. Uniknya, Suzuki Jimny generasi ketiga dengan kode bodi JB43 ialah yang paling sedikit populasinya di Tanah Air.

Suzuki Jimny JB43 atau dikenal juga sebagai Jimny wide

Beruntung kami sukses ‘menangkap’ satu spesies langka yang ada di Indonesia, yakni Suzuki Jimny Wide alias Jimny generasi ketiga. Ya, sport utility vehicle (SUV) ringkas ini, bentuknya lebih modern dari dua generasi sebelum. Namun, tidak menghilangkan karakter aslinya.

Lahir 1998

Aspek kepraktisannya jauh lebih baik dari generasi sebelumnya. Pembaruan dilakukan oleh Suzuki untuk tetap bisa menaklukkan medan off-road.

Walaupun mulai dipasarkan pada tahun 1998, tapi PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) baru mengimpor Jimny Wide JB43 pada tahun 2017.

Saat itu, harganya Rp 285 juta dan hanya berjumlah 88 unit saja. Oleh karenanya, SUV ini terjual habis untuk menjadi barang koleksi, bukan untuk kerja keras di medan off-road.

Di Indonesia hanya transmisi otomatis

Bodi Suzuki Jimny Wide lebih terkesan dinamis. Bentuk bodi yang disertai lengkungan, menghasilkan tampilan yang lebih modern. Desain lampu yang lebih besar, over fender lebar dengan side body moulding, serta roof rail, menjadi beberapa ciri khas SUV fungsional yang disematkan.

Dimensi tergolong ringkas, dengan panjang 3.675 mm, lebar 1.600 mm, tinggi sekitar 1.700 mm. Wheelbase-nya 2.250 mm.

Mesin yang digunakan Suzuki Jimny Wide JB43 ialah M13A 1.3 liter DOHC bertenaga 83 hp dan torsi 110 Nm.

Penggerak tersebut dipadu dengan transmisi otomatis 4-speed. Transmisi manual 5-speed memang ada, tapi tidak tersedia untuk Indonesia. Aktivasi mode 4WD dapat dilakukan cukup dengan menekan tombol. Terdapat tiga pilihan mode sistem penggerak roda, yaitu 2WD, 4WD dan 4WD-L.

Rasa suspensi lebih baik

Kebetulan unit yang kami pakai ialah buatan tahun 2011 dan versi Inggris yang dipasarkan oleh importir umum.

Ada sedikit perbedaan fitur dengan unit yang dibawa oleh PT SIS. Sebut saja panel instrumen dashboard, setir, headunit audio, handel pintu dalam, material jok, bumper, kap mesin, hingga velg.

Dashboard Jimny wide versi importir umum beda dengan jualan Suzuki Indomobil.

Rasa berkendara Suzuki Jimny Wide memang jauh lebih baik dari Jimny generasi pertama dan kedua. Memang terasa rigid, namun bukan keras ‘gronjalan’. Kami sama sekali tidak komplain dengan performa suspensinya.

Konsol tengah jimny jb43

Suspensi depan dan belakang menggunakan 3-link rigid axle dengan per keong, sehingga ground clearance mencapai kisaran 190 mm. Kombinasi tersebut mampu menghasilkan approach angle 34 derajat, departure angle 46 derajat, serta ramp break over angle 31 derajat.

Harga bekas lebih mahal

Untuk berpindah mode dari 2WD ke 4WD atau sebaliknya, dapat dilakukan saat melaju tidak lebih dari 20 km/jam. Sedangkan akses menuju atau dari 4WD-L, harus dilakukan dengan kondisi mobil berhenti dan transmisi pada posisi netral (N).

Untuk sebuah Suzuki Jimny yang populasinya sedikit di Indonesia, wajar kalau saat ini harganya jadi mahal.

Tahun 2017 harganya Rp 285 jutaan, sekarang jangan kaget kalau sudah melewati Rp 350 juta. Apalagi kalau unit versi importir umum dengan spesifikasi unik, harganya pasti lebih ‘gelap’. Suzuki Jimny memang selalu bikin heran…

Suzuki Carry Terus Jadi Angkutan Umum Berstandar Nasional

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mampu membawa Suzuki Carry mewarnai perjalanan panjang perkembangan angkutan umum di berbagai daerah Indonesia.

Bertepatan dengan hari Angkutan Nasional yang diperingati pada 24 April, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengajak masyarakat untuk kembali menggunakan angkutan umum.

Awal hadirnya Carry hingga akhirnya mulai diproduksi di dalam negeri, terjadi pada era awal perkembangan otomotif Indonesia, pada tahun 1970-an. Sesuai peruntukannya, Carry menjadi andalan kendaraan para wirausahawan Tanah Air, selama hampir 50 tahun.

Selain itu, Suzuki Carry juga identik dengan industri angkutan umum Indonesia. Di tahun 1978, pertama kalinya Carry menjadi angkutan kota di Manado, Sulawesi Utara. Kemudian terus berkembang di wilayah Indonesia, hingga Jakarta.

Tahun 2019, pemerintah DKI Jakarta menginisiasi inovasi angkutan umum yang nyaman dengan fasilitas AC, penunjuk arah, LED Trayek, dan CCTV pada unit Mikrotrans. New Carry menjadi unit yang pertama dijadikan Mikrotrans percontohan, dengan layanan trayek Cikini – Gondangdia.

Hingga kini, New Carry merajai lebih dari 50 persen unit Mikrotrans yang beredar melalui para operator angkutan umum di bawah naungan PT Transportasi Jakarta. Dalam setiap inovasi karoseri, New Carry mengikuti standar dan arahan pemerintah. Peraturan yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 turut menertibkan keseragaman badan kendaraan yang meliputi kaca-kaca, pintu, engsel, tempat duduk, pemasangan tanda kendaraan, hingga fasilitas di dalamnya.

Sukma Dewi, Asst. to Dept. Head of Fleet Business & Sales Support PT SIS menyampaikan komitmen Suzuki dalam pengembangan angkutan kota di Indonesia. “Karoseri New Carry menjadi sarana transportasi umum merupakan salah satu kebanggan bagi Suzuki. Pada hari Angkutan Nasional ini, Suzuki turut memperingati kembali komitmen untuk terus berkontribusi terhadap penyediaan kendaraan yang andal,” ujarnya.

Project Espresso

Project Espresso, Saat Bugatti Coba Bikin Mobil Untuk…Suzuki?

Seperti yang pernah kami tulis, Bugatti dan Suzuki punya ikatan yang erat di masa lalu. Tepatnya saat Romano Artioli memegang kendali pabrikan Prancis-Italia itu. Hal tersebut melahirkan proyek baru bernama Project Espresso

Artioli yang merupakan pengusaha kawakan, pemilik jaringan dealer Ferrari terbesar di Eropa dan punya hak distribusi Suzuki di Italia. Saat ia mendirikan Bugatti Automobili pada 1987, perusahaan ini bukan hanya menghidupkan kembali merek legendaris, tapi sempat (hampir) berkontribusi untuk Suzuki.

Diawali dari niat Artioli untuk menjual sports car mungil Suzuki Cappuccino di kawasan Eropa, terutama Italia. Namun gagal karena Kei Car itu tidak bisa memenuhi regulasi keselamatan setempat.

Jegal Mazda MX-5

Foto: Motor.es

Tahun 1992, Ia lantas memerintahkan tim desain di Bugatti Automobili untuk mendesain sebuah sports car kecil bermesin tengah yang bisa dimuati penggerak milik Capuccino. Proyek ini yang dinamai Project Espresso (tidak ada hubungannya dengan Espresso yang ada sekarang).

Tujuannya satu, menjual mobil sport Suzuki berukuran ringkas, ringan dan bisa bersaing dengan Mazda MX-5, yang saat itu baru dua tahun beredar di pasar dunia. Proyek ini tentunya sudah mendapatkan restu dari Suzuki.

Tim desain juga tidak main-main. Isinya adalah orang-orang baru saja kelar membuat Bugatti EB110. Saat itu, mereka juga seacara bersamaan sedang mengerjakan sedan EB112. Ada Simon Wood, Project Manager yang dibajak dari Lotus. Ada juga Steeve Bernard Heyd, desainer handal yang mengerjakan mobil-mobil Touring Superleggera.

Mereka kemudian keluar dengan desain mobil beratap T-top (atap keras yang bisa dilepas sebagian). Guratannya terlihat jelas dibuat oleh Bugatti karena beberapa bagian sepertinya terinspirasi dari EB110. Siluet lampu depan, garis body dari hadapan spakbor depan hingga ke lampu belakang, mirip EB110.

Ongkos Produksi

Suzuki Cappuccino

Salah satu yang wajib jadi pertimbangan adalah biaya produksi, yang pasti akan berpengaruh terhadap harga jual. Artioli dan tim desainnya mencoba berbagai material untuk menekan harga. Mulai dari rangka tubular hingga penggunaan lantai berbahan komposit. Bahkan sempat dipertimbangkan memakai rangka Suzuki Every!

Body wajib berbahan ringan demi mengejar rasio bobot-tenaga. Bukan mau gaya, tapi mesin Capuccino yang berkapasitas 667 cc hanya bertenaga 68 hp. Makanya sejak awal dipastikan body akan pakai bahan fiberglass. Sempat juga dipertimbangkan kalau dibuat tanpa atap dan pintu.

Kelar urusan desain, Project Espresso menjalani uji tabrak. Kami tidak menemukan apakah mobil ini berhasil atau tidak di pengujian tersebut. Tapi Artioli kehilangan ‘selera’ untuk meneruskan project ini.

Dikutip dari Motor.es, sepertinya ia melihat tidak ada untungnya membuat sportscar kecil. Ada juga yang bilang, di saat Artioli merancang mobil tersebut, Suzuki juga menggarap Capuccino supaya bisa dijual di Eropa. Dan memang Capuccino sempat beredar sebentar di Inggris sebelum regulasi emisi berubah lebih ketat tahun 1995.

Tapi kami merasa sejak pengusaha sukses itu mengambil alih Lotus di tahun 1993, ia lebih fokus di merek Inggris ini. Toh di Lotus, Artioli bisa lebih bebas bereksplorasi karena memang ahlinya mobil kencang dan ringan. Di masanya, Lotus mengeluarkan Elise, sportscar compact dengan bobot kurang dari 800 kg.

Sumber: Motor.es

 

Suzuki India Capai Jumlah Produksi 30 Juta Unit

Suzuki Motor Corporation berhasil meraih akumulasi angka produksi 30 juta unit kendaraan di India, pada akhir bulan Maret 2024 silam. Dengan hasil capaian Suzuki tersebut, membuat India menjadi negara kedua setelah Jepang yang menorehkan prestasi itu.

Sekaligus menjadi negara basis produksi Suzuki tercepat untuk mencapai angka 30 juta unit kendaraan. Hanya dalam waktu 40 tahun dan 4 bulan, sejak pabrik Suzuki di India mulai beroperasi pada bulan Desember 1983. Pabrik Suzuki di Jepang saja baru bisa memperoleh akumulasi angka produksi 30 juta unit selama 55 tahun dan 2 bulan.

Produksi kendaraan roda empat Suzuki di India yang bermula pada bulan Desember 1983, ditandai oleh pembuatan Maruti 800, sebagai model pertama yang dibuat oleh Maruti Udyog. Perusahaan ini merupakan cikal bakal dari Maruti Suzuki. Saat ini, produksi kendaraan berlangsung di fasilitas Gurgaon dan Manesar milik Maturi Suzuki. Termasuk di Gujarat, milik Suzuki Motor Gujarat.

Dengan ketiga fasilitas tersebut, tidak kurang dari 16 model yang diproduksi di India. Sebut saja WagonR, Swift, Baleno, hingga sport utility vehicle (SUV) Brezza dan Fronx. Fasilitas Suzuki di India memiliki kapasitas produksi sebesar 2,25 juta unit per tahun. Hal ini guna mendukung rencana mencapai angka produksi tahunan sebesar 4 juta unit, pada tahun 2030 nanti. Termasuk persiapan dibukanya fasilitas baru di Kharkhoda pada tahun 2025 dan di Gujarat pada 2028.

Sejumlah rencana Suzuki tersebut, tentu juga akan berpengaruh terhadap perkembangan industri otomotif di sejumlah negara lain, termasuk di Indonesia. Sebagai catatan, selama beberapa tahun terakhir, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) ‘gemar’ mengimpor beberapa model dari India. Sebut saja Ignis, S-Presso, dan yang baru-baru ini adalah Jimny 5-Door.

Bugatti EB110

Bugatti Pernah Dijatuhkan Oleh….Suzuki?

Bugatti, nama yang anak sekarang mungkin mengasosiasikannya dengan kecepatan, ultra mewah dan target serta tujuan hidup. Jatuh bangunnya perusahaan Perancis ini, menarik untuk dipelajari.

Dulu, saat Ettore Bugatti mendirikan pabrik ini, tidak pernah terpikir kalau apa yang dia bangun bisa dijatuhkan oleh…Suzuki?

Ettore Bugatti adalah seorang perfeksionis, yang kalau jaman sekarang disebut sebagai manusia dengan OCD. Segalanya harus perfect dan kencang. Makanya hasilnya seperti Type 57 SC, 101 dan sebagainya enak dilihat.

Bugatti Type 57

Bugatti Type 57

Lalu, Apa andil Suzuki? Jadi ceritanya, Ettore meninggal pada tahun 1947. Bugatti lalu gulung tikar. Sempat buat suku cadang pesawat, tapi tidak lama. Pabriknya di Molsheim tutup dan nama ini hanya jadi legenda.

Tahun 1986, beberapa mantan pegawai Lamborghini, termasuk pendirinya, Ferrucio Lamborghini sedang ngobrol bareng. Ingat, Ferrucio melepas kepemilikan Lambo sebelas tahun sebelumnya. Hadir juga Paolo Stanzani, ‘bapaknya’ Lamborghini Countach, serta Nuccio Bertone, desainer mobil.

Diskusi mereka mengerucut pada ingin bikin mobil lagi. Masalahnya, mereka punya ‘skill’ tapi  tidak punya dana. Untungnya, di acara  Turin Car Show tahun tersebut,  Ferrucio dikenalkan pada konglomerat sukses Romano Artioli, yang sama-sama doyan mobil. 

Romano ArtioliPhoto: ikonographia.com

Romano Artioli, konglomerat sukses Italia.

Artioli adalah pemilik jaringan dealer Ferrari di Jerman, importir Suzuki pertama di Italia dan belakangan Lotus sempat ia akuisisi.

Perbedaan visi lalu muncul. Lamborghini Cs ingin bikin perusahaan kecil-kecilan saja dulu. Artioli ingin langsung ngebut dan bercita-cita membangkitkan kembali Bugatti. Kalau kata Lamborghini, “Ini macam membangunkan mayat!” Lamborghini lalu angkat kaki. Tidak jadi ikut kongsi. 

Tahun 1987, setelah berbagai perdebatan, Bugatti Automobili S.p.A pun lahir. Pabrik Bugatti lalu dipindah dari Molsheim ke Modena di Italia. Menjadikan tiga merek mobil kencang kini berada di negara pizza itu.

Terlalu Berlebihan

Tidak hanya ingin membangunkan kembali sebuah merek mewah, Visi Artioli membuat Bugatti sebagai sebuah nama yang berasosiasi dengan gaya hidup mewah diperluas. Istrinya, Renata Kettmeir, membuat pernak-pernik mewah Bugatti seperti tas, parfum, dan semacamnya.

Di bawah pengawasan Artioli, perusahaan ini melahirkan EB110, mobil hebat yang membuat dunia tercengang dengan rekor kecepatannya. Rekor yang dipegang beberapa bulan saja, sebelum dipatahkan oleh McLaren F1.

Bugatti di bawah pengawasan Artioli

Bugatti EB110 Hadir dengan gemerlap

EB110 diperkenalkan di dua tempat sekaligus di Prancis, Versailles dan Grande Arche de la Défense, pada 15 September 1991. Tepat 110 tahun setelah Ettore Bugatti dilahirkan.

Acaranya luar biasa meriah, mencolok dan ‘lebay’. Bukan cuma launching, tapi pesta dan jamuan berlangsung berhari-hari. Menyedot dana besar-besaran.

Masalahnya, saat EB110 masuk ke pasaran di tahun tersebut, perekonomian Amerika dan dunia sedang masa resesi. Bahkan sudah terjadi sejak beberapa bulan setelah Bugatti Automobili S.p.A berdiri. Pangsa pasar terbesar yang jadi harapan Artioli melempem.
Target memproduksi 150 unit setahun, hanya terwujud 115 unit, sepanjang tiga tahun EB110 dipasarkan.

Selanjutnya bisa ditebak. Proyek EB110 yang menyedot dana besar membuat keuangan perusahaan berguncang. Tahun 1995, Bugatti Automobili S.p.A bangkrut.

LOtus Elise

Lotus Elise hadir di masa kepemilikan Romano

Efeknya beruntun. Romano harus menjual Lotus ke Perusahaan Otomotif Nasional (Proton) Malaysia. Suzuki pun meradang karena ada hal yang tidak bisa dipenuhi oleh Artioli. Haknya sebagai distributor Suzuki di Italia diputus.

Konon, masalah Suzuki ini gongnya yang membuat ia kehilangan harapan untuk mempertahankan Bugatti.

Volkswagen Group lantas mengambil alih kepemilikan di tahun 1998. Merek ini langsung melejit, sekencang Veyron yang mereka buat.

Sumber: 

Autodrome.fr

refine-marques