Porsche 963 Akan Berlaga Di Balap 24 Hours of Le Mans

Ajang balap ketahanan 24 Hours of Le Mans akan segera dimulai. Tahun ini dianggap istimewa, karena bertepatan dengan perayaan 100 Tahun 24 Hours of Le Mans yang pertamakali diselenggarakan pada tahun 1923.

Setelah lima tahun absen, Porsche akan kembali berlaga di sirkuit La Sarthe. Sebanyak 3 unit mobil balap 963 dari tim balap yang didukung oleh pabrikan akan bertanding bersama satu 963 dari tim privateer.

Tahun ini juga bertepatan dengan peringatan 75 Tahun Porsche. Oleh sebab itu salah satu mobil akan bernomor start 75. Mobil balap dari tim Porsche IMSA ini khusus diboyong dari AS ke Perancis untuk tampil di Le Mans.

Mobil balap spesial Porsche no. 75 akan dipiloti oleh pembalap asal Brazil, Felipe Nasr. 

Dua dari tiga pilot Porsche 963 IMSA yakni Mathieu Jaminet, Nick Tandy, dan Matt Campbell kemungkinan bakal mendampingi Felipe Nasr di Le Mans.

Porsche 963 lainnya akan menggunakan nomor 5 dan 6. Mobil no. 5 akan dipiloti oleh Michael Christensen, Dane Cameron dan Frederic Makowiecki. Sedangkan pada mobil no. 6 akan diawaki secara bergantian oleh Kevin Estre, Andre Lotterer, dan Laurens Vanthoor.

Lotterer yang merupakan veteran di Le Mans pada tahun ini akan berusaha untuk meraih gelar juaranya yang keempat. Pembalap Jerman ini menjuarai 24 Hours of Le Mans di tahun 2011, 2012, dan 2014 saat bersama Audi.

Sementara mobil balap Porsche 963 keempat dari tim balap privateer Hertz Team Jota akan dipiloti oleh trio Antonio Felix da Costa, Will Stevens, dan Ye Yifei.

Le Mans Akan Beda

Untuk kelas Hypercar, tercatat 16 starter yang akan berbaris di grid. Tahun ini lebih beragam karena ada pabrikan baru yang akan berlaga.

Porsche akan bertarung bersama Toyota, Cadillac, Ferrari, dan Peugeot. Mobil balap prototype yang diterjunkan di kelas ini menyesuaikan dengan spek regulasi balap Hypercar.

Tim balap Glickenhaus Racing dan Floyd Vanwall Racing Team juga akan tampil di kelas Hypercar dengan desain mobil balap mereka sendiri. Sedangkan tim balap Action Express Racing akan menerjunkan Cadillac V-Series R.

Dari LMP Ke Hypercar LMDh

Porsche menghentikan program LMP pada akhir musim balap tahun 2017. Mobil balap 919 Hybrid pun dipensiunkan setelah meraih sukses selama 4 tahun berkiprah di balap ketahanan.

Mobil balap 919 Hybrid yang diperkenalkan pada tahun 2014 menandai kembalinya Porsche ke balap mobil prototype setelah hiatus selama 15 tahun.

Meski kurang sukses di awal kemunculannya, 919 Hybrid berhasil mendominasi seri balap FIA World Endurance Championship (WEC) dari tahun 2015 hingga 2017.

Tak hanya merajai WEC selama tiga tahun berturut-turut. Porsche 919 Hybrid meraih hattrick di balap 24 Hours of Le Mans dan tak terkalahkan selama tiga tahun berurutan.

Porsche 919 yang dikembangkan dalam program LMP dibekali mesin V4 2.0 liter turbo bertenaga 500 HP dengan motor-generator 400 HP. Output kombinasinya mencapai 900 HP. Porsche pun mengembangkan versi 919 Evo dengan perangkat aerodinamika yang jauh lebih ekstrem plus output tenaga 1.160 HP.

Porsche 963 yang dikembangkan dalam program LMDh dibekali mesin 4.6 liter V8 twin-turbo plus motor listrik penggerak sistem hybrid yang terpasang di bagian depan. Hanya saja, total output tenaga yang dihasilkan lebih kecil dari 919 Hybrid yakni hanya di kisaran 671 HP.

Porsche 963

Sayangnya, kiprah perdana Porsche 963 pada laga balap 24 Hours of Daytona beberapa pekan lalu hasilnya tak memuaskan.

 

 

Flat 4 Indonesia, Tempatnya Parts VW Dan Porsche Klasik

Para pecinta mobil klasik, khususnya Volkswagen atau Porsche di Tanah Air tentu sangat menyadari akan keterbatasan suku cadang, fast moving parts atau komponen yang susah ditemukan di pasaran. Bagian ini seperti puzzle yang harus terisi atau disematkan agar mobil koleksinya kembali menjadi original. Hadir sebagai solusi, ialah diresmikannya Flat 4 Indonesia.

Nah, untuk mendukung hal ini, Flat 4 Authorized Dealer Indonesia menjual semua parts, aksesoris, apparel dan merchandise khusus untuk Aircooled VW dan Aircooled Porsche baik yang diproduksi langsung oleh Flat 4 Jepang maupun brand lain.

Flat 4 Authorized Dealer Indonesia merupakan salah satu merk yang dipegang langsung oleh Gearhead Monkey Garage selain Mooneyes dan Bendpak Car Lift. Flat 4 adalah sebuah kultur, kebanggaan serta kehormatan bagi pehobi Volkswagen dan Porsche. Peminatnya cukup besar, tak terkecuali di Indonesia, sehingga dirasa perlu untuk membawa nama Flat 4 ke pasar lokal.

Berawal dari 1976 silam, Takashi Komori memulai bisnisnya di Jepang. Flat 4 menjadi merek dagang yang ia gunakan di gerai pertamanya yang berlokasi ke Meguro-ku, Tokyo. Gerai ini menjadi saksi berkembangnya Flat 4 menjadi sebuah merek yang dipandang di skema Volkswagen dunia.

Dipo Ario, President Flat 4 Authorized Dealer Indonesia menjelaskan, “Populasi Air Cooled Volkswagen dan Air Cooled Porsche cukup besar di Indonesia. Kemudian timbul kendala untuk ketersediaan komponen mobil-mobil tersebut, maka kami merasa terpanggil untuk hadir di Indonesia. Selain mempermudah para penggemar untuk mendapatkannya di dalam negeri, sekaligus bisa melestarikan VW klasik di Indonesia.”

Hal ini sejalan dengan pemikiran Takashi Komori, founder Flat 4 Japan. Menurutnya, “Walau Volkswagen yang dimiliki termasuk langka, namun Anda harus tetap bisa mengendarainya kemana saja”. Atas pemikiran tersebut Flat 4 Japan telah membangun kerjasama dengan banyak mitra selama lebih dari 40 tahun.

Dalam prosesi peluncurannya, Flat 4 Authorized Dealer Indonesia mengajak beberapa komunitas Volkswagen. Beragam komunitas antara lain Volkswagen Indonesia Association, VW Bekasi, Volkswagen Beetle Club, Volkswagen Van Club, VWeekenders, Bunna Mafia, Type 3 Lover Indonesia, Super Beetle Owners Indonesia, Kodok Baris, Indonesia Volkswagen Society dan beberapa komunitas VW lainnya ikut menjelajahi beberapa destinasi yang sedang ‘hype’ di Jakarta.

Mulai dari dealer shop di Gedung Tambang, Jalan Kapten Tendean no. 15, Jakarta Selatan, Bunna Coffe & Eatery di Senopati, hingga akhirnya finish di Sum Ting Wong Coffee di kawasan Pantai Indah Kapuk.

Porsche Vision 357

Porsche Vision 357, Mobil Untuk Menghormati para Leluhur

Porsche biasanya suka mengeluarkan mobil edisi khusus untuk memperingati sesuatu. Kali ini, pabrikan sports car Jerman tersebut mengeluarkan Porsche Vison 357, untuk mengingat awal mula Porsche mendunia. Mobil ini diperlihatkan di forum “DRIVE” Volkswagen Group.

Porsche Vision 357 forum

Porsche Vision 357 merupakan mobil yang dibuat untuk menghormati leluhurnya, sang legenda Porsche 356 yang hadir 75 tahun lalu. Makanya, jangan meski 357 ini berbasis 718 Cayman GT4 RS, tapi bentuknya benar-benar terinspirasi oleh 356 Coupe. Dan iya, ini bukan mobil listrik. Mesinnya menghasilkan 670 hp.

Kami harus bilang desainer Porsche sukses membuat mobil konsep yang menarik dan mudah dipahami. Meski tetap ada saja teknologi yang nyeleneh tapi ini mobil keren sekali.

357 Porsche

Dari depan, terlihat siluet 356 dengan kabin yang sempit. Belakangnya hadir dengan pinggang yang lebar lengkap dengan guratan ventilasi udara di tengah. Ventilasi ini membentang dari kaca belakang hingga ke body belakang bagian bawah.

Yang kami perhatikan, body-nya mulus dan mengkilat. 356 edisi pertama, karena dibuat dengan tangan 75 tahun yang lalu, memiliki body yang agak kasar. Tapi bukan berarti kurang, 357 tetap terlihat menarik.

Bisa Balapan

 

Selain unsur retro, Porsche Vision 357 juga mengedepankan sisi modern dan motorsportnya. Lampu depan dan belakang tersamarkan. Yang jelas terlihat hanya titik bersusun membulat untuk di depan, dan kotak di belakang. Bukaan puntu tersembunyi dengan rapi di body samping.

Untuk menegaskan kalau ini mobil kencang, spliter depan terlihat menjorok keluar di moncong bagian bawah. Dilihat dari samping, ada skirt berbahan natural fiber reinforced plastic. Jangan lupa, angka 75 yang terpampang jelas seperti menegaskan kalau ini mobil bisa balapan.

Pelek mobil konsep ini juga menarik. Ukurannya 20 inci terbuat dari magnesium. Desainnya menggabungkan pelek dengan aerodisk ala mobil balap era 80-an dengan batang pelek model klasik. Serius, kami suka pelek ini.

“Dengan Porsche Vision 357, kami telah menciptakan hadiah ulang tahun yang sangat spesial. Ini menggarisbawahi pentingnya DNA desain kami (yang) berdasarkan 356,” kata Michael Mauer, VP Style Porsche.

Porsche design and BOD

“Studi ini merupakan upaya untuk menggabungkan masa lalu, sekarang, dan masa depan secara koheren. Proporsinya mengingatkan pada model historis, sementara detailnya memvisualisasikan pandangan ke masa depan.”

Porscge World Road Show 2023_1

Porsche World Road Show 2023 Bakal Jamu Penyuka Kecepatan

Buat Anda penyuka kecepatan, maka Porsche Indonesia punya obatnya. Tahun depan Porsche World Road Show (PWRS) bakal digelar pada tanggal 3 hingga 10 Februari 2023, di Sentul International Circuit di Sentul, Bogor. Selain memberikan kepuasan berkendara, partisipan event ini pun akan merasakan banyak produk unggulan Porsche.

PWRS merupakan acara berkendara profesional yang diselenggarakan oleh Porsche AG. Event ini telah diadakan di lebih dari 45 negara hingga saat ini. Tentunya didukung oleh para instruktur profesional Porsche bersama dengan instruktur pendamping dari Indonesia. Sederet mobil sport Porsche yang diterbangkan khusus dari Jerman untuk dijajal langsung di Tanah Air.

PWRS Indonesia 2023 digelar di trek sepanjang 3,965 kilometer, dengan lintasan lurus utama sepanjang 900 meter dan sejumlah tikungan tajam. Di kesempatan tersebut, peserta dapat merasakan performa unit Porsche secara maksimal, sekaligus mengasah keterampilan berkendara.

Event ini juga menampilkan 26 model Porsche mulai dari all-electric Taycan, 911, Boxster, Cayman, Panamera, Macan, dan Cayenne. Tak hanya itu, Porsche Indonesia juga membawa all-new 911 GT3 RS generasi 992 dan 718 Cayman GT4 RS. Kalau sudah ada embel-embel RS, maka dua huruf tersebut bakal memacu adrenalin siapapun yang berada di balik kemudinya.

“Kami sangat senang kembali menjadi penyelenggara Porsche World Roadshow di Indonesia. Sejak PWRS terakhir di Indonesia pada tahun 2015 lalu, komunitas pecinta Porsche tumbuh secara signifikan. Kami juga gembira melihat lebih banyak lagi anggota komunitas Porsche yang berada di belakang kemudi dan merasakan adrenalin Porsche, di dalam dan di luar lintasan,” kata Alexander Riedel, selaku General Manager Porsche Indonesia.

Instruktur Porsche akan membawa peserta melalui sejumlah aktivitas berkendara termasuk off-road, braking, handling dan slalom. “Tim Porsche kami dari Porsche Centre Jakarta dan Surabaya akan mendemonstrasikan bagaimana pelanggan Porsche dapat memaksimalkan performa dari setiap model. Kami menantikan dalam menyambut semua penggemar Porsche ke acara yang penuh aksi dan sangat menyenangkan,” imbuh Alex Riedel.

“Pelanggan akan menerima sertifikat Porsche di akhir acara sebagai bukti nyata, tetapi yang lebih penting, mereka juga akan mendapatkan keterampilan baru serta kenangan tak terlupakan dari pengalaman berkendara Porsche yang unik ini,” tukas Alex Riedel.

Lintasan balap dibuka khusus untuk pemilik Porsche mulai 11 hingga 12 Februari 2023, memberi mereka kesempatan untuk memaksimalkan potensi mobil mereka di bawah bimbingan para instruktur Porsche profesional. Pendaftaran Porsche World Road Show dibuka mulai 1 Desember 2022 hingga 20 Januari 2023. Harga tiket Rp 10 juta per orang untuk seluruh rangkaian program dan Rp 1,5 juta bagi pendamping.

KARMA Bodykit Porsche Cayman

KARMA Bodykit Porsche Cayman 987.2 Tampil di Amerika

Setelah debutnya di 2018 melalui aplikasi bodykit Toyota 86, tanpa ragu KARMA Bodykit terus menggedor pasar bodykit dunia. Hingga kini sudah ada 5 negara menjadi tujuan utama pasar KARMA Bodykit. Tahun ini, bodykit lokal hasil karya anak bangsa ini kembali hadir di ajang Specialty Equipment Market Association (SEMA) Show yang berlangsung pada 1-5 November 2022 silam, di Las Vegas Convention Center, Paradise Road, Las Vegas, Amerika Serikat.

Dalam perhelatan akbar komponen aftermarket, produk dan pameran modifikasi tersebut, KARMA Bodykit menampilkan produk terbarunya di 2022 berlabel KARMA Porsche Cayman 987.2. Sesuai dengan namanya, bodykit terbaru KARMA ini menempel pada Porsche Cayman milik Tyler Cordura.

“Tyler Cordura merupakan salah satu tokoh anak muda penyuka modifikasi di Amerika yang menjadi rujukan trend dan gayanya dalam mendandani mobil kesukaannya. Setiap modifikasi dan arahannya selalu menjadi kiblat anak muda penyuka modifikasi di sini. Bisa dilihat postingan di Instagram,” ungkap Kiki Anugraha selaku founder KARMA Bodykit.

Untuk bodykit Porsche Cayman ini, sebenarnya sudah dibuat produksi ketiga. Karena yang edisi perdana sudah diaplikasikan pada Porsche Cayman milik Mochamad Chandra Kurniawan (Charock). Porsche Cayman KARMA milik Charock ini rilis perdana di tahun 2020 lalu.

Bodykit KARMA Cayman terdiri dari bumper depan, bumper lip, side skirt bumper belakang, fender, over fender, dan wing spoiler. Desain agresif menjelma lewat air dam besar serta mempertahankan lekukan khas di ujung bumper dan side skirt. Semua fungsi dan performa bodykit ini sudah diperhitungkan secara akurat, termasuk cara pemasangannya yang plug and play.

KARMA Bodykit diproduksi dari material FRP (Fibreglass Reinforced Plastics) grade A. Bahan tersebut dipilih karena konstruksinya yang fleksibel, namun kuat serta ringan. Dipadukan dengan sentuhan karbon pada bagian lip yang semuanya dikerjakan secara manual oleh sumber daya manusia (SDM) dalam Tanah Air.

Kisah sukses di Amerika, tidak lepas dari dukungan sahabatnya, Mike Torino, pengguna Toyota 86 FRS yang juga dipercaya menjadi representative person di Amerika. Komunikasi antara keduanya berlanjut intens hingga berujung pada mulainya kerjasama untuk pemasaran KARMA Bodykit di Amerika.

“Dari awal, Mike support dengan kami. Dia memang penggiat modifikasi di Amerika. Karakternya yang humble, Mike juga memiliki jaringan pertemanan luas, baik dan respek pada semua orang, masuk ke semua kalangan anak mobil di sana,” tambah Kiki.

Hingga kini, permintaan bodykit terbesar masih datang dari Toyota Supra dan Toyota GR 86. Khusus KARMA GR 86 belum didistribusikan, baru sebatas kembarannya yakni Subaru BRZ. Untuk Subaru BRZ ini sudah lima unit body kit terjual. Saat ini, bodykit KARMA Cayman 987 versi satu sudah dibuat sebanyak 3 set. Yang pertama untuk Porsche Cayman milik Charock, yang kedua untuk Porsche Cayman milik Tyler Cordura, dan produksi ketiga masih dalam perjalanan menuju pemiliknya.

Terkait kehadiran produk Indonesia ini di SEMA Show 2022, publik Amerika menyatakan senang memakai produk KARMA Bodykit. “Hal tersebut memperlihatkan karakter mereka yang mampu menghargai produk lokal kita dengan berbagai kelebihannya. Itu hal yang patut diapresiasi dan dihargai bersama,” tutup Kiki.

Porsche 911 Dakar Lahir Kembali, Siap Hadang Lamborghini Huracan Sterrato

Dalam beberapa hari ke depan, beragam model mobil terbaru akan melakukan world premiere dalam event Los Angeles Auto Show 2022 yang akan dimulai pada 16 November mendatang. Salah satu mobil yang saat ini tengah menjadi sorotan dan dinantikan kemunculannya adalah sebuah sport coupe nine-eleven versi off-road (ya… Anda tak salah baca), Porsche 911 Dakar.

Sekian dekade silam, Porsche memiliki 911 SC/RS 4×4 (953) berkemampuan lintas medan yang dipiloti duet pereli René Metge dan Dominique Lemoyne. Keduanya pun berhasil menjuarai Rally Paris-Dakar 1984.

Nostalgia kejayaan 911 di salah satu event rally paling ganas di dunia pada 38 tahun silam tersebut membuat Porsche tertantang untuk kembali mereinkarnasinya dalam versi yang lebih modern.

Dua buah coupe 911 Carrera 4S (type 992) berpenggerak all-wheel-drive bertenaga 443 hp pun dimodifikasi sedemikian rupa dengan tampilan, konstruksi chassis serta suspensi khusus untuk medan off-road. Transmisi manual 7-speed bawaan Carrera 4S tetap dipertahankan.

Lokasi medan off-road yang dipilih pun tak main-main, gunung vulkanik aktif tertinggi di muka bumi, Ojos del Salado di Chile. Area ini dipilih karena memiliki beragam variasi kondisi trek off-road yang cocok untuk pengujian mulai dari gurun pasir, gravel, hingga jalan bersalju.

Kedua 911 yang tampilannya berbeda dari yang biasa anda lihat di parkiran valet mall atau perkantoran megah tersebut salah satunya dikendarai oleh pembalap ketahanan Romain Dumas.

Dari ibukota Chile di Santiago, kedua prototype 911 menyusuri rute jalan semi off-road sepanjang ratusan kilometer menuju camp aklimatisasi di Refugio Universidad de Atacama/Jorge Rojas yang berada di ketinggian 5.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pengujian prototipe Porsche 911 Dakar dilakukan di Chile

Trek gravel dan lereng berbatu terjal serta hamparan jalan berpasir tanpa terasa terus menanjak hingga ketinggian 6.500 mdpl mendekati puncak tertinggi di Pegunungan Andes tersebut. Tak hanya dihadang oleh terpaan angin gunung yang cukup kencang, suhu udara yang mencapai -30° C plus kadar oksigen yang tipis pun menjadi tantangan tersendiri pada pengujian kedua prototipe 911 Dakar tersebut.

Pengujian prototipe 911 Dakar di Chile tersebut merupakan bagian dari serangkaian pengujian yang melampaui jarak 500.000 km. Bahkan untuk menguji kekuatan chassis di trek off-road, prototipe 911 Dakar disiksa habis-habisan hingga 10.000 km di trek gravel dan lereng terjal yang berlokasi di wilayah selatan Perancis.

Pihak pabrikan saat ini masih belum mengumbar spek detil mobil tersebut. Kita tunggu hingga tabir selubung dari calon penghadang Lamborghini Huracan Sterrato ini dibuka secara resmi di Los Angeles Auto Show pada 16 November mendatang. Ahaa… Anda penasaran bukan…

Porsche B32, Bukan VW Transporter Biasa

Sosoknya memang seperti Volkswagen (VW) Transporter T3, mata awam mungkin menyangka bahwa pemiliknya memodifikasi mobil ini dengan spoiler depan dan belakang, sedangkan velg aslinya dilengser dengan velg Fuchs milik Porsche. Padahal, mobil ini sudah tak lagi menyandang identitas sebagai VW, namun memiliki nama resmi Porsche B32.

Oke, kembali ke tahun 1979, VW menciptakan generasi ketiga dari Transporter dan cukup populer di pasar global. Sayangnya, Transporter T3 ini tidak resmi masuk ke pasar Indonesia, jadi hanya segelintir saja yang ada di Tanah Air. Produksi VW Transporter T3 berlangsung hingga tahun 1990, namun di Afrika Selatan baru berakhir di tahun 2002.

Ide liar Porsche ini tercetus di pertengahan tahun 1980an, kemungkinan besar di antara tahun 1983 dan 1985. Di saat Porsche sedang bersemangat mengembangkan 959 untuk ajang motorsport Group B dan serius untuk mengikuti event reli Paris-Dakar, mereka memerlukan kendaraan pendukung (support vehicle) yang untuk membawa komponen serta perkakas, namun harus berperforma tinggi.

Sempat terpikirkan, unit Mercedes-Benz 280 GE yang mesin aslinya diganti dengan mesin V8 milik Porsche 928. Supaya tetap masih ada ‘hubungan darah’ dengan Porsche, maka diputuskan untuk menggunakan VW Transporter T3. Mesin asli dilepas, lalu dijejalkan mesin Porsche 911 Carrera 3.2. Mesin Porsche 6 silinder boxer 3.2 liter ini memiliki tenaga 231 hp dan dipadu dengan transmisi 915 5-speed milik Porsche 911 SC.

Agar mobil ini tidak tergopoh-gopoh di kecepatan tinggi, maka suspensi pun mendapat upgrade dan sistem pengereman turut dioptimalkan. Hasilnya, Porsche B32 ini mampu berakselerasi dari posisi diam hingga 100 km/jam dalam tempo 8 detik. Sedangkan top speed mencapai 185 km/jam! Angka yang mustahil diperoleh jika mesin menggunakan mesin VW 4 silinder boxer 1.9 liter atau 2.1 liter bawaan pabrik.

Karena Porsche mengambil beberapa unit VW Transporter T3 dengan varian Caravelle Carat, maka interiornya pun tergolong mewah. Jok pada baris kedua pun dapat diputar dan ada meja lipat di antara jok baris kedua dan ketiga. Sebagai sentuhan akhir, setir dan tuas transmisi menggunakan milik Porsche 911.

Kenapa Porsche B32 ini begitu jarang terlihat? Ya, karena Porsche hanya membuat Transporter ‘mencekam’ ini tak lebih dari 15 unit, itupun sudah termasuk beberapa unit prototipe. Belum lama ini, ada satu unit yang muncul di permukaan dan dibanderol dengan harga €364.900 (atau setara dengan Rp 6 milyar). Angka ini sudah setara dengan nilai sebuah Porsche 911 klasik…

Theon Design CHI001

Theon Design Tawarkan Kreasi Yang Getarkan Jiwa

Theon Design belum lama ini menyelesaikan kreasi unik terbarunya dan langsung mengirim unit tersebut kepada pelanggan pertama di Chile. Kreasi yang dinamakan CHI001 ini menggunakan basis Porsche 911 (generasi 964), yang dimodifikasi dengan menerapkan bodi bermaterial karbon, suspensi semi-aktif, dan mesin bertenaga hingga 400 hp.

Dengan memadukan desain murni, kualitas pengerjaan, dan pembuatan layaknya pabrikan, Theon Design amat memperhatikan setiap detil dalam menciptakan CHI001. Sosok di balik layar Theon Design ialah Adam Hawley, yang merupakan penggila Porsche dan telah berpengalaman selama dua dekade dalam urusan desain bagi BMW, Jaguar, Land Rover, Lexus, dan Lotus. Tak ketinggalan, turut mendesain interior milik pesawat terbang Airbus A380.

Di tangan Adam Hawley, Theon Design memiliki visi untuk menciptakan produk mobil yang berbobot ringan, lebih bertenaga, dan lebih menyenangkan ketika dikendarai, seiring dengan mengapresiasi karya legendaris dari Porsche. Theon Design didukung oleh sekelompok kecil para teknisi dan engineer yang antusias terhadap pengembangan mobil sport.

Kembali ke CHI001, mobil donor Porsche 911 (964) diurai hingga bagian terkecil lalu direstorasi. Meskipun banyak menggunakan material serat karbon, sejumlah desain penting dari Porsche tidak dihilangkan. Untuk bagian atap, kap bagasi, kap mesin, spoiler, dan bumper memakai material komposit. Bagian bodi yang masih memakai material logam hanya pintu saja. Khusus liner pada fender, menggunakan bahan Kevlar.

Mengutamakan detil setiap komponen

Komponen bodi CHI001 dihitung ulang secara digital melalui software desain 3D guna menjamin tingkat kepresisian setiap bagiannya. Sehingga Theon Design mampu mengakomodir detil spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan. “Aspek detil menjadi hal yang utama bagi Theon Design. Setiap komponen pada CHI001 dibuat secara seksama, baik yang terlihat secara fisik maupun yang berada di balik bodinya,” kata Adam Hawley.

CHI001 memberikan rasa berkendara yang nikmat berkat penggunaan sistem power steering hydro-electric buatan Theon Design dan suspensi semi-aktif lansiran TracTive. Pengemudi dapat memilih lima mode performa suspensi, melalui switch yang terintegrasi pada console tengah. TracTive juga ‘menyumbang’ sistem Active Controlled Electronics (ACE), yang dapat mengatur performa suspensi secara menyeluruh, sesuai dengan kondisi berkendara.

Sistem ACE ini memungkinkan CHI001 tetap stabil ketika berakselerasi, mengerem, maupun saat melahap tikungan di kecepatan tinggi. Pengaturan daya cengekeram selalu dimaksimalkan melalui keempat sokbrekernya. Setiap sokbreker menggunakan kontrol katup Dynamic Damping Adjustment (DDA) yang telah dipatenkan, serta didukung oleh multi-axis g-sensor dan program algoritma yang mutakhir. Sehingga sokbreker memiliki respons yang amat cepat, yakni antara 6 hingga 10 milidetik saja!

Bobotnya tak sampai 1,2 ton

Sistem pengereman memakai kampas rem dan piringan rem bermaterial karbon, agar mantap ketika pengemudi ingin mengurangi kecepatan. Bagian kelistrikan menggunakan MoTeC Power Distribution Modules dengan kabel berspesifikasi pesawat terbang. Karena CHI001 ini mengambil donor 911 (964) Carrera 4, maka sistem penggerak empat rodanya tetap digunakan dan kini dilengkapi dengan Wavetrac limited slip differential. Jika ditimbang, CHI001 dengan tangki bahan bakar terisi penuh, maka bobotnya cukup 1.164 kilogram saja.

Nah, apapun jika terkait Porsche mesti tak jauh-jauh dari mesin aircooled 6 silinder. Theon Design memiliki beberapa pilihan mesin yang berkepasitas 3.6 liter dan 4.0 liter. Khusus pada CHI001 adalah mengusung mesin naturally-aspirated 4.0 liter dengan output 400 hp dan torsi 474 Nm. Throttle body buatan Jenvey Dynamics bertugas mengatur udara yang masuk ke dalam mesin. Hampir lupa, pelanggan dapat memilih penambahan komponen supercharger maupun turbocharger. Kami jadi langsung jatuh cinta…

Theon Design memberikan kebebasan penuh bagi pelanggan untuk mengeksplor desain interior. Namun kemungkinan besar pelanggan tetap ingin aura kabin tetap mempertahankan elemen klasik Porsche 911, namun dipadu dengan teknologi masa kini. Seperti pada CHI001, joknya menggunakan Recaro Club Sport beraksen Porsche Royal Purple.

Kerusakan dompet yang harus dialami jika ingin memiliki kreasi Theon Design ini ialah mulai dari £380,000 atau nyaris Rp 7 milyar. Waktu pembuatannya sekitar 18 bulan dan… biaya itu belum termasuk mobil donor, ongkos kirim, dan pajak.

Porsche 911 mesin Subaru

Porsche 911 GT3 Bermesin Subaru STI Hebohkan SEMA Show 2022

Mesin boxer telah sekian dekade menjadi ciri khas bagi Porsche 911 dan Subaru Impreza STI. Nah, apa yang Anda bayangkan bila sebuah Porsche 911 (997) GT3 dibekali mesin Subaru Impreza STI plus body kit GT3R? Mustahil? Hmm…tentu tidak. Eneos dan DevSpeed Motorsports sukses melakukannya.

Mesin boxer bagi Eneos memiliki ikatan benang merah yang menyatukan antara Subaru dan Porsche di kancah balap mobil. Mengapa tak dicoba saja untuk menyatukan keduanya?

Proyek cangkok mesin ini bermula saat Faruk Kugay, seorang dirfter profesional yang juga berprofesi sebagai custom builder meminang Porsche 911 GT3 lansiran 2007 dari sebuah lelang. Mobil tersebut diperoleh dalam kondisi body ringsek dan tanpa mesin. 

Sebongkah mesin boxer EJ25 ex-Subaru Impreza STI 2008 yang telah diracik ulang menjadi pilihan untuk dijejalkan pada 911 GT3 tersebut. Chip diset ulang untuk mendongkrak performa. Sistem exhaust custom berbahan stainless steel dibuat sesuai spek mesin Subaru dan sasis Porsche.

Hasilnya, output tenaga pun kini mencapai 542 HP. Lebih dari cukup untuk menggantikan mesin boxer 6-silinder 3.6-liter berdaya 409 HP bawaan Porsche 911 (997) GT3. Bobot mesin Subaru pun lebih ringan 77 kg. Pemasangan perseneling manual 6-speed lansiran Subaru STI dikerjakan oleh Subiwork. Agar dapat terhubung ke poros roda belakang, transfer case Subaru dikombinasikan dengan perangkat reverse-cut ring gear.

Konstruksi sasis mobil ini sudah siap untuk balapan, hanya perlu spek suspensi yang sesuai. BC Racing pun mencangkok sistem suspensi dari mobil balap Porsche 911 Cup plus per keong adjustable high performance.

Cakram dan kaliper rem bawaan 911 GT3 dipadukan dengan kampas rem spek balap dari Hawk untuk meningkatkan kemampuan pengereman. Mobil ini pun dilengkapi dengan dongkrak Nuke Performance Air Jack 90 Competition untuk memudahkan penggantian ban. Ya, persis seperti saat pit stop di paddock sirkuit balap.

Tentu tak lengkap rasanya jika sebuah mobil balap modifikasi tanpa diimbuhi perangkat aerodinamika dan ubahan pada body. Seperangkat bodykit GT3R yang dimodifikasi pun disematkan oleh VAD Design. Mulai dari splitter depan, fender extra lebar, atap serat karbon, lampu belakang Porsche 997.2, hingga bumper belakang dengan coakan yang memperlihatkan sebagian tapak ban belakang. Tak ada lagi sayap di bagian belakang dan juga cover mesin.

Kemasan body dengan laburan warna biru-kuning khas livery mobil rally Subaru WRC digarap oleh Sean Smith Design dengan menggunakan livery mobil balap Porsche 917 Salzburg sebagai acuan referensi.

Sebagai penopang body sekaligus penggerus aspal, mobil ini dibekali velg ultra-wide 19-inci Rotiform 917 yang dibalut ban Toyo Proxes R888R tapak lebar berukuran 265/35 R19 (depan) dan 345/30 R19 (belakang).

Suasana di dalam kokpit? Minimalis ala kadarnya layaknya sebuah mobil balap tulen. Roll cage pelindung kokpit sesuai standar FIA digarap oleh CageKits. Panel instrumen digital dipasang pada dasbor custom berbahan anti pantul. Sepasang jok balap serat karbon Tillet B6 Screamer plus seat harness spek FIA, dan setir balap custom kian memperkental nuansa mobil balap di dalam kokpit.

Nah…tak ada hal yang mustahil bukan? Subaru ehmm…Porsche 911 GT3-STI yang berhasil membuat setiap orang menoleh ini sukses dipamerkan di booth Eneos pada ajang SEMA 2022 di Las Vegas.

Speaker Porsche

Porsche Design Luncurkan Perangkat Audio Berbahan Tabung Exhaust Porsche 992 GT3

Menikmati alunan musik favorit di ruang pribadi dengan sistem audio berkelas memang selalu menjadi kenikmatan tersendiri. Nah, Mungkin sistem audio 911 Soundbar 2.0 Pro dari Porsche Design terbaru yang satu ini mungkin akan membuat anda tergiur. Inilah speaker Porsche. 

Unik, penampakannya tak seperti sistem audio lainnya yang beredar di pasaran. Hmm…ini speaker atau knalpot? Ya, perangkat audio ini memang dibuat dari bahan tabung exhaust Porsche 911 sungguhan. Bukanlah sebuah Porsche biasa, namun dari Porsche 911 (type 992) GT3!

Rongga tabung exhaust dan lubang pipa silencer mobil sport Porsche tersebut menghasilkan output suara dengan karakter yang sangat khas. Selain itu, tentu saja desainnya yang sangat unik. Speaker ini pun dikemas dengan perpaduan warna hitam dan silver. Porsche Design juga membekalkan sistem virtual surround sound 2.1.2 dengan output daya 300 watt.

Sejumlah fitur yang disematkan pada perangkat audio ini antara lain soket HDMI 4K, koneksi Bluetooth 5.0, dan teknologi audio Dolby Atmos DTS-HD. Dengan teknologi in-room multi-channel streaming serta fitur konektifitas Apple AirPlay 2 dan Google Chromecast. Dijamin, perangkat audio ini siap menghantarkan kualitas tata suara yang sempurna.

Mengingat perangkat audio berukuran 150 x 46 x 50 cm ini terbuat dari knalpot Porsche sungguhan berbahan stainless steel tebal, berat bobotnya pun terbilang cukup berat yakni 65 kg. Tak hanya dapat dipajang pada penyangga khusus seperti meja atau rak, perangkat ini juga dapat dipasang di dinding.

Bagi Anda para pecinta Porsche dan juga sistem audio berkualitas tinggi dengan karakter yang tak biasa, anda dapat mempertimbangkan perangkat audio 911 Soundbar 2.0 Pro Limited Edition ini menjadi pilihan.

Soal harga, please jangan kaget, per unitnya dibanderol seharga $12.000 atau setara Rp 188 juta dengan tambahan belum termasuk pajak. Pasalnya Porsche Design hanya memproduksi perangkat ini sebanyak 500 unit. Hmm…tentu barang koleksi ini siap diburu oleh para kolektor Porsche dunia.

 

 

Porsche 911 Carrera T

Porsche 911 Carrera T, Jagoan Stuttgart Berbobot Ringan

Porsche 911 Carrera T memang menjadi unit entry-level, namun bisa berlari kencang.

Membahas Porsche 911 seperti tidak ada tidak ada habisnya, tapi memang benar. Pabrikan asal Jerman ini memang gemar untuk menghadirkan beragam varian dari 911 tersebut. Baru saja Porsche menambah anggota keluarga baru dari mobil andalannya, yakni 911 Carrera T. Huruf T ini berarti Touring, sehingga memiliki karakter sporty dan ditujukan untuk konsumen yang suka berkendara di jalan berliku.

Sedikit mundur ke masa lampau, tepat di tahun 1968, 911 varian T menjadi basis homologasi untuk mobil balap turing. Porsche 911 T dipasarkan hingga tahun 1973 dan varian T baru hadir lagi di tahun 2017. Sejak itu versi stripped-down dengan karakter sporty alias T, hinggap di banyak model Porsche. Sebut saja 718 Cayman T 718 Boxster T, serta Macan T.

Porsche 911 Carrera T ini diposisikan di antara 911 Carrera dan the 911 Carrera S, dengan memakai mesin boxer 6 silinder biturbo 3.0 liter bertenaga 380 hp dan punya torsi maksimal 450 Nm. Versi standarnya menggunakan transmisi manual 7-speed, namun tersedia opsi transmisi PDK dual-clutch 8-speed buat konsumen yang malas injak-injak pedal kopling.

Porsche 911 Carrera T bertransmisi manual dilengkapi dengan fitur Porsche Torque Vectoring (PTV) dan differential lock mekanis. Kelengkapan standar juga meliputi Sport Chrono package dan Porsche Active Suspension Management (PASM), sehingga ketinggian 911 Carrera T lebih rendah 10 mm dibandingkan 911 Carrera maupun Carrera S. Konsumen juga dapat memilih opsi rear-axle steering.

Velg yang digunakan pada 911 Carrera T ialah milik 911 Carrera S berwarna Titanium Grey, dengan diameter 20 inci untuk bagian depan dan 21 inci untuk di belakang. Mobil sport ini juga mengadopsi setir GT, knalpot model sport, dan jok elektrik Sports Seats Plus. Dengan bobot hanya 1.470 kg, maka Carrera T bertransmisi manual merupakan 911 entry-level yang paling ringan. Bahkan lebih ringan 35 kg dibandingkan 911 Carrera bertransmisi PDK.

Hampir menembus angka sakral

Performanya tergolong mengasyikan, karena mampu sprint dari posisi diam menuju 100 km/jam dalam tempo 4,5 detik. Lalu prestasi top speed hampir saja menyentuh angka sakral 300 km/jam, yakni 291 km/jam ‘saja’. Carrera T hadir dengan empat pilihan warna solid, yaitu Black, White, Guards Red, dan Racing Yellow. Lalu pilihan warna metalik, terdiri dari Deep Black, Gentian Blue, Ice Grey, serta GT Silver.

Porsche pun menyediakan warna spesial, seperti Chalk, Ruby Star Neo, Carmine Red, Shark Blue, dan Python Green. Namun, siapa saja dapat memilih kelir kesukaannya melalui program Paint to Sample sebanyak 110 pilihan warna. Anda tertarik? Sabar dulu, Porsche baru mendistribusikan 911 Carrera T ini pada bulan Februari 2023 nanti.

Porsche Taycan Jennie Kim - 1

Porsche Taycan Spesial Untuk Jennie Kim

Porsche Taycan milik JENNIE dimodifikasi langsung oleh departemen Sonderwunsch di Jerman.

Jennie Kim atau yang kini lebih sering dipanggil dengan nama JENNIE, merupakan salah satu artis terkenal asal Korea Selatan. Wanita berusia 26 tahun ini juga merupakan anggota dari BLACKPINK, yang tentunya sudah ngetop di kalangan pecinta music K-pop. Berkat adanya program Sonderwunsch dari Porsche Korea, maka JENNIE pun ingin memiliki sebuah mobil impian yang berbasis Taycan 4S Cross Turismo.

Terdapat aksen warna Meissenblue pada eksterior dan interior, termasuk logo Jennie Ruby Jane yang ia ciptakan sendiri, merupakan beberapa hal khusus yang terdapat pada Porsche ini. Mobil unik tersebut dijuluki Taycan 4S Cross Turismo for Jennie Ruby Jane dan akan tampil pada Sunderwunsch Haus seriring dengan tur dunia BLACKPINK yang dimulai di kota Seoul.

“JENNIE punya pandangan spesifik mengenai Porsche impiannya. Oleh karena itu, berkolaborasi dengan dirinya menjadi seru dan menyenangkan. Dalam hal ini, tantangannya ialah bagaimana tim termotivasi untuk menghadirkan impian klien kami,” kata Alexander Fabig, selaku Vice President Individualisation & Classic Porsche.

Sepertinya JENNIE memang sengaja memilih tema eksterior yang simpel dan tidak ingin tampil mencolok. Aksen kontras dari bodi Taycan berkelir hitam ini hanyalah velg Exclusive Design berdiameter 21 inci yang berwarna Meissenblue. Tulisan Electric pada pintu pengemudi, emblem Taycan, dan logo awan pada pilar B menggunakan warna biru khusus dari program Paint to Sample.

Panel door sill bagian depan terdapat tulisan Jennie Ruby Jane, sedangkan door sill belakang bertulisan NiNi, panggilan dari JENNIE. Sesuai dengan keinginannya, jenis huruf yang digunakan untuk tulisan Porsche pun disesuaikan dengan milik 911 (generasi 992). Nama JENNIE dan Sonderwunsch terlihat juga di bagian tengah velg.

Terdapat paduan aksen tiga warna pada interior, yakni Black (hitam), Crayon (putih kapur), dan Meissenblue (biru). Warna Crayon ada pada bagian jok dan bagian ataa dashboard. Aksen Meissenblue merambah panel door trim, bingkai ventilasi udara, cup holder, hingga bagian setir. Sedangkan pamungkasnya ialah logo berbentuk awan dengan tulisan Jennie Ruby Jane pada headrest.

Proyek ini pun ditangani oleh Grant Larson, yang menjabat sebagai Project Manager dalam program Sonderwunsch. “Mampu berkolaborasi untuk menciptakan Porsche impian saya menjadi pengalaman yang tidak terlupakan,” papar JENNIE. Porsche Taycan miliknya dimodifikasi langsung oleh depertemen Sonderwunsch milik Porsche Exclusive Manufaktur di kota Stuttgart-Zuffenhausen.

Porsche Cayman GT4 Tribute To 906

Porsche 718 Cayman GT4 Tribute To 906 Antik Layak Dimiliki!

Cayman GT4 untuk mengenang mobil balap Porsche 906, pemenang Japan Grand Prix 1967. Catat, ini mobil jarang!

Porsche kembali menghadirkan modifikasi yang terinspirasi dari mobil balap legendaris. Modifikasi yang ditampilkan oleh Porsche Exclusive Manufaktur kali ini berbasis dari 718 Cayman GT4 yang dikemas dengan tampilan menyerupai mobil balap Porsche 906 dari pebalap Tetsu Ikuzawa yang berhasil menjuarai Japan Grand Prix 1967 di sirkuit Fuji Speedway, Jepang.

Masa itu, Porsche adalah lawan kuat Nissan di arena balap. Ikuzawa adalah pembalap Nissan/Prince sebelum membelot pada 1967 dan turun menggunakan 906. Dan hanya menang di tahun tersebut. 

Nah, karena kemenangannya cukup berarti, hadirlah modifikasi berlabel “Porsche 718 Cayman GT4 Tribute to 906” ini dikemas dengan body berwarna putih plus kombinasi warna kuning dan silver yang otentik seperti pada mobil balap aslinya. Nomor start 8 yang disematkan pada body Cayman pun dibuat dengan detil yang sangat mirip seperti pada versi mobil aslinya.

Namun beberapa hal tidak mengikuti mobil Ikuzawa. Contoh, jika spion pada 906 berwarna silver yang kontras, pada Cayman ini dilabur warna kuning. Memang masih tetap kontras, tapi sepertinya kalau dibuat sama seperti mobil contohnya, akan lebih menarik. 

Interior dibekali bucket seat hitam dengan jahitan merah yang kontras, lengkap dengan layout sirkuit Fuji menempel di headrest. Ini juga berbeda dengan 906 yang jadi inspirasi. Mobil itu menggunakan jok merah. Lainnya, ada beberapa aksesoris yang menunjukan kalau ini adalah mobil yang spesial seperti siluet Porsche 906 di jendela samping belakang, outline Fuji Speedway di door sil dan beberapa hal lainnya. 

Mobil modifikasi yang dipamerkan di Porsche Experience Center di kota Tokyo pada 23-31 Agustus 2022 lalu ini berhasil memikat para pecinta Porsche di Jepang. Namun mobil yang Anda lihat di halaman ini merupakan satu-satunya dan tidak dijual.

Tapi, pihak Porsche menyatakan bahwa para konsumen dapat memesan opsi paket modifikasi ala Porsche 906 ’67 Tetsu Ikuzawa ini untuk Porsche 718 Cayman mereka via program Porsche Exclusive Manufaktur. Bagaimana, Anda berminat?

Rizky Vox

KAMM 912c Punya Sensasi Berkendara Tanpa Intervensi Komputer

KAMM 912c menciptakan kembali mobil berbasis Porsche 912 produksi tahun 1965 hingga 1969.

Beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan otomotif baru yang bermunculan dengan produk yang dihasilkan menggunakan konsep restomod. Biasanya, unit yang dilahirkan kembali tentu memerlukan mobil donor dan disempurnakan agar mampu beradaptasi dengan kondisi masa kini. Salah satunya ialah KAMM Manufaktur asal Hungaria yang menciptakan KAMM 912c.

Perusahaan yang didirikan oleh Miklós Kázmér ini bermarkas di kota Budapest dan memfokuskan diri dalam menciptakan kembali mobil yang berbasis Porsche 912 produksi tahun 1965 hingga 1969. Di antara keluarga Porsche 911 dan 912 era klasik, mobil yang diproduksi di rentang tahun tersebut merupakan unit yang tergolong ringan. Alasan itulah yang membuat KAMM Manufaktur memilihnya sebagai bahan untuk restomod.

Jujur saja, kami mengakui jika setiap produk Porsche itu pasti berpotensi membuat setiap penggunanya memperoleh pengalaman berkendara yang nikmat. Namun, KAMM ingin menyempurnakannya dengan menggunakan berbagai sentuhan istimewa. Uniknya, di era yang sarat dengan teknologi canggih, KAMM malah mencari solusi lain untuk memberikan kenikmatan berkendara tanpa ada intervensi komputer atau perangkat elektronis lainnya.

Sebagai awal, satu unit Porsche 912 dijadikan mobil donor. Lalu KAMM merestorasi sekujur tubuhnya, semua struktur bodinya dikembalikan ke kondisi seperti awal pembuatan, serta diperkuat lagi. Usai tahap tersebut, KAMM mulai berkreasi dengan mengganti panel bodi yang terbuat dari logam dengan panel karbon dan kaca pun diganti dengan panel Lexan. Semuanya dilakukan secara seksama, agar berpadu sempurna.

Tim KAMM juga menoptimalkan semua komponen chassis, sistem pengereman, suspensi, velg dan ban. Termasuk karet-karet bodi, baut pengencang, hingga sistem elektrikal. Jadi tidak ada barang bekas yang masih menempel di mobil tersebut. Setiap klien KAMM diberi kebebasan penuh untuk memilih warna bodi dan gaya interior yang diinginkan.

KAMM 912c memang mumpuni untuk digunakan untuk di trek balap, namun mobil ini juga tidak masalah jika ingin digunakan sehari-hari. Karena KAMM menciptakan 912c untuk dapat digunakan oleh siapa saja. Jok belakang masih terpasang, sistem audio tidak dilucuti, retrim ruang bagasi dilakukan secara mendetil. Bahkan sistem penyejuk udara kabin tetap berfungsi.

Mesinnya hanya 2.0 liter tapi 170 hp

KAMM bekerja sama dengan JPS Aircooled asal Swiss, dalam membuat menciptakan mesin 4 silinder boxer berpendingin udara tipe 616 dengan kapasitas 2.0 liter dan bertenaga 170 hp. Mesin yang didukung oleh sepasang karburator Weber 44 IDF mampu dibesut hingga 7200 rpm tanpa harus bersusah payah dan dipadu dengan transmisi manual 5-speed dog-leg.

Bisa mengebut berarti harus bisa mengerem. Maka KAMM menggunakan seluruh komponen rem depan milik Porsche 911 generasi 964 dan untuk rem belakang memakai produk buatan Brembo. Kaki depan menggunakan coilover custom buatan KAMM sedangkan lengan suspensi belakang dapat diatur sesuai kebutuhan.

KAMM 912c mulai diproduksi pada tahun 2023 dengan banderol sekitar €325 ribu. Klien dapat membeli 912c secara utuh dari KAMM atau menyediakan unit Porsche 912 untuk dikonversi. Seperti yang telah disebut di atas, setiap klien KAMM dipersilakan untuk mengatur spesifikasi yang diinginkannya, namun harganya pasti terkoreksi. Ayo siapkan saldo rekening Anda!

Porsche 911 R 1967: Nine-Eleven Paling Ringan Yang Pernah Dibuat

Porsche harus menjual minimal 50 unit 911 R sebagai syarat homologasi.

Tak banyak yang tahu jika Porsche 911 berbobot paling ringan yakni 911 R berawal dari gagasan dua pria muda yang kelak akan membawa pengaruh penting pada perjalanan sejarah Porsche saat ini. Pada tahun 1966, Rolf Wütherich, mantan mekanik Luftwaffe yang merupakan tandem dari mendiang aktor film James Dean yang tewas saat memacu Porsche 550 Spyder ‘Little Bastard’ tersebut memiliki gagasan untuk membuat sebuah mobil balap Porsche yang berbobot ringan, kencang, dan harganya terjangkau.

Ia tak dapat mewujudkannya tanpa bantuan dari Ferdinand Piech, kepala riset dan pengembangan Porsche yang merupakan saudara sepupu dari Ferry Porsche. Keduanya pun kemudian menggarap sebuah proyek berkode ‘R’ (singkatan dari Rennsport atau mobil balap). Pada awal tahun 1967 berhasil dibuat 4 unit prototipe (R1-R4) yang berbasis dari Porsche 911S bermesin boxer air-cooled 6-silinder 2.0-liter (type 901/02) bertenaga 160 hp.

Porsche 911R masuk ke kelas balap GTP

Piech awalnya berencana untuk menghomologasi dan membawa 911 R berlaga di kelas Group 3 untuk menggantikan Porsche 911S. Namun rencana tersebut dipatahkan oleh dewan petinggi Zuffenhausen, karena biaya produksi yang tinggi dan harga jual yang mahal sangatlah berisiko bagi keuangan perusahaan pada saat itu.

Bahkan gagasan Piech pun terbilang tak masuk akal untuk memboyong mobil super ringan ini di kelas balap FIA Group 4. Selain regulasi teknis yang rumit dan mahal (Porsche 906 adalah salah satu contohnya), pabrikan harus menjual minimal 50 unit 911 R sebagai syarat homologasi. Namun Porsche hanya berhasil memproduksi 20 unit saja. Dengan segala keterbatasan yang ada, Piech dan Wütherich pun akhirnya memasukkan 911 R di kelas balap 2.0-liter GTP (Gran Turismo Prototype).

Porsche 911 R melakukan debut balap perdananya di sirkuit Mugello pada Juli 1967. Kendati hanya finish di posisi tiga, namun mobil ini berhasil mengasapi kompetitor unggulan yang terbilang masuk kategori kelas berat: Ford GT40 bermesin V8, bahkan Ferrari 275 GTB/C dan Bizzarrini GT Strada yang keduanya menggunakan mesin V12! Balapan tetap berlanjut berbarengan dengan uji prototype.

Bahkan pada pengujian di bulan November 1967, prototype 001R berhasil mematahkan lima rekor dunia dan 14 rekor kelas internasional di sirkuit Monza, dengan kecepatan rata-rata di angka 200 km/jam. Rahasia kesuksesan 911 R terletak pada output mesin boxer 6-silinder 2.0-liter (type 901/22) yang mampu memuntahkan tenaga 210 horsepower pada putaran mesin 8.000 rpm, dengan transmisi manual 5-speed plus limited-slip differential dan tentu saja, bobot totalnya yang hanya 800 kilogram!

Lebih unggul dari 904 Carrera GTS!

Mobil ini hanya butuh 5,9 detik untuk mencapai angka 100 kilometer per jam dan menembus kecepatan 200 km/jam dalam waktu 24,2 detik. Porsche 911 R unggul 1 detik lebih cepat dari 904 Carrera GTS dan lima detik lebih cepat dari sebuah mobil balap Alfa Romeo Giulia Sprint GTA. Dari sebanyak 20 unit Porsche 911 R yang berhasil dibuat, lima unit disimpan sebagai aset Porsche, dan 15 unit lainnya dijual kepada khalayak umum seharga 45.000 Deutschmark (setara dengan €89.000 nilai uang saat ini). Harga jual yang dua kali lipat dari harga Porsche 911S saat itu.

959 Canepa

Porsche 959SC Canepa, Bertenaga 800 HP dan Akan Mahal!

Ini adalah Porsche 959 langka yang kemudian dirombak dan dijadikan lebih keren. Kemudian akan jadi incaran kolektor karena lebih langka dari yang langka tadi. Paham? 

Era ’80an adalah masa keemasan supercar jalan raya dengan body sexy, bermesin turbo, bertenaga beringas dan suara menggelegar. Salah satunya adalah mobil langka, Porsche 959.

Saat pertama kali diluncurkan tahun 1986, mobil hasil rancangan Helmuth Bott yang digarap oleh Karosserie Baur ini adalah salah satu supercar terkencang di planet bumi.

Mesin boxer 6-silinder 2.85-liter twin-turbo yang diusungnya mampu memuntahkan tenaga 444 hp dan torsi maksimum 500 Nm. Dengan transmisi manual 6-speed dan penggerak all-wheel drive, hanya butuh 3,6 detik untuk mencapai 100 km/jam dan mampu menembus top speed 319 km/jam.

Performa dan desainnya yang fenomenal berhasil memikat para pecinta supercar di dunia yang rela menebusnya seharga 431.550 Deutschmark (setara $225.000). Lebih dari 337 unit Porsche 959 berhasil dibuat selama periode 1986-1988 yang terdiri dari 292 unit Porsche 959 versi “Sport” (termasuk 29 unit versi upgrade “500+ HP”), dan 37 unit prototype. Sebanyak 8 unit 959 versi “Komfort” yang dirakit Zuffenhausen pada tahun 1992-1993 adalah edisi penutup yang dibanderol seharga DM747.500 (setara $1.433.705).

Dilarang di Amerika Serikat

Porsche 959 dilarang beredar di Amerika Serikat pada 1987 karena dianggap tidak memenuhi regulasi Federal Motor Safety Standards (FMVSS). Butuh waktu lama bagi Porsche 959 hingga akhirnya dapat melenggang di jalan raya Amerika Serikat. Yakni pada tahun 1999. Berkat peraturan “Show and Display” yang digagas oleh Bill Gates dan Bruce Canepa.

Syaratnya, mobil ini tak boleh dikendarai lebih dari 4.000 km/tahun. Ini peraturan yang bagus. Cocok untuk para penggemar mobil di Indonesia. Meski tanpa undang-undang pun, yang punya mobil langka pasti lebih memilih menyimpan saja mobilnya. 

Bicara Bruce Canepa, ia adalah tuner spesialis Porsche asal AS. Bagi Canepa performa standar mobil ini dirasa belum memuaskan. Ia pun meracik ulang (lebih tepatnya, merombak total) Porsche 959 pada tahun 1999 hingga lahirlah 959 SC (Sports tuned by Canepa) “Reimagined” yang lebih bertenaga dan sesuai standar regulasi UU Jalan Raya di AS.

Perombakan Total Porsche 959

Konstruksi sasis dan body berbahan aluminium dan Aramid (kevlar) serta dek berlapis serat Nomex tahan api dirasa sudah lebih dari cukup. Ubahan yang dilakukan Canepa pada Porsche 959 meliputi lebih dari 3.000 macam komponen pada mesin, sistem pengerak, suspensi, sistem rem, velg, interior, kelistrikan hingga lampu.

Komponen mesin dirombak total, termasuk manajemen mesin dan perangkat twin-turbo yang dirubah dari sistem sequential menjadi versi paralel menggunakan turbo lansiran Borg-Warner. Kami suka turbo! Hasilnya, output daya melesat menjadi 800 hp dengan torsi maksimum 813 Nm!

Porsche 959SC bernomor sasis 003 dengan body berkelir hijau Porsche Emerald Green ini adalah satu dari 50 unit 959SC hasil gubahan Canepa. Interiornya pun dibuat matching. Harganya? Hmmm…mobil langka yang dibikin langka. Ide bagus sekali. Pasti membuat harga mobil ini menembus angka jutaan dolar untuk setiap unitnya.

Rizki Vox

Audi F1 Design by Sean Bell

Audi Dipastikan Ikut Balapan F1!

Langkah signifikan yang akan meramaikan balapan F1. Audi tertarik karena kompetisinya akan lebih berimbang.  

Audi mengumumkan hari ini kalau mereka akan ikut balapan Formula 1 (F1) mulai tahun 2026. Ini pengumuman yang bagus, makin banyak merek mobil yang ikut, makin seru. Mungkin belum seheboh MotoGP, tapi ini langkah yang bagus.

Berdasarkan konferensi pers yang kami ikuti, Audi tertarik untuk meramaikan balapan mobil ini karena FIA dan managemen F1 mengumumkan aturan baru soal teknis mesin dan pembatasan biaya pengembangan (cost cap) yang masuk akal untuk mereka. 

Namun yang masih belum diumumkan adalah tim mana yang akan mereka ambil alih. Markus Duessman, Chairman Of The Board Of management Audi mengatakan dengan gamblang, “Akan lebih masuk akal (dalam hal biaya) untuk mengambil alih tim yang sudah ada. Ketimbang harus membangun tim dari nol.” Toh mereka sedang menyiapkan mesin untuk kompetisi F1.

Gosip yang beredar, Audi akan mengambil alih Sauber F1 Team dengan nilai lebih dari US $450 juta. Namun perlu diketahui, bukan pertama kali Audi turun ke balapan dunia. Mereka sukses di arena Rally, DTM (balap mobil turing Jerman), Le Mans 24 Hour dan balapan ketahanan lainnya. 

“Kami ucapkan selamat datang kepada Audi. Merek otomotif terdepan yang penuh inovasi. Ini adalah momen utama dalam perkembangan olahraga otomotif,” ujar Stefano Domenicali, CEO F1. “Ini juga merupakan pengakuan besar bahwa langkah kami ke mesin hibrida berbahan bakar berkelanjutan pada tahun 2026 adalah solusi masa depan untuk sektor otomotif. Kami semua menantikan logo Audi di grid dan akan mendengar rincian lebih lanjut dari mereka tentang rencana mereka.”

Langkah Audi ini diperkirakan segera diikuti oleh Porsche, perusahaan yang sama-sama berada di bawah payung usaha Volkswagen Group. Belakangan santer beredar kabar kalau Porsche akan mengambil sebagian saham Red Bull Racing.

Aturan Yang Menarik Pabrikan

Aturan teknis yang disebutkan tadi menyangkut pengembangan dan penggunaan teknologi mesin yang lebih setara untuk semua tim yang berlaga. Artinya, bisa jadi teknologi dan tenaga jantung mekanis Mercedes-AMG F1 akan sama dengan Williams F1 Team.

Format mesinnya akan tetap V6 turbo, namun beberapa komponen yang mahal seperti Motor Generator Unit Heat (MGU-H). Ini komponen hybrid yang kompleks dan merupakan bagian dari turbocharger. Panasnya alat bantu induksi mesin ini, diolah menjadi daya listrik. MGU-H juga bisa menggerakkan roda. Canggih, kan? Makanya mahal.

Foto: Sean Bull Design via Pinterest

Porsche Indonesia Tampilkan Produk Menggiurkan di GIIAS 2022

Kami pasti berhenti sebentar untuk mengagumi bentuk mobil yang tampil di area Porsche.

Tidak sulit menemukan booth Porsche di GIIAS 2022. Meski mungil, tapi 718 Cayman hijau mentereng di depan akan jadi penarik perhatian. Karena ruang yang kecil juga, mereka hanya memajang tiga unit mobil.

Bukan sembarangan. Porsche Cayman tadi adalah versi GT4 dengan tenaga yang siap membenamkan badan ke kursi. Ini mobil yang sudah ‘track ready’ sekaligus bisa dipakai berkelana di jalanan umum. Di sebelahnya tidak kalah menggiurkan. Ada Porsche Taycan Turbo di situ.

Pasti Anda sudah tahu ini adalah mobil listrik yang kencang. Nama Turbo yang tersemat bukan menandakan ada peranti induksi itu, tapi lebih menandakan kalau performanya mengasyikan. Kemudian ada juga SUV Porsche Cayenne Turbo S E-hybrid. Nah ini turbo betulan. Ditambah penggerak elektrik. Kami suka ini.

Kehadiran dua kendaraan yang ada penggerak listriknya di booth Porsche di GIIAS 2022 menunjukan dukungan dan keseriusan mereka terhadap program elektrifikasi pemerintah. Dan tentunya supaya dagangan mobil listrik mereka makin laris. Selain tentunya, memperkenalkan karakter mobil-mobil Porsche kepada kalangan yang lebih luas.

“Elektrifikasi adalah masa depan pengembangan otomotif. Sejak pertama kali kami memperkenalkan mobil sport yang full electric (Taycan), kami mendapatkan masukan yang sangat positif,” kata Managing Director Porsche Indonesia Michael Vetter. Ia juga menambahkan bahwa mobil listrik mereka itu banyak dibeli. Juga untuk Porsche dengan teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) seperti yang ada di Cayenne atau Panamera.

Informasi Produk di Booth Porsche

Jujur saja, Porsche Cayman GT4 ini menangkap perhatian kami. Kami pernah mencoba Cayman ‘biasa’ dan karakternya kami suka. Lincah, bertenaga, intinya fun to drive. Varian GT4 memang belum pernah menaiki. Tapi spesifikasinya hebat.

Mesin boxer 6-silinder berkapasitas 4.0 liter. Tanpa turbo. Hmm… tapi tenaganya 420 hp. Putaran mesin maksimum diklaim hingga 8.000 rpm. Kami angkat topi.

Lalu untuk Taycan Turbo. Mobil listrik pertama Porsche yang bikin heboh jagat otomotif dunia. Kami suka performanya. Itu pasti. 0-100km/jam hanya perlu 3,2 detik. Seru sekali. Ini berkat penggerak elektrik yang mampu mengeluarkan daya hingga 680 ps. Tanpa suara dan polusi.

Terakhir Cayenne Turbo S E-hybrid. Mesin konvensional V8 bertenaga 550 hp. Motor elektrik yang diintegrasikan di transmisi Tiptronic memiliki kekuatan 134 hp. 0-100 km/jam diklaim 3,8 detik saja. Kami suka. Tapi kami tidak mau lama-lama di booth ini. Takut ingin beli.