Citroën ë-Berlingo, Mobil Kerja Fungsional dan Sukses Naik Kelas

Perjalanan kami ke Prancis beberapa waktu silam, tidak hanya untuk mengunjungi Paris Motor Show 2024 saja. Namun juga berkesempatan untuk mencoba produk Citroën yang bebas emisi, yakni ë-Berlingo. Wajar jika Anda yang belum akrab dengan Berlingo, karena mobil ini memang tidak pernah masuk ke pasar Indonesia. Tapi di negara tetangga, seperti Singapura maupun Malaysia, Anda bisa menjumpai Citroën Berlingo. Sebenarnya, generasi awal Citroën Berlingo merupakan kembaran dari Peugeot Partner.

Oke, unit kendaraan Citroën yang disediakan oleh pihak Stellantis, untuk perjalanan nyaris 100 km kali ini memang beragam. Namun, kami sukses ‘mendapatkan’ ë-Berlingo. Walaupun Citroën menyebut mobil ini sebagai leisure van, Berlingo lahir sebagai mobil untuk kebutuhan niaga. Seiring perjalanan waktu, Berlingo pun digunakan sebagai Multi Purpose Vehicle (MPV) keluarga. Wajar saja jika kini ada yang versi listrik alias EV.

Varian M terasa pas untuk harian

Unit Citroën ë-Berlingo yang kami gunakan ialah varian M, dengan trim Ambiance XTR dan berkelir Backpacker Khaki. Karena varian M, maka tempat duduknya hanya dua baris. Citroën ë-Berlingo juga tersedia dalam varian XL dengan jok tiga baris. Perbedaan terbesar ialah pada panjang bodinya. Jika varian M memiliki panjang 4.400 mm, maka varian XL punya panjang 4.750 mm.

Karena kami hanya berdua saja dalam MPV ini, maka varian M terasa pas untuk perjalanan. Titik awal bermula dari Quai de Grenelle, tepat pada jantung kota Paris. Sajian kemacetan dan suara klakson yang khas di pagi hari, sudah harus kami maklumi. Usai menembus sejumlah persimpangan kusut, ternyata kami terpisah dari iring-iringan dari mobil media yang lain.

Karena Citroën ë-Berlingo ini terasa menyenangkan, kami memutuskan untuk mencari rute sendiri menuju titik selanjutnya, yakni di Abbaye des Vaux-de Cernay. Lokasi ini terletak di antara kota Auffargis dan Cernay-la-Ville. Jika saja tidak tertinggal dari rombongan, kami akan tiba di titik tersebut melalui kota Cernay-la-Ville. Apa yang terjadi malah kami melalui kota Trappes, Les Essarts-le-Roi, dan Auffargis.

Tetap yakin dibesut di jalanan sempit

Sebagai pelengkap, sinyal Wi-Fi kami turut hilang saat berada di area cagar alam Sablière de Pont Grandval, pinggiran kota Auffargis. Untuk mencari sinyal, kami putar balik kembali menuju ke kota Auffargis. Setelah sinyal kembali penuh, kami hanya terpaut sekitar beberapa menit dari rombongan.

Untuk mengejar ketinggalan, kami pun membesut Citroën ë-Berlingo di jalanan pedesaan yang tergolong ‘ngepas’, penuh tikungan, ditambah dengan tingkat elevasi yang beragam. Kami sangat terkesan dengan karakter MPV ini. Setirnya terasa komunikatif, karakter suspensinya begitu supel, minim body roll, namun tidak kaku. Buat apa pakai mobil sport, kalau Citroën ë-Berlingo saja sudah bisa begini. Heran…

Akhirnya kami re-grouping di halaman depan Abbaye des Vaux-de Cernay, untuk selanjutnya beriringan menuju Maison Jaune, di Boulogne-Billancourt. Kini waktunya memperhatikan apa saja yang dimiliki Citroën ë-Berlingo ini.

Fisik luarnya merepresentasikan desain baru Citroën. Bagian depannya didesain ulang dengan mengadopsi identitas visual Citroën terkini. Banyak garis vertikal yang memperlihatkan kesan modern. Tak ketinggalan ada aksen detil kebanggaan Citroën, yakni pola chevron. Pada lampu depan terdapat satu garis vertikal dan dua garis horizontal.

Jok nyaman khas Citroën

Roof rail hanya tersedia pada trim teratas saja. Garis atap terlihat harmonis dengan sisi bodi, hingga ke panel pintu kargo. Pintu geser memudahkan akses penumpang untuk masuk dan keluar, sayangnya agak butuh tenaga ekstra untuk membuka atau menutupnya. Sepertinya karakter ‘mobil kerja’ masih terasa. Pada unit yang kami gunakan, memakai velg 17 inci dan dibalut ban Bridgestone Turanza 6 Enliten ukuran 205/55 R17.

Untuk memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang, ë-Berlingo dilengkapi dengan jok Citroën Advanced Comfort. Sepasang jok depan dilengkapi dengan armrest, sehingga memanjakan pengemudi dan penumpang depan.

Dashboard menjadi salah satu fitur andalan pada Citroën ë-Berlingo, dilengkapi dengan instrument cluster digital dan layar sentuh 10 inci. Di bagian atas dashboard, terdapat Top Box untuk menyimpan beragam barang. Sedangkan, tombol start/stop, tuas transmisi, fungsi mode berkendara, dan tuas rem parkir, diposisinya pada console tengah.

Ada fitur unik Modutop, sebagai atap multifungsi. Terdiri dari panel transluen, lampu ruang kabin, kompartemen atap, hingga panoramic glass roof. Jika dihitung secara teliti, Citroën ë-Berlingo memiliki 27 ruang penyimpanan barang yang tersebar di dalam kabin. Kalau ditotal, kapasitasnya mencapai 186 liter.

Jarak tempuh mencapai 320 km

Citroën ë-Berlingo terasa ringan saat berakselerasi dan meluncur tenang di jalan bebas hambatan. Tentu saja berkat peran motor listrik 100kW (setara 136 hp), dengan baterai LFP 50kWh. Jarak tempuhnya mencapai 320 km (menurut pengujian WLTP). Prestasi ini tentu cocok untuk penggunaan kendaraan secara harian.

Baterai MPV ini dapat diisi ulang secara penuh melalui wall charger 7,4 kW selama 7,5 jam. Jika menggunakan wall charger 11 kW, maka pengisian penuhnya hanya selama 5 jam. Selain itu, untuk mengisi daya baterai dengan menggunakan charger 100 kW, dari kondisi kosong hingga 80 persen, cukup memakan waktu 30 menit saja.

Lebih lanjut, untuk pasar Eropa hanya dipasarkan Citroën ë-Berlingo. Sedangkan untuk pasar di luar Eropa atau pasar spesifik lainnya, Citroën Berlingo punya pilihan mesin bensin, diesel, maupun versi listrik.

Mitsubishi All New Triton HDX Tangguh Di Medan Off-road

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengajak puluhan awak media termasuk Motomobinews untuk menjajal langsung All New Triton, di antaranya ialah Mitsubishi Triton HDX, pada Senin (9/9/).

Sebuah trek off-road sepanjang 650 meter disiapkan di kawasan Desa Pelangi (Depes), Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Simulasi off-road mulai dari jalan tanah datar, kubangan lumpur, trek menanjak dan menurun hingga side ramp alias trek miring sudah tersedia.

Tampilan Simpel

Dari beragam varian yang ada, kami pilih Triton HDX 4×4. Pickup yang tersedia dalam versi single cab dan double cab ini adalah pekerja keras yang terjun langsung di area hutan, perkebunan maupun pertambangan.

Karena itulah varian HDX lebih fokus pada ketangguhan di medan off-road. Eksterior lebih simple dari varian GLX maupun Ultimate. Interiornya pun minimalis namun tetap memberikan kenyamanan optimal.

Layout panel interior tak banyak perbedaan dari dua varian trim lainnya. Hanya saja tata letak setiap elemen kabin dirancang lebih simpel untuk memudahkan akses dan penggunaan.

Pada dashboard terpampang layar head unit touchscreen 7 inci sebagai pusat kontrol utama sejumlah fitur. Mulai dari fungsi radio, media player, Bluetooth hingga sistem navigasi mudah dioperasikan. Mobil ini pun dilengkapi AC, jadi kabin tetap sejuk.

Walau tak semewah varian trim di atasnya, namun jok dan panel interior menggunakan material yang tahan segala cuaca.

Posisi duduk di kabin depan dan belakang tetap nyaman. Posisi mengemudi juga tak jauh beda dari varian yang lebih mewah. Kompartemen penyimpanan tersedia cukup banyak, termasuk bottle dan cup holder.

Revisi Sasis Dan Suspensi

Karena pickup Triton HDX masuk kategori kendaraan niaga ringan, maka ketangguhan menghadapi medan berat lebih diutamakan.

Sebelum dipasarkan di Indonesia, mobil ini telah menjalani pengujian medan ekstrem yang ada di Indonesia.

Sasis ladder frame dikatakan mengalami peningkatan bending rigidity hingga 60 persen dan torsional rigidity hingga 40 persen.

Kinerja sistem peredam kejut All New Triton pun mengalami peningkatan, terutama suspensi Double Wishbone Independent with Coil Spring di bagian depan.

Suspensi depan terbukti mampu meredam guncangan dan menanggulangi beragam kondisi permukaan trek off-road.

Sedangkan suspensi Rigid Leaf Spring alias per daun di bagian belakang dirancang untuk menopang beban muatan pada bak pickup Triton HDX yang bervolume 943 liter.

Torsi Bermain Di RPM Rendah

Saat melihat spek, ternyata Mitsubishi Triton pakai mesin diesel 4-silinder commonrail 2.4-liter berkode 4N16 untuk seluruh varian. Berbeda dengan versi terdahulu. Triton HDX tak lagi menggunakan mesin versi 4D15, dan mesin 4N15 untuk varian Ultimate.

Mesin 4N16 sudah berstandar emisi Euro 4. Variable Geometry Turbocharger (VGT) membuat performa lebih responsif pada rpm rendah yakni mulai 1.000 rpm! Ibarat mesin baru idle, tapi sudah terasa tarikan performanya dan langsung tancap gas.

Rasio final gear pun direvisi jadi lebih besar. Dari sebelumnya 4.0:1 sekarang jadi 4.6:1. Ini yang bikin hentakan torsi jadi lebih terasa di rpm rendah. Hanya saja ternyata ada tiga versi output performa walau mesin sama.

Output tenaga mesin 4N16 pada Triton HDX hanya 110 PS (108,5 hp)/4.000 rpm. Torsi puncak sebesar 200 Nm bermain di rentang 1.000-3.750 rpm.

Triton GLX output tenaganya 150 PS (148 hp)/3.500 rpm, dengan torsi 350 Nm/1.500-3.000 rpm. Sedangkan varian Triton Ultimate dan Exceed bertenaga 184 PS/3.500 rpm dengan torsi 430 Nm yang bermain di rentang 2.250-2.500 rpm.

Walau Triton HDX torsinya cuma 200 Nm, tapi sudah terasa sejak 1.000 rpm hingga 3.750 rpm. Rentang nafasnya jauh lebih panjang dibanding varian lainnya.

Mesinnya dipadukan menggunakan transmisi manual 5-speed. Perpindahan mode penggerak 2WD (2H) hingga 4WD (4H, 4L) dioperasikan secara manual menggunakan tuas.

Sebagai ‘kuda pekerja’, Triton HDX butuh torsi maksimum pada putaran serendah mungkin untuk memikul beban muatan berat maupun melibas trek yang ekstrem.

Selain itu, dengan torsi maksimum pada rentang putaran mesin yang lebih lebar membuat momentum mobil lebih terkendali saat melaju dengan muatan berat.

Output tenaga memang lebih kecil, tapi justru kerja mesin lebih ringan. Pasalnya, mesin jadi tak perlu menjangkau rpm tinggi untuk mencapai tenaga puncak. Sebagai kendaraan niaga, usia kerja mesin yang lebih panjang alias awet jauh lebih penting.

Tangguh Di Trek Off-road

Saat di trek off-road, masuk gigi 1 dan posisi transfer case di 4L, Mitsubishi Triton HDX 4×4 bisa merayap perlahan setelah kopling dilepas. Tak ada gejala mesin tersendat atau mati walau pedal gas dilepas.

Kemampuan crawling (merayap) pada mode 4×4 di gigi gardan rendah pun terbukti. Saat melewati tanjakan yang cukup curam pun mobil tetap merayap tanpa mati mesin. Kemampuan crawling ini bekerja dengan baik berkat fitur Active Stability and Traction Control (ASTC) dan Hill Start Assist (HSA).

Rear Differential Lock pada Triton HDX 4×4 mampu mencegah roda selip karena kehilangan traksi saat menanjak atau melintasi turunan yang terjal dan licin.

Bobot putaran setirnya juga cukup ringan meski sedang melintasi medan yang berat. Tangan jadi tidak terlampau pegal menahan kendali setir agar arah roda tetap stabil.

Ground clearance dengan tinggi 222 mm serta Approach dan Departure Angle yang lebih tinggi daripada model sebelumnya kian memudahkan melibas trek off-road.

Kubangan lumpur sepanjang 3 meter dengan kedalaman sekira 30 cm dapat dilibas dengan mudah.

Simulasi off-road yang kami cicipi bersama Mitsubishi Triton HDX 4×4 memang belum sepenuhnya menuntaskan rasa penasaran kami. Namun setidaknya fitur penunjang yang dibekalkan terbukti membuat pickup Triton HDX 4×4 mampu melibas trek off-road. Tak heran jika pickup Triton HDX laris manis dan jadi pilihan armada kendaraan niaga ringan di kawasan perkebunan dan pertambangan.

Pickup Mitsubishi Triton HDX terbaru ini dibanderol mulai dari Rp 377,15 juta untuk bodi single cab. Sedangkan untuk versi double cabin (D-Cab) dibanderol mulai dari Rp 426,65 juta.

Mitsubishi New Pajero Sport 2024

Mitsubishi New Pajero Sport: Usaha Meningkatkan Kenyamanan Ladder Frame

Mitsubishi Pajero Sport, love it or hate it mungkin jadi ungkapan yang pas untuk mobil ini. Desain ganteng, posturnya gagah, tenaganya badak daan kenyamanan pasti punya andil untuk membuat orang jatuh hati. Sayang, generasinya belum berubah juga sejak 2016.

Tapi itu cerita untuk lain waktu. Di depan kami sudah ada Mitsubishi Pajero Sport 2024 varian Dakar 4×2, yang mengalami facelift. Diperkenalkan di GIIAS 2024, Juli lalu, perubahannya memang tidak banyak. Tapi cukup untuk mendatangkan penyegaran. 

Tidak ada yang berubah di bagian teknis. Baik mesin, transmisi maupun kaki-kaki. Tapi kami merasa, kenyamanannya agak lebih baik dibanding sebelumnya. 

Kenyamanan Berubah

Pajero Sport 2024

Mitsubishi Pajero Sport dibuat untuk menaklukkan beratnya mobilitas pemilik. Makanya, ladder frame, mesin turbo diesel, ground clearance tinggi jadi modal utama. Biarpun tenaganya hanya disalurkan ke roda belakang. 

Tapi, modal utama itu juga membuat engineer putar otak untuk memberikan kenyamanan yang mumpuni. Seperti diketahui, ladder frame sulit untuk dibuat nyaman, karena aslinya tersedia untuk mobil angkut barang. Kuat memang.

Namun sepertinya Mitsubishi semakin bisa memberikan kenyamanan di mobil ini. Kami merasakan tingkat Noise, Vibration, Harshness (NVA) lebih baik dari sebelumnya. Meski suara mesin diesel 2,5 liter  di depan jelas terdengar saat meraung melewati 2.500 RPM.

Dashboard Pajero Sport baru

Getaran mesin bisa diredam dengan baik, dan yang membuat kami cukup terkejut adalah suara luar yang bisa diredam dengan baik. Bahkan saat melewati permukaan jalan beton. 

Selain itu, tidak ada yang berubah. Ruang kaki dan kepala tetap lega, meskipun desain jok kulit agak berubah. Baris ketiga seperti biasa, sempit tapi masih bisa menampung dua orang, dengan ruang bahu yang cukup.

Lipat baris ketiga dan Anda akan disuguhi bagasi dengan lantai yang rata, cukup untuk menampung berbagai barang.  Tidak lupa, setir berdesain baru. Meninggalkan bentuk rumit di versi lama. Ditambah ada kemampuan wireless charging di konsol tengah. 

Bantingan Suspensi

Pajero SPort 2024 perubahannya minim.

Kemampuan peredaman juga sepertinya ditingkatkan. Anda akan bisa merasakannya di kecepatan rendah, dimana kaki-kaki sang Pajero Sport terasa cukup halus. Tapi jangan bayangkan halusnya sebuah sedan. Ini untuk ukuran SUV tinggi.  

Pada kecepatan di atas 100 km/jam, rasanya akan sama seperti SUV sasis tangga yang lain: Keras. Meski harus diakui New Pajero Sport cukup stabil. Ini berkat penggunaan kaki model double wishbone di depan dan multi-link di buritan. Setup yang mumpuni untuk meladeni mobil yang perlu kestabilan. 

Tikungan parabolik di tol bisa kami tuntaskan dengan percaya diri dengan kecepatan kurang lebih 60 km/jam. Gejala limbung pasti ada mengingat posturnya yang tinggi. Tapi roda dan setir mampu memberikan feedback yang jelas untuk kami. Bobot setir juga tidak terlalu ringan di kecepatan ini. Itulah beberapa hal yang membuat Pajero Sport baru terasa menyenangkan untuk bermanuver. 

Performa

Mitsubishi masih membekali New Pajero Sport dengan mesin 4N15 dengan konfigurasi empat silinder segaris. Imbuhan turbocharger membuat mobil ini mampu mengeluarkan 178,4 hp pada 3.500 RPM. Sedangkan torsi puncaknya muncul pada putaran 2.500 RPM sebesar 430 Nm. 

Angka yang menyenangkan memang. Meski kami harus menyoroti transmisi otomatis 8-speed yang sepertinya agak lambat merespon lontaran torsi. Terutama saat sedang merayap melewati kepadatan lalu lintas kota. Tapi coba larikan di tol, kinerjanya patut diacungi jempol. Halus dan responsif. 

Kesimpulan

Tidak ada perubahan yang mumpuni selain tampilan visual di eksterior dengan grill dan pelek 18 ini baru. Kenyamanan memang meningkat, terutama soal kekedapan dan kesenyapan kabin.

MMKSI tidak mengatakan mereka telah merubah geometry suspensi. Tapi kami yakin, ada yang mereka tingkatkan di bagian ini. Entah itu peredam kabin yang lebih mumpuni, atau memang bushing yang lebih baik. 

Varian Dakar 4×2 yang kami coba adalah tipe tengah yang sepertinya sudah cukup untuk melayani penumpangnya. Jok kulit, meski bukan two-tone seperti pada varian Dakar Ultimate, tapi cukup nyaman untuk diduduki.

Sunroof, head unit multimedia dengan kemampuan koneksi Bluetooth bisa mengakomodir prestise yang dibutuhkan pengguna Pajero Sport. 

Overall, varian Dakar 4×2 seharga Rp 651.700.000 ini sudah cukup untuk mengakomodir kebutuhan mobilitas dalam dan luar kota. Kalau ingin lebih, tersedia Dakar Ultimate yang berpenggerak 4×2 ataupun 4×4. 

Spesifikasi & Harga Mitsubishi New Pajero Sport 2024

  • Mesin: 4N15, 2,5 liter MIVEC Turbocharged
  • Tenaga: 178,4 hp/3.500 RPM
  • Torsi: 430 Nm/2.500 RPM
  • Transmisi: 8-speed otomatis
  • Dimensi (p xl x t mm) : 4840 x 1815 x 1835 mm
  • Wheelbase: 218 mm 
  • Harga: Rp 651.700.000 (Dakar 4×2)

 

 

 

 

 

 

 

BYD M6, Sudah Tepat Bagi Konsumen MPV Tanah Air?

Kehadiran M6 di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 silam, memang menjadi magnet kuat bagi pengunjung untuk ‘melipir’ ke booth BYD. Ya, BYD M6 seperti menjadi sosok baru di pasar yang cukup digemari oleh konsumen Tanah Air, yakni Multi Purpose Vehicle (MPV) dengan tempat duduk tiga baris. Apalagi mampu memuat enam hingga tujuh penumpang.

BYD M6 ini sukses membuat ‘sakit gigi’ sejumlah produsen lain di pasar tersebut. Sudah MPV dengan tempat duduk tiga baris, kapasitas penumpang mencapai tujuh orang, bertenaga listrik pula. Singkat kata, memang disesuaikan dengan kebutuhan mobilitas keluarga di Indonesia. Saat GIIAS 2024 lalu, kami sempat mencoba BYD M6 secara singkat di area test drive. Namun, untuk merasakan rasa berkendaranya, memang harus di perjalanan jarak jauh.

Hadir dengan tiga varian

Rasa penasaran kami terhadap BYD M6 terbayarkan saat menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, dan sebaliknya. Rute sejauh lebih dari 330 km, kami lalui dengan melewati berbagai variasi medan jalan. BYD M6 hadir dalam tiga varian, yaitu M6 Standard, M6 Superior, dan M6 Superior Captain Seat. 

Panjang bodi 4.710 mm dengan wheelbase 2.800 mm, membuat BYD M6 menawarkan kenyamanan berkendara. Desain bagian depan yang aerodinamis, mampu mengoptimalkan aliran udara saat melaju. Mengisi keempat ruang spakbor ialah velg 17 inci dengan balutan ban 225/55 R17. Khusus pada varian Superior dan Superior Captain Seat, terdapat panoramic glass roof serta roof rail pada bagian atap.

Layar tengah bisa diputar

Masuk ke kabin, BYD M6 memiliki layar tengah berukuran 12,8 inci dan mampu diputar secara 90 derajat. Sistem infotainment didukung Apple Carplay dan Android Auto, termasuk fitur bluetooth memungkinkan pengemudi mengintegrasikan ponsel dengan mudah. Sedangkan joknya dibalut dengan material kulit sintetis. Lagi-lagi, fitur ventilated seat hanya ada pada varian Superior dan Superior Captain Seat saja.

BYD M6 varian Standard ditenagai oleh Blade Battery berkapasitas 55,4 kWh, yang menghasilkan tenaga 120 kW (setara 161 hp) dengan jarak tempuh sejauh 420 km. Sedangkan varian Superior dan Superior Captain, ditenagai Blade Battery berkapasitas 71,8 kWh. Sehingga menghasilkan tenaga 150 kW (setara 201 hp) dan jarak tempuhnya mencapai 530 km.

Sprint 0-100 km/jam cukup 8,6 detik

Kami membesut BYD M6 Superior, dengan torsi maksimum 310 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam diklaim hanya 8,6 detik. Oke juga untuk sebuah kendaraan keluarga… Top speed dibatasi pada 180 km/jam. Kami membuktikan nikmatnya torsi besar mobil ini. Tanjakan curam di sekitar wilayah Ciater, Cikole, hingga Ciburial, semua dilibas dengan mudah tanpa harus bersusah payah.

Aksi suspensi juga memiliki karakter yang kami anggap unik. Di saat menghajar polisi tidur ukuran kecil maupun lubang di jalanan, meskipun di kecepatan rendah, maka akan terasa kurang nyaman. Tapi, ketika melewati jalanan bergelombang maupun ketika menikung di kecepatan sedang, BYD M6 malah terasa oke. Settingan suspensi macam apa ini, heran… Setidaknya, kaki-kaki menggunakan McPherson strut pada bagian depan dan Multi-link untuk bagian belakang.

Kesimpulannya, BYD M6 menjadi senjata baru untuk meraih simpati masyarakat Indonesia, terutama yang sedang mengincar MPV listrik untuk aktivitas keluarga. Lagipula, harganya mulai dari Rp 379 juta hingga Rp 429 juta. PT BYD Motor Indonesia mengakui sudah punya lebih dari 1.600 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) untuk M6, sejak GIIAS 2024 lalu. Keren juga…

Haval Jolion 2024

First Impression GWM Haval Jolion, Semua Terasa Pas

Great Wall Motor (GWM) Indonesia secara resmi meluncurkan Haval Jolion HEV di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 lalu. Model ini juga mengukuhkan strategi GWM dalam menyuguhkan kendaraan yang rendah emisi di Indonesia.

Selain memiliki teknologi yang modern dan desain yang segar, Haval Jolion juga menjadi produk GWM pertama yang dirakit secara lokal melalui fasilitas perakitan Inchcape, di Wanaherang, Jawa Barat.

Saudara dekat Haval H6 ini cukup menggoda untuk dijajal. Meskipun belum bisa berlama-lama mencobanya, paling tidak kami sudah tidak terlalu penasaran lagi dengan Haval Jolion. Secara sekilas, desain fisiknya memang masih serupa dengan H6 HEV.

Interior Tak Berlebihan

Interior Haval Jolion 2024

Namun, jika disimak lebih teliti, perbedaan signifikan terdapat pada dimensinya. Haval Jolion memiliki panjang 4.472 mm, lebar 1.841 mm, dan tinggi 1.626 mm. Urusan lampu, memang atraktif. Untuk depan, lampunya bergaya T-Shaped Dagger Axe LED, dan disertai dengan grille Star Matrix. Sedangkan lampu belakangnya bergaya Boomerang LED.

Masuk ke interiornya, memang bukan yang kelas premium papan atas, namun jauh dari kesan cukupan. Bahkan kami merasa nyaman-nyaman saja. Memang ada bagian yang menggunakan material lembut, tapi ada juga bagian yang memakai plastik keras.

Buat kami yang punya tinggi tubuh di 170 cm, posisi mengemudi tergolong ergonomis. Lingkar kemudinya juga cukup oke saat digenggam. Tersedia layar sentuh berukuran 10,25 inci yang intuitif, untuk menampilkan beragam informasi maupun pengaturan personalisasi berkendara.

Waktu kami uji jalan, ternyata rasa suspensinya memang mumpuni. Apalagi menjajalnya dengan sejumlah penumpang lain. Hasilnya, guncangan tidak terlalu heboh saat menghajar gundukan maupun polisi tidur. Manuver pun terasa mudah, sebab bobot setirnya tergolong luwes. Entah bagaimana rasanya kalau dikendarai sendiri.

Suspensi Mumpuni

Haval Jolion akan jadi bintang GIIAS 2024

Salah satu hal yang diutamakan dalam mobil bertipe SUV ialah suspensinya yang nyaman. GWM berhasil merancang mobil ini dengan suspensi empuk ketika melewati area gundukan atau polisi tidur.

Ketika melewati berbagai rintangan seperti tanjakan, suspensinya bekerja dengan baik sehingga pengemudi maupun penumpang masih merasakan kenyamanan.

Sementara itu, bantingan setirnya juga cukup nyaman dan tidak terlalu ringan sehingga pengemudi dapat dengan mudah merasakan rasa berkendara dengan sangat baik ketika berbelok atau bermanuver.

Seperti lazimnya mobil hybrid, Haval Jolion HEV dapat melaju di mode EV ketika di kisaran kecepatan 20-40 km/jam. Namun, saat kami ketika berada di atas kecepatan 40 km/jam, maka mesin bensin 1.5 liter di balik kap depannya mulai beraksi, dan memberikan respons yang mantap.

Kami akan melakukan review lebih dalam lagi untuk Haval Jolion. Tunggu update selanjutnya. 

Tak Hanya di Kota, Chery Tiggo 5X Mau Diajak Pergi Jauh

PT Chery Sales Indonesia belum lama ini menyatakan secara resmi, bahwa Tiggo 5X akan resmi diluncurkan. Estimasinya ialah di akhir bulan Mei atau awal bulan Juni 2024 ini. Sebagai catatan, Chery Tiggo 5X melakukan debutnya di pameran Indonesia International Motor Show 2024 (IIMS) lalu.

Mobil lima penumpang sudah mulai ditawarkan dengan sistem pre-booking. Harga khusus yang berlaku untuk pre-booking dimulai dari Rp 249 juta untuk varian Classic. Sedangkan untuk varian Champion, dibanderol Rp 279 juta. Selain itu, fitur Chery Tiggo 5X yang lengkap dibandingkan produk sejenis di kelasnya, berpotensi bakal memberikan pengalaman berkendara yang berbeda.

“Kehadiran Chery Tiggo 5X dengan harga yang menarik ini menjadi kesempatan kami untuk menjangkau konsumen yang berbeda dari model-model lainnya,” kata Rifkie Setiawan, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia. Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa target pasar bagi Chery Tiggo 5X ialah konsumen berusia muda, yang banyak beraktivitas di perkotaan.

Namun, ternyata Chery Tiggo 5X tidak hanya mumpuni untuk penggunaan dalam kota saja. Sebab, hari ini (27/05/2024) kami menggunakan mobil ini untuk melahap perjalanan lebih dari 400 km, dari Jakarta menuju Semarang.

ADAS Paling Lengkap?

Mesin bensin empat silinder 1.5 liter yang punya tenaga 112 hp dan torsi 138 Nm, mampu menghadirkan performa yang halus. Seperti yang kami rasakan selama perjalanan dengan rute tol. Apalagi dipadu transmisi CVT, dengan 9-step ‘virtual gears’.

Karena unit yang kami gunakan ialah varian Champion yang paling lengkap, maka sudah dilengkapi dengan fitur premium. Mulai dari kamera 360 derajat, multi color pada ambient light dan power sunroof. Di bawahnya, ada versi bernama Classic. 

Sedangkan untuk teknologi canggih pendukung hiburan, disematkan layar sentuh berukuran 10.25 inci, instrument cluster digital 7 inci, dan sistem voice assistant.

Mobil ini juga dilengkapi dengan enam airbag dan ADAS (Advanced Driving Assistance Systems) yang diklaim paling lengkap di kelasnya.

Perjalanan kami belum usai, karena masih ada rute seru lain yang masih ingin ditempuh bersama mobil ini. Bagaimana rasanya? Tunggu saja . 

Tapi kalau penasaran sama harga Chery Tiggo 5X, versi Classic adalah Rp 269 juta. Champion harganya Rp 299 juta. Keduanya OTR Jakarta. 

Hyundai Palisade 2.2 D Signature AWD, Nyamannya Bikin Nagih

Momen libur Hari Raya Idul Fitri tahun ini waktunya cukup panjang. Jadi kami pun memanfaatkannya untuk melakukan sesi #PerjalananMotomobiMudikKemana. Kami mudik sambil jalan-jalan. Mobilnya? Sebuah SUV terbaru Hyundai yang bikin penasaran para penyuka mobil 7-seater: New Palisade 2.2 D Signature AWD AT. Ya, ini mobil SUV bermesin diesel dengan sistem penggerak AWD (all-wheel drive).

Tampilan American Style

Tatapan mata para pemudik ehm.. pengendara selama perjalanan terutama saat melaju perlahan ketika kami terjebak kemacetan di jalan tol tertuju pada Palisade. Mungkin mereka heran dan penasaran. Dari depan mirip Hyundai Creta, tapi bodinya kok bongsor…?

Nama dan gaya tampilan Palisade memang sesuai… sangat American style. Tak hanya bodi saja yang bongsor. Grille yang besar membuat wajahnya terlihat garang seperti SUV yang banyak beredar di Amerika.

Palisade yang kami bawa merupakan versi facelift. Hyundai memperbarui tampilan wajah Palisade dengan Parametric Shield dan Parametric Hidden-Type DRL yang mengintegrasikan grille serta lampu depan.

Lounge On Wheels

Bodinya yang cukup bongsor memang terbukti mampu membawa tujuh orang plus barang bawaan yang lumayan banyak. Kabin mobil ini dirancang sesuai ergonomi postur tubuh konsumen AS dan Eropa yang rata-rata tinggi besar. Jadi kabin tetap terasa lapang meskipun kami bertujuh memiliki postur yang kurang lebih. ‘American size’.

Untuk sebuah SUV, interior mobil ini bagai lounge berjalan. Tak hanya sebatas jok model Captain Seat di baris kedua. Jok kulit yang lembut pada baris belakang pun sangat empuk dan nyaman. Jok baris pertama dan kedua pun dilengkapi dengan penghangat. Persis seperti di spa.

Kemasan interior pun terlihat mewah dan berkelas. Plafon, door trim, dasbor dan setir yang bernuansa kelabu nampak kontras dengan jok berkelir merah maroon.

Panoramic sunroof? Tentu saja ada. Bahkan tak hanya satu, tapi ada dua yakni pada kabin baris depan dan belakang.

Tujuan pertama perjalanan kami yakni dari Jakarta menuju kota Bandung. Saat masuk tol MBZ, lalu lintas sudah dipadati oleh para pemudik dan pelancong dengan beraneka jenis mobil…dan bus.

Kegerahan saat macet? Tentu tidak, karena mobil ini dilengkapi ventilasi AC yang melebar di sepanjang dashboard dan juga blower AC di kabin belakang. Ditambah lagi dengan fitur automatic climate control, sehingga kabin tetap sejuk dan nyaman.

Fitur multimedia infotaintment terpadu tersaji pada layar touchscreen berukuran 12,3 inci pada dashboard. Pengaturan fitur pada layar pun cukup mudah. Nah, yang paling kami sukai adalah sistem audionya. Infinity Premium Audio dengan 12 speaker. Kualitas suaranya tak perlu diragukan. Kenyamanan kabin mobil ini bahkan membuat kami tak terasa kalau sudah sampai di Bandung hanya dalam waktu 3 jam. Cukup cepat untuk kondisi lalu lintas padat musim liburan.

Mesin Diesel Tetap Nikmat

Di antara mobil sejenisnya yang sebagian besar dibekali mesin hybrid yang kini tengah trend, Hyundai tetap percaya pada mesin diesel.

New Hyundai Palisade dibekali mesin diesel 4-silinder 2,2-liter CRDI e-VGT (electronic Variable Geometry Turbocharger) dengan transmisi automatic 8-speed.

Tenaga maksimum sebesar 197 hp dicapai pada 3.800 rpm. Tenaga putaran tengah memang ciri khas mesin diesel Hyundai. Sedangkan torsi puncaknya yang sebesar 440 Nm bermain di putaran bawah yakni kisaran 1.750 – 2.750 rpm. Jadi tak heran jika mobil ini cukup gesit meski berpenggerak AWD (all-wheel drive) yang membagi torsi dan tenaga ke seluruh poros roda. Soal respon tenaga hanya sedikit lebih lamban dari Palisade versi 4×2.

Untuk mengakomodir gaya mengemudi yang beragam, Palisade dibekali mode berkendara atau Drive Mode: Eco, Comfort, Smart, dan Sport.

Saat berkendara di tol maupun seputar kota Bandung yang padat merayap, kami coba pakai mode Eco. Mode berkendara yang satu ini terintegrasi dengan fitur Engine Start/Stop, sehingga konsumsi BBM tetap irit walau terjebak kemacetan cukup lama.

Hanya ada sedikit hal yang bikin kami penasaran. Saat melaju pada kecepatan rendah, terasa sedikit getaran pada area kolong dek sasis. Hal ini entah disebabkan oleh getaran kopel yang merambat ke lantai kabin via sasis monokoknya, atau ada penyebab lain seperti lapisan peredam dek kabin yang kurang tebal. Saat melaju di atas kecepatan 60 km/jam, getaran tidak terasa.

Bodi Bongsor Tapi Tetap Gesit

Setelah puas berkeliling kota Bandung, kami pun lanjut menuju Semarang. Saat masuk ruas tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) kami coba pakai mode Comfort karena lalu lintas terbilang ramai lancar. Laju berkendara tak terlalu ngegas, tapi justru mode Comfort menyuguhkan setting suspensi yang nyaman sesuai namanya. Redaman suspensi terasa empuk layaknya mobil mewah buatan Eropa.

Kami masuk tol Palikanci (Palimanan-Kanci). Saatnya kita ‘keluar main’. Mode Sport kami aktifkan di ruas tol yang lengang dan memiliki spot tikungan melebar. Handling kemudi cukup presisi. Redaman suspensi pun mampu mengimbangi aksi manuver dan melahap tikungan. Respons performa benar-benar kami rasakan. Ini mobil diesel tapi gesit diajak bermain.

979 km Dalam Kondisi Tangki Full Tank

Karena bodinya yang bongsor, gejala limbung tetap ada walau sedikit. Setidaknya dapat diimbangi oleh redaman suspensi serta sistem penggerak AWD yang membagi torsi serta traksi ke seluruh roda secara berimbang.

Tak terasa kami sudah sampai di tol Pejagan dan perjalanan berlanjut menuju Semarang via kota Pemalang. Lalu lintas mulai ramai, jadi kami coba pakai mode Smart. Mode berkendara yang satu ini merupakan hasil kombinasi gaya mengemudi yang terekam dengan mengintegrasikan beragam fitur bantu berkendara yang ada.

Perjalanan Motomobi Mudik Kemana yang kami tempuh totalnya sekira 1000 km dari Jakarta-Bandung-Semarang hingga kembali ke Jakarta. Konsumsi BBM mobil ini tak terlalu boros dengan kombinasi tol/dalam kota rata-rata sekira 13.8 km/liter. Tak perlu khawatir kehabisan BBM saat bepergian ke luar kota. Kapasitas tangki BBM nya cukup besar yakni 71 liter. Dengan konsumsi BBM rata-rata 13,8 km/liter, Hyundai Palisade dapat menempuh jarak hingga sekira 979 km dalam kondisi tangki full tank. Isi tangki BBM masih sisa lebih dari separuh jika hanya menempuh perjalanan Jakarta-Semarang yang sejauh 450an km.

 

Secara keseluruhan, kami suka dengan performa mesin dieselnya yang responsif, serta handlingnya yang gesit dan presisi. Kinerja suspensi pun tetap mampu memberi rasa nyaman meskipun melintasi jalan yang kurang mulus.

Jika ditanya mengapa harga varian termahalnya mencapai Rp 1,044 milyar? Bukan lantaran kemasannya saja yang terbilang mewah. Fitur berkendara yang dibekalkan sangat lengkap.

Mulai dari sensor dan kamera parkir plus kamera 360°, Hill-Start Assist Control, Downhill Assist Control, hingga fitur keselamatan berkendara terpadu ADAS (Advanced Driver Assistance Systems) canggih Hyundai SmartSense. Ditambah lagi dengan fitur terpadu Hyundai Bluelink yang terkoneksi dengan ponsel pintar. Ini adalah SUV yang tak sekadar tampil mewah, tapi juga sarat teknologi tinggi. Tak kalah dari SUV sejenis buatan brand asal Eropa yang harganya jauh lebih mahal.

#PerjalananMotomobiMudikKemana

Chery Tiggo 5X, ‘Mainan’ Baru Untuk Perkotaan

Usai diperkenalkan di event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 lalu, Chery tak ingin menunggu lama untuk menjaring konsumen Tiggo 5X. Pasar Sport Utility Vehicle (SUV) memang masih ‘seru’, apalagi di segmen Compact SUV masih belum banyak pemain.

Hal tersebut sepertinya menggoda PT Chery Sales Indonesia untuk menghadirkan Tiggo 5X. Menurut kami, formula yang digunakan Chery pada Tiggo 5X ini tergolong tidak neko-neko. Tapi Chery tidak begitu saja melupakan sejumlah fitur berkendara yang optimal.

Menjangkau berbagai kelas konsumen

Tiggo 5X menjadi produk Chery untuk lebih menjangkau berbagai kelas konsumen. Jika Tiggo Pro 7 dan Tiggo Pro 8 mengisi kelas premium, maka Tiggo 5X juga mengusung reputasi dari kedua produk tadi, namun dengan dimensi yang lebih ringkas, serta harga yang lebih kompetitif.

Setidaknya, Chery punya target konsumen yang jelas. Konsumen yang disasar ialah kalangan muda perkotaan, tentu saja berkarakter technology-savvy dan dinamis. Lagipula, mayoritas konsumen Compact SUV lebih banyak beraktivitas di perkotaan.

Ada sunroof untuk varian Champion

Chery menerapkan desain yang memadukan aksen klasik dan modern. Hal ini diperlihatkan melalui grille depan berhiaskan berlian, lampu depan LED matriks, dan garis bodi yang tegas. Posturnya juga sedikit tinggi, sehingga memungkinkan untuk melalui jalanan kurang mulus.

Kabinnya tergolong lega untuk lima orang. Hadir teknologi canggih seperti layar sentuh 10.25 inci, instrument cluster digital 7 inci, dan sistem voice assistant. Khusus pada varian Champion, terdapat fitur sunroof.

Potongan harga Rp 20 juta

Urusan keselamatan berkendara, Chery menyematkan enam buah airbag dan fitur ADAS (Advanced Driving Assistance Systems) paling banyak di kelasnya. Sebagai sumber tenaga, Chery memasang mesin bensin empat silinder berkapasitas 1.5 liter, dengan tenaga 112 hp dan torsi 138 Nm. Mesin ini dipadukan dengan transmisi CVT.

Ketika kami menjajal Tiggo 5X ini, Chery sudah membuka pre-booking dengan harga khusus. Untuk varian Classic dijual dengan harga Rp 249 juta. Sedangkan varian Champion, harganya ialah Rp 279 juta. Chery juga menawarkan program cashback sebesar Rp 20 juta. Diharapkan produksinya dimulai pada kuartal kedua tahun 2024.

Mazda MX-5 RF

Mazda MX-5 RF, Roadster Ringkas Dan Menyenangkan

Mobil sport roadster yang beredar di Indonesia sejak dahulu hingga kini populasi dan ragamnya tak banyak. Penyuka mobil jenis ini pun sangat segmented. Salah satu yang terbilang unik dan menarik adalah Mazda MX-5 Miata RF model terbaru. PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku agen pemegang merk (APM) Mazda di Indonesia tak ragu memboyong mobil ini ke Indonesia.

Alasannya, pangsa pasar penyuka roadster di Indonesia cukup potensial dan peminat mobil ini cukup banyak. Lantas, apa yang jadi pemikat dari sport roadster 2-seater ini?

Eksterior Khas

Mazda mengemas ulang gaya khas MX-5 Miata yang timeless dengan memadukan bahasa desain KODO dan teknologi modern Skyactiv.

Tampilan MX-5 RF yang mempesona jadi pusat perhatian semua pandang mata para pengguna jalan yang melihatnya. Grille trapezoid lebar, dan headlamp LED berdesain unik dengan fitur auto leveling jadi ciri khas MX-5 RF.

Siluet lekuk bodi dari depan hingga ke belakang seolah mengalir dan terlihat sexy. Atap aluminium MX-5 RF dapat dibuka-tutup secara elektrik. Dalam posisi atap terlipat, Anda akan benar-benar menikmati sensasi berkendara dengan sebuah sport roadster yang dijamin bikin pengendara lain iri…

Simpel Dan Berkelas

Interior MX-5

Interior MX-5 RF mungkin terlihat sederhana dengan kelengkapan yang penting saja. Namun tetap terlihat gaya dan berkelas.

Bagian dashboard dilengkapi layar head unit berukuran 7-inci, tapi dilengkapi konektivitas smartphone. Panel instrumen semi analog bergaya konvensional menguatkan kesan sebuah mobil sport.

Jok semi sport berbalut Nappa leather terlihat sangat mewah. Setir dan shift knob (transmisi manual) berlapis kulit nan lembut.

Sejumlah tombol pengaturan pada mobil ini sangat praktis dan mudah dioperasikan. Mulai dari bluetooth handsfree, sistem audio hingga idle system dapat dijangkau dengan mudah. Oh ya, sistem audio premium lansiran BOSE yang dibekalkan punya kualitas suara yang tak diragukan.

Pengendaraan Meyakinkan

Sejak dahulu hingga saat ini MX-5 Miata dikenal sebagai sport roadster yang sangat menyenangkan untuk dikendarai. Demikian pula halnya Mazda MX-5 RF dengan konsep Jinba-Ittai. Sebuah filosofi yang menggambarkan ikatan kuat antara pengendara dengan mobilnya.

Rancang bangun bodi dan sasis Skyactiv yang ringan pada MX-5 RF memiliki distribusi bobot 50:50. Ditambah lagi dengan teknologi KPC (Kinematic Posture Control) yang dibekalkan. Aksi bermanuver pun jadi lebih lincah dan menyenangkan.

Fitur stability control, i-Activsense dan differential pada mobil ini menghasilkan dinamika berkendara yang lebih sempurna. Tak hanya di jalan raya, tapi juga di sirkuit balap. Tapi ingat, ini mobil sport, jangan bandingkan dengan mobil biasa.  Dan karena mobil sport, suspensi akan lebih keras dari mobil biasa, untuk menunjang pengendalian. 

Seperti halnya di Jepang, MX-5 RF yang beredar di Indonesia dibekali mesin bensin 4-silinder Skyactiv G berkapasitas 2.0-liter. Output tenaga 181 hp dikail pada 7.000 rpm. Torsi maksimumnya yang 204 Nm bermain di putaran cukup rendah yakni 4.000 rpm. Tarikan mesin yang cukup greget untuk diajak bermanuver cepat.

Dengan rasio kompresi 13:1, maka disarankan minimal menggunakan BBM oktan 95 agar mesin tidak knocking alias ngelitik.

Untuk pilihan transmisi tersedia versi automatic dengan paddle-shift dan manual. Keduanya dengan 6-speed.

Pengendaraan dalam kota yang stop and go membuat konsumsi BBM rata-rata di kisaran 12 km/liter. Sedangkan di tol dan luar kota justru lebih irit. Bisa mencapai hampir 20 km/liter.

Penasaran berapa harganya? Versi transmisi manual dibanderol mulai Rp 849,9 juta. Sedangkan versi transmisi automatic dipasarkan mulai Rp 859,9 juta. OTR Jakarta. Ini bukan mobil sport yang pasaran dan kami yakin bakal jadi incaran kolektor di masa mendatang.

Review Wuling Almaz RS Pro: Usaha Merebut Hati

Akhirnya cita cita kami sekeluarga untuk mencicipi mobil Wuling SUV kesampaian. Akhir tahun lalu, sebagai bagian dari krew Motomobi, kami ditugaskan untuk mengeksplorasi mobil SUV yang boleh dibilang sukses dan berhasil merebut hati pasar SUV di Indonesia. Ya, kami kebagian mencicipi dan merawat Wuling Almaz RS Pro terbaru. 

Eksterior

Perubahan yang paling mencolok dari penyegaran desain Wuling Almaz ini adalah grill depan yang lebar. Dilengkapi aksen bentuk berlian chrome dan DRL tipis yang membuat tampilan mobil ini lebih kekinian, gagah dan sangar. 

Dari samping, bagian roda mendapat sentuhan pelek berukuran 18 inci. Lingkar roda ini membuat Wuling Almaz Pro terlihat necis melibas jalanan ibu kota. Artinya, Wuling Almaz Pro ini akan irit sektor modifikasi pelek karena tidak perlu mengeluarkan dana tambahan untuk upgrade ke 18 inch. Tapi itu masalah selera masing-masing.

Di  belakang, logo lima berlian yang cukup besar diganti dengan tulisan Wuling yang lebih bersahaja. Menurut kami, memberikan kesan lebih berkelas dibanding sebelumnya. Secara keseluruhan penyegaran tampang eksterior Wuling Almaz versi baru ini  berhasil memberikan citra yang lebih baik dibandingkan dengan versi sebelumnya. SUV kekinian.

Interior

Bagian yang paling menyenangkan adalah suguhan interior.  Pertama kali membuka kabin, aura sporty yang didominasi warna hitam dengan aksen chrome langsung terasa. Desain interior keseluruhan membuat duduk di kursi pemgemudi maupun penumpang terasa “naik kasta”. Dengan jok kulit serasa duduk di dalam mobil SUV Eropa. Dengan sentuhan Asia, tentunya.  

Pengaturan untuk sisi supir pun sudah menggunakan tombol elektrik untuk menemukan posisi duduk yang pas. Ada banyak tombol tombol yang membantu membuat hidup lebih mudah. Kami disuguhi setir dengan fasilitas tombol tombol untuk senam jari. Kontrol MID, audio, adaptive cruise control, semua tersedia. Jempol kami merasa puas.

Namun yang lebih penting dari sekedar tombol tombol, adalah pengaturan tilt dan telescopic steering yang tersedia. Hal ini penting, karena membuat proses pengaturan kenyamanan posisi mengemudi menjadi maksimal untuk semua postur tubuh. Termasuk badan kami yang tidak langsing.

Menurut kami salah satu kekuatan Wuling adalah sistem multimediadengan OS yang dilokalisasi untuk negara kita. Contoh, interaksi perintah suara dengan Bahasa Indonesia. Tanpa uji coba yang serius, kami sebagai pengguna android auto dan apple car play, paham betul tidak mudah untuk mengkonversi teknologi ini menjadi versi Bahasa Indonesia. Untuk bagian ini, kami angkat jempol untuk Wuling.

Kenikmatan mengendarai Wuling Almaz RS Pro didukung speaker Infiniti. Tidak mengecewakan untuk audio bawaan pabrik.  Sayang pada saat uji coba, kami tidak berhasil untuk memaksimalkan Spotifiy seperti di Apple Car Play atau di Android Auto. Mungkin harus login terlebih dulu ke My Wuling.  Audio yang baik ditambah dengan kekedapan kabin yang cukup, rasanya sudah memenuhi syarat untuk jadi mendukung perjalanan jauh.

Semakin lengkap pula kenikmatan duduk di kabin Wuling Almaz Pro RS, karena kabin menjadi terasa luas, lega dan terang dengan disediakannya electric panoramic Sun Roof.  Kalau malas tekan tombol utnuk membuka, tinggal memberikan perintah suara.  

Fitur Kekinian

Konfigurasi tempat duduk 3-baris dengan kursi belakang yang dapat diubah menjadi bagasi menambah nilai plus untuk kami. Ditambah, perintah suara di mobil Wuling Almaz RS Pro yang kami coba ini terkesan fitur yang sederhana, tapi memberikan dampak ke keamanan berkendara yang sangat signifikan.

Walaupun di kemudi tersedia tombol untuk mengontrol aspek berkendara, sebegian control dapat dilakukan dengan lebih mudah. Misalkan mengecilkan volume audio, menaikkan menurunkan suhu AC, dan banyak lagi, tanpa mata harus beralih dari jalanan.

Selain fitur terkait kenyamanan sektor interior, Advance Driver Assistance System (ADAS) di Wuling ini juga terbilang lengkap, mulai dari Lane Keeping Assistance, Safe Distance Warning, Forward Collision Warning, Automatic Emergency Braking dan masih banyak lagi. Harus diakui, ini nilai jual terbesar Almaz. Dengan Rp 402 jutaan (OTR Jakarta), Anda mendapatkan SUV dengan fitur bantu berkendara dan kenyamanan yang sangat lengkap. 

Buat kami yang paling terasa membuat hidup lebih mudah, adalah fitur kamera 360. Fitur ini membuat manuver dalam berkendara menjadi sangat amat mudah. Blind spot yang selama ini tidak terlihat menjadi transparan. Parkir dipinggir selokan dengan body mobil Wuling Almaz RS Pro yang cukup bongsor menjadi sangat mudah, tanpa ada rasa takut ban kejeblos masuk selokan. Tidak hanya sekedar bermanfaat untuk parkir, dalam kondisi kemacetan pun fitur ini sangat menolong kami bermanuver membelah kemacetan lalu lintas.

Hampir semua fitur ke kinian yang menjadi syarat keamanan dan kenyamanan mobil modern tersedia di mobil Wuling Almaz RS Pro ini. Ditambah lagi fitur Wuling Remote Control (IOV) yang menghubungkan mobil Wuling yang kita miliki dengan handphone. Lengkap sudah. Rasanya untuk fitur dengan harga yang ditawarkan Wuling di angka 402.000 juta membuat mobil ini menjadi sebuah pilihan yang sulit untuk diabaikan.  

Mesin

Di sektor mesin, Wuling Almaz RS Pro ini menggunakan mesin 1500cc (1451cc). Konfiguraswinya macam mobil pada umumnya,  4 silinder DOHC. Ditambah Dual Variable Valve Timing (DVVT) dan Turbocharger. Daya yang dihasilkan sebesar 140 hp pada 5.200 rpm, dengan torsi puncak 250 Nm yang muncul di 1.600 sampai 3.600 rpm.

Dan terus terang, sepertinya ini adalah kelemahan terbesar Almaz sejak dulu. Kami terasa agak kedodoran menggendong body berpelat tebal plus fitur fitur interior yang ada.  Di mode ECO, konsumsi bahan bakar menurut kami masih di bawah ekspektasi.

Meski begitu, transmisi mampu menterjemahkan lemparan daya dari mesin dengan baik. Dan pastinya menjadi lebih responsive ketika masuk mode sport. dengan konsekuensi penggunaan bahan bakar menjadi lebih boros.

Kesimpulan

Kekurangan di sektor pengereman yang terasa kurang halus menurut kami, dan kekurangan disektor mesin yang terasa kurang mumpuni menggendong bobot mobil ini, serta konsumsi bahan bakar yang cukup boros terobati oleh kelebihan yang tersedia.

Buat kami, Wuling Almaz Pro RS ini punya tempat yang unik di belantara mobil SUV sekelasnya. Unik karena kelebihan fiturnya, build quality yang baik dan kemewahan interior yang  rasanya sulit ditemukan pada merek lain dengan harga yang ditawarkan Wuling.

Jujur, Wuling berhasil merebut hati kami sekeluarga. Tidak lagi kami memandang merek ini sebelah mata. Wuling Almaz RS Pro adalah mobil yang menurut kami layak dijadikan partner keluarga.

 

 

 

 

Review Isuzu mu-X 4×4, Mesin CC Kecil Tapi Kapabilitasnya Oke

Menyebut nama Isuzu, biasanya langsung terlintas ialah Panther yang legendaris atau truk Elf. Namun, jalan lupa bahwa Isuzu punya produk sport utility vehicle (SUV) yang gagah, yakni mu-X. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) pertama kali menghadirkan mu-X di Tanah Air pada tahun 2014. Seingat kami PT IAMI rasanya tidak pelit dalam memberikan fitur pada mu-X, tapi sayangnya respons pasar masih ‘adem ayem’ saja…

Kami pun penasaran dengan sosok Isuzu mu-X ini, apalagi yang generasi kini sudah menggunakan mesin turbodiesel baru. Selain itu, fitur dan kenyamanan berkendara yang ditawarkan SUV ini pun dirasa juga oke. PT IAMI juga hanya menghadirkan satu varian, yakni 4×4 bertransmisi otomatis. Lagipula, PT IAMI lebih fokus mendorong Isuzu mu-X menjadi kendaraan operasional bagi perusahaan.

Disiapkan sebagai ‘mobil lapangan’

Dimensi SUV ini memiliki panjang 4.850 mm, lebar 1.870 mm, tinggi 1.815 mm, dan wheelbase 2.855 mm. Sedangkan bobotnya mencapai 2,8 ton. Isuzu mu-X punya cukup banyak ubahan dibandingkan model sebelumnya. Khususnya, pada bagian eksteriornya yang menjadi lebih keren. Karena dipersiapkan untuk ‘mobil lapangan’, maka bannya pun menggunakan tipe M/T.

Di bagian interior, tidak terlalu banyak mengalami ubahan, yang penting tidak mengurangi kenyamanan dan fungsi. Bagi kami, posisi berkendara tergolong cukup mumpuni, sehingga untuk mencari sudut ergonomis pun mudah, meskipun pengaturan joknya masih manual. Untuk setir, memiliki fitur tilt dan telescopic.

Kubikasi mesin tidak terlalu besar

Isuzu mu-X menggunakan mesin turbodiesel empat silinder RZ4E-TC 1,9 liter bertenaga 148 hp dan torsi puncaknya sebesar 350 Nm. Transmisi otomatisnya menggunakan unit AWR6B45-II 6-speed dengan fitur Tiptronic. Sistem penggerak empat roda menganut sistem Shift on The Fly dan dibekali fitur Rough Terrain Mode. Fitur ini berfungsi membaca kondisi permukaan jalan dan akan menyesuaikan output mesin menuju roda.

Meski tampilannya bongsor, kami tak ragu menggunakannya di lalu lintas perkotaan. Respons dari posisi diam hingga kecepatan menengah, kami tidak pernah merasa ‘keteteran’. Namun, jika mau berakselerasi sampai 100 km/jam, maka perlu waktu ekstra.

Harganya kompetitif

Karakter suspensi Isuzu mu-X berada di settingan yang moderat. Tidak terlalu kaku, tapi tidak terlalu lembut juga. Walaupun di kecepatan rendah dan melibas jalanan kurang rata, masih terasa guncangannya. Lain cerita saat kami menggiringnya ke jalan tol, maka kinerja suspensinya terasa lebih mantap.

Kesimpulannya, Isuzu mu-X punya kemampuan yang mumpuni, meski kelengkapannya lebih menonjolkan aspek fungsionalitas. Mesin berkapasitas 1.9 liter, bukan berarti tidak mampu menghasilkan performa yang baik. Untuk penggunaan medan offroad saja cukup, apalagi jika untuk aktivitas di perkotaan. Hanya ada dua pilihan warna, yaitu Splash White dan Onyx Black Mica. Rasanya banderol Rp 599,54 juta terdengar begitu kompetitif…

Review Nissan Kicks, Tidak Perlu Repot Cari Charger

Mobil ini menjadi salah satu unit yang unik di aktivitas #MotomobiMauKemana. Dalam iklan Nissan Kicks, tertulis ‘Sensasi Mengendarai Mobil Listrik Tanpa Nge-charge’. Di saat brand lainnya memakai mesin bensin sebagai penggerak utama dan motor listriknya sebagai doping tenaga, Nissan Kicks ini malah sebaliknya.

Nissan sengaja memasang motor elektrik sebagai penggerak utama dan mesin bensinnya berfungsi untuk mengisi daya baterai. Apa sih maksudnya? Jadi Nissan Kicks ini menyasar konsumen yang suka dengan mobil listrik, namun malas untuk mengisi daya di SPKLU atau charging station. Sejujurnya, terkadang kami juga suka malas menunggu lama di charging station… Nissan Kicks pun kami ajak ke Pantai Rancabuaya di Garut Selatan, dengan jarak lebih dari 700 kilometer. Menyenangkan sekali!

Stealth Mode: ON!

Desain eksteriornya tidak terlihat seperti mobil listrik kebanyakan. Malah masih terlihat seperti sebuah crossover dengan mesin bakar biasa. Karena biasanya mobil listrik desainnya selalu unik. Lalu bagaimana Nissan Kicks ini? Kami rasa malah terlihat seperti ‘stealth mode’. 

Sosok sebuah compact crossover modern sangat kuat, dengan DRL dan lampu LED yang terang di siang hari. Pada bagian samping ada ‘rasa-rasa’ Nissan Juke, namun terasa lebih pas. Bagian belakangnya ada garnish merah yang menyambung ke lampu belakang LED. Tidak ada yang salah dengan desain eksterior yang mainstream ini.

Dashboard terkesan sederhana

Masuk ke dalam interiornya, langsung terasa betul harum kulit sintetis baru yang dipakai oleh Nissan Kicks. Joknya masih memakai pengaturan manual. Memang joknya tidak terlalu empuk, namun kami suka aspek ergonomisnya. Material interiornya tergolong kokoh dan bermutu baik. Sebab tidak ada suara-suara mengganggu selama perjalanan kami. 

Bentuk dashboard terkesan sederhana. Setir flat bottom yang dibalut kulit pun enak untuk digenggam dan banyak tombol di setirnya. Sayangnya belum ada fitur Line Keeping Assist. Kami suka dengan tombol fisik pada Nissan Kicks ini, karena masih mengandalkan tombol atau putaran fisik. Headunit dengan layar sentuh, sudah dilengkapi dengan Apple CarPlay dan Android Auto. Lalu, tuas transmisinya unik sekali, seperti mouse komputer. 

Dibalas oleh torsi instan

Agar Nissan Kicks mampu bergerak, sebongkah jantung elektrik untuk menggerakan roda depan. Yang digunakan adalah Nissan e-POWER generasi kedua dengan kode EM47 punya tenaga 134 hp pada putaran 4.000-8992 rpm dan torsi 280 Nm pada putaran 500-3.008 rpm. Bila dilihat secara spesifikasi sepertinya biasa saja, yang pasti sekali pedal gas diinjak penuh, langsung dibalas oleh torsi instan! Melibas daerah terjal di Ciwidey pun terasa puas sekali…

Karena Nissan Kicks bawa genset kemana-mana, kami tidak kuatir baterainya cepat habis, karena mesin bensinnya selalu siap mengisi daya baterainya jika diperlukan. Mesin bensin yang dipakai unit HR12DE tiga silinder 1.2 liter. Ya benar, seperti pada Nissan March dan Datsun Go.

Nissan Kicks ini tidak punya pesaing di kelasnya, apalagi motor listriknya tidak pernah ‘ngempos’. Pengendaliannya, tergolong oke, sayang sekali artikulasi suspensinya agak terbatas. Hal yang paling kami sukai ialah tidak perlu ngecharge! Di Indonesia, aspek mobil listrik ini tidak ada lawan…

Reviewer: M. Rizhan

Editor: Aldi Prihaditama

 

Review Nissan New Terra, Kejutan Dari Chassis dan Mesinnya!

Aktivitas #MotomobiMauKemana terbukti memberikan beberapa kejutan bagi kami, sebab salah satu mobil yang ‘mengejutkan’ tersebut ialah Nissan New Terra VL 2.5 4×4. Dimensinya yang bongsor tak hanya membuat kami berulang kali berpikir saat harus menembus kepadatan lalu lintas. Namun juga sukses mengintimidasi para kendaraan lain. Keren juga…

Kepercayaan diri meningkat

Keraguan kami pun sirna saat melaju di sejumlah ruas jalan, berkat visibilitas yang optimal. Padahal bentuk fisiknya terdiri dari panjang 4.900 mm, lebar 1.865 mm, dan tinggi 1.865 mm. Kepercayaan diri kami meningkat ketika mengetahui ujung kap mesin masih terlihat dengan jelas dari balik kemudi.

Nissan New Terra ternyata juga punya radius putar yang baik, hanya sekitar 5,7 m saja. Prestasi ini patut diacungi jempol, walaupun dimensi bodinya cukup besar. Kenyamanan berkendara juga dihadirkan oleh SUV 7 penumpang ini, kami menduga ada andil besar dari jarak wheelbase sepanjang 2.850 mm.

Teringat Nissan Navara

Mengenai impresi berkendaranya, kami jadi teringat dengan sosok Nissan Navara. Beberapa tahun lalu kami pernah menjajalnya dan menjadi kendaraan double cabin yang ternyaman. Meskipun chassis Nissan New Terra masih ladder frame, tapi tingkat kenyamanan berkendaranya menyerupai SUV berbodi monokok.

Gejala oleng sukses diminimalisir, vibrasi halus akibat aspal bergelombang pun minim terasa. Wajar saja jika chassis kendaraan ini juga digunakan oleh Mercedes-Benz untuk produk X-Class. Tak lain dan tak bukan, ya karena tingkat kenyamanan yang dihasilkan.

Menggiring Nissan New Terra menuju jalan tol, ternyata performa mesin empat silinder YD25 2.5 liter DDTi turbodiesel menyambut injakan kaki kanan kami. Torsi puncak sebesar 450 Nm diiringi oleh tenaga mesin 187 hp. Torsi maksimal tersebut sudah tersedia tepat di putaran mesin 2.000 rpm saja. Wajar saja jika kami sangat mudah untuk mendahului banyak mobil di jalan tol…

Kesimpulannya, Nissan New Terra menawarkan pengalaman berkendara dari SUV ladder frame yang tergolong baik untuk di kelasnya. Bahkan fitur Shift on The Fly 4×4 yang disematkan, membuat SUV seharga mulai dari Rp 749,9 juta ini menjadi terasa begitu superior. Namun, kami bingung kenapa mobil ini masih belum bisa mengungguli para kompetitornya… Apakah Anda tahu jawabannya?

Reviewer: M. Rizhan

Editor: Aldi Prihaditama

Wuling Almaz RS Hybrid

Review Wuling New Almaz RS Hybrid, Ternyata Begini Rasanya!

Saat ini kendaraan roda empat sudah dianggap menjadi penunjang aktivitas sehari-hari. Hampir semua brand ternama berlomba untuk menjajakan sebagai produk terbaik. Tidak terkecuali dengan mobil bertenaga hybrid. Ya, tentunya mobil hybrid salah satu teknologi yang dimiliki oleh banyak brand di Indonesia.

Dengan berbagai fitur yang canggih hingga tingkat efisiensi, menjadi sederet hal yang diunggulkan. Tak terkecuali oleh Wuling, yang mengunggulkan Almaz RS Hybrid sebagai produk flagship. Bagaimana dengan rasa berkendaranya? Kami membuktikannya dalam aktivitas #MotomobiMauKemana, untuk berlibur bersama keluarga.

Interior cukup mewah

Masuk ke interiornya, kami menganggap bahwa ruang kemudinya tergolong lega, sehingga membuat pengemudi cepat beradaptasi dengan SUV ini. Kabin untuk penumpang baris pertama dan kedua tidak perlu diragukan. Namun, untuk baris ketiga memang terasa sedikit sempit, apabila diisi oleh orang dewasa. Konsekuensinya pun akan ada kompromi dengan kapasitas bawaan di ruang bagasi.

Interiornya termasuk mewah dengan balutan material kulit di sejumlah area. Posisi dashboard pun tidak terlalu tinggi, sehingga membuat kami tetap nyaman saat berkendara jarak jauh. Nah, terkait perjalanan jarak jauh, ground clearance yang cukup tinggi pada New Almaz RS Hybrid ini membuat bantingan suspensi tetap nyaman, walau diisi dengan penumpang penuh.

Tarikan awal terasa ringan

Teknologi voice command andalan dari Wuling, memberikan kesan yang menyenangkan dan tentunya memudahkan pengemudi ketika ingin mengoperasikan fitur yang diinginkan. Saat melaju, SUV ini memberikan kenikmatan berakselerasi. Sejak awal menginjak pedal gas, mobil terasa sangat ringan untuk melesat, sebab penggerak awalnya didukung oleh tenaga motor listrik.

Terkait efisiensi, Wuling New Almaz RS Hybrid yang kami gunakan ini memang hanya menyentuh 18 km per liter. Hal ini mungkin bisa disebabkan juga oleh bobot kendaraan yang cukup berat, mengingat material yang digunakan Wuling sepertinya pelat yang tebal pada bagian bodinya. Sehingga kami pun sama sekali tidak kecewa dengan angka tadi.

Nyaris 10 hari kami ‘berinteraksi’ dengan Wuling New Almaz RS Hybrid. Kami pun menyimpulkan bahwa SUV ini patut jadi pilihan buat Anda yang mempunyai keluarga kecil dan suka dengan teknologi yang mumpuni. Dengan harga mulai dari Rp 438 juta, SUV ini dapat dikatakan tidak terlalu mahal untuk sebuah mobil hybrid dengan fitur ‘segudang’.

Reviewer: Nova Trianto

Editor: Aldi Prihaditama

Review Citroën C3, Pendatang Baru Dengan Keunikan Tersendiri

Liburan akhir tahun 2023 lalu memberikan rasa yang berbeda, karena kami berkesempatan untuk menyambangi berbagai lokasi dengan mobil Citroën C3. Ya, mobil ini menjadi salah satu kendaraan yang disiapkan untuk aktivitas #MotomobiMauKemana selama masa liburan Nataru silam. Citroën C3 menjadi kendaraan ringkas dengan segala keunikan, sehingga memberikan kesan tersendiri.

Selain itu, Citroën C3 yang dipasarkan di Indonesia pun masih menggunakan transmisi manual. Meski begitu, kami tidak merasa keberatan. Karena bukan pertama kalinya kami berjumpa dan mengendarai mobil ini.

RPM bertambah sendiri

Memang terasa unik, mengendarai mobil keluaran baru yang bertransmisi manual, namun tidak membuat betis kami salah urat. Sebab, pedal koplingnya terasa ringan, bahkan lebih ringan dari pada pedal rem. Heran…

Perpindahan gigi terasa sangat halus, memberikan rasa puas setiap kali menggerakkan tuas transmisi. Hal unik lain yang kami rasakan adalah ketika akan memasukkan gigi, putaran mesin pun langsung sedikit bertambah. Sehingga membantu pengendara ketika ingin parkir, tanpa harus menginjak pedal gas.

Tak ragu untuk untuk menggilas speed bump

Urusan suspensi, lain lagi. Beberapa saat sebelum Citroën C3 diperkenalkan di Indonesia, kami sempat meragukan aspek kenyamanan. Apalagi produk Citroën selalu identik dengan kenyamanan, apapun modelnya. Namun, keraguan tersebut sirna setelah kami harus menempuh jalanan ‘babak-belur’ di daerah Cakung.

Suspensinya dapat menyerap benturan dengan baik dan meredamnya secara optimal. Respons setir juga tergolong akurat dan pengoperasiannya amat ringan. Kami tidak ragu untuk untuk menggilas speed bump maupun polisi tidur. Sepertinya, rasa berkendara seolah di atas karpet ajaib masih diperhatikan oleh Citroën untuk C3 ini, meski tidak sepenuhnya.

Karakter cruising sejak lahir

Citroën C3 punya tenaga yang cukup, tapi bukan underpower. Mesin bensin tiga silinder 1.2 liter selalu mampu menyuguhkan tenaga di berbagai kondisi jalan. Namun, perlu dicatat bahwa Citroën C3 ini bukan kendaraan yang senang diajak buru-buru. Jadi, karakter ‘cruising’ sudah jadi bawaan sejak lahir. Oleh karenanya, kami tak kaget ketika mendapat angka konsumsi bahan bakar 15 km per liter, padahal sempat ‘diterpa’ macet di ruas jalan tol Bekasi saat ingin menuju Bandung.   

Desain mobil asal Prancis memang selalu atraktif, setidaknya mengundang perhatian. Tampak depan terlihat macho, tampak samping elegan, dan tampak belakang terlihat menggemaskan. Ditambah lagi dengan perpaduan warna two tone, membuat mobil ini terlihat berbeda dari mobil lain.

Desain dashboard terkesan sederhana, tapi lagi-lagi, memang unik berkat ada aksen warna cerah. Posisi duduk yang cenderung tinggi, membuat visibilitas berkendara lebih optimal. Jok bagian depan terasa lebih nyaman, jika dibandingkan dengan jok belakang yang cenderung tegak. Namun, hal itu terbayarkan dengan ruang kaki penumpang belakang dan ruang kepala yang lapang.

Beberapa hari bersama Citroën C3 ini ternyata ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan. Pertama, dimensinya yang ringkas, bukan berarti harus kompromi dengan kelegaan kabin. Kedua, minimnya fitur, bukan berarti harus kompromi dengan fungsionalitas. Ketiga, mesin berkapasitas kecil, belum tentu underpower. Dan keempat, tak lagi menggunakan suspensi hidropneumatik, bukan berarti tidak mempu memberikan kenyamanan…

Reviewer: Diangga Simanjuntak

Editor: Aldi Prihaditama

Review Toyota Yaris Cross Hybrid, Lane Hogger Perlu Waspada

Toyota Yaris Cross Hybrid merupakan satu dari 20 mobil yang tim Motomobi gunakan dalam aktivitas #MotomobiMauKemana. Ya, kegiatan ini diadakan di penghujung tahun 2023 lalu. Selain itu, mobil ini juga salah satu dari beberapa mobil hybrid yang kami gunakan saat masa libur akhir tahun.

Seperti yang telah diketahui, Toyota adalah produsen kendaraan yang mengutamakan kenyamanan, tak terkecuali dengan Yaris Cross Hybrid ini. Selama kami mengemudikan mobil ini, rasanya tidak banyak komplain yang muncul.

Kekedapan kabin masih bisa ditingkatkan

Apple Car Play yang ada di audio standar mobil ini tergolong mumpuni dalam memutarkan lagu favorit kami. Bahkan kualitas suara yang dihasilkan oleh speaker pun ternyata di atas ekspektasi kami. Meski begitu, tingkat kekedapan kabin seperti masih bisa ditingkatkan. Solusi cepatnya, cukup tambah sedikit volume pada sound system…

Output Toyota Yaris Cross Hybrid ini juga tergolong oke, akselerasinya juga bisa dibilang cekatan. Kami memang tidak sempat mengetes performa 0-100 km/jam, tapi rasanya memang cukup cepat. Sebab, Yaris Cross punya mesin dengan tenaga 89,9 hp, dengan torsi 121 Nm. Sedangkan motor listriknya menghasilkan 79,1 hp dengan momen puntir 141 Nm.

Mesin Toyota Yaris Cross

Mudah menghadapi para lane hogger jalan tol

Dari yang kami rasakan, mobil ini cukup responsif apalagi kalau kedua penggeraknya bekerja bersamaan. Performa tersebut berasal dari mesin 4 silinder 1.5 liter dan baterai 0,76 kWh 177 V lithium-ion. Ketika ingin melewati para lane hogger di jalan tol, kami tidak memerlukan usaha yang lebih.

Kami menyukai efisiensi bahan bakarnya. Walaupun dengan gaya mengemudi yang cukup agresif, tetap saja konsumsi bahan bakarnya bertengger di angka 21 km per liter. Menyenangkan sekali. Apalagi ketika menempuh jarak rumah menuju ‘markas’ pun terbilang cukup jauh, sekitar 36 km.

Toyota Yaris Cross hybrid putih.

Sama sekali tidak mengecewakan

Jadi, mobil ini termasuk mobil yang kami inginkan untuk dimiliki di masa depan. Namun, dengan konfigurasi tempat duduk untuk lima penumpang saja, sepertinya kami harus berpikir ulang. Dengan banderol sekitar Rp 440 jutaan, sepertinya masih ada beberapa pilihan mobil lain yang pas untuk keluarga kami.

Tapi, sekali lagi ini adalah sebuah Toyota, sebuah brand yang sudah sangat berpengalaman di industri otomotif Tanah Air. Banyak orang yang tidak perlu berpikir panjang untuk memilih brand ini karena aspek ‘peace of mind’, ketersediaan suku cadang, biaya perawatan, dan resale value yang kuat. Secara garis besar, Toyota Yaris Cross Hybrid ini adalah salah satu mobil yang membuat kami terkesima.

Reviewer: Acid

Editor: Aldi Prihaditama

Review Chery Omoda 5 GT, Minim Ubahan Tapi Terasa Bedanya

Pada musim libur Nataru 2023, Motomobi News menggelar acara yang cukup spesial yaitu #MotomobiMauKemana. Dalam kesempatan ini, seluruh tim Motomobi News mendapat kesempatan untuk menggunakan mobil yang dipilih langsung oleh Om Mobi. Selain itu, kami bisa pakai selama liburan. Salah satu mobil yang kami besut ialah Chery Omoda 5 GT. 

Kini Chery terlihat lebih dewasa, baik secara organisasi maupun produk. Omoda 5 yang dirakit di Bekasi ini ingin membuktikan bahwa kehadiran Chery tidak boleh dipandang sebelah mata. Chery Omoda 5 GT seolah minim ubahan, jika dibandingkan dengan Omoda 5 versi ‘biasa’.

Penambahan aksen oranye

Pada bagian eksterior, tidak banyak perubahan antara Omoda 5 biasa dengan Omoda 5 GT. Paling mencolok adalah penambahan aksen oranye pada bagian velg, spion, sisi samping dan spoiler. Kemudian logo Chery absen dari grille depan dan sebagai gantinya terdapat logo Omoda di kap mesin ala Range Rover.

Terakhir adalah emblem GT di belakang, tentunya perbedaan minim ini menunjukan bahwa Chery pede dengan desain Omoda 5. Namun beberapa mungkin berharap ada lebih banyak pembeda di bagian eksterior. 

Masuk ke dalam, lagi-lagi tidak banyak perbedaan, hanya aksen piano black di dashboard dan juga konsol tengah. Lalu terdapat aksen oranye seperti eksterior di door trim dan juga jahitan jok. Terakhir adalah door trim dengan soft touch. Selebihnya fitur Omoda 5 GT sama dengan Omoda 5 RZ mulai dari layar infotainment dan instrument cluster masing-masing 10,25 inci dengan sistem audio premium Sony 8 speaker. 

Output terdongkrak

Selain itu, ada dual zone climate control dengan ventilated seat, kamera 360 derajat, Android Auto dan Apple CarPlay dan uniknya power window otomatis untuk keempat jendela. Namun sayang, sistem Android Auto dan Apple CarPlay bekerja normal namun sedikit lebih lambat saat pengetesan kami. 

Keunggulan utama Chery Omoda 5 GT terletak pada mesin 4 silinder 1.600 cc TGDI turbocharger bertenaga 197 hp dan torsi 290 Nm. Angka tersebut lebih besar 52 hp dan 60 Nm dibanding Omoda 5 bermesin 1.500 cc. Ubahan lainnya ialah transmisi double clutch 7-speed yang menggantikan transmisi CVT. 

Omoda 5 GT memiliki akselerasi yang cukup bagus dan tenaga yang terasa bahkan di rpm rendah sekalipun. Karena itu kami tidak perlu menggenjot pedal gas dalam-dalamuntuk merasakan performanya. Sedikit catatan, pada kondisi stop and go setelah memasukan gigi dari netral, mobil tidak langsung bergerak. Kami menduga karena transmisi DCT yang digunakan pada mobil ini. 

Ada dua varian sistem penggerak roda

Transmisi DCT yang digunakan Omoda 5 GT juga bekerja dengan baik terutama di kecepatan tinggi. Perpindahan giginya cukup akurat dan mulus. Omoda 5 GT sendiri ditawarkan dalam dua varian yaitu FWD dan AWD. Sedangkan unit yang kami gunakan ini adalah varian FWD. Ubahan lainnya dari Omoda 5 GT ini ada pada suspensi belakang independent dengan multi-link. 

Bantingan Omoda 5 GT sendiri tergolong empuk. Meski begitu, mobil ini memiliki pengendalian yang cukup baik. Feedback dari setir yang cukup bagus. Sistem pengereman tidak ada perubahan dan masih mumpuni mengimbangi peningkatan performa mesin. 

Dengan harga Rp 448,8 juta, Omoda 5 GT menawarkan paket value for money yang sangat bagus. Apalagi dengan fitur dan performa yang unggul jika dibandingkan dengan rival terdekatnya. Omoda 5 GT pun juga membuktikan bahwa Chery serius di pasar Indonesia lantaran telah dirakit di Bekasi, Jawa Barat.

Review Mazda CX-60, SUV yang Tak Malu Diajak Blusukan

Aktivitas #MotomobiMauKemana memberi kami kesempatan untuk menjajal dan mengulas beragam kendaraan baru yang dipasarkan di Tanah Air. Salah satunya ialah Sport Utility Vehicle (SUV) premium teranyar kebanggaan Mazda, yakni CX-60. Mobil ini menjadi produk SUV termahal dari line-up SUV Mazda yang dipasarkan di Indonesia. Kami pun membawa Mazda CX-60 menuju daerah Pangalengan, Jawa Barat, untuk liburan bersama keluarga.

Lalu, bagaimana rasanya ketika dibawa ‘blusukan’? Bagaimana Mazda mewujudkan filosofi Jinba-Ittai yang manjanjikan rasa pengendaraan yang menyenangkan? Dalam semboyan Jinba-ittai yang diusung oleh Mazda ini, mempunyai arti sebuah koneksi antara penunggang dan kuda. Jika diartikan secara harfiah merupakan adanya ikatan intim antara pengendara dengan mobil yang dikendarai.

Minim body roll

Unit yang kami gunakan kali ini ialah Mazda CX-60 varian Kuro. Rasa berkendara mobil ini patut kami acungi jempol. Suspensi depan menggunakan double wishbone dan multilink untuk suspensi belakang memberikan kestabilan, body roll terasa minim saat melahap tikungan ketika kecepatan tinggi. Cocok sekali untuk melibas jalanan tempat liburan kami di Pangalengan.

Tetapi tentu seja kestabilan tersebut mempunyai kompensasi. Sebab di jalan yang agak bergelombang, mobil ini terasa seperti mengendarai kuda yang mengayun keras dengan rebound suspensi yang sangat cepat. Mobil ini terasa melompat-lompat. Namun respons kemudi terasa akurat dan tidak over-assisted, sehingga feedback dari jalan masih terasa.

Kombinasi 280 hp dan 450 Nm

Kehebatan lain dari Mazda CX-60 ini ialah ada di balik kap depannya. Mesin Skyactiv-G 6 silinder 3.3 liter dilengkapi turbocharger dan sistem mild hybrid 48 volt. Mesin bertenaga 280 hp dan punya torsi 450 Nm ini dipadukan dengan transmisi otomatis 8-speed. Torsi besar tersebut membuat perjalanan kami terasa begitu ‘enteng’, terutama ketika berada di medan terjal dan penuh tanjakan.

Sistem penggerak roda all-wheel drive (AWD) mobil ini yang dibekali mode Off-Road untuk menaklukkan medan non-aspal ringan. Jalanan batu terjal yang menanjak juga dapat diselesaikan dengan mudah, tanpa harus mencapai putaran mesin 2.000 rpm. Apalagi tidak ada raungan suara mesin yang masuk ke dalam kabin. Fitur kamera 360 derajat di mobil ini juga amat membantu saat di jalan sempit. Jadi, meskipun bodinya bongsor, kami tetap yakin dengan kondisi sekitar mobil.

Performa tetap impresif

Mazda CX-60 Kuro dilengkapi interior warna beige yang anggun saat dilihat. Dashboard berdesain modern namun simpel, memiliki kualitas bagus dan sarat material soft touch. Perjalanan jauh terasa begitu nyaman berkat fitur ventilated seat yang membuat tubuh tetap sejuk. Posisi berkendara juga mudah disesuaikan berkat fitur telescopic pada sistem kemudinya.

Rute kombinasi dalam dan luar kota beserta dengan kemacetan lalu lintas yang cukup panjang, kami mendapatkan angka konsumsi bahan bakar 9 km per liter untuk perjalanan sejauh 457 km. Rasanya angka tersebut tidak tergolong ‘menyiksa’, sebab kami tetap mendapatkan performa impresif dan kenyamanan berkendara yang optimal selama tiga hari perjalanan. 

Reviewer: Juan Rizalifio

Editor: Aldi Prihaditama