Solar B35_a

Pertamina Jelaskan Sumber Pengganti BBM, Ternyata Bebas Impor

PT Pertamina (Persero) menjelaskan bahwa jenis Bahan Bakar Nabati (BBN) dapat menjadi salah satu langkah untuk mengganti peran Bahan Bakar Minyak (BBM). Perlu dicatat, hingga saat ini sebagiam dari kebutuhan Indonesia terhadap BBM masih diimpor.

Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Upaya mengurangi impor BBM, bisa dilakukan dengan meningkatkan ketahanan, keterjangkauan, aksesibilitas, hingga keberlanjutan energi. Salah satu cara yang didorong oleh perseroan, bisa melalui pengembangan program bioenergi seperti biodiesel, biogasoline, dan bioavtur.

Ada potensi keberlanjutan di Tanah Air

“Masih banyak potensi keberlanjutan di Indonesia, kami dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoline, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, termasuk carbon offsetting seperti natural base solution dan Carbon Capture Utilization Storage,” kata Nicke, dalam acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex (14/5/2024).

Saat ini Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar berbasis nabati untuk jenis bahan bakar diesel, melalui pencampuran antara BBM dengan bahan bakar basis sawit sebesar 35 persen (B35). Pencampuran olahan sawit dengan BBM tersebut akan terus dikembangkan hingga sebesar 60 persen pada BBM (B60).

“Salah satu program prioritas Pertamina adalah biofuel. Saat ini kami mulai dengan B35 dan kami akan menambahkan pencampuran hingga B60. Dan dari B25 saja, sebenarnya kita sudah mengurangi emisi karbon sekitar 32,7 juta ton CO2 per tahun,” imbuhnya.

Pakai basis tetes tebu

Untuk jenis biogasoline, Pertamina saat tengah mengembangkan campuran bioetanol atau bahan bakar basis tetes tebu (molase) dengan BBM. Saat ini, perusahaan telah menjual secara komersial BBM dengan campuran bioetanol sebesar 5 persen (E5), pada Pertamax Green 95.

Nantinya, bioetanol akan mencapai E40 atau pencampuran hingga 40 persen pada BBM. “Bioetanol, sekarang dimulai dari bahan bakar non subsidi dengan nama E5 dan E7, yaitu Pertamax Green 92 dan 94. Kami akan tambahkan blending-nya hingga E40 untuk semua bahan bakar,” lanjut Nicke.

Pertamina kini sudah mulai memproduksi bahan bakar penerbangan melalui SAF (Sustainable Aviation Fuel), dengan mencampurkan bioavtur basis sawit sebesar 2,4 persen.

“Hal ini juga mematuhi kebijakan energi nasional dan sudah mulai memproduksi SAF dengan 2,4 persen pencampuran CPO pada bensin serta avtur kami,” tutupnya.

Pakai BBG, Efisien Mana dengan Pakai BBM?

Memilih menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) pada kendaraan, bisa menjadi salah satu solusi jika Anda ingin beralih dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena ada sejumlah aspek mengapa BBG lebih efisien dibandingkan BBM.

Walaupun pemerintah telah memastikan menjaga stabilitas perekonomian Indonesia, dengan tidak menaikkan harga BBM di saat harga minyak dunia yang meningkat. Namun, kondisi itu tidak bisa dipastikan akan bertahan berapa lama.

Anda bisa memilih alternatif lain jika tidak ingin bergantung pada pemakaian BBM. Oleh karenanya, BBG bisa menjadi salah satu pilihan yang dapat menjadi solusi.

Selain harga jualnya yang lebih murah dibandingkan BBM dengan oktan paling rendah saat ini (RON 90), Indonesia juga memiliki pasokan gas bumi yang tergolong melimpah.

Mengapa BBG perlu dipertimbangkan?

Kendaraan berbahan bakar gas adalah kendaraan yang menggunakan campuran gas alam dan propane sebagai bahan bakar utamanya. Bahan bakar gas ini kemudian diubah menjadi energi yang digunakan untuk menggerakkan mesin kendaraan.

Selain itu, kendaraan berbahan bakar gas juga dapat menggunakan campuran gas alam dan biogas. Tergantung pada ketersediaan dan preferensi pengguna kendaraan masing-masing.

Ada beberapa alasan mengapa BBG lebih tepat dipilih untuk kendaraan, yaitu:

Biaya lebih terjangkau

Salah satu alasan utama mengapa orang beralih ke berbahan bakar gas adalah efisiensinya yang lebih tinggi dibandingkan memakai bahan bakar minyak.

Dalam hal penghematan, kendaraan berbahan bakar gas menawarkan keunggulan yang signifikan. Dibandingkan dengan bahan bakar minyak, biaya penggunaan gas alam atau propane jauh lebih murah.

Dengan biaya bahan bakar yang lebih rendah, tentu Anda dapat menghemat uang dalam jangka panjang.

Rasio penggunaan dan jarak tempuh

Saat mempertimbangkan segi hematnya, penting untuk Anda membandingkan kendaraan berbahan bakar gas dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Meski harga gas alam dan propane bisa berfluktuasi, secara umum harga BBG jauh lebih stabil daripada BBM.

Selain itu, ada perbedaan dalam efisiensi konsumsi bahan bakar antara kendaraan berbahan bakar gas dan kendaraan berbahan minyak. Meski begitu, efisiensi dan perolehan jarak tempuh tetap tergantung dengan perilaku mengemudi Anda.

Mengurangi emisi gas buang

BBG dikenal lebih bersih dibandingkan BBM. Itu berarti, memakai BBG bisa membantu Anda mengurangi emisi yang merugikan lingkungan.

Pertamina Nyatakan Siap Hadapi Puncak Lebaran 2024

Jelang masa puncak mudik Lebaran 2024, Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (Satgas RAFI) memastikan seluruh sarana dan fasilitas (Sarfas) Pertamina, siap melayani masyarakat yang akan menuju kota tujuan masing-masing.

Untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi energi jelang liburan panjang Idul Fitri 1445 H, Pertamina telah menyiapkan Sarfas tambahan yang meliputi 1.792 SPBU Siaga 24 Jam, 5.027 Agen LPG Siaga 24 Jam, 200 Mobil Tangki Stand By, 61 Kiosk Pertamina Siaga, 54 Motorist, dan 281 Pertamina Delivery Service.

Sesuai dengan fokus Satgas RAFI 2024, periode 1 April hingga 21 April, Pertamina menyediakan layanan tambahan di wilayah jalur mudik, daerah wisata, daerah rawan banjir, dan daerah rawan bencana.

“Seluruh sarana dan fasilitas, mulai terminal, DPPU, dan SPBU, telah berjalan dan siap melayani jutaan pemudik Lebaran,” ujar Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero).

Pertamina juga melakukan antisipasi kendala suplai ke remote area akibat cuaca ekstrem, seperti di wilayah kepulauan melalui built up stock BBM sejak H-14 di SPBU dan stok LPG di Agen atau Pangkalan. Selain itu, telah disiagakan tambahan tangki atau modular pada SPBU existing di remote area atau kepulauan kecil.

“Kami juga mengintensifkan komunikasi dengan Pemerintah Daerah. Juga kerjasama dengan TNI-AL untuk angkutan BBM/LPG untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, serta layanan 24 jam Call Center 135,” tambahnya.

Selain itu, Fadjar menuturkan bahwa seluruh Subholding Pertamina yang tergabung dalam Satgas RAFI 2024 juga memastikan operasionalnya telah siap mendukung Perseroan dalam menyambut momen mudik dan arus balik Lebaran tahun ini.

BBM Pertamax Green

Walaupun Harganya Naik, Pemakaian BBM RON 92 Lebih Efisien

Harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax menjadi Rp 14 ribu per liter, pada 1 Oktober 2023 silam. Banderol BBM non subsidi RON 92 ini mengalami kenaikan Rp 700 dari yang sebelumnya di angka Rp 13.300.

Kenaikan harga tersebut tentu akan berpengaruh pada konsumsi BBM, terutama untuk Anda yang dalam keseharian mengandalkan transportasi pribadi. Akhirnya, sebagian besar mengganti bahan bakar RON 92 dengan RON 90 yang harganya jauh lebih murah.

Padahal, dengan memilih bahan bakar beroktan rendah, justru akan membuat konsumsi BBM jadi lebih boros. Kondisi itu membuat konsumen harus lebih bijak, dengan terlebih dahulu memeriksa konsumsi BBM agar lebih efisien saat memakai kendaraan pribadi.

Perbedaan konsumsi BBM Pertamax vs Pertalite

Antara Pertamax dan Pertalite, maka konsumsi BBM yang lebih efisien jelas Pertamax. Sebab, Pertamax memiliki jumlah oktan lebih tinggi dari Pertalite yang membuatnya lebih efisien. Jumlah oktan atau RON Pertamax di angka 92, sementara oktan Pertalite yaitu RON 90.

Dengan oktan yang lebih tinggi tersebut mempengaruhi harga jual bahan bakar tersebut, sehingga harga Pertamax lebih mahal dibandingkan Pertalite. Meski lebih mahal, RON 92 justru jauh lebih efisien dibandingkan RON 90. Tingkat efisiensi Pertamax yang berada di atas Pertalite membuat efektivitas kinerja mobil jadi lebih baik.

Manfaat konsumsi BBM beroktan tinggi

Konsumsi BBM beroktan tinggi seperti Pertamax atau Pertamax Plus akan bermanfaat untuk performa mesin mobil. Selain jarak tempuh kendaraan yang semakin jauh dan irit, konsumsi BBM jenis Pertamax juga akan membuat mesin lebih awet.

Dengan begitu, performa mesin jadi jauh lebih baik dan bersih, sehingga minim timbul kerak atau deposit di ruang bakar. Lain halnya jika Anda memakai BBM yang punya RON rendah. Menggunakan RON 92 juga akan membuat mesin jadi lebih responsif. Sebab akselerasi akan terasa lebih ringan.

Pertamax juga ramah lingkungan karena buangan gas emisi dan karbon lebih rendah. Jika memilih bahan bakar dengan RON 92 atau ke atas, maka Anda sudah membantu menjaga lingkungan.

BBM Pertalite Mau Diganti Pertamax Green 92, Sudah Siap?

Polemik antara emisi gas buang dengan kualitas bahan bakar seolah tidak pernah usai dibahas. Terlebih jika dikaitkan dengan dengan kondisi udara di kawasan Jakarta yang semakin memburuk, akibat polusi dari gas buang hasil pembakaran. Dalam hal ini emisi gas buang kendaraan pun terkena sorotan tajam dari banyak pihak. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun memberikan pernyataan terkait spesifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang boleh dikonsumsi kendaraan bermotor.

“Kendaraan yang diproduksi sejak Oktober 2018 tidak boleh menggunakan bensin dengan nilai oktan (Research Octane Number/RON) di bawah 91,” kata Sigit Reliantoro, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Sehingga kendaraan yang diproduksi sejak Oktober 2018 seharusnya tidak diperbolehkan mengisi BBM jenis Pertalite (RON 90).

Pertalite mau digantikan Pertamax Green 92

PT Pertamina (Persero) telah menetapkan standar dan mutu BBM yang ramah lingkungan, dengan merilis BBM RON 95 dicampur bahan nabati bioetanol 5 persen atau E5. Langkah selanjutnya ialah mengganti Pertalite menjadi Pertamax Green 92 pada 2024 mendatang.

Etanol yang digunakan Pertamax Green 95 tersebut merupakan hasil molases tebu dan menjadi bahan bakar nabati terbarukan. Sedangkan Pertamax Green 92 merupakan produk pengganti Pertalite yang dibuat dengan campuran 7 persen etanol.

Pertamax Green 92 ini dinilai memiliki kadar oktan yang memenuhi syarat ramah lingkungan. Itu berarti, produk ini bisa menekan emisi karbon dan menekan jumlah impor gasoline (bensin) dari luar negeri. Dengan begitu, produk ini diproyeksikan dapat menjadi solusi pemakaian bahan bakar yang ramah lingkungan. Pertamina rencananya merilis Pertamax Green 92 pada 2024, sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dengan nilai oktan bensin minimal 91.

Kandungan nabati bioetanol bisa tekan emisi gas buang

Saat ini, Pertamina tengah melakukan kajian untuk meningkatkan kadar oktan bensin Pertalite (RON 90) menjadi RON 92 atau setara Pertamax. Dengan mencampur bensin Pertalite dengan etanol 7 persen (E7), sehingga dapat menjadi Pertamax Green 92. Diharapkan kandungan nabati di dalamnya dapat membuat produk bahan bakar ini menjadi lebih ramah lingkungan.

Tantangan berikutnya ialah ketersediaan etanol di dalam negeri. Hal ini harus turut diperhatikan, sebab produksi etanol di dalam negeri saat ini masih cukup terbatas. Sebagai catatan, saat ini baru ada satu perusahaan penghasil bioetanol di Indonesia, dengan total produksi sebesar 160 ribu kiloliter per tahun.

Namun dari jumlah tersebut, sekitar 115 ribu kiloliter dikonsumsi sendiri dan sisanya 45 ribu kiloliter baru dapat digunakan untuk produksi etanol. Sedangkan untuk penggunaan sebagai campuran bahan bakar, tentu diperlukan jumlah yang jauh lebih banyak. Jadi menurut Anda, siapkah negara ini menghapus Pertalite?

SPBU Pertamina

Lagi-lagi, Harga BBM Nonsubsidi Kembali Naik

Pertamina kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) per 1 Agustus 2023 ini. Mengutip pengumuman resmi dari pihak Pertamina, ada tiga jenis BBM nonsubsidi yang harganya kembali mengalami kenaikan, yaitu Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Penyesuaian harga tersebut dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Harga Pertamax Turbo melanjutkan tren kenaikan di bulan sebelumnya.

Untuk wilayah Jabodetabek, BBM jenis bensin dengan nilai oktan 98 (RON 98) tersebut dipatok seharga Rp 14.400 per liter pada Agustus 2023, naik Rp 400 dari bulan sebelumnya yang dibanderol di harga Rp 14.000 per liter.

Sedangkan pada BBM jenis diesel, harga Dexlite naik Rp 800 menjadi Rp 13.950 per liter per Agustus 2023 ini. Sebab pada Juli 2023, Dexlite berada di harga Rp13.150 per liter. Untuk Pertamina Dex, kini harganya Rp 14.350 per liter atau naik Rp 800, dibandingkan bulan sebelumnya angka Rp 13.550 per liter.

Selanjutnya, harga Pertamax (RON 92) tidak mengalami perubahan sejak 1 Juni 2023 dan tetap seharga Rp 12.400 per liter. Hal serupa terjadi pada BBM jenis Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi yang tidak mengalami perubahan.

Berikut ialah daftar lengkap harga BBM di SPBU Pertamina per 1 Agustus 2023:

Solar subsidi:                   Rp 6.800 per liter

Pertalite:                           Rp 10.000 per liter

Pertamax:                         Rp 12.400 per liter

Pertamax Turbo:             Rp 14.400 per liter (dari sebelumnya Rp 14.000 per liter)

Dexlite:                              Rp 13.950 per liter (dari sebelumnya Rp 13.150 per liter)

Pertamina Dex:                Rp 14.350 per liter (dari sebelumnya Rp 13.550 per liter)

BBM

BBM Oktan 90 dan 92 Boleh Dicampur?

Sepertinya masih banyak pemilik mobil di Indonesia yang mencampur pemakaian bahan bakar minyak (BBM) oktan 90 dan 92. Lalu, apakah kedua jenis BBM tersebut boleh dicampur? Dan apakah akan menimbulkan dampak tertentu pada mesin?

Ada berbagai alasan mengapa pemilik kendaraan mencampur bahan bakar beroktan 90 dengan bahan bakar beroktan 92. Misalnya, ada yang ingin agar tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli BBM, atau ada juga yang mencampur BBM oktan 90 dan BBM oktan 92 guna mendapat bahan bakar lebih baik, sehingga performa lebih terjaga.

Padahal, agar performa mesin kendaraan tetap terjaga, tidak boleh mencampur pemakaian BBM dengan oktan berbeda. Pasalnya, mencampur bahan bakar dengan oktan berbeda justru menyebabkan konsumsi bahan bakar jadi lebih boros karena pencampuran BBM membuat kualitasnya jadi turun.

Mengurangi Kinerja Mesin

Setiap pemilik kendaraan tidak disarankan untuk mencampur jenis BBM, karena keduanya memiliki kandungan oktan atau RON berbeda. Mencampur kedua jenis bahan bakar ini justru dapat mengurangi kinerja mesin dan menghasilkan emisi lebih tinggi. Seperti diketahui, oktan merupakan ukuran resistensi bahan bakar terhadap detak mesin yang berlebihan atau knocking. Semakin tinggi oktan, semakin baik bahan bakar menahan knocking dan semakin baik kinerja mesin. Namun, konsumsi bahan bakar juga tergantung pada kondisi pemakaian dan pengendaranya masing-masing.

Ada Potensi Merusak Komponen Mesin

Tidak ada manfaat signifikan mencampur BBM oktan 90 dan BBM oktan 92. Jika mesin mobil butuh bahan bakar dengan oktan tinggi, maka sebaiknya gunakan yang memiliki oktan 92 ke atas. Bila pencampuran bahan bakar dilakukan dalam jangka waktu lama, maka jangan kaget jika performa mesin akan semakin menurun karena kerak yang terbentuk di dalam mesin. Agar performa bisa kembali normal, Anda harus menyiapkan dana untuk membersihkan komponen internal mesin mobil.

Gunakan BBM Sesuai Rekomendasi

Lantaran mencampur BBM beroktan 90 dan 92, maka berpotensi menimbulkan dampak kinerja mesin yang menurun, meningkatnya emisi, hingga kerusakan pada komponen mesin dalam jangka panjang, maka sebaiknya pakai jenis bahan bakar sesuai rekomendasi pabrik atau produsen mesin kendaraan yang dimiliki.

SPBU Pertamina

Harga BBM Pertamina Non-subsidi Turun

Pertamina mengumumkan perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi yang akan berlaku hari ini (3 Januari 2023). Untungnya, harga turun, bukan naik. Dikutip dari laman pengumuman Pertamina, Pertamax menyentuh harga Rp 12.800 untuk wilayah Aceh, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT. Di luar area tersebut harga Pertamax antara Rp 13.050 atau Rp 13.300. 

Pertamax Turbo kini dihargai Rp 14.050 di wilayah yang sama. Sementara daerah yang lain harganya Rp 14.350 dan Rp 14.650.

Harga BBM pertamina

Perubahan harga juga berlaku untuk BBM solar yang tidak disubsidi. Dexlite mulai hari ini akan dibanderol Rp 16.150 untuk wilayah Aceh, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT, plus Sabang. Daerah lain harganya Rp 16.500 dan Rp 16.850.

Untuk Pertamina Dex, masih jadi produk Pertamina yang paling mahal. Di Wilayah Aceh (tidak termasuk Sabang) harganya Rp 16.750. Harga yang sama berlaku juga di wilayah pulau Jawa, Bali, provinsi NTT dan NTB. Di tmepat lain, harganya Rp 17.100 dan Rp 17.450.

Daftar Harga BBM Pertamina Non-subsidi per 3 Januari 2023

WILAYAH PERTAMAX PERTAMAX TURBO DEXLITE
PERTAMINA DEX
Prov. Aceh Rp 12.800 Rp 14.050 Rp 16.150 Rp 16.750
Free Trade Zone (FTZ) Sabang Rp 16.150
Prov. Sumatera Utara Rp 13.050 Rp 14.350 Rp 16.500 Rp 17.100
Prov. Sumatera Barat Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Riau Rp13.300 Rp14.650 Rp16.850 Rp17.450
Prov. Kepulauan Riau Rp13.300 Rp14.650 Rp16.850 Rp17.450
Free Trade Zone (FTZ) Batam Rp13.300 Rp14.650 Rp16.850 Rp17.450
Prov. Jambi Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Bengkulu Rp13.300 Rp14.650 Rp16.850 Rp17.450
Prov. Sumatera Selatan Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Bangka-Belitung Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Lampung Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. DKI Jakarta Rp12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. Banten Rp 12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. Jawa Barat Rp12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. Jawa Tengah Rp12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. DI Yogyakarta Rp12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. Jawa Timur Rp12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. Bali Rp12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. Nusa Tenggara Barat Rp12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. Nusa Tenggara Timur Rp12.800 Rp14.050 Rp16.150 Rp16.750
Prov. Kalimantan Barat Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Kalimantan Tengah Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Kalimantan Selatan Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Kalimantan Timur Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Kalimantan Utara Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Sulawesi Utara Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Gorontalo Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Sulawesi Tengah Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Sulawesi Tenggara Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Sulawesi Selatan Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Sulawesi Barat Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500 Rp17.100
Prov. Maluku Rp13.050 Rp16.500
Prov. Maluku Utara Rp13.050 Rp16.500
Prov. Papua Rp13.050 Rp14.350 Rp16.500
Prov. Papua Barat Rp13.050 Rp16.500 Rp17.100

Sumber

Sunmori Seru BP-AKR, Ajak Empat Komunitas Mobil

PT Aneka Petroindo Raya, perusahaan kerja sama antara bp dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), kembali menggelar sunmori seru “bp Ultimate Morning Drive” pada Minggu, (4/12).

Sambil menikmati keunggulan bahan bakar baru “bp Ultimate dengan Teknologi ACTIVE”, kegiatan sunmori ini diikuti sebanyak 30 kendaraan dari empat komunitas yaitu Mercedes Benz Indonesia W204 C Class, Mercedes Benz W211 Club Indonesia, Mazda CX-5 Indonesia Club dan Toyota Yaris Club Indonesia (TYCI).

Kegiatan “bp Ultimate Morning Drive” merupakan rangkaian acara peluncuran produk bensin terbaru  BP-AKR yaitu ‘bp Ultimate” pada 2 November lalu. Selain berkendara, acara juga diisi dengan  Sunday Morning Talk yang mengangkat tema “Bahan Bakar Berkualitas untuk Efisiensi dan Performa Terbaik”.

Obrolan pagi ini menghadirkan dua pembicara yaitu Syahran Sidik Wahab, Brand & Communication Manager BP-AKR dan Dhany Eka Saputra, pemerhati otomotif dan bahan bakar.

Vanda Laura, Marketing Direktur BP-AKR mengatakan, “Setelah sebelumnya kami mengajak komunitas kendaraan roda dua, hari ini kami mengajak komunitas kendaraan roda empat untuk  merasakan dan membuktikan langsung keunggulan produk bahan bakar terbaru kami.”

Vanda juga menegaskan, BP-AKR akan terus berkomitmen dalam menghadirkan produk dan layanan berkualitas untuk para pelanggan di Indonesia.

Kegiatan Sunday Morning Drive ini dimulai dari SPBU bp Bintaro Emerald dan kemudian menyusuri jalan menuju gerai kopi BP-AKR “wildbean cafe” yang berada di SPBU bp Pangeran Antasari. Kemudian, para peserta melanjutkan perjalanan menuju Papa Bro Cafe, Cipete sebagai destinasi terakhir.

Bahan bakar bp Ultimate merupakan hasil riset dan pengembangan para ahli bahan bakar bp di Inggris. Produk bahan bakar “bp Ultimate dengan Teknologi ACTIVE” diformulasikan untuk semua jenis kendaraan bermesin bensin, baik model baru dan lama,roda dua maupun roda empat yang disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan.

BBM

Penasaran Harga BBM Termurah di Dunia? Ini Deretan Negaranya

Ternyata ada beberapa negara dengan harga BBM yang amat terjangkau.

Setelah beberapa hari lalu kami membeberkan beberapa negara di dunia yang memiliki banderol bensin termahal untuk per liternya, maka kini ada 10 negara di dunia yang dinilai memiliki harga BBM termurah. Kami merangkumnya dari beberapa sumber dengan data per bulan Agustus 2022, jadi mungkin saja kini mulai ada sedikit perubahan. Oya, jangan kaget jika kami membuat urutannya dari 10 hingga 1…

Malaysia

Malaysia ternyata masuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah di dunia. Harga BBM di Negeri Jiran itu berada di angka Rp 6.794 per liter untuk RON 95.

Nigeria

Nigeria merupakan negara yang terletak di Afrika Barat juga termasuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah di dunia. Negara berpenduduk sekitar 206,1 juta tersebut berada di angka Rp 6.699 per liter untuk RON 95.

Kazakhstan

Kazakhstan menempati peringkat kedelapan di dunia dengan mematok harga bensin di angka Rp6.550 per liter untuk RON 95. Negara yang berada di wilayah Eropa Timur ini memiliki harga jauh lebih murah dibandingkan Indonesia.

Turkmenistan

Negara yang terletak di Asia Tengah yakni Turkmenistan ternyata masuk dalam 10 negara dengan harga termurah di dunia. Negara yang merdeka ini memiliki harga Rp 6.373 per liter untuk bensin RON 95.

Angola

Negara Afrika berikutnya yang juga menempati 10 besar dengan harga BBM termurah di dunia yakni Angola. Negara yang berada di Afrika Selatan ini mematok harga bensin senilai Rp 5.553 per liter untuk tipe RON 95.

Kuwait

Kuwait yang masih disebut sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia juga masuk dalam 10 negara dengan harga BBM termurah. Negara berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa ini memiliki harga Rp 5.071 per liter untuk bensin RON 95.

Aljazair

Negara Afrika berikutnya yang memiliki harga BBM termurah di dunia adalah Aljazair. Negara ini memberi harga BBM di angka Rp 4.873 per liter untuk RON 95.

Iran

Iran merupakan satu-satunya negara di Asia yang memiliki harga BBM termurah. Negara dengan jumlah penduduk 83,99 juta jiwa ini mematok harga Rp 795 per liter untuk RON 95.

Libya

Negara Afrika selanjutnya adalah Libya. Negara ini memiliki harga bensin RON 95 di angka Rp 451 per liter. Harga tersebut membuat Libya sebagai negara yang mematok harga BBM termurah di benua Afrika.

Venezuela

Harga BBM termurah sejagat dipegang oleh negara yang terletak di Amerika Selatan, yaitu Venezuela. Negara ini mematok harga sebesar Rp 330,4 per liter untuk RON 95. Sepertinya harga ini lebih murah ketimbang air mineral kemasan gelas di Indonesia ya…

Simak Harga Bahan Bakar Minyak Termahal Dunia, Indonesia di Posisi Berapa?

Harga bahan bakar di Indonesia masih jauh dari peringkat 10 negara teratas.

Belum lama harga bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan diesel mengalami kenaikan. Langkah tersebut tentu menuai banyak respon yang beragam dari masyarakat Indonesia. Kami jadi penasaran,  berapa harga BBM di luar negeri.

Global Petrol Prices pada periode Agustus 2022 telah merilis harga BBM pada setiap negara. Di antaranya, ada 10 negara dengan BBM termahal di dunia. Pada negara-negara ini, disebutkan bahwa harga BBM berkisar antara Rp 30 ribu sampai Rp 44 ribu per liter. Indonesia ada di peringkat 121 dari 170 negara terdaftar.

Dari data tersebut, diketahui harga BBM termahal di dunia adalah Rp44.370 per liter. Angka tersebut untuk bilangan oktan (RON) 95. Di Indonesia, untuk RON 95 seperti dijual di SPBU Shell dan SPBU BP AKR harganya sama-sama Rp16.130 per liter.

Sedangkan, Pertamina tidak menjual BBM RON 95, hanya Pertalite (RON 90) seharga Rp10.000 per liter, Pertamax (RON 92) sebesar Rp14.500 per liter, dan Pertamax Turbo (RON 98) Rp15.900 per liter.

Tentunya, ini hanya informasi, tidak bisa jadi patokan karena setiap negara punya pertimbangan kenapa harganya segitu. Selamat menyimak.

Hongkong

Harga BBM RON 95: Rp 44.370 per liter – Harga BBM diesel: Rp 41.164 per liter

Zimbabwe

Harga BBM RON 95: Rp 37.517 per liter – Harga BBM diesel : Rp 41.458 per liter

Islandia

Harga BBM RON 95: Rp 34.074 per liter – Harga BBM diesel: Rp34.030 per liter

Republik Afrika Tengah

Harga BBM RON 95: Rp 33.972 per liter – Harga BBM diesel: Rp 20.043 per liter

Norwegia

Harga BBM RON 95: Rp 33.016 per liter – Harga BBM diesel: Rp 34.970 per liter

Swiss

Harga BBM RON 95: Rp 32.530 per liter – Harga BBM diesel: Rp 35.912 per liter

Barbados

Harga BBM RON 95: Rp 32.371 per liter – Harga BBM diesel: Rp 28.389 per liter

Finlandia

Harga BBM RON 95: Rp 31.401 per liter – Harga BBM diesel: Rp 31.461 per liter

Denmark

Harga BBM RON 95: Rp 31.144 per liter – Harga BBM diesel: Rp 32.745 per liter

Yunani

Harga BBM RON 95: Rp 30.538 per liter – Harga BBM diesel: Rp 28.886 per liter

Nah, yang paling murah berapa? Kami akan bahas di artikel selanjutnya. Sedikit bocoran, banderol BBM terendah di dunia adalah US $0,02. Setara Rp 301 (kurs 23/09/2022). Tunggu ya. 

Isi BBM

BBM Mahal? Ini Deretan Mobil 1.500 cc Yang Efisien

Ada sejumlah mobil bermesin 1.500 cc yang punya efisiensi bahan bakar minyak (BBM) yang oke.

Memilih mobil yang memiliki efisiensi BBM memang perlu banyak pertimbangan, karena saat ini mayoritas mobil sudah dibekali dengan teknologi canggih dan mesin yang modern. Sehingga konsumsi bahan bakarnya menjadi jauh lebih efisien. Peran jenis bahan bakar pun juga menentukan, karena sejumlah mesin memang memerlukan tingkat oktan tertentu, agar performanya optimal dan konsumsi bahan bakarnya pun menjadi efisien.

Tak bosan-bosannya kami menyampaikan bahwa konsumsi BBM yang efisien dari suatu mobil tidak ditentukan dari mesin saja. Melainkan juga dari gaya mengemudi dan rute yang dilaluinya. Apabila memiliki gaya mengemudi yang agresif, tentu saja tidak akan mendapatkan konsumsi bahan bakar yang efisien. Kemudian terkait juga dengan rute jalanan yang padat, dijamin konsumsinya lebih boros dibandingkan dengan jalanan lancar.

Konsumsi bahan bakar efisien diiringi dengan perfoma mesin yang oke, sudah pasti menjadi idaman banyak orang, mungkin juga Anda salah satunya. Berikut ialah rangkuman sejumlah mobil dengan prestasi konsumsi bahan bakar yang efisien, tapi sengaja kami kerucutkan ke dalam kelompok mobil bermesin 1.500 cc. Selain itu, klaim data konsumsi bahan bakar pun kami peroleh dari beberapa sumber pengetesan mandiri. Apa sajakah mobil tersebut? Ayo simak bersama!

Honda City

Dengan mengaplikasikan mesin berkapasitas 1.497 cc, All New Honda City masuk jajaran mobil paling efisien mengonsumsi BBM. Meskipun hemat BBM, tenaga maksimal yang dikeluarkan adalah 118 hp dan torsi maksimal sebesar 145 Nm. Mesin dengan kode L15ZF ini memiliki rasio 1 liter BBM dapat menempuh jarak hingga 23,3 kilometer untuk luar kota, dan 18 kilometer dalam kota.

Wuling Almaz RS

Model teratas pada produk Wuling ini masuk jajaran mobil hemat bahan bakar dengan kapasitas mesin 1.451 cc. Untuk konsumsi BBM, Wuling Almaz RS mampu menempuh jarak hingga 14,2 kilometer hanya dengan satu liter BBM untuk jalan luar kota. Tak hanya hemat BBM, mobil buatan Negeri Panda ini juga memiliki tenaga cukup besar, yakni 140 hp. Sebab mesin 4 silindernya dibekali juga dengan turbocharger.

Toyota Yaris

Hatchback dengan desain modern ini memang sesuai untuk aktivitas area perkotaan. Mobil ini tergolong disukai oleh kaum wanita dan cocok juga untuk anak muda. Mobil yang berkapasitas 1.496 cc empat silinder DOHC Dual VVTi ini juga memiliki performa tinggi. Tenaga yang dihasilkan oleh mesin 2NR-FE ini ialah 106 hp dengan torsi maksimal 140 Nm. Untuk bahan bakar, konsumsinya 1 liter BBM bisa menempuh jarak 13,8 kilometer untuk di kota dan 17,4 kilometer untuk luar kota.

Mitsubishi Xpander

Untuk mobil ini dengan kapasitas mesin 1.499 cc terbilang efisien karena dilengkapi dengan teknologi penggerak katup variabel MIVEC. Teknologi ini mampu membuat rasio konsumsi BBM 1 liter untuk menempuh jarak 12 kilometer untuk dalam kota. Sedangkan untuk konsumsi luar kota, 1 liter BBM bisa menempuh jarak hingga 19,8 kilometer. Konsumsi BBM masih bisa dioptimalkan lagi bila pengemudi mengaktifkan fitur ECO dalam berkendara.

Suzuki Ertiga

Mungkin sebagian orang tidak menyangka bahwa Suzuki Ertiga masuk ke dalam jajaran mobil efisien BBM. Hal tersebut memang memungkinkan, sebab mesin K15B yang bertenaga 105 hp dan memiliki torsi 138 Nm ini telah mengunakan teknologi terbaru VVT (Variable Valve Timing). Dengan kapasitas mesin 1.462 cc, maka setiap 1 liter BBM Suzuki Ertiga mampu menempuh jarak hingga 12 kilometer di dalam kota dan 17 kilometer di luar kota.

Hyundai Stargazer

Ini dia jagoan baru di kancah persaingan sengit Low Multi Purpose Vehicle (LMPV). Hyundai Stargazer ‘nyemplung’ dalam jajaran mobil bermesin 1.500 cc yang efisien BBM. Dengan mesin Smartstream G1.5 berkapasitas mesin 1.497 cc, Hyundai Stargazer mampu menempuh jarak hingga 12 kilometer untuk pemakaian dalam kota dan rata-rata 16 kilometer untuk luar kota. Tenaga mesinnya mencapai 113 hp dan torsi puncak 144 Nm.

Harga BBM Pertamina berubah

Harga Naik, Bingung Pilih Pertalite Atau Pertamax? Ayo Simak Perbedaannya!

Harga Pertalite dan Pertamax tentu akan berpengaruh terhadap keputusan masyarakat dalam memilih jenis BBM. Apalagi pemerintah resmi umumkan kenaikan harga Pertalite dan Solar masing-masing menjadi Rp 10.000 dan Rp 6.800. Tidak lupa Pertamax jad Rp 14.500 per liter.

Kenaikan BBM jenis Pertalite dan Pertamax, tentu akan berpengaruh terhadap keputusan masyarakat dalam memilih BBM yang sesuai dengan anggaran.

Tidak sedikit masyarakat yang berencana untuk beralih menggunakan bahan bakar Pertalite yang memiliki harga lebih rendah agar dapat menghemat ongkos pengeluaran. Padahal belum tentu kendaraan mereka cocok pakai bahan bakar dengan RON lebih rendah kan?

Ada informasi terkait perbedaan dasar antara kedua jenis BBM tersebut. Diharapkan dengan teliti dan mengetahui perbedaan tersebut, Anda dapat memilih bakar bakar yang tepat untuk kendaraan. Ayo simak apa saja!

Nilai oktan

Pertalite dan Pertamax memiliki nilai oktan yang berbeda. Pertalite memiliki RON (Research Octane Number) 90 dan Pertamax 92. Angka ini menunjukan bahwa besaran tekanan yang bisa diberikan sebelum pembakaran bensin secara spontan. Semakin tinggi nilai oktan suatu bahan bakar, maka BBM akan lebih lama untuk terbakar.

Oktan atau RON juga berguna sebagai indikator penggunaan bahan bakar bagi kendaraan Anda. Biasanya, setiap perusahaan yang memproduksi kendaraan mengeluarkan nilai minimum RON untuk setiap kendaraannya.

Bagi kendaraan yang memiliki kompresi tinggi lebih cocok menggunakan bahan bakar beroktan tinggi. Jadi, Anda tinggal mencocokkan bahan bakar mana yang paling tepat untuk kendaraan yang digunakan.

Kompresi mesin

Selanjutnya adalah kompresi mesin yang juga bisa dijadikan patokan perbedaan keduanya. Untuk Anda ketahui, bahwa Pertamax dibuat untuk mesin dengan kompresi diatas 10:1 sampai 10,9:1. Sedangkan, Pertalite ditujukan untuk kompresi di bawah Pertamax, yaitu 9:1 hingga 10:1.

Meski begitu, Pertamax memiliki kandungan yang kurang lebih sama dengan Pertalite, yaitu mengandung zat aditif seperti pembersih, anti karat, dan zat penjaga kemurnian bahan bakar dari air atau demulsifier.

Warna cairan

Pertalite biasanya berwarna hijau, sedangkan Pertamax berwarna biru, dan untuk Pertamax Turbo berwarna merah. Warna asli BBM hasil produksi dari kilang Pertamina adalah bening. Sehingga untuk memudahkan dalam operasional di lapangan sengaja diberikan pewarna berbeda-beda. Selain itu, pemberian warna tiap jenis BBM ini agar konsumen juga mengetahui jenis BBM yang digunakan.

Tingkat polusi

Setiap bahan bakar memiliki tingkat polusi yang berbeda berdasarkan kualitas dari bahan bakar tersebut. Karena itu, pemilik kendaraan sebaiknya juga memperhatikan hal ini untuk menjaga lingkungan lebih sehat. Perlu diketahui bahwa semakin tinggi nilai oktan dari sebuah BBM, maka polusinya justru semakin kecil.

Harga

Pertalite memiliki harga yang lebih murah daripada Pertamax. Untuk itu, banyak orang yang mempertimbangkan untuk membeli Pertalite karena harganya yang relatif lebih murah daripada Pertamax. Meski lebih mahal sedikit, faktanya Pertamax lebih irit dari Pertalite.

Perlu Anda ketahui juga bahwa harga ini juga berdasarkan tinggi oktan. Semakin tinggi nilai oktan suatu BBM, akan semakin tinggi pula harga jualnya. Maka dari itu, harga Pertamax lebih mahal daripada harga Pertalite.

Itulah beberapa perbedaan dasar antara bahan bakar Pertalite dan Pertamax yang perlu diketahui, agar bisa menyesuaikan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dengan jenis kendaraan yang Anda miliki.