Rencana Besar BYD Untuk Wujudkan Ekosistem Bebas Emisi

Build Your Dreams atau yang populer dikenal sebagai BYD, menjadi perusahaan teknologi global yang berkomitmen untuk menciptakan masa depan berkelanjutan melalui beragam inovasi teknologi. Perusahaan yang bermarkas di kora Shenzhen, Guangdong, China, ini melakukan investasi yang signifikan dalam penelitian dan pengembangan, untuk menghasilkan sejumlah teknologi inovatif.

Langkah tersebut guna mewujudkan visi untuk membangun ekosistem bebas emisi. Kini, BYD telah menggeluti industri global dalam pengembangan beberapa produk. Mulai dari kereta, baterai, hingga kendaraan listrik atau New Energy Vehicle (NEV). Sebagai produsen NEV, BYD saat ini memiliki prestasi penjualan lebih dari enam juta unit.

“Produk NEV dari BYD adalah solusi mobilitas listrik yang berkelanjutan. Didorong oleh teknologi mutakhir, seperti baterai Lithium-ion berdensitas energi tinggi yang menawarkan jangkauan yang lebih jauh dengan biaya yang lebih rendah, platform Blade Battery yang aman dan tahan lama, serta sistem manajemen termal AI yang cerdas,” ujar Eagle Zhao, Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia.

Penetrasi di Pasar Global

Produk NEV dari BYD saat ini telah tersebar di 70 negara dan 400 kota yang berada pada enam benua. Pencapaian ini menjadikan BYD sebagai produsen kendaraan elektrik terbesar di dunia. Kepercayaan dunia terhadap BYD dibangun melalui reputasi e-platform inovatifnya yang cerdas, efisien, dan aman.

Platform elektronik ini dibangun dari gabungan berbagai teknologi canggih, seperti baterai Lithium-ion, motor listrik, dan sistem kontrol elektronik, untuk memberikan kinerja yang optimal dan pengalaman berkendara yang menyenangkan.

E-platform memberikan cara pandang baru dalam pengembangan kendaraan elektrik. Integrasi ketahanan, keselamatan, teknologi, dan kecerdasan membuat kinerja e-platform NEV BYD menjadi efisien. Pada e-platform buatannya, BYD menempatkan motor, gearbox, inverter, konverter DC/DC, dan komponen penting lainnya dalam satu unit. Unit ini dapat mengurangi berat, meningkatkan efisiensi, dan memaksimalkan ruang untuk kabin yang lebih luas.

E-platform ini juga dapat mengelola suhu baterai agar tetap terkontrol dalam cuaca ekstrim sekalipun. Sehingga dapat memperpanjang jangkauan berkendara dan meningkatkan kenyamanan. E-platform ini terbuka untuk produsen kendaraan elektrik lainnya, sehingga memungkinkan teknologi tersebut dapat dirasakan oleh lebih banyak orang.

Salah satu bagian dari e-platform tersebut adalah Blade Battery yang menjadi sumber energi utama. Baterai Blade yang inovatif menawarkan tingkat pengisian daya yang cepat, jangkauan yang lebih jauh, dan, yang terpenting, tingkat keamanan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan baterai lithium-ion konvensional.

Mengisi Banyak Karakter Pasar

Model-model NEV sangat beragam, mulai dari mobil penumpang seperti sedan mewah, Han EV, Dolphin, hingga bus listrik pada kota-kota besar, seperti unit Transjakarta. Awalnya, pada tahun 2018 BYD masuk ke Indonesia untuk mendukung segmen kendaraan umum. Unit digunakan untuk bus listrik Transjakarta dan mobil penumpang taksi Blue Bird.

Melihat besarnya peluang pasar yang didukung respon positif masyarakat Indonesia, BYD menyatakan kesiapannya untuk memasuki pasar otomotif Indonesia, khususnya segmen mobil listrik pada awal semester 2024. BYD juga akan membangun kemitraan lokal, dealer mobil lokal, guna meningkatkan investasi di Indonesia.

Prototipe XP-1 Jadi Pembuka Masa Depan Morgan

Pegangan hidup terkadang harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Mungkin ini yang akhirnya ‘hinggap’ di perjalanan bisnis Morgan Motor Company. Brand otomotif asal Inggris ini berencana untuk bergeser ke kancah elektrifikasi dan mulai memperlihatkan sosok mobil yang menjadi pionir dari semua produknya di masa depan. Mobil tersebut ialah Morgan XP-1.

XP-1 menjadi mobil prototipe yang memiliki segala kunci informasi kepada para desainer dan engineer, dalam mengembangkan produk Morgan di era selanjutnya. XP-1 ini dikembangkan oleh Morgan selama 12 bulan terakhir, dengan menggunakan basis Morgan Super 3 yang berbasis platform alumunium.

Mobil prototipe ini tidak direncanakan untuk langsung diproduksi, namun dibuat agar memberikan sejumlah kunci penting dalam karakter berkendara, pengembangan sistem penggerak, hingga pengujian secara langsung. Seusai proses pembuatan selama 12 bulan, Morgan XP-1 akan menjalani program pengujuan selama 18 hingga 24 bulan ke depan.

Baterai, motor listrik, dan perangkat inverter pada XP-1 merupakan sumber tenaga yang pertama kali digunakan oleh produk Morgan. Kendaraan listrik Morgan di masa depan nantinya akan tetap memiliki bobot yang ringan, selayaknya setiap produk Morgan selama 114 tahun.

XP-1 menggunakan sistem pengisian daya Combined Charging System (CCS), sehingga memungkinkan proses fast charging berlangsung optimal. Sesuai dengan teknologi elektronik yang mutakhir, XP-1 ini juga menerapkan electronic park brake (EPB), pertama kalinya untuk kendaraan Morgan.

Selain itu, meski program eksperimen dilakukan untuk mengejar karakter berkendara, mobil ini juga dikembangkan untuk mencari aspek aerodinamika. Bagian depannya dirancang sedemikianrupa untuk menghasilkan nilai aerodinamika yang tinggi. Setidaknya Morgan telah mampu menghasilkan peningkatan sebesar 33 persen.

Agar prototipe XP-1 dapat menjadi basis produksi kendaraan Morgan di masa depan, maka Perusahaan yang bermarkas di kota Malvern, Worcestershire, Inggris, ini juga melakukan pelatihan yang mendalam terhadap para tenaga kerjanya. Termasuk kesiapannya dalam membuat kendaraan listrik di masa depan.

Hyundai dan INVI Siap Luncurkan Dua Bus Listrik Terbaru

Hyundai Motor Company dan INVI, anak perusahaan PT Indika Energy Tbk, bekerjasama untuk merevolusi transportasi umum di Indonesia. Kerjasama ini sekaligus memperkenalkan kendaraan listrik komersial (CEV) untuk melakukan pergeseran substansial ke bus listrik umum. Sistem Transjakarta menargetkan 100% bus listrik pada tahun 2030 dan diperkirakan mencapai 10.047 unit.

Hyundai berencana menghadirkan Hyundai Elec City (Bus berukuran besar – 12 M) dan Hyundai County EV (Bus berukuran sedang – 8 M). Keduanya dijadwalkan akan meluncur di Indonesia pada 2024 mendatang. Bus listrik ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat Indonesia.

Young Tack Lee, Presiden Hyundai Motor ASEAN HQ, menyatakan, “Hyundai Motor Company akan memperluas cakupan di kawasan ASEAN, memanfaatkan pengalaman dan perkembangan yang telah dicapai di Indonesia. Berikutnya akan ditujukan pada Malaysia dan Singapura, dan Filipina untuk mempertimbangkan potensi pasar besar dan peluang yang menjanjikan.”

Sejak 2017, Hyundai telah memimpin industri transportasi umum dengan lebih dari 2.500 penjualan bus listrik dan 400 busFuel Cell Electric Vehicles (FCEV) di seluruh dunia. INVI dari Indika Energy akan menyediakan solusi menyeluruh dan menciptakan ekosistem EV dengan mengembangkan Stasiun Pengisian Daya Listrik (SPLU) sendiri.

Selain itu, Hyundai dan INVI dari Indika Energy bersiap untuk meluncurkan model kendaraan listrik komersial tambahan dalam waktu dekat. INVI, juga berkontribusi pada pengembangan sistem transportasi umum yang ramah lingkungan di ibu kota baru Indonesia, Ibu Kota Nusantara (IKN).

Hyundai juga membangun pabrik sel baterai untuk mengurangi biaya manufaktur, dan pembebasan pajak barang mewah lokal. Tentunya dengan mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang ditargetkan.

Pengenalan bus listrik di kawasan ASEAN tidak hanya akan meningkatkan sistem transportasi umum tetapi juga meningkatkan infrastruktur dan stasiun pengisian daya.

Prestasi Cepat Wuling Dalam Hadirkan Kendaraan Listrik

Wuling ketika pertama kali masuk ke Tanah Air tentu telah memiliki bekal yang banyak. Bukan hanya investasi saja, namun juga rencana besar di balik keputusannya untuk ikut meramaikan industri otomotif Indonesia. Pijakan pertama ialah menghadirkan Confero di tahun 2017, sebagai pemain baru di segmen kendaraan low multi-purpose vehicle (LMPV) yang banyak diminati konsumen.

Di tahun-tahun berikutnya, Wuling menghadirkan beragam produk untuk pasar Indonesia, mulai dari Cortez, Almaz, Formo, Formo Max dan Alvez. Memasuki era elektrifikasi, Wuling tidak tinggal diam. Potensi besar kendaraan roda empat dengan tenaga baterai pun menjadi babak baru di Indonesia. Agar konsumen semakin banyak memiliki pilihan, maka Wuling pun memperkenalkan Air ev di tahun 2022.

Platform GSEV memiliki peran penting 

Ternyata kendaraan listrik bukan ‘mainan’ baru. Sebab, SAIC-GM-Wuling (SGMW) sejak tahun 2016 sudah melansir setidaknya delapan model kendaraan listrik. Walhasil, pada bulan Agustus 2022 silam tercatat sudah lebih dari satu juta unit kendaraan listrik yang diproduksi oleh SAIC-GM-Wuling di China.

Kunci kesuksesan kendaraan listrik SGMW ialah berasal dari platform Global Small Electric Vehicle (GSEV) yang dikembangkan secara lokal, sehingga memberikan nilai ekonomis yang optimal dan fleksibilitas dalam proses produksinya. Berbekal kemampuannya ini, SGMW lalu yakin untuk memproduksi kendaraan listrik pertama di luar daratan China, yakni Air ev di Indonesia.

Langkahnya dalam memasarkan Air ev memang jitu, sebab hanya dalam kurun waktu satu tahun saja, sudah melampaui 10 ribu unit yang terjual di pasar domestik. Bahkan tercatat hingga 11 ribu per bulan September 2023 lalu. Apalagi Air ev menyuguhkan beberapa varian, seperti Standard Range, Long Range, dan Lite.

Sosok E260 sudah tercium

Kabar terendus, bahwa Wuling sedang menyiapkan ‘senjata’ baru di segmen kendaraan listrik Tanah Air, yakni Binggo. Mobil ini sempat dipajang dalam acara Periklindo EV Show (PEVS) 2023 di bulan Mei lalu. Ketika itu, kehadirannya langsung menuai banyak spekulasi. Kami pun mengungkap titik cerahnya di bulan ini. Dalam situs Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) muncul sederet produk Wuling dengan kode E260. Ya, E260 adalah kode internal untuk Binggo.

Jadi, hanya dalam tempo yang singkat, Wuling telah berhasil mendapat raihan positif terkait pemasaran kendaraan listrik di Tanah Air. Jika Air ev menjadi langkah awal, lalu nantinya diikuti oleh Binggo, maka bukan tidak mungkin akan ada banyak model baru Wuling EV yang bakal meramaikan jalanan Indonesia.

Neta V Resmi Diluncurkan, Harganya Tidak Berubah!

Sebagai ‘anak baru’ di pasar kendaraan Tanah Air, Neta sudah dapat dikatakan mendapat respons yang baik oleh masyrakat. Hal ini dibuktikan saat keikutsertaannya dalam acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 pada bulan Agustus silam. Hasilnya ialah jumlah prebook yang didapatkan mencapai 162 SPK untuk unit Neta V.

Hari ini (24/10/2023), Neta V meluncur secara resmi di Indonesia. Langkah ini tentu tidak terlepas dari banyaknya respon positif, sehingga Neta berkomitmen untuk menghadirkan kendaraan listrik dengan inovasi dan berkualitas tinggi. Neta V sendiri merupakan kendaraan listrik dengan desain crossover, sesuai dengan konsumen berjiwa muda.

Bakal CKD pada kuartal kedua 2024

Berbekal respons positif dari pasar domestik, Neta pun bermitra dengan PT Handal Indonesia Motor untuk melakukan perakitan secara lokal dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD). Realisasinya akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2024 nanti. Hal ini, membuktikan keseriusan dan kesiapan Neta dalam menggarap pasar Indonesia.

Baterainya berkapasitas 40,7 kWh yang mampu menempuh jarak 384 km, menurut standar pengujian NEDC. Jika menurut standar pengujian CLTC, maka jarak tempuhnya mencapai 401 km. Selain itu, Neta V mampu meluapkan tenaga sebesar 70 kW (atau setara 94 hp) dan torsi puncak 150 Nm.

Daya muat hingga 552 liter

Dengan daya baterai dan tenaga tersebut, Neta V menjadi mobil listrik di segmen crossover yang memiliki jarak tempuh paling jauh. Ditambah lagi kapasitas bagasi seluas 335 liter, yang jika bangku belakang dilipat, maka kapasitasnya menjadi 552 liter.

Neta V hadir dengan lima pilihan warna atraktif, mulai dari Sakura Pink, Sky Blue, Moonlight Green, White Storm, dan Midnight Gray. Kendaraan ini juga menggunakan velg 16 inci dan memiliki ground clearance setinggi 130 mm. Hasilnya, mobil ini dapat digunakan banyak kondisi medan jalanan.

Harganya tidak berubah

Kami menganggap bahwa interiornya cukup minimalis, namun tidak meninggalkan kesan modern. Terdapat layar sentuh berukuran 14,6 inci di bagian tengah, yang pengoperasiannya full touch screen, sehingga mempermudah pengguna untuk mengatur semua fitur yang ada pada Neta V.

Di momen peluncurannya, mobil ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 379 juta (on the road DKI Jakarta). Harga ini tidak berubah dari waktu pengenalannya di pameran GIIAS 2023 lalu. Kesiapan Neta lainnya juga dibuktikan melalui program after sales yang mampu memberikan kenyaman kepada para konsumen. Termasuk layanan 24 jam roadside assistance dan hotline service, serta layanan on-site service.

Baterai kendaraan EV

Ayo Kenalan Dengan Macam Jenis Baterai Kendaraan Listrik

Seperti diketahui secara luas, kendaraan listrik memiliki sumber tenaga yang dilakukan secara elektrikal. Oleh sebabnya, baterai kendaraan listrik yang dapat diisi ulang menjadi sumber energi listrik kendaraan tersebut.

Energi dari baterai yang dapat disimpan, menggerakkan motor listrik hingga membuatnya dapat berjalan dengan periode yang cukup lama. Terdapat beragam jenis-jenis baterai yang patut dipahami sebelum memiliki kendaraan bebas emisi gas buang ini. 

Lithium-ion (Li-ion)

Baterai Li-ion, jenis yang paling umum digunakan dalam kendaraan listrik, secara luas diterapkan di berbagai perangkat portabel seperti ponsel dan laptop. Ketika digunakan dalam mobil listrik, baterai ini dikenal sebagai traction battery pack, menonjolkan rasio daya terhadap berat yang tinggi dan efisiensi energi yang optimal.

Kinerjanya tetap optimal pada suhu tinggi, dan memiliki rasio energi yang lebih besar per beratnya, yang juga menjadi aspek penting dalam baterai mobil listrik. Dengan berat yang lebih ringan, mobil dapat menempuh jarak lebih jauh dengan satu kali pengisian daya.

Sifatnya self-discharge yang rendah membuatnya menjadi pilihan terbaik untuk mempertahankan kemampuan menyimpan daya maksimal. Untuk pemilik yang peduli pada keberlanjutan, sebagian besar komponen baterai Li-ion dapat didaur ulang.

Nickel-Metal Hybrid (NiMH)

Baterai NiMH umumnya dipakai pada mobil hybrid, meskipun beberapa mobil listrik juga mengadopsi teknologi ini. Baterai hybrid ini tidak mendapat daya dari luar, dan diisi ulang melalui putaran mesin, roda, serta pengereman regeneratif.

Siklus hidup baterai NiMH lebih panjang daripada Li-ion dan SLA, serta lebih aman dan toleran terhadap penggunaan yang tidak tepat. Namun, harganya lebih tinggi, memiliki tingkat self-discharge yang signifikan, dan menghasilkan panas pada suhu tinggi.

Beberapa kekurangan tersebut membuat NiMH kurang ideal untuk mobil listrik yang membutuhkan pengisian daya eksternal, seperti melalui jaringan PLN, sehingga lebih umum digunakan pada mobil hybrid.

Sealed Lead Acid (SLA)

Baterai SLA, atau asam-timbal, adalah baterai isi ulang tertua yang memiliki kapasitas lebih rendah dan bobot lebih berat dibandingkan dengan Li-ion dan NiMH. Meski demikian, harganya relatif terjangkau dan aman. Saat ini, baterai SLA lebih umum digunakan sebagai penyimpanan sekunder dalam kendaraan komersial. Namun, seiring perkembangan zaman, maka ada rencana untuk melakukan pengembangan dalam menghadirkan baterai SLA dalam kapasitas yang lebih besar.

Ultracapacitor

Baterai ultracapacitor menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit, berbeda dengan baterai konvensional. Semakin luas permukaan cairannya, semakin besar kapasitas penyimpanan energinya.

Seperti baterai SLA, ultracapacitor cocok sebagai perangkat penyimpanan sekunder dalam kendaraan listrik. Hal tersebut membantu meningkatkan kinerja baterai elektrokimia dan memberikan daya ekstra selama akselerasi serta pengereman regeneratif.

Zero Emissions Batteries Research Activity (ZEBRA)

Baterai ZEBRA, varian suhu rendah dari natrium-sulfur (NaS), dikembangkan khusus untuk mobil listrik. Menggunakan NaAlCl4 dengan elektrolit keramik Na+-beta-alumina, baterai ini memiliki sel daya tinggi dan beroperasi pada suhu tinggi.

Kelebihan ZEBRA meliputi kepadatan energi tinggi, sel besar, siklus hidup panjang, toleransi terhadap risiko hubungan pendek, keamanan yang lebih baik daripada NaS, dan biaya produksi yang tergolong rendah.  Namun, ada kekurangan seperti cocok hanya untuk kapasitas besar, rentang ukuran terbatas, produksi terbatas, resistensi internal tinggi, dan suhu operasi yang tinggi.

Solid-state

Baterai solid-state menggantikan elektrolit cair dengan elektrolit padat, seperti gelas, keramik, atau bahan lainnya. Meskipun bukan teknologi baru, penggunaannya dalam mobil listrik memang belum lama. Baterai ini telah digunakan pada perangkat kecil selama bertahun-tahun.

Ide Nyentrik Van Listrik Helixx Pakai Bodi Plastik Polimer

Helixx, sebuah perusahaan asal Inggris, memiliki ide nyentrik terkait kendaraan pengangkut barang. Karena bodinya menggunakan material plastik polimer yang dapat dikunci serta direkatkan. Mereka baru saja menyelesaikan prototipe pertama kendaraan komersial listrik berdimensi mungil dan ringkas. Dengan kata lain, proses manufaktur inovatif kendaraan komersial ini dapat menjadi murah dan mudah.

Van kecil yang menggemaskan ini merupakan salah satu dari sejumlah kendaraan komersial yang Helixx rencanakan untuk dibangun di atas platform modularnya. Kendaraan van serbaguna ini dimaksudkan untuk digunakan di kota-kota yang padat penduduk dan negara-negara berkembang di seluruh dunia.

Material bodi non-logam

Bodinya seluruhnya terbuat dari polimer yang dapat didaur ulang, sehingga menghindari penggunaan baja mahal. Keseluruhan struktur bodi kendaraan hanya terdiri dari lima bagian yang dapat disatukan secara mudah dan cepat. Sehingga menyederhanakan proses produksi kendaraan hingga 50 persen.

Hal ini tidak hanya membuat kendaraan mudah untuk dirakit, tetapi juga membuat prosesnya menjadi murah. Hal ini akan memungkinkan mitra di belahan dunia lain untuk segera mendirikan fasilitas manufaktur, yang rencananya akan didukung oleh Helixx.

Pembuatan prototipe kendaraan pertamanya ini membantu dalam melakukan validasi bahwa Helixx telah mencapai tujuannya untuk mewujudkan ‘fitment’ awal selama proses penyatuan bodi. Ketepatan fitment bodi ini berarti sebuah kendaraan Helixx tidak harus menggunakan panel bodi logam yang dicetak.

Setirnya di tengah

Kendaraan ini dibuat dengan chassis aluminium komposit, dan menawarkan penyimpanan 2.100 liter, kapasitas pengangkutan hingga 500 kg, dan ruang muat 140 cm. Van ini akan ditenagai oleh baterai Lithium Iron Phosphate yang dapat dilepas. Roda kemudi terletak di tengah kendaraan agar kompatibel di pasar pengemudi kiri dan kanan. Unik sekali!

Selain van kargo ini, rencananya juga akan dibuat truk pikap, serta versi bodi terbuka dan tertutup untuk angkutan penumpang. Kini, Helixx berencana untuk memamerkan kreasinya, dan akan meminta masukan dari pasar mengenai desain tersebut. Mereka kemudian berencana untuk memulai produksi 100 kendaraan di fasilitas percontohan di Inggris, sebelum meluncurkan kendaraan dan pabrik di Asia Tenggara.

Parking+ Suguhkan Layanan SPKLU Di Mall Kota Kasablanka

Tren global meningkatnya penjualan kendaraan listrik menjadi tantangan utama transformasi menuju elektrifikasi. Tentu hal ini memerlukan banyaknya ketersediaan ekosistem termasuk charging system atau SPKLU.

Salah satu pendorong adalah melalui peran swasta. Tercetus ide initiatif kolaborasi Parking+ selaku Operator Charging kendaraan listrik dengan Kota Kasablanka guna mendukung program elektrifikasi tersebut.

PARKING+ menyediakan layanan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dengan aplikasi payment channel. Pembayaran pun bisa Anda lakukan melalui aplikasi Gopay, Ovo, Linkaja, Virtual Account, Kartu Debit dan Kartu Kredit.

Terdapat tiga model usaha yang PARKING+ tawarkan yaitu SMO (Sell, Manage, and Operate oleh PARKING+), PIMO (Partial Invest, Manage, Operate oleh PARKING+), FIMO (Full Invest, Manage, Operate oleh PARKING+).

PARKING+ menyiapkan investasi bukan hanya fast charging AC 22 kW, kedepannya akan mendukung Ultra Fast Charging dari DC 40 kW, DC 100 kW, hingga DC 240 kW.

PARKING+ juga menyiapkan pola kerjasama investasi dengan pengelola properti termasuk Apartemen, Perkantoran, Shopping Center, dan Pariwisata. Disamping SPKLU, PARKING+ juga segera menyiapkan infrastruktur catu daya untuk motor listrik.

Tak hanya itu, kini aplikasi PARKING+ sudah tersedia di Google Playstore dan Apple Appstore. Tentu hal ini sangat memudahkan Anda melakukan mengisi daya ditengah aktifitas berbelanja di mall atau kantor.

Bagi Anda yang ingin melakukan pengisian daya di EV Charging Kota Kasablanka, langsung datangi layanan self-service dan membayar biaya layanan di luar tarif parkir normal. Layanan operasional EV Charging pun beroperasi sebelum jam operasional mal yakni mulai pukul 7 pagi hingga 10 malam.

Tren EV Naik, PLN Ajak Negara ASEAN Kolaborasi Bisnis SPKLU

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN baru saja usai, dalam gelaran tersebut PT PLN (Persero) turut mengajak semua negara ASEAN dan Mitra ASEAN untuk berkolaborasi dalam pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Langkah ini dipilih sebagai upaya mempercepat transisi peralihan dari kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Sejauh ini, terdapat 846 SPKLU di seluruh Indonesia. Di antaranya 620 SPKLU milik PLN, sedangkan sisanya milik Agen Pemegang Merk (APM) yakni Hyundai sebanyak 157 SPKLU, Mitsubishi sejumlah 17 SPKLU, dan 52 titik SPKLU dari mitra lainnya. Hadirnya SPKLU dan infrastruktur pendukung lain tentu berperan penting dalam mengakselerasi ekosistem EV di Tanah Air.

Proyeksi populasi EV sebanyak 335 ribu unit di 2030 

“PLN berkomitmen mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik dengan terus menambah jumlah SPKLU menjadi 1.715 pada tahun 2023. Diproyeksikan pada tahun 2030 pertumbuhan populasi EV sebesar 335 ribu. Dengan jumlah itu, maka dibutuhkan sekitar 22.339 SPKLU untuk memenuhi pengisian mobil listrik di tempat umum,” kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.

PLN tidak bisa bekerja sendiri dalam memenuhi kebutuhan SPKLU tersebut. Karena itu, PLN menawarkan skema bisnis menarik kepada berbagai mitra untuk ikut membangun infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik di Indonesia.

SPKLU dengan skema franchising

Mengingat kebutuhan yang besar, akan sangat baik jika kerja sama ini dapat terjalin dengan langkah ikut mendukung penambahan infrastruktur kendaraan listrik. Dalam mengajak kemitraan tersebut, PLN mengembangkan model bisnis SPKLU skema franchising dengan biaya investasi lebih terjangkau, komersial dan feasible. Diyakini skema bisnis franchising bisa menjadi opsi menarik bagi kedua pihak.

Hal ini karena para mitra nantinya akan mendapatkan lebih banyak keuntungan, mulai dari memberikan hak kepada mitra untuk menggunakan brand PLN, hingga menyediakan izin lingkungan. Selain itu, untuk pembagian keuntungan, para mitra akan mendapatkan pembagian secara realtime yang dapat dikontrol langsung.

Pembagian keuntungan secara realtime

“Mitra yang bergabung dalam kemitraan SPKLU PLN, akan mendapatkan pembagian keuntungan secara realtime, berbasis komposisi investasi dari masing-masing mitra. Keuntungan di SPKLU diperoleh dari total penjualan energi listrik untuk pengisian ulang kendaraan listrik. Sedangkan tambahan biaya layanan yang dikenakan pengguna untuk pengisian di SPKLU Fast Charging dan Ultra-Fast Charging,” tambahnya.

Lebih lanjut, emisi karbon EV hanya separuh dari kendaraan Internal Combustion Engine (ICE). Di sisi lain, EV diklaim mampu menghemat biaya energi per kilometer (km) hingga 6 kali lipat dari kendaraan ICE.

Tugas Negara BMW i7 di KTT ke-43 ASEAN PLUS 2023

Hari ini (05/09/2023), Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center resmi diselenggarakan. Presiden Joko Widodo membuka kenferensi yang diadakan mulai dari 5 hingga 7 September 2023. BMW i7 dipilih sebagai Sustainable Mobility Partner untuk KTT ke-43 ASEAN PLUS 2023 dan seremonial serah terima BMW Indonesia bersama Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia telah dilangsungkan pada bulan Juni silam.

Melanjutkan kolaborasi sejak KTT ke-42 ASEAN

“Kami bangga dapat kembali dipercaya sebagai Sustainable Mobility Partner untuk KTT ke-43 ASEAN 2023. Kolaborasi ini merupakan kelanjutan atas keberhasilan kami menyediakan 13 unit BMW iX untuk KTT Ke-42 ASEAN 2023 bulan lalu di Labuan Bajo,” kata Ramesh Divyanathan, President Director BMW Group Indonesia.

Indonesia menjadi pasar yang sangat penting bagi BMW. BMW telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1976, dimulai dengan perakitan kendaraan BMW Seri 5 (E12), bersama mitra lokal. Kemudian, secara resmi mendirikan BMW Indonesia sebagai anak perusahaan BMW AG Jerman pada tahun 2001. Sejak saat itu, BMW Indonesia telah memperluas jaringan dealer dan telah merakit sembilan model BMW dan Mini secara lokal.

Untuk membuktikan komitmennya, BMW Indonesia memperkenalkan i7 pada bulan Juni lalu dan hadir di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Kini, BMW i7 memfasilitasi kesuksesan KTT ke-43 ASEAN PLUS 2023 sebagai kendaraan bagi semua pemimpin negara yang hadir.

Saloon mewah bebas emisi kebanggaan BMW

Unit yang digunakan pada KTT ke-43 ASEAN PLUS 2023 ialah BMW i7 xDrive60 Gran Lusso. Saloon mewah ini memiliki motor listrik bebas emisi dan memberikan kenyamanan tingkat tinggi, terutama dalam kabin bagian belakang yang lapang. Material baru dan berkualitas tinggi, sistem entertainment in-car dan Executive Lounge menyuguhkan suasana eksklusif dan elegan.

BMW i7 xDrive60 Gran Lusso punya teknologi BMW eDrive generasi ke-5 dan memungkinkan untuk pengisian daya 0-80 persen dalam waktu 38 menit, dengan 195 kW (DC, fast-charging station). Output maksimum mencapai 544 hp dan torsi hingga 745 Nm dari kedua mesin elektrik di depan dan belakang. BMW i7 dapat berakselerasi 0-100 km/jam dalam 4,7 detik saja dan memiliki jarak tempuh hingga 625 km.

Fasilitas EV Charging Station Hyundai Kini Tersedia di Mal Lippo

Dalam membuktikan komitmennya untuk selalu mendukung ekosistem elektrifikasi kendaraan di Tanah Air, hari ini (05/09/2023) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) dan PT Lippo Malls Indonesia, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pembangunan charging station untuk kendaraan listrik (EV).

Penandatanganan MoU tersebut berlangsung di Hyundai Motorstudio Senayan Park, dan dihadiri oleh Woojune Cha, Direktur Utama PT Hyundai Motors Indonesia, Henry Riadi, Chief Executive Officer PT Lippo Malls Indonesia, dan Danny Crayton, Chief Marketing Officer PT Lippo Malls Indonesia.

Tersedia di 52 mal yang dikelola Lippo Malls Indonesia

Inisiatif untuk menghadirkan Stasiun Pengisian EV Hyundai di 52 mal di bawah naungan Lippo Malls Indonesia semakin menegaskan posisi Hyundai di sektor otomotif Indonesia. Lippo Malls Indonesia saat ini menjadi pengembang dan operator mal terbesar di Indonesia, dengan 70 pusat perbelanjaan di 35 kota di Indonesia.

“Kerjasama dengan PT Lippo Malls Indonesia ini merupakan momentum penting untuk terus memperkuat upaya perusahaan dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” kata Woojune Cha, Direktur Utama PT Hyundai Motors Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan guna memenuhi kebutuhan gaya hidup pelanggan dengan baik. Kami senang dapat menawarkan pengalaman gaya hidup ramah lingkungan, berkat ketersediaan Hyundai EV charging station di mal yang kami kelola,” sambut Henry Riady, Chief Executive Officer PT Lippo Malls Indonesia.

Banyak tipe charger yang disediakan

Hyundai dan Lippo Malls Indonesia akan memperluas perluasan EV Charging Station di jaringan pusat perbelanjaan mal Lippo di berbagai kota. Di antaranya Aceh, Medan, Palembang, Jambi, Yogyakarta, Pekalongan, Kudus, Kediri, Sidoarjo, Jember, Madiun, Palangkaraya, Kendari, Kupang, Manado, Makassar, dan Bali.

Sejumlah lokasi tersebut adalah perluasan jaringan stasiun pengisian daya kendaraan listrik dengan menggunakan tipe charger yang bervariasi, mulai dari AC standard charger 22 kW hingga DC fast charger 50 kW.

Kolaborasi ini menjadikan PT Lippo Malls Indonesia sebagai perusahaan retail pertama di Indonesia yang mengoperasikan fasilitas EV fast charging station untuk publik di jaringan pusat perbelanjaan secara nasional. Fasilitas tersebut tersedia bagi seluruh pengguna kendaraan listrik Hyundai dan pemilik EV lain yang kompatibel dengan tipe charger di stasiun pengisian daya terkait.

Nissan e-Power

Teknologi Nissan e-Power Memang Unik

Saat ini begitu marak teknologi elektrifikasi yang diterapkan oleh pabrikan otomotif global. Namun, ternyata Nissan menjadi merek pertama pabrikan otomotif dari Jepang dan di dunia, yang memperkenalkan teknologi mobil listrik tanpa perlu pengisian daya baterai melalui plug-in charger.

Ya, debut teknologi Nissan e-Power pertama kali ialah pada Nissan Kicks di bulan September 2020. Seiring dengan kehadirannya, Nissan Kicks e-Power sudah mendapat sejumlah pembaharuan serta optimalisasi teknologi e-Power tersebut.

Teknologi Nissan e-Power merupakan mesin bensin yang terintegrasi dengan inverter dan sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik. Sistem e-Power adalah powertrain listrik 100 persen dengan memanfaatkan pengembangan dari teknologi kendaraan listrik Nissan Leaf, serta penambahan mesin bensin untuk mengisi baterai bila diperlukan.

Hal tersebut membuat sistem ini tidak membutuhkan pengisian daya eksternal, namun tetap memberikan sensasi berkendara layaknya kendaraan listrik. Akselerasi gesit, torsi kuat, tarikan responsif, dan berkendara senyap juga dapat dirasakan pada teknologi e-Power ini. Sistem e-Power tetap menawarkan penggerak motor listrik penuh, meskipun memiliki perbedaan dengan sistem hybrid konvensional dan battery electric vehicle (BEV).

Komponen Nissan e-Power terdiri dari baterai bertenaga besar dan powertrain yang terintegrasi dengan mesin, generator listrik, inverter dan motor listrik. Mesin bensin pada kendaraan tidak terhubung langsung menuju roda, sebab hanya bertugas untuk mengisi baterai jika diperlukan.

Pada sistem hybrid konvensional, roda digerakkan oleh mesin bensin dan motor listrik secara bergantian. Serupa dengan battery electric vehicle (BEV), penggerak roda 100 persen berasal dari motor listrik yang bersumber dari daya baterai.

Sehingga keunggulan yang diperoleh dari sistem e-Power ialah torsi yang instan dan responsif, disertai dengan karakter akselerasi yang halus. Tingkat kebisingan minim, sekaligus memperoleh efisiensi bahan bakar yang amat baik, karena mesin bensin hanya bekerja saat mengisi baterai secara otomatis. Pengguna kendaraan Nissan e-Power juga tidak perlu kompromi dengan waktu pengisian daya baterai.

Wuling Air ev Lite, Makin Menarik Dengan Harga Terjangkau

Kejutan kembali datang dari Wuling Motors (Wuling) di perhelatan GIIAS 2023. Pabrikan asal Tongkok ini resmi meluncurkan versi terbaru dari Air ev, yakni Air ev Lite yang dipasarkan dengan harga Rp206 juta (OTR Jakarta).

Produk elektrifikasi Wuling paling terjangkau

Nah, harga ini belum termasuk insentif PPN dari pemerintah. Jika sudah, maka Anda hanya perlu meminangnya dengan harga Rp188,9 juta saja. Varian ini menjadi model listrik kompak paling terjangkau bagi Anda untuk menjadi kendaraan operasional ataupun mobilitas harian.

“Sebagai salah satu produsen kendaraan listrik di Tanah Air, kami melihat bahwa meningkatnya tren kendaraan listrik menjadi peluang untuk menghadirkan produk yang mudah dijangkau oleh siapa saja dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Hal tersebut mendasari Wuling dalam meluncurkan varian terbaru Air ev Lite guna menjawab kebutuhan akan mobil listrik serta dapat menjangkau lebih banyak konsumen dari berbagai wilayah di Indonesia,” jelas Dian Asmahani selaku Brand & Marketing Director Wuling Motors.

Berada di jajaran seri Air ev, varian Lite ini identik sama seperti varian Air ev sebelumnya. Tetap memiliki kenyamanan untuk empat orang dengan ruang kabin yang lega. Air ev Lite pun bisa diajak bergerak lincah di berbagai kondisi dan di monitor via aplikasi MyWuling+.

Mobil kompak ini mengusung baterai Lithium Ferro-Phosphate berkapasitas 18 kWh yang sanggup menjelajah hingga 200 kilometer saat terisi penuh. Tipe ini pun mengaplikasikan unsur easy home charging dengan daya minimal 2.200 Watt. Baterai yang disematkan juga dijamin keamanannya dengan standar IP67 dan diuji dalam berbagai kondisi ekstrem.

Biaya kepemilikan yang amat terjangkau

Biaya kepemilikan Air ev Lite sangat terjangkau. Total biaya perawatan yang dikeluarkan hingga 100 ribu kilometer atau 5 tahun untuk kendaraan listrik kompak ini berkisar Rp 3,9 jutaan. Selain itu, varian Lite memiliki garansi umum 100 ribu kilometer atau 3 tahun, garansi baterai 120 ribu kilometer atau 8 tahun, garansi komponen utama kelistrikan hingga 100 ribu kilometer atau 5 tahun, serta bebas biaya perawatan hingga 50 ribu kilometer atau 2 tahun.

Mobil listrik produksi Wuling di Cikarang, Jawa Barat ini dipasarkan dalam lima pilihan warna seperti Pristine White, Galaxy Blue, Avocado Green, Lemon Yellow, dan Peach Pink. Namun semua warna ini hanya tersedia dalam konfigurasi one-tone body color.

“Kami mengajak masyarakat yang sedang mencari kendaraan listrik untuk menjadi kendaraan operasional ataupun mobilitas harian untuk dapat melihat langsung Wuling Air ev Lite di booth kami. Tentunya, dapatkan penawaran menarik selama pameran berlangsung,” tutup Dian Asmahani.

Nissan Serena e-Power_1

Nissan Serena e-Power, MPV Senyap Untuk Dinikmati Bersama Keluarga

Untuk memperlihatkan jajaran lebih lengkap model e-Power yang dimiliki Nissan, untuk pertama kalinya di Indonesia, Nissan memajang Serena e-Power di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Nissan Serena memulai debutnya di Indonesia pada tahun 1996 dan merupakan kendaraan Multi Purpose Vehicle (MPV) mewah pertama di Tanah Air. Nissan secara konsisten selalu menghadirkan MPV ini di Indonesia dan kini menampilkan Nissan Serena e-Power.

Pilar elektrifikasi Nissan tidak hanya pada Battery Electric Vehicle (BEV), tetapi juga e-Power. Inovasi elektrifikasi Nissan melalui teknologi revolusioner e-Power yang sudah masuk ke generasi kedua, telah mendapat banyak pujian dan penghargaan.  Teknologi inovatif ini memungkinkan pengendara menikmati pengalaman berkendara mobil listrik sepenuhnya tanpa membutuhkan plug-in charger sehingga menjadikannya lebih praktis dan hemat waktu.

Pada sistem e-Power, mesin bensin bekerja secara otomotis mengisi daya baterai ketika dibutuhkan, sehingga konsumsi bahan bakar sangat efisien.  Teknologi e-Power yang juga disematkan di Nissan Kicks yang diluncurkan sejak tahun 2020 di Indonesia.

Kehadiran Nissan Serena yang dilengkapi dengan e-Power generasi kedua dengan kabin yang luas, berbagai kelengkapan untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta teknologi terkini. Langkah ini sekaligus menunjukkan Indonesia sebagai pasar strategis Nissan, khususnya di segmen MPV yang menjadi salah satu fokus Nissan di Indonesia, selain SUV dan Hatchback.

Desain Nissan Serena ini tidak menghilangkan kesan ‘bersudut’ pada bodinya, namun lebih modern dengan bagian depan yang lebih meruncing. Grille besar berbentuk tangga dengan aksen krom seolah menyatu dengan lampu utama LED pada sisi kanan dan kiri. Nissan mengklaim rasa berkendara yang nyaman berkat desain yang lebih aerodinamis, jok baru yang mampu meredam guncangan, serta sistem e-Power generasi kedua yang lebih halus.

Mercedes-EQS SUV, Dimensi Baru Mobil Listrik Premium

Kehadiran Mercedes-EQS menjadi momen penting bagi Mercedes-Benz dan mengguncang segmen kendaraan listrik global. Dengan mengambil ciri khas S-Class, Mercedes-Benz mengubah sebuah sedan premium menjadi mobil untuk masa depan. Masih mengiringi sosok EQS, Mercedes-Benz kini menghadirkan EQS SUV.

Langkah pabrikan asal Jerman tersebut memang tidak mengherankan, sebab sudah ada lini kendaraan listrik lain yang dipasarkan. Sebut saja, EQA, EQB, dan EQC. Jika produk Sport Utility Vehicle (SUV) lansiran Mercedes-Benz identik dengan aspek kemewahan, maka EQS SUV membawa brand tersebut menuju tingkat lebih tinggi.

Mercedes-EQS SUV menggunakan basis dari EQS dan meleburnya menjadi sosok SUV yang tampan. Namun, EQS SUV masih menyisakan sedikit aksen sporty, meskipun bagian depannya amat mirip dengan EQS versi sedan. Bagian belakangnya tentu dilengkapi dengan pintu kargo berdesain hatchback untuk memberikan akses menuju ruang bagasi berkapasitas 565 liter.

Mercedes-EQS SUV memiliki desain yang sederhana namun elegan. Bodi bongsornya memiliki panjang 5.125 mm, sehingga penumpang pun mendapatkan ruang kabin yang lega. Mercedes-Benz memang memberi opsi untuk jok baris ketiga, tapi pilihan tersebut tentu dapat disesuaikan dengan spesifikasi di masing-masing pasar.  

Di balik lantai EQS SUV, terdapat baterai berkapasitas 108.4 kWh untuk mendukung sepasang motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 265 kW (360 hp) dan torsi 800 Nm. Walaupun output tersebut tergolong besar, penggunanya tetap dapat mengendarai EQS SUV ini secara nyaman. Layaknya setiap produk Mercedes-Benz… Harganya ialah Rp. 3,59 milyar (off the road)

Vespa Elettrica, Ikon Terbaru yang Ramah Lingkungan

Seiring dengan perkembangan zaman, Vespa terus berinovasi untuk tetap menjadi bagian dari gaya hidup premium, fashion dan berbagai tren untuk memperkuat warisannya sebagai kendaraan roda dua ikonik tak lekang oleh waktu. Berangkat dari komitmen tersebut, Vespa Elettrica pun diciptakan melalui warisan nilai Vespa dalam bentuk kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

Vespa ini hadir untuk memberikan pengalaman berkendara yang senyap, ramah lingkungan, inovatif, mudah dikendarai, dan juga menyenangkan. Dengan tersedianya Vespa Elettrica di pasaran, PT Piaggio Indonesia kini resmi membawa simbol sesungguhnya atas warisan masa lalu, masa kini dan masa depan di industri otomotif.

Optimalisasi Power Unit

“PT Piaggio Indonesia bangga mempersembahkan Vespa Elettrica, ikon paling modern dari teknologi asal Italia yang selalu hadir konsisten dengan keunggulannya melalui brand dari Piaggio Group. Skuter ini memang ideal bagi pelanggan yang menghargai perpaduan mobilitas kontemporer ramah lingkungan dengan gaya hidup premium ala Italia,” kata Marco Noto La Diega, Managing Director and Country CEO of PT Piaggio Indonesia.

Vespa Elettrica dirancang untuk berkendara dalam kota dengan kecepatan maksimum mencapai 70 km/jam. Mobilitas ini didukung oleh optimalisasi pada Power Unit, Vehicle Management System, dan baterai. Optimalisasi tersebut memungkinkan Vespa Elettrica menjadi solusi mobilitas yang menawarkan performa kendaraan andal dalam berbagai situasi perjalanan di dalam kota.

Daya jelajah mencapai 100 km

Vespa Elettrica ditenagai oleh baterai lithium-ion yang modern. Daya jelajah dapat menjangkau hingga 100 km dalam mode Eco, serta jarak maksimal 70 kilometer dalam mode Power, berkat fitur Kinetic Energy Recovery System (KERS) yang membantu efisiensi pengisian daya. Fitur ini juga memungkinkan mengisi ulang baterai selama fase perlambatan kecepatan saat berkendara.

Selain itu, untuk mengisi daya secara optimal, pengguna cukup menarik kabel dari kompartemen di bawah jok dan menyambungkannya ke stop kontak. Waktu standar yang dibutuhkan untuk pengisian penuh adalah setidaknya 4 hingga 8 jam (dengan tegangan 220 V dan tergantung pada kondisi sekitar serta suhu baterai saat pengisian).

Power Unit yang digunakan mampu memberikan daya sebesar 3,6 kW dan daya puncak 4 kW, dengan torsi sekitar 200 Nm. Output ini juga membuat manuvernya terasa gesit dan menyenangkan saat dibawa berkeliling kota. Baterai sepenuhnya bebas perawatan dan memiliki performa sebanyak 1.000 siklus pengisian penuh.

Baterai Vespa Elettrica bahkan telah memenuhi sertifikasi IP65, menjadikannya tahan terhadap debu dan air tekanan rendah. PT Piaggio Indonesia juga memberikan garansi baterai selama 3 tahun. Tanpa melupakan karakter dan ciri khas skuter asal Italia tersebut, Vespa Elettrica memiliki livery khusus dalam warna Azzurro Elettrico. Termasuk dekorasi ‘neck-tie’, bibir velg, tulisan ‘Elettrica’ dan trim jok dengan lapisan beraksen abu-abu.

Citroën e-C3, Senjata Baru Untuk di Pasar Asia

Belum lama membawa hatchback mungil C3 ke pasar otomotif Tanah Air, Citroën ternyata menyiapkan ‘senjata’ baru untuk bermain di segmen elektrifikasi. Ya, hatchback tersebut ialah Citroën e-C3. Beruntung sekali kami telah menyaksikan sosoknya secara langsung saat berkunjung ke Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis.

Secara fisik, eksteriornya serupa dengan Citroën C3 dengan platform CC21 pada umumnya. Pembedanya ialah adanya tutup soket charging pada fender kanan depan. Uniknya, panel penutup lubang pengisian bahan bakar masih tersedia di fender kiri belakang, yang kini tidak difungsikan. Posisi baterai diletakkan di lantai bawah kendaraan, sehingga ruang bagasi tetap berkapasitas 315 liter.

Pakai toggle switch

Interior Citroën e-C3 menerapkan segala aspek yang telah ada pada C3. Yang absen dari ruang kabin ialah tuas transmisi. Sebab posisinya digantikan oleh toggle switch yang bentuknya menyerupai saklar kelistrikan. Toggle switch ini juga telah digunakan pada sejumlah produk elektrifikasi dari Citroën. Terdapat layar sentuh berukuran 10,2 inci pada dashboard dan jika nantinya juga dilengkapi dengan aplikasi MyCitroën, maka akan ada sekitar 35 fitur pintar yang tersedia. Kemungkinan besar akan ada konektivitas Android Auto dan Apple CarPlay.

Terkait dengan motor listrik dan baterainya, Citroën sepertinya ingin memberikan keunggulan bagi konsumennya. Baterai lithium-ion 29.2 kWh yang berada di lantai kendaraan, diklaim mampu memberikan jarak tempuh hingga 320 km. Sedangkan motor listriknya menghasilkan output 57 hp dan torsi 143 Nm. Dengan menggunakan DC Fast Charging selama 57 menit, pengisian daya baterai Citroën e-C3 ini dapat mencapai 80 persen dari kondisi habis.

Diciptakan untuk mobilitas dalam kota

Dengan ground clearance setinggi 170 mm, sepertinya Citroën e-C3 (nantinya) cocok untuk digunakan di kondisi jalanan Indonesia. Menurut data performa yang dilakukan oleh Citroën, e-C3 ini dapat berakselerasi 0-60 km/jam dalam waktu 6,8 detik dan top speed dibatasi di 107 km/jam saja. Jadi memang diciptakan untuk mobilitas dalam kota.

Kemungkinan besar Citroën e-C3 ini baru akan dipasarkan di Indonesia pada semester pertama tahun 2024 nanti. Namun, siapa tahu sosok mobil hatchback elektrik ini tampil di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023…

Suzuki Dan SkyDrive Bakal Produksi Mobil Terbang

Sejumlah pabrikan otomotif saat ini tengah melakukan terobosan baru di bidang teknologi mobilitas. Salah satunya yakni membuat mobil terbang.

Kemacetan arus lalu lintas kota megapolitan sejumlah negara di dunia terbilang sudah nyaris parkir. Jika kendaraan sudah tak dapat lagi bergerak, maka terbang adalah alternatif menghindari kemacetan. Mungkin demikian alasan dan pemikiran di balik lahirnya mobil terbang.

Suzuki baru-baru ini secara resmi menandatangani nota kerjasama dengan SkyDrive sebagai mitra dalam memproduksi sebuah mobil terbang. Sebetulnya rencana kerjasama ini telah diungkapkan oleh Suzuki sejak tahun 2022 lalu. Namun kesepakatan antara keduanya baru terealisasi sekarang.

Mobil Terbang, Alternatif Mobilitas Masa Depan

Berawal dari proyek mobil terbang bertenaga listrik yang dikembangkan oleh SkyDrive. Prototype dengan tempat duduk tunggal tersebut menarik minat Suzuki untuk membantu pengembangan tahap lanjut hingga menjadi versi produksi.

“Kami sangat optimis dengan kemitraan yang terjalin antara Suzuki dan SkyDrive dalam pengembangan dan produksi mobil terbang. Teknologi ini akan menjadi alternatif moda transportasi dan mobilitas di masa depan,” papar Hidetoshi Kumashiro, Executive General Manager, Suzuki.

Sebagai bagian dari kesepakatan kerjasama tersebut, Suzuki tengah menyiapkan fasilitas infrastruktur litbang dan produksi. Lokasi yang dipilih yakni Pabrik manufaktur Suzuki yang berada di Prefektur Shizuoka, Jepang.

Suzuki tak sekadar membantu menyediakan sarana infrastruktur manufaktur saja. Penyediaan tenaga kerja pada proses produksi juga menjadi bagian dari bantuan yang diberikan oleh Suzuki.

Menurut rencana, tahap produksi akan dimulai pada tahun 2024 mendatang. Meskipun Suzuki memiliki andil dalam rancang bangun mobil terbang ini, namun hak cipta karya intelektual tetap menjadi milik SkyDrive.

Mobil Terbang Yang Mirip Drone Berawak

Mobil terbang buatan SkyDrive ini merupakan jenis Vertical Take-off and Landing (VTOL), prinsip kerjanya mirip seperti helikopter. Mungkin padanan yang lebih mendekati adalah drone berawak.

Model awal yang didemonstrasikan  SkyDrive pada tahun 2020 lalu yakni SD-03. Model awal ini hanya berkursi tunggal dan ukurannya cukup kecil. Versi produksi yang diberi kode SD-05 nantinya memiliki ukuran lebih besar. Kokpitnya lebih lapang dan mampu memuat tiga orang yakni satu pilot dengan dua penumpang.

Jika pada model SD-03 hanya memanfaatkan delapan motor elektrik sebagai penggerak rotor. Model SD-05 nantinya akan ditenagai oleh 12 motor elektrik. Bilah rotor berbahan serat komposit yang digunakan pun bobotnya sangat ringan. Jauh lebih ringan dari model sebelumnya.

Hanya saja, tak dijelaskan secara detail berapa kapasitas daya baterai yang dibekalkan serta output daya motor elektrik penggerak yang digunakan.

Jarak Jelajah Mampu Hingga 14,5 km

Namun demikian pihak SkyDrive menyatakan bahwa ‘mobil terbang’ model SD-05 yang akan diproduksi jarak jelajah maksimumnya mampu mencapai hingga 14,5 km. Kecepatan terbang maksimumnya pun diklaim sekitar 100 km/jam. Tak terlalu kencang memang.

Ketinggian terbangnya pun cukup rendah, hanya beberapa meter dari permukaan tanah. Meskipun demikian, kendaraan ini diklaim aman dan dapat terbang melintasi gedung-gedung di wilayah perkotaan maupun di area pemukiman penduduk.

Mobil terbang SD-05 buatan SkyDrive ini fungsionalitasnya lebih mengarah pada taksi udara. Mirip seperti kendaraan sejenis dari pabrikan lain yang telah lebih dulu muncul dan didemonstrasikan kepada publik. Beberapa di antaranya bahkan telah mulai beroperasi secara komersil.

SkyDrive memproyeksikan SD-05 menjadi armada taksi udara di Jepang paling cepat mulai tahun 2025 mendatang. Nantinya, kota Osaka menjadi area operasional perdana dari taksi udara SkyDrive ini.

Kendati diproyeksikan sebagai taksi, namun SD-05 telah dipesan sebagai kendaraan pribadi. Label harganya $1.5 juta atau sekitar Rp 22,5 milyar per unitnya. Cukup mahal juga, seharga sebuah supercar edisi terbatas.

Untuk saat ini mungkin taksi terbang masih dianggap tak lazim. Namun dalam beberapa tahun ke depan, prospeknya patut untuk dipertimbangkan.