Citroën C3 Aircross Suguhkan Kenyamanan Khas Prancis

Citroën Indonesia memenuhi komitmennya untuk menghadirkan C3 Aircross untuk pasar Tanah Air. Pertama kali tampil pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada tahun lalu, Citroën C3 Aircross secara resmi diluncurkan pada 23 April 2024.

Kehadiran Citroën C3 Aircross ini tentu untuk mengakomodir kebutuhan banyak konsumen Indonesia yang masih ‘ngefans’ dengan Sport Utility Vehicle (SUV) tujuh penumpang. Tentu saja dihadirkan dengan paduan desain yang atraktif, punya teknologi mumpuni, dan tidak melupakan aspek kenyamanan berkendara khas mobil Prancis.

“Citroën C3 Aircross SUV hadir untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia dengan menawarkan kenyamanan dan performa terbaik di kelasnya. Kami yakin masyarakat luas akan menyambut kehadiran produk ini dengan antusias,” ujar Tan Kim Piauw, Chief Executive Officer Citroën Indonesia.

Penampilan eksterior yang gagah dan agresif, disertai dengan interior yang nyaman dan lapang, termasuk yang berada di bangku baris ketiga. Dengan fitur keselamatan berkendara berupa anti-lock braking system, electronic brakeforce distribution, dan electronic stability program, membuat perjalanan semakin tenang.

Mengusung mesin tiga silinder 1.2 liter dengan turbocharger, tenaga yang dihasilkan ialah 108 hp pada putaran 5500 rpm dan torsi puncak 205 Nm yang tersedia mulai putaran 1750 rpm. Mesin PureTech 110 tersebut dipadu dengan transmisi otomatis 6-speed dan memiliki fitur manual gear selector.

Citroën C3 Aircross dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 289,9 juta dan hadir dalam 10 pilihan warna atraktif. Sedangkan untuk pilihan warna dual tone, dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 5 juta.

Citroën memberikan garansi standar tiga tahun atau 100 ribu km (mana yang tercapai lebih dahulu). Tak ketinggalan layanan purna jual yang mencakup layanan servis gratis selama empat tahun atau 50 ribu kilometer.

XForce Varian Baru

Mungkinkah Bakal Ada Mitusbishi XForce Varian Baru?

Mitsubishi XForce menjadi salah satu produk Sport Utility Vehicle (SUV) yang belum lama ini dihadirkan di pasar Indonesia. Rancang bangun dan fitur bberkendara mobil yang bergaya semi futuristik ini telah disesuaikan dengan kondisi iklim dan geografis negara kawasan ASEAN, termasuk Indonesia. Namun belum apa-apa, sudah ada dugaan mau ada varian baru. Apa benar?

Jumlah pemesanan Mitusbishi XForce yang diperoleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), saat dipamerkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 silam, juga tergolong positif. 

Ada dugaan bakal ada XForce varian baru

Sempat muncul pertanyaan mengapa Mitsubishi XForce tak dilengkapi sunroof atau panoramic roof. Demikian pula sejumlah fitur keselamatan dan bantu berkendara ADAS yang belum terdapat pada XForce. “Belum dibekali fitur ADAS secara lengkap, bukan berarti tidak ada sama sekali,” jelas Yoshio Igarashi, Direktur Sales and Marketing Division MMKSI.

Mitsubishi XForce yang dipasarkan di Indonesia sebenarnya telah dibekali dengan sejumlah fitur ADAS, seperti: Active Stability Control, Hill Start Assist, Blind Spot Warning, serta Rear Cross Traffic Alert, dan Tire Pressure Monitoring System. Sederet fitur berkendara di atas merupakan yang paling umum dan digunakan pada model mobil keluaran terbaru di pasaran saat ini.

Berbeda dengan XForce yang beredar di Vietnam, daftar fitur ADAS yang dibekalkan jauh lebih lengkap. Fitur ADAS Smart Automatic Throttle, Forward Collision Warning and Mitigation, Adaptive Headlights, dan Front Vehicle Departure Warning terdapat pada XForce spesifikasi Vietnam.

Sedangkan keempat fitur ADAS tersebut sama sekali tidak ditemukan di Mitsubishi XForce versi Indonesia. Mengapa bisa berbeda?

“Untuk daftar fitur berkendara ADAS yang jauh lebih lengkap, tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan serta kebiasaan berkendara dari para konsumen. Namun pemutakhiran fitur berkendara akan terus dilakukan secara bertahap,” tukasnya.

Selain itu, varian hybrid dari XForce saat ini masih sedang dikaji pihak R&D Mitsubishi Motors. Apakah hal tersebut jadi pertanda bakal muncul XForce varian baru? Atau justru bakal muncul varian hybrid yakni XForce HEV? Mungkin semua akan terjawab pada event GIIAS 2024 mendatang…

BAIC ‘Salaman’ Dengan JDI, Bukti Siap Jualan di Indonesia

Seperti yang sempat santer di awal bulan Maret 2024, ada satu brand baru asal China yang siap berbisnis di Indonesia, yakni BAIC. Beijing Automotive Group Co., Ltd. membawa BAIC, melalui kesepakatan bersama PT JIO Distribusi Indonesia (JDI).

Oleh karenanya, pengesahan pun dilakukan pada 28 Maret 2024, dan menandai secara resmi penjualan kendaraan bermotor roda empat dengan merk BAIC akan segera dilakukan di Tanah Air.

Pengalaman lebih dari setengah abad

Beijing Automotive Group Co., Ltd. sendiri bukan perusahaan ‘kemarin sore’, sebab sudah beroperasi sejak tahun 1958. Sesuai namanya, perusahaan ini bermarkas di kota Beijing, China.

Beijing Automotive Group Co., Ltd. juga memiliki beberapa brand lain yang dijual di pasar dalam negeri China, maupun diekspor ke negara-negara lain di dunia. Perusahaan ini juga memiliki kerjasama yang erat dengan sejumlah produsen otomotif global.

Dalam acara penandatangan kesepakatan ini, juga hadir Yang Nanhua sebagai Executive Director dan Chief Executive Officer BAIC International. Termasuk sejumlah pimpinan dan petinggi dari JHL Group, sebagai payung dari JDI.

Bawa dua model SUV unggulan 

“JDI sangat bangga telah mendapatkan kepercayaan untuk memasarkan merk BAIC di Indonesia. Ini menjadi bukti kerja keras kami selama delapan bulan terakhir secara non-stop,” sambut Dhani Yahya, Chief Operating Officer PT. JIO Distribusi Indonesia.

Model yang akan dipasarkan di Indonesia, yaitu BAIC BJ-40 Plus dan BAIC X55-II. Kedua model ini akan menyasar segmen Sport Utility Vehicle (SUV).

BAIC BJ-40 PLUS menggunakan mesin bensin empat silinder 2.0 liter turbocharger, bertenaga 221 hp, yang dipadu transmisi otomatis 8-speed buatan ZF. Electronic Transfer Case dan Rear Differential Lock, menggunakan produk Borg-Warner.

Sedangkan untuk BAIC X55-II, merupakan SUV medium berpenggerak roda depan. Ditenagai oleh mesin bensin Magic-Core empat silinder 1.5 liter turbocharger, bertenaga 175 hp, buatan Meta Engineering. BAIC X55-II ini dilengkapi dengan transmisi dual clutch 7-speed.

“Kami tengah melakukan penjajakan untuk segera memulai perakitan lokal atau CKD di Indonesia. Diskusi dengan beberapa mitra yang memiliki fasilitas produksi kendaraan bermotor pun sudah dilakukan,” pungkas Dhani Yahya.

Chery Tiggo 5X, ‘Mainan’ Baru Untuk Perkotaan

Usai diperkenalkan di event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 lalu, Chery tak ingin menunggu lama untuk menjaring konsumen Tiggo 5X. Pasar Sport Utility Vehicle (SUV) memang masih ‘seru’, apalagi di segmen Compact SUV masih belum banyak pemain.

Hal tersebut sepertinya menggoda PT Chery Sales Indonesia untuk menghadirkan Tiggo 5X. Menurut kami, formula yang digunakan Chery pada Tiggo 5X ini tergolong tidak neko-neko. Tapi Chery tidak begitu saja melupakan sejumlah fitur berkendara yang optimal.

Menjangkau berbagai kelas konsumen

Tiggo 5X menjadi produk Chery untuk lebih menjangkau berbagai kelas konsumen. Jika Tiggo Pro 7 dan Tiggo Pro 8 mengisi kelas premium, maka Tiggo 5X juga mengusung reputasi dari kedua produk tadi, namun dengan dimensi yang lebih ringkas, serta harga yang lebih kompetitif.

Setidaknya, Chery punya target konsumen yang jelas. Konsumen yang disasar ialah kalangan muda perkotaan, tentu saja berkarakter technology-savvy dan dinamis. Lagipula, mayoritas konsumen Compact SUV lebih banyak beraktivitas di perkotaan.

Ada sunroof untuk varian Champion

Chery menerapkan desain yang memadukan aksen klasik dan modern. Hal ini diperlihatkan melalui grille depan berhiaskan berlian, lampu depan LED matriks, dan garis bodi yang tegas. Posturnya juga sedikit tinggi, sehingga memungkinkan untuk melalui jalanan kurang mulus.

Kabinnya tergolong lega untuk lima orang. Hadir teknologi canggih seperti layar sentuh 10.25 inci, instrument cluster digital 7 inci, dan sistem voice assistant. Khusus pada varian Champion, terdapat fitur sunroof.

Potongan harga Rp 20 juta

Urusan keselamatan berkendara, Chery menyematkan enam buah airbag dan fitur ADAS (Advanced Driving Assistance Systems) paling banyak di kelasnya. Sebagai sumber tenaga, Chery memasang mesin bensin empat silinder berkapasitas 1.5 liter, dengan tenaga 112 hp dan torsi 138 Nm. Mesin ini dipadukan dengan transmisi CVT.

Ketika kami menjajal Tiggo 5X ini, Chery sudah membuka pre-booking dengan harga khusus. Untuk varian Classic dijual dengan harga Rp 249 juta. Sedangkan varian Champion, harganya ialah Rp 279 juta. Chery juga menawarkan program cashback sebesar Rp 20 juta. Diharapkan produksinya dimulai pada kuartal kedua tahun 2024.

Upaya Gaet Peminat, Harga Spesial Omoda E5 Diperpanjang

Guna merespon keinginan pasar terhadap Chery Omoda E5, PT Chery Sales Indonesia memperpanjang program harga spesial dan menambahkan fitur untuk melengkapi teknologi yang ada di dalam kendaraan listrik tersebut. Program harga spesial Chery Omoda E5 dengan harga Rp 488,8 juta termasuk PPn 1 persen, kini dapat dinikmati oleh empat ribu konsumen pertama.

Perpanjangan program ini dilakukan melanjutkan program harga spesial fase kedua untuk dua ribu konsumen pertama yang telah terpenuhi pada IIMS 2024 lalu. Chery juga memberikan fitur tambahan pada Omoda E5, yakni Car Link O.

Keputusan Chery untuk memperpanjang program harga spesial Omoda E5 ini disesuaikan dengan data penjualan yang positif. Seiring dengan bertumbuhnya keinginan pasar terhadap mobil listrik, pemesanan Omoda E5 kini sudah mencapai 2.400 unit.

Tercatat sudah ada sekitar 300 unit telah diterima oleh konsumen sejak bulan Februari silam. Chery berencana untuk mencapai angka 1.000 unit, hingga menjelang momen Lebaran.

“Kami menginginkan agar lebih banyak lagi konsumen yang bisa mendapatkan harga spesial. Selain itu, adanya fitur Car Link O semakin memudahkan pengguna dalam pengaktifan fitur. Sepertoi monitoring baterai dan merekam perilaku berkendara,” kata Rifkie Setiawan, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia.

Dengan fitur Car Link O, pengguna Chery Omoda 5 mengakses semua fitur kendaraannya, hanya dengan menggunakan smartphone mereka. Pengguna dapat melihat berbagai informasi mulai dari Battery Health Care, Chery Safety Care, Smart Charging, Climate Control, dan Driving Behavior Report.

Untuk 4.000 konsumen pertama, termasuk 300 konsumen awal, akan mendapatkan undangan pembaruan fitur Car Link O secara gratis. Selanjutnya, akan ada proses registrasi dari dealer agar mobil tersemat dengan fitur Internet of Vehicle (IoV). Untuk informasi lebih lanjut, konsumen dapat langsung mengunjungi dealer Chery terdekat untuk mendapat informasi terbaru tentang fitur Car Link O.

Bukan Chevrolet Suburban Biasa, Diisi Mesin Speedboat

Era modifikasi kendaraan masih dirasa mudah pada tahun 1990an. Siapa saja yang haus akan output mesin, tidak perlu repot menghitung dan menerka langkah apa yang harus dilakukan. Hal tersebut tercermin dari sosok Chevrolet Suburban 2500 yang menggunakan mesin speedboat berkapasitas monster ini.

Chevrolet Suburban seringkali dianggap sebagai sport utility vehicle (SUV) yang merepresentasikan selera orang Amerika, yang menggemari kendaraan berukuran bongsor. Ya, karena panjang bodinya saja sudah lebih dari 5 meter. Ketika Chevrolet meluncurkan Suburban generasi kedelapan di tahun 1992, perannya sebagai ‘kuda beban’ mulai bergeser menjadi kendaraan keluarga.

Mesin V8 7.4 liter tidak membuatnya bisa berlari kencang

Chevrolet menjejalkan mesin bensin V8 big block 7.4 liter untuk semua unit seri 2500, termasuk Suburban ini. Meski begitu, SUV ini tidak bisa dibilang kencang, sebab bobotnya saja lebih dari 2,8 ton. Lain cerita jika Anda buru-buru mengontak John Lingenfelter, pemilik workshop Lingenfelter Performance Engineering.

Cerita berawal ketika General Motors (GM) diminta oleh pihak pemerintah Arab Saudi di tahun 1994, supaya mengembangkan Chevrolet Suburban berperforma tinggi, untuk kebutuhan kendaraan dinas instansi penegak hukum. Tidak ingin pusing sendirian, GM langsung menghubungi Lingenfelter Performance Engineering. “Solusinya mudah, jejalkan saja mesin monster di balik kap depan,” kata John Lingenfelter.

Bertengger mesin V8 milik speedboat

Sungguh berbeda jika hal ini dilakukan di zaman sekarang, sebab tidak ada perangkat supercharger atau turbocharger yang terlibat. Pilihannya memang tidak main-main. Lingenfelter langsung saja mengganti mesin asli dengan unit V8 Mercury Marine berkapasitas 9.9 liter, yang biasa digunakan untuk speedboat!

Usai mesin masuk, tentu harus ada sederet penyesuaian. Transmisi otomatis harus diperkuat, serta sistem knalpot milik Chevrolet C1500 454 SS pickup. Secara penampilan, Chevrolet Suburban bermesin 9.9 liter ini benar-benar tidak menyiratkan performanya. Padahal SUV bongsor ini bisa sprint hingga 100 km/jam dalam tempo 4,6 detik. Tentu berkat mesin bertenaga 550 hp dan torsi 956 Nm itu. Urusan efisiensi bahan bakar, siapapun pemiliknya harus puas dengan seliter bensin segar untuk jarak tempuh sekitar 3,4 km saja. Mengagumkan!

Tidak Sampai Semalam, Rivian Kebanjiran Order Buat Model R2

Seperti yang telah diprediksi oleh sejumlah pihak sebelumnya, Rivian R2 bakal menarik banyak peminat. Beberapa hari silam, RJ Scaringe, Chief Executive Officer Rivian, mengumumkan bahwa jumlah pemesanan unit R2 sudah melampaui angka 68 ribu. Ia memberikan informasi tersebut melalui akin media sosial X (Twitter). Bagaimana tidak menarik banyak peminat dalam waktu tak sampai semalam saja, sebab booking fee-nya hanya US$100 (sekitar Rp 1,6 juta).

“Kami amat terkejut dengan respons publik atas produk Rivian, yaitu R2, R3, dan R3X. Hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, kami telah menerima lebih dari 68 ribu pesanan,” ujar RJ Scaringe. Angka untuk model R2 tersebut memang spektakuler, tapi lain cerita untuk model R3 dan R3X. Karena masih banyak calon konsumen yang menahan pemesannya.

Rivian masih berharap jika nantinya konsumen yang sudah memesan model R2, dapat ‘switching’ ke model R3 jika waktunya memang tepat. Sehingga konsumen produk Rivian pun semakin banyak dan pembagian jumlah model yang dipasarkan pun semakin merata. Dengan booking fee terjangkau itu, belum tentu mencerminkan jumlah unit yang bakal terjual.

Sebab hal serupa juga sempat terjadi pada Ford F-150 Lightning maupun truk fenomenal Tesla Cybertruck. Kedua mobil tersebut sempat memperoleh angka pre-order yang bagus, namun di saat mendekati pelunasan malah ‘mundur teratur’ dan membatalkan pemesanan mereka. Alasan lainnya kemungkinan karena pabrikan tersebut meleset untuk menghadirkan kendaraan sesuai ekspektasi konsumen.

Mobil ini diproyeksikan masuk jalur produksi pada semester pertama tahun 2026 nanti. Banderolnya mulai dari angka US$ 45 ribu (sekitar Rp 702 jutaan). Rivian R2 memiliki opsi single motor, dual motor, dan triple motor. Untuk varian tertinggi, Rivian mengklaim bahwa akselerasi 0-100 km/jam dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari tiga detik.

All New Honda HR-V SE, Patut Menjadi Varian Favorit?

Biasanya karakter konsumen kendaraan roda empat di Indonesia, langsung memilih produk dengan varian tertinggi. Dengan catatan memang memiliki kemampuan untuk membeli varian teratas. Tidak terkecuali bagi konsumen Honda yang memilih All New HR-V varian RS sebagai pilihannya. Meski begitu, ada varian lain dari All New HR-V yang patut dipertimbangkan, yakni varian SE.

All New Honda HR-V SE ini ternyata dihadirkan oleh PT Honda Prospect Motor (HPM) untuk mengakomodir keinginan dan selera pasar Tanah Air. Bagaimana tidak? Sebab, pada crossover sport utility vehicle (SUV) ini memiliki fungsionalitas dan sederet kelengkapan yang terbukti efektif bagi konsumen Indonesia.

Sarat garis horizontal

Secara desain fisiknya, All New Honda HR-V SE terlihat serupa dengan varian S dan E. Namun, terlihat amat berbeda jauh dengan varian Turbo RS. Bagian depan varian SE ini terlihat unik, sebab grille berdesain horizontal. Bahkan garis di grille bagian atas seolah mengalir hingga lampu utama. Garis tegas dari kap mesin mengalir melalui sisi bodi hingga lampu belakang.

Bagian atap semakin merebah ke belakang, seperti mobil fastback. Adanya over fender di setiap fender, menambah kesan kekar layaknya SUV berukuran besar. Tak ketinggalan ada side skirt yang berdesain cukup tebal. Di bagian belakang, penampilannya semakin modern dibandingkan HR-V generasi sebelumnya, sebab lampu belakangnya berdesain horizontal.

Kabin dengan rasa sporty

Masuk ke kabinnya, tidak bisa dipungkiri kalau SUV ini tetap memiliki kesan sporty, meski bukan varian Turbo RS. Seperti ada ‘rasa-rasa’ Honda Civic-nya… Atap panoramic memang terlihat oke untuk kebanyakan konsumen Indonesia. Tapi kami pribadi merasa lebih sedap dipasang sliding roof saja…

Untuk bagian depan, kami tidak mengalami masalah dengan aspek kelapangan ruang kepala maupun kaki. Namun, ketika beranjak ke bagian belakang, lain cerita. Ruang kepala agak terbatas, sebab bagian atap yang mulai rendah. Hal ini amat dirasakan jika penumpang memiliki tinggi di atas 174 cm.

Tidak ada turbocharger

All New Honda HR-V SE ini menggunakan unit mesin bensin empat silinder 1.5 liter DOHC berteknologi Earth Dreams i-VTEC. Mesin dengan kode L15ZF tersebut mampu menghadirkan tenaga 119 hp dan torsi maksimal 145 Nm. Memang tidak dilengkapi turbocharger seperti pada varian Turbo RS, namun performa untuk penggunaan dalam kota, kami merasa sudah lebih dari cukup.

Suspensi All New Honda HR-V kami anggap memiliki karakter yang moderat. Tidak kaku, namun tidak terlalu lembut pula. Selain itu, pengendaliannya tergolong sigap, dengan tingkat body roll yang tidak mengganggu proses manuver. Untuk tingkat kekedapan kabin, kami rasa mungkin terasa lebih baik jika tidak ada atap panoramic.

Melaju di tol dengan santai

Ada dua fitur yang kami sukai pada All New Honda HR-V SE, yaitu Adaptive Cruise Control (ACC) dan Lane Keeping Assist System (LKAS). Untuk ACC, kami tidak perlu menginjak pedal gas, karena mobil bakal melaju sesuai dengan kecepatan yang sudah diinginkan. Karena sudah adaptif, maka selalu menyesuaikan kecepatan kendaraan di depan.

Sedangkan untuk LKAS, berfungsi menjaga mobil tetap melaju di jalurnya. Sehingga amat bermanfaat saat melaju di jalan tol. Lagipula LKAS ini baru dapat aktif saat mulai berada di kecepatan 72 km/jam. Dengan begitu banyak hal yang ditawarkan Honda pada All New HR-V SE ini, rasanya wajar jika cukup banyak konsumen Indonesia yang menyukai varian ini. Apalagi harganya belum menyentuh angka Rp 500 juta, tepatnya di Rp 424,6 juta (on the road DKI Jakarta).

Review Isuzu mu-X 4×4, Mesin CC Kecil Tapi Kapabilitasnya Oke

Menyebut nama Isuzu, biasanya langsung terlintas ialah Panther yang legendaris atau truk Elf. Namun, jalan lupa bahwa Isuzu punya produk sport utility vehicle (SUV) yang gagah, yakni mu-X. PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) pertama kali menghadirkan mu-X di Tanah Air pada tahun 2014. Seingat kami PT IAMI rasanya tidak pelit dalam memberikan fitur pada mu-X, tapi sayangnya respons pasar masih ‘adem ayem’ saja…

Kami pun penasaran dengan sosok Isuzu mu-X ini, apalagi yang generasi kini sudah menggunakan mesin turbodiesel baru. Selain itu, fitur dan kenyamanan berkendara yang ditawarkan SUV ini pun dirasa juga oke. PT IAMI juga hanya menghadirkan satu varian, yakni 4×4 bertransmisi otomatis. Lagipula, PT IAMI lebih fokus mendorong Isuzu mu-X menjadi kendaraan operasional bagi perusahaan.

Disiapkan sebagai ‘mobil lapangan’

Dimensi SUV ini memiliki panjang 4.850 mm, lebar 1.870 mm, tinggi 1.815 mm, dan wheelbase 2.855 mm. Sedangkan bobotnya mencapai 2,8 ton. Isuzu mu-X punya cukup banyak ubahan dibandingkan model sebelumnya. Khususnya, pada bagian eksteriornya yang menjadi lebih keren. Karena dipersiapkan untuk ‘mobil lapangan’, maka bannya pun menggunakan tipe M/T.

Di bagian interior, tidak terlalu banyak mengalami ubahan, yang penting tidak mengurangi kenyamanan dan fungsi. Bagi kami, posisi berkendara tergolong cukup mumpuni, sehingga untuk mencari sudut ergonomis pun mudah, meskipun pengaturan joknya masih manual. Untuk setir, memiliki fitur tilt dan telescopic.

Kubikasi mesin tidak terlalu besar

Isuzu mu-X menggunakan mesin turbodiesel empat silinder RZ4E-TC 1,9 liter bertenaga 148 hp dan torsi puncaknya sebesar 350 Nm. Transmisi otomatisnya menggunakan unit AWR6B45-II 6-speed dengan fitur Tiptronic. Sistem penggerak empat roda menganut sistem Shift on The Fly dan dibekali fitur Rough Terrain Mode. Fitur ini berfungsi membaca kondisi permukaan jalan dan akan menyesuaikan output mesin menuju roda.

Meski tampilannya bongsor, kami tak ragu menggunakannya di lalu lintas perkotaan. Respons dari posisi diam hingga kecepatan menengah, kami tidak pernah merasa ‘keteteran’. Namun, jika mau berakselerasi sampai 100 km/jam, maka perlu waktu ekstra.

Harganya kompetitif

Karakter suspensi Isuzu mu-X berada di settingan yang moderat. Tidak terlalu kaku, tapi tidak terlalu lembut juga. Walaupun di kecepatan rendah dan melibas jalanan kurang rata, masih terasa guncangannya. Lain cerita saat kami menggiringnya ke jalan tol, maka kinerja suspensinya terasa lebih mantap.

Kesimpulannya, Isuzu mu-X punya kemampuan yang mumpuni, meski kelengkapannya lebih menonjolkan aspek fungsionalitas. Mesin berkapasitas 1.9 liter, bukan berarti tidak mampu menghasilkan performa yang baik. Untuk penggunaan medan offroad saja cukup, apalagi jika untuk aktivitas di perkotaan. Hanya ada dua pilihan warna, yaitu Splash White dan Onyx Black Mica. Rasanya banderol Rp 599,54 juta terdengar begitu kompetitif…

Review Nissan New Terra, Kejutan Dari Chassis dan Mesinnya!

Aktivitas #MotomobiMauKemana terbukti memberikan beberapa kejutan bagi kami, sebab salah satu mobil yang ‘mengejutkan’ tersebut ialah Nissan New Terra VL 2.5 4×4. Dimensinya yang bongsor tak hanya membuat kami berulang kali berpikir saat harus menembus kepadatan lalu lintas. Namun juga sukses mengintimidasi para kendaraan lain. Keren juga…

Kepercayaan diri meningkat

Keraguan kami pun sirna saat melaju di sejumlah ruas jalan, berkat visibilitas yang optimal. Padahal bentuk fisiknya terdiri dari panjang 4.900 mm, lebar 1.865 mm, dan tinggi 1.865 mm. Kepercayaan diri kami meningkat ketika mengetahui ujung kap mesin masih terlihat dengan jelas dari balik kemudi.

Nissan New Terra ternyata juga punya radius putar yang baik, hanya sekitar 5,7 m saja. Prestasi ini patut diacungi jempol, walaupun dimensi bodinya cukup besar. Kenyamanan berkendara juga dihadirkan oleh SUV 7 penumpang ini, kami menduga ada andil besar dari jarak wheelbase sepanjang 2.850 mm.

Teringat Nissan Navara

Mengenai impresi berkendaranya, kami jadi teringat dengan sosok Nissan Navara. Beberapa tahun lalu kami pernah menjajalnya dan menjadi kendaraan double cabin yang ternyaman. Meskipun chassis Nissan New Terra masih ladder frame, tapi tingkat kenyamanan berkendaranya menyerupai SUV berbodi monokok.

Gejala oleng sukses diminimalisir, vibrasi halus akibat aspal bergelombang pun minim terasa. Wajar saja jika chassis kendaraan ini juga digunakan oleh Mercedes-Benz untuk produk X-Class. Tak lain dan tak bukan, ya karena tingkat kenyamanan yang dihasilkan.

Menggiring Nissan New Terra menuju jalan tol, ternyata performa mesin empat silinder YD25 2.5 liter DDTi turbodiesel menyambut injakan kaki kanan kami. Torsi puncak sebesar 450 Nm diiringi oleh tenaga mesin 187 hp. Torsi maksimal tersebut sudah tersedia tepat di putaran mesin 2.000 rpm saja. Wajar saja jika kami sangat mudah untuk mendahului banyak mobil di jalan tol…

Kesimpulannya, Nissan New Terra menawarkan pengalaman berkendara dari SUV ladder frame yang tergolong baik untuk di kelasnya. Bahkan fitur Shift on The Fly 4×4 yang disematkan, membuat SUV seharga mulai dari Rp 749,9 juta ini menjadi terasa begitu superior. Namun, kami bingung kenapa mobil ini masih belum bisa mengungguli para kompetitornya… Apakah Anda tahu jawabannya?

Reviewer: M. Rizhan

Editor: Aldi Prihaditama

Lexus LBX Morizo RR Concept, Akankah Siap Produksi?

Kemunculan Lexus LBX memang masih terbilang baru. Namun mobil terkecil dalam daftar produk lansiran Lexus ini cukup menyita perhatian publik dunia. Pabrikan mobil mewah asal Jepang ini memperkenalkan sebuah konsep modifikasi LBX Morizo RR Concept.

Event pameran otomotif Tokyo Auto Salon yang berlangsung di Makuhari Messe, Prefektur Chiba, Jepang pun dimanfaatkan oleh Lexus untuk menampilkan sisi lain dari LBX tersebut.

Komisaris Utama Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda ternyata memegang peranan penting di balik terciptanya LBX Morizo RR Concept. Ya, Morizo adalah nama lain yang digunakan Akio Toyoda di kancah motorsports.

Akio Toyoda banyak menginspirasi terciptanya mobil sport dan high performance di Toyota maupun juga Lexus. Para tenaga ahli dan perancang di Lexus mendapat kebebasan untuk berkreasi agar dapat tercipta karya terbaik untuk LBX.

GR Yaris Ala Lexus

LBX sejatinya adalah Toyota Yaris Cross dengan label Lexus. Mesin 3-silinder 1.5-liter yang diimbuhi motor elektrik hybrid sama seperti Yaris Cross. Output tenaga maksimumnya mencapai 134 hp dengan torsi maksimum 185 Nm. Namun untuk konsep LBX ini basis komponennya diadopsi dari Toyota GR Yaris terbaru.

Mesin bensin 3-silinder turbo 1.6-liter bertenaga 300 hp dengan torsi 400 Nm yang dibopongnya sama seperti pada GR Yaris facelift 2024.

Transmisi automatic Direct Shift 8-speed yang digunakan pun sama. Meskipun sistem penggerak all-wheel drive (AWD) yang digunakan pun sama, namun tak dijelaskan apakah Torsen limited-slip differential dari GR Yaris juga dipasang pada roda depan dan belakang. Hmmm… nampaknya nyaris mustahil jika tak dibekalkan bukan?

Kemasan Eksterior Bergaya Sport

Hanya sebatas racikan menggelora pada sektor performa saja tentu tidaklah lengkap. Sentuhan pada kemasan tampilan jadi penyeimbang.

Meskipun terdapat penambahan gaya sporty pada eksterior, Lexus tak melakukannya secara berlebihan.

Area bemper depan merupakan yang terlihat dengan gaya baru. Grille dibalur warna hitam yang senada dengan baluran warna pada bodi.

Bemper belakang pun tampil dengan desain yang lebih atraktif. Dua pipa exhaust GR Yaris dan sirip diffuser pada bemper belakang membuat bagian buritan Lexus LBX Morizo RR Concept ini kian terlihat garang.

Dari sela bilah velg aluminium 19-inci terlihat kaliper rem berkelir kuning yang nampak kontras.

Untuk area interior tak banyak mengalami sentuhan. Hanya jok sport model bucket dan sejumlah aksesoris.

Mobil konsep terbaru Lexus ini memang begitu memikat dibanding LBX versi standard. Namun belum dapat dipastikan apakah bakal lanjut ke jalur produksi atau tidak.

Dengan respon positif dari para pengunjung di Makuhari Messe dan juga para konsumen, bukan mustahil jika Lexus LBX Morizo RR Concept ini kelak bakal diproduksi. Sama seperti SUV EV Lexus RZ450e F Sport Performance yang berawal dari mobil konsep.

 

Lexus GX 550 Overtrail Bergaya Macho Hasil Racikan JAOS

Lexus tak hanya senantiasa menghadirkan jajaran produk yang menawan, namun juga berkomitmen untuk memperluas jajaran modelnya demi memenuhi beragam kebutuhan dan gaya hidup konsumennya. Salah satu produk kebanggaan brand premium yang belum lama diperkenalkan ialah Lexus GX.

Lexus GX sebagai ‘premium off-roader’ menyuguhkan pengalaman seru bagi penggunanya. Baik saat melahap medan buruk, maupun ketika harus menembus hutan beton di perkotaan. Di sisi lain, Lexus mendukung visi untuk berkontribusi pada perwujudan masyarakat yang bebas karbon.

Esensi Overtrail Project

Dengan fokus memberikan pemahaman terhadap alam, Lexus GX mampu menghadirkan kegembiraan gaya hidup outdoor, yang secara harmonis berdampingan dengan alam sekitar. Aspek tersebut pun menjadi esensi dari Overtrail Project yang diterapkan pada Lexus GX 550 ini. Dimulai dengan performa yang hebat dari model standar, lalu disempurnakan fungsi dan desain spesifiknya untuk kebutuhan off-roader sejati.

Hasilnya, Lexus GX 550 ‘Overtrail’ menjadi kendaraan yang berfungsi sebagai sahabat berpetualang dalam mengarungi medan off-road dan untuk menikmati segala aktivitas outdoor yang penuh pengalaman seru. Untuk menghasilkan SUV gagah ini, Lexus menggandeng JAOS Corporation. Perusahaan asal Jepang ini memproduksi dan menjual komponen kendaraan 4WD sejak tahun 1985.

Menggambarkan petualangan seru

Proyek kolaboratif ini dibuat untuk merepresentasikan kendaraan yang dapat diandalkan di lingkungan paling menantang. Tampilan eksterior kendaraan ini menggambarkan petualangan seru dan siap menghadirkan performa off-road luar biasa. Namun, desainnya tetap tidak berlebihan jika pengguna mobil ini mengendarainya di jalanan perkotaan.

Di bagian depan, terdapat bumper yang dibuat menggunakan resin ABS yang ringan dan sangat kokoh. Kendaraan ini juga dilengkapi dengan berbagai komponen off-road standar, termasuk fender garnish untuk melindungi bagian sepatbor. Foot step samping berdesain tubular dipasang untuk mempermudah akses masuk dan keluar mobil.

Lexus dan JAOS tidak lupa memasang underbody guard alumunium untuk melindungi bagian bawah bodi. Penggunaan rak atap untuk meningkatkan daya angkut barang bawaan, ditambah dengan penggunaan lift kit, dan penggunaan velg 18 inci yang ringan namun sangat kuat. Melalui kendaraan kolaborasi ini, Lexus dan JAOS ingin menampilkan kustomisasi kendaraan, dengan tujuan menawarkan pengalaman hidup otomotif yang semakin berwarna dan penuh keseruan.

Wuling Almaz RS Hybrid

Review Wuling New Almaz RS Hybrid, Ternyata Begini Rasanya!

Saat ini kendaraan roda empat sudah dianggap menjadi penunjang aktivitas sehari-hari. Hampir semua brand ternama berlomba untuk menjajakan sebagai produk terbaik. Tidak terkecuali dengan mobil bertenaga hybrid. Ya, tentunya mobil hybrid salah satu teknologi yang dimiliki oleh banyak brand di Indonesia.

Dengan berbagai fitur yang canggih hingga tingkat efisiensi, menjadi sederet hal yang diunggulkan. Tak terkecuali oleh Wuling, yang mengunggulkan Almaz RS Hybrid sebagai produk flagship. Bagaimana dengan rasa berkendaranya? Kami membuktikannya dalam aktivitas #MotomobiMauKemana, untuk berlibur bersama keluarga.

Interior cukup mewah

Masuk ke interiornya, kami menganggap bahwa ruang kemudinya tergolong lega, sehingga membuat pengemudi cepat beradaptasi dengan SUV ini. Kabin untuk penumpang baris pertama dan kedua tidak perlu diragukan. Namun, untuk baris ketiga memang terasa sedikit sempit, apabila diisi oleh orang dewasa. Konsekuensinya pun akan ada kompromi dengan kapasitas bawaan di ruang bagasi.

Interiornya termasuk mewah dengan balutan material kulit di sejumlah area. Posisi dashboard pun tidak terlalu tinggi, sehingga membuat kami tetap nyaman saat berkendara jarak jauh. Nah, terkait perjalanan jarak jauh, ground clearance yang cukup tinggi pada New Almaz RS Hybrid ini membuat bantingan suspensi tetap nyaman, walau diisi dengan penumpang penuh.

Tarikan awal terasa ringan

Teknologi voice command andalan dari Wuling, memberikan kesan yang menyenangkan dan tentunya memudahkan pengemudi ketika ingin mengoperasikan fitur yang diinginkan. Saat melaju, SUV ini memberikan kenikmatan berakselerasi. Sejak awal menginjak pedal gas, mobil terasa sangat ringan untuk melesat, sebab penggerak awalnya didukung oleh tenaga motor listrik.

Terkait efisiensi, Wuling New Almaz RS Hybrid yang kami gunakan ini memang hanya menyentuh 18 km per liter. Hal ini mungkin bisa disebabkan juga oleh bobot kendaraan yang cukup berat, mengingat material yang digunakan Wuling sepertinya pelat yang tebal pada bagian bodinya. Sehingga kami pun sama sekali tidak kecewa dengan angka tadi.

Nyaris 10 hari kami ‘berinteraksi’ dengan Wuling New Almaz RS Hybrid. Kami pun menyimpulkan bahwa SUV ini patut jadi pilihan buat Anda yang mempunyai keluarga kecil dan suka dengan teknologi yang mumpuni. Dengan harga mulai dari Rp 438 juta, SUV ini dapat dikatakan tidak terlalu mahal untuk sebuah mobil hybrid dengan fitur ‘segudang’.

Reviewer: Nova Trianto

Editor: Aldi Prihaditama

Daihatsu Terios 7 Wonders, Menapak di Tanah Maluku Utara

Memasuki tahun 2024 ini, petualangan Daihatsu Terios 7 Wonders 2024 kembali dimulai di Ternate, Maluku Utara. Kegiatan tahunan ini untuk mengeksplor keindahan alam dan mengunjungi sejumlah destinasi wisata yang berada di Indonesia.

Tak terasa, petualangan Daihatsu ini memasuki tahun ke-11.  Sebelumnya kegiatan ini telah menjelajahi Sumatera (2012), Jawa (2013), Sulawesi (2014), Kalimantan (2015), Flores (2016), Maluku Utara (2017), Maluku Selatan (2018), Bengkulu, Pontianak, dan Kolaka (2019), serta Kalimantan Timur, Sumba, dan Baubau (2022), Lombok, Nusa Tenggara Barat (2023).

Di hari pertama, petualangan Terios 7 Wonders sukses menempuh jarak sekitar 21 km dengan rute beragam. Tentu ini menjadi pembuktian jika Daihatsu Terios masih menjadi pilihan di beberapa daerah.

“Daerah yang kita pilih sesuai dengan karakteristik dari Daihatsu Terios sebagai kendaraan SUV. Dan pasar disini juga cukup besar terlebih dengan medan yang cukup menantang,” ujar Hari Wicaksono Promotion Departement Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Minggu (14/1/2024).

Destinasi pertama, rombongan langsung diajak menuju tempat bersejarah Kesultanan Ternate. Lokasi yang berada di lereng gunung Gamalama ini, menawarkan perjalanan yang cukup berliku dan menanjak.

Disini, tersimpan jejak sejarah berupa bangunan Kesultanan Ternate yang selama ini dikenal dengan nama Kedaton Ici atau Kedaton Kecil yang umurnya telah mencapai 50 tahun.

Rombongan pun disambut Jou Ngofa Firman Mudaffar Sjah, anak dari Sultan Ternate ke-44.

“Kedaton Ici ini dibangun oleh masyarakat secara swadaya atas permintaan almarhum bapak saya Sultan Ternate ke-44. Suatu kebanggaan bagi kami bisa dikunjungi oleh rombongan Daihatsu Terios 7 Wonders,” ungkapnya.

Selanjutnya rombongan bergerak menuju Benteng Tolukko. Ini merupakan bangunan bersejarah yang dibangun pada abad ke-17 dan menjadi pusat perdagangan rempah saat itu.

Saat ini Benteng Tolukko menjadi daya tarik tersendiri untuk wisata sejarah, dan menjadi simbol kekayaan sejarah dan warisan budaya Maluku Utara.

Petualangan Daihatsu Terios 7 Wonders terus akan mengeksplore Ternate menuju Halmahera, Maluku Utara, dari 14-19 Januari 2024.

 

Review Chery Omoda 5 GT, Minim Ubahan Tapi Terasa Bedanya

Pada musim libur Nataru 2023, Motomobi News menggelar acara yang cukup spesial yaitu #MotomobiMauKemana. Dalam kesempatan ini, seluruh tim Motomobi News mendapat kesempatan untuk menggunakan mobil yang dipilih langsung oleh Om Mobi. Selain itu, kami bisa pakai selama liburan. Salah satu mobil yang kami besut ialah Chery Omoda 5 GT. 

Kini Chery terlihat lebih dewasa, baik secara organisasi maupun produk. Omoda 5 yang dirakit di Bekasi ini ingin membuktikan bahwa kehadiran Chery tidak boleh dipandang sebelah mata. Chery Omoda 5 GT seolah minim ubahan, jika dibandingkan dengan Omoda 5 versi ‘biasa’.

Penambahan aksen oranye

Pada bagian eksterior, tidak banyak perubahan antara Omoda 5 biasa dengan Omoda 5 GT. Paling mencolok adalah penambahan aksen oranye pada bagian velg, spion, sisi samping dan spoiler. Kemudian logo Chery absen dari grille depan dan sebagai gantinya terdapat logo Omoda di kap mesin ala Range Rover.

Terakhir adalah emblem GT di belakang, tentunya perbedaan minim ini menunjukan bahwa Chery pede dengan desain Omoda 5. Namun beberapa mungkin berharap ada lebih banyak pembeda di bagian eksterior. 

Masuk ke dalam, lagi-lagi tidak banyak perbedaan, hanya aksen piano black di dashboard dan juga konsol tengah. Lalu terdapat aksen oranye seperti eksterior di door trim dan juga jahitan jok. Terakhir adalah door trim dengan soft touch. Selebihnya fitur Omoda 5 GT sama dengan Omoda 5 RZ mulai dari layar infotainment dan instrument cluster masing-masing 10,25 inci dengan sistem audio premium Sony 8 speaker. 

Output terdongkrak

Selain itu, ada dual zone climate control dengan ventilated seat, kamera 360 derajat, Android Auto dan Apple CarPlay dan uniknya power window otomatis untuk keempat jendela. Namun sayang, sistem Android Auto dan Apple CarPlay bekerja normal namun sedikit lebih lambat saat pengetesan kami. 

Keunggulan utama Chery Omoda 5 GT terletak pada mesin 4 silinder 1.600 cc TGDI turbocharger bertenaga 197 hp dan torsi 290 Nm. Angka tersebut lebih besar 52 hp dan 60 Nm dibanding Omoda 5 bermesin 1.500 cc. Ubahan lainnya ialah transmisi double clutch 7-speed yang menggantikan transmisi CVT. 

Omoda 5 GT memiliki akselerasi yang cukup bagus dan tenaga yang terasa bahkan di rpm rendah sekalipun. Karena itu kami tidak perlu menggenjot pedal gas dalam-dalamuntuk merasakan performanya. Sedikit catatan, pada kondisi stop and go setelah memasukan gigi dari netral, mobil tidak langsung bergerak. Kami menduga karena transmisi DCT yang digunakan pada mobil ini. 

Ada dua varian sistem penggerak roda

Transmisi DCT yang digunakan Omoda 5 GT juga bekerja dengan baik terutama di kecepatan tinggi. Perpindahan giginya cukup akurat dan mulus. Omoda 5 GT sendiri ditawarkan dalam dua varian yaitu FWD dan AWD. Sedangkan unit yang kami gunakan ini adalah varian FWD. Ubahan lainnya dari Omoda 5 GT ini ada pada suspensi belakang independent dengan multi-link. 

Bantingan Omoda 5 GT sendiri tergolong empuk. Meski begitu, mobil ini memiliki pengendalian yang cukup baik. Feedback dari setir yang cukup bagus. Sistem pengereman tidak ada perubahan dan masih mumpuni mengimbangi peningkatan performa mesin. 

Dengan harga Rp 448,8 juta, Omoda 5 GT menawarkan paket value for money yang sangat bagus. Apalagi dengan fitur dan performa yang unggul jika dibandingkan dengan rival terdekatnya. Omoda 5 GT pun juga membuktikan bahwa Chery serius di pasar Indonesia lantaran telah dirakit di Bekasi, Jawa Barat.

Review Mazda CX-60, SUV yang Tak Malu Diajak Blusukan

Aktivitas #MotomobiMauKemana memberi kami kesempatan untuk menjajal dan mengulas beragam kendaraan baru yang dipasarkan di Tanah Air. Salah satunya ialah Sport Utility Vehicle (SUV) premium teranyar kebanggaan Mazda, yakni CX-60. Mobil ini menjadi produk SUV termahal dari line-up SUV Mazda yang dipasarkan di Indonesia. Kami pun membawa Mazda CX-60 menuju daerah Pangalengan, Jawa Barat, untuk liburan bersama keluarga.

Lalu, bagaimana rasanya ketika dibawa ‘blusukan’? Bagaimana Mazda mewujudkan filosofi Jinba-Ittai yang manjanjikan rasa pengendaraan yang menyenangkan? Dalam semboyan Jinba-ittai yang diusung oleh Mazda ini, mempunyai arti sebuah koneksi antara penunggang dan kuda. Jika diartikan secara harfiah merupakan adanya ikatan intim antara pengendara dengan mobil yang dikendarai.

Minim body roll

Unit yang kami gunakan kali ini ialah Mazda CX-60 varian Kuro. Rasa berkendara mobil ini patut kami acungi jempol. Suspensi depan menggunakan double wishbone dan multilink untuk suspensi belakang memberikan kestabilan, body roll terasa minim saat melahap tikungan ketika kecepatan tinggi. Cocok sekali untuk melibas jalanan tempat liburan kami di Pangalengan.

Tetapi tentu seja kestabilan tersebut mempunyai kompensasi. Sebab di jalan yang agak bergelombang, mobil ini terasa seperti mengendarai kuda yang mengayun keras dengan rebound suspensi yang sangat cepat. Mobil ini terasa melompat-lompat. Namun respons kemudi terasa akurat dan tidak over-assisted, sehingga feedback dari jalan masih terasa.

Kombinasi 280 hp dan 450 Nm

Kehebatan lain dari Mazda CX-60 ini ialah ada di balik kap depannya. Mesin Skyactiv-G 6 silinder 3.3 liter dilengkapi turbocharger dan sistem mild hybrid 48 volt. Mesin bertenaga 280 hp dan punya torsi 450 Nm ini dipadukan dengan transmisi otomatis 8-speed. Torsi besar tersebut membuat perjalanan kami terasa begitu ‘enteng’, terutama ketika berada di medan terjal dan penuh tanjakan.

Sistem penggerak roda all-wheel drive (AWD) mobil ini yang dibekali mode Off-Road untuk menaklukkan medan non-aspal ringan. Jalanan batu terjal yang menanjak juga dapat diselesaikan dengan mudah, tanpa harus mencapai putaran mesin 2.000 rpm. Apalagi tidak ada raungan suara mesin yang masuk ke dalam kabin. Fitur kamera 360 derajat di mobil ini juga amat membantu saat di jalan sempit. Jadi, meskipun bodinya bongsor, kami tetap yakin dengan kondisi sekitar mobil.

Performa tetap impresif

Mazda CX-60 Kuro dilengkapi interior warna beige yang anggun saat dilihat. Dashboard berdesain modern namun simpel, memiliki kualitas bagus dan sarat material soft touch. Perjalanan jauh terasa begitu nyaman berkat fitur ventilated seat yang membuat tubuh tetap sejuk. Posisi berkendara juga mudah disesuaikan berkat fitur telescopic pada sistem kemudinya.

Rute kombinasi dalam dan luar kota beserta dengan kemacetan lalu lintas yang cukup panjang, kami mendapatkan angka konsumsi bahan bakar 9 km per liter untuk perjalanan sejauh 457 km. Rasanya angka tersebut tidak tergolong ‘menyiksa’, sebab kami tetap mendapatkan performa impresif dan kenyamanan berkendara yang optimal selama tiga hari perjalanan. 

Reviewer: Juan Rizalifio

Editor: Aldi Prihaditama

SUV Honda WR-V

Review Honda WR-V E CVT, Mengupas Potensi Tersembunyi

Musim liburan Nataru (Natal 2023 dan Tahun Baru 2024) menjadi momen unik bagi Motomobi News yang menggelar aktivitas pengujian kendaraan bertajuk #MotomobiMauKemana. Salah satu kendaraan yang kami gunakan ialah Honda WR-V E CVT. Sejujurnya, unit yang kami inginkan di awal perencanaan aktivitas ialah varian RS CVT dengan fitur Honda Sensing. Namun, karena varian teratas tersebut sudah banyak menjadi pilihan pengguna Honda WR-V di Indonesia, akhirnya kami pun melakukan ‘manuver’ ke varian E CVT.

Beberapa rekan kami di kantor sempat mengutarakan bahwa rasa berkendara Honda WR-V varian E tergolong lebih nyaman ketimbang varian RS. Berbekal postur yang agak tinggi, membuat Honda WR-V ini masuk ke golongan sport utility vehicle (SUV) yang ringkas. Dimensinya yang tidak bongsor juga membuat mobil ini masih asyik buat digunakan di perkotaan.

Lebih banyak berinteraksi

Oke, rencana berkendara pun disiapkan. Perjalanan harus diselesaikan selama tiga hari dan rute perjalanan tak boleh kurang dari 500 km di sekitar Jawa Barat. Selama perjalanan, diusahakan rute tidak banyak melintasi jalan tol. Agar kami lebih banyak ‘berinteraksi’ dengan karakter Honda WR-V E ini. Keluar dari jalan tol Cikampek, kami mengarahkan kendaraan menuju Purwakarta, kemudian menuju Wanayasa.

Jujur saja, untuk sebuah kendaraan Honda, suspensi WR-V masih tergolong ‘kurang empuk’. Namun kami menganggapnya bukan menjadi kekurangan, melainkan sebagai karakter. Namanya juga SUV ringkas kan? Uniknya, jika di permukaan jalan halus dengan beberapa artikulasi ketinggian, suspensi WR-V E ini malah menunjukkan keunggulannya. Bantingan terasa mantap dan seolah meredam guncangan dengan baik.

Tidak pakai ban bertapak A/T

Ground clearance setinggi 220 mm juga membuat percaya diri dan menggoda kami untuk membawa mobil ini ke medan yang cukup menantang. Ya, kami mendaki kawasan Bukit Nyomot di Kabupaten Subang, dengan ketinggian lebih dari 300 meter di atas permukaan laut.

Beruntung kondisi jalan tidak becek, sehingga Honda WR-V E CVT mampu melahap permukaan jalan dengan baik. Padahal ban Goodyear Efficientgrip berukuran 215/60 R16 yang digunakan mobil seharga Rp 280 jutaan ini tidak memiliki tapak all-terrain.

Puas menghirup udara segar di sekitar perkebunan sawit tersebut, perjalanan kami lanjutkan ke daerah Pamanukan. Mesin L15ZF DOHC 1.5 liter bertenaga 119 hp dan torsi puncak 145 Nm, menghadirkan performa yang menyenangkan. Kami tidak perlu menginjak pedal gas dalam-dalam untuk mencapai kecepatan yang diinginkan, selain itu transmisi CVT juga selalu merespons dengan baik.

Rute kurang favorit

Setelah bermalam di Pamanukan, kami mencari rute yang ‘tidak umum’ untuk melanjutkan petualangan. Sejumlah daerah yang kami lewati adalah Haurgeulis, Gantar, Cibuluh, hingga Cikamurang, sebelum akhirnya menuju jalan tol Cisumdawu.

Berbagai macam permukaan jalan telah ditempuh, namun kami tidak mudah merasa lelah. Sebab mudah sekali menyesuaikan tubuh dengan jok Honda WR-V E, berkat fitur Height Adjuster. Kami pun menyukai bahan kain fabric pada joknya. Meski sebenarnya material plastik pada bagian interior masih bisa ditingkatkan kualitasnya.

Absennya fitur Honda Sensing, tidak membuat hati kami tetap tenang ketika berkendara. Karena untuk urusan keselamatan, Honda tetap menyematkan sistem pengereman ABS, yang dilengkapi Electronic Brakeforce Distribution dan Brake Assist. Tak ketinggalan Hill Start Assist, serta 4 buah airbag.

Usai melalui wilayah Jatinangor, kami pun tidak ingin langsung kembali ke ibu kota. Oleh karena itu perjalanan pun kembali kami belokkan menuju Bandung, Padalarang, Sukaluyu, Cikalong, Jonggol, Cileungsi, Cibubur, dan akhirnya tiba di Jakarta. Selama tiga hari perjalanan ‘Parahyangan Loop’ ini, kami sukses menempuh jarak sejauh 583 km dengan rata-rata konsumsi bahan bakar 17,1 km per liter. Menyenangkan!

Kia Sonet Facelift, Kini Makin Dijejali Teknologi Mutakhir

Jelang tutup tahun 2023 jadi momen yang pas bagi Kia untuk meluncurkan versi facelift dari Sonet. Mobil yang debut perdana di tahun 2020 ini emang sudah saatnya dipoles ulang.

Kia Sonet Made In India

Nah, versi facelift SUV termungil dari brand otomotif asal Korea Selatan ini adalah spek India yang diproduksi di Anantapur, Andhra Pradesh. Ada sedikit perbedaan gaya tampilan bila dibandingkan dengan spek untuk pasar domestik RRC.

Dari tampilan eksterior, grille model “Tiger Nose” kini ukurannya lebih lebar dari sebelumnya. Headlamp LED model sabit ujungnya kini meruncing dan menyambung dengan grille.

Bemper depan juga tak luput dari sentuhan. Lubang intake di atas skid plate kini ukurannya sedikit lebih besar dan kotak. Ukuran skid plate pun kini lebih lebar dengan aksen warna aluminium.

Tampilan pada bagian belakang pun turut direvisi. Lampu belakang LED kini tampil melebar seperti pada Kia Carens dan Seltos. Bemper belakang pun sedikit mengalami polesan ulang dengan aksen aluminium.

Tampilan eksterior tak hanya makin stylish dengan velg alloy 16-inci model baru. Terdapat warna pilihan baru untuk eksterior.

Minim Penyegaran Interior

Jika sentuhan ulang gaya pada area eksterior cukup terlihat jelas. Pada interior justru nyaris tak terlihat. Desain dan layout dashboard sepintas masih terlihat sama seperti model sebelumnya.

Layar digital ganda berukuran 10.25-inci pada dashboard yang jadi penampil instrument berkendara dan fitur infotaintment terlihat lebih fresh. Panel kontrol sistem AC dan balutan panel interior mengalami revisi desain.

Soal konten fitur yang dibekalkan disesuaikan dengan level varian trim.

Fitur standar yang terdapat pada Kia Sonet antara lain koneksi nirkabel Android Auto dan Apple CarPlay, charger ponsel nirkabel, jok kulit berventilasi, sunroof, sistem audio lansiran Bose, filter sirkulasi udara kabin, termasuk enam buah airbag.

Agar tak kalah modern dari model Kia lainnya, Sonet kini dilengkapi fitur keselamatan berkendara berbasis ADAS (advanced driver assistance system) tingkat 1.

Mesin Dan Transmisi Masih Sama

Pada sektor performa masih sama seperti versi sebelum facelift. Format opsi mesin yang ditawarkan pada Kia Sonet masih dianggap memadai.

Mesin bensin 4-silinder Smartstream G 1.2-liter MPi bertenaga 82 hp, mesin 3-silinder 1.0-liter KAPPA II T-GDi 118 hp dan mesin diesel 4-silinder Smartstream D 1.5-liter CRDi bertenaga 114 hp masih sama seperti daftar pilihan mesin sebelumnya.

Ketiga varian mesin dipadukan dengan sistem penggerak roda depan (FWD). Pilihan transmisi manual, automatic dan CVT yang ditawarkan pun tetap sama sesuai opsi mesin pada masing-masing varian model.

Para konsumen di India sudah dapat melakukan pemesanan sejak 20 Desember 2023. Unit pesanan konsumen akan dikirim mulai pertengahan Januari 2024 mendatang. Harga jual resmi akan diumumkan dalam waktu dekat dan dipastikan bakal terdapat revisi harga.