De Tomaso Pantera, Sukses Bikin Kesal Elvis

Kata hybrid dalam dunia otomotif kini identik dengan kendaraan yang menggabungkan mobil bensin dan mobil listrik. Jika ditarik mundur setengah abad yang lalu, kata hybrid memiliki arti yang berbeda. Biasanya dikonotasikan dengan mobil desain Eropa dengan mesin dari Amerika. Salah satu mobil hybrid yang cukup populer dimasanya adalah De Tomaso Pantera.

Meski tidak terlalu ngetop seperti Ferrari, Lamborghini, atau Maserati, De Tomaso sempat menjadi salah satu produsen sports car asal Italia yang cukup terkenal. Didirikan pada tahun 1959 di Modena, oleh Alejandro de Tomaso. Pria tersebut merupakan kelahiran Argentina, namun akhirnya menetap di Italia.

Awalnya de Tomaso adalah seorang pembalap dan berlaga di berbagai kejuaraan termasuk F1. Ketika bergabung di tim OSCA, de Tomaso bereksperimen membuat mobil sendiri dan akhirnya mendirikan De Tomaso Automobili tahun 1959. Di tahun 1963, de Tomaso menciptakan produk pertamanya, yakni Vallelunga.

Awal mula pakai mesin Ford

Vallelunga sendiri awalnya dibuat sebagai konsep oleh De Tomaso Automobili, untuk dijual ke brand lain. Karena tidak ada yang mau membeli desain tersebut, maka akhirnya mobil ini diproduksi sendiri saja. Mesinnya diambil dari Ford Cortina dan diproduksi sebanyak 59 unit saja.

Selanjutnya, pada tahun 1967 lahir Mangusta, menariknya nama mobil ini diambil dari hewan Mongoose (atau cerpelai). De Tomaso Mangusta menggunakan mesin V8 dari Ford dengan bodi rancangan Giorgetto Giugiaro, saat masih berada di rumah desain Ghia. Walaupun Mangusta diproduksi sebanyak 401 unit, namun Alejandro de Tomaso belum puas. Ia sadar bahwa perusahaannya butuh mitra besar jika ingin melakukan produksi massal.

Lee Iacocca, salah satu eksekutif di perusahaan Ford, melihat kesuksesan Chevrolet Corvette di pasar mobil sport. Ia melihat peluang bagi Ford untuk masuk ke segmen tersebut. Dibanding mengembangkan mobil dari awal, Iacocca ingin menghemat waktu dan biaya, dengan menjalin kerjasama dengan pabrikan lain.

Tom Tjaarda merancang bodi Pantera

De Tomaso Automobili maju sebagai mitra kerjasama Ford dalam membuat mobil sport bermesin tengah. Ford akhirnya setuju membeli saham De Tomaso, disusul dengan debut Pantera pada tahun 1970. Dibandingkan mobil De Tomaso sebelumnya, Pantera menggunakan chassis monokok. Bodinya merupakan hasil rancangan Tom Tjaarda, desainer asal Amerika.

Di bagian depan terdapat lampu pop up, sehingga tampilan mobil lebih eksotis. Bentuk bodinya yang serba tajam dan ‘gepeng’, tentu mendongkrak nilai aerodinamika. Pada bagian belakang terdapat lampu belakang milik Alfa Romeo 2000 Berlina.

Interiornya menggunakan bahan vinyl. Sedangkan panel instrumen memiliki desain yang unik. Spidometer dan tachometer berada di depan pengemudi, sedangkan instrumen lainnya ditaruh secara vertikal di konsol tengah. Karena menyasar pasar Amerika, maka Pantera dilengkapi fitur power window dan AC.

Dapur pacu Pantera menggunakan mesin Ford V8 351 Cleveland berkapasitas 5,8 liter yang diletakkan di bagian tengah. Tenaganya sebesar 330 hp dan torsi puncak 515 Nm. Output mesin disalurkan melalui transmisi manual 5 percepatan buatan ZF menuju roda belakang. Aspek engineering mobil ini dibawah pengawasan Giampaolo Dallara.

Build quality kurang mumpuni

De Tomaso Pantera mampu berakselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 5,5 detik. Top speed menyentuh 260 km/jam. Kala itu, harganya mulai dari USD 10 ribu atau sekarang setara dengan USD 82 ribu. Seketika Ford mendapatkan banyak pesanan dan produksi Pantera dimulai pada tahun 1971. Sayangnya De Tomaso yang baru memulai produksi massal menghasilkan mobil dengan kualitas tidak optimal. Mulai dari kurangnya anti karat membuat bodi mobil cepat berkarat, gap antara panel yang besar, hingga penggunaan dempul yang tidak rata.

Pada tahun 1972 mesin Pantera dimodifikasi untuk memenuhi regulasi emisi baru, tenaganya melorot jadi 296 hp. Kemudian pada tahun 1972 De Tomaso meluncurkan Pantera L yang berarti Lusso. Kemudian ada Pantera GTS yang hanya dijual di Eropa.

Penjualan Pantera jauh dari target 5.000 unit per tahun. Karena kasus kualitas pembuatan yang kurang apik, terbukti mempengaruhi reputasi Pantera. Bahkan Elvis Presley sempat kesal karena Pantera miliknya tidak mau distarter. Karena super kesal, Elvis akhirnya menembak mobil ini.

Perang Yom Kippur yang terjadi di tahun 1973, berujung embargo minyak ke negara Barat. Akibatnya harga bahan bakar meningkat dan pasar mobil premium jadi melemah. Keapesan terakhir adalah regulasi keselamatan kendaraan untuk tahun 1974, membuat Pantera harus dimodifikasi dan Ford enggan membiayai proses ini.

Ford bubar jalan dengan De Tomaso

Akhirnya pada tahun 1974, Ford menyetop Pantera setelah 5.000 unit terjual di Amerika. Namun cerita Pantera tidak berakhir, sebab Alejandro de Tomaso membeli kembali seluruh saham De Tomaso dan melanjutkan produksi Pantera L dan GTS terutama untuk pasar Eropa. Pada tahun 1980, De Tomaso meluncurkan versi GT5 dengan ciri khas overfender dan wing besar.

De Tomaso meluncurkan GT5-S dengan bodi yang lebih lebar di tahun 1985. Pada tahun 1990, hadir Pantera Si yang dirombak total. Mulai dari chassis spaceframe, bodi yang didesain ulang oleh Marcello Gandini, hingga mesin V8 302 5,0 liter injeksi dari Ford.

Model ini menjadi varian Pantera terlangka dengan hanya 41 unit yang diproduksi, sebelum jalur produksi Pantera ditutup pada tahun 1993. De Tomaso sendiri mengganti Pantera dengan model baru bernama Guara. Karena Alejandro de Tomaso berpulang pada tahun 2003, maka perusahaan De Tomaso hanya sanggup bertahan hingga tahun 2004.

BMW 635i Carlex

Modifikasi BMW 635i Garapan Polandia, Interiornya Bukan Main

BMW 635i adalah coupe yang dibuat BMW antara 1976 hingga 1989. Mobil ini jadi legenda karena memang punya performa dan bentuk yang, hingga sekarang, dianggap keren. Lalu datanglah Carlex Design. Modifikator dan supplier komponen otomotif asal Polandia.

Di tangan mereka, BMW 635i berubah jadi menakjubkan. Eksteriornya dibiarkan asli. Hanya ganti pelek 2-piece custom. Kalau konsumen tidak suka, bisa pakai BBS RS. Plus dibuat kinclong. Yang berubah siginifikan adalah kaki-kaki yang lebih ceper. Meski tidak dibilang secara detail perubahannya seperti apa. Hanya tertera menggunakan produk custom buatan PK. PK siapa?

Carlex BMW 635i

Tapi coba lihat interiornya. Mereka modifikasi bentuk dan pelapis jok dengan bahan kulit asli dan Alcantara berwarna coklat patina. Hasilnya bukan cuma mewah, tapi nyaman. Dashboard, kepala tuas transmisi, setir hingga door trim juga mendapatkan perlakuan yang sama. Intinya, semua bahan plastik yang biasa dipakai BMW, mereka lapis ulang.

Sementara itu, bahan Alcantara digunakan untuk melapisi headliner (plafon), trim pilar dan sun visor. Karpet dasar tidak disebutkan bahannya apa, tapi warnanya dikatakan mengambil dari pola warna yang biasa dipakai Porsche. Sementara karpet tambahan lagi-lagi menggunakan kulit asli dipadukan dengan Alcantara. Hal serupa juga melapisi bagasi. Terakhir, Carlex juga membuat kepala kunci khusus untuk mobil ini.

Carlex Design mengatakan hanya akan membuat tujuh BMW 635i yang dimodifikasi. Yang Anda lihat di sini adalah hasilnya yang pertama. Keren memang. Tapi kami jadi tidak tega menduduki interiornya.

Generasi Pertama Honda Civic Terparkir di Dreams Café, Senayan Park

Beberapa tahun belakangan, pesona mobil retro tengah dikenang dadakan oleh para pecinta otomotif. Salah satunya adalah besutan jadul dari Honda. Ragam varian retro Honda ini seakan tak pernah lepas menjadi buruan para kolektor maupun para kalangan berkantong tebal, salah satunya ialah Honda Civic generasi pertama.

Nah, hal mengejutkan datang dari Honda Prospect Motor (HPM) yang turut memamerkan pesona epik dari Honda Civic generasi pertama di Dreams Café Powered by Honda, Senayan Park. Hatchback retro ini akan menjadi display antik mulai dari 16 hingga 19 Februari 2023.

Mobil ini adalah produk kebanggaan Honda yang sukses diperkenalkan dan diproduksi di Jepang mulai tahun 1972 hingga 1979. Honda Civic ini juga diekspor dan dijual di berbagai negara di seluruh dunia.

Untuk mesinnya, mobil ini mengusung mesin berkapasitas 1.200 cc empat silinder segaris, bertenaga hingga 50 hp dan berpenggerak depan. Selain itu, Civic generasi pertama ini juga telah disematkan rem cakram depan, juga wiper belakang. Sedangkan untuk transmisi, hadir dengan pilihan transmisi manual dan otomatis.

Pertama kali, mobil ini dilepas ke pasar Amerika Serikat pada tahun 1974 silam, dilengkapi pula mesin baru CVCC (Compound Vortex Controlled Combustion). Mesin baru ini memberikan peningkatan performa mesin menjadi 52 hp serta memberikan efisiensi bahan bakar dan emisi yang lebih ramah lingkungan.

Masuk Tanah Air pada 1976

Kemudian di 1976, mulai dijual di Indonesia dan telah memiliki pengguna yang sangat loyal di Indonesia. Hingga saat ini Honda Civic sudah melalui sebelas generasi dan pada tahun 2022 lalu Honda Civic merayakan 50 tahun eksistensinya sebagai model global Honda. Sepanjang tahun 2022 lalu, Honda Civic telah mengumpulkan penjualan retail sebanyak 630 unit di Indonesia.

Generasi pertama ini merupakan model Honda pertama yang menggunakan emblem RS di tahun 1974, dengan desain lebih sporty. Honda Civic RS jadul ini juga menggunakan transmisi 5-percepatan serta mesin yang bertenaga dibandingkan versi standar. Jumlah produksinya pun hanya sebanyak 20.000 unit di seluruh dunia.

Jika Anda penasaran dan ingin melihat langsung penampilan Civic retro ini, langsung kunjungi Dreams Café. Selain menyeruput nikmatnya kopi, Anda juga bisa memandangi Honda RC213V-S Marc Marquez dan mencoba pengalaman interaktif melalui Honda VR Sensing serta wahana Honda Simulator dalam kafe ini.

 

Mercedes-Benz 123_a

Mercedes-Benz 123, Terlalu Hebat di Zamannya

Perjalanan waktu merupakan sebuah katalisator. Cita-cita yang pada awalnya masih abu-abu kini sudah menemukan bentuknya, Segala usaha yang diperjuangkan sebelumnya sudah memperlihatkan hasilnya. Tentu saja banyak faktor yang mendukungnya. Mulai dari perencanaan yang matang, memperhatikan segala aspek detail, hingga penggunaan material yang berkualitas. Mercedes-Benz pun menerapkan semua hal tersebut ketika ingin merancang sebuah produk.

Aspek keselamatan maksimal, tingkat kenyamanan memadai, dan kemudahan perawatan, menjadi tiga pilar utama yang dipegang teguh oleh para desainer Mercedes-Benz. Termasuk saat mulai menggores pensil di atas sketsa rancangan pada tahun 1968, dalam menciptakan konsep sebuah saloon segmen menengah. Hasilnya dikenal dengan sebutan 123 series.

Persiapan Super Serius

Studi desain generasi penerus Mercedes-Benz 114/115 series yang telah dijual di tahun tersebut meliputi visi yang futuristis dengan aksen bersudut tajam. Overhang atap bagian belakang yang cukup terlihat, sudut kaca belakang agak landai, hingga penggunaan material karet di sekeliling bodi. Beberapa sketsa awal disimpan secara rahasia dan baru di tahun 1973 sosok 123 series mulai terlihat.

Salah satu prioritas utama dalam pengembangan 123 series ialah meningkatkan faktor keselamatan penumpangnya. Para engineer sudah memikirkan pengaplikasian airbag yang terintegrasi pada lingkar setir dan sistem anti-lock braking system (ABS). Aspek keselamatan pasif juga ditingkatkan melalui perpaduan antara ruang kabin kokoh dengan area crumple zone besar. Komponen pintu pun diperkuat guna memberikan tingkat proteksi terbaik saat terjadi benturan.

Tak ketinggalan penyematan batang kemudi yang akan patah secara simultan saat terjadi benturan keras dari bagian depan (collapsible steering column). Gunanya agar tidak akan menghujam tubuh pengemudi. Fitur ini diciptakan oleh Béla Barényi, engineer asal Hungaria dan telah dipatenkan sejak tahun 1963. Tangki bahan bakar diletakkan di atas as roda belakang, sehingga tidak beresiko saat ada benturan dari belakang.

Zero Scrub Radius

Komponen teknis yang modern yang berasal dari S-Class 116 series pun diadopsi pada 123 series ini. Yakni suspensi depan double-wishbone yang menganut teknik zero scrub radius. Desain dari 123 series juga berkiblat menuju masa depan dari Mercedes-Benz, tak hanya meningkatkan aspek keselamatan saja namun juga memperhatikan faktor estetika melalui gaya eksteriornya. Nilai desain yang berasal dari S-Class 116 series dan SL-Class 107 series diterapkan pada 123 series ini, seperti lampu depan yang kini diposisikan secara horizontal.

Di tahun 1974, beberapa prototipe awal 123 series mulai diuji jalan dan diuji benturan. Saat itu faktor keselamatan tengah menjadi topik utama dalam industri otomotif global, sehingga pemerintah Jerman mengeluarkan peraturan terkait standarisasi penggunaan sabuk pengaman untuk penumpang depan. Mercedes-Benz pun memasang fitur sabuk pengaman sebagai kelengkapan standar.

Persiapan matang dilakukan sebelum produksi mulai berjalan, untuk pertama kalinya Mercedes-Benz melakukan aktivitas ‘pilot line’. Aktivitas yang mirip dengan gladi resik ini dilakukan oleh para pekerja fasilitas perakitan sebagai simulasi produksi 123 series. Selama musim panas tahun 1975, sebanyak 16 unit saloon 123 series berhasil dibuat.

Ragam Pilihan Mesin

Mercedes-Benz memberikan beragam pilihan mesin yang dapat disesuaikan oleh kebutuhan pengguna 123 series. Untuk mesin bensin, tersedia mesin M 115 4 silinder dengan sistem bahan bakar karburator, yang berkapasitas 2.0 liter (model 200) dan 2.3 liter (model 230). Sedangkan untuk versi 6 silinder, terdapat mesin M 110 2.8 liter karburator (model 280) dan 2.8 liter injeksi (model 280 E). Sebagai opsi baru, diciptakan mesin bensin 6 silinder M 123 2.5 liter untuk model 250.

Mercedes-Benz terkenal dengan mesin diesel yang bandel. Maka pada 123 series ini tersedia mesin diesel 4 silinder OM 615 berkapasitas 2.0 liter (model 200 D), 2.2 liter (model 220 D), dan 2.4 liter (model 240 D). Selain itu tersedia pilihan mesin diesel 5 silinder OM 617 3.0 liter untuk model 300 D. Transmisi manual 4-speed sebagai kelengkapan standar, namun disediakan opsi transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed.

Mercedes-Benz mengundang sejumlah jurnalis dari media terpilih untuk menghadiri acara spesial di Circuit Paul Ricard, Prancis Selatan, pada tanggal 22 hingga 28 Januari 1976. 

Beragam model Mercedes-Benz 123 series dibawa untuk debutnya di bawah sinar matahari Mediterania. Tanggapan positif langsung diberikan oleh para jurnalis tersebut, tak lain karena aspek teknik pembuatan dan rancangan produk yang dihasilkan.

Akibatnya, Mercedes-Benz W 123 (W untuk Wagen) untuk tahun produksi 1976 langsung habis terjual alias mendapat respons amat positif dari publik.

Bukan Cuma Sedan

Kurang lebih satu tahun setelah peluncurannya, Mercedes-Benz memperkenalkan tiga varian bodi untuk 123 series, yakni Coupe (C 123) pada Geneva Motor Show di bulan Maret 1977, Long-wheelbase (V 123) di bulan Agustus 1977, dan Station wagon (S 123) pada Frankfurt Motor Show di bulan September 1977. Dengan adanya ragam varian bodi, Mercedes-Benz sekali lagi memperlihatkan keunggulan produk yang mampu menjawab segala kebutuhan penggunanya. Bahkan untuk S 123 merupakan varian station wagon pertama Mercedes-Benz yang diciptakan langsung secara ‘in-house’.

Mercedes-Benz 123 series mengalami penyegaran pertama pada bulan September 1979. Yang paling lazim terlihat adalah pada bagian interior, yakni setir dengan model baru, interior yang lebih bagus dan bergaya lebih segar (baik desain headrest maupun material jok), serta masih banyak lagi. Di tahun 1980, aspek mesin diperbaharui, khusus untuk yang menggunakan mesin 4 silinder bensin. Mesin M 115 2.0 liter dan 2.3 liter digantikan oleh mesin M 102 2.0 liter karburator (model 200) dan 2.3 liter injeksi (model 230 E).

Hadir Turbodiesel

Di bulan Oktober 1980, Mercedes-Benz menghadirkan mobil penumpang pertama di Jerman yang menggunakan mesin turbodiesel, yaitu 300 D Turbodiesel, 300 CD Turbodiesel, dan 300 TD Turbodiesel. Penyegaran kedua kembali dilakukan oleh Mercedes-Benz pada bulan September 1982, di antaranya adalah sistem power steering dan lampu depan ‘wide-band’ sebagai kelengkapan standar di semua model, indikator Economy di panel instrumen, material interior model baru, serta panel deflektor di pilar bodi yang lebih aerodinamis.

Sebagai pelengkap artikel kali ini, kami menjumpai satu unit W 123 240 D lansiran 1980 yang begitu unik. Mengapa istimewa? Yang pertama, mobil ini pernah menjadi unit display pada Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair di tahun 1980. Selanjutnya, karena memang menjadi unit display pameran, maka sejumlah opsi pun disematkan pada 240 D ini. Mulai dari electric sliding roof, power window, sabuk pengaman untuk penumpang belakang, hingga speedometer dengan satuan MPH (mil/jam).

Mercedes-Benz yang akrab dipanggil dengan ‘Tiger’ ini turut merasakan manisnya angka penjualan di pasar Tanah Air. Mercedes-Benz menjual resmi W 123 di Indonesia dalam beberapa model, yaitu 200, 230, 240 D, 280, dan 280 E. Namun tak sedikit 123 series yang menyandang status completely built-up, terutama untuk varian C 123 Coupe dan S 123 Stationwagon. Mercedes-Benz W 123 rakitan lokal telah mengaspal sejak tahun 1977 dan produksinya berakhir di tahun 1986.

Old School Car Enthusiast Meet & Greet 2023_1

Aneka Mobil Old School Padati Spark

Event meet-up memang selalu dinanti oleh banyak antusias otomotif. Seperti yang baru saja digelar oleh Old School Indonesia Car Enthusiast di awal tahun 2023 ini. Acara yang diadakan di tanggal 7 Januari 2023 tersebut berlangsung meriah dan terbukti bukan hanya sekedar meet-up biasa. Karena ada bermacam konten yang dihadirkan bagi peserta dan pengunjung.

Konsep Meet & Greet dipilih untuk memperlihatkan antusiasme banyak penyuka otomotif terhadap mobil keluaran tahun lama. Lokasi yang dipilih kembali oleh Old School Indonesia ialah Senayan Park, Jakarta Pusat. Meski begitu, peserta acara meet-up dan pengunjung yang hadir tidak terbatas dari Jakarta saja. Sebab, tidak sedikit pula yang berasal dari wilayah lain, bahkan dari Bandung dan Cirebon.

Old School Indonesia Car Enthusiast Meet & Greet 2023 kali ini disertai dengan beragam konten, mulai dari car display, fun contest, hingga bursa mobil dan aksesoris. Tak ketinggalan aneka quiz dan doorprize, serta Rotary Engine Battle. “Mobil lawas yang turut meramaikan acara kali ini ada lebih dari 150 unit,” kata Gatot Prasetio, salah satu pengurus acara.

Semenjak pandemi COVID-19 merebak di tahun 2020 silam, ternyata semakin banyak penyuka otomotif malah semakin mendandani mobil kesayangannya. Sehingga setelah pandemi mulai mereda dan acara meet-up mulai diadakan kembali, maka tak heran jika selalu ramai pesertanya.

“Old School Indonesia Car Enthusiast Meet & Greet 2023 menjadi ajang kumpul bagi para penggemar otomotif dan pelaku modifikasi, terutama yang menyukai mobil lawas. Acara ini juga sekaligus ajang bertukar informasi mengenai segala hal terkait mobil keluaran lama,” ungkap Indra, selaku founder Old School Indonesia Car Enthusiast.

Rencananya, Old School Indonesia Car Enthusiast ingin menggarap acara yang serupa di masa mendatang. Lokasinya bisa saja di Jakarta, maupun di wilayah atau kota lain. “Jika di wilayah lain ada rekan dan pihak yang siap mendukung, kami tidak ragu untuk menggelar event meet-up yang siap menghadirkan konten meriah,” tutup Indra.

Toyota Corolla DX_1

Toyota Corolla DX KE70, Obat Gaul Era 1980an Hingga Kini

Saat ini, di tengah maraknya penggila mobil 1990an, ternyata tidak sedikit penyuka otomotif yang masih setia dengan mobil kegemarannya yang lahir di era 1980an. Salah satunya ialah Toyota Corolla DX. Ya, Toyota Corolla generasi keempat ini sepertinya selalu menjadi bahan diskusi bagi banyak antusias otomotif. 

Produk Toyota dengan kode internal KE70 ini punya sejumlah faktor yang membuatnya digemari oleh banyak orang. Kemudahan modifikasi serta durabilitas yang mumpuni, membuat  sulit berpaling dari Corolla DX. Reputasi Toyota Corolla yang menjadi salah satu tipe mobil terlaris di dunia juga berperan penting bagi konsumen global.

Variannya Banyak

Toyota Corolla generasi keempat ini dipasarkan dengan sejumlah pilihan sumber tenaga, mulai dari mesin bensin 1.3 liter, 1.5 liter, 1.6 liter, 1.8 liter, hingga diesel 2.0 liter. Selain itu, hadir sederet pilihan bodi. Sedan dua pintu, empat pintu, hardtop dua pintu, coupe dan liftback tiga pintu, termasuk station wagon dan van. Uniknya, di pasar Amerika malah ada varian convertible alias atap terbuka.

Khusus di Indonesia, PT Toyota Astra Motor meniagakan secara resmi varian DX yang bermesin 1.3 liter. Penjualannya dimulai dari tahun 1980 sampai 1983. Toyota Corolla DX ini sempat mengalami beberapa kali ubahan minor. Mungkin supaya konsumen tidak bosan dengan penampilannya.

Mesin Legendaris

Sejumlah penggemar otomotif sepakat bahwa tampilan Toyota Corolla DX tergolong abadi. Ini karena desainnya menganut garis bodi yang menyudut dan nyaris tanpa lengkungan. Uniknya, Toyota sendiri telah memikirkan desain tersebut sejak tahun 1974. Jauh sebelum diluncurkan di pasar dunia. Dimensinya juga bisa dianggap kompak, dengan panjang sekitar 4.050 mm, lebar 1.610 mm, dan tinggi hanya 1.385 mm.

Corolla DX dibekali dengan salah satu mesin legendaris Toyota K-series, yakni 4K 1.3 liter (1.290 cc), dengan mekanisme katup overhead valve (OHV) dan pushrod. Mampu menghasilkan 74 tenaga kuda dengan torsi maksimum 105 Nm. Menggunakan sistem pasokan bahan bakar karburator.

Mesin ini tergolong sederhana dan mudah ditangani oleh mekanik tanpa membutuhkan peralatan khusus. Bahkan Anda bisa minta tolong kepada siswa STM, jika kepepet. Oke, transmisi manual K40 4-speed bertugas untuk menyalurkan output mesin menuju gardan dan selanjutnya ke roda belakang.

Karena minim teknologi, selain mudah dirawat, juga dimodifikasi. Bahkan untuk urusan motorsport pun proses modifikasinya jarang menemui kendala berarti. Di era 80an, para penyuka kecepatan dapat menjebloskan mesin 2T-G DOHC 1.6 liter milik Toyota Corolla GT. Seiring berjalannya waktu, pilihannya ialah 4A-GE DOHC 1.6 liter milik Corolla Levin AE86 atau Toyota Sprinter Trueno AE86. Jika ada dana lebih, maka bisa mencomot 3S-GE DOHC 2.0 liter kepunyaan Toyota Altezza.

Pemilik Toyota Corolla DX yang ingin mendapatkan performa lebih baik, namun enggan mengubah dudukan mesin, biasanya melirik mesin 7K atau 7K-E 1.8 liter milik Toyota Kijang ‘kapsul’.  Proses penggantian mesin bisa dikatakan ‘plug and play’, namun jika memakai tipe 7K-E tentu harus menata ulang perkabelan terkait sistem injeksi bahan bakar elektronis.

Mobil Harian

Kami menjumpai salah satu pengguna Toyota Corolla DX lansiran 1983 yang selalu dipakai sehari-hari. Desain mobil yang sederhana, mesin bandel, hingga suku cadang mudah ditemui, membuatnya yakin untuk mebesut Corolla DX setiap hari. Modifikasi ringan dilakukan demi kepraktisan penggunaan dan mendongkrak penampilannya.

Tidak dipungkiri, faktor nostalgia juga begitu melekat pada Toyota Corolla DX, khususnya di Indonesia. Mereka yang besar di era 1980an, terutama yang melewati masa muda di era tersebut, mustahil tidak mengenali sosok mobil ini. Jika ingin merasakan serunya nostalgia otomotif era 80an, maka Toyota Corolla DX bisa jadi salah satu jalan keluarnya.

Hampir lupa, sekarang harga Toyota Corolla DX KE70 memang punya rentang harga yang membentang lebar. Ada yang dijual dengan harga di bawah Rp 50 jutaan, tapi Anda jangan terlalu berharap banyak dengan kondisinya. Namun, jangan heran jika Anda menjumpai yang harganya mencapai Rp 200 jutaan. Kalau sudah begini, jangan ragukan lagi dengan kualitas unitnya ya… 

Auto Kultur_1

Auto Kultur Indonesia 2022, Festival Mobil Retro Aneka Brand

Jelang tutup tahun, Adnomali bersama dengan Threego Indonesia dan Nomina Creative berkolaborasi dengan Euro Retro Enthusiast menggelar acara Auto Kultur Indonesia 2022. Berlangsung pada 10 dan 11 Desember 2022, di Edutown Arena, BSD City, Tangerang Selatan. Auto Kultur Indonesia merupakan festival otomotif khususnya, jenis kendaraan roda empat yang memiliki pertumbuhan minat dan hobi yang terus meningkat. Hingga menjadi kultur yang mendunia.

Festival otomotif ini menampilkan mobil-mobil retro klasik Eropa, Asia, Amerika, dan Australia. Dengan syarat, maksimal keluaran tahun 2000. Total yang dipamerkan ada lebih dari 150 mobil. Auto Kultur Indonesia 2022 juga menghadirkan program-program menarik lainnya yang dimeriahkan oleh beberapa komunitas.

Tak ketinggalan banyak aktivitas dari pelaku otomotif, seperti Urban Camp dari Dream Wheels Project, Auto Parts Bazaar, F&B Bazaar, Curated Used Car Market, Lelang Mobil oleh Malique Selatan Djakarta, dan Talkshow dengan topik modifikasi mobil dari IMI Mobility & Dirjen Bea dan Cukai.

Hadir juga Gofar Hilman dengan programnya, Sekutomotif Off-Air dengan obrolan santai bersama Julian Johan (jejelogy) membahas seputar overland. Juga Live Broadcast dari Prambors dengan program yang ngetop di era 90an, yaitu Tenda Mangkal.

Auto Kultur Indonesia 2022 dibuka pada hari Sabtu, 10 Desember dengan parade mobil retro klasik dan sambutan dari komunitas Euro Retro Enthusiast. Acara semakin meriah dengan penampilan band dan beragam kuis-kuis acara yang bertaburan hadiah serta merchandise utama menarik.

Gelaran ini sejatinya pelebaran dari event Eutrodicted yang biasa diadakan oleh komunitas Euro Retro Enthusiast. Eutrodicted merupakan rangkaian acara perayaan ulang tahun dari komunitas Euro Retro Enthusiast tersebut. Namun, pada event ini, dibuat lebih besar dari biasanya, dengan mengundang beberapa komunitas tapi di luar merk kendaraan asal Eropa, seperti Jepang, Australia dan Amerika Serikat.

Kendaraan yang ikut dalam Car Show ataupun Used Car Market Auto Kultur Indonesia 2022 harus melalui persyaratan khusus. Mobil yang ‘parkir’ di event Auto Kultur Indonesia 2022 harus dimodifikasi, tidak boleh orisinal.

Jika sekedar ganti velg atau dicat ulang, masih diperbolehkan. Mobil tersebut pun produksi maksimal tahun 2000. Untuk segmen Car Show, ada area VIP yang diisi khusus oleh mobil-mobil undangan. Mobil tersebut dipilih yang ikonik, lain daripada yang lain, maupun punya sejarah tertentu.

Acara ditutup di hari Minggu, 11 Desember dengan penyerahan penghargaan dari media dan pelaku otomotif, kepada mobil-mobil yang dipamerkan di acara Auto Kultur Indonesia 2022. Jika Anda sempat hadir di Auto Kultur Indonesia 2022, maka ada dua mobil yang ‘dekat’ dengan kami. Anda bisa mengetahui apa saja unitnya?

Mobil Unik Yang (Pernah) Dipakai Polisi Dunia

Tugas polisi tidak jauh-jauh dari menertibkan tatanan masyarakat. Tapi perkerjaan itu pastinya tidak mudah dan acap kali bersinggungan dengan bahaya. Untuk mendukung, perlu alat yang mumpuni. Salah satunya adalah mobil.

Kedinamisan tugas polisi harus diimbangi kendaraan yang bisa mengikuti. Bahkan kadang kelewat dinamis melebihi kemampuan penggunanya. Menarik untuk melihat kembali, mobil-mobil apa saja yang pernah berjaya mendukung kegiatan kepollisian dunia. Terutama sebelum tahun 2000-an, saat mobil dibuat secara bebas oleh engineer.

Kami coba sarikan mobil yang menarik di halaman ini melalui kendaraan roda empat polisi unik, yang menurut kami mobilnya punya nilai yang signifikan di dunia otomotif.

Namun sekali lagi, karena keterbatasan kami ambil yang benar-benar unik dan tidak disangka. Kalau Anda bertanya kenapa Dubai Police tidak ada di jajaran ini? Karena mobilnya tahun muda semua…

Jepang: Nissan Fairlady 240Z

Nissan Fairlady Police car

Nissan Fairlady pasti sudah melekat di benak penyuka mobil. Potensi yang dimiliki legenda otomotif dunia ini begitu mumpuni, sehingga kepolisian Jepang memutuskan untuk punya. Ini dilakukan tahun 1972.

Tugas mengejar pelanggar lalu lintas di jalan tol jadi mudah. Mesin 6-silinder segaris berkapasitas 2,4 liter. Tenaganya 148 hp dengan torsi 206 Nm mungkin terdengar biasa untuk hari ini. Tapi waktu itu, spektakuler. Nissan 240Z jadi andalan PJR di prefektur Kanagawa, selatan Jepang.

Tapi memang dasarnya Jepang adalah gudang mobil legendaris, kepolisian sana kerap mendapatkan mobil hebat macam Honda NSX atau Nissan GT-R.

Indonesia: Toyota MR2

Toyota MR2 Police Car

Kenapa cuma Toyota MR2 yang muncul di sini. Bukannya pernah ada Lamborghini, Toyota Supra dan lainnya? Betul. Bahkan PJR pernah punya satu unit BMW E30 M3 Evolution. Yang sekarang entah dimana.

Kami tertarik karena ini adalah mobil mesin tengah pertama buatan Toyota, juga karena gayanya. Coba lihat saja di foto yang diunggah oleh akun IG dinas_indonesia. Warna hitam ditempeli logo kepolisian RI dengan tulisan URC (Unit Reaksi Cepat). Lebih dari itu, peleknya pun pakai model mesh bikinan Linea Sport yang keren. Lampu strobo tebal khas polisi bertengger di atap. Mesin yang diletakan di tengah bertenaga 220 hp.

MR2 generasi SW20 ini dimanfaatkan oleh Polda Metro Jaya untuk mobilitas tim URC yang biasanya ditempatkan di kawasan rawan kriminalitas. Mobil ini bertugas mulai tahun 1998 hingga 2000. Selain Indonesia, kepolisian Costa Rica juga pernah mengoperasikan Toyota MR2.

Belanda: Porsche 911 Targa

Porsche 911 Targa Dutch Police

Ini agak unik. Di mana lagi ada mobil polisi yang atapnya terbuka? Kepolisian Belanda memang doyan menggunakan Porsche dengan atap terbuka. Dimulai dari 356, lalu peremajaan menggunakan Porsche 911 Targa sejak pertama mobil ini diperkenalkan pada 1967, dan terus digunakan hingga 1996. Sempat peremajaan lagi tahun 1978 dengan menggunakan 911 Targa bermesin 3.0 liter yang lebih badak. Tapi kenapa harus 911 Targa atau cabriolet?

Era itu, jalan tol di Belanda tidak ada speed limit. Anda bisa seenaknya ngebut. Itu kenapa, polisinya perlu mobil kencang. Cuma kencang? Tidak juga. Harus atap terbuka. Dengan begitu, pandangan petugasnya bisa luas. Juga bisa berdiri di atas jok untuk memberikan isyarat kepada pengemudi lain.

Biarpun atap terbuka, tapi tetap dibekali lampu strobo biru. Jok belakang diganti kompartemen untuk meletakan alat-alat kepolisian. Jadi memang mobil ini bukan didesain untuk mengangkut penjahat yang diborgol.

Jerman: BMW E36 M3

BMW M3 Polizei

BMW E36 M3 adalah salah satu tonggak sukses BMW. Tenaganya 321 hp dengan handling yang mumpuni, jadi andalan kepolisian Jerman di era 1990 an untuk menjegal penjahat. Juga jangan coba-coba adu sprint. Mobil ini mampu akselerasi 0-100 km/jam dalam 5,5 detik dengan kecepatan puncak 248 km/jam.

Selain performa, pintunya ada empat. Memudahkan keluar masuk mereka yang harus duduk dan diborgol di dalamnya.

Amerika Serikat: Audi 4000CS

Audi 4000CS

Mudah mencari tahu soal mobil polisi di Amerika Serikat. Hampir semua pabrikan mobil, menyediakan opsi untuk dijadikan mobil penegak hukum. Setiap negara bagian memiliki preferesi sendiri seperti apa mobilnya. Tapi kami cukup terkejut melihat Audi, Volvo, BMW bahkan Saab pernah jadi mobil polisi.

Kami pilih satu saja, Audi 4000CS yang mengawal wilayah yurisdiksi South Carolina. Cocok karena punya mesin 2,5 liter, penggerak Quattro (AWD). Belum lagi body-nya tidak terlalu besar. Saat musim dingin, gerak empat roda akan sangat membantu mobilitas para petugas.

Malaysia Alfa Romeo Giulia & Alfetta

Alfa Romeo

Sekarang, PDRM (Polis DiRaja Malaysia) banyak mengandalkan Proton. Ada juga Mitsubishi Evo X atau Honda Civic Type R. Dulu, ada Volvo 2-series dan Alfa Romeo. Yang terakhir itu bahkan begitu populer karena performanya membuat kepolisian Malaysia berjaya.

Mobilnya ada dua, Alfa Romeo Giulia dan Alfetta. ‘Orang lama’ pasti paham, mobil-mobil ini juga pernah dijual di Indonesia. Polisi Malaysia mengandalkan kedua Alfa Romeo itu untuk mobil patroli, maupun penyamaran. Begitu ditakutinya kehadiran polisi dengan mobil ini, hingga memunculkan istilah, “Lari, Alfa sudah mari” atau kalau dalam istilah Bahasa Indonesia, Kabur, Alfa-nya datang!

Singapura: VW Beetle

VW Beetle Police car

Bukan mau lucu-lucuan Singaporean Police Force (SPF) menggunakan VW Beetle. Tahun 1973, mobil mesin belakang ini bertugas di bawah satuan Radio Police Division. Biasanya berpatroli di kawasan komersial atau perumahan.

Lalu kenapa harus VW Beetle? Sederhana. Kalau yang ditangkap duduk di belakang, dia tidak akan bisa keluar. Karena pintunya hanya dua.

Inggris: Ford RS200

Ford RS200

Inggris adalah salah satu negara yang polisinya punya koleksi mobil operasional unik. Mulai dari Ariel Atom hingga Rolls Royce Phantom. Meski yang terakhir itu sepertinya hanya akal-akalan publisitas. Tapi satu mobil yang menyangkut di hati kami, Ford RS200.

Ford RS200 adalah mobil khusus homologasi yang dikeluarkan agar pabrikan blue oval itu bisa ikut ajang WRC Group B. Makanya jangan heran kalau tenaga yang keluar dari mesin mencapai 250 hp. Itu untuk versi jalan raya serupa yang digunakan pak polisi. Versi WRC menyentuh 450 hp. Menurut beberapa sumber, mobil ini tidak sempat dipakai untuk kejar-kejaran, tapi cukup membuat gentar yang punya niat jelek. 

Italia: Ferrari 250 GTE

Ferrari 250 GTE Pollice car

Awal 1960-an Italia mengalami krisis mobil. Hal serupa dialami polisi setempat. Tidak punya mobil kencang yang bisa menangkap pelanggar aturan. Yang ada mereka diasapi. Tapi semua itu berubah berkat Armando Spatafora, polisi Italia yang menyarankan bagaimana kalau Ferrari dijadikan mobil polisi.

Kejadian. Enzo Ferrari membuatkan sepasang Ferrari 250 GTE. Polisi Italia bisa lebih bertaring. Namun sayang, satu mobil hancur karena yang bawa tidak biasa dengan mobil kencang. Sementara Spatafora yang memang jago mengemudi, malah ditawari untuk jadi pembalap Ferrari. Tentu ditolak. Panggilan hatinya mengabdi untuk masyarakat. Toh ia tetap bisa bawa Ferrari. Mesinnya V12 3.0 liter bertenaga 240 hp.

Retroistyle_1

Retroistyle Kumpulkan Mobil Retro dan Klasik di Sentul

Ada pemandangan menarik di kawasan Sentul, tepatnya di Vivo Mall Sentul, Bogor Jawa Barat, pada 12 November 2022. Sebab aneka mobil retro dan klasik ‘mejeng’ di mal tersebut. Garis Enterprise dan Jakarta Storm Speed menggelar pameran sekaligus kumpul-kumpul para pencinta mobil lawas, baik itu yang sudah kawakan maupun bagi para kawula muda. Acara ini memang sengaja digelar untuk memunculkan para generasi baru pecinta mobil keluaran tahun lama di Indonesia.

Gelaran ini diramaikan oleh puluhan jenis mobil retro dan klasik, dari berbagai merk. “Tujuannya adalah menggandeng para pecinta mobil klasik maupun retro untuk berkumpul bersama, sharing, antara yang senior dengan para generasi muda,” kata Hari Bravo, selaku pemilik Garis Enterprise.

Selain itu, acara ini digelar juga untuk menyatukan dan mempererat hubungan antar pecinta mobil lawas dari berbagai merk. “Sekarang kan banyak yang suka bikin acara sendiri-sendiri, mobil klasik buatan ini bikin sendiri, yang retro buat sendiri dan sebagainya. Daripada kayak gitu mending dikumpulin aja,” lanjut pria berkacamata ini.

Acara Retroistyle juga memiliki segmen fun contest yang memperebutkan 35 penghargaan apresiasi untuk masing-masing tipe, model, serta tahun pembuatannya. “Melihat banyak mobil retro dan klasik yang keren-keren, saya sempat ragu juga. Alhamdulillah, mobil saya bisa keluar sebagai salah satu pemenang fun contest,” ungkap Budi Arwiyanto, pengguna Daihatsu Charade Winner, yang meraih penghargaan Best Compact Retro.

“Acara ini membangun awareness untuk masyarakat dan membangun komunikasi yang erat untuk menjaring sesama pecinta mobil retro dan klasik. Sekaligus menimbulkan dampak positif bagi industri otomotif Indonesia,” tutur Bambang NS, founder Retroforia, yang juga ikut hadir di event Retroistyle.

Perhelatan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk Garis Enterprise dan Jakarta Storm Speed dalam memberikan event otomotif yang melibatkan mobil retro dan klasik di kemudian hari. Retroistyle tak sekadar menjadi ajang eksistensi bagi para pecinta kendaraan retro dan klasik saja. Namun juga menjadi ajang promosi yang jitu untuk mengenalkan mobil era lama secara luas kepada masyarakat Indonesia.