Peremian charging station hyundai

Pengguna EV Bisa ‘Ngecas’ Pakai Program Berlangganan Hyundai

Untuk mempermudah penggunaan charging station untuk kendaraan listrik (EV), per tanggal 3 Februari 2025, PT Hyundai Motors Indonesia memperluas akses EV charging station, melalui program berlangganan. Bukan hanya bagi pemilik EV Hyundai, tapi juga bagi pemilik EV dari brand lainnya.

Pengguna dapat mengakses aplikasi myHyundai untuk menikmati layanan di lebih dari 296 charging stations. Seperti yang telah diketahui, Hyundai bersama mitranya memiliki dengan 538 titik charging station, baik slow maupun ultra fast charger.

Pembaharuan program berlangganan

PT Hyundai Motors Indonesia juga meluncurkan pembaharuan dari program EV Charging Subscription. Kini dapat dinikmati oleh pemilik EV Hyundai dan pemilik EV dari merek lainnya. Program berlangganan ini memiliki tiga varian paket, yang mencakup layanan public charging dan emergency mobile charging. Bahkan metode pembayarannya dibuat lebih praktis dan ekonomis.

Perluasan ini menjadi respons atas tingginya minat pelanggan akan program EV Charging Subscription, yang sejak diluncurkan pada November 2024 silam. Konsumen yang berlangganan bisa mengisi daya kendaraan di ratusan charging station Hyundai, dengan harga hingga 47 persen lebih rendah.

“Program EV Charging Subscription menjadi wujud komitmen Hyundai untuk terus memajukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Kami pun antusias bisa mengembangkan program EV Charging Subscription agar tak hanya memanjakan pengguna EV Hyundai, tetapi juga bisa dinikmati semua pemilik EV di Indonesia,” kata Ju Hun Lee, President Director PT Hyundai Motors Indonesia.

Meningkatkan adopsi EV

Lewat inisiatif ini, Hyundai memungkinkan setiap pengguna EV bisa merasakan pengalaman kepemilikan kendaraan yang semakin aman, nyaman, dan menyenangkan dengan harga yang terjangkau.

“Kami harap, perluasan program ini dapat mendorong banyak orang, untuk menikmati mobilitas ramah lingkungan terdepan, dengan biaya yang hemat bersama Hyundai,” imbuh Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia.

Program EV Charging Subscription dapat diakses melalui aplikasi myHyundai, dengan jaringan charging station yang didukung oleh mitra Hyundai. Sebut saja Voltron, Casion, Buzz, dan Daya Green. Hyundai akan meneruskan ekspansi charging station di seluruh Indonesia, dengan memperluas kolaborasi dengan mitra operator lainnya.

Harga paket langganan yang tercantum akan mendapatkan penyesuaian pada biaya listrik dan biaya layanan lain sesuai peraturan pemerintah di lokasi tertentu.

Untuk menikmati pengalaman terbaik, pelanggan bisa mengaktifkan notifikasi dan tagihan bulanan secara otomatis (recurring payment) di aplikasi myHyundai. Metode pembayaran yang terintegrasi di aplikasi myHyundai, bisa melalui e-wallet, kartu debit, dan kartu kredit.

Pentingkah Target Penjualan vs Insentif Dalam Industri Otomotif?

Saat ini konsumen dari kalangan ekonomi kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan. Hal tersebut menurut kacamata para pengamat dan produsen otomotif berdampak pada pencapaian target penjualan kendaraan bermotor. Pasalnya, kalangan ini adalah pangsa pasar terbesar pembeli kendaraan bermotor di Indonesia.

Dengan jumlah penduduk 283 juta jiwa, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia. Penduduk dengan taraf ekonomi kelas menengah di tahun 2024 berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) mencapai 47,85 juta. Penurunannya signifikan dibanding tahun 2019 yang jumlahnya tercatat 57 juta.

Menurut para pakar otomotif, secara tidak langsung hal ini dianggap sebagai salah satu penyebab pencapaian penjualan kendaraan stagnan di kisaran 1 juta unit selama 2014-2023, bahkan drop pada 2024.

Urgentkah Tembus Jutaan Unit Pertahun?

Target penjualan kendaraan bermotor yang dicanangkan GAIKINDO di awal 2024 adalah 1,1 juta unit. Namun karena kondisi daya beli masyarakat ditengarai menurun drastis, target pun direvisi menjadi 850 ribu unit.

Sementara itu, target penjualan yang dicanangkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) untuk tahun 2024 adalah 6,2-6,5 juta unit sepeda motor.

Populasi kendaraan bermotor di Indonesia pun tak kalah banyaknya. Per Agustus 2024 berdasarkan data Korlantas Polri, totalnya mencapai 164.136.793 unit. Jumlahnya pun terus meningkat setiap bulannya.

Populasi terbesar dengan porsi 83 persen adalah sepeda motor. Dari total jumlah kendaraan bermotor yang ada saat ini baik R2 maupun R4, 60 persen terkonsentrasi di pulau Jawa.

Seberapa urgentkah produsen otomotif di Tanah Air yang tergabung dalam GAIKINDO maupun AISI harus keukeuh berupaya menembus target penjualan jutaan unit?

Perlukah Industri Otomotif Mendapat Insentif?

Kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat Indonesia saat ini dianggap sedang tidak baik-baik saja. Seiring adanya tantangan yang dihadapi, muncul kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen. Ditambah lagi, opsen pajak kendaraan bermotor (PKB) serta bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) pun sudah mulai diterapkan.

Para produsen kendaraan bermotor pun berharap ada kebijakan insentif tambahan agar penjualan di tahun 2025 tidak anjlok.

Dari sisi GAIKINDO, penjualan kendaraan bermotor di tahun 2025 dikhawatirkan akan anjlok dibawah 800 ribu unit jika tidak ada kebijakan insentif. Berkaca pada periode 2024, angka penjualan kendaraan hanya mencapai 865.723 unit. Turun sekira 13,9 persen dari periode tahun sebelumnya yang mencapai 1.005.802 unit.

Dengan skenario tambahan insentif, geliat pasar kendaraan bermotor bisa lebih luwes dengan estimasi penjualan 850-900 ribu unit di akhir periode tahun 2025.

Diskon Tiga Persen

Sebenarnya pemerintah telah merilis kebijakan insentif diskon sebesar tiga persen untuk bea pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil hybrid. Insentif PPN DTP untuk mobil listrik pun telah diberikan dengan besaran 10 persen ditanggung pemerintah.

Namun bagi pihak produsen, insentif tersebut dinilai masih belum memadai. Pasalnya, porsi pasar segmen kendaran hybrid terbilang kecil. Pada periode 2023, penjualan mobil hybrid hanya sebanyak 54.179 unit atau sekira 5,4 persen dari total penjualan kendaraan yang tercatat di GAIKINDO pada periode tersebut. Pada periode 2024 pun meskipun naik, hanya menempati porsi sekira 6,3 persen. Jadi sangat kecil sekali.

Sebagai alternatif, pihak produsen pun mengajukan sejumlah skenario insentif tambahan kepada pemerintah. Mulai dari insentif diskon PPnBM untuk mobil 4×2 rakitan lokal, diskon pajak untuk pembeli pertama, serta insentif untuk pabrikan yang melakukan lokalisasi dan kegiatan riset dan pengembangan (litbang).

Dapat dimaklumi, mobil berpenggerak 4×2 porsi kue pasarnya paling besar. Angka penjualan segmen 4×2 periode Januari-September 2024 mencapai 633.218 unit atau sekira 73 persen dari total penjualan kendaraan selama periode 2024. Jadi sudah jelas arahnya…

Perpanjangan tenor angsuran kredit kendaraan bermotor dari 3-5 tahun menjadi 7-8 tahun juga jadi alternatif untuk bisa menstimulus minat dan daya beli konsumen. Dengan skema ini, pendapatan minimum yang diperlukan untuk bisa mengambil kredit angsuran mobil lebih kecil sekira 19-25 persen dibandingkan tenor lima tahun.

Mesti Jalin Perjanjian FTA

Peningkatan ekspor mobil dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) nasional pun perlu ditingkatkan. Tentunya perlu upaya ekstra dari pemerintah untuk menjalin perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan beberapa negara.

Pemerintah, pihak industri dan juga DPR nampaknya perlu duduk bersama untuk membahas banyak hal berkaitan masa depan industri otomotif dan implikasi dari pertumbuhan pasar otomotif di Tanah Air.

Pihak produsen otomotif juga harus bisa lebih arif dan bijaksana. Konsumen jangan hanya menjadi santapan untuk mencapai ambisi target penjualan kendaraan yang masif agar profit bisnis bisa terus mengalir.

Industri otomotif memang penting, tapi seberapa penting bila dibandingkan dengan sektor penopang perekonomian yang lain?

Mitsubishi Raih Angka Produksi Satu Juta Unit di Indonesia

Jelang tutup tahun 2024, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) sukses mencapai total produksi kumulatif satu juta unit kendaraan. Untuk menandai keuksesan tersebut, maka seremoni diadakan pada 20 Desember 2024, di Kawasan Industri GIIC, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Seremoni ini dihadiri oleh Faisol Riza (Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia), Yasushi Masaki (Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia). Turut hadir Takao Kato (President & Chief Executive Officer Mitsubishi Motors), termasuk para pemasok, dan perusahaan mitra lainnya.

Pusat produksi MMKI ini merupakan perusahaan manufaktur bersama, yang didirikan oleh Mitsubishi Motors, Mitsubishi Corporation, dan mitra lokal PT Krama Yudha. Pabrik ini mulai berproduksi pada April 2017, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 160 ribu unit. Pada tahun fiskal 2019, kapasitas produksi tersebut ditingkatkan menjadi 220 ribu unit. Kendaraan yang diproduksi MMKI, kini telah diekspor ke sekitar 50 negara.

“Berkat dukungan dari berbagai pihak, maka pusat produksi di Indonesia telah menjadi pilar utama bisnis perusahaan kami. Fasilitas ini memiliki peran penting sebagai lokasi produksi utama ASEAN,” ungkap Takao Kato.

“Pencapaian produksi satu juta unit ini merupakan bukti penerimaan yang baik terhadap produk-produk MMKI di pasar domestik dan ekspor. MMKI selalu berkomitmen untuk menyediakan kendaraan berkualitas tinggi dan andal, untuk memenuhi harapan serta permintaan pelanggan,” tambah Minoru Saito, Presiden Direktur MMKI.

Seiring dengan kualitas produksi MMKI, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), juga terus berfokus pada peningkatan pengalaman pelanggan, dengan menawarkan produk dan layanan berkualitas.

Momen bersejarah ini juga bertepatan dengan perjalanan 55 tahun Mitsubishi Motors di Indonesia pada tahun depan. “Mencapai tonggak sejarah satu juta kendaraan dan merayakan 55 tahun di Indonesia lebih dari sekadar angka. Pencapaian ini merupakan ikatan kuat yang telah kami bangun dengan Indonesia selama bertahun-tahun,” sambut Atsushi Kurita, Presiden Direktur MMKSI.

Electric Origin Jadi Ekspansi Mahindra Di Kancah EV Global

Mahindra nampaknya sangat serius untuk berekspansi ke pasar mobil listrik global. Sebuah sub-brand bernama ‘Electric Origin’ resmi diperkenalkan dalam event ‘Unlimit India’ yang berlangsung di Chennai, India. Anak perusahaan dari Mahindra ini khusus memproduksi mobil listrik.

Tak sekadar membuat brand terpisah, dua model SUV bertenaga listrik (EV) pun turut diperkenalkan, Mahindra BE 6e dan XEV 9e. Keduanya akan beredar di India dan pasar global di bawah label ‘Electric Origin’.

Platform INGLO Jadi Pembuka Jalan

Karena pabrik Electric Origin asal Mumbai, India ini awam dalam hal teknologi EV, Volkswagen (VW) pun digandeng sebagai mitra.

Hasilnya, sebuah platform khusus mobil listrik bernama INGLO jadi pembuka jalan. Sebagian komponen dan rancang bangun platform INGLO masih memanfaatkan VW.

Mahindra BE 6e dan XEV 9e hanya sebagian mobil listrik yang akan segera diproduksi. Rencananya, ada lima model mobil listrik yang akan dipasarkan secara bertahap mulai tahun 2025. Sebagai tahap awal, pangsa pasar yang dituju adalah negara dengan setir kanan.

Sebuah pabrik telah disiapkan di Chakan, India untuk memproduksi mobil listrik. Dana investasi yang digelontorkan sebesar $1,44 miliar atau setara Rp 22,8 trilyun.

Secara bertahap kapasitas produksi akan mencapai 200 ribu unit per tahun. Maka tak heran jika Mahindra menargetkan 20-30 persen dari total penjualan SUV mereka di pasar global pada tahun 2027 adalah versi EV. Ekspektasi yang tak terlalu muluk.

SUV EV Futuristis

Soal desain, kedua SUV EV ini pun terlihat sangat futuristik. Sejak mengakusisi biro desain Pininfarina di tahun 2015, mobil buatan Mahindra mengalami perubahan yang sangat mencolok dan makin keren.

Model pertama yakni BE 6e berwujud SUV 5-pintu dengan konfigurasi 5-penumpang. Desain bodi bergaya coupe terlihat sangat aerodinamis dan kekinian. Dimensi bodinya seukuran Mazda CX-3 dan Toyota RAV-4.

Area interiornya bagai kokpit pesawat tempur futuristik. Lampu iluminasi warna biru menghiasi seantero kabin. Sepasang layar 12.3 inci untuk instrumen digital dan multimedia masih ditambah dengan fitur augmented reality head-up display (HUD). SUV EV yang kini mendominasi pasar global dijamin bergidik melihatnya. Sungguh menakjubkan!

Model kedua yakni XEV 9e (XEV=crossover electric vehicle) desainnya juga semi coupe. Konfigurasinya juga sama, lima-pintu dan mampu memuat 5-penumpang.

Jarak wheelbasenya sama dengan BE 6e yakni 2.775 mm, namun postur bodi sedikit lebih besar. Hampir seukuran Toyota Land Cruiser Prado dan hanya 39 mm lebih panjang dari Tesla Model Y.

Desain interior memadukan gaya hightech futuristik dan nuansa kemewahan. Layar digital 12.3 inci pada dashboardnya berjajar tiga. Sistem audio Harman-Kardon Dolby Atmos dengan 16 speaker yang dibekalkan dijamin bikin betah berkendara.

Lantas seperti apa teknologi yang jadi cakar dan taring Mahindra untuk mengkoyak dominasi kompetitornya?

Sarat Teknologi

Kedua SUV EV Mahindra ini jadi model perdana yang dibekali teknologi terpadu bernama Mahindra Artificial Intelligence Architecture (MAIA).

Prosesor canggih generasi keenam Adreno GPU dan Qualcomm Snapdragon 8295 jadi jantung pengendali seluruh sistem terpadu. Tak sekadar jadi chipset otomotif tercepat dan bisa mengoperasikan hingga 60 aplikasi software. Update software pun lebih cepat via metoda Over-the-Air (OTA).

Sistem bantu berkendara ADAS (advanced driving assistance systems) Level 2+ yang dibekalkan memanfaatkan sejumlah radar, kamera HD, hingga sensor ultrasonic.

Arsitektur INGLO yang digunakan BE 6e dan XEV 9e terdiri dari satu unit motor elektrik penggerak, inverter listrik dan transmisi.

Motor elektrik penggerak tersedia dua versi yakni 170 kW (228 hp) dan 210 kW (282 hp).
Pasokan daya listrik bersumber dari baterai lithium-iron phosphate (LFP) yang disuplai oleh VW. Kapasitas daya baterai tersedia versi 59 kWh dan 79 kWh.

Berdasarkan siklus uji WLTP, baterai 79 kWh pada BE 6e menghasilkan jarak jelajah 550 km. Sedangkan pada XEV 9e bisa mencapai jarak tempuh hingga 533 km.

Untuk pengisian daya dari 20 hingga 80 persen menggunakan fast charger 175 kW tak sampai 20 menit.

Perihal harga, model BE 6e dibanderol mulai dari 18,90 lakh Rupee (Rp 355 jutaan). Untuk model XEV 9e harganya sedikit lebih mahal yakni 21.90 lakh Rupee (Rp 410 jutaan).

Kedua model SUV EV ini mulai tersedia di jaringan dealer Mahindra seantero India paling cepat pada Februari 2025. Info dan spek lengkapnya akan diumumkan dalam waktu dekat.

Tahun 2025 nampaknya jadi titik awal ekspansi Mahindra di pasar mobil listrik global. Dengan model yang memikat dan harga yang menggiurkan, tak heran jika Mahindra sangat optimis melenggang di pasar SUV EV India dan global.

160 Ribu Unit Wuling Diproduksi di Indonesia!

PT SGMW Motor Indonesia merayakan pencapaian produksi 160 ribu unit dari pabrik Cikarang, pada 27 November 2024 lalu. Momen ini memperlihatkan tujuan Wuling untuk mendukung pengembangan industri kendaraan energi baru. Dalam kesempatan yang sama, Wuling juga melakukan ekspor perdana unit Cloud EV meuju pasar ASEAN.

“Angka produksi 160 ribu unit ini mencerminkan upaya dan eksplorasi para mitra global SGMW dalam mengejar visi ‘Membangun untuk masa depan dan memperluas sampai ke pasar internasional’. SGMW akan melakukan transisi global menuju elektrifikasi dan digitalisasi. Kami akan mempercepat penyempurnaan lini produk elektrifikasi di Indonesia, membangun ekosistem industry, dan layanan energi baru,” tukas Mr. Lv Juncheng.

Sejak beroperasinya pabrik Wuling di Indonesia pada Juli tahun 2017, Wuling telah memproduksi sembilan lini kendaraan. Mulai dari segmen kendaraan bermesin konvensional (ICE) yang terdiri dari Confero, Cortez, Almaz, dan Alvez. Kemudian, kendaraan hybrid yakni Almaz Hybrid. Sedangkan kendaraan listrik (EV) yang terbagi menjadi Air ev, BinguoEV, Cloud EV. Tak ketinggalan Low Commercial Vehicle (LCV) yaitu seri Formo dan Formo Max.

Beragam lini produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan mengedepankan perpaduan teknologi, kualitas tinggi, dan harga kompetitif. Wuling turut memberikan kontribusi terhadap industri otomotif Indonesia, berkat dukungan manufaktur yang berkualitas tinggi, rantai pemasok yang terintegrasi, jaringan 150 diler, perusahaan pembiayaan, hingga melibatkan tenaga kerja dalam negeri.

Selain berinvestasi dalam produksi kendaraan listrik, Wuling turut mendukung pengembangan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya, melibatkan pelaku industri lokal dalam rantai pasok, dan menyediakan pelatihan bagi tenaga kerja, untuk mendorong pertumbuhan industri berbasis energi baru.

Wuling menargetkan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan berkemudi kanan untuk kawasan ASEAN dan pasar internasional. Dengan strategi ini, Wuling berharap dapat memenuhi kebutuhan konsumen di negara-negara tetangga di kawasan ASEAN hingga negara-negara lain dengan sistem kemudi kanan.

Melihat Langsung Aktivitas Ekosistem Hyundai di Indonesia

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) berkomitmen dalam mendorong kemajuan industri otomotif Tanah Air, melalui kehadiran ekosistem yang terintegrasi dan komprehensif. Melalui Hyundai Discovery Trip, kami beserta sejumlah awak media mengunjungi Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), di di Deltamas, Cikarang. Termasuk fasilitas HMID yakni Hyundai Training Academy, PIO & Logistic, serta Parts Center.

Dalam kesempatan ini, Hyundai memperlihatkan proses produksi produk unggulan yang memanfaatkan teknologi terkini. Mulai dari ekosistem produksi hingga tahap pengecekan produk sebelum distribusi. Ketersediaan suku cadang pendukung yang berperan penting, dalam layanan purnajual bagi konsumen Indonesia.

Pabrik perakitan HMMI dibangun untuk memastikan kualitas terbaik di setiap tahap pembuatan kendaraan. Mengusung konsep produksi yang berkelanjutan, ekosistem pabrik ini dirancang dengan orientasi pada lingkungan, serta menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi para pekerja.

Diproduksi dengan energi ramah lingkungan

HMMI telah 100 persen menggunakan listrik dari energi terbarukan yang sudah tersertifikasi oleh Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN. Setiap kendaraan diproduksi dengan energi listrik ramah lingkungan, HMMI juga memastikan setiap produknya telah memenuhi standar global Hyundai.

“Kami berkomitmen bahwa setiap kendaraan yang diproduksi di fasilitas HMMI memiliki kualitas pembuatan yang unggul, sesuai dengan standar internasional Hyundai. Kami menjamin bahwa setiap tahap dilakukan dengan presisi tinggi, untuk menghasilkan kendaraan yang berkualitas bagi konsumen,” tambah Bong Kyu Lee, President Director of Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.

HMMI menyediakan fasilitas lengkap termasuk Mobility Innovation Center, yakni pusat penelitian dan pengembangan yang menjadi pilar inovasi teknologi, serta pemenuhan kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia. Pusat penelitian dan pengembangan ini memastikan produk Hyundai sesuai dengan preferensi pasar lokal. Termasuk memperkuat rantai pasokan melalui kolaborasi dengan penyedia komponen lokal.

Gabungan kinerja robotik dan sumber daya manusia

Area produksi utama telah memenuhi standar operasional berskala internasional, mencakup press shop, body shop, paint shop, engine shop, hingga assembly shop. Fasilitas produksi di HMMI juga beroperasi menggunakan teknologi ramah lingkungan, serta menggabungkan kerjasama antara teknologi robotik dan sumber daya manusia.

Fasilitas HMMI juga memiliki lintasan driving test untuk pengujian kendaraan secara langsung. HMMI mampu memproduksi dengan total kapasitas mencapai 150 ribu unit per tahun, dan mampu ditingkatkan hingga 250 ribu unit per tahun. Dengan finalisasi produk dilakukan di Port Installation Option (PIO) yang dikelola oleh HMID.

Di PIO, kendaraan menjalani serangkaian pengujian ketat, termasuk inspeksi komponen dan pengujian baterai, untuk memastikan kualitas optimal sebelum didistribusikan. PIO juga mempekerjakan 13 persen tenaga kerja perempuan.

Kapasitas 30 ribu komponen 

Dengan kapasitas stockyard 1.900 unit, PIO Hyundai memastikan setiap kendaraan yang diproduksi memenuhi standar kualitas tinggi sebelum didistribusikan. Dalam kecepatan produksi sekitar 7,5 menit per kendaraan, PIO menjalankan proses akhir yang meliputi pemasangan aksesori, kaca film, serta pemeriksaan menyeluruh.

Sedangkan di Hyundai Training Academy, teknisi lokal hingga tingkat regional ASEAN dan tim sales juga mendapatkan pelatihan menyeluruh untuk menjaga standar layanan yang konsisten. Fasilitas pelatihan teknisi EV pertama di Indonesia ini telah menghasilkan banyak teknisi andal. Untuk menghadirkan layanan purnajual yang andal, maka Hyundai mendirikan Hyundai Parts Center seluas 1,2 hektar di Deltamas, Cikarang. Sehingga menjamin ketersediaan suku cadang di Indonesia dengan kapasitas penyimpanan lebih dari 30 ribu komponen.

“Hyundai berupaya untuk menghadirkan produk berkualitas dan berinovasi dalam menciptakan solusi mobilitas terbaik bagi masyarakat Indonesia. Melalui Hyundai Discovery Trip, kami ingin menunjukan komitmen dalam menjaga kualitas produk yang kami hadirkan, dari mulai tahap produksi hingga distribusi,” jelas Ju Hun Lee, President Director Hyundai Motors Indonesia.

Stellantis Sambangi Citroën Indonesia, Bahas Sinergi Operasional

PT Indomobil National Distributor sebagai Agen Tunggal Pemegang Merk (APM) Citroën di Indonesia, menyambut kunjungan kerja dari perwakilan kantor pusat Stellantis. Diwakili oleh Daniel Gonzalez (Chief Operating Officer Stellantis ASEAN & General Distributor), dan Ashwani Muppasani (Chief Operating Officer Stellantis India & Asia Pacific).

Pada kesempatan ini, Citroën dan Stellantis membahas langkah strategis, yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan. Terdiri dari perluasan jaringan dealer hingga peluncuran model baru, untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.

Selain itu, sebagai dari program kunjungan kerja, berkesempatan pula ‘mampir’ ke beberapa dealer Citroën di Jakarta. Baik di Citroën Experience Center PIK, Citroën Experience Center TB Simatupang, Citroën Gading Serpong, dan Citroën MT Haryono. Semuanya sudah sesuai dengan standarisasi global Stellantis. Standarisasi ini terdiri dari desain interior dengan paduan warna merah dan putih, serta bergaya semi industrial.

Perwakilan Stellantis juga mengunjungi fasilitas Citroën Workshop Area dan Citroën Assembly & Sparepart Center, di Cikampek. Fasilitas tersebut kini telah memasuki tahap uji coba untuk memproduksi Citroën e-C3 secara lokal. Dengan produksi dalam negeri, Citroën berharap dapat mendukung perkembangan industri otomotif, sekaligus menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal.

“Kami melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial untuk produk-produk otomotif yang dibawa oleh Stellantis. Dengan strategi pemasaran yang dijalankan hingga akhir 2025, semoga semakin memperkuat posisi Citroën di Indonesia,” ujar Tan Kim Piauw, CEO Citroën Indonesia.

BMW iX5 Hidrogen di Tokyo MObility Show 2023.

BMW Ungkap Kehadiran Mobil Hidrogen Mulai 2028

BMW melangkah pasti menuju ranah produk otomotif dengan bahan bakar hidrogen. Seperti diketahui, pabrikan Jerman ini telah serius mengembangkan mobil berbahan bakar H2, dan itulah yang akan dijual nantinya.

Sepengamatan kami, merek ini memang yang paling serius mengembangkan teknologi bahan bakar hidrogen diantara pabrikan Eropa lainnya. Dan seperti yang pernah diberitakan kalau BMW membuat lima prototype BMW iX5 yang menggunakan fuel cell untuk bergerak. Mereka mengembangkannya bersama dengan Toyota, dan pengujiannya sudah berlangsung. Diklaim, SUV ini bisa berjalan hingga 500 km, dan hanya perlu tiga hingga lima menit untuk isi ulang hidrogennya.

Skema BMW mobil hidrogen

Sayangnya, mereka hanya memastikan bahwa mobil hidrogen ini akan jadi varian tambahan dari model yang sudah ada. Jadi, kemungkinan besar bukan model yang sama sekali baru. Detail lengkapnya belum diungkap.

Dikutip dari Reuters CEO BMW Oliver Zipse mengatakan dalam pernyataannya bahwa kendaraan tersebut akan, “Menyoroti bagaimana kemajuan teknologi membentuk mobilitas masa depan.”

Meski tidak mudah, tapi kerjasama BMW dengan Toyota yang sudah lebih dulu terjun ke pengembangan mobil hidrogen, akan menghemat biaya development dan riset. Baik untuk mobil penumpang ataupun komersial.

Kenapa Harus Hidrogen?

Seperti diketahui, prospek mobil listrik memang menjanjikan. Tapi belakangan pabrikan otomotif menyadari kalau EV ternyata tidak semenarik itu bagi konsumen di berbagai belahan dunia. Yang jelas, dunia menginginkan sarana transportasi dengan energi alternatif selain BBM.

Dan inilah yang diantisipasi oleh BMW. Mereka mengembangkan berbagai kendaraan dengan beragam sumber energi gerak. Hidrogen salah satunya. Atau e-fuel yang sedang dikembangkan oleh Porsche.

Jadi, tergantung trend mana yang akan melejit di masa mendatang, mereka sudah siap.

Toyota Motor Corp

Toyota Revisi Target Produksi Global, Imbas Skandal Sertifikasi

Skandal sertifikasi pengujian yang melanda Toyota Group mulai melebar efeknya. Toyota Motor Corporation Jepang dikabarkan merevisi target produksi kendaraan mereka secara global.

Awalnya, raksasa otomotif Jepang ini memiliki target membuat 10,3 juta unit kendaraan untuk pasar dunia. Namun kemarin, dikabarkan situs pemberitaan Kyodo News, targetnya turun menjadi 9,8 juta unit untuk tahun ini.

Revisi tersebut dipicu dengan dihentikannya produksi Yaris Cross (versi JDM), Toyota Corolla Fielder dan Corolla Axio sejak kabar skandal sertifikasi tersebut mencuat bulan Juni lalu. Produksinya baru akan dimulai lagi pada bulan September 2024 mendatang.

Yaris Cross GR Sport

Selain tiga model tersebut, dikabarkan juga Toyota Noah/Voxy ikut dihentikan setelah terindikasi mengalami ketidaksesuaian sertifikasi pengujian pada Juli kemarin. Otomatis, MPV ini juga berhenti diproduksi untuk sementara, sampai otoritas Jepang menyatakan semuanya ‘clear’.

Hal lainnya yang juga memberatkan adalah, terhambatnya produksi Toyota Prius karena masalah recall yang sempat melanda.

Di luar produk, soal kompetisi dan gempuran merek Cina juga jadi masalah. Toyota kesulitan mengimbangi persaingan harga serta gencarnya konsumen yang ‘hijrah’ menggunakan mobil listrik berbasis baterai.

Jumlah Produksi 

Fasilitas produksi Toyota

Menurut data bulan Juni 2024 yang dirilis Toyota Motor Corporation, sejak Januari hingga Juni tahun ini jumlah kendaraan yang keluar dari pabriknya di seluruh dunia, mencapai 4.648.863 unit. Sebagai perbandingan, pada rentang masa yang sama di tahun 2023, mereka mampu membuat 4.894.844 kendaraan. 

Lalu, produksi mobil yang dilakukan di Jepang mulai Januari-Juni tahun ini mencapai 1.508.416 unit. Turun sekitar 8,2 persen dibanding periode serupa tahun 2023 lalu, yang menyentuh 1.644.013 unit.

Sementara itu di Indonesia sendiri, sejak Januari hingga Juni 2024 lalu, Toyota telah memproduksi sebanyak 121.769 unit mobil melalui fasilitas produksinya di Karawang, Jawa Barat. Bandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 lalu, yang mencatatkan 124.971. Turun sekitar 2,5 persen.

Yaris Cross GR Sport

Efek Skandal Uji Tabrak, Toyota Dan Mazda Stop Pengiriman Mobil

Masih ingat skandal uji tabrak yang melanda Daihatsu akhir tahun lalu? Efeknya ternyata makin luas. Otoritas Jepang makin banyak menemukan penyimpangan dilakukan oleh berbagai merek mobil di pasar setempat.

Kemarin (03/06) Toyota dan Mazda mengumumkan pemberhentian sementara pengiriman beberapa model mobilnya yang dijual di market domestik Jepang. Hal tersebut dikabarkan kepada kami melalui rilis terpisah dari dua raksasa otomotif itu.

Mengutip Reuters, kementerian transportasi Jepang mengatakan, ternyata bukan hanya di Toyota dan Mazda. Honda, Yamaha dan Suzuki juga terdeteksi ada data pengujian keselamatan produknya yang tidak sesuai.

Kementerian tranportasi Jepang telah memerintahkan Toyota, Yamaha dan Mazda untuk menghentikan pengiriman mobil ke konsumen dan akan melaksanakan inspeksi ke kantor pusat Toyota di Aichi hari ini.

Mazda2 Kena Imbas

toyota Isis

Lalu, mobil apa saja yang terimbas? Tidak banyak memang dan semuanya JDM. Dari Toyota ada Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross (sekali lagi, versi Jepang). Tercatat ada empat model yang sudah tidak diproduksi lagi sejak 2014 seperti Crown, Toyota Isis, Sienta dan Lexus RX.

Versi Mazda lebih detail lagi. Mereka mengakui ada kejanggalan dalam test uji tabrak untuk model yang sudah tidak lagi diproduksi yaitu Mazda Atenza (Mazda 6) produksi November 2014 hingga April 2018. Lalu, Axela atau dikenal juga sebagai Mazda3, produksi Agustus 2016 sampai Februari 2019. Kemudian Atenza versi improvement (facelift) juga terimbas, untuk batch buatan April 2018 hingga 2024.

Pabrikan Hiroshima ini menegaskan, meski terdapat ketidak sesuain dalam prosedur pengujian, tapi tetap aman dan sesuai dengan regulasi setempat. Ini disimpulkan setelah mereka melakukan pengetesan ulang pada mobil-mobil tersebut. 

Mazda2

Di luar uji keselamatan, ditemukan juga kecurangan dalam pengujian output (tenaga) mesin. Ini karena saat diuji, menggunakan ECU yang berbeda dengan versi jualan. Tercatat, Mazda Roadster (MX-5) RF dan Mazda2 facelift bermesin bensin 1,5 liter, yang hingga sekarang masih diproduksi, diuji dengan metode tersebut.

Mazda menegaskan kalau kedua model itu sudah dihentikan sementara produksinya sejak 30 Mei lalu, setelah mereka menemukan ada yang tidak beres.

Sementara untuk Honda, Suzuki dan Yamaha, kami masih menunggu update resmi dari mereka. 

SERA Tingkatkan Strategi Dan Target Terbaik di Dunia Transportasi

PT Serasi Autoraya (SERA) menggelar Meet Up with SERA Group Bidding for Best and Journey in Style di Bogor pada Kamis, (2/5).

Untuk diketahui, SERA adalah perusahaan yang sejak awal berkecimpung di usaha penyewaan kendaraan. Didirikan pada 1986, seiring berjalannya waktu, perusahaan ini berkembang merambah bisnis mobil bekas dan pengelolaan logistik. 

Selain memperoleh info tentang bisnis SERA, acara ini turut menghadirkan Ibid dan Trac yang membahas informasi mengenai perkembangan bisnis sebagai objek lelang dan jasa penyewaan kendaraan.

Di sela QnA, Daddy Doxa Manurung selaku Presiden Direktur PT Balai Lelang Serasi (Ibid) mengatakan dalam perkembangan bisnisnya, Ibid terus memperluas objek lelang ke berbagai produk lain selain otomotif. Seperti gadget, peralatan rumah tangga dan sebagainya. 

Sementara dari sisi financial, selain virtual account karena Ibid merupakan group Astra ada penambahan financial yang dinamakan Astra Pay.

Sedangkan Trac merupakan brand sewa kendaraan yang juga berada di bawah naungan Astra. Direktur Trac, Halomoan Frisher mengatakan secara perkembangan bisnis ada dua bagian besar. Yang pertama sewa untuk corporate atau B2B (Busines To Busines) dan sewa untuk retail maupun individual.

Trac juga menyediakan jasa sewa kendaraan dengan situasi lepas kunci menggunakan teknologi ‘Know Your Customer’.

Untuk memperkenalkan kemampuan Trac, media yang diundang diberikan kesempatan mencicipi Toyota Hiace yang sudah disulap menjadi MPV mewah. Lengkap dengan kelengkapan hiburan yang mumpuni. Tentunya, Hiace tersebut hanya satu dari sekian banyak kendaraan yang bisa disewa. 

Ekspor TMMIN

Tiga Negara Yang Punya Investasi Besar di Sektor Otomotif Indonesia

Indonesia masih dipandang ‘seksi’ untuk sektor otomotif. Dan hal itu memicu gelontoran dana investasi otomotif Indonesia dari berbagai negara yang merasa mampu berkiprah di pasar kendaraan bermotor di negara ini. Gaikindo mencatat, tahun ini (Januari-September 2023) tiga besar investor berasal dari negara-negara Asia.

Dikutip dari situs Gaikindo, Jepang masih tetap yang paling besar di tahun 2023 ini, dengan nilai investasi yang terealisasi sebesar US $804,35 juta. Posisi kedua ditempati oleh Korea Selatan dengan US $73,05 juta. Dan ketiga, ada Singapura dengan nilai investasi US $32,04 juta. Lalu, di mana posisi China?

Secara mengejutkan, dengan segala gebrakan produk yang ada, ternyata realisasi investasi Tiongkok baru US $3,4 juta, atau setara Rp 54,3 milyar tahun ini. Meski begitu, angka tersebut adalah sebuah kenaikan yang signifikan dibanding periode sama di tahun sebelumnya. Waktu itu, mereka ‘hanya’ menggelontorkan US $1,54 juta.

Wuling Air ev

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi total otomotif di Indonesia mencapai Rp 47,14 trilyun dari Januari hingga September 2023. Persentase kenaikannya menyentuh 80,98 persen dibanding tahun lalu, periode yang sama. Di dalamnya, termasuk penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 15,62 trilyun.

Menurut Jongkie Sugiarto, Ketua Umum 1 Gaikindo, pihaknya menyambut baik investasi dari mana saja. Termasuk dari pabrikan China. Menurut mantan petinggi Hyundai Indonesia itu, yang diuntungkan adalah konsumen karena pilihan jadi makin beragam.

Daftar Panjang CKD

Tidak kalah menarik adalah, tahun depan sepertinya mobil Tiongkok yang dirakit di Indonesia akan makin banyak. Paling dekat, Great Wall Motor (GWM) yang beroperasi di Indonesia di bawah bendera Inchcape dan Indomobil. Pabrik mereka akan operasional di kuartal pertama 2024. Tidak hanya itu, Mercedes-Benz juga akan dirakit di pabrik yang sama. Wajar, karena pabrikan Jerman ini di Indonesia, berada di bawah payung usaha yang sama dengan GWM. Untuk pertama kalinya di dunia, GWM dan Mercedes-Benz bekerja sama.

Showroom Neta di Shanghai

Kemudian pabrikan Neta juga akan melakukan assembly mobilnya di Pondok Ungu, Bekasi. Bekerja sama dengan PT Handal Motor Indonesia (HMI), yang dulu pernah merakit Hyundai. Kemungkinan besar akan operasional mulai kuartal kedua 2024. Tidak tanggung, target mereka memproduksi 10.000 unit kendaraan.

Yang akan dirakit adalah Neta V untuk tahap pertama. Kemudian, sepenelusuran kami di markas mereka di Shanghai beberapa waktu lalu, kemungkinan besar SUV listrik Neta X akan dibuat di Indonesia. Namun masalahnya, versi setir kanan Neta X masih dalam pengembangan.

Sumber: Gaikindo

Pabrik baterai CATL

Pabrik CATL Ini Sanggup Bikin Satu Baterai EV Dalam 2,5 Menit!

Harus diakui, perkembangan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) berjalan dengan cepat. Para produsen perangkat pendukung juga harus mampu mneyesuaikan. Salah satunya adalah Contemporary Amperage Technology Co. Limited (CATL). Ini adalah produsen baterai terbesar di dunia, yang berpusat di Fujian, China. Pabrik CATL tersebar di beberapa wilayah di China.

Pabrik baterai CATL terbaru di Guizhou resmi beroperasi sejak 27 Oktober 2023) dan dikatakan mampu menghasilkan satu sel baterai dalam hitungan satu detik! Ini bisa dilakukan berkat tingkat otomatisasi yang tinggi di pabrik tersebut. Untuk menghasilkan satu unit baterry pack (yang terdiri dari sekumpulan sel), dikatakan hanya perlu 2,5 menit.

Dikutip dari CNEV Post, pabrik ini dibangun dalam dua fase. Yang pertama sudah beroperasi seperti disebutkan tadi. Dan punya kapasitas produksi 30 GWh pertahun. Pabrik tahap kedua juga diklaim memiliki kapasitas produksi serupa. Total investasinya mencapai RMB 7 milyar, atau setara US $960 juta.

Untuk informasi, CATL menguasai 36,9 persen pangsa pasar baterai kendaraan listrik dunia. Ini dihitung dari Januari hingga Agustus 2023. Hal itu yang membuat CATL dikukuhkan sebagai pembuat baterai EV terbesar di dunia. Meski sempat mengalami penurunan di pasar domestik, tapi ‘cuannya’ masih di angka RMB 10,43 milyar.

Baterai mereka dipakai bukan hanya oleh pabrikan otomotif setempat, tapi juga merek global. Volkswagen, Tesla, hingga BMW dan Mercedes-Benz adalah beberapa pengguna produk CATL. Produsen baterai ini juga dikenal dengan berbagai terobosan dalam hal teknologi baterai. Dan kini, CATL mengumumkan mereka sekarang punya kecepatan tinggi dalam memproduksi baterai.

 

Hyundai Bikin Fasilitas Litbang Mandiri di Indonesia, dan Sukses!

Pusat manufaktur mobil Hyundai di ASEAN, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) sukses mengembangkan pemasok lokal untuk membangun fasilitas penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) secara mandiri. Prestasi ini merupakan yang pertama di Indonesia bahkan produk komponen yang dirancang mandiri oleh pemasok lokal, kini digunakan pada Hyundai Stargazer X.

Pengembangan pemasok ini dilakukan lewat rangkaian program Supplier Education. Sejak 2021, HMMI menjaring pemasok lokal untuk kemudian dibina, dievaluasi, hingga didorong untuk mengembangkan fasilitas R&D mandiri, lewat skema program yang intensif dan komprehensif.

Produksi sesuai standar kualitas OEM

PT Frina Lestari Nusantara, perusahaan pemasok komponen yang mengikuti program ini, yang sekarang mempunyai fasilitas R&D untuk melakukan semua proses mulai dari merancang desain, pengembangan material, hingga pengujian komponen secara mandiri. Selanjutnya memproduksi sesuai dengan standar kualitas Original Equipment Manufacturer (OEM).

“Tumbuh dan berkembang bersama Indonesia merupakan komitmen besar yang kami coba wujudkan saat membangun pabrik Hyundai. Melihat PT. Frina Lestari Nusantara terus berkembang, membuat kami sangat terpacu untuk terus mendukung industri otomotif Indonesia,” kaya Bong Kyu Lee, President Director of PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.

Sukses merancang dan memproduksi komponen Hyundai Stargazer X

PT Frina Lestari Nusantara telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2000. Perusahaan ini juga merekrut engineer, dan berinvestasi di CAD/Drawing design-simulation hingga perangkat pengujian material. Berkat kemandiriannya, mereka sukses merancang dan memproduksi komponen untuk Hyundai Stargazer X, salah satunya roof rail (railing atap).

“Kami sangat berterima kasih dan terbantu lewat program edukasi pemasok Hyundai. Aktivitas ini sangat meningkatkan kemampuan engineering kami untuk membuat sendiri engineering drawing dan disetujui oleh pusat R&D Hyundai,” imbuh C. Tri Djoko Irwanto, Commercial Director PT Frina Lestari Nusantara.

Peluang bisnis yang meningkat

Perusahaan ini bersama banyak mitra pemasok lainnya, sudah mengikuti program Supplier Education yang digelar Hyundai Motor Manufacturing Indonesia sejak 2021. 

Hyundai sendiri berharap, ke depannya lebih banyak lagi mitra pemasok yang meningkat kemampuan engineering-nya lewat program Supplier Education Hyundai. Sehingga dengan meningkatnya kapabilitas engineering perusahaan pemasok, maka ada manfaat lebih besar hingga peluang bisnis yang meningkat.

Pelatihan yang diadakan Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, dipusatkan di Hyundai Mobility Innovation Center (MIC). Fasilitas ini dilengkapi MS Lab dengan total 70 perlengkapan evaluasi pengujian. MIC juga memiliki fasilitas Engine Durability Test Lab yang terdiri dari 13 perlengkapan pengujian mesin gamma II yang diproduksi oleh HMMI untuk pengetesan durabilitas hingga 300 jam.

Distrik Otomotif PIK 2

Distrik Otomotif PIK 2 Serahkan 66 Unit Kepada Tenant

Melihat pertumbuhan pasar yang kian meningkat, Prestige Corp. tergugah untuk turut mendukung kebangkitan industri otomotif nasional melalui pembangunan Distrik Otomotif PIK 2. Berangkat dari langkah ini, proyeksi selanjutnya adalah membuat berbagai distrik otomotif lain di berbagai kota besar lain di Indonesia dan menyesuaikannya dengan karakter kota tersebut. 

Tujuan dari investasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya, meningkatkan kemampuan ekspansi yang lebih sistematis, terukur dan akuntabel. Prestige Corp. sendiri melihat adanya melihat potensi bisnis yang menjanjikan dari pembangunan Distrik Otomotif ini.

“Semoga dengan pengalaman kami sebagai importir umum supercar di Indonesia yang telah berkecimpung sejak 2012, kami dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pengembangan distrik ini,” jelas Rudy Salim, selaku CEO dari Prestige Corp. dan shareholder Distrik Otomotif dalam acara Handover Ceremony dan Tenant Gathering (17/02). Di kesempatan tersebut, Distrik Otomotif PIK 2 yang melakukan serah terima unit A-D sebanyak 66 unit kepada para tenant.

Dengan bergabungnya Prestige Corp. dalam proyek ini, Distrik Otomotif yang mulanya seluas 3 hektar ini akan dikembangkan menjadi 6 hektar, dalam pembangunan bertahap dari Oktober 2022 hingga Desember 2022. Pembangunan jalan tol yang rencananya akan rampung pada kuartal IV tahun 2023 juga semakin memperluas akses utama ke kawasan ini.

Banyak peminat

“Distrik Otomotif PIK 2 akan menjadi destinasi utama berkumpulnya para penggiat industri dan berbagai pecinta mobil yang tergabung dalam klub dan komunitas otomotif. Diawali dengan PIK 2, konsep Distrik Otomotif ini juga rencananya akan dibuka di berbagai kota besar di Indonesia,” tutur Rudy.

Besarnya minat penggiat otomotif di Indonesia menarik banyak brand untuk bergabung di lokasi ini, yang nantinya sebagai pusat distrik otomotif unggulan. Bahkan keseluruhan slot unit yang tersedia, kini telah terisi hingga 70 persen. “Beberapa di antaranya merupakan tenant yang sudah lama berkecimpung di dunia otomotif dan tetap eksis hingga saat ini. Tahapan dan progres pembangunan Distrik Otomotif PIK 2, terdiri dari tahap pertama, 132 unit di tanah awal seluas 3 hektar. Selanjutnya tahap kedua, kurang lebih 40 unit dengan size unit yang lebih besar,” ujar Rudy.

“Para tenant diperkirakan dapat mulai beroperasi secara maksimal di bulan depan. Acara Grand Opening Distrik Otomotif akan digelar pada tanggal 18 Maret 2023 nanti dan diadakan secara meriah. Terima kasih kepada para tenant yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami. Saya pun yakin dengan bergabungnya Prestige Corp. di Distrik Otomotif ini dapat untuk mendorong lahirnya kebangkitan industri otomotif nasional,” tutup Sanny Liawati, selaku Komisaris Utama.

Mobil Listrik, ‘Berkelanjutan’ Dari Sisi Energi Global Atau Eksploitasi Isi Perut Bumi?

Kompetisi antar pabrikan otomotif kini mulai bergeser ke teknologi mobil listrik yang digadang sebagai solusi ramah lingkungan. Bahkan mobil listrik turut melibatkan kebijakan politik global, salah satunya yakni kebijakan bebas emisi gas buang kendaraan yang dicanangkan oleh Dewan Uni Eropa.

Pemerintah Amerika Serikat dan sejumlah negara anggota Uni Eropa, kian gencar mendorong konsumen untuk beralih ke mobil bertenaga listrik. Yang bebas emisi dan digadang lebih ramah lingkungan.

Demikian pula dengan sejumlah raksasa industri otomotif yang gencar mempromosikan teknologi mobil listrik termutakhir mereka. Kendati harganya tidak murah, bahkan jauh lebih mahal dari mobil konvensional.

Teknologi mesin konvensional secara perlahan dilucuti eksistensinya hingga akhirnya pada tahun 2035 sebagian besar pabrikan otomotif dunia hanya memproduksi mobil penyedot listrik baterai.

Eksploitasi Dari Migas Merambah Ke Tambang Mineral

Lantas, dari mana sumber bahan baku pembuat baterai dan komponen elektronik pada mobil listrik? Ya, tetap saja dari bahan tambang mineral kan…

Eksploitasi tambang mineral seperti lithium dan cobalt sebagai bahan baku utama baterai mobil listrik akan kian gencar. Bahkan bisa lebih brutal daripada ekploitasi ladang migas. Belum lagi tambang metal lain seperti emas, perak, tembaga dan germanium yang juga menjadi bahan baku pembuat komponen semikonduktor elektronik serta motor listrik.

Sementara di sisi lain, industri elektronika seperti ponsel dan semikonduktor non otomotif juga menggunakan bahan baku yang sama. Sumber daya yang berasal dari pembangkit tenaga listrik saat ini sebagian masih mengandalkan batu bara, gas alam dan uranium.

Jadi, teknologi mobil listrik sejatinya hanyalah mengalihkan, atau mungkin lebih tepatnya merambah pada eksploitasi komoditi tambang dari migas ke mineral. Lantas, esensi dari ‘sustainability’ ada pada sisi yang mana? Energi atau mengeruk isi perut bumi?

Lithium, Mineral Paling Diburu Abad Ini

Salah satu tambang lithium terbesar dunia yang tengah jadi rebutan raksasa industri dunia ada di gurun gersang Atacama di wilayah utara Chile. Luas area 7.770 hektar!

Dari jutaan ton tanah yang dikeruk dan direndam di kolam raksasa yang nyaris seukuran waduk Jatiluhur selama berbulan-bulan, hanya diperoleh 6 persen konsentrat lithium. Tambang di Atacama memiliki kapasitas produksi 84.000 ton per tahun.

Ini baru satu contoh, dan masih banyak tambang lainnya di sejumlah negara kawasan Amerika Latin, Australia, Afrika dan juga Indonesia. Implikasi terhadap pencemaran lingkungan dan kerusakan alam, silahkan Anda bayangkan.

Kita lihat akan seperti apa jadinya saat program bebas emisi ‘Langit Biru’ dan kendaraan listrik diterapkan di muka bumi secara penuh pada tahun 2035-2040 mendatang. Apakah teknologi elektrifikasi otomotif di dunia memang benar-benar murni untuk mengurangi ketergantungan pada migas. Atau lebih pada ego para raksasa bisnis dan industrialis demi meraup keuntungan semata?

Kami berharap banyak pada kendaraan listrik yang bisa membuat udara lebih bersih. Tapi idealnya, udara bersih di seluruh planet Bumi. Bukan cuma di atas jalanan. Semoga saja teknologi bergerak lebih cepat, sehingga ada cara supaya apa yang kita keruk dan dimana pengerukan dilakukan, bisa sama-sama membuat sehat dan menguntungkan. 

Upaya OLX Autos Turut Dorong Industri Otomotif Indonesia di GIIAS 2022

Langkah mudah 3C dari OLX Autos ialah cek harga, cek kondisi mobil, dan cek rekening.

OLX Autos Indonesia hadir di GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, sebagai official trade in partner untuk kedua kalinya. Kembalinya OLX Autos di GIIAS 2022 membuktikan komitmen dan kontribusi,  untuk terus hadir memperluas sekaligus memperkuat ekosistem industri otomotif di Indonesia.

OLX Autos, platform layanan berbasis teknologi, menawarkan inovasi transaksi jual beli mobil bekas. Mereka hadir memberikan kemudahan dan pengalaman yang menyenangkan bagi yang ingin menjual mobilnya. Tentunya dengan proses yang aman, nyaman, mudah, dan cepat.

Jadi Anda yang ingin menjual mobil, akan mendapat pengalaman yang mudah dalam proses jual mobil secara instan dan aman. Langkahnya hanya dengan melakukan 3C yaitu cek harga, cek kondisi mobil, dan cek rekening. Mudah banget kan?

OLX Autos memberikan ketenangan kepada konsumen saat proses menjual mobil dengan proses inspeksi yang menyeluruh. Mobil pun bisa cepat laku dalam satu kali kunjungan ke inspection center di area GIIAS. Di tempat ini, konsumen bisa mendapatkan penentuan harga terbaik sesuai kondisi mobil, juga proses pembayaran cepat.

“Kami hadir kembali untuk memberikan kemudahan, inovasi dan layanan terbaik bagi konsumen yang ingin menjual mobil. Atau mungkin tukar tambah dengan mobil baru di GIIAS. Upaya ini bentuk komitmen dan kontribusi untuk terus memperluas dan memperkuat ekosistem tata niaga industri otomotif di dalam negeri,” kata COO OLX Autos Indonesia Hendri Tadjuni.

Berdasarkan klaim, OLX Autos telah berhasil melayani lebih dari lima juta pelanggan. Pangsa pasar OLX Autos dari sisi penjual per Juni 2022 naik hingga 300 persen dibandingkan awal berdiri pada pertengahan 2020.

Anda yang mengunjungi gelaran GIIAS 2022 bakal menemukan OLX Autos Spot yang hadir di beberapa titik, yakni di Booth Utama OLX Autos di Hall 9, OLX Autos Information Booth di Hall 1, Hall 3A, Hall 5, dan Hall 10, serta Inspection Center di Area Parkir Hall 10. Bahkan Anda dapat menikmati saldo digital hingga senilai Rp 5 juta yang bisa didapatkan ketika berhasil menjual mobilnya di OLX Autos selama GIIAS 2022.