Mitsubishi Triton Ralliart sukses membuktikan performanya di Asia Cross Country Rally (AXCR) 2022 pada 21 – 26 November 2022 lalu.
Tim Mitsubishi Ralliart dan dua pereli yang diandalkan berhasil meraih kemenangan berkat usaha gigih Chayapon Yotha dari Thailand dan Rifat Sungkar, pereli andalan Indonesia sekaligus brand ambassador Mitsubishi yang menduduki posisi lima.
Lintas jalur AXCR 2022 menyajikan 6 Special Stage melintasi negara Thailand dan Kamboja sepanjang 1.700 km dengan tantangan maksimal. Ketangguhan Triton pun terbukti dengan menyelesaikan finish terdepan oleh Chayapon dengan total waktu 8 jam 22:42 detik. Sedangkan Rifat terpaut 17:14 detik di garis finis posisi lima, dengan Mitsubishi Triton Ralliart versi semi-standar.
Pembuktian Triton di ajang balap rally paling ganas di Asia ini, menjadi pembuktian terhadap kualitas dan durability tangguh di berbagai medan jalan. Menariknya, Rifat Sungkar tetap mempertahankan sektor mesin dan sasis standar. Ia hanya melakukan penyesuaian pada ECU terhadap karakter medan rally yang diikutinya.
Triton Standar Jadi Andalan
Rasa bangga juga diungkapkan oleh President Director of PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, Naoya Namamura, “Kami mengakui bahwa AXCR adalah debut pertama Mitsubishi Motors kembali ke Motorsports setelah bertahun-tahun. MMKSI sangat bangga dengan hasilnya.”
“Sedangkan dalam pengalaman pertama Rifat-san mengikuti reli yang berat ini, dia dapat tampil sangat baik secara profesional. Dengan dukungan dari mobil mumpuni yang dikelola oleh Team Ralliart. Melihat fakta bahwa mobil yang digunakan pada reli ini murni model produksi tanpa ada modifikasi berarti, sudah menjadi bukti nyata ketangguhan dan kekuatan Triton,” ujar Naoya Namamura.
Meskipun kondisi mobil standar, Rifat mengakui bisa mengimbangi pereli terdepan. Bahkan dirinya bisa dua kali mengejarnya di kilometer 12 dan 25. “Pada hari pertama, pereli yang leading berhasil saya ‘tangkap’ di kilometer 12, juga di kilometer 25. Tapi sayang, ada insiden ban pecah, membuat catatan waktu saya rugi waktu enam menit dari dia,” bebernya.
Meskipun kondisi mobil rusak parah di bagian ban serta shockbreaker, Triton Ralliart terus melaju dan kerusakan tidak merembet. Hingga bisa terus bertarung. “Saya takjub dengan Mitsubishi Triton Ralliart. Mobil ini sensasional!” bangga Rifat.
Untuk kebanggaan MMC, Mitsubishi Triton Ralliart versi AXCR ini dibuat replikanya dan dipajang di kantor pusat Mitsubishi Motors di Tamachi, Tokyo sejak 21 November lalu.
Setelah mengalami istirahat selama 12 tahun, Mitsubishi Motors kembali terjun ke kancah rally. Tak tanggung-tanggung, ajang balap Asia Cross Country Rally 2022 pun menjadi momen ‘comeback’ dengan mengusung bendera Team Mitsubishi Ralliart.
Salah satu event rally terganas di Asia ini menempuh jarak sejauh 1.700 km dari Thailand menuju Kamboja. Laga yang terbagi dalam satu Super Spesial Stage dan lima Special Stage, memiliki ragam tantangan dan tingkat kesulitan yang berbeda.
Seluruh peserta termasuk para kru dan pereli Team MITSUBISHI RALLIART berkumpul di Buriram, Thailand pada 21 November 2022 untuk melakukan persiapan dan scrutineering akhir.
Di hari pertama ini para pereli sudah dihadapkan pada trek Super Special Stage 1 (SSS1) yang menantang. Catatan waktu tercepat di babak ini menjadi penentu posisi start pada laga yang sebenarnya yakni Special Stage 2 (SS 2) di Leg 1 yang baru dimulai pada 22 November 2022.
Leg 1: 22 November 2022
Pihak penyelenggara nampaknya memang penuh kejutan. Peta rute Special Stage 2 (SS 2) yang akan dilintasi oleh para peserta baru diberikan beberapa jam menjelang start.
Seluruh peserta pun, termasuk pereli Team MITSUBISHI RALLIART, Chayapon Yotha dengan Mitsubishi Triton Rally Car nomor 105 dan Rifat Sungkar yang nomor 118, dihadapkan pada rute offroad menantang sejauh 430,63 km!
Meskipun sempat mengalami pecah ban dan melorot ke posisi belakang, Rifat Sungkar dapat terus melanjutkan tantangan di SS 2 dan berjibaku menaklukkannya hingga finish. Sementara pereli asal Thailand, Chayapon Yotha berhasil menempati posisi terdepan.
Leg 2 : 23 November 2022
Tantangan masih terus berlanjut bagi kedua Mitsubishi Triton Rally Car. SS 3 di leg kedua yang jarak tempuhnya 335,66 km jauh lebih greget dan tak kalah menantang dari SS 2 sebelumnya.
Chayapon Yotha memacu Mitsubishi Triton Rally Car #105 besutannya meninggalkan kompetitor lainnya dan berhasil mempertahankan posisinya di urutan teratas klasemen. Demikian pula dengan Rifat Sungkar yang berhasil memperbaiki posisinya.
Leg 3 : 24 November 2022
Meskipun cuaca tak bersahabat dengan kondisi hujan deras disertai angin kencang, pertarungan pada leg ketiga terus berlanjut.
Kedua pereli tetap yakin pada kemampuan Mitsubishi Triton Rally Car dan terus menerabas trek berlumpur melintasi hutan tropis di SS 4.
Bagaikan judul lagu dari Marilyn Manson, “Long Hard Road Out Of Hell”, Rifat Sungkar berhasil finish di urutan 4 menaklukkan rute ganas SS 4 sejauh 227,50 km. Luar biasa! Posisi teratas tetap dipertahankan oleh Chayapon Yotha.
Leg 4 : 25 November 2022
Rute Special Stage 5 pada leg keempat tak terlampau jauh, hanya 92,7 km. Trek dan cuaca yang cukup bersahabat membuat para peserta kali ini dapat memacu kencang mobil mereka. Chayapon Yotha tetap berada di posisi 1 dan Rifat Sungkar pun mempertahankan posisinya di urutan 4.
Leg 5 : 26 November 2022
Para peserta berhasil menembus rute SS 5 di perbatasan antara Negeri Gajah Putih dan Negeri 1000 Pagoda. Pada leg kelima yang merupakan babak akhir Asia Cross Country Rally 2022 berlangsung di wilayah Siem Reap, Kamboja. Tantangan terakhir SS 6 yang berlokasi tak jauh dari situs Angkor Wat. Jarak tempuhnya memang hanya 48 km tapi jauh lebih menantang.
Mitsubishi Triton Rally Car #105 Team MITSUBISHI RALLIART berhasil unggul 8 menit dari para peserta lainnya. Dengan total waktu 8:22:42 jam, Chayapon Yotha pun dinobatkan sebagai juara Asia Cross Country Rally 2022.
Sementara pereli Indonesia, Rifat Sungkar berhasil memacu Mitsubishi Triton Rally Car #118 besutannya dan finish di urutan kelima yang sekaligus menempatkannya pada posisi 5 klasemen akhir peserta.
Saat Mitsubishi Xpander meluncur pertama di semester kedua 2017, dunia otomotif Indonesia seperti disiram air dingin di muka, dan baru sadar kalau Low MPV, ternyata bisa memiliki sesuatu yang beda.
Desain futuristis, rasa berkendara sedan, interior lega, hingga bantingan suspensi yang nyaman. Itu semua modal dasar sebuah Xpander. Memang ada saja yang kurang, tapi MItsubishi cukup tanggap menanggulangi keluhan konsumennya.
Lalu untuk meluaskan pasar, pabrikan berlambang tiga berlian ini membuat Mitsubishi Xpander dengan over fender dan suspensi ditinggikan. Jadilah Mitsubishi Xpander Cross. Kalau Xpander adalah Low MPV yang berhadapan dengan Honda Mobilio, Toyota Avanza, Suzuki Ertiga dan Daihatsu Xenia, Cross head to head dengan Honda BR-V, atau Daihatsu Terios dan Toyota Rush.
Tahun ini, Mitsubishi Xpander Cross mengalami facelift yang siginifikan. Desain hingga hal teknis mendapatkan penyegaran, untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Kami mencoba mobil ini untuk pengendaraan harian di ibukota. Detailnya, silahkan simak terus.
Desain Mitsubishi Xpander Cross 2022
Saat Xpander Cross pertama kali muncul, kami merasa ini hanya Xpander biasa yang ditinggikan dan diberi imbuhan aksesoris yang bikin gagah. Tapi sukses juga. Banyak yang suka. Mungkin karena kemampuan bawa tujuh orang dan ground clearance tinggi. Plus harganya lebih terjangkau dibanding Mitsubishi Pajero Sport.
Lalu muncul versi penyegaran yang tidak berbeda. Tapi transmisinya menggunakan CVT. Makin irit dengan perpindahan gigi yang tidak terasa. Kemudian ini. Mitsubishi Xpander Cross 2022 yang berubah lebih modern dan gagah.
Lampu depan LED seperti milik Xpander biasa. Dipadukan dengan bemper baru berlekuk kaku dan grill hitam membuatnya terlihat macho. Kami tidak yakin kenapa harus ada imbuhan chrome di sekitar lampu. Mungkin supaya tampak mahal. Tapi agak kurang selaras dengan tema gagah tadi.
Dari samping, pelek 17 inci dengan desain baru, dibalut ban 205/55 R17. Agak kurang lebar, tapi masih baik-baik saja. Mungkin ban ini yang akan pertama kami ganti dengan profil lebih lebar supaya tidak terlihat kurus. Terutama dari belakang. Atapnya diberikan roof rail yang siap mengakomodir bagasi atas kalau memang perlu. Over fender yang terpasang juga tidak terlihat berlebihan.
Sementara bagian belakang tidak jauh berbeda. Bentuk pintu bagasi masih sama. Tapi ditambahkan moulding tebal di bagian bawah serta bemper. Desainnya selaras dengan muka dan gagah. Namun itu tadi, karena pelek dan ban yang kurang lebar, aksesoris ini seperti membuat mobil ‘kedodoran’. Tapi itu hanya masalah selera.
Mesin dan Performa Xpander Cross
Mitsubishi tidak mengubah besaran tenaga di mobil ini. Mesinnya masih berkode 4A91. Konfigurasi empat silinder 1,5 liter yang ditempelkan teknologi MIVEC. Transmisi CVT akan mengarahkan tenaga ke kedua roda depan.
Daya sebesar 103,5 hp akan muncul pada 6.000 rpm. Sementara torsi 141 Nm keluar di 4.000 rpm. Angka yang cukup masuk akal untuk sebuah mobil harian. Meski kadang kami rasa ini terlalu pas-pasan. Sepertinya masih ada ruang untuk peningkatan di bagian ini.
Transmisi CVT bekerja sebagaimana mestinya. Halus. Tapi karena ini CVT, jangan harap ada sensasi lemparan tenaga yang mendongkrak adrenalin. Segalanya berjalan dengan halus. Yang pasti, penerus daya ini mampu menahan putaran mesin, kala mendeteksi mobil dijalankan dengan agresif. Dan kami suka itu.
Hasilnya, meski CVT, tapi tenaga tidak terasa hampa. Ini menjadikan Mitsubishi Xpander Cross 2022 terasa responsif. Kami suka dengan mesin yang diusung ini. Dibanding versi lama, ada kemajuan yang signifikan.
Interior & Kenyamanan
Kesan pertama kalau hanya melihat adalah, ini interiornya sama seperti Xpander biasa yang sudah ganti muka. Anda harus duduk di dalamnya, baru terasa kenapa Cross harus dihargai diatas Rp 300 juta.
Material kulit membungkus jok di ketiga baris dan beberapa bagian trim pintu dan dashboard. Namun kami kurang sreg dengan plastik motif karbon yang ada. Kalau boleh usul, warna piano black sepertinya akan makin membuat makin mewah. Atau sediakan saja opsi untuk dipilih.
Lompatan yang terlihat adalah penggunaan setir baru. Bukan baru-baru amat, karena ini sudah dipakai oleh Pajero Sport. Tombol pengaturan yang ada untuk mengatur MID dan audio serta cruise control. Selain itu, instrument cluster sekarang sudah berbentuk display digital berukuran 8-inci.
Tampilannya bisa disesuaikan dengan selera dan tampilan MID cukup lengkap mulai dari jarak tempuh, konsumsi BBM hingga aktivitas AYC (Active Yaw Control). Soal AYC, kami bahas di bawah.
Untuk fitur hiburan, ada layar sentuh multimedia 9-inci. Banyak hal yang ditampilkan di bagian ini. Mulai dari audio hingga kamera pantau 360 derajat. Bahkan pengaturan keterangan dan warna layar bisa diatur. Sudah bisa koneksi Apple carplay dan Android Auto juga, meski masih harus menggunakan kabel.
Di bawahnya, pengaturan AC ditampilkan dalam format digital. Tapi tombolnya masih fisik. Ini yang kami suka. Mitsubishi juga menyediakan fasilitas wireless charger untuk mengisi ulang gadget Anda.
Pastinya, ruang penyimpanan berlimpah. Ini sudah jadi hal lumrah di Xpander. Glove box, kotak arm rest, cup holder hingga phone holder ada di mana-mana. Secara keseluruhan, interiornya menyenangkan.
Pengendalian & Pengendaraan
Patut diketahui, Mitsubishi mengatur ulang suspensi Xpander Cross. Dalam arti, mererka menggunakan peranti baru untuk menopang mobil. Diameter shockbreaker dan per diperbesar. Konon serupa dengan milik Pajero Sport.
Bisa jadi. Karena kami merasa Cross sekarang lebih rigid dari sebelumnya. Di jalan tol yang tidak rata, dengan kecepatan 100 km/jam terasa meyakinkan. Lari di bawah itu, rasanya keras. Bukan keras yang bikin mual. Perkiraan kami, bukan cuma shock dan per yang diubah. Tapi juga bushing pendukungnya.
Yang kami acungi dua jempol adalah caranya mobil ini menikung. Pernah kami ulas, Mitsubishi Xpander Cross dibekali Active Yaw Control untuk membantu performa handling. Dan memang terasa.
Larikan di kecepatan 40-50 km/jam, kemudian banting setir. Insting kami mengatakan pasti understeer (ban belok, mobil tetap lurus beberapa saat). Tapi ini tidak. Berkat AYC, sensor atau komputer akan mendeteksi kemana mobil belok, berapa kecepatannya dan ban mana yang harus dimaksimalkan traksinya. Supaya bisa berbelok lebih presisi dan cepat.
Kesimpulan
Rp 335.750.000 adalah harga Xpander Cross CVT yang kami coba. Di bawahnya, yang bertransmisi manual seharga Rp 309.950.000. Itu harga OTR DKI. Sepadan?
Kami bisa jawab, iya. Harganya cocok. Pertama, biarpun mesin masih sama tapi tambahan transmisi CVT dan fitur bantu berkendara AYC memberikan nilai lebih. Ingat, AYC jarang digunakan di produk mereka selain Lancer Evolution.
Interior yang dibalut kulit, kelegaan kabin serta fasilitas pendukung kenyamanan dan layar instrumen digital juga sebuah nilai tambah untuk cross over ini. Jadi, kami harus bilang suka terhadap mobil ini. Meski pastinya, ada saja yang harus ditingkatkan di beberapa area.
Mitsubishi Motors Corporation mengumumkan bahwa tim Mitsubishi Ralliart, yang mendapatkan dukungan teknis dari Mitsubishi Motors, akan berpartisipasi di ajang Asia Cross Country Rally (AXCR) 2022 yang akan diselenggarakan pada 21 November dengan tiga unit mobil reli Triton (di Group T1 prototype cross-country vehicles).
Pada hari pertama kompetisi, tim tersebut akan mengemudi di trek special stage (SS) di Buriram, timur laut Thailand, diiringi dengan seremoni pembukaan. Tak ketinggalan stage berskala penuh di Thailand dari 22 November, sebelum akhirnya mencapai tujuan di Siem Reap, timur laut Kamboja, pada 26 November.
Pada 9 November silam, sebelum pembukaan dari AXCR, tim Mitsubishi Ralliart melakukan shakedown dengan mobil reli Triton yang akan digunakan di AXCR, pada area proving ground Mitsubishi Motors (Thailand) Co., Ltd. (MMTh) di Si Racha, Chonburi, Thailand.
Di tahun sebelumnya, reli dilakukan pada bulan Agustus pada periode musim hujan, dengan rute yang dibuat menantang dengan jalan yang dipenuhi lumpur dan penyeberangan sungai, tetapi tahun ini, pandemi COVID-19 membuat jadwal reli dimulai kembali ke bulan yang lebih kering, yakni di bulan November. Keputusan ini membuat rute menjadi lebih berat, karena tim mengantisipasi jalur off-road yang kering dan sejumlah tantangan baru, termasuk tanjakan curam.
Sudah uji ketahanan sejauh 1.900 km
Untuk mempersiapkan tantangan ini, Tim Mitsubishi Ralliart menguji mobil reli Triton dengan total pengujian ketahanan sejauh 1.900 kilometer. Setelah pengecekan daya tahan mobil reli sambil mencari settingan mesin dan chassis yang optimal untuk menghasilkan performa yang bertenaga serta pengendalian yang mantap, tim dapat mengonfirmasi bahwa mobil-mobil tersebut siap untuk reli.
“Para insinyur dari tim pengembangan kami yang mendukung berbagai kemenangan tim di World Rally Championship dan Dakar Rally, telah membawa teknologi ini kepada generasi berikutnya. Sehingga memungkinkan mereka mempersiapkan mobil reli untuk AXCR yang menantang. Di bawah kepemimpinan direktur tim Hiroshi Masuoka, saya yakin tim akan bersatu untuk memberikan performa yang kuat bersama Mitsubishi,” kata Hiroshi Nagaoka, Executive Vice President of Mitsubishi Motors.
“Saya telah memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman reli, membangun organisasi tim, serta bekerja untuk mengasah performa mobil kami. Kemampuan mobil reli Triton telah meningkat setiap kali dipacu. Sekarang lebih cepat, lebih kuat, dan lebih tangguh. Seluruh tim siap untuk tantangan berat ini,” tambah Hiroshi Masuoka, direktur tim Mitsubishi Ralliart.
Reli ini diikuti oleh 56 kendaraan, semuanya melaju dalam SS pembukaan di kota dan kemudian berpartisipasi dalam upacara yang diadakan di Chang Arena. Reli sebenarnya dimulai pada tanggal 22 November 2022 dengan Stage 1 dan berlangsung di area sekitar Buriram, hingga Stage 3 pada tanggal 24 November 2022.
Stage 4 berlangsung pada tanggal 25 November 2022 di dekat perbatasan Thailand dan Kamboja, sebelum selanjutnya menyeberang ke Kamboja untuk Stage 5 pada tanggal 26 November 2022, menuju garis finis di dekat situs Warisan Dunia Angkor Wat.
Mitsubishi Delica keluar versi imut. Mesin turbo hybrid, gerak empat roda dan punya pintu geser.
Di Indonesia, kita mungkin lebih terbiasa menyebut Mitsubishi Delica sebagai L300. Kendaraan komersial yang tangguh dan laku. Meskipun Delica ‘betulan’ sempat hadir beberapa tahun lalu. Umurnya tidak panjang karena sudah tidak lagi dijual. Berbeda dengan di negara asalnya, tahun depan Delica akan menginjak umur 55 tahun!
Untuk memperingati itu, Mitsubishi akan meluncurkan model Delica dalam bentuk Kei car. Alias mobil kecil. Namanya Delica Mini. Nama yang ‘kreatif’. Di luar bentuknya yang mungil, Delica kecil ini dibekali kemampuan mirip dengan versi ‘dewasa’. Ada penggerak 4WD, ground clearance tinggi dan punya penggerak hybrid. Keren.
Tapi karena ini masih sekedar perkenalan, Mitsubishi belum membuka spesifikasinya. Imbuhan hybrid pun kami dapatkan infonya dari melihat foto di bawah. Ada tulisannya di pintu bagasi. Namun jika merangkum informasi yang kami dapat dari beberapa situs luar, Mitsubishi Delica Mini kemungkinan berbasis Mitsubishi eK. Dimensinya sama. Panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm dengan tinggi antara 1.640 hingga 1.660 mm. Tergantung varian atau kelengkapan tambahan. Wheelbasenya cukup masuk akal, 2.495 mm.
Kalau benar berbasis Mitsubishi eK, maka mesin yang dipasangkan adalah tiga silinder turbo, bensin. Berkapasitas 658 cc. Tentunya dipasangkan dengan penggerak elektrik dan CVT.
Desainnya memang seperti Delica. Bentuk kotak terlihat tangguh, mukanya sangat Delica dengan lampu mengotak, grill tegas dan pahatan membentuk bull bar di bemper. Ini seperti melihat versi karikatur dari Delica yang ada sekarang. Layaknya Kei car, atapnya tinggi untuk menunjang kepraktisan. Pintu belakang adalah electric sliding door. Pasti mudah untuk keluar masuk mobil.
Rencananya, Mitsubishi akan meluncurkan mobil ini untuk pasar Jepang bulan Januari 2023 nanti. Bertepatan dengan acara Tokyo Auto Salon 2023. Menarik mobilnya. Mungkin salah satu IU (Importir Umum) ada yang bisa memasukan ke Indonesia?
Mitsubishi Motors Corporation menjadi salah satu peserta yang siap berlaga dalam AXCR.
Setelah dua tahun absen akibat pandemi COVID-19 di tahun 2020 dan 2021, ajang Asia Cross Country Rally atau dikenal sebagai AXCR kembali digelar di Kawasan Thailand dan Kamboja. Ajang ini menjadi kesempatan besar dan langkah penting bagi pereli Asia dalam menuju ajang reli terbesar yaitu Paris Dakar. Mitsubishi Motors Corporation menjadi salah satu peserta yang siap berlaga dalam ajang AXCR.
Hadirnya AXCR sendiri menjawab para pereli dan tim di kawasan Asia yang ingin tampil dalam kejuaran reli kelas dunia namun tak berbeda dengan Paris Dakar. Reli tahunan yang diselenggarakan oleh R1 Asia memiliki konsep reli hanya digelar di berbagai negara Asia. Tantangan yang diberikan untuk seluruh peserta yakni medan berat mulai dari hutan, rawa, penyeberangan sungai dan juga gurun.
Dalam kompetisi AXCR, ketahanan mobil menjadi salah satu point penting untuk bisa mencapai hasil terbaik, serta kerja tim dalam mendukung pembalap mempersiapkan segala aspek mulai dari kendaraan serta kecepatan dalam perbaikan. Setiap tahun, Asia Cross Country Rally menghadirkan berbagai tantangan medan yang tersebar selama 6 hingga 9 hari dan mencakup dari 2.000 km hingga 4.200 km.
Terjunkan dua pereli andalan
Dengan menerjunkan dua pembalap andalannya, Rifat Sungkar pemenang Indonesian Sprint Rally Championship yang juga merupakan brand ambassador Mitsubishi Motors di Indonesia. Serta Chayapon Yotha (Thailand), yang telah memenangkan Thailand Autocross Championship.
Kedua pembalap ini akan didukung langsung oleh Mitsubishi Motors, dan menurunkan dua unit mobil reli Mitsubishi Triton yang akan berlaga di kategori grup T1 atau sebagai prototipe kendaraan lintas alam. Tim Mitsubishi Ralliart juga didukung oleh direktur tim, Hiroshi Masuoka, mantan pembalap yang juga merupakan juara Reli Dakar dua kali sekaligus engineer dari Mitsubishi Motors untuk memberikan dukungan teknis.
Sebelum turun di balapan resmi, Tim Mitsubishi Ralliart menggunakan mobil Triton telah melakukan tes uji ketahanan sejauh 1.100 km di trek balap off-road Grand Prix Motor Park di Kanchanaburi, di barat Thailand, dari 29 hingga 31 Agustus. Berkat penyesuaian yang telah dilakukan tim Ralliart saat uji coba, dinilai Rifat Sungkar memuji impresi mobil dalam pengalaman pertamanya bersama mobil reli Triton.
Performa Mitsubishi Triton terlihat bagus
Sementara, Hiroshi Masuoka, Direktur Tim Mitsubishi Ralliart, berkomentar, “Suatu kehormatan untuk menyambut pembalap berbakat seperti mereka ke dalam tim. Rifat memiliki banyak pengalaman dalam reli sprint. Chayapon juga memiliki pengalaman luas dalam reli lintas alam, jadi saya mengharapkan hasil yang baik darinya.”
Masuoka menambahkan, “Berkenaan dengan Triton, dua tes ketahanan yang telah dijalankan memungkinkan kami mengidentifikasi masalah dan menangani bersama mereka. Kami akan melakukan uji coba pada November sebelum AXCR 2022, namun performa Triton sejauh ini terlihat bagus dan saya yakin para pembalap akan mampu memberikan performa yang tangguh dan solid.”
Mitsubishi Ralliart telah melakukan pengujian mobil reli Triton sejauh 1.100 kilometer.
Tim Mitsubishi Ralliart tengah bersiap untuk berkompetisi di ajang Asia Cross Country Rally (AXCR) dengan dukungan teknis dari Mitsubishi Motors. Rencananya, tim asal Indonesia akan segera berangkat awal bulan ini untuk menyusun strategi matang terkait kesiapannya di ajang AXCR 2022, yang akan berjalan dari 21 hingga 26 November di Thailand dan Kamboja.
Tim Mitsubishi Ralliart, Rifat Sungkar (Indonesia), pemenang Indonesian Sprint Rally Championship, dan Chayapon Yotha (Thailand), pemenang Thailand Autocross Championship, akan mengendarai dua mobil reli Triton di kategori Grup T1 (prototipe kendaraan lintas alam) dan bersaing untuk posisi yang lebih tinggi. Sementara Sakchai Hantrakul (Thailand) akan bersiap dengan mobil ketiga, sebuah Triton sebagai mobil pendukung.
Tim Mitsubishi Ralliart pun melakukan pengujian mobil reli Triton sejauh 1.100 km di trek balap off-road Grand Prix Motor Park di Kanchanaburi, di barat Thailand, dari 29 hingga 31 Agustus lalu. Dengan mengurangi bobot dan meningkatkan settingan output mesin berhasil meningkatkan kesempurnaan berkendara dan gesit di jalur berkelok. Selain itu, dual damper baru berhasil meningkatkan kinerja dan berkontribusi meningkatkan stabilitas dan ketangguhan berkendara di jalan yang kasar.
Untuk itu, hari ini, Selasa (1/10), PT MMKSI mengajak para awak media untuk bertemu langsung dengan Naoya Nakamura, President Director PT MMKSI, Tetsuro Tsuchida, Director of Sales and Marketing Division PT MMKSI, Hikaru Mii, Director of Product Strategy Division PT MMKSI dan Rifat Sungkar, Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia sekaligus mewakili tim Mitsubishi Ralliart tentang kesiapannya menjelang ajang endurance ini.
AXCR mirip dengan reli Paris Dakar
Rifat Sungkar menceritakan sedikit tentang kemenangannya bersama Mitsubishi Xpander AP4 yang sukses menarik perhatian global dan juga seorang Hiroshi Masuoka. Tahun ini Rifat juga merasa yakin kembalinya Mitsubishi di ajang AXCR menjadi pacuan untuknya dalam meraih mimpi yang kini menjadi kenyataan dengan bergabung di dalam tim.
Dengan jarak tempuh sejauh 1.700 kilometer, reli ini tentu akan mirip seperti Paris Dakar versi Asia. Rifat sendiri memiliki niat dan harapan besar dalam meraih posisi juara. Ia juga yakin akan daya tahan dan kinerja terbaik dari mobil reli Triton yang siap melumat jalur ekstrim pada balap ini.
Rifat percaya jika kecepatan bukanlah segalanya dalam kompetisi reli. Untuk menang, penting untuk memaksimalkan rasa persatuan antara pengemudi dan mobil reli, dan mengendalikan tempo secara fleksibel antara akselerasi dan deselerasi. Saat ditanya tentang tantangan untuknya karena belum melakukan survei jalur, Rifat menjelaskan bahwa dirinya merupakan pendatang baru yang akan mencoba reli ketahanan ini.
“Ekspektasinya begini, ada baiknya kami ikut di tahun ini, karena AXCR biasanya akan mengalami cuaca hujan yang mengakibatkan mobil kandas hingga harus ditarik traktor. Menyebrangi sungai hingga setengah mobil mungkin sudah biasa buat pembalap lainnya, namun tidak biasa untuk saya. Antisipasinya harus siapkan fisik, strategi matang hingga level of trust yang harus dibangun bersama co-driver. Intinya, biarkan pembalap lain tahu, Mitsubishi siap untuk full attack,” tutupnya.
Mitsubishi XFC Concept terlihat futuristik dan modern, siap jadi kompetitor Honda HR-V.
Sebuah prototipe compact SUV berlabel XFC Concept baru saja diluncurkan oleh Mitsubishi Motors Corporation di Ho Chi Minh City, Vietnam pada 19 Oktober 2022. Mobil yang rencananya akan dipasarkan mulai tahun 2023 mendatang ini bakal mengisi slot segmen compact SUV khusus untuk pasar otomotif di negara kawasan ASEAN, termasuk Indonesia.
Dengan demikian, dalam beberapa bulan mendatang Mitsubishi Xpander akan mendapat adik baru. Yang cukup menarik, versi produksi dari compact SUV atau crossover ini akan berada di bawah Xpander dan Xpander Cross, yang berarti harga jualnya diperkirakan bakal berada di kisaran Rp 200 jutaan.
Filosofi desain Robust & Ingenious dari Mitsubishi Motors yang diusung pada kemasan eksterior XFC Concept menggabungkan sejumlah elemen desain dari berbagai model mobil Mitsubishi terkini. Headlamp dan lampu belakang LED, spion yang telah tergantikan oleh kamera, plus pipa exhaust hexagon serta grille bertema Dynamic Shield diambil dari berbagai model mobil Mitsubishi.
Seperti umumnya sebuah konsep desain, tampilan eksterior (dan juga kemasan interior) XFC Concept yang terlihat semi futuristik dan modern ini sedikit banyak akan mengalami revisi saat resmi masuk jalur produksi. Terkait rancang bangun dari XFC Concept, maka muncul pertanyaan paling mendasar. Platform dan mesin apa yang akan digunakan oleh calon compact SUV terbaru ini?
Mungkin pakai platform Xpander
Pihak MMC tak menjelaskan apakah mobil ini hanya akan dipasarkan dalam versi penggerak FWD, atau juga bakal tersedia dalam versi AWD, atau malah keduanya. Disimak dari mode berkendara yang disematkan yakni Normal, Wet, Gravel dan Mud, diperkirakan mobil ini akan memiliki ground clearance yang cukup tinggi seperti halnya Xpander Cross yang berpenggerak FWD. Nah, ini menimbukan dua pertanyaan di benak kami. Pertama, platform apa yang akan digunakan. Apa XFC malah nantinya akan menggunakan basis platform dari Xpander?
Kedua, Wet mode. Berdasarkan penulusuran kami, ini pertama kalinya ada Wet mode dalam jajaran produk mobil Mitsubishi. Untuk melibas jalanan basah? Yang kerap terjadi di negara berkembang di kawasan ASEAN saat hujan? Ini menarik. Kami akan coba update nanti.
Kalau memang benar, maka besar kemungkinan XFC akan memiliki wheelbase 2.775 mm dan tinggi di kisaran 1.695 – 1.750 mm alias ukuran dimensinya tak jauh berbeda dari Xpander maupun Xpander Cross.
Yang masih menjadi misteri paling utama adalah mesin jenis apa yang bakal dipakai oleh XFC. Jika sama persis seperti Xpander, maka opsinya adalah mesin bensin 4-silinder segaris 1.5-liter MIVEC berkode 4A91 bertenaga 103 hp dan torsi maksimum 141 Nm.
Kemungkinan diproduksi di Vietnam
Namun untuk opsi mesin yang lebih bertenaga, varian mesin bensin 4-silinder 1.5-liter turbo berkode 4B40 dari Outlander Sport dengan output daya di kisaran 148-161 hp nampaknya akan terasa lebih pas untuk mobil bergenre SUV. Pilihan transmisi manual 5-speed dan automatic 4-speed serta CVT seperti yang ditawarkan pada Xpander dan Xpander Cross kemungkinan besar bakal menjadi opsi yang ditawarkan pada XFC.
Berkaitan dengan debut perdananya yang bertempat di Vietnam dan akan dipamerkan dalam event Vietnam Motor Show 2022 pada 26-30 Oktober pekan depan, terdapat kemungkinan mobil ini akan diproduksi di Dĩ An, Bình Dương, Vietnam (Mitsubishi Motors Vietnam) atau di Indonesia yang merupakan basis manufaktur dari Xpander dan Xpander Cross untuk kawasan ASEAN.
Kita perlu sedikit bersabar untuk menanti jawaban dari misteri jatidiri XFC Concept yang belum terungkap, terutama perihal spesifikasi detil dan label nama apakah yang bakal disematkan pada versi produksi dari mobil ini. Anda memiliki ide nama yang cocok untuk mobil ini?
Apakah Mitsubishi Outlander PHEV masih punya potensi di era mobil listrik sepenuhnya?
Bicara Mitsubishi Outlander PHEV, selalu berhubungan dengan mobil yang terlupakan. Saat pertama kali diluncurkan semua terpukau dengan teknologi yang maju. Terlalu maju mungkin, sehingga Mitsubishi berani mematok harga jual tinggi. Apalagi diiming-imingi bisa jadi genset untuk menyalakan peralatan rumah.
Saat itu, gema elektrifikasi mulai terdengar sayup-sayup dan tidak ada yang memperhatikan. Pemerintah masih belum bergerak serius untuk menggarap mobil yang penggeraknya dibantu baterai. Toyota punya Prius dan deretan Lexus hybrid tapi terganjal harga yang mahal. Akhirnya pasar mobil hybrid tidak berkembang. Mitsubishi Outlander PHEV terlupakan, Prius agak dikenal karena digunakan sebagai armada taksi, atau mereka yang paham mobil.
Makanya, saat pemerintah menyuarakan program mobil listrik, era hybrid seperti dilewati begitu saja. Padahal pemainnya ada.
Kembali ke soal Mitsubishi Outlander PHEV. Ini adalah compact SUV yang sebetulnya nyaman dan mudah digunakan. Apalagi untuk Anda yang punya mobilitas tinggi di perkotaan. Sistem plug-in hybrid (PHEV) sangat membantu untuk menghemat BBM dan juga berakselerasi. Seperti apa rasanya? Baca terus.
Teknologi
Mitsubishi membekali Outlander ini dengan paket teknologi yang mumpuni. Energi listrik disediakan oleh baterai lithium-ion 13,8 kWh yang diletakan di balik lantai. Baterai ini menggerakan dua dinamo listrik yang terpasang di as roda depan dan belakang. Menjadikan Outlander sebagai mobil AWD.
Dinamo di depan memiliki daya 80,8 hp. Sedangkan yang belakang 93,6 hp. Dengan baterai terisi penuh, mobil bisa bergerak sejauh 54 km dengan mode EV sepenuhnya, tanpa dibantu mesin bensin.
Karena ini mobil Plug-In Hybrid, tidak perlu kaget kalau melihat lubang pengisian ulang baterai. Untuk recharging, tersedia pilihan pengisian cepat menggunakan arus DC dengan model CHAdeMO. Sedangkan pengisian listrik normal (AC) menggunakan CCS type 1. Sayangnya, di mobil yang kami uji tidak disediakan adaptor soket biasa yang bisa digunakan di rumah. Jadi tidak bisa dicoba pengisian baterai di rumah.
Kualitas Fitur & Kabin
Hal pertama yang akan menyapa adalah jok berbalut kulit. Tapi jangan bayangkan kualitas kulit yang digunakan, misalnya, Mercedes-Benz. Tapi ini kulit asli. Kursinya mengakomodir tubuh dengan baik.
Dashboard juga terasa memiliki kualitas yang baik, meski desainnya terlihat sudah mulai menua. Lingkar kemudinya bisa Anda temukan juga di Mitsubishi Pajero Sport terkini. Terasa kalau Mitsubishi harus membawa Outlander PHEV generasi terbaru. Kalau memang masih berniat untuk memasarkan Outlander PHEV.
Tapi kelebihan dari interior ini adalah fiturnya yang sangat lengkap. Layar infotainment yang menampilkan hiburan, informasi distribusi energi. Ada juga moonroof, tempat penyimpanan yang merata.
Bidang pandang cukup luas, terutama untuk pengemudi. Pengaturan jok elektrik dan setir yang fleksibel membuat pengendara mudah mendapatkan pandangan yang leluasa, sesuai kebutuhannya. Di belakang, moonroof tadi memberikan pengurangan ruang kepala, meski masih cukup untuk membuat nyaman. Ruang kakinya biasa saja di bagian ini.
Akomodasi cukup baik. Cup holder, ventilasi AC, soket USB, arm rest tersedia. Namun cukup disayangkan, kualitas material plastik yang digunakan kurang begitu meyakinkan kalau dibandingkan dengan harganya yang mahal.
Tapi, Outlander PHEV hanya punya dua baris kursi. Jadi kalau perlu baris lebih, tidak akan diakomodir. Karena itu, bagasinya luas.
Pengendaraan & Pengendalian
Jujur, mobil ini terasa menyenangkan. Dalam mode EV, segalanya terasa halus dan tenang. Halus karena tidak ada getaran maupun suara mesin. Dan tenang karena saat bergumul dengan kemacetan Jakarta tidak perlu khawatir menghabiskan terlalu banyak bensin.
Proses penyalaan mesin empat silinder 2,4 liter juga mulus. Tidak ada gejala jeda ataupun lonjakan. Semuanya berlangsung tanpa disadari kalau tidak melihat monitor pemantau distribusi energi di dashboard.
Mesin akan menyala kalau memang dibutuhkan. Semisal baterai perlu diisi ulang atau Anda gatal menginjak gas dalam-dalam. Itu pun akselerasinya masih terasa halus sekaligus berisi. Tenaga sebesar 126 hp dengan torsi 199 Nm tersalurkan dengan baik ke roda depan. Ingat, roda belakang hanya digerakan oleh dinamo listrik.
Pengujuan akselerasi 0-100 km/jam yang kami lakukan mencatatkan 9,16 detik. Tidak terlalu mengejutkan atau mengecewakan. Ini tipikal performa mobil harian.
Pengendaliannya didukung oleh titik bobot yang rendah. Ini karena peletakan baterai yang di bawah lantai. Makanya mobil terasa stabil saat bermanuver agak kencang. Namun kami kurang suka dengan rasa setirnya yang agak kosong. Tipikal mobil dengan power steering elektrik.
Kualitas peredaman mobil dengan platform monokok ini juga patut diacungi jempol. Sepadan dengan harga yang mengiringinya.
Mau Beli Outlander PHEV?
Untuk beli, mungkin akan sedikit menantang. Menurut MMKSI, mobil ini masih dijual. Tepatnya masih ada dealer Mitsubishi yang menjual. Ini masalahnya, tidak semua dealer punya stok Mitsubishi Outlander PHEV baru. Harganya pun diiringi dengan diskon yang menarik. Harga Mitsubishi Outlander Sport adalah Rp 898 juta. Ya, sudah tidak lagi Rp 1,2 milyar sekian itu.
Bukti kalau Mitsubishi Xpander AP4 bisa tampil kompetitif di event motorsport kelas internasional.
Pereli Rifat Sungkar bersama dengan Xpander Rally Team (XRT), memenangkan dan meraih gelar juara Rally Danau Toba Asia Pacific Rally Championship (APRC), sekaligus Kejuaraan Nasional Rally 2022 pada Minggu, 25 September 2022. Hasil tersebut diraih Rifat Sungkar, yang mengendarai Mitsubishi Xpander AP4 dengan didampingi navigator Benjamin Searcy, menuntaskan 4 Special Stage (SS) di Leg-2 hari kedua.
Rifat Sungkar dan Xpander Rally Team yang telah berhasil menjuarai Rally Danau Toba Asia Pacific Rally Championship dan Kejuaraan Nasional Rally 2022 dengan Xpander AP4. Prestasi tersebut juga sebagai bukti kendaraan MPV pertama yang menjuarai ajang rally APRC. Ternyata Mitsubishi Xpander tidak hanya sebagai mobil keluarga favorit, tapi juga bisa kompetitif di event motorsport kelas internasional.
“Sesuai dengan konsep branding ‘Life’s Adventure’ yang dicanangkan MMKSI, Xpander dan line-up kendaraan Mitsubishi Motors di Indonesia siap menemani seluruh aktivitas konsumen yang beragam, mulai dan kegiatan sehari-hari, hingga mendukung petualangan dan gaya hidup konsumen guna meraih kepuasan dan pencapaian hidup,” jelas Naoya Nakamura, selaku President Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia.
“Saya sangat bangga dengan hasil yang kami peroleh. Menjadi juara di Rally Danau Toba APRC bukan semata karena usaha saya dan Benjamin Searcy di balik kemudi, namun merupakan hasil kerja keras seluruh tim. Meski sempat didera masalah, Xpander AP4 tetap mampu memberikan penampilan terbaik. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa karena mampu menjuarai ajang reli di tingkat Asia Pasifik. Ini akan memperpanjang catatan emas Mitsubishi Motors di arena reli,” kata Rifat Sungkar.
Sejak hari pertama, Xpander AP4 bersaing secara ketat di kelas RC2 APRC. Bahkan mobil ini sempat mengalami beberapa kendala teknis, yakni dua kali pecah ban akibat panas dan kerasnya lintasan. Namun, kendala tersebut dapat diatasi dengan mencatat waktu 2 jam 2menit dan 24,4 detik setelah menyelesaikan 12 SS sejak hari pertama.
Mitsubishi ASX dibangun diatas platform Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance CMF-B.
Mitsubishi kembali menghadirkan model terbaru dari jajaran Outlander Sport. Ya, inilah Mitsubishi ASX, crossover terbaru untuk pasar Eropa dengan menawarkan beberapa varian seperti ICE, hybrid, dan PHEV. Penjualan akan segera dimulai pada Maret 2023 mendatang.
Secara visual, Mitsubishi ASX identik dengan model aliansinya, Renault Captur dengan gaya eksterior yang sangat kompak. Fascia depan menampilkan grille dynamic khas Mitsubishi dengan aksen garnish krom, juga headlamp berbentuk capit kepiting dipadu Daytime Running Lamp (DRL) berbentuk kait di bawahnya. Crossover ini tersedia dalam enam warna pilihan, dan untuk trim tertinggi menampilkan warna hitam pada atapnya.
Setiap kabinnya memiliki perbedaan diantara model varian. Model entry-level mengusung cluster analog dengan layar 4,2-inci diantara speedometernya. Sedangkan untuk model diatasnya memiliki layar instrumen digital berukuran 7,0-inci hingga 10,25-inci.
Sementara untuk layar infotainment standar hanya berukuran 7,0-inci dan memiliki tampilan horizontal. Jika masih kurang besar, Mitsubishi juga menyediakan upgrade layar infotainment 9,3-inci dengan tampilan vertikal yang mendukung koneksi Apple CarPlay dan Android Auto.
Ada banyak opsi powertrain
Mitsubishi ASX dibangun diatas platform Renault-Nissan-Mitsubishi Alliance CMF-B. Didukung juga oleh lima pilihan powertrain seperti :
1.6-liter 4-silinder, Plug-in Hybrid 160 HP / 144 Nm / 10,5 kWh / 50 kilometer
Untuk keselamatan, semua model ASX mendapatkan fitur emergency brake assist, lane departure warning, traffic sign recognition, and parking assist. Sedangkan untuk versi diatasnya mendapatkan fitur blind spot assist, active lane departure warning, and speed alert. Model range-topping mendapatkan semua fitur plus adaptive cruise control dan active lane-following assist.
Mitsubishi belum mengungkap secara detail tentang harga dari Mitsubishi ASX, namun hal ini akan segera terdengar kala mendekati momen peluncurannya.
Tim Mitsubishi Ralliart memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan AXCR.
Tim Mitsubishi Ralliart akan berkompetisi di ajang Asia Cross Country Rally (AXCR) dengan dukungan teknis dari Mitsubishi Motors. Mereka mengumumkan susunan tim untuk AXCR 2022 mendatang yang akan diadakan dari tanggal 21 hingga 26 November 2022 di Thailand dan Kamboja.
Tim Mitsubishi Ralliart diperkuat Rifat Sungkar (Indonesia), pemenang Indonesian Sprint Rally Championship dan Chayapon Yotha (Thailand) juara Thailand Autocross Championship. Mereka mengendarai dua mobil reli Triton di kategori Grup T1 (prototipe kendaraan lintas alam). Sakchai Hantrakul (Thailand) pembalap yang sangat berpengalaman akan mendukung mereka dengan sebuah Triton ketiga sebagai mobil support.
Tim Mitsubishi Ralliart akan memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan AXCR, yakni TANT SPORT (Thailand) sebagai pengelola tim, lalu ada direktur tim Hiroshi Masuoka. Juara Reli Dakar dua kali sekaligus engineer dari Mitsubishi Motors itu akan menemani tim untuk memberikan dukungan teknis.
Persiapan Mitsubishi Triton
Tim Mitsubishi Ralliart telah melakukan tes ketahanan mobil reli Triton sejauh 1.100 km di trek balap off-road Grand Prix Motor Park di Kanchanaburi, di barat Thailand, dari 29 hingga 31 Agustus 2022. Mengurangi bobot dan meningkatkan karakteristik output dari engine telah meningkatkan kemampuan berkendara, memungkinkan penanganan yang gesit di jalan yang berkelok-kelok. Selain itu, dual damper baru telah meningkatkan kinerja mengikuti jalan dan berkontribusi pada peningkatan signifikan dalam stabilitas berkendara dan kemampuan berkendara di jalan yang kasar.
“Pereli melewati banyak tikungan yang berbeda. Oleh karena itu, sangat penting bagi mobil reli untuk memiliki kemampuan manuver dan pengendaraan yang sangat baik seperti yang diinginkan pengemudi, dan daya tahan dan keandalan yang tinggi di jalan yang kasar. Melalui uji ketahanan, kami dapat memastikan bahwa mobil reli Triton memberikan kinerja yang sangat baik dalam hal jalan kasar kelincahan dan daya tahan,” kata Rifat Sungkar
“Untuk menang, penting untuk memaksimalkan rasa persatuan antara pengemudi dan mobil reli, dan mengendalikan tempo secara fleksibel antara akselerasi dan deselerasi. Kami telah mengkonfirmasi bahwa mobil reli Triton memiliki hasil akhir yang bagus dan merespons masukan pengemudi dengan tepat dan gesit,” imbuh Chayapon Yotha.
Hiroshi Masuoka Bangga
“Rifat memiliki banyak pengalaman dalam reli sprint, jadi jika kami melakukan pekerjaan dengan baik sebagai tim untuk mengelola aspek jarak jauh dari reli lintas alam, dia akan memberikan kinerja yang hebat. Chayapon memiliki pengalaman luas dalam reli lintas alam dan meningkat setiap kali dia masuk ke dalam mobil, jadi saya mengharapkan hasil yang baik darinya. Performa Triton sejauh ini terlihat bagus dan saya yakin para pembalap akan mampu memberikan performa yang Tangguh,” ungkap Hiroshi Masuoka.
Ada sejumlah mobil bermesin 1.500 cc yang punya efisiensi bahan bakar minyak (BBM) yang oke.
Memilih mobil yang memiliki efisiensi BBM memang perlu banyak pertimbangan, karena saat ini mayoritas mobil sudah dibekali dengan teknologi canggih dan mesin yang modern. Sehingga konsumsi bahan bakarnya menjadi jauh lebih efisien. Peran jenis bahan bakar pun juga menentukan, karena sejumlah mesin memang memerlukan tingkat oktan tertentu, agar performanya optimal dan konsumsi bahan bakarnya pun menjadi efisien.
Tak bosan-bosannya kami menyampaikan bahwa konsumsi BBM yang efisien dari suatu mobil tidak ditentukan dari mesin saja. Melainkan juga dari gaya mengemudi dan rute yang dilaluinya. Apabila memiliki gaya mengemudi yang agresif, tentu saja tidak akan mendapatkan konsumsi bahan bakar yang efisien. Kemudian terkait juga dengan rute jalanan yang padat, dijamin konsumsinya lebih boros dibandingkan dengan jalanan lancar.
Konsumsi bahan bakar efisien diiringi dengan perfoma mesin yang oke, sudah pasti menjadi idaman banyak orang, mungkin juga Anda salah satunya. Berikut ialah rangkuman sejumlah mobil dengan prestasi konsumsi bahan bakar yang efisien, tapi sengaja kami kerucutkan ke dalam kelompok mobil bermesin 1.500 cc. Selain itu, klaim data konsumsi bahan bakar pun kami peroleh dari beberapa sumber pengetesan mandiri. Apa sajakah mobil tersebut? Ayo simak bersama!
Honda City
Dengan mengaplikasikan mesin berkapasitas 1.497 cc, All New Honda City masuk jajaran mobil paling efisien mengonsumsi BBM. Meskipun hemat BBM, tenaga maksimal yang dikeluarkan adalah 118 hp dan torsi maksimal sebesar 145 Nm. Mesin dengan kode L15ZF ini memiliki rasio 1 liter BBM dapat menempuh jarak hingga 23,3 kilometer untuk luar kota, dan 18 kilometer dalam kota.
Wuling Almaz RS
Model teratas pada produk Wuling ini masuk jajaran mobil hemat bahan bakar dengan kapasitas mesin 1.451 cc. Untuk konsumsi BBM, Wuling Almaz RS mampu menempuh jarak hingga 14,2 kilometer hanya dengan satu liter BBM untuk jalan luar kota. Tak hanya hemat BBM, mobil buatan Negeri Panda ini juga memiliki tenaga cukup besar, yakni 140 hp. Sebab mesin 4 silindernya dibekali juga dengan turbocharger.
Toyota Yaris
Hatchback dengan desain modern ini memang sesuai untuk aktivitas area perkotaan. Mobil ini tergolong disukai oleh kaum wanita dan cocok juga untuk anak muda. Mobil yang berkapasitas 1.496 cc empat silinder DOHC Dual VVTi ini juga memiliki performa tinggi. Tenaga yang dihasilkan oleh mesin 2NR-FE ini ialah 106 hp dengan torsi maksimal 140 Nm. Untuk bahan bakar, konsumsinya 1 liter BBM bisa menempuh jarak 13,8 kilometer untuk di kota dan 17,4 kilometer untuk luar kota.
Mitsubishi Xpander
Untuk mobil ini dengan kapasitas mesin 1.499 cc terbilang efisien karena dilengkapi dengan teknologi penggerak katup variabel MIVEC. Teknologi ini mampu membuat rasio konsumsi BBM 1 liter untuk menempuh jarak 12 kilometer untuk dalam kota. Sedangkan untuk konsumsi luar kota, 1 liter BBM bisa menempuh jarak hingga 19,8 kilometer. Konsumsi BBM masih bisa dioptimalkan lagi bila pengemudi mengaktifkan fitur ECO dalam berkendara.
Suzuki Ertiga
Mungkin sebagian orang tidak menyangka bahwa Suzuki Ertiga masuk ke dalam jajaran mobil efisien BBM. Hal tersebut memang memungkinkan, sebab mesin K15B yang bertenaga 105 hp dan memiliki torsi 138 Nm ini telah mengunakan teknologi terbaru VVT (Variable Valve Timing). Dengan kapasitas mesin 1.462 cc, maka setiap 1 liter BBM Suzuki Ertiga mampu menempuh jarak hingga 12 kilometer di dalam kota dan 17 kilometer di luar kota.
Hyundai Stargazer
Ini dia jagoan baru di kancah persaingan sengit Low Multi Purpose Vehicle (LMPV). Hyundai Stargazer ‘nyemplung’ dalam jajaran mobil bermesin 1.500 cc yang efisien BBM. Dengan mesin Smartstream G1.5 berkapasitas mesin 1.497 cc, Hyundai Stargazer mampu menempuh jarak hingga 12 kilometer untuk pemakaian dalam kota dan rata-rata 16 kilometer untuk luar kota. Tenaga mesinnya mencapai 113 hp dan torsi puncak 144 Nm.
Sosok Hyundai Stargazer seringkali dikaitkan dengan wujud Mitsubishi Xpander.
Setelah mencoba Hyundai Stargazer varian Prime melalui rute Surabaya-Malang-Surabaya-Solo, sedikit banyak mobil ini mengingatkan pada Mitsubishi Xpander yang sempat kami punyai selama lima tahun. Saat pertama mencoba Mitsubishi Xpander, kami merasa ini adalah sebuah lompatan jauh di kelas LMPV. Rasanya seperti melihat mobil dari masa depan karena sebelumnya pasar dicekoki Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Suzuki ertiga atau Honda Mobilio yang bertahun-tahun tidak berubah. Belum lagi rasa berkendara yang solid dan nyaman berkat platform monokok.
Kebaikan-kebaikan Xpander itu, lantas diterjemahkan ulang oleh Hyundai melalui Stargazer. Desainnya lebih membulat dinamis dipadukan garis-garis tegas. Mukanya penuh dengan lekukan menarik, seolah meneruskan trend yang dimulai oleh LMPV Mitsubishi.
Bedanya, kalau Xpander tampak tegas, Stargazer seperti lebih ramah dan fleksibel. Ditambah lagi keberanian desainernya menyematkan deretan LED di sela kap mesin depan dan pintu bagasi. Katanya, ini melambangkan garis khatulistiwa dan persatuan bangsa Indonesia. Katanya…
Tapi itu soal desain. Yang jelas-jelas tergantung pada selera Anda. Kami ingin memperlihatkan yang bisa dipertanggung jawabkan, melalui lembar fakta. Sekali lagi, kami mencoba Hyundai Stargazer melalui rute jalan tol dan perkotaan yang padat di wilayah Timur pulau Jawa.
Sistem Penggerak
Baik Stargazer maupun Xpander dibekali penggerak empat silinder. Bikinan Mitsubishi memiliki kapasitas 1.499 cc, sedangkan mesin Hyundai adalah 1.497 cc. Yang paling mencolok adalah perbedaan tenaga. Mitsubishi lebih konservatif dengan 103,6 hp, sedangkan Hyundai lebih berani dengan 113,4 hp. Torsinya 144,1 Nm di Stargazer yang dicapai pada 4.500 rpm. Xpander lebih cepat meraih momen puntir puncak pada 4.000 rpm sebesar 141 Nm.
Penyalur daya sama-sama mengarah ke roda depan, melalui CVT (Continuous Variable Transmission). Transmisi ini menghasilkan pengendaraan yang halus dan penghantaran tenaga yang lebih linear. Tapi, jangan berharap lonjakan tenaga yang bikin adrenalin Anda mendesir. Ingat, ini mobil keluarga.
Perbedaan Torsion Beam
Maaf, ini agak teknis. Ini berhubungan dengan kualitas kaki-kaki. Bukan suara. Kami jujur kesulitan menemukan perbedaan. Keduanya dibekali MacPherson Strut di depan dan torsion beam di buritan. Bedanya, Hyundai Stargazer dibekali yang namanya Coupled Torsion Beam Axle. Ini adalah inovasi baru dari Hyundai, yang memungkinkan sudut toe roda belakang menyesuaikan saat bermanuver.
Untuk diketahui, torsion beam banyak digunakan pada mobil-mobil seperti ini. Biaya produksinya tidak tinggi, dan mudah dirawat. Namun biasa cenderung kaku saat bermanuver karena penyetelan hanya berlaku untuk sudut camber (penyesuaian posisi atas dan bawah roda) dan caster atau penyesuaian sudut sumbu kemudi dari sumbu vertikal roda kemudi. Bingung? Intinya, kemampuan penyesuaian toe inilah yang membuat Stargazer seperti bocah penurut yang patuh pada perintah saat berbelok. Lincah. Terutama saat putar balik.
Pengaruh Ban
Memang, kualitas peredaman suara kedua mobil ini tidak terlalu jauh berbeda. Harus diakui, Stargazer terasa lebih baik pada beberapa kesempatan, terutama saat melahap medan tidak rata pada kecepatan 100 km/jam dengan beban yang cukup terisi dari kursi depan hingga bagasi.
Jika Xpander terasa memantul berlebihan, Stargazer bisa lebih meredam. Namun di pengendaraan kecepatan rendah, Xpander bisa setara. Suspensi kadang protes juga ada pada Stargazer, tapi prediksi kami, bushing yang lebih baik membuat mobil ini memiliki kualitas yang bikin percaya diri.
Hal sederhana lainnya, penggunaan ban. Xpander dilengkapi ban bersifat ‘eco’. Alias bisa menekan penggunaan BBM. Tidak salah. Namun biasanya, ban seperti itu keras dan berisik. Hyundai membekali ban Kumho untuk LMPV mereka. Terasa lebih empuk dan senyap saat melewati medan beton jalan tol Trans Jawa.
Kami Bingung
Nah, setelah ini, jujur kami makin suka dengan mobil-mobil di kelas LMPV. Alasannya sederhana, mobil makin canggih dan praktis dengan penampilan yang mengikuti zaman. Dan harus diakui juga, dengan rentang harga yang sangat berdekatan, proses memilih mobil jadi makin seru.
Bagi kami, Stargazer dengan kepraktisan kabin (terutama pada varian dengan captain seat) dan tenaga paling besar di kelasnya, jadi penilaian utama. Tapi Xpander punya rem tangan elektrik yang mudah dioperasikan. Ah, kami jadi bingung. Silahkan Anda coba sendiri di dealer masing-masing.
Mitsubishi Eterna GTI memang bukan sedan yang bisa dipandang sebelah mata.
Buat para antusias otomotif Indonesia yang tumbuh besar di era 1990an, mungkin salah satunya Anda, pasti sempat menaruh hati dengan sosok Mitsubishi Eterna GTI. Sedan ini pernah dinobatkan sebagai Japanese Car of The Year di tahun 1988, jadi memang bukan mobil ‘kaleng-kaleng’ yang bisa dipandang sebelah mata.
Di era tersebut, Mitsubishi Eterna GTI juga sering digunakan untuk ajang reli di Indonesia, biasanya yang menggunakan ialah pereli privateer. Karena kalau pereli kawakan, langsung memilih saudara kandungnya yang lebih jagoan, yaitu Mitsubishi Galant VR-4. Secara fisik, penampilan mobil ini memang sudah oke dan tergolong modern di akhir tahun 1980an menuju awal 1990an.
Sebenarnya yang sukses memikat banyak ‘petrolhead’ lokal kala itu ialah mesin 4G63 DOHC 16V yang diusung oleh Mitsubishi Eterna GTI tersebut. Mesin berkapasitas 1.997 cc ini memang memiliki basis yang serupa dengan unit 4G63 pada Eterna Super Saloon, namun perbedaannya terdapat pada cylinder head dan sistem pasokan bahan bakar.
Jika Mitsubishi Eterna GTI sudah menggunakan cylinder head model Double Overhead Camshaft (DOHC) dan sistem injeksi bahan bakar elektronis (EFI), maka pada Eterna Super Saloon memakai cylinder head model Single Overhead Camshaft (SOHC) serta karburator sebagai sistem pasokan bahan bakarnya.
Di eranya, tenaga mesinnya cukup besar di segmen sedan 2.000 cc Indonesia, mencapai 145 hp pada 6.500 rpm. Kompresi mesinnya juga tinggi, yakni 9.8:1, termasuk ada dua fitur canggih yang disematkan oleh Mitsubishi, yaitu Hydraulic Lash Adjuster untuk menjaga kerenggangan celah klep tetap optimal dan Balancer Shaft untuk meredam getaran mesin di setiap putaran.
Ketika masih baru, mobil ini mampu berakselerasi dari posisi diam hingga 100 km/jam dalam kisaran tempo 9 detik. Bahkan untuk mencapai kecepatan 220 km/jam saja, sepertinya penggunanya tidak perlu banyak berusaha. Jadi, kami anggap Mitsubishi Eterna GTI memang dihadirkan di Indonesia untuk kaum bapak yang suka buru-buru…
Ada Versi LeMans
Oya, di sekitar tahun 1993, sempat dihadirkan Eterna GTI unit terbatas, dengan judul LeMans. Unitnya memang benar-benar terbatas, karena hanya 50 unit saja. Oleh karenanya banderolnya pun tak main-main, yaitu Rp 92,5 juta ‘saja’. Tentu Anda bertanya-tanya, fitur apa saja yang membuat mobil ini jadi istimewa. Oke, dimulai dari side body moulding, bumper, dan (tentu saja) logo LeMans. Lalu bentuk velgnya pun berbeda, yaitu palang lima. Grille depan dan lampu belakang pun berbeda dengan versi GTI pada umumnya.
Tak berhenti sampai di situ saja, ada komponen kompetisi milik Mitsubishi Galant VR-4 yang dijejalkan pada unit LeMans ini. Beberapa part kompetisi yang terpasang antara lain rem brembo, exhaust kit, engine tune up dan suspension kit racing. Wajar saja jika langkah upgrade ini berkhasiat untuk mendongkrak performa Mitsubishi Eterna GTI LeMans mencapai 20 persen, atau tenaganya bisa lebih dari 170 hp. Jadinya memang sedan ‘sleeper’ sejati.
Berkat ‘urban legend’ Mitsubishi Eterna GTI yang berlangsung hingga kini, kami pun tergugah untuk memiliki satu unitnya dan melakukan berbagai hal menarik bersama mobil tersebut. Tunggu saja waktunya, nanti kami akan suguhkan kepada Anda!!!
Mitsubishi Triton dibenahi untuk tahun 2023. Akan berbagi komponen dengan Nissan Navara?
Sebuah pikap double cabin dengan kamuflase tebal tertangkap kamera. Ini adalah Mitsubishi Triton L200 generasi baru, yang diperkirakan meluncur 2024 nanti. Meskipun kamuflasenya cukup tebal, tapi sudah bisa terlihat beberapa guratan yang mencerminkan pembaruan. Dan jujur, sepertinya Triton akan terlihat lebih berwibawa.
Yang pasti, parasnya akan berubah total. Lampu depan diposisikan lebih ke atas dengan grill depan yang lebar dan tidak lagi berbeda aksen atas dan bawah. Kami menduga, bahasa desainnya berubah lagi. Kap mesin dan bemper juga terlihat lebih membulat, tidak terlalu kaku.
Garis body di bagian depan yang terlihat tegas, sama seperti garis di bak. Begitu juga dengan bentuk fender. ‘Bagasi’ belakang terlihat lebih besar dengan pintu akses yang rata dan terlihat lebih rapi. Lampu buritan terlihat konvensional dibanding yang ada sekarang. Mungkin ada bagian lampu yang ditutup kamuflase. Atapnya diberikan roof rail. Jadi mengingatkan kami pada Nissan Navara.
Interior dan mesin masih jadi misteri. Tunggu ada bocoran lagi. Tapi kami tidak akan terkejut kalau mesinnya masih sama, hanya ada penambahan kemampuan. Sistem penggerak 4WD itu hampir bisa dipastikan. Tentu, ada varian 2WD.
Berbagi Dengan Nissan Navara?
Bicara soal Navara, kami suka mobil itu. Tapi intinya bukan itu. Mitsubishi Triton generasi baru ini, menurut rumor di kalangan jurnalis global, akan berbagi komponen dengan double cabin Nissan tersebut. Wajar saja ada rumor itu, Mitsubishi dan Nissan berada dalam satu induk usaha.
Toh ini (kalau gosip diatas benar) bukan pertama kalinya mereka kerjasama membuat double cabin di satu fasilitas perakitan. Namun sejak Navara yang ada sekarang, mereka pisah pabrik. Itu sebelum kejadian skandal konsumsi BBM Mitsubishi merebak. Setelah keriuhan itu, Nissan mengambil alih Mitsubishi. Jadi mungkin saja akan ada Triton rasa Navara.
Yang pasti, Mitsubishi memang pernah mengungkap akan menelurkan Triton baru di tahun fiskal 2022 (antara April 2022 hingga Maret 2023). Namun dilihat dari kamuflase yang terpasang di mobil, sepertinya akan mundur hingga semester kedua tahun depan.
Mitsubishi Xpander Cross dibekali fitur yang membuat proses berbelok jadi menyenangkan. Bukan Untuk ugal-ugalan!
Saat melihat Mitsubishi Xpander Cross 2022 yang diperkenalkan di GIIAS lalu, kami merasa perubahannya hanya bersifat kosmetis. Mengingat mobil ini baru meluncur pertama 2019. Tapi kami lupa. Keluarga Xpander berbeda dengan mobil lain, ada perlakuan khusus untuk LMPV ini dari Mitsubishi.
Ingat ketika Mitsubishi Xpander tiba-tiba diguyur peningkatan sekitar tahun 2018 akhir? Saat itu semua terkejut karena ada cruise control. Hal serupa diberlakukan untuk Xpander Cross 2022 ini. Malah lebih menyeluruh. Selain lampu dan grill depan serta sekeliling tubuh yang terlihat lebih SUV, pesaing Toyota Rush dan Daihatsu Terios ini ditambah fitur bantu berkendara yang signifikan.
Memang tidak ada perubahan pada sektor mesin atau transmisi, tapi kaki-kaki dibenahi. Dan ini yang kami rasakan saat mencoba secara singkat pada Rabu (24/08/2022) lalu di kawasan Pusdiklantas Polri, Tangerang. Sebelum bicara rasanya, kita lihat dulu apa yang diganti pada Xpander Cross 2022.
Dari penjabaran pihak Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) kami simpulkan dua hal. Pertama adalah body yang lebih rigid (kokoh) dan shock absorber baru. Shock breaker yang dipakai kini berukuran lebih besar, terutama di buritan. Diklaim, ukurannya sekarang sama dengan Pajero Sport.
Peningkatan berikutnya adalah penambahan kekuatan struktural. Seperti Dudukan shock depan dan belakang serta beberapa titik lainnya. Selain itu, pengamatan kami setelah mencoba mobil, sepertinya ada peningkatan juga pada kualitas bushing-bushing yang dipakai.
AYC Bikin Anti Tekor
Salah satu fitur utama yang disuarakan oleh Mitsubishi adalah kemampuan menikung Xpander Cross yang lebih baik. Ini berkat AYC (Active Yaw Control). Biasanya, yang punya peranti ini adalah mobil-mobil kelas atas seperti Outlander PHEV. Lagi-lagi, Xpander jadi mobil pertama di kelasnya yang punya alat itu.
Apa fungsinya? Yang jelas, proses berbelok jadi lebih presisi dan aman. Ini kami coba langsung saat pengujian bersama MMKSI. Skenario tikungannya macam-macam. Mulai dari tajam, medium hingga lebar tapi lintasan tergenang air. Jangan lupa juga kalau Xpander Cross berpenggerak roda depan, yang cenderung understeer (stir belok, mobil lurus).
Dengan bantuan AYC, seberapa payah Anda mengemudi, mobil seperti paham harus bagaimana. Belokan lumayan tajam yang kami libas dalam kecepatan 20-30 km/jam lancar saja, tidak tekor. Mobil protes pun tidak. Berikutnya, tikungan medium yang ditaburi pasir, bisa diselesaikan dengan presisi tanpa kebablasan keluar jalur, pada kecepatan sekitar 40 km/jam. Mulai terdengar kalau komputer memerintahkan fitur kestabilan untuk bekerja lebih keras.
Paling menarik adalah tikungan lebar yang kami selesaikan dalam kecepatan sekitar 50 km/jam. Kondisi lintasan sekali lagi basah. Terasa kalau Xpander Cross ini agak protes dan sedikit mengalami gejala understeer. Namun saat itu terjadi, AYC bekerja dengan tegas menarik roda ke arah yang diinginkan pengemudi. Seru. Anda juga bisa melihat sebesar apa bantuan AYC berkat indikator digital di instrument cluster. Tapi, dari mana alat ini tahu kalau mobil mau kemana?
Ada empat parameter yang diukur oleh sensor AYC: Sudut kemudi, kecepatan roda, putaran mesin dan rem. Bila pada sistem kendali kestabilan macam ASC (Automatic Stability Control) biasa hanya membaca kecepatan roda (akan mengurangi kecepatan roda yang berputar lebih cepat sendiri), AYC mampu mengetahui putaran mesin sehingga saat belok, tenaga tidak drop. Itulah kenapa kami merasa mobil ini beloknya presisi dan saat pedal gas digentak tenaganya tetap ada. Hebat juga.
Bukan Untuk Ugal-ugalan
Nah, setelah pengujian singkat selama 30 menit, kesimpulan awal adalah, mobil ini menyenangkan. Dengan membayangkan skenario Anda sedang berada di jalan non-aspal, kosong dan tidak rata, kecepatan 40-60 km/jam bisa dengan meyakinkan melibas kelokan. Sistem peredaman yang tidak berisik, bisa makin bikin percaya diri.
Tapi perlu kami tekankan, fitur AYC ini bukan untuk ugal-ugalan. Melainkan untuk membantu Anda berkendara lebih selamat. Di jalan biasa, banyak rintangan yang tiba-tiba muncul dan perlu manuver yang presisi. Ini yang bisa diberikan oleh Xpander Cross dan AYC-nya. Jadi, tetaplah waspada dan berkendaralah dengan selamat. Jangan menabrak, jangan sampai ditabrak, apalagi menyebabkan tabrakan. Salam.
Mitsubishi Ralliart New Triton akan lahap rute 2.000 kilometer melalui medan alam yang unik di Asia Tenggara.
Mitsubishi Motors Corporation berencana turun di ajang Asia Cross Country Rally (AXCR) 2022 yang akan diadakan di Thailand, pada 21-26 November 2022. Unit yang bakal berlaga ialah Mitsubishi Ralliart New Triton AXCR, mobil tersebut juga dipamerkan di ajang GIIAS 2022.
AXCR adalah reli lintas alam dengan medan yang amat berat dan menantang. Hanya dengan membayangkannya saja, rute sepanjang 2.000 kilometer melalui medan alam yang unik di Asia Tenggara, cukup membuat kepala kami menjadi pening. Rute yang akan dimulai di Buriram, sebelah timur laut Thailand sebelum menyeberang ke Kamboja, dan berakhir di situs Warisan Dunia Angkor Wat. Eksotis memang, tapi Anda harus ingat, ini reli, bukan traveling…
Mitsubishi Ralliart New Triton AXCR 2022 yang akan dibesut oleh Rifat Sungkar itu sudah melakukan rangkaian uji coba ketahanan di rute jalan raya dan off-road di Thailand pada Juni 2022 silam. Ia pun mengklaim bahwa berbagai persiapan terkait perlombaan berjalan lancar dan sesuai harapan.
Nah, Mitsubishi Ralliart New Triton AXCR 2022 ini masuk ke dalam klasifikasi mobil reli Fédération Internationale de l’Automobile (FIA), yang masuk pada golongan Group T1 (prototipe kendaraan lintas alam). Rifat bersama Julian Johan pun menilai ajang ini bisa mendapat banyak pelajaran dan pengalaman berharga.
“Komitmen Mitsubishi dan Ralliart adalah komitmen yang besar. Harapannya dari hasil yang kita ikuti karena ketahanan, akan turun jadi kendaraan yang lebih baik lagi di masa datang. Kenapa saya ajak Julian Johan, dari saya orang Indonesia, ini kesempatan emas untuk kita belajar banyak,” kata Rifat Sungkar.
“Ini reli yang belum pernah kita ikuti, namun sesuai dengan kondisi alam Asia Pasifik, banyak hutan dan banyak jalan berlumpur. Kehadiran Julian Johan akan cocok karena jadi technical advisor dan akan melihat apakah memungkinkan juga untuk bisa kita terapkan untuk event motorsport Indonesia. Ini kesempatan kita untuk belajar dan karena saya bersama Mitsubishi ada banyak hal yang dapat saya lakukan di bidang motorsport,” imbuhnya.
“Partisipasi untuk motorsport ini diprakarsai oleh Ralliart dan dibawah pimpinan Hiroshi Masuoka. Pemenang reli Dakar tahun 2002 dan 2003. Tim Mitsubishi Ralliart ini mau mencoba kekuatan dari Triton dari partisipasi lintas negara di Asia,” papar General Manager of Marketing Communication & PR Division PT MMKSI, Intan Vidiasari.
Berdasarkan spesifikasi model dobel kabin, maka kap mobil, pintu depan dan belakang, interior dan bagian lainnya telah dibuat menjadi ringan, sedangkan bodi mobil telah diperkuat dengan roll cage serta underguard.
Karena DNA dari Mitsubishi itu sendiri sebenarnya mengarah ke karakter sporty. “Akan ada dua unit Mitsubishi Triton Ralliart AXCR, dimana salah satunya akan dikendarai oleh Rifat Sungkar,” kata Intan.
Suspensi yang dipasang juga khusus untuk kebutuhan reli sehingga memberikan karakteristik pengendalian jauh lebih baik dan durabilitas lebih tinggi. Untuk mesinnya, Triton versi reli ini dibekali mesin turbodiesel 4 silinder 4N15 MIVEC turbo diesel 2.442 cc bertenaga 178 hp dan torsi 430 Nm.
Settingan mesin tersebut difokuskan untuk mereduksi gesekan antar komponen internal mesin dan bobot kendaraan, serta meningkatkan respons pada rentang kecepatan sedang, yang sering digunakan dalam event reli. Lebih lanjut, modifikasi kedap air juga mutlak dilakukan, seperti penguatan pada seal dan pengoptimalan snorkel saluran masuk udara menuju mesin.