Kolaborasi Honda dan Pertamina Guna Riset Penggunaan EV

Hari ini (14/08/23), PT Honda Prospect Motor (HPM) resmi menjalin kerjasama dengan Pertamina Patra Niaga dan Pertamina New Renewable Energy, untuk menjalankan riset penggunaan mobil listrik dalam kegiatan niaga di perkotaan. Melalui kerjasama ini, Honda akan menyediakan 1 unit Honda N-Van EV Prototype.

Seperti yang ditampilkan di booth Honda selama pameran Gaikindo Indonesia International auto show (GIIAS) 2023, Honda N-Van ialah sebuah prototipe mobil listrik terbaru dari Honda. Mobil listrik ini akan digunakan untuk mendukung mobilitas pengantaran barang dari gudang ke unit-unit Bright Store (unit usaha retail milik PT Pertamina Retail, sekaligus anak usaha Pertamina Patra Niaga) di area Jakarta dan sekitarnya.

Studi pengumpulan data bagi kedua pihak

Peresmian kerjasama ini ditandai dengan penandatangan Joint Study Agreement yang dilakukan oleh Kotaro Shimizu selaku President Director PT Honda Prospect Motor dan Dannif Danusaputro selaku Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE). Turut serta Riva Siahaan selaku Direktur Utama Pertamina Patra Niaga.

Tujuan utama dari kerjasama ini adalah untuk mengumpulkan data dan pengalaman terkait penggunaan mobil listrik, terutama dalam kegiatan komersil. Berbagai aspek akan diteliti dalam kerjasama studi ini, termasuk reliabilitas baterai, proses pengisian ulang, kenyamanan, dan kepraktisan mobil Honda N-Van EV Prototype dalam kegiatan pengantaran barang di area perkotaan.

Akan berlangsung selama 4 bulan

Kerjasama untuk riset ini akan berlangsung hingga 4 bulan, dimana mobil EV ini akan dioperasikan selama 6 hari dalam seminggu, guna mengirimkan logistik dimulai dari gudang penyimpanan barang Pertamina Retail ke 14 lokasi Bright Store di area Jakarta dan sekitarnya. Hasil riset ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi mobil listrik sebagai solusi ramah lingkungan dan efisien untuk kegiatan logistik dan distribusi.

Lebih dalam mengenai Honda N-Van EV Prototype, mobil ini merupakan pengembangan dari model mobil Honda N-Van, salah satu model kendaraan komersial yang sangat sukses dari Honda. Pertama kali diperkenalkan di pasar Jepang pada tahun 2018, N-Van tidak hanya banyak untuk penggunaan pribadi, tetapi untuk memenuhi kebutuhan mobilitas dalam kegiatan bisnis dan niaga. Khususnya dalam hal pengantaran barang. Honda N-Van sendiri memiliki desain yang kompak dan lincah, terlebih lagi ruang bagasi yang mudah digunakan, sebab absennya pilar tengah di sisi penumpang.

Selain itu, Honda telah menetapkan visi untuk mewujudkan netralitas karbon untuk semua produk dan aktivitas perusahaan pada tahun 2050. Termasuk rencana memperkenalkan hingga 30 mobil berbasis listrik secara global pada tahun 2030, dengan volume produksi mencapai 2 juta unit setiap tahunnya.

Great Wall_1

Great Wall Bawa Tiga Brand Penuh Energi

Great Wall Motor (GWM) memperkenalkan tiga rangkaian produk unggulannya yang sudah sangat dinanti: Haval, Tank, dan Ora, ke pasar Indonesia seiring dengan pameran Gaikindo Indonesia International auto Show (GIIAS) 2023. Kesempatan ini merupakan langkah penting bagi GWM dan untuk memperkuat kehadirannya secara global, melalui kendaraan energi baru yang inovatif.

Ketiga rangkaian produk energi baru ini juga menandai kehadiran GWM ke pasar Indonesia. Inchcape plc (Inchcape) akan mengoperasikan distribusi kendaraan energi baru GWM dalam usaha kemitraan patungan (joint venture) bersama PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (Indomobil), yang sudah memiliki kemitraan distribusi yang kuat bersama Inchcape di Indonesia.

Telah diekspor ke lebih dari 170 negara

GWM telah mendirikan jaringan penjualan global dan produk-produknya telah diekspor ke lebih dari 170 negara dan wilayah, dengan lebih dari 700 titik penjualan di seluruh dunia. Selain itu, pasar ASEAN memiliki kepentingan strategis untuk GWM dan merupakan salah satu titik penunjang penting bagi operasi GWM secara global.

“Kami dengan bangga memperkenalkan tiga rangkaian produk unggulan, Haval, Tank, dan Ora ke pasar Indonesia. Rangkaian produk ini telah diakui secara global untuk kualitas, performa dan inovasi. Kami yakin konsumen Indonesia juga akan terkesan dengan kendaraan-kendaraan yang kami tawarkan,” kata Clyde Cheng, President of Great Wall Motor ASEAN.

Pengalaman mengemudi yang seru

Haval dikenal secara global untuk Sport Utility Vehicle (SUV) yang menawarkan rangkaian model kendaraan dinamis dan serbaguna untuk konsumen Indonesia. Kenyamanan on-road dan kemampuan off-road yang ditawarkan Haval akan menghasilkan pengalaman mengemudi yang seru di perkotaan maupun luar kota.

Tank menghadirkan kendaraan yang dapat melalui medan sulit. Dengan menawarkan performa unggul, fitur keamanan canggih, serta daya tahan yang mantap. SUV gagah ini sukses membuka kategori pasar baru dengan arsitektur off-road super hybrid. Bahkan di tahun 2022, performa penjualan Tank melebihi 200 ribu unit di pasar Cina saja.

Ora dirancang secara khusus oleh GWM sebagai rangkaian kendaraan listrik (EV), hadir untuk merevolusi pasar otomotif Indonesia dengan rangkaian kendaraan ramah lingkungan dan berteknologi canggih. Selanjutnya, Ora membuat fenomena baru, yaitu desain Retro Futuristic. GWM berencana untuk menjual Haval, Tank, dan Ora pada kuartal pertama tahun 2024, memprioritaskan kota-kota besar sebagai tahap awal.

Maxus Mifa 9

Maxus Mifa 9, MPV Premium Full-Electric Debut di GIIAS 2023

Menampilkan keunggulan teknologi elektrifikasi pada sebuah Multi-Purpose Vehicle (MPV) Premium, tahun ini Maxus ambil bagian di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang. Maxus memulai debutnya di Tanah Air dengan Mifa 9.

Mobil ini merupakan sebuah full-size MPV premium pertama di Indonesia yang berteknologi full electric, serta diluncurkan di tengah tren kendaraan berbasis baterai yang terus meningkat saat ini. Maxus Mifa 9 menyuguhkan sejumlah kemewahan yang memastikan kenyamanan bagi seluruh penumpang dalam setiap perjalanan.

Mobil ini mampu menjadi kendaraan keluarga untuk berbagai aktivitas sehari-hari seluruh anggota keluarga. “Kami hadir di Indonesia di bawah Indomobil Group dengan memastikan bahwa konsumen kami akan mendapatkan pengalaman eksklusif dalam setiap perjalanan berkendara mereka. Kendaraan dengan zero emission dan zero noise ini akan membuat perjalanan semakin nyaman dan praktis,” kata Andry Ciu, Business Development Indomobil Group.

Tak hanya sebagai MPV full-size premium, full-electric pertama di Indonesia dan juga di dunia, Mifa 9 juga menawarkan keleluasaan kabin dengan pengaturan tempat duduk yang fleksibel, fitur keselamatan yang lengkap, serta fitur konektivitas yang selalu terhubung dengan internet sepanjang perjalanan.

Maxus Mifa 9 menggunakan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga setara dengan 245 hp yang dayanya diberikan oleh baterai Lithium-Ion berkapasitas 90 kWh. Dalam keadaan baterai terisi penuh, MPV ini dapat menempuh perjalanan sejauh 440 hingga 520 km. Untuk tahap perdana, Maxus akan menawarkan satu varian Mifa 9 Premium yang akan dipasarkan dengan harga Rp. 1,425 Milyar (on-the-road Jabodetabek).

Nissan Serena e-Power_1

Nissan Serena e-Power, MPV Senyap Untuk Dinikmati Bersama Keluarga

Untuk memperlihatkan jajaran lebih lengkap model e-Power yang dimiliki Nissan, untuk pertama kalinya di Indonesia, Nissan memajang Serena e-Power di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023. Nissan Serena memulai debutnya di Indonesia pada tahun 1996 dan merupakan kendaraan Multi Purpose Vehicle (MPV) mewah pertama di Tanah Air. Nissan secara konsisten selalu menghadirkan MPV ini di Indonesia dan kini menampilkan Nissan Serena e-Power.

Pilar elektrifikasi Nissan tidak hanya pada Battery Electric Vehicle (BEV), tetapi juga e-Power. Inovasi elektrifikasi Nissan melalui teknologi revolusioner e-Power yang sudah masuk ke generasi kedua, telah mendapat banyak pujian dan penghargaan.  Teknologi inovatif ini memungkinkan pengendara menikmati pengalaman berkendara mobil listrik sepenuhnya tanpa membutuhkan plug-in charger sehingga menjadikannya lebih praktis dan hemat waktu.

Pada sistem e-Power, mesin bensin bekerja secara otomatis mengisi daya baterai ketika dibutuhkan, sehingga konsumsi bahan bakar sangat efisien.  Teknologi e-Power yang juga disematkan di Nissan Kicks yang diluncurkan sejak tahun 2020 di Indonesia.

Kehadiran Nissan Serena yang dilengkapi dengan e-Power generasi kedua dengan kabin yang luas, berbagai kelengkapan untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta teknologi terkini. Langkah ini sekaligus menunjukkan Indonesia sebagai pasar strategis Nissan, khususnya di segmen MPV yang menjadi salah satu fokus Nissan di Indonesia, selain SUV dan Hatchback.

Desain Nissan Serena ini tidak menghilangkan kesan ‘bersudut’ pada bodinya, namun lebih modern dengan bagian depan yang lebih meruncing. Grille besar berbentuk tangga dengan aksen krom seolah menyatu dengan lampu utama LED pada sisi kanan dan kiri. Nissan mengklaim rasa berkendara yang nyaman berkat desain yang lebih aerodinamis, jok baru yang mampu meredam guncangan, serta sistem e-Power generasi kedua yang lebih halus.

Mercedes-EQS SUV, Dimensi Baru Mobil Listrik Premium

Kehadiran Mercedes-EQS menjadi momen penting bagi Mercedes-Benz dan mengguncang segmen kendaraan listrik global. Dengan mengambil ciri khas S-Class, Mercedes-Benz mengubah sebuah sedan premium menjadi mobil untuk masa depan. Masih mengiringi sosok EQS, Mercedes-Benz kini menghadirkan EQS SUV.

Langkah pabrikan asal Jerman tersebut memang tidak mengherankan, sebab sudah ada lini kendaraan listrik lain yang dipasarkan. Sebut saja, EQA, EQB, dan EQC. Jika produk Sport Utility Vehicle (SUV) lansiran Mercedes-Benz identik dengan aspek kemewahan, maka EQS SUV membawa brand tersebut menuju tingkat lebih tinggi.

Mercedes-EQS SUV menggunakan basis dari EQS dan meleburnya menjadi sosok SUV yang tampan. Namun, EQS SUV masih menyisakan sedikit aksen sporty, meskipun bagian depannya amat mirip dengan EQS versi sedan. Bagian belakangnya tentu dilengkapi dengan pintu kargo berdesain hatchback untuk memberikan akses menuju ruang bagasi berkapasitas 565 liter.

Mercedes-EQS SUV memiliki desain yang sederhana namun elegan. Bodi bongsornya memiliki panjang 5.125 mm, sehingga penumpang pun mendapatkan ruang kabin yang lega. Mercedes-Benz memang memberi opsi untuk jok baris ketiga, tapi pilihan tersebut tentu dapat disesuaikan dengan spesifikasi di masing-masing pasar.  

Di balik lantai EQS SUV, terdapat baterai berkapasitas 108.4 kWh untuk mendukung sepasang motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 265 kW (360 hp) dan torsi 800 Nm. Walaupun output tersebut tergolong besar, penggunanya tetap dapat mengendarai EQS SUV ini secara nyaman. Layaknya setiap produk Mercedes-Benz… Harganya ialah Rp. 3,59 milyar (off the road)

Citroën e-C3, Senjata Baru Untuk di Pasar Asia

Belum lama membawa hatchback mungil C3 ke pasar otomotif Tanah Air, Citroën ternyata menyiapkan ‘senjata’ baru untuk bermain di segmen elektrifikasi. Ya, hatchback tersebut ialah Citroën e-C3. Beruntung sekali kami telah menyaksikan sosoknya secara langsung saat berkunjung ke Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis.

Secara fisik, eksteriornya serupa dengan Citroën C3 dengan platform CC21 pada umumnya. Pembedanya ialah adanya tutup soket charging pada fender kanan depan. Uniknya, panel penutup lubang pengisian bahan bakar masih tersedia di fender kiri belakang, yang kini tidak difungsikan. Posisi baterai diletakkan di lantai bawah kendaraan, sehingga ruang bagasi tetap berkapasitas 315 liter.

Pakai toggle switch

Interior Citroën e-C3 menerapkan segala aspek yang telah ada pada C3. Yang absen dari ruang kabin ialah tuas transmisi. Sebab posisinya digantikan oleh toggle switch yang bentuknya menyerupai saklar kelistrikan. Toggle switch ini juga telah digunakan pada sejumlah produk elektrifikasi dari Citroën. Terdapat layar sentuh berukuran 10,2 inci pada dashboard dan jika nantinya juga dilengkapi dengan aplikasi MyCitroën, maka akan ada sekitar 35 fitur pintar yang tersedia. Kemungkinan besar akan ada konektivitas Android Auto dan Apple CarPlay.

Terkait dengan motor listrik dan baterainya, Citroën sepertinya ingin memberikan keunggulan bagi konsumennya. Baterai lithium-ion 29.2 kWh yang berada di lantai kendaraan, diklaim mampu memberikan jarak tempuh hingga 320 km. Sedangkan motor listriknya menghasilkan output 57 hp dan torsi 143 Nm. Dengan menggunakan DC Fast Charging selama 57 menit, pengisian daya baterai Citroën e-C3 ini dapat mencapai 80 persen dari kondisi habis.

Diciptakan untuk mobilitas dalam kota

Dengan ground clearance setinggi 170 mm, sepertinya Citroën e-C3 (nantinya) cocok untuk digunakan di kondisi jalanan Indonesia. Menurut data performa yang dilakukan oleh Citroën, e-C3 ini dapat berakselerasi 0-60 km/jam dalam waktu 6,8 detik dan top speed dibatasi di 107 km/jam saja. Jadi memang diciptakan untuk mobilitas dalam kota.

Kemungkinan besar Citroën e-C3 ini baru akan dipasarkan di Indonesia pada semester pertama tahun 2024 nanti. Namun, siapa tahu sosok mobil hatchback elektrik ini tampil di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023…

Review Citroën e-C4, Interpretasi Lain Kenyamanan Berkendara

Citroën e-C4 memang dipasarkan di Indonesia, kali ini kami merasakan langsung salah satu kendaraan elektrifikasi kebanggan Citroën di negara asalnya. Ya, di Prancis. Citroën e-C4 dilahirkan dari mobil konvensional yang bermesin pembakaran internal, yakni Citroën C4. Secara sekilas, mobil ini memiliki bentuk bodi yang menarik, anggap saja sebagai sebuah kendaraan coupé-crossover.

Tak salah jika Anda menganggap jika Citroën e-C4 merupakan sebuah kendaraan yang ‘niche’, namun kami pastikan jika mobil ini tetap memiliki aspek khas Citroën yang legendaris, yaitu kenyamanan. Sebelumnya, jangan salah artikan jika kenyamanan ini terkait dengan suspensi hydropneumatic. Sebab Citroën punya pendekatan lain yang tetap menyuguhkan kenyamanan berkendara.

Tetap meyakinkan di jalanan menikung

Citroën telah memberi settingan suspensi Progressive Hydraulic Cushion yang hebat untuk e-C4, karena kenyamanan dan pengendalian berkendaranya amat baik untuk sebuah mobil listrik. Biasanya mobil listrik seolah kurang ‘sip’ dalam dua aspek tersebut, tentu karena bobot baterai yang mempengaruhi rasa berkendara. Walaupun nyaman, daya cengkeram mobil ini tetap meyakinkan saat melahap jalanan menikung.

Jok yang nyaman juga menjadi jawaban dari Citroën untuk membuai pengemudi dan penumpangnya. Bukan empuk, namun suportif saat berkendara. Lagipula, kabin bagian depan tergolong lapang dan posisi duduk cukup tinggi, sehingga visibilitas ke area depan dan sisi samping pun tergolong baik. Sayangnya, untuk visibilitas ke belakang harus mengandalkan spion pintu dan kamera parkir.

Bebas efek klaustrofobik

Bentuk atap yang melengkung memang mempengaruhi ruang kepala penumpang belakang, tapi sepertinya tidak sampai memberi efek klaustrofobik. Bodi Citroën e-C4 dengan panjang 4.360 mm dan lebar 1.800 mm ini, memiliki ruang kargo seluas 380 liter atau tidak berbeda dengan C4 konvensional.  

Hanya ada satu kombinasi motor listrik dan baterai yang tersedia pada e-C4, yaitu motor listrik bertenaga 100 kW (134 hp) dan baterai 50 kWh yang menggerakkan roda depan. Menurut pengetesan resmi dari Citroën, e-C4 ini memiliki jarak tempuh maksimum mencapai 350 km saat baterainya terisi penuh. Pengisian daya dengan 100 kW rapid charger CCS selama 30 menit, maka daya baterainya akan terisi sebanyak 80 persen.

Advanced Comfort antilelah

Citroën e-C4 memang bukan mobil sport yang super gesit, namun setidaknya kami menyukai performa akselerasinya di lalu lintas perkotaan. Apalagi benar-benar ‘sepi’ dari adanya suara mesin. Citroën mengklaim akselerasi 0-100 km/jam dapat diselesaikan dalam waktu 9,7 detik, berkat torsi puncak 260 Nm.

Talenta Citroën dalam menyuguhkan keunggulan Advanced Comfort pun kami rasakan langsung. Perjalanan sejauh 70 km dari Tessancourt-sur-Aubette menuju Évreux sama sekali tidak membuat tubuh terasa lelah, padahal kami tidak menempuh jalan bebas hambatan. Permukaan jalan yang tidak rata pun dapat diredam secara optimal, tanpa ada guncangan berarti yang kami rasakan di dalam kabin.

Citroën e-C4 yang dipasarkan di Tanah Air tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan unit yang kami kendarai di Prancis ini. Perbedaan paling mencolok ialah posisi menyetirnya saja… Jika saja Anda memiliki dana sekitar Rp 1,1 milyar dan ingin membeli sebuah kendaraan listrik buatan Eropa, mungkin Citroën e-C4 ini bisa jadi pilihan.

Citroën Oli, Laboratorium Bergerak Sarat Inovasi

Bagi Citroën, melakukan prediksi terhadap sarana mobilitas di masa depan menjadi sebuah obsesi tersendiri. Respons yang baik dari konsumen terhadap Ami, ternyata mendorong Citroën untuk terus mengembangkan kendaraan listrik yang tepat. Pabrikan asal Prancis ini pun berhasil menginterpretasikannya melalui kehadiran Citroën Oli.

Ya, namanya memang cukup unik. Namun Oli ini bukanlah pelumas, namun penyebutan dari ‘All-E’ alias All Electric. Citroën menciptakan Oli ini sebagai laboratorium bergerak. Semua ide dan pandangan terhadap kendaraan listrik di masa depan, dituangkan oleh Citroën melalui Oli. Citroën juga menganggap bahwa kendaraan listrik tidak perlu memiliki bobot yang berat, fitur yang kompleks, maupun dipasarkan dengan harga yang tinggi.

Sarat inovasi 

Pendekatan istimewa ini sejalan dengan visi Citroën yang ingin selalu menghadirkan kendaraan yang dapat diandalkan, berkualitas, dan terjangkau oleh banyak konsumen. Citroën Oli menjadi acuan dalam mengembangkan kendaraan yang berfokus pada meminimalisir bobot, memaksimalkan efisiensi, serta tidak menghilangkan aspek fungsionalitas. Singkatnya, Citroën Oli tidak ingin ‘lebay’ dalam banyak hal…

Beberapa inovasi pada Oli merupakan cerminan dari kendaraan listrik masa depan yang ingin diaplikasikan oleh Citroën. Jika saat ini banyak mobil listrik yang terlihat megah dan dilengkapi layar berukuran lebar, maka Citroën Oli malah terkesan ‘secukupnya’.

Visi sarana mobilitas bebas emisi

Segala fitur yang diaplikasikan memang sesuai dengan aspek yang dibutuhkan oleh pengguna kendaraan pada umumnya. Contohnya, penggunaan material ramah lingkungan pada sejumlah panel bodi, termasuk di saat pembuatannya. Hal tersebut tentu sejalan dengan visi dari sarana mobilitas yang bebas emisi.

Citroën yakin bahwa elektrifikasi bukan berarti harus menghasilkan bobot kendaraan yang berat dan memiliki harga yang mahal. Sebab dua hal ini cukup berpengaruh bagi banyak konsumen, apalagi jika nanti kendaraan listrik menjadi satu-satunya opsi sarana mobilitas bagi mereka. Oli membuktikan bahwa kendaraan listrik bisa memiliki jarak tempuh lebih jauh, dapat diandalkan di setiap aktivitas, dan harganya terjangkau.

Bobotnya hanya 1 ton

“Lazimnya untuk menambah teknologi tentu diperlukan tenaga listrik, yang artinya membutuhkan baterai lebih besar. Kalau sudah begini, maka biaya pun meningkat dan kendaraan semakin kompleks. Akhirnya, bobot kendaraan pun melonjak dan berpengaruh terhadap efisiensi,” kata Laurence Hansen, Product & Strategy Director Citroën, saat kami temui di Design Automotive Network Stellantis, di Vélizy-Villacoublay, Prancis.

Meski tidak mungil, bobot Citroën Oli hanya mencapai 1 ton, atau lebih ringan dari Sport Utility Vehicle (SUV) kompak pada umumnya. Sumber tenaga berasal dari baterai 40 kWh yang mengantarnya hingga jarak tempuh 400 kilometer.

Kami mencobanya langsung!

Citroën pun sengaja membatasi top speed Oli hingga 110 km/jam saja, demi meningkatkan efisiensi dan menghasilkan konsumsi 10 kWh/100 km. Selain itu, pengisian daya listrik dari 20 persen menuju 80 persen, diklaim hanya membutuhkan waktu 23 menit saja.

Kami dan rekan media Tanah Air lainnya tidak hanya dapat melihat dan menyentuh saja, namun juga mendapat kesempatan untuk menjajalnya secara singkat, meski di area terbatas saja. Untuk pertama kalinya kami dapat mencoba langsung mobil konsep! Karena biasanya mobil konsep hanya dibuat untuk keperluan tertentu, dan hanya pihak internal saja yang boleh mengemudikannya.

“Oli menjadi laboratorium ide kebanggaan Citroën. Oleh karenanya, Oli memungkinkan kami untuk mengeksplor beragam ide dan konsep yang nantinya dapat diterapkan pada kendaraan produksi massal di masa depan,” tutup Laurence Hansen.

Porsche Vision 357 Speedster, Reinkarnasi Bentuk Orisinal

Porsche tak ingin ketinggalan dalam memeriahkan gelaran Goodwood Festival of Speed ke-30 dengan menampilkan Vision 357 Speedster. Mobil konsep ini merupakan varian dari model Vision 357 yang telah lebih dulu diperlihatkan. Desainnya benar-benar merepresentasikan sosok Porsche 356 di masa lalu, namun menggunakan teknologi modern dari Porsche 718 GT4 e-Performance.

“Porsche Vision 357 menjadi penghormatan bagi mobil sport Porsche pertama, yang diimpikan oleh Ferry Porsche. Vision 357 Speedster memiliki esensi penuh dari brand Porsche. Memberikan kenikmatan berkendara yang didukung dengan kedinamisan tingkat tinggi,” jelas Michael Mauer, Vice President Style Porsche.

Konsep dua warna

Mobil konsep ini memiliki postur tipikal sebuah Porsche Speedster, tentu dengan kaca depan yang lebih rendah. Tonneau cover telah disiapkan untuk menutup kabin di sebelah posisi pengemudi, sepertinya mobil ini hanya bisa dinikmati oleh satu orang saja… Sandaran kepala pada joknya memiliki bentuk yang unik, sebab di belakangnya terdapat elemen roll-bar berbahan karbon.

Konsep dua warna dengan aksen abu-abu (Marble Grey dan Grivelo Grey Metallic) terinspirasi dari mobil balap di masa lalu. Bagian spakbor depan sengaja dilabur dengan warna metalik yang lebih gelap, agar melindungi goresan dari serpihan kerikil trek balap. Velg depan pun dicat dengan warna Grivelo Grey Metallic. Sedangkan warna Miami Blue pada mekanisme quick-release pada kap depan, terlihat kontras dengan sekujur bodi mobil.

Terdapat angka ‘75’ berukuran besar yang disertai angka tahun ‘1948’ dan ‘2023’ pada bagian depan mobil. Kamera juga menggantikan peran kaca spion untuk pengemudi. Lampu belakang seolah seperti hiasan saja, namun terbukti mampu beroperasi sebagaimana mestinya. Velgnya berdiameter 20 inci, terbuat dari material magnesium dan dilengkapi dop berbahan serat karbon serta centre lock.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, Porsche Vision 357 Speedster mengambil banyak aspek dari 718 GT4 e-Performance. Motor listrik dan teknologi baterainya berasal dari Porsche Mission R, sedangkan chassis mengambil milik 718 GT4 Clubsport. Seiring dengan perkenalan perdananya di ajang Goodwood Festival of Speed di Inggris, Vision 357 Speedster juga akan tampil pada acara Rennsport Reunion di Amerika Serikat di bulan September 2023.

Produksi Global Platform MEB Volkswagen Capai 1 Juta Unit

Skandal Dieselgate yang terjadi di kubu Volkswagen pada tahun 2017 mungkin ada hikmahnya. Jika hal itu tak terjadi, mungkin pabrikan asal Jerman yang bermarkas di Wolfsburg ini tak akan segera beralih haluan ke teknologi mobil listrik seperti saat ini. Dalam kurun waktu kurang dari satu dekade, Volkswagen telah menjadi pemain utama di kancah mobil listrik Eropa maupun global. Dari delapan fasilitas manufaktur yang ada di berbagai negara, VW Group telah melahirkan 1 juta unit mobil listrik dengan platform MEB.

Bahkan beberapa pekan lalu pabrik manufaktur ke sembilan yakni Ford Cologne Electric Vehicle Center baru saja beroperasi di Jerman. Ya, di fasilitas yang dikelola oleh Ford Eropa ini akan diproduksi pula mobil listrik Volkswagen ID.4. Tentu saja Ford memperoleh keuntungan yakni dapat memanfaatkan teknologi rancang bangun platform MEB yang akan digunakan pada Ford Explorer EV yang sekelas dengan VW ID.4.

Platform Baru Untuk Mobil Listrik Berukuran Kecil

Volkswagen sangat memahami bahwa mobil listrik berukuran kecil memiliki potensi pasar yang sangat besar. Oleh sebab itu tak lama lagi platform MEB akan berkembang menjadi platform baru.

Platform ini nantinya khusus digunakan pada mobil penumpang termasuk crossover ukuran kecil yang bakal diproduksi sejumlah brand di bawah naungan VW Group.

Pasalnya, mobil listrik berukuran kecil biaya produksinya jauh lebih murah dan harga jualnya dapat menjangkau kalangan konsumen yang lebih luas. Tentunya, platform MEB Entry jadi jalan pembuka bagi VW Group dalam mengantisipasi gempuran mobil listrik kecil dan murah dari pabrikan otomotif RRC yang mulai merambah pasar Eropa.

Skoda dan Cupra adalah dua brand pertama yang bakal menggunakan platform MEB Entry. Cupra sendiri merupakan calon pengganti brand SEAT sebagai produsen mobil listrik pada tahun 2030 mendatang.

Platform MEB vs MEB Entry

Apa yang menjadi pembeda?

Dari konstruksi rancang bangunnya, perbedaan yang paling terlihat yakni pada sistem penggeraknya. Versi standar dari mobil berplatform MEB dibekali dengan motor listrik tunggal yang menghasilkan sistem penggerak roda belakang (RWD). Varian lebih lanjut yakni versi motor elektrik ganda dengan penggerak AWD.

Kendaraan dengan platform MEB saat ini diproduksi di Eropa, AS dan RRC. Platform jenis ini digunakan pada mobil listrik VW mulai dari hatchback ID.3 hingga minivan ID. Buzz versi long wheel-base yang baru saja diluncurkan.

Berbeda dengan platform MEB Entry yang dirancang khusus untuk mobil kecil dengan harga terjangkau (murah). Platform ini biaya produksinya jauh lebih murah dengan rancang bangun yang lebih sederhana dan nantinya hanya dibekali motor elektrik tunggal dengan sistem penggerak roda depan (FWD).

Perihal software yang selama beberapa tahun terakhir menjadi kendala di kubu VW, nampaknya akan segera teratasi. Kerjasama yang dijalin dengan Ford setidaknya bakal mengurangi ketergantungan VW Group pada divisi software Cariad.

Nah, dengan hadirnya platform baru MEB Entry, mampukah Volkswagen Group menandingi dominasi mobil listrik murah made in RRC seperti Wuling, GAC maupun BYD?

Mercedes-Benz EQE Hajar MCB, Jangan Main-main Dengan Torsi EV

Kecelakaan tunggal dialami mobil listrik Mercedes-Benz EQE di Tol JORR dekat GT Ciputat 2, pada hari Rabu (21/6/2023), telah menuai perhatian yang banyak, baik dari pihak Mercedes-Benz maupun khalayak umum. Kendaraan listrik premium tersebut ambrol di sejumlah bagian, terutama di area bumper depan.

Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Sutikno mengatakan, pihaknya telah menerima keterangan pengemudi yang membawa Mercedes-Benz EQE tersebut. Menurut pengakuan sopir, kendaraan mengalami masalah di bagian kemudi dan terasa menarik ke kiri. Akhirnya kendaraan tersebut menabrak Mass Concrete Barrier (MCB) beton di sisi jalan dan tersangkut pada guard rail.

Diketahui, sebelumnya, kecelakaan mobil listrik Mercedes-Benz EQE sempat diumumkan TMC Polda Metro Jaya melalui media sosial resminya. Menurut keterangan mereka, kejadian naas itu terjadi pada sekitar pukul 06.15 WIB. Melalui foto, terlihat bumper mobil bagian kiri depan terlihat rusak dan salah satu rodanya pun nampak naik hingga pembatas jalan.

Berdasarkan penelusuran dari pihak Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), kejadian di tol JORR tersebut, sepenuhnya adalah kecelakaan. Sebab MBDI tidak menemukan abnormalitas pada kendaraan dan tidak ada masalah di kendaraan. Hal ini juga diperkuat dengan hasil investigasi di vehicle onboard diagnosis terhadap komponen electrical power steering.

Mobil listrik Mercedes-Benz EQE sendiri tergolong kendaraan premium yang amat mutakhir. Mobil tersebut merupakan produk yang diimpor langsung dari Jerman, dan baru dijual di Indonesia pada penghujung tahun lalu. Mercedes-Benz EQE saat ini dibanderol Rp 2,215 miliar (off the road).

Sebagai sumber utama penggerak EQE 350+ Electric Art yang dipasarkan di Indonesia, dibekali dengan motor listrik berdaya maksimum 292 hp dengan torsi puncak 565 Nm. Pasokan daya listrik bersumber dari baterai berkapasitas 90 kWh yang membuat mobil ini mampu menempuh jarak lebih dari 660 km dengan satu kali pengisian baterai.

AFEELA EV! Prototipe Pertama Dari Sony Honda Mobility

Sedan listrik yang terlihat di sini adalah AFEELA EV, prototipe pertama dari merek baru bernama AFEELA. Mobil ini lahir dari usaha patungan antara Sony dan Honda yang diberi nama Sony Honda Mobility Inc. (SHM).

Sony Honda Mobility Inc. (SHM) didirikan akhir tahun lalu. Keduanya bermaksud menjadi perusahaan teknologi mobilitas yang akan menjelajahi produksi kendaraan listrik (EV) dan layanan mobilitas. Konsep baru AFEELA EV ini dimaksudkan untuk mengungkapkan visi merek dalam ‘menciptakan hubungan baru antara manusia dan mobilitas’.

Sedan 4 pintu dengan desain ramping

Melalui pendekatan ini, Sony dan Honda berusaha menghadirkan pengalaman mobilitas yang unik dan berbeda, yang lebih dari sekadar kendaraan fisik. Mereka ingin menciptakan hubungan yang lebih dekat antara orang dan kendaraan, dengan memadukan teknologi canggih, kenyamanan, dan gaya hidup pengguna.

Dilihat dari penampilannya, konsep AFEELA tampak sebagai sedan 4-pintu dengan desain ramping, dilengkapi dengan cermin digital di samping, velg aerodinamis yang ramping, dan pilar C dengan kemiringan curam.

Fascia depan dilengkapi tampilan digital Media Bar yang memungkinkan pengemudi berinteraksi dengan dunia luar. Sementara louvre di bawah grille untuk mengalirkan udara dan mendinginkan baterai, serta lampu LED yang melintang di bagian depan. Bagian belakang yang cenderung melengkung memiliki tutup bagasi dari baja yang dilengkapi dengan lampu belakang yang membentang.

Di bagian dalam, terdapat panel melingkar yang terdiri dari 4 layar melintang di sepanjang dashboard. Dua layar di setiap ujung, berguna untuk tampilan cermin samping, layar utama di depan pengemudi, dan layar infotainment yang luas. Prototipe AFEELA dilengkapi dengan setir bergaya yoke dengan kontrol multi-fungsi, dan interiornya menggunakan sedikit tombol, kecuali ada baris kontrol HVAC di tengah dashboard dan sebuah knob putar di konsol tengah.

Dimensi visual AFEELA berukuran antara BMW i4 Gran Coupe dan Audi e-tron GT, dengan panjang 4.895mm dan lebar 1.900mm. Meski begitu mobil listrik ini memiliki jarak sumbu roda 3 meter lebih panjang.

Kolaborasi dengan Qualcomm Technologies

Prototipe AFEELA dilengkapi 45 kamera di dalam dan di luar mobil untuk mendeteksi kondisi jalan dan memantau pengemudi. Sistem kamera ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mengemudi otonom Level 3 dan bantuan pengemudi Level 2+ untuk daerah perkotaan.

Untuk memberikan kepintaran bagi sistem keamanan dan mobil ini, AFEELA bekerja sama dengan Qualcomm Technologies dalam menyediakan prosesor dengan performa maksimum hingga 800 TOPS (Tera Operation Per Second). AFEELA juga bekerja sama dengan Epic Games (pengembang permainan video bernama ‘Fortnite’) untuk sistem entertainment dan antarmuka pengguna.

Belum ada nama resmi atau penunjukan model yang diberikan untuk prototipe ini, namun AFEELA akan mulai menerima pesanan pada paruh pertama tahun 2025 mendatang. Penjualan mobil listrik baru ini dijadwalkan dimulai pada akhir tahun 2025, dan pengiriman kepada pelanggan di Amerika Utara diharapkan dimulai pada 2026.

Untuk spesifikasi angka tenaga kuda dan torsi masih belum diungkap saat ini, demikian pula ukuran baterai, efisiensi, dan harga (tentunya). Namun, mobil ini akan memiliki sistem penggerak listrik AWD dengan suspensi double wishbone di bagian depan dan suspensi multi-link di bagian belakang.

Pasar Kendaraan Listrik Premium Indonesia Dipimpin BMW i

BMW Group Indonesia mengumumkan pencapaian penjualan BMW i hingga dengan saat ini. Pencapaian ini kian tegaskan posisi terdepan BMW di pasar kendaraan listrik premium.

BMW Indonesia pun akan memfasilitasi kesuksesan KTT ASEAN 2023 sebagai Sustainable Mobility Partner. Secara total, 36 unit New BMW i7 akan turut sukseskan ASEAN SUMMIT 2023 mendatang. Kolaborasi ini merupakan lanjutan atas keberhasilan BMW Group Indonesia menyediakan 13 unit BMW iX untuk KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo pada bulan Mei lalu.

Model flagship BMW i yaitu BMW i4 dan BMW iX, terus memperkuat posisi BMW di pasar kendaraan full listrik premium Indonesia. Meskipun pengiriman unit BMW iX xDrive40 Sport baru saja dimulai pada Maret lalu, namun BMW dianggap telah sukses memimpin di segmen ini. Berdasarkan data penjualan kendaraan listrik premium di Indonesia, BMW i4, BMW iX, dan MINI Electric memegang 77 persen pasar ini sepanjang Januari hingga Mei 2023.

Selain itu, suksesnya peluncuran BMW i7 di Indonesia mampu mewakikan komitmen BMW dalam menggabungkan desain mewah dengan mobilitas listrik terkini.

Ramesh Divyanathan, Presiden Direktur BMW Group Indonesia, mengungkapkan pemikirannya tentang pencapaian EV dari BMW baru-baru ini, “Di BMW, kami sangat percaya bahwa kemewahan dan keberlanjutan hidup berdampingan. Kami tidak menganggap pencapaian kami dengan kendaraan listrik (EV) sebagai kesuksesan sesaat, tetapi sebagai batu loncatan menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi kita semua. Rangkaian model BMW yang luar biasa menginspirasi pelanggan kami di Indonesia, terutama dengan hadirnya varian kendaraan full listrik BMW.”

“Ke depan, BMW Group Indonesia bersemangat untuk mengingatkan lebih banyak pelanggan akan komitmen BMW terhadap keberlanjutan dan kemewahan dengan peluncuran BMW iX1 dan BMW i5 yang akan datang di Indonesia.” tutup Ramesh.

MG4 EV Punya Harga Kompetitif

Hari ini (14/06/2023) MG Motor Indonesia mengumumkan harga untuk mobil listrik terbarunya, MG4 EV. Harga terobosan ini diklaim bakal menarik perhatian konsumen dan mengubah paradigma mengenai ketersediaan mobil listrik di Tanah Air. Sebab MG4 EV sendiri merupakan hasil evolusi terbaru dari inovasi MG Motor dalam bidang kendaraan listrik.

MG4 EV dilengkapi dengan desain modern dan teknologi canggih, serta membawa pengalaman berkendara yang revolusioner bagi konsumen Indonesia. Dalam langkah berani ini, MG Motor Indonesia meluncurkan MG4 EV sebagai model pertama dalam jajaran mobil listrik yang dijual secara resmi di Indonesia.

MG ingin merevolusi ekspektasi konsumen kendaraan listrik

Pada acara yang dilangsungkan di The Forum Summarecon Mall Kelapa Gading 3, MG Motor Indonesia menyampaikan bahwa MG4 EV tersebut dipasarkan di Indonesia mulai dari harga Rp 649,9 juta. Langkah ini tentu memberikan kesempatan kepada lebih banyak konsumen Indonesia untuk beralih ke solusi kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

“Kami bangga dapat memberikan aksesibilitas yang lebih besar kepada konsumen Indonesia melalui harga terobosan ini. Dengan harga yang luar biasa ini, kami ingin merevolusi ekspektasi konsumen tentang mobil listrik dan mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia,” kata Arief Syarifudin, Marketing & PR Director MG Motor Indonesia.

Sejak pengumuman pre-order pada awal Februari 2023 lalu, MG Motor Indonesia telah menerima respons yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. Minat yang tinggi ini mendorong kepercayaan diri MG Motor Indonesia untuk menetapkan harga yang atraktif bagi kendaraan listrik ini.

Performa yang mantap didukung dengan motor listrik yang kuat

MG4 EV dipercaya mampu menjadi pilihan ideal bagi konsumen yang menginginkan kendaraan yang hemat energi tanpa mengorbankan kenyamanan dan performa. MG4 EV dilengkapi dengan fitur teknologi terkini dan solusi inovatif dari MG Motor, sehingga memberikan pengalaman berkendara yang spesial.

Performa yang mantap didukung dengan motor listrik yang kuat, yang memberikan akselerasi yang responsif dan pengendaraan yang halus. Dengan baterai yang dapat diisi ulang, maka tersedia jarak jangkauan yang memadai untuk mengatasi perjalanan sehari-hari. Sistem suspensinya pun dioptimalkan untuk memberikan kenyamanan dan stabilitas.

Terdapat layar sentuh yang intuitif, sehingga menyediakan akses mudah ke berbagai fitur dan aplikasi yang akan mempermudah dan menyenangkan selama perjalanan. Selain itu, fitur keamanan canggih seperti sistem pengereman regeneratif, termasuk peringatan tabrakan akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengemudi serta penumpang.

Mercedes-EQ Melenggang di Jakarta E-Prix 2023

Ajang balap Jakarta E-Prix sukses berjalan dan ditutup pada 4 Juni 2023 lalu di Sirkuit Ancol. Yang menarik adalah ada kejutan dari PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia yang menampilkan VIP Circuit Experience di balap bergengsi ini. Meski tim Formula E Mercedes-EQ absen balapan di musim ini, namun Mercedes-Benz tetap mendukung ajang Jakarta E-Prix dengan menghadirkan lini kendaraan full-electric Mercedes-EQ. 

Yup! Semua mata penonton dikejutkan oleh penampakan Mercedes-EQS, EQE, EQA, dan EQB. Menariknya lagi keempat model Mercedes-Benz terbaru ini pun dapat dikendarai secara langsung di sirkuit Jakarta E-Prix oleh para tamu VIP yang berada di Royal Suite.

Dukung kegiatan elektrifikasi

“Elektrifikasi telah menjadi salah satu strategi Mercedes-Benz secara global dan kami mendukung kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kesadaran masyarakat akan elektrifikasi seperti Jakarta E-Prix,” ujar Choi Duk Jun, Presiden Direktur PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia.

Sedikit informasi, Mercedes EQB adalah SUV kompak listrik yang dibangun dari basis Mercedes-Benz GLB-Class. EQB tetap mempertahankan banyak elemen desain dan fitur yang sama dengan versi bensinnya, namun dengan beberapa sentuhan desain yang khas untuk menonjolkan gaya baru versi EV nya.

Menawarkan pengalaman berkendara Mercedes-EQ

Sementara model EQA didasarkan pada platform kendaraan MFA2 Mercedes-Benz yang digunakan pada jajaran model kompak lainnya, seperti A-Class dan GLA. Namun, EQA memiliki sistem penggerak listrik yang berbeda yaitu penggerak roda depan atau penggerak empat roda (4MATIC). Disayangkan, saat ini model EQA dan EQB baru akan siap meluncur di Indonesia.

Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Marketing Communication and Public Relations PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia mengatakan, “Selama berlangsungnya ajang balap Jakarta E-Prix, kami menawarkan pengalaman kepada para tamu VIP untuk mencoba lini kendaraan Mercedes-EQ yang semakin lengkap dengan hadirnya Mercedes-EQA dan EQB yang sebentar lagi akan meluncur di Indonesia. Kami berharap kegiatan VIP Circuit Experience dapat memberikan gambaran yang lebih jelas seputar lini kendaraan full-electric kami serta meningkatkan antusiasme masyarakat akan elektrifikasi.

Fiat Topolino EV, Mobil Pantai Yang Eyecatching

Kembaran dari mobil listrik mungil Citröen Ami dan Opel Rocks-e di pasar Eropa akan bertambah satu lagi. Grup raksasa otomotif Stellantis akan segera meluncurkan dalam versi Italia: Fiat Topolino.

Jika wujud Citröen Ami dan Opel Rocks-e lebih terlihat semi futuristik. Fiat Topolino mengusung gaya retro-modern. Nah, anda penasaran bukan?

Topolino, Nostalgia Mobil Mungil Italia

Sebelumnya, New 500 mungkin adalah mobil listrik terkecil dari Fiat. Namun kini tidak lagi. Topolino yang merupakan quadricycle bertenaga listrik kembaran Citröen Ami ukurannya jauh lebih imut.

Bentuknya terlihat seperti Fiat 500, namun dilengkapi dengan atap kanvas dan tanpa pintu. Desain tanpa pintu pada Topolino penghisap elektron ini mengingatkan pada mobil pantai “Spiaggina”, berasal dari kata Spiaggia yang dalam bahasa Italia artinya “Pantai”.

Lahirnya mobil pantai Spiaggina  bermula dari pesanan khusus “Big Boss” FIAT, Gianni Agnelli di tahun 1956. Mobil rancangan Pininfarina ini berbasis dari ‘city car’ Fiat 600 Multipla. Mobil ini khusus digunakan untuk mengantar tamu pribadi CEO FIAT nan eksentrik tersebut di villa dan dermaga yacht pribadinya di pesisir pantai Nice, Perancis.

Beberapa tahun kemudian, muncul model sejenis yang dipasarkan secara luas ke seantero Eropa yakni Fiat Jolly. Desain rancangan biro karoseri Ghia ini diproduksi pertamakali tahun 1958. Bentuknya yang unik membuat Fiat Jolly begitu populer dan laris manis di pasaran.

Label nama Topolino merupakan julukan populer untuk model Fiat 500 generasi pertama yang diproduksi pada tahun 1936.

Desain Retro-Modern Khas Italia

Dari segi desain, Fiat Topolino EV sangat kental dengan gaya tampilan dari mobil Fiat 500 1957. Mulai dari desain headlamp bulat, atap kanvas top, dop velg ala mobil retro, hingga laburan warna pastel yang cerah dan unik.

Kemasan warna warni nan meriah pun disematkan pada area interior. Mulai dari area dashboard hingga lapisan jok tampil dengan nuansa warna yang ceria. Fiat Topolino EV memang dirancang sebagai mobil santai untuk bersenang-senang.

Apakah Speknya Serupa Dengan Citröen Ami?

Fiat Topolino EV dan juga Citröen Ami pada dasarnya merupakan sebuah quadricycle yang kurang lebih mirip mobil golf.

Mobil jenis ini dapat dikendarai di jalan raya dalam kota. Di kawasan Eropa dan Amerika Serikat, batas usia minimum pengemudi berkisar antara 14-16 tahun. Dengan demikian, ada kemungkinan Fiat Topolino EV juga bakal dipasarkan di AS yang melegalkan penggunaan kendaraan jenis ini di jalan raya. Selain itu, daratan Amerika Serikat dan wilayah kepulauan Hawaii cukup banyak memiliki kawasan wisata pantai.

Untuk saat ini pihak pabrikan belum mengungkap data teknis lengkap Topolino EV.  Meskipun demikian, diperkirakan basis platform rancang bangun yang digunakan identik dengan Citröen Ami.

Jika memang identik, maka Fiat Topolino EV bakal dibekali dengan motor listrik penggerak berdaya 6 kW atau setara 8 hp. Pasokan daya listrik pun akan bersumber dari baterai lithium-ion berkapasitas daya 5.5 kWh.

Karena jenisnya tak beda dengan mobil golf, kecepatan maksimumnya kurang lebih 45 km/jam. Kapasitas baterainya yang kecil membuat jarak jelajah maksimumnya pun terbatas, tak lebih dari 70 km.

Stellantis belum lama ini menyuntik dana investasi sebesar €300 juta untuk meningkatkan kapasitas produksi fasilitas manufaktur Kenitra di Maroko. Ada kemungkinan Fiat Topolino EV juga akan diproduksi di tempat ini seperti halnya Citröen Ami.

Meskipun label harganya belum diumumkan, diperkirakan harga jualnya tak jauh berbeda dari Citröen Ami yang telah lebih dulu beredar di pasar Eropa. Ya, kurang lebih harga jualnya bakal berada di kisaran €7,000 atau setara Rp 112 jutaan. Itu belum termasuk insentif pembelian mobil listrik yang berlaku di sejumlah negara Eropa.

VW Mobil listrik ID BUzz

VW ID. Buzz LWB Siap Ramaikan Pasar Amerika dan Eropa

Terkadang sebuah sosok kendaraan itu seperti musik yang nikmat dan mampu memberikan aura yang menyenangkan. Hal tersebut mungkin yang menggambarkan sosok Volkswagen (VW) ID. Buzz. Sebuah mobil listrik yang punya tampilan yang unik dan mengundang senyum bagi siapa saja yang melihatnya. Setelah ID. Buzz hadir beberapa waktu silam, kini VW menghadirkan versi long wheelbase (LWB), khusus untuk wilayah Amerika (dan Canada) serta Eropa.

Kembalinya ke pasar Amerika Utara

Mobil ini sekaligus menandai kembalinya VW bus ke pasar Amerika Utara, setelah vakum selama 20 tahun lalu. Debut ID. Buzz LWB di Amerika berlangsung pada 2 Juni 2023, di Huntington Beach, dekat kota Los Angeles.

Pemilihan tempat tersebut ialah karena merupakan ‘tempat nongkrong’ para peselancar di California. Kaitannya dengan VW bus ialah para peselancar di masa lalu seringkali menggunakan VW bus generasi T1, T2, hingga T3. Asyiknya lagi, setiap tanggal 2 Juni nantinya akan diperingati sebagai Volkswagen Bus Day di Amerika.

Selanjutnya, ID. Buzz LWB diperkenalkan di Eropa pada 23 hingga 25 Juni dalam event VW Bus Festival di kota Hannover, Jerman. Gelaran ini merupakan event meet-up terbesar bagi pecinta dan pengguna VW bus di Eropa, serta pesertanya pun hadir dari segala penjuru negara.

Wheelbase bertambah 250 mm

Dengan panjang bodi mencapai nyaris 5 meter (4.962 mm), wheelbase VW ID. Buzz LWB bertambah 250 mm dan memungkinkan untuk adanya jok baris ketiga. Selain itu, ruang kargonya pun turut membengkak hingga 2,469 liter dan baterai yang berkapasitas lebih besar (85 kWh) dapat disematkan.  

ID. Buzz LWB juga akan tersedia dengan motor listrik 210 kW (setara dengan 286 hp) dan mampu mencapai top speed 160 km/jam (dibatasi secara elektronis). Akselerasi 0-100 km/jam dapat diselesaikan dalam waktu 7,9 detik. Sedangkan untuk versi Eropa, harus ‘puas’ dengan motor listrik 150 kW. Jadi top speed-nya berada di angka 145 km/jam saja.

Lebih lanjut, di tahun 2024 nanti VW juga akan memperkenalkan ID. Buzz LWB versi GTX yang berpenggerak all-wheel drive dan memakai motor listrik 250 kW (atau setara 339 hp). Hasilnya ialah akselerasi 0-100 km/jam dalam tempo 6,4 detik!

Komitmen Hyundai Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Hyundai belum lama mendirikan pabrik battery system di wilayah Cikarang, Jawa Barat. Langkah ini diharapkan akan membantu perusahaan mencapai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang ditentukan untuk kendaraan listrik. Lebih lanjut, Hyundai pun telah berkomitmen dalam memusatkan kegiatan produksi kendaraan listriknya di dalam negeri yang diwujudkan dengan memproduksi Ioniq 5 di fasilitas PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.

Lebih lanjut, dengan proses konstruksi pabrik battery system yang akan selesai pada tahun depan, Hyundai akan dapat segera menghadirkan rantai pasok kendaraan listrik yang lengkap. Produksi battery system dan sel baterai akan melengkapi kegiatan manufaktur kendaraan listrik Hyundai di Indonesia yang telah beroperasi sejak Maret 2022.

Turut mendorong elektrifikasi 

Sederet inisiatif dari Hyundai sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan peta jalan ekosistem kendaraan listrik, termasuk untuk menjadi pemain kunci di industri kendaraan listrik global. Indonesia sendiri didukung dengan sumber daya melimpah untuk terus mengakselerasi perluasan pasar dan ekosistem kendaraan listrik.

Lebih lanjut, pemerintah juga berencana untuk mempertahankan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 0 persen untuk BEV buatan Indonesia begitu ekosistem kendaraan listrik telah lengkap. Di sisi lain, nantinya akan ada peningkatan PPnBM untuk hybrid electric vehicle (HEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).

“Hyundai akan terus memperkuat komitmennya untuk mendorong elektrifikasi di industri otomotif Indonesia secara berkelanjutan, termasuk melanjutkan dukungan penuh kami terhadap pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air dengan mematuhi berbagai regulasi dan kebijakan yang diterapkan,” ungkap Woojune Cha, President Director PT Hyundai Motors Indonesia, beberapa saat silam.

Sudah siap lebih dari 200 titik charging station

Oleh karenanya, Hyundai, berbekal ekosistem yang semakin komprehensif, akan terus memperkuat fokusnya dalam menghadirkan lini BEV terdepan yang dapat memberikan manfaat lebih bagi konsumen. Dalam memajukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Hyundai Motors Indonesia menyediakan jaringan charging station di lebih dari 200 titik di Indonesia.

Hyundai juga telah meluncurkan Ultra Fast Charging Station tercepat di Indonesia yang berlokasi di Plaza Indonesia, Jakarta. Ke depan, Hyundai Motors Indonesia akan terus memperluas jaringan charging station ke lebih banyak wilayah untuk mempermudah pengisian daya kendaraan listrik bagi pengguna.