Citroën ë-Berlingo, Mobil Kerja Fungsional dan Sukses Naik Kelas

Perjalanan kami ke Prancis beberapa waktu silam, tidak hanya untuk mengunjungi Paris Motor Show 2024 saja. Namun juga berkesempatan untuk mencoba produk Citroën yang bebas emisi, yakni ë-Berlingo. Wajar jika Anda yang belum akrab dengan Berlingo, karena mobil ini memang tidak pernah masuk ke pasar Indonesia. Tapi di negara tetangga, seperti Singapura maupun Malaysia, Anda bisa menjumpai Citroën Berlingo. Sebenarnya, generasi awal Citroën Berlingo merupakan kembaran dari Peugeot Partner.

Oke, unit kendaraan Citroën yang disediakan oleh pihak Stellantis, untuk perjalanan nyaris 100 km kali ini memang beragam. Namun, kami sukses ‘mendapatkan’ ë-Berlingo. Walaupun Citroën menyebut mobil ini sebagai leisure van, Berlingo lahir sebagai mobil untuk kebutuhan niaga. Seiring perjalanan waktu, Berlingo pun digunakan sebagai Multi Purpose Vehicle (MPV) keluarga. Wajar saja jika kini ada yang versi listrik alias EV.

Varian M terasa pas untuk harian

Unit Citroën ë-Berlingo yang kami gunakan ialah varian M, dengan trim Ambiance XTR dan berkelir Backpacker Khaki. Karena varian M, maka tempat duduknya hanya dua baris. Citroën ë-Berlingo juga tersedia dalam varian XL dengan jok tiga baris. Perbedaan terbesar ialah pada panjang bodinya. Jika varian M memiliki panjang 4.400 mm, maka varian XL punya panjang 4.750 mm.

Karena kami hanya berdua saja dalam MPV ini, maka varian M terasa pas untuk perjalanan. Titik awal bermula dari Quai de Grenelle, tepat pada jantung kota Paris. Sajian kemacetan dan suara klakson yang khas di pagi hari, sudah harus kami maklumi. Usai menembus sejumlah persimpangan kusut, ternyata kami terpisah dari iring-iringan dari mobil media yang lain.

Karena Citroën ë-Berlingo ini terasa menyenangkan, kami memutuskan untuk mencari rute sendiri menuju titik selanjutnya, yakni di Abbaye des Vaux-de Cernay. Lokasi ini terletak di antara kota Auffargis dan Cernay-la-Ville. Jika saja tidak tertinggal dari rombongan, kami akan tiba di titik tersebut melalui kota Cernay-la-Ville. Apa yang terjadi malah kami melalui kota Trappes, Les Essarts-le-Roi, dan Auffargis.

Tetap yakin dibesut di jalanan sempit

Sebagai pelengkap, sinyal Wi-Fi kami turut hilang saat berada di area cagar alam Sablière de Pont Grandval, pinggiran kota Auffargis. Untuk mencari sinyal, kami putar balik kembali menuju ke kota Auffargis. Setelah sinyal kembali penuh, kami hanya terpaut sekitar beberapa menit dari rombongan.

Untuk mengejar ketinggalan, kami pun membesut Citroën ë-Berlingo di jalanan pedesaan yang tergolong ‘ngepas’, penuh tikungan, ditambah dengan tingkat elevasi yang beragam. Kami sangat terkesan dengan karakter MPV ini. Setirnya terasa komunikatif, karakter suspensinya begitu supel, minim body roll, namun tidak kaku. Buat apa pakai mobil sport, kalau Citroën ë-Berlingo saja sudah bisa begini. Heran…

Akhirnya kami re-grouping di halaman depan Abbaye des Vaux-de Cernay, untuk selanjutnya beriringan menuju Maison Jaune, di Boulogne-Billancourt. Kini waktunya memperhatikan apa saja yang dimiliki Citroën ë-Berlingo ini.

Fisik luarnya merepresentasikan desain baru Citroën. Bagian depannya didesain ulang dengan mengadopsi identitas visual Citroën terkini. Banyak garis vertikal yang memperlihatkan kesan modern. Tak ketinggalan ada aksen detil kebanggaan Citroën, yakni pola chevron. Pada lampu depan terdapat satu garis vertikal dan dua garis horizontal.

Jok nyaman khas Citroën

Roof rail hanya tersedia pada trim teratas saja. Garis atap terlihat harmonis dengan sisi bodi, hingga ke panel pintu kargo. Pintu geser memudahkan akses penumpang untuk masuk dan keluar, sayangnya agak butuh tenaga ekstra untuk membuka atau menutupnya. Sepertinya karakter ‘mobil kerja’ masih terasa. Pada unit yang kami gunakan, memakai velg 17 inci dan dibalut ban Bridgestone Turanza 6 Enliten ukuran 205/55 R17.

Untuk memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang, ë-Berlingo dilengkapi dengan jok Citroën Advanced Comfort. Sepasang jok depan dilengkapi dengan armrest, sehingga memanjakan pengemudi dan penumpang depan.

Dashboard menjadi salah satu fitur andalan pada Citroën ë-Berlingo, dilengkapi dengan instrument cluster digital dan layar sentuh 10 inci. Di bagian atas dashboard, terdapat Top Box untuk menyimpan beragam barang. Sedangkan, tombol start/stop, tuas transmisi, fungsi mode berkendara, dan tuas rem parkir, diposisinya pada console tengah.

Ada fitur unik Modutop, sebagai atap multifungsi. Terdiri dari panel transluen, lampu ruang kabin, kompartemen atap, hingga panoramic glass roof. Jika dihitung secara teliti, Citroën ë-Berlingo memiliki 27 ruang penyimpanan barang yang tersebar di dalam kabin. Kalau ditotal, kapasitasnya mencapai 186 liter.

Jarak tempuh mencapai 320 km

Citroën ë-Berlingo terasa ringan saat berakselerasi dan meluncur tenang di jalan bebas hambatan. Tentu saja berkat peran motor listrik 100kW (setara 136 hp), dengan baterai LFP 50kWh. Jarak tempuhnya mencapai 320 km (menurut pengujian WLTP). Prestasi ini tentu cocok untuk penggunaan kendaraan secara harian.

Baterai MPV ini dapat diisi ulang secara penuh melalui wall charger 7,4 kW selama 7,5 jam. Jika menggunakan wall charger 11 kW, maka pengisian penuhnya hanya selama 5 jam. Selain itu, untuk mengisi daya baterai dengan menggunakan charger 100 kW, dari kondisi kosong hingga 80 persen, cukup memakan waktu 30 menit saja.

Lebih lanjut, untuk pasar Eropa hanya dipasarkan Citroën ë-Berlingo. Sedangkan untuk pasar di luar Eropa atau pasar spesifik lainnya, Citroën Berlingo punya pilihan mesin bensin, diesel, maupun versi listrik.

Nissan Serena Diantar Lebih Cepat Dari Perkiraan

Mulai dari 23 Agustus 2024, PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) secara bertahap mendistribusikan The All-New Serena e-POWER. Diawali dengan sepuluh pelanggan pertama yang telah melakukan pemesanan di ajang Gaikindo International Auto Show (GIIAS) 2024 silam.

Ternyata Multi Purpose Vehicle (MPV) ini mendapat sambutan luar biasa dari pengguna dan pencinta Nissan Serena di Indonesia. Melalui acara serah terima (handover) ini, Nissan kembali menunjukkan komitmennya terhadap masa depan mobilitas yang lebih baik di Indonesia.

Penyerahan dilakukan secara langsung oleh Evensius Go, Presiden Direktur PT NMDI, di wilayah Sentul, Bogor, Jawa Barat. Dalam kesempatan tersebut, beliau menegaskan komitmen Nissan untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon di Indonesia.

MPV teranyar Nissan ini adalah bukti nyata dari upaya berkelanjutan Nissan untuk menghadirkan teknologi elektrifikasi yang inovatif di Indonesia.

Kendaraan ini dirancang dengan teknologi e-POWER yang menggabungkan performa unggul dengan efisiensi bahan bakar, sekaligus memberikan pengalaman berkendara listrik bebas khawatir tentang pengisian daya.

The All-New Nissan Serena e-POWER tidak hanya menjadi kendaraan yang ideal untuk keluarga, namun juga merupakan solusi yang selaras dengan gaya hidup masa kini.

“Kami yakin bahwa kehadiran The All-New Nissan Serena e-POWER ini akan melebihi harapan para pelanggan dengan terdapatnya fitur canggih serta fungsional,” kata Evensius Go.

“Mobil MPV ini kami pilih karena sangat nyaman untuk perjalanan bersama keluarga,” sambut Yulianti, salah satu pelanggan Nissan.

Kombinasi teknologi terdepan dan fitur keselamatan, menjadikan The All-New Nissan Serena e-POWER sebagai pilihan ideal bagi keluarga. MPV ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 635 juta varian one tone. Sedangkan, untuk varian two tone dijual mulai dari Rp 639,5 juta.

BYD M6, Sudah Tepat Bagi Konsumen MPV Tanah Air?

Kehadiran M6 di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 silam, memang menjadi magnet kuat bagi pengunjung untuk ‘melipir’ ke booth BYD. Ya, BYD M6 seperti menjadi sosok baru di pasar yang cukup digemari oleh konsumen Tanah Air, yakni Multi Purpose Vehicle (MPV) dengan tempat duduk tiga baris. Apalagi mampu memuat enam hingga tujuh penumpang.

BYD M6 ini sukses membuat ‘sakit gigi’ sejumlah produsen lain di pasar tersebut. Sudah MPV dengan tempat duduk tiga baris, kapasitas penumpang mencapai tujuh orang, bertenaga listrik pula. Singkat kata, memang disesuaikan dengan kebutuhan mobilitas keluarga di Indonesia. Saat GIIAS 2024 lalu, kami sempat mencoba BYD M6 secara singkat di area test drive. Namun, untuk merasakan rasa berkendaranya, memang harus di perjalanan jarak jauh.

Hadir dengan tiga varian

Rasa penasaran kami terhadap BYD M6 terbayarkan saat menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, dan sebaliknya. Rute sejauh lebih dari 330 km, kami lalui dengan melewati berbagai variasi medan jalan. BYD M6 hadir dalam tiga varian, yaitu M6 Standard, M6 Superior, dan M6 Superior Captain Seat. 

Panjang bodi 4.710 mm dengan wheelbase 2.800 mm, membuat BYD M6 menawarkan kenyamanan berkendara. Desain bagian depan yang aerodinamis, mampu mengoptimalkan aliran udara saat melaju. Mengisi keempat ruang spakbor ialah velg 17 inci dengan balutan ban 225/55 R17. Khusus pada varian Superior dan Superior Captain Seat, terdapat panoramic glass roof serta roof rail pada bagian atap.

Layar tengah bisa diputar

Masuk ke kabin, BYD M6 memiliki layar tengah berukuran 12,8 inci dan mampu diputar secara 90 derajat. Sistem infotainment didukung Apple Carplay dan Android Auto, termasuk fitur bluetooth memungkinkan pengemudi mengintegrasikan ponsel dengan mudah. Sedangkan joknya dibalut dengan material kulit sintetis. Lagi-lagi, fitur ventilated seat hanya ada pada varian Superior dan Superior Captain Seat saja.

BYD M6 varian Standard ditenagai oleh Blade Battery berkapasitas 55,4 kWh, yang menghasilkan tenaga 120 kW (setara 161 hp) dengan jarak tempuh sejauh 420 km. Sedangkan varian Superior dan Superior Captain, ditenagai Blade Battery berkapasitas 71,8 kWh. Sehingga menghasilkan tenaga 150 kW (setara 201 hp) dan jarak tempuhnya mencapai 530 km.

Sprint 0-100 km/jam cukup 8,6 detik

Kami membesut BYD M6 Superior, dengan torsi maksimum 310 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam diklaim hanya 8,6 detik. Oke juga untuk sebuah kendaraan keluarga… Top speed dibatasi pada 180 km/jam. Kami membuktikan nikmatnya torsi besar mobil ini. Tanjakan curam di sekitar wilayah Ciater, Cikole, hingga Ciburial, semua dilibas dengan mudah tanpa harus bersusah payah.

Aksi suspensi juga memiliki karakter yang kami anggap unik. Di saat menghajar polisi tidur ukuran kecil maupun lubang di jalanan, meskipun di kecepatan rendah, maka akan terasa kurang nyaman. Tapi, ketika melewati jalanan bergelombang maupun ketika menikung di kecepatan sedang, BYD M6 malah terasa oke. Settingan suspensi macam apa ini, heran… Setidaknya, kaki-kaki menggunakan McPherson strut pada bagian depan dan Multi-link untuk bagian belakang.

Kesimpulannya, BYD M6 menjadi senjata baru untuk meraih simpati masyarakat Indonesia, terutama yang sedang mengincar MPV listrik untuk aktivitas keluarga. Lagipula, harganya mulai dari Rp 379 juta hingga Rp 429 juta. PT BYD Motor Indonesia mengakui sudah punya lebih dari 1.600 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) untuk M6, sejak GIIAS 2024 lalu. Keren juga…

Berselang Setahun, Nissan Serena e-Power Dijual di GIIAS 2024

Nissan Serena memulai debutnya di Indonesia pada tahun 1996. Nissan secara konsisten selalu memasarkan Multi Purpose Vehicle (MPV) ini di Indonesia, dan kini menghadirkan Nissan Serena e-Power. Pilar elektrifikasi Nissan tidak hanya pada Battery Electric Vehicle (BEV), tetapi juga e-Power.

Inovasi elektrifikasi Nissan melalui teknologi revolusioner e-Power yang sudah masuk ke generasi kedua, telah mendapat banyak pujian dan penghargaan.  Teknologi inovatif ini memungkinkan pengendara menikmati pengalaman berkendara mobil listrik sepenuhnya tanpa membutuhkan plug-in charger sehingga menjadikannya lebih praktis dan hemat waktu.

Dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 ini, Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) secara resmi menjual Serena e-Power. Kinerja sistem e-Power yang digunakannya, mesin bensin bekerja secara otomatis mengisi daya baterai ketika dibutuhkan, sehingga konsumsi bahan bakar sangat efisien. Teknologi e-Power yang juga disematkan di Nissan Kicks yang diluncurkan sejak tahun 2020 di Indonesia.

Pada Serena dengan kode bodi C28 ini, Nissan memasangkan seperangkat sistem e-Power digandengkan dengan mesin berkapasitas 1,4 liter. Yang mana mesin HR14DE tersebut kini hanya digunakan pada Serena. Selain sumber tenaganya yang mutakhir, urusan desain eksterior dan interior pun turut mengimbanginya.

Di bagian luar, kesan garis tegas masih diperlihatkan, bahkan bagian depannya terlihat meruncing. Sedangkan interiornya dikelilingi dengan sejumlah kaca yang berukuran besar, sehingga penumpang dibuat jauh dari rasa klaustrofobia.

MPV yang berparas ‘Jepang sekali’ ini, dipasarkan dengan harga Rp 635 juta dan Rp 639 juta. NMDI sendiri mengklaim bahwa indennya pun tidak lama-lama, supaya pembeli dapat segera menikmati MPV andalan Nissan yang senyap ini.

Hyundai Stargazer Essential

Review Hyundai Stargazer Essential, Utamakan Fitur Dasar MPV

Tidak dapat dipungkiri bahwa segmen Multi-Purpose Vehicle (MPV) masih difavoritkan oleh konsumen Tanah Air, tentunya selain segmen Sport Utility Vehicle (SUV). Sejumlah pabrikan pun menyasar segmen MPV sebagai penyumbang volume penjualan produknya. Pasar otomotif Indonesia memang telah lama diramaikan oleh produsen mobil asal Jepang, namun kini brand dari Tiongkok dan Korea Selatan ikut gencar menjajakan produk andalannya.

Hyundai pun ingin merasakan manisnya pasar MPV dengan memasarkan Stargazer di tahun 2022 silam. Kami pun masih ingat ucapan Woojune Cha, President Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), saat peluncuran Hyundai Stargazer. “Stargazer menjadi tanda bahwa Hyundai memberikan jawaban bagi gaya hidup masyarakat Indonesia yang gemar bepergian jauh bersama keluarga,” ujarnya.

Pengganti varian Trend

Tak sampai satu tahun setelah debutnya, pihak HMID pun mengoptimalkan Hyundai Stargazer, sekaligus mengganti varian yang dirasa ‘sepi pengunjung’. Pada awalnya Stargazer memiliki varian Active, Trend, Style, dan Prime. Maka pada bulan Juli 2023 silam, hadir varian Essential sebagai pengganti Trend. Bukan hanya menggantikan, tapi juga memiliki penyesuaian fitur yang dirasa lebih penting bagi pengguna kendaraan MPV. Setidaknya itu yang ingin disampaikan oleh HMID…

Pada eksterior, terutama pada grille, bumper dan paduan warna di varian Essential ini terlihat serupa dengan Trend maupun Prime. Termasuk penggunaan Horizon LED DRL dan LED Headlamp yang senada dengan nuansa modern kendaraan ini. Melihat ke bagian sisinya, velg alloy yang digunakan pun identik dengan Stargazer Active versi update, yakni berdiameter 16 inci dan memiliki warna single tone.

Sesuai dengan masukan dari konsumen kepada HMID terkait panel instrumen pada dashboard, maka kini Stargazer mengadopsi desain panel instrumen yang rendah, dengan frame warna hitam, sehingga menyuguhkan visibilitas berkendara lebih baik. Pada varian Essential, panel meter sudah menggunakan layar TFT LCD 4,2 inci full digital yang menampilkan informasi dari sistem kendaraan. Head unit 8 inci yang disematkan juga memiliki konektivitas Android Auto dan Apple CarPlay.

Fitur Blue Link ditiadakan

Ternyata ada yang kurang dari Stargazer Essential ini, yaitu vanity mirror pada sun visor penumpang depan dan map pocket pada kedua jok baris pertama. Namun setidaknya barang bawaan bisa diletakkan di tempat penyimpanan pada door trim. Kelengkapan lain yang absen ialah fitur Blue Link yang sebelumnya dimiliki oleh varian Trend.

Namun, HMID melakukan kompensasi dengan menyebar lebih banyak fitur buat Stargazer Essential. Mulai dari Auto Up/Down & Safety Power Window, Remote Window Control, 2nd Row USB Charging Port, Smart Keyless Entry, Parking Distance Warning, Tire Pressure Monitoring System, dan Outside Rear View Mirror with Electric Folding. Khusus fitur Push Start Button, Smart Key Button, Remote Start Engine hanya tersedia pada varian Essential bertransmisi IVT.

Jok berbahan fabric terbukti lebih sejuk

Jarak sumbu roda 2,780 mm milik Stargazer merupakan terpanjang di kelasnya. Dimensi panjang 4.460 mm, lebar 1.780 mm, dan tinggi 1.695 mm. Sedangkan overhang 800 mm untuk bagian depan dan 880 mm untuk belakang, membuat kabin menjadi lapang. Jok varian Essential menggunakan material fabric, memang tidak memberikan kesan elegan, namun kami merasa lebih sejuk ketika diduduki.

Mesin yang digunakan tidak bebeda dengan varian Stargazer lainnya, yakni unit Smartstream G4FIII DOHC 1.5 liter dengan output 113 hp dan torsi maksimal 143,8 Nm. Seperti varian Style dan Prime, Stargazer Essential IVT juga dilengkapi dengan 4 pilihan mode berkendara, yaitu Normal, Eco, Sport, dan Smart. Amat berguna di beragam kondisi berkendara. Fitur tersebut belum ada di beberapa Low MPV lain seperti Toyota Avanza G, Daihatsu Xenia R atau Mitsubishi Xpander Exceed.

Harga Hyundai Stargazer Essential yang ditawarkan pun tergolong menarik, sebab masih berada di bawah Rp 300 juta. Untuk varian Essential M/T berada di Rp 258,8 juta, sedangkan untuk yang bertransmisi IVT ialah Rp 272,5 juta. Hyundai sendiri mengklaim bahwa varian Essential ini lebih murah sekitar Rp 8 juta dibandingkan varian Trend yang dilengserkannya. Bagi konsumen yang ingin menggunakan opsi captain seat di jok baris kedua, cukup tambahkan dana sebesar Rp 1 juta.

Citroën Holiday Akomodir Gaya Hidup Van Life

Citroën menciptakan sebuah kendaraan unik untuk ditampilkan pada event Düsseldorf Caravan Show, 25 Agustus hingga 3 September 2023, di Jerman. Acara tahunan ini menjadi salah satu gelaran yang menampilkan kendaraan caravan maupun camper van. Melihat antusiasme yang tinggi dari pasar global, maka sebuah Citroën SpaceTourer dimodifikasi hingga menyerupai sosok Citroën Type H klasik dan diberi nama Citroën Holiday.

Dalam menuangkan konsep ‘neo-retro’ pada bodi SpaceTourer, Citroën menggandeng Caselani, sebuah Perusahaan karoseri asal Italia. Kepiawaian Caselani untuk mengubah bentuk mobil masa kini menjadi sosok Citroën Type H legendaris memang patut diacungi jempol. Citroën Holiday ini dijamin bakal terlihat atraktif dan langsung mudah mengundang perhatian siapa saja yang berada di sekitarnya.

Gandeng Bravia Mobil

Lagi-lagi, Citroën berkolaborasi dengan spesialis pembuat komponen camper van untuk merombak interior Holiday. Kali ini Bravia Mobil, perusahaan asal Slovenia, menjejalkan sederet perlengkapan yang diperlukan selama melakukan perjalanan seru bersama Citroën Holiday. Mulai dari atap pop-up yang mampu diisi kasur tidur, jok dua baris yang dapat berfungsi sebagai tempat tidur dan dapat dilepas, jok depan yang dapat diputar posisinya, kitchen set, meja lipat serta beberapa lemari, tak ketinggalan pemanas ruangan buatan Webasto.

Gaya hidup ‘Van Life’ memang merebak di beberapa tahun terakhir. Mayoritasnya bahkan para kaum muda, yang memiliki jiwa petualang tinggi dan senang dengan aktivitas luar ruangan. Oleh karenanya, mereka membutuhkan kendaraan yang tingginya tidak lebih dari 2 meter, tetap dapat digunakan sehari-hari, namun tetap bisa diajak berpetualang. Beberapa esensi utamanya adalah mudah dikendarai, mudah dirawat, nyaman, dan praktis.

Tetap ada ciri khas Citroën Type H klasik

Sebenarnya, SpaceTourer sudah memiliki keempat aspek tersebut. Namun Citroën ingin menyuguhkan sesuatu yang berbeda dan mengundang decak kagum. Sehingga diciptakanlah Citroën Holiday ini. Sejumlah ciri khas Citroën Type H klasik yang diaplikasikan pada Holiday di antaranya: sepasang pintu geser di setiap sisi bodi dan pintu kargo yang terpisah dengan jendela.

Dengan aransemen interior yang nantinya akan tersedia di seluruh dealer Citroën (khususnya di Eropa), Citroën Holiday ini terinspirasi dari ide akan kebebasan dalam beraktivitas, terutama aktivitas di luar ruangan bersama keluarga. Lagipula, Citroën SpaceTourer telah diterima dengan baik di sejumlah pasar otomotif.

Maxus Mifa 9

Maxus Mifa 9, MPV Premium Full-Electric Debut di GIIAS 2023

Menampilkan keunggulan teknologi elektrifikasi pada sebuah Multi-Purpose Vehicle (MPV) Premium, tahun ini Maxus ambil bagian di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang. Maxus memulai debutnya di Tanah Air dengan Mifa 9.

Mobil ini merupakan sebuah full-size MPV premium pertama di Indonesia yang berteknologi full electric, serta diluncurkan di tengah tren kendaraan berbasis baterai yang terus meningkat saat ini. Maxus Mifa 9 menyuguhkan sejumlah kemewahan yang memastikan kenyamanan bagi seluruh penumpang dalam setiap perjalanan.

Mobil ini mampu menjadi kendaraan keluarga untuk berbagai aktivitas sehari-hari seluruh anggota keluarga. “Kami hadir di Indonesia di bawah Indomobil Group dengan memastikan bahwa konsumen kami akan mendapatkan pengalaman eksklusif dalam setiap perjalanan berkendara mereka. Kendaraan dengan zero emission dan zero noise ini akan membuat perjalanan semakin nyaman dan praktis,” kata Andry Ciu, Business Development Indomobil Group.

Tak hanya sebagai MPV full-size premium, full-electric pertama di Indonesia dan juga di dunia, Mifa 9 juga menawarkan keleluasaan kabin dengan pengaturan tempat duduk yang fleksibel, fitur keselamatan yang lengkap, serta fitur konektivitas yang selalu terhubung dengan internet sepanjang perjalanan.

Maxus Mifa 9 menggunakan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga setara dengan 245 hp yang dayanya diberikan oleh baterai Lithium-Ion berkapasitas 90 kWh. Dalam keadaan baterai terisi penuh, MPV ini dapat menempuh perjalanan sejauh 440 hingga 520 km. Untuk tahap perdana, Maxus akan menawarkan satu varian Mifa 9 Premium yang akan dipasarkan dengan harga Rp. 1,425 Milyar (on-the-road Jabodetabek).

Konsumsi BBM New Suzuki XL7 Hybrid Makin Ekonomis?

Pilihan model SUV bagi para pecinta Suzuki di Indonesia kini bertambah satu lagi, New XL7 Hybrid. Varian terbaru SUV 7-penumpang XL7 ini mengikuti jejak Ertiga Hybrid yang telah lebih dulu dipasarkan oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Indonesia. Lalu, seberapa irit konsumsi BBM XL7 setelah dapat teknologi tersebut?

New XL7 Hybrid merupakan komitmen Suzuki dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Khususnya SUV ramah lingkungan sebagai sarana mobilitas keluarga modern sehari-hari. Seperti halnya Ertiga Hybrid, varian terbaru XL7 ini dibekali teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). 

Smart Hybrid Meringankan Kinerja Mesin

Mesin 1.5-liter berkode K15B yang dibekalkan pada New XL7 Hybrid sama seperti varian non-hybridnya. Output tenaga 103 hp dikail pada 6.000 rpm dan torsi maksimum 138 Nm dirasakan pada 4.400 rpm.

Nah, jantung utama dari New XL7 Hybrid yakni sistem SHVS (Smart Hybrid Vehicles by Suzuki). Sistem ini terdiri dari perangkat Integrated Starter Generator (ISG) dan 2 buah baterai (lithium-ion dan lead acid). Perangkat ISG memiliki fungsi ganda. Yang pertama yakni membantu putaran mesin saat akselerasi awal. Fungsi kedua sebagai motor starter mesin saat fitur Engine Auto Start-Stop bekerja.

Saat dalam kondisi ON, fitur ini akan mematikan mesin untuk menghemat pemakaian bahan bakar ketika mobil tak bergerak lebih dari 3 detik di lampu merah atau di kemacetan. Ketika pijakan kaki pada pedal rem dilepas atau pedal gas dipijak kembali, motor ISG akan menstarter mesin secara otomatis.

Nah, saat fungsi Engine Auto Start-Stop bekerja dan mesin mobil mati, AC akan tetap hidup. Baterai akan memasok energi listrik sebagai penggerak motor pulley kompresor AC.

Sementara untuk pasokan daya listrik, New XL7 Hybrid memanfaatkan dua buah baterai. Yang pertama yakni baterai lithium-ion bervoltase 12 V. Jenis yang digunakan sama seperti pada Ertiga Hybrid. Hanya saja New XL7 Hybrid baterainya berukuran 10 Ah seperti pada Grand Vitara Hybrid. Sedangkan pada Ertiga Hybrid ukurannya 6 Ah.

Kapasitas daya listrik baterai pun akan terus terisi berkat sistem pengisian daya regeneratif. Energi dari pengereman dan deselerasi diubah menjadi energi listrik yang kemudian disimpan pada baterai lithium-ion yang diusung.Posisi penempatan baterai lithium-ion berada di bawah jok depan dijamin aman.

Perihal perawatan baterai, Suzuki memberi garansi resmi selama 8 tahun. Jadi tak perlu khawatir bukan?Untuk sistem kelistrikan lainnya pada kendaraan seperti lampu maupun head unit tetap menggunakan baterai lead-acid alias accu standar 42 Ah bervoltase 12 V.

Konsumsi BBM XL7

Untuk XL7 versi non-hybrid bertransmisi automatic, konsumsi BBM rata-rata di kisaran 14,5 -15,5 km/l. Kecepatan berkendara antara 40-110 km/jam. Untuk dalam kota, agak sulit mengukurnya. Lebih pada berapa lama merayap di tengah kemacetan lalu lintas daripada berapa jauh jarak yang ditempuh.

Sementara berdasarkan klaim Suzuki, konsumsi BBM Suzuki XL7 Alpha A/T non-hybrid di kisaran 15 km/l. Kini giliran New XL7 Hybrid, dan fungsi Engine Auto Start-Stop dalam posisi ON. Kecepatan berkendara pun sama yakni kisaran 40-110 km/jam. Saat kami menjelajah area Yogyakarta selama 2 hari ini, konsumsi BBM New XL7 Hybrid bertransmisi automatic juga lumayan irit, yakni di angka 13,8 km/l dengan jarak tempuh sejauh 200 km.

Kenyamanan berkendara tentunya ditunjang oleh gaya berkendara normal, atau eco-driving. Tak lupa fitur cruise control siap membantu meringankan kaki melalui tombol yang ada di bagian kanan setir. Jadi kaki tidak perlu selalu menginjak pedal gas, terutama pada saat melaju konstan di jalan tol.

Dengan mesin yang sama, konsumsi BBM New XL7 Hybrid terbilang cukup ekonomis jika dibandingkan dengan Ertiga Hybrid. Ertiga Hybrid yang bobotnya jauh lebih ringan, konsumsi BBM rata-rata di kisaran 19 km/l (automatic). Tak jauh beda bukan?

Konsumsi BBM kendaraan tentunya bergantung pada sejumlah faktor seperti kecepatan berkendara, kondisi rute jalan dan kepadatan lalu lintas. Selain itu, cara mengemudi pun turut berpengaruh. Bisa dikatakan teknologi Smart Hybrid terbukti membuat kinerja mesin menjadi lebih ringan, konsumsi BBM pun kian ekonomis.

Suzuki XL7 Hybrid Dibekali Fitur Yang Tak Kalah Memikat

Suzuki XL7 Hybrid jadi varian terbaru yang diperkenalkan oleh PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dalam jajaran SUV yang dipasarkan di Indonesia. Saat melihat wujudnya, konsumen yang awam mungkin akan berpikir mobil ini tak ada bedanya dari XL7 versi non-Hybrid. Namun nyatanya tidak demikian.

Nah, ubahan apa yang paling mencolok pada Suzuki New XL7 Hybrid dibandingkan versi tanpa label Hybrid?

Interior Tampil Lebih Elegan

Yang mungkin sedikit mengecoh konsumen mungkin pada area interiornya. Layout kabin XL7 Hybrid sepintas terlihat tak berbeda dari varian non-Hybrid. Panel instrumen plus layar MID (multi-information display) di balik setir palang tiga terlihat identik. Kelengkapan seperti soket listrik 12V, USB dan Aux juga tak berubah.

Sistem infotaintment dengan layar sentuh 8 inci pada XL7 Hybrid sama seperti varian non-Hybrid. Tetap dilengkapi dengan switch audio control serta koneksi Bluetooth. Namun saat dicermati, interior pada XL7 Hybrid varian Alpha maupun Beta kini tampil kian mewah dibandingkan versi non-Hybrid. Kombinasi kulit dan kain pada jok terlihat lebih elegan. Aksen ornamen kayu di dashboard dan panel pintu pun membuat tampilan interior layaknya SUV kelas premium. Nuansa warna beige pada interior pun kini berganti dengan warna silver.

Fitur penyejuk kabin otomatis pada XL7 Hybrid menunjang kenyamanan berkendara. Terlebih dengan adanya sistem ISG dan baterai lithium-ion 10 Ah yang lebih besar dari Ertiga Hybrid. Meskipun mesin mobil mati saat fitur Engine Start-Stop bekerja, AC akan tetap berfungsi. Jadi tak perlu khawatir kepanasan saat tengah terjebak di kemacetan lalu lintas.

Tombol pengaturan fitur Cruise Control pada setir pun cukup mudah dioperasikan. Fitur ini sangat membantu ketika berkendara pada kecepatan konstan seperti di jalan tol yang lurus dan cukup panjang. Setidaknya kaki tak lekas pegal karena harus selalu menginjak pedal gas. Suzuki XL7 Hybrid hanya tersedia dalam dua varian teratas yakni Alpha dan Beta.

Smart E-Mirror Touch Screen

Yang menarik dari sederet fitur yang ada pada interior XL7 Hybrid yakni Smart E-Mirror Touchscreen. Fitur yang satu ini mungkin tak banyak diketahui para konsumen. Kaca spion tengah pada plafon kabin sekaligus berfungsi sebagai layar penampil gambar dari kamera di depan maupun belakang mobil. Tak seperti pada gambar rekaman dari kamera pada mobil lainnya yang ditampilkan pada layar head unit di dashboard. Fitur ini tak akan mengganggu fungsi layar head unit pada bagian tengah dashboard.

Saat transmisi berada di posisi gigi mundur, kamera akan bekerja secara otomatis. Pengendara bisa melihat situasi di belakang kendaraan dari rekaman gambar kamera parkir yang ditampilkan pada kaca spion.

Tak hanya memudahkan saat parkir, fitur ini sekaligus meningkatkan visibilitas pengemudi dan mengurangi blind spot saat parkir mundur. Anda pun dapat merekam situasi perjalanan saat berkendara.

Rekaman gambar dari kamera akan tersimpan pada kartu memori micro SD yang terpasang di dalam spion tengah tersebut. Nah, kapasitas 32 GB pun bisa ditambah menjadi 64 GB. Keren kan! Fitur ini jadi keunggulan yang tak dimiliki kompetitor sekelasnya seperti Daihatsu Terios, Toyota Rush, hingga Honda BR-V dan Mitsubishi Xpander Cross.

Berkendara Aman dan Nyaman

Suzuki XL7 Hybrid bertransmisi manual memiliki fitur pembeda dari varian automatic, yakni Gear Shift IndIcator. Fitur yang terintegrasi dengan sensor rpm mesin ini akan memberi tanda kepada pengemudi kapan waktunya untuk melakukan perpindahan gigi. Fungsinya kurang lebih mirip seperti indikator shift light pada mobil balap. Untuk varian bertransmisi otomatis, terdapat fitur Hill Hold Control. Fitur ini sangat membantu saat kendaraan tengah terjebak di kemacetan atau saat merayap di jalan tanjakan.

Perihal fitur keselamatan berkendara seperti anti-lock braking system (ABS), electronic stability programme (ESP), dual airbag, dan electronic brake distribution (EBD) tetap menjadi kelengkapan standar pada XL7 Hybrid.

Kabin Lapang Dan Nyaman

Seperti halnya di area Jabodetabek maupun kota lainnya, tipikal konsumen peminat Suzuki New XL7 Hybrid di Yogyakarta pun kurang lebih sama. Sebagian besar adalah pengusaha dan profesional muda dengan taraf ekonomi cukup mapan. Dengan kapasitas 7-penumpang, New XL7 Hybrid sangat cocok digunakan sebagai kendaraan penunjang aktifitas sehari-hari maupun mobil keluarga.

Seperti halnya pada XL7 non-Hybrid, posisi duduk tak berubah. Seluruh penumpang dapat duduk dengan nyaman. Meskipun pada baris kedua tak dilengkapi sandaran tangan di bagian tengah, justru hal ini membuat area bangku menjadi tak terasa sempit. Terutama bagi penumpang bertubuh extra large.

Bahkan pada penumpang berpostur jangkung tetap dapat duduk dengan nyaman di baris paling belakang sekalipun. Ya, pada MPV maupun SUV biasanya penumpang baris paling belakang posisi duduknya kurang nyaman. Terutama pada posisi lutut yang mentok maupun batas kepala yang nyaris menyentuh plafon.

Kapasitas Barang Bawaan Lebih Besar

Dibandingkan dengan MPV berkapasitas 5-penumpang yang banyak beredar di pasaran, Suzuki New XL7 Hybrid jelas lebih unggul. Selain dapat memuat penumpang lebih banyak, kapasitas muat barang pun lebih besar. Label harga pun tak terpaut jauh.

Dengan konfigurasi duduk 2-3-3, jok baris kedua dan ketiga bisa dilipat. Volume ruang bagasi pun jadi bertambah besar. Memudahkan saat harus membawa barang bawaan dan belanjaan yang cukup banyak. Bahkan anda pun dapat memuat sepeda MTB di dalam kabin Suzuki New XL7 Hybrid. Jok dalam posisi terlipat tentunya.

Memuat koper dan tas ransel kemping atau tas travel berukuran besar kerap menjadi problem utama saat hendak travelling. Belum lagi ditambah dengan coolbox penyimpan minuman dingin yang ukurannya cukup besar dan memakan tempat.

Kapasitas kargo New XL7 Hybrid bisa menampung empat hingga lima koper besar plus tas bawaan dengan melipat jok baris ketiga. Segala perabotan pun jadi kian mudah dan praktis untuk dimuat dalam kabin.

Sejak diperkenalkan pada akhir Juni lalu, PT Sumber Baru Mobil sebagai salah satu dealer resmi mobil Suzuki di kota Yogyakarta telah mendapat 47 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) New XL7 Hybrid. Ini baru dari satu dealer saja dan jumlahnya tentu akan kian bertambah.

Dengan sejumlah inovasi dan fitur memikat yang dibekalkan, PT SIS yakin Suzuki New XL7 Hybrid dapat bersaing dengan kompetitor sekelasnya. Bahkan secara simultan Suzuki akan menghadirkan New XL7 Hybrid di 33 kota besar di Indonesia.

Kia Carens Sekarang Punya Varian Tengah

PT Kreta Indo Artha, APM mobil KIA di Indonesia meluncurkan varian baru Kia Carens hari ini (23/05) di Jakarta.

Kia Carens kini memiliki varian tengah. Inilah Kia Carens 1.5L IVT 6-seater. Sesuai namanya, Carens ini memiliki konfigurasi enam tempat duduk, dimana jok baris kedua berbentuk captain seat.

Carens 1.5L IVT 6-seater dikatakan akan memenuhi kebutuhan mereka yang mencari MPV dengan kelegaan kabin berlebih. Plus kenyamanan, tentunya.

Dengan demikian, Carens bermesin 1,5 liter sekarang punya dua opsi konfigurasi. Sebelumnya, sudah ada varian dengan tujuh tempat duduk.

Dari luar, tidak terlihat perbedaan. Masih dengan desain paras Kia Signature Tiger Face. Pelek berukuran 16 inci dibalur dua warna. Atap dihiasi roof rail yang membuat Carens terlihat gagah.

Kabin Lega

Interiornya juga tidak beda dalam hal kelengkapan fitur. Termasuk jok dengan ventilasi. Supaya Anda tidak berkeringat saat lama duduk di mobil.

Sunroof, ambient light, wireless charger untuk gadget serta sistem multimedia yang lengkap sudah tersedia.

Selain captain seat, jok baris kedua ini bisa dilipat secara elektrik hanya dengan satu tombol. Tidak lupa, mobil Kia Carens ini sudah dibekali enam airbag.

Mesin Sama

Secara teknis, mesin masih sama. Versi 6-seater tetap dibekali mesin empat silinder 1,5 liter bertenaga 113,4 hp pada 6.300 rpm.

Torsi puncak ada di angka 144 Nm saat mesin berputar 4.500 rpm. Tenaga dan torsi dilarikan ke roda depan melalui transmisi IVT (CVT versi Kia).

Carens 1.5L 6-seater ini dihargai Rp 414.600.000. Di bawahnya, versi 7-seater, harganya Rp 407.600.000. Sementara yang paling mahal 1,4 Liter turbo dengan transmisi DCT adalah Rp 467.000.000.

Kia Carnival Bakal Dapat Facelift

Kia Carnival menjadi salah satu multi purpose vehicle (MPV) premium yang memiliki tampilan oke saat ini. Namun, Kia tak tinggal diam. Sebab Carnival versi facelift sudah disiapkan agar dapat segera diluncurkan. Sentuhan penyegaran dilakukan terutama pada bagian depannya.

Desain lampu depan MPV versi facelift tersebut menyerupai lampu depan milik Kia EV9. Bentuk lampu depan Kia Carnival yang beredar sekarang memiliki desain yang tradisional dan dilengkapi daytime running light model LED. Sedangkan pada versi facelift nanti memiliki bagian yang berbentuk vertikal dan layaknya sport utility vehicle (SUV) baru Kia yang bakal meluncur dalam waktu dekat. Bahkan light bar LED terlihat secara jelas.

Saat ini, bagian belakang Kia Carnival versi facelift ini belum terlihat perbedaannya. Namun, jika melihat ciri-ciri bagian depannya, maka bagian belakangnya MPV ini pun pasti terkena aspek penyegaran juga. Memang pada Kia Carnival saat ini, bagian belakangnya memiliki desain yang unik. Kami tidak heran jika nanti Kia menerapkan desain yang jauh lebih spesial lagi.

Carnival facelift tak hanya memiliki perbedaan fisik saja, namun kemungkinan besar ada varian hybrid. Dugaan kami, sistem hybrid yang nantinya akan dipakai merupakan sistem yang dianut oleh Kia Sorento maupun Hyundai Santa Fe. Jika pada Kia Sorento dan Hyundai Santa Fe menggunakan sistem penggerak roda all wheel drive, maka bisa jadi Carnival facelift tetap memakai sistem penggerak roda depan saja.

Varian hybrid diprediksi mengusung mesin bensin 4 silinder 1.6 liter turbocharger yang menghasilkan tenaga 177 hp dan torsi 265 Nm, dipadukan bersama motor listrik dengan output 44 kW. Jadi, ketika semuanya beroperasi bakal meluapkan tenaga total nyaris 230 hp dan torsi 350 Nm. Oke juga buat semua MPV premium, lagipula kami suka hybrid…

KIA Grand Carnival

KIA Grand Carnival Tempuh Lebih Dari 750 km Tanpa Refuelling

Perjalanan jarak jauh melalui jalan darat tentu menjadi salah satu pilihan healing bagi banyak orang bersama keluarga atau kerabat terdekatnya. Jika menggunakan mobil pribadi, aspek kenyamanan berkendara biasanya berada di poin teratas, hal ini juga terkait dengan ruang kabin yang lapang. Jika mobil tersebut disertai dengan output mesin mumpuni dan konsumsi bahan bakar yang efisien, maka kombinasinya menjadi optimal. Sepertinya semua ini yang diramu oleh KIA dalam menciptakan Grand Carnival.

Ya, multi-purpose vehicle (MPV) mewah ini telah diperkenalkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 lalu. KIA Grand Carnival ini menggantikan model KIA Grand Sedona dan mengisi segmen MPV dengan kapasitas tempat duduk 11 penumpang (11-seater). Saat ini PT Kreta Indo Artha, selaku agen pemegang merk KIA di Indonesia, memasarkan Grand Carnival dengan dua varian, yaitu Premiere dan Dynamic.

Keunggulan MPV ini memang pada kapasitas penumpangnya, hal tersebut tentu berkat dimensi panjang 5.155 mm, lebar 1.995 mm, tinggi 1.740 mm, dan wheelbase 3.090 mm. Ya, kami anggap memang bongsor, wajar saja jika ingin memiliki kapasitas tempat duduk nyaris selusin penumpang. Oke, kalo dimensinya besar tentu harus didukung dengan mesin dengan output yang baik. Grand Carnival mengusung mesin diesel 4 silinder Smartstream D2.2 CRDi berkapasitas 2.2 liter dengan variable geometry turbocharger. Mesin ini dipadu dengan transmisi otomatis 8-speed.

Ketika MPV dengan kode bodi KA4 ini tampil di GIIAS 2021 silam, timbul rasa penasaran kami. Sejauh mana perpaduan bodi yang besar dan mesin diesel 4 silinder, mampu memberikan kepuasan bagi pengguna Grand Carnival. KIA Indonesia lalu menjawabnya dengan ‘tantangan satu tangki bahan bakar diesel’ dari Grand Carnival, untuk melakukan perjalanan dari Jakarta sampai Surabaya.

Eco-driving menjadi high-speed cruising

Jika menurut aplikasi Google Maps, rute yang ditempuh tak kurang dari 750 kilometer dan perjalanan ini ‘dimodali’ dengan 80 liter bahan bakar diesel.  Di awal perjalanan, kami berencana untuk mengemudi dengan gaya berkendara hemat bahan bakar, namun rencana tadi gagal total. Mesin Grand Carnival dengan tenaga 199 hp memang menggoda untuk dipacu. Apalagi torsi puncak 441 Nm, membentang dari putaran 1.750 hingga 2.750 rpm. Hasilnya, rencana eco-driving pun berubah menjadi high-speed cruising.

Kenikmatan berkendara ditunjang juga dengan transmisi otomatis 8-speed dengan fitur e-shift dan empat mode berkendara (Normal, Sport, Eco, Smart). Berkat torsi mesin yang melimpah dan rasio gigi transmisi yang banyak, KIA Grand Carnival seolah tidak pernah kehabisan nafas. Jangankan untuk menyusul kendaraan yang lebih pelan di jalur kiri, untuk mendahului truk gandeng di jalan panjang yang menanjak di sekitar Ungaran pun dapat diselesaikan dengan mudah. Bahkan kami tanpa perlu kickdown!

Menjelang wilayah Jawa Timur, kami menyimpulkan bahwa kecepatan jelajah yang dilakukan ialah 120 km/jam ++. Kenapa ada embel-embel ++? Karena kami malu untuk mengungkapkan ‘pencapaian’ yang lainnya. Sebagai ilustrasi, melaju pada kecepatan 120 km/jam di jalanan rata dengan mode berkendara Smart dan transmisi di gigi 8, maka putaran mesin KIA Grand Carnival berada di sekitar 2.000 rpm. Ingat, di putaran mesin tersebut torsi puncak 441 Nm masih tersedia.

Jumlah BBM masih tersisa untuk lebih dari 330 km

Memasuki titik pemberhentian di Surabaya, kami dan beberapa rekan media lain pun tercengang dengan jumlah bahan bakar yang tersisa. Ya, perjalanan high-speed cruising selama hampir 12 jam (dengan beberapa kali melipir di rest area) yang kami selesaikan, ternyata masih menyisakan sepertiga bahan bakar diesel. Bahkan estimasi jumlah bahan bakar tersebut dianggap masih memungkinkan kami untuk melaju sejauh lebih dari 330 kilometer lagi!

Ada beberapa poin yang dapat kami simpulkan melalui one-tank challenge bersama KIA Grand Carnival ini. Kabin dengan banyak tempat duduk, belum tentu tidak mampu memberikan kenyamanan bagi penumpang. Mesin berkapasitas tidak terlalu besar bukan berarti tidak memiliki output yang optimal. Tak ketinggalan, kombinasi bodi MPV yang besar dan pilihan mesin yang tepat, terbukti tetap memiliki peluang untuk menyuguhkan efisiensi bahan bakar yang amat baik.

Rentang konsumsi bahan bakar yang kami peroleh dalam perjalanan bersama KIA Garnd Carnival tersebut ialah berkisar antara 13,2 hingga 15,5 kilometer per liter. Tentu saja semua ini tergantung dengan gaya berkendara, serta kondisi lalu lintas yang ditempuh. Jika saja perilaku kaki kanan dalam menginjak pedal gas lebih ‘manusiawi’, maka angka konsumsi bahan bakar bakal jauh lebih baik. Tapi sepertinya agak sulit, karena kami suka turbo…

Kia Carens 2022

Kia Carens Mudah Digunakan Untuk Perkotaan

Kia Carens fokus untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

MPV Kia Carens memang telah resmi diperkenalkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 dengan menawarkan dua pilihan mesin, yakni 1.4 liter Turbo dan 1.5 liter N/A. Selepas ajang pameran GIIAS tersebut, akhirnya kini kami menjajal langsung kedua varian Kia Carens tersebut. Meski rute yang dipilih memang tidak terlampau jauh jaraknya, namun tetap mampu mewakili kondisi rute penggunaan dari Multi Purpose Vehicle (MPV) ini.

Untuk bodinya, kami memang sudah puas memperhatikannya di pameran GIIAS lalu. Posturnya memang berbeda dengan MPV yang banyak beredar di Indonesia. Bahkan ada sedikit karakter produk Sport Utility Vehicle (SUV), ya betul, sedikit saja… Memasuki kabin, Kia fokus untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

Ada fitur Ventilated Front Seats yang mampu menghembuskan angin segar pada kedua bangku depan Kia Carens, sehingga punggung pengemudi dan penumpang depan tetap terasa sejuk meski sedang melakukan perjalanan di hari yang panas. Sedangkan penumpang bagian kedua dimanjakan dengan adanya meja kecil yang berada pada bagian belakang kursi baris pertama. Penumpang di belakang juga mendapat hembusan udara sejuk a/c dari lubang ventilasi yang berada pada plafon.

Kabin terasa semakin lapang dengan adanya Sunroof, sehingga menjadikan mobil ini terasa nyaman dengan bentuknya yang terlihat cukup besar. Khusus pada varian 1.4 liter Turbo mendapat konfigurasi bangku 6-seater dengan captain seats pada baris kedua. Sedangkan konfigurasi bangku 7-seater untuk varian 1.5 liter N/A. Kekedapan kabin juga amat diperhatikan oleh Kia, apalagi lantunan suara musik dari sistem audio didukung dengan 8 unit speaker Bose.

Mencicipi Performa Carens Turbo

Oke, Kia Carens 1.4 Turbo menjadi unit pertama yang kami jajal di bilangan BSD City, Serpong. Performa mesin yang bertenaga 138 hp tergolong halus dan menyenangkan di putaran rendah hingga menengah. Kemampuan transmisi dual clutch 7-speed pun sigap, baik saat melaju di kecepatan rendah maupun saat MPV ini diajak buru-buru. Sehingga torsi maksimal 242 Nm yang membentang dari putaran 1.500 rpm hingga 3.200 rpm pun tidak mubazir.

Jika memilih mode berkendara Eco, maka rasa berkendaranya menjadi amat santun, karena reaksi pedal gas benar-benar dijaga. Ketika mode Normal dipilih, maka posisi ini menjadi netral. Jujur saja, kami menyukai mode berkendara Sport. Memang tidak membuat rasa berkendara Kia Carens layaknya sebuah mobil sport, namun respons pedal gas menjadi lebih ‘mengikuti’ kemauan kaki kanan.

Pengendaliannya cukup baik dan mudah untuk diajak bermanuver. Gejala body roll tetap terasa, namun masih dapat diterima untuk sebuah MPV berpenggerak roda depan. Performa suspensi dan peredamannya kami nilai cukup oke, baik ketika melintasi speedbump, polisi tidur, maupun jalanan bergelombang.

Selanjutnya giliran mencoba Kia Carens 1.5 liter N/A dan hal ini merupakan kesalahan terbesar yang kami lakukan hari itu. Semestinya varian ini yang dicoba terlebih dahulu, sebelum beranjak ke varian 1.4 liter Turbo… Untuk versi non-turbocharger ini menggunakan mesin yang bertenaga 113 hp dan memiliki torsi 144 Nm, kami hanya bisa bilang, masih dapat diterima oleh pengguna yang bukan petrolhead. Meski kami lebih suka versi Carens versi turbo tadi.

Sesuai penggunaan di perkotaan

Transmisinya menggunakan IVT dengan 8-step virtual gears dan membuat laju Kia Carens ini terasa amat halus. Respons mesinnya cukup baik, terutama saat tidak dibawa secara agresif. Satu pembeda lain ialah adanya dengan fitur Idling Start Stop (ISS) pada varian 1.5 liter N/A ini, sedangkan fitur ini tidak tersedia di varian 1.4 liter Turbo.

Kia Carens 1.5 liter N/A ditawarkan ke konsumen dengan harga Rp 389 juta, sedangkan varian Carens 1.4 liter Turbo dipasarkan dengan banderol Rp 449 juta. Konklusinya, Kia Carens memang menyediakan banyak fitur kenyamanan bagi penggunanya dan sesuai untuk digunakan pada aktivitas perkotaan. Sekali lagi, varian 1.4 liter Turbo dengan transmisi dual clutch mungkin menjadi pilihan kami dan Anda pasti paham alasannya. Sebab kami suka turbo… dan mobilnya memang enak.