Kehadiran All New Toyota Yaris Cross di porto folio Toyota di Indonesia memberikan warna baru. Ini karena Yaris Cross adalah produk pertama mereka di segmen compact SUV/Crossover. Meski agak tertinggal dibanding kompetitor, tapi langsung menggebrak dengan Toyota Yaris Cross Hybrid. Ini salah satu keunggulan yang tidak dimiliki lawannya.
Lalu, seperti apa perkembangan produksi dan penjualan mobil ini? Sekedar mengingatkan, Toyota baru resmi memproduksi Yaris Cross (semua tipe) pada pertengahan Juni 2023 lalu. Menurut Anton Jimmi Suwandi, Marketing Director PT TAM, pihaknya sudah menerima 1.044 SPK sejak pertengahan Juni tersebut. Ia kami temui di sela-sela sesi test drive All New Yaris Cross di Malang, Jawa Timur.
Genjot Produksi
Masih menurut Anton, angka ini masih akan bertambah karena beberapa wilayah seperti Jawa Timur, Yaris Cross baru diperkenalkan sekitar satu minggu yang lalu. “Masih in track (sesuai target). Apalagi daerah seperti di Kalimantan dan Sulawesi, baru beberapa hari yang lalu.” Ia juga mengungkap, TAM cukup terkejut karena 78 persen SPK adalah untuk varian berpenggerak hybrid. Untuk informasi, mereka mentargetkan 2.000 unit Yaris Cross bisa terjual di seluruh Indonesia.
Meski mengejutkan, namun TAM dan TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) sudah menyiapkan langkah supaya inden tidak terlalu mengular. “Produksinya untuk bulan ini 100 persen hybrid. Bulan lalu, kan versi bensin (yang memenuhi lini produksi),” ujarnya. “Kalau sudah produksi sepenuhnya (fokus) di varian hybrid, mungkin bisa diatas 1.500 sampai 1.800 unit (keluar dari pabrik) sebulan.” Ia juga berharap, dengan langkah itu waktu tunggu tidak akan selama Innova Zenix hybrid.
Tingginya peminat Toyota Yaris Cross hybrid ini, meski tidak bisa dibilang pasti, tapi memberikan indikasi mulai naiknya animo masyarakat terhadap kendaraan dengan elektrifikasi. Terutama di kota besar. “Harapannya, dengan semakin luasnya peluncuran Yaris Cross ke berbagai daerah, versi gasoline juga bisa terangkat, bersama dengan hybrid,” tambah Anton.
Melihat trend tersebut, Anton menegaskan Toyota makin percaya diri kalau era elektrifikasi ini sudah mulai mendapat perhatian dari masyarakat yang lebih luas. Lalu, apakah ini akan jadi dasar Toyota mengeluarkan hybrid yang lain? “Pasti akan ada. Modelnya apa ditunggu saja. Pasti kita ingin ke depannya ada lagi. Hybrid, plug-in Hybrid, BEV akan kita luncurkan lagi. Karena memang animo masyarakat cukup baik,” tutupnya.
Meski mobil ini belum ada di Indonesia, tapi para tuner sudah menyiapkan dagangannya. Jadi kalau nanti Toyota Crown ada di negara ini dan tak ingin tampil standar, Tom’s Racing punya solusinya.
Tuner spesialis mobil Toyota asal Jepang yang levelnya setara dengan Advan dan TRD ini meluncurkan paket upgrade body kit khusus untuk Toyota Crown Crossover. Dan juga Corolla.
Hmm…penasaran dengan paket body kit yang ditawarkan oleh Tom’s Racing?
Paket Upgrade Crown Crossover
Body kit yang ditawarkan dimulai dari sirip splitter depan berkelir hitam yang dibanderol seharga 132.000 yen atau setara Rp 13,9 jutaan. Untuk side skirts harganya 165.000 yen yang setara Rp 17,3 jutaan.
Tampilan bakal makin keren lagi jika ditambah sirip diffuser belakang. Cukup dengan 132.000 yen atau setara Rp 13,9 jutaan. Masih kurang? Sayap spoiler belakang seharga 107.800 yen atau sekitar Rp 11,3 jutaan bakal membuat tampilan Crown Crossover terlihat macho.
Itu baru paket body kit. Tom’s Racing juga menawarkan dua varian velg sport berbahan aluminum dengan offset 21×8.5-inci. Tersedia dalam laburan warna gloss black dan brushed steel. Kelir hitam harganya 132.000 yen (Rp 13,9 jutaan) dan varian brushed steel 143.000 yen atau sekitar Rp 15 jutaan.
Upgrade pipa exhaust dengan versi stainless steel cukup menambah 330.000 yen atau sekitar Rp 37 jutaan. Sementara untuk upgrade satu set kaliper dan cakram rem depan, anda harus merogoh kocek sekitar 709,500 yen yang kurang lebih senilai Rp 76,6 jutaan.
Kit Corolla Hatchback Versi Tom’s Racing
Tenang, tak hanya Crown Crossover saja yang ada paket upgradenya. Hatchback Corolla juga ada paket upgradenya. Dijamin membuat tampilan Corolla anda tak kalah keren dari kit upgrade keluaran brand aftermarket lainnya.
Sirip splitter depan dapat ditebus seharga 96.800 yen atau setara Rp 10 jutaan. Sementara untuk side skirts harganya 84.700 yen yang kurang lebih sekitar Rp 8,9 jutaan. Sirip diffuser belakang harganya 107.800 yen yang kira-kira nilainya sekitar Rp 11,3 jutaan.
Untuk aero kit bagian belakang, tersedia dua pilihan yakni sirip ducktail dan sayap spoiler di bagian atap belakang. Nah, anda dapat memilih sayap spoiler atau sirip ducktail…atau mungkin keduanya? Masing-masing label harganya sama yakni 74.800 yen atau setara Rp 7,8 jutaan.
Pipa exhaust standar pun dapat anda upgrade dengan versi Tom’s Racing. Untuk versi berbahan stainless steel, banderolnya mulai dari 213.400 yen atau sekitar Rp 22,4 jutaan. Sementara untuk versi berbahan titanium dapat ditebus seharga 253.000 yen yang kurang lebih sekitar Rp 26,7 jutaan.
Bagaimana, Anda berminat? Semua dapat dipesan secara daring via situs resmi Tom’s Racing. Tentunya harga tertera belum termasuk pajak dan ongkos kirim. Keren bukan?
Sebagian dari Anda tentu cukup familiar dengan Toyota Corolla Trueno AE86 “Raja Gunung Akina” yang muncul dalam film Initial-D. Trueno GT-Apex Liftback (AE86) berkelir putih dengan kombinasi aksen warna hitam besutan si Tukang Tahu. Kini, livery tersebut dipasang pada GR86 edisi spesial: Toyota GR86 Trueno Edition.
Warna kombinasi hitam dan putih yang di era tahun ’90 an populer dengan sebutan “Panda” diaplikasikan pada GR86 ala Trueno ini. Hanya saja kini kombinasi warna hitam-putih pada GR86 Trueno Edition ini disebut Halo. Mendampingi Trueno Edition, hadir juga varian warna lain yang berlabel Track bRed.
Tak hanya dikemas dengan padu padan warna khusus saja pada eksteriornya. Kedua varian warna GR86 Trueno Edition juga dibekali velg aluminium khusus 18-inci model palang10 berkelir hitam. Batok kaca spion dan handle pintu pun dikemas dengan laburan warna hitam sebagai penanda khusus.
Bukan Cuma Tampilan
Toyota tak ingin dibilang nanggung dengan hanya mengemas tampilan eksterior GR86 Trueno Edition. Perangkat penunjang kenikmatan berkendara pun turut diupgrade. Sistem suspensi khususnya damper peredam getaran dan body roll standar diganti dengan lansiran ZF Sachs.
Perangkat damper high performance ini peredamannya menggunakan tabung oli dan nitrogen. Tak hanya meredam getaran namun juga meningkatkan stabilitas pengendaraan saat bermanuver.
Satu set rem standar pada roda depan dan belakang diganti lansiran Brembo. Roda depan dilengkapi kaliper 4-piston dan roda belakang dengan kaliper 2-piston. Piringan cakram rem pun menggunakan versi polos yang minim lubang dan alur.
Performa Standar Sudah Cukup
Dengan output tenaga maksimum 228 hp dan torsi 259 Nm, spek mesin standar GR86 dirasa sudah cukup dan tak perlu diupgrade.
Namun jika para konsumen merasa kurang puas, nantinya akan tersedia paket pendongkrak performa. Tak hanya untuk GR86 TRUENO Edition saja, tapi juga untuk seluruh varian GR86. Bahkan juga dapat diaplikasikan pada model tahun 2022 dan 2023.
Untuk GR86 TRUENO Edition ini konsumen dapat memilih versi bertransmisi automatic maupun versi tiga pedal alias transmisi manual.
Nah, kabar yang menggembirakan bagi penyuka versi tiga pedal, GR86 versi transmisi manual kini juga dilengkapi paket fitur Active Safety.
Seperti halnya pada varian bertransmisi automatic, paket fitur Active Safety yang dibekalkan sama lengkapnya.
Mulai dari adaptive cruise control, lane-departure warning, sway warning, lead vehicle start alert, hingga sonar pendeteksi di bagian belakang.
Para konsumen Toyota GR86 tiga pedal jauh lebih beruntung dari kembarannya yakni Subaru BRZ transmisi manual.
Berapa label harganya? Ehm..kami juga penasaran. Namun harap sedikit bersabar, pasalnya GR86 TRUENO Edition model tahun 2024 ini baru akan dipasarkan secara resmi pada penghujung tahun ini.
Nah, kabarnya mobil ini hanya akan tersedia sebanyak 860 unit. Namun sayangnya hanya dipasarkan di Amerika Serikat. Jadi, kita tunggu saja tanggal tayangnya…
Toyota Astra Motor (TAM) mengumumkan recall untuk Toyota Avanza, Raize dan Veloz. Pengumuman tersebut disebar pada 5 Juni 2023 lalu, karena masalah airbag. Aktivitas recall ini khusus untuk mobil-mobil tersebut, yang dibuat antara bulan Desember 2022 hingga Januari 2023.
Pemicu recal adalah pengendali elektronik airbag. Salah satu kapasitor yang menjalankan fungsi ECU (Electronic Control Unit) berpotensi korsleting, sehingga airbag tidak bekerja seperti seharusnya.
Dikuti dari laman Special ruang berita TAM, proses penggantian komponen airbag itu dijanjikan tidak lebih dari satu jam di bengkel resmi Toyota manapun. Untuk informasi, bengkel resmi merek ini ada 298 lokasi, di seluruh Indonesia.
Masih menurut TAM, mereka sudah menyebar pengumuman sejak 5 Juni 2023, baik melalui surat langsung kepada pengguna Toyota Veloz, Avanza dan Raize, ataupun melalui media massa dan situs resmi Toyota.
Kalau Anda pemilik salah satu mobil tersebut, silahkan hubungi jaringan dealer resmi Toyota terdekat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, serta dapat menghubungi Toyota Customer Care (24 jam) di nomor telepon 1-500-315.
Pelanggan juga dapat mengakses situs SSC (Special Service Campaign) ini untuk melakukan pengecekan nomor rangka. Selanjutnya akan diberikan informasi apakah kendaraan masuk dalam program recall Toyota. Lalu diarahkan untuk mendatangi dealer terdekat untuk perbaikan (jika dibutuhkan).
Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto menegaskan kalau recall ini merupakan bagian dari komitmen Toyota. Tujuannya untuk memberikan keamanan dan keselamatan pengguna Toyota. “Sejalan dengan global initiative principal Toyota Motor Corp, aktivitas recall pada produk tertentu telah dilakukan TAM sejak bertahun-tahun. Sebagai wujud komitmen kami dalam mengutamakan keamanan dan keselamatan pelanggan,” tegasnya.
Launching model mobil terbaru di pameran otomotif atau dalam sebuah pesta gala tentunya merupakan hal yang umum dilakukan sejak lama.
Namun lain halnya dengan Crown Sedan FCEV yang baru saja diperkenalkan oleh Toyota pada akhir pekan lalu. Kemunculan varian bertenaga hidrogen dari Crown Sedan generasi ke-16 ini bagai sebuah kejutan. Karena berlangsung di sela kejuaraan balap ketahanan Super Taikyu Fuji 24 Hours di sirkuit Fuji, Jepang.
Pada Juli 2022 lalu sebenarnya Toyota telah memperkenalkan tiga varian dari calon generasi terbaru Crown yakni Sport, Estate dan Sedan. Bahkan varian Crown Sedan telah dipamerkan kepada publik di Shanghai Auto Show pada April 2023 lalu. Hanya saja wujudnya masih berupa prototype.
Jadi dapat dikatakan bahwa kemunculan Crown Sedan FCEV di sirkuit Fuji Speedway merupakan ajang perkenalan. Namun entah mengapa Toyota belum mempublikasikan foto momen kemunculan Crown Sedan. Justru yang banyak beredar adalah video dari para YouTuber asal Jepang. Beruntung unggahan foto dari laman berita Carscoops setidaknya sedikit memberi gambaran yang utuh dari mobil tersebut.
Inilah Era Baru Crown Sedan
Jika dibandingkan dengan generasi Crown Sedan terdahulu, tampilannya kini berubah sangat drastis. Siluet body dari depan mengalir ke atap hingga ke belakang terlihat lebih menyerupai sebuah sedan sport.
Tampilan depan Crown Sedan identik dengan versi SUV yang telah muncul lebih dulu. Aksen chrome, lubang saluran udara berukuran besar pada bagian bawah bumper depan, hingga headlamp LED yang disematkan pun sangat mirip. Velg alloy 20-inci kian membuat anggun tampilan Crown Sedan.
Desain tampilan bagian belakang terlihat jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Lampu belakang LED tampil melebar. Bumper belakang klimis tanpa tanpa lubang knalpot. Kaca belakang pun seolah menyatu dengan bagasi belakang. Dan tentu saja emblem FCEV pada fender menjadi penanda khusus.
Interior Mewah dan Modern
Bukanlah sebuah Crown Sedan jika kemasan interiornya tidak tampil mewah dan berkelas. Dan generasi terbaru ini pun tetap mengusung nuansa kemewahan interior sesuai tradisi yang diwariskan sejak tahun 1955.
Balutan kulit pada jok, setir dan panel interior berpadu serasi dengan panel kayu pada dashboard dan konsol tengah. Jangan cari logo Toyota pada interiornya. Karena anda hanya akan menemukan emblem “mahkota” sebagai ciri khas dari jajaran model Crown.
Layout panel dashboard pada Crown Sedan pun tak jauh beda dengan varian Crown Sport. Sepasang layar digital 12.3-inci pada dashboard terpasang dengan tata letak yang sama persis. Setir dengan beragam tombol pada varian sedan ini pun bentuknya sama.
Soal kenyamanan penumpang saat duduk tak perlu dipertanyakan. Kabin terutama ruang kaki tak hanya lapang. Jok penumpang depan akan bergeser secara otomatis ketika tak digunakan. Ruang kaki penumpang belakang pun jadi kian lega.
Spek Bikin Penasaran
Spek detail adalah pertanyaan pertama yang terlontar setiap kali muncul model mobil terbaru.
Dari segi dimensi, 2024 Crown Sedan FCEV ukurannya sama seperti sedan varian hybrid. Kedua varian dari Crown Sedan ini menggunakan platform TNGA-L yang sama.
Ukuran tinggi body 1.470 mm, lebar body 1.890 mm dan jarak sumbu roda 3.000 mm antara Crown Sedan varian hybrid dengan FCEV sama persis.
Hanya saja panjang bodynya yang berukuran 5.030 mm, lebih mulur sekitar 102 mm dari versi Crown Sport/Crossover.
Perihal spek teknis sistem penggerak baik varian FCEV maupun hybrid masih dirahasiakan. Nampaknya kita harus bersabar menanti…termasuk pula dengan varian Crown Estate.
Namun ada kemungkinan varian FCEV menggunakan teknologi penggerak berbahan bakar sel hidrogen seperti Toyota Mirai generasi kedua.
Menurut rencana, Crown Sedan FCEV akan resmi diluncurkan menjelang akhir tahun ini. Apakah di ajang Tokyo Motor Show Oktober hingga awal November mendatang?
Ada mobil Toyota baru yang akan meluncur pada tanggal 15 Mei 2023. Dan menurut sumber kami di kalangan internal Toyota di Indonesia, mobil yang akan meluncur ini adalah sebuah ‘milestone’ untuk pabrikan Jepang itu di Indonesia.
Meski dalam undangan yang disebar hanya disebut sebagai ‘Urban Cruiser Icon’, namun hasil pencarian kami menemukan kalau mobil ini kemungkinan besar akan berpenggerak hybrid, menggunakan mesin rakitan Indonesia. Entah full Assembly-nya di mana.
Informasinya memang masih sepotong, karena dikatakan Urban Cruiser yang ini akan berbeda dengan versi yang ada di India. Makanya ada kata-kata world premiere di undangan yang disebar kepada media.
Yaris Cross? Toyota Rush? Atai RAV-4? Masih belum bisa dipastikan. Platformnya TNGA atau DNGA. Ini mematahkan perkiraan kami kalau Urban Cruiser Hyrider yang akan hadir. Karena mobil itu memakai basis Global C Platform punya Suzuki.
Tapi akan sangat menyenangkan kalau memang mobil baru ini adalah Toyota Rush. SUV itu sudah waktunya mengalami perubahan. Yaris Cross? Kami tidak melihat urgensi Toyota untuk menghadirkan mobil ini, karena selain pemainnya sudah banyak (Hyundai Creta, Honda HR-V) mobil sekelas Rush-Terios memiliki pangsa pasar yang lebih menggiurkan. Meski tidak menutup kemungkinan juga, ini sebetulnya RAV-4 PHEV yang waktu itu sempat dipertontonkan di GJAW 2023.
Bagaimanapun, kita tunggu saja tanggal 15 Mei nanti, mobil baru Toyota apa yang disingkap. Ada beberapa hal yang tidak dapat kami sebutkan atas nama kerahasiaan narasumber. Pastinya, kami cukup antusias menanti kehadiran ‘Urban Cruiser Icon’ ini.
Pameran otomotif Auto Shanghai 2023 yang tengah berlangsung hingga 27 April mendatang bagaikan ruang pamer perkembangan inovasi teknologi otomotif dunia. Berbagai brand otomotif pun turut berpartisipasi dalam event ini, termasuk Toyota.
Pada gelaran kali ini Toyota menampilkan dua konsep mobil listrik terbaru. Keduanya merupakan hasil kerjasama dengan brand lokal asal RRC yakni BYD dan GAC.
bZ FlexSpace dan bZ Sport Crossover Concept
Mobil konsep yang pertama yakni bZ FlexSpace Concept merupakan hasil pengembangan bersama antara Toyota, Guangzhou Automobile Group (GAC), GAC Toyota Motor, dan Toyota Motor Engineering & Manufacturing China (TMEC).
Seperti halnya bZ4X yang telah beredar di pasaran, bZ FlexSpace Concept merupakan crossover bertenaga listrik. Body yang sedikit jangkung dan bongsor dikemas dengan guratan desain yang dinamis dan elegan.
Mobil yang dirancang sebagai kendaraan harian keluarga ini mengusung tema “Cozy Home”. Kurang lebihnya dapat diartikan bahwa Toyota menggambarkan bZ FlexSpace Concept sebagai mobil yang sangat aman dan nyaman bagi keluarga. Senyaman saat sedang berada di rumah…
Mobil konsep kedua yakni bZ Sport Crossover Concept yang dikembangkan BYD Toyota EV Technology (usaha patungan BYD dan Toyota), FAW Toyota Motor, dan Toyota Motor Engineering & Manufacturing China (TMEC).
Desain eksterior mobil ini lebih kekar berotot dengan tarikan garis body yang tegas. Karakter mobil sport sangat kental ditonjolkan pada konsep yang satu ini.
Bentuk body ala liftback atau mungkin lebih pas disebut sebagai sedan jangkung pada mobil ini mirip dengan Toyota Crown SUV. Gaya desain mobil ini memang ditujukan untuk memikat konsumen usia muda yang aktif.
Gambaran desain yang paling mendekati dari mobil ini adalah Prius terbaru dan juga bZ Compact SUV yang baru saja dipamerkan di New York belum lama ini. Tak hanya pada area eksterior, namun juga pada interior.
BYD dan Toyota pun mengimbuhkan tema “Reboot” pada model konsep bZ Sport Crossover. Tema tersebut mengisyaratkan evolusi baru pada model bZ series, baik dari segi desain maupun teknologi yang diusung.
Tak perlu menunggu terlalu lama, bZ Sport Crossover Concept akan segera diproduksi oleh FAW Toyota Motor. Demikian pula halnya dengan bZ FlexSpace yang juga bakal diproduksi di RRC oleh GAC Toyota Motor.
Hanya saja, kedua model crossover EV yang bakal dipasarkan mulai tahun 2024 ini hanya untuk konsumsi pasar domestik di Negeri Tirai Bambu. Seperti apa detail dan spek lengkapnya? Tunggu saja…
Memasuki usianya yang genap 25 tahun, Toyota Yaris baru saja masuk dalam daftar mobil Toyota keenam yang berhasil menembus angka produksi dan penjualan global lebih dari 10 juta unit.
Unit ke 10 juta yang diproduksi adalah Toyota Yaris GR Sport yang diluncurkan dari pabrik perakitan Toyota di Valenciennes, Perancis.
Fasilitas manufaktur Toyota terbesar di Eropa ini memproduksi Yaris sejak tahun 2001. Sebelumnya, Yaris untuk pasar Eropa dan Inggris masih diproduksi di Takaoka, Jepang.
Saat tampil perdana di Paris Motor Show 1998, Toyota Yaris telah berhasil memikat para konsumen dunia, terutama di Asia dan Eropa.
Kesuksesannya sebagai city car hatchback terlaris di Eropa membuat Yaris meraih penghargaan European Car of the Year di tahun 2000. Bahkan popularitas Yaris tak pernah pudar selama dua dekade.
Terhitung sejak dipasarkan di tahun 1999 silam hingga akhir Februari 2023, Yaris telah terjual sebanyak 5.155.506 unit. Itu hanya untuk di Eropa saja. Sekitar 715.845 unit di antaranya dipasarkan di Inggris.
Bahkan pada periode tahun 2022, lebih dari sepertiga angka penjualan mobil Toyota di Eropa disokong oleh Yaris. Luar biasa..
Evolusi Yaris Dari Masa Ke Masa
Yaris generasi pertama bertahan hingga tahun 2005 dengan sejumlah facelift. Waktu produksi yang cukup lama untuk satu generasi model.
Seiring waktu berjalan, Toyota Yaris terus berevolusi mengikuti perkembangan teknologi dan trend otomotif global. Generasi kedua yang lahir di tahun 2006 adalah era transisi.
Di era ini pula pertamakali dipasarkan di Indonesia pada tahun 2006. Saat itu, Yaris masih didatangkan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) dari Thailand dalam bentuk completely built-up unit (CBU).
Kelahiran Versi GR
Generasi ketiga yang dimulai sejak tahun 2011 merupakan era perubahan besar bagi Yaris. Untuk pertamakalinya best seller Toyota ini dibekali dengan teknologi penggerak hybrid. Toyota Gazoo Racing pun turut andil pada kelahiran versi GRMN.
Saat selubung yang menyelimuti Yaris gen-4 tersibak di tahun 2020, hatchback ini berevolusi dalam hal rancang bangunnya. Era ini merupakan buah karya dari tangan dingin chief engineer Toyota, Yasunori Suezawa.
Tak hanya desain tampilannya saja yang berubah drastis. Era ini telah menggunakan platform konstruksi baru Toyota New Global Architecture (TNGA) GA-B.
Pada era ini Yaris GRMN pun berevolusi menjadi GR Yaris yang menghebohkan. Bahkan pilihan model pun berkembang dengan munculnya variant Yaris Cross yang berhasil meraih anugerah 2022 World Urban Car pada ajang penghargaan World Car Awards.
Toyota Camry adalah sedan medium yang cukup sukses di pasar global. Termasuk di Indonesia. Sebagai informasi, sedan ini secara wholesales terpesan sebanyak 154 unit sepanjang 2023 (data Gaikindo hingga Februari 2023) di negara ini.
Tapi di Jepang rupanya Toyota kesulitan menjual Camry. Menurut Nikkei Asia, Camry terjual kurang dari 6.000 unit tahun lalu. Penyebabnya selain kelangkaan chip semikonduktor, juga karena permintaan terhadap sedan turun di negara itu. Pasarnya bergeser ke SUV. Akhirnya, Toyota memutuskan untuk berhenti jualan Camry di Jepang.
Langkah ini mengikuti keputusan Nissan yang berhenti jualan Nissan Fuga, serta Honda juga tidak lagi memasarkan Honda Legend di sana.
Untuk pasar global, Toyota masih tetap menyediakan. Ini karena Toyota Camry masih menikmati pangsa pasar yang cukup besar. Jadi untuk Indonesia juga harusnya tidak perlu khawatir. Rata-rata hingga 600.000 unit setahun. Apalagi di Amerika Serikat. Bahkan pernah jadi Toyota paling laris di negara itu. Sebelum RAV4 melengserkannya 2017 lalu.
Toyota Camry juga laris terjual hingga 21 juta unit sejak diperkenalkan tahun 1980 lalu. Di jepang sendiri, terboyong 1,3 juta unit. Amerika Serikat jadi pangsa pasar terbesar pesaing Honda Accord ini. 13 juta unit laris di negara Joe Biden itu. Mereka suka interiornya yang lega, reliable, mudah digunakan dan punya harga jual kembali yang lumayan bagus.
Saat ini di Indonesia, Camry sudah hadir dalam lima generasi sejak 1999. Generasi terkini (XV70) hadir pertama 2019. Facelift terjadi pada 2020 dan sekarang dijual dalam dua varian. Camry V dihargai Rp 771.300.000. Varian kedua adalah Camry Hybrid yang harganya Rp 909.400.000.
Toyota dikabarkan juga sedang mempersiapkan generasi penerus XV70. Rumornya, akan siap untuk diperkenalkan pada 2024 nanti.
Sudah lama tidak melihat Toyota Yaris mendapatkan perubahan. Lawannya malah sudah ganti nama jadi Honda City Hatchback dengan fitur yang lengkap. Tapi di Thailand, Toyota memperkenalkan Yaris hatchback dengan muka baru yang punya perbedaaan desain cukup tegas.
Dimulai dari lampu depan LED dengan proyektor yang punya sudut tajam lebih banyak. Kemudian grill jelas terlihat lebih maju dan mengotak, dengan sudut yang mencolok ke lampu. Saluran udara terlihat bertumpuk dipisahkan oleh batang grill tebal. Kiri kanannya ada rumah fog lamp. Pendeknya, muka Yaris baru lebih ramai ketimbang sebelumnya. Dan lebih tegas. Di belakang, yang beda hanya bemper dengan lubang angin palsu di kiri kanan, plus aksen diffuser di bawah.
Yang baru juga adalah tema warna. Cement Gray Metallic, Spicy Scarlet, Platinum White Pearl dan Red Mica Metallic untuk yang mau warna two-tone. Kalau tidak suka mpdel dwiwarna, ada Attitude Black Mica, Metal Stream Metallic, Urban Metal dan Platinum White Pearl.
Kalau eksterior punya perubahan lumayan, interiornya masih bawaan dari sebelumnya. Yang beda hanya layar monitor besar di tengah dashboard. Itu pun tidak tersedia di semua varian. Setir, bentuk dan tatanan tombol di dashboard masih sama seperti sebelumnya.
Sebagai Batu Loncatan
Untuk mesin, Yaris di Thailand menggunakan mesin 3NR-FKE 1,2 liter yang menghasilkan tenaga 90 hp dan torsi 109 Nm. Di Indonesia lebih besar karena punya tenaga 105 hp dengan torsi tertinggi 140,2 Nm. Kapasitasnya 1,5 liter.
Pertanyaannya adalah, sampai kapan Toyota akan bertahan dengan generasi Yaris ini? Atau mereka sedang menyiapkan yang baru dengan platform DNGA seperti Vios? Kami lebih percaya dengan yang terakhir itu. Paling tidak, versi facelift 2023 ini untuk menjembatani model baru yang sedang dikembangkan. Perkiraan kami, 2025, harusnya hatchback ini akan ganti generasi.
Bagaimanapun, Yaris harus segera ganti model. Kalau tidak mau digerus terus oleh Honda City Hatchback. Saat ini, Toyota Yaris di Indonesia dijual dalam bentuk Yaris GR Sport dengan tiga tingkatan harga. Mulai dari Rp 309.650.000 untuk varian transmisi manual, Rp 321.850.000 untuk Yaris CVT dengan tiga airbag serta Rp 327.250.000 untuk varian tertinggi, Yaris CVT dengan tujuh airbag.
Saat Toyota Vios generasi terbaru meluncur bulan Oktober 2022 lalu, kami menyadari, betapa kelas sedan entry level tidak berubah banyak. Coba lihat saja peserta kompetisi di segmen ini. Hanya ada Honda City, Mazda2 Sedan dan Toyota Vios.
Apakah pasarnya memang tidak menarik? Atau konsumen sudah tidak lagi merasa sedan adalah sebuah ‘go to’ kalau mau dibilang sukses? Tapi kami yakin, pangsa pasar ini tidak akan lenyap. Ini berkaca dari tiga merek Jepang tadi, yang teguh memasarkan produknya. Bahkan Mazda2 Sedan merupakan produk lama yang kembali lagi. Artinya, mereka yakin pasar ini masih bisa hidup. Meski tidak bisa dipastikan kapan akan seramai dulu.
Penerus Toyota Soluna
Tapi mari bahas Vios. Kita lihat ke belakang sebentar. Toyota Vios muncul pada 2002. Mobil ini didaulat untuk meneruskan estafet sebagai sedan kelas bawah dari Toyota Soluna yang sederhana, praktis, mudah dirawat dan awet. Vios dibekali mesin 1,5 liter berkode 1NZ-FE. Seiring berjalannya waktu, diakui kalau mesin ini irit, punya performa lumayan dan bandel.
2007 masuk Vios generasi kedua yang terlihat lebih elegan dengan garis desain membulat yang dinamis. Mesinnya masih 1NZ-FE. Sekitar 2013, Vios kembali berganti model menjadi generasi ketiga yang terlihat jelas kalau dimensinya membesar. Mesinnya lagi-lagi masih 1NZ-FE. Bukti kalau Toyota suka mesin ini. Konsumen juga tidak keberatan, toh karena dipakai tiga generasi, suku cadang pasti terjamin.
Kuartal terakhir 2022, Toyota Vios berubah total. Mulai dari platform, mesin hingga fitur. Dan inilah dia, kami akhirnya berkesempatan mencoba langsung sedan entry level Toyota ini. Yang Anda lihat adalah Vios varian G, yang dilengkapi paket teknologi TSS (Toyota Safety Sense).
Vios ini adalah salah satu produk dari perusahaan internal yang dibentuk oleh Toyota dan Daihatsu, yang bernama Emerging Market Compact Car Company (EMCC). Dan tidak perlu heran kalau nantinya akan ada versi Daihatsu, atau Perodua di Malaysia dan kawasan lain.
Desain & Fitur Eksterior
Dibalik lempengan body terpasang platform yang sebetulnya dibuat oleh Daihatsu, atas bimbingan Toyota. Namanya DNGA-B atau Daihatsu New Global Architecture-B. Untuk mobil-mobil B Segment seperti Vios, Yaris, Xenia/Avanza/Veloz dan sejenisnya.
Secara desain, dari depan hingga ke pilar B, Toyota (dan Daihatsu) seperti melakukan penyempurnaan. Anda akan tetap merasakan penampilan Vios gen.3 di bagian ini. Namun dari pilar B ke belakang, sama sekali baru.
Hampir menyerupai model fastback dengan bagian kaca belakang yang melandai. Kami katakan hampir karena untuk jadi fastback, saat buka bagasi kaca belakang harus ikut terangkat. Ini tidak. Tidak semua orang suka bentuk begini. Tapi keuntungannya adalah ruang bagasi yang luas.
Mukanya dibekali grill yang melebar ke bawah, seperti juga pada sedan Toyota lainnya. Desain lampu dengan sudut tajam ikut menegaskan kalau ini adalah sedan Toyota. Tidak percaya? Coba perhatikan Corolla dan Camry. Lampunya punya sudut lancip dan grill melebar ke bawah.
Bagian belakang juga begitu. Lampu dengan bentuk yang tipis melebar hingga ke penutup bagasi. Desainnya memang tidak sespektakuler Camry atau Corolla, tapi Anda akan langsung paham kalau ini buritannya sedan Toyota.
All New Vios tipe G, dibekali pelek alloy berukuran 17 inci. Desainnya seperti yang bisa Anda lihat. Tapi untuk varian terbawah (Vios E) ukurannya diperkecil jadi 16 inci.
Kabin Menarik, Tapi…
Masuk ke dalam, bentuk interiornya seperti melompat jauh dari generasi sebelumnya. Tapi jangan lupakan juga, ini tipe Vios tertinggi. Dan meski secara keseluruhan sudah memuaskan, tapi kami tetap lebih suka kualitas Mazda 2 Sedan di bagian ini.
Bahan padded (empuk) ditemukan di bagian yang memang akan sering tersentuh oleh tangan Anda. Selebihnya adalah plastik keras. Pola jahitan di dashboard dan trim pintu ternyata asli. Bukan digambar. Ini seperti menunjukan kalau Toyota Vios ingin naik kelas lebih mewah.
Harus diakui, segalanya mudah diraih oleh pengemudi. Tombol pengaturan AC masih berbentuk tombol fisik mudah untuk digunakan. Sayang, tidak ada semburan yang mengarah ke kaca depan. Meski di belakang ada defogger.
Rem parkir elektrik lengkap dengan kemampuan auto hold sudah tersedia. Tepat di bawah pengaturan AC ada tempat penyimpanan yang cukup dalam. Sepertinya ini bisa dimanfaatkan untuk fasilitas wireless charging.
Jok depan belakang sudah dilapisi kulit dan memberikan ruang yang cukup lega untuk kaki. Ruang kepala di belakang, karena bentuk atap yang merendah jadinya agak sempit.
Bicara ruang, kami harus bilang soal ruang pandang pengemudi. Melihat ke depan, bukan masalah. Tapi geser sedikit pandangan ke kiri. Pandangan akan terganggu oleh layar multimedia 9-inci. Posisinya terlalu tinggi, sehingga menghalangi. Saat berjalan, kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan pandangan serong kiri yang pas. Ini satu-satunya yang bikin kami kecewa. Lainnya, Vios G TSS ini cukup layak dapat pujian.
Pengendaraan & Pengendalian
Untuk menyesuaikan diri dengan mobil ini terbilang mudah. Posisi duduk yang pas bukan hal sulit untuk dicari. Apalagi setir sudah bisa tilt dan telescopic pengaturannya.
Fitur bantu TSS, meski tanpa kemampuan lane keeping assist, tapi sudah cukup memudahkan. Teknologi ini sudah bisa aktif saat mobil berjalan diatas 30 km/jam. Cruise control adaptif bekerja sebagaimana mestinya saat diaktifkan. Semuanya bisa Anda aktifkan melalui tombol di setir.
Pergerakan lingkar kemudi yang agak membingungkan. Saat diam atau digerakan di kecepatan rendah, setir terasa berbobot. Namun lajukan di kecepatan diatas 60 km/jam, terasa terlalu ringan dan kosong. Meski, respon pergerakan ban cukup baik.
Suspensi juga untuk di dalam kota diakui memang nyaman. Meski kompensasinya, manuver di kecepatan tinggi membuat kami sedikit waspada.
Ban standar ukuran 205/50 memberikan grip yang cukup baik. Paling tidak, melibas tikungan panjang pada kecepatan 50-60 km/jam masih meyakinkan. Dengan catatan, jalannya kering. Tapi ya itu tadi, suspensinya bekerja keras untuk menahan daya lateral.
Mesin & Performa
Toyota All New Vios diberikan mesin 2NR-VE. Ini bukan mesin baru memang, tapi pertama untuk Vios. Spesifikasi Toyota mengatakan tenaga puncaknya muncul pada 6.000 rpm sebesar 106 hp. Torsi tertinggi 138 Nm tersedia di 4.200 rpm.
Transmisi CVT dipercaya untuk meneruskan daya ke roda depan. Perpindahannya halus memang. Tapi saat dihadapkan dengan kepadatan lalu lintas, terasa kalau kendali transmisinya seperti kebingungan. Efeknya, kadang ada rasa kasar yang muncul.
Tim Motomobi TV melakukan uji akselerasi untuk mobil ini. Tercatat 0-100 km/jam diselesaikan dalam waktu sekitar 11 detik. Dengan catatan kemiringan jalan dua derajat naik. Sementara konsumsi BBM dalam kota adalah 11 km/liter. Sedangkan jalan tol, 21 km/liter.
Kesimpulan
Mobil ini sangat cukup untuk jadi mobil keluarga yang digunakan sehari-hari. Ruang kabin lega, fitur lengkap, dan nama besar Toyota. Performa juga cukup. Meski ada saja yang menurut kami harus ditingkatkan. Namun apa yang dibuat oleh Toyota, sukses mempertahankan jati diri Vios sebagai sedan keluarga yang praktis, mudah digunakan. Soal daya tahan, waktu yang akan berbicara.
Toyota All New Vios G CVT TSS yang kami uji, dihargai Rp 368.400.000 (OTR DKI) adalah yang paling mahal. Di bawahnya ada Vios G CVT (tanpa TSS) seharga Rp 355,2 juta. Paling standar, All New Vios E bertransmisi manual. Harganya Rp 314 jutaan.
Mahal? Mungkin. Tapi untuk sedan entry level, kisaran harganya memang seperti itu. Honda City terbaru, yang hanya punya satu varian lengkap dengan Honda Sensing, harganya Rp 373.900.000. Mazda 2 Sedan Rp 344.400.000. Semua OTR DKI.
Partisipasi Toyota Astra Motor di ajang IIMS 2023 diwarnai kehadiran model baru GR Sport. Inilah Toyota Corolla Cross Hybrid GR Sport. Seperti yang Anda lihat, penampilannya berbeda dengan Corolla Cross biasa.
Toyota Corolla Cross ini jadi produk hybrid pertama yang mengusung nama GR Sport di Indonesia. Perbedaannya terlihat pada bagian eksterior dengan grill yang perbedaanya cukup signifikan dibanding versi standar. Bagian ini tidak lagi melebar ke bawah, tapi terbelah dua dengan adanya palang di tengah. Kalau tidak melihat logo, pasti tidak menyadari ini Corolla Cross.
Dari bagian samping, penambahan pelapis door sill GR Sport terlihat jelas. Pelek warna gelap menambah kesan kokoh, meski sepertinya kalau agak diceperkan akan makin berkesan sporty. Di belakang, tidak banyak perbedaan selain garnish di bawah bemper.
Yang menarik, selain penggerak hybrid, Corolla Cross Hybrid GR Sport juga dibekali dengan fitur TSS. Handlingnya ditingkatkan melalui beberapa perubahan di bagian kaki-kaki. Menurut TAM, Corolla Cross Hybrid GR Sport kini memiliki grip, stabilitas saat manuver ataupun berbelok yang lebih baik dari versi standar.
Sementara itu, tidak ada perubahan di bagian penggerak. Masih menggunakan mesin internal combustion 4-silinder berkapasitas 1,8 liter. Kodenya 2ZR-FXE. Mesin ini menghasilkan torsi 143 Nm dengan tenaga 96 hp. Tentunya dengan sistem hybrid. Motor listriknya menghasilkan 163 Nm dan 70 hp.
Kalau Anda tertarik, mobil ini bisa ditebus dengan harga 602.100.000 OTR (DKI Jakarta). Penampakannya bisa Anda saksikan langsung di IIMS 2023 yang berlangsung 16-26 Februari 2023 ini.
Toyota Agya adalah satu dari tiga produk kembar yang berbasis DNGA-A (Daihatsu Next Generation Architecture-A). Dua lagi adalah Daihatsu Ayla dan Perodua Axia yang dijual di pasar Malaysia. Karena Axia sudah lebih dulu digembar-gemborkan, kami tergelitik untuk menelaah apa bedanya Agya di sini dengan Axia?
Ternyata ada satu perbedaan yang signifikan, selain perbedaan tipis dalam hal desain.
Desain Keseluruhan
Masing-masing merek memiliki bahasa desain yang harus diikuti, meski secara siluet, kedua mobil ini sama. Apalagi dari samping. Yang jelas beda adalah mukanya. Bentuk grille dengan bukaan heksagonal jadi hal dominan di muka All New Agya.
Perodua melakukan pendekatan yang lebih terlihat modern berkat tarikan garis desain yang lebih tegas di bemper, seputar rumah DRL (tersedia di beberapa varian Axia). Namun keduanya berbagi batang tebal yang memisahkan grill. Ini seperti bagian struktural untuk melindungi radiator di baliknya.
Soal DRL, Agya tidak dibekali peranti ini untuk semua lini. Bahkan foglamp pun tidak ada. Alasannya, karena penyebaran cahaya lampu LED sudah sangat optimal. Tidak perlu lagi lampu tambahan. Perbedaan juga terlihat di lampu utama. Toyota memiliki garis ‘alis’ di bagian sisi atas lampu, sementara Axia di sisi bawah.
Di belakang, Hampir tidak ada beda antara keduanya. Lampu sama, bemper, tempat plat nomor, pintu bagasi semua serupa. Bahkan garis desain yang melengkung dari kedua pojok bemper, melewati gerbang bagasi juga sama.
Mesin & Transmisi
Ini perbedaan terbesar diantara Agya dan Axia. Perodua membekali city car itu dengan mesin 1,0 liter dari keluarga KR-VE. Ya, mesinnya tiga silinder. Tenaganya 67 hp dengan torsi 91 Nm.
Toyota Agya dibekali mesin baru WA-VE yang digunakan pada Daihatsu Rocky dan Toyota Raize. Kapasitasnya 1,2 liter meski sama-sama tiga silinder. Tenaganya lebih besar, 86,7 hp dengan torsi maksimum 113 Nm. Mesin ini mungkin kelak jadi incaran para tuner Malaysia untuk Axia.
Yang jadi tanda tanya adalah transmisi. Perodua Axia dipastikan memakai transmisi D-CVT, atau Dual Mode CVT. Untuk Agya, Toyota masih bungkam CVT mana yang dipakai untuk andalannya ini. Meski kami yakin, pasti D-CVT juga.
Interior
Tidak ada beda antara layout dashboard Agya dan Axia baru. Bentuk ventilasi dan control AC digital sama, Peletakan layar multimedia juga serupa, meski ukuran displaynya mungkin berbeda. Untuk Axia, Perodua memasang lyar infotainment yang bisa terkoneksi dengan Carplay dan Android Auto. Pada Agya, Toyota belum mengumumkan apa saja yang ada di kabin, tapi kami yakin sama, terutama untuk varian GR Sport.
Yang menarik perhatian kami adalah, bagian dashboard di sisi kanan lingkar kemudi. Pada Axia terlihat penuh tombol, sementara versi Toyota sepertinya lebih kosong. Tapi sekali lagi, ini bisa jadi berubah karena bagian ini masih ditutupi. Entah kenapa, hanya bagian interior yang tidak diungkap.
All New Toyota Agya melakukan debut dunia hari ini (13/02/2023) di Jakarta. Tidak semua diungkap ke publik dengan alasan masih akan ada penyesuian. Versi pastinya akan diumumkan saat Agya mulai dijual, Maret nanti.
Mobil perkotaan ini masih tetap berukuran compact dengan berbagai peningkatan yang disematkan. Toyota Astra Motor juga mengungkapkan, Agya kini ada varian yang naik kelas, lepas dari segmen LCGC.
Selain itu, perubahan teknis terhitung menyeluruh. Luar dan dalam. Apa saja? Anda bisa simak di bawah ini.
Banyak Digitalnya
Interiornya jelas beda. Kalau diperhatikan, segalanya agak menghadap ke pengemudi. Kami belum melihat langsung, jadi belum bisa bilang apakah ergonomis.
Konsep horizontal design digunakan untuk mendesain dashboard. Seperti biasa, dashboardnya terlihat polos, namun ada layar monitor di tengahnya. Entah apakah layar multimedia ini akan tersedia di semua lini.
Platform Baru
Toyota Agya 2023 berdiri diatas platform yang dibuat oleh Daihatsu. Namanya DNGA (Daihatsu Next Generation Architecture). Mungkin masih ada campur tangan Toyota, karena Daihatsu dimiliki oleh Toyota Group.
Dengan platform ini, mereka menyatakan kalau All New Agya memiliki tingkat pengendalian dan pengendaraan yang lebih baik. Di chassis juga terpasang sistem suspensi baru yang diklaim meredam permukaan jalanan Indonesia dengan lebih baik.
Platform dan suspensi baru juga torsion beam yang lebih kokoh,membuat handling pesaing Honda Brio ini lebih lincah dan mantap saat bermanuver. Body roll lebih minim dibanding sebelumnya karena peningkatan kekakuan lateral chassis, terutama di bagian belakang. Itu kata mereka. Kami harus mencoba untuk membuktikannya.
Pergerakan lingkar kemudi juga jadi perhatian. Electronic Power Steering (EPS), ditingkatkan lagi kinerjanya. Ini berujung pada pergerakan roda depan yang lebih responsif saat diberikan input. Selain itu, radius putar juga bisa ditekan.
Mesin dan Transmisi Baru
Keluarga Toyota Agya 2023 kini dibekali dengan mesin tiga silinder. Namun kapasitasnya masih sama seperti sebelum ini, 1,2 liter. Dengan kode WA-VE, tenaganya 86,7 hp pada 6.000 rpm. Torsinya memuncak di 4.500 rpm sebesar 113 Nm. Menurut Toyota, dengan menggunakan tiga silinder maka konsumsi BBM bisa ditekan.
Yang menarik, untuk pertama kalinya Agya dibekali CVT untuk transfer daya dari mesin ke roda. Proses perpindahan gigi yang hampir tidak terasa juga jadi nilai tambah Agya baru ini. Meski kompetitornya, Honda Brio sudah lama menerapkan teknologi itu.
Seperti biasa, mobil yang generasinya baru pasti mengalami penambahan dimensi. Untuk perbandingan, Toyota Agya lama memiliki dimensi panjang 3.660 mm, lebar 1.600 mm dan tinggi 1.520 mm.
All New Toyota Agya kini hadir dengan panjang 3.760 mm, lebar 1.665 mm tapi tingginya merendah jadi 1.505 mm. Sepertinya platform DNGA memungkinkan untuk merendahkan ketinggian atap. Untuk menjaga head room tetap lega, posisi duduk pasti harus direndahkan. Tapi kami belum melihat sebesar apa ruang kepalanya. Karena Interiornya masih belum boleh dilihat langsung.
Atap yang lebih rendah memungkinkan mobil untuk punya kestabilan lebih baik. Selain itu, jarak sumbu roda antara keduanya juga kini berbeda. Yang lama 2.450 mm sementara Agya baru 2.525 mm. Ini menandakan kalau ruang kaki akan lebih menjanjikan.
Agya GR Sport Paling Beda
Toyota tidak menyebutkan secara spesifik kalau Agya baru ini akan muncul dalam tiga varian. Tapi kalau Anda perhatikan, Agya berwarna silver di halaman ini memiliki emblem ‘G’ di penutup bagasi.
Kami juga menanyakan kepada beberapa personel Toyota dan menyimpulkan bahwa hatchback ini ada varian paling bawah, Agya E. Varian G dan E ini yang masuk dalam golongan LCGC. Hal tersebut juga dipastikan dengan logo Garuda yang terpasang di depan mobil.
Varian tertinggi ditempati oleh Toyota Agya GR Sport. Ini tipe yang menarik karena menurut Toshihiro Nakaho, Chief Engineer All New Agya, dibekali dengan kaki yang berbeda. Nakaho tidak menjelaskan secara detil, tapi memang ada penyesuaian supaya Agya GR Sport bisa lebih menguatkan rasa sporty yang diusung.
Penyetelan khusus telah diterapkan untuk meningkatkan handling. Shockbreaker dan per yang dipakai berbeda dari Agya LCGC. Sistem kemudi juga dibekali EPS tapi dengan gigi yang lebih rapat untuk menghasilkan pengendalian yang lebih responsif dari versi standar. Jadi kalau versi standar diklaim lebih responsif, ini harusnya lebih asik lagi.
Tak terasa, usia sportscar Toyota 86 generasi pertama telah lebih dari satu dekade. Demikian juga sejumlah saudara kembar yakni Subaru BRZ, Toyota GT86 (Euro-spec), dan Scion FR-S (US-spec) dengan usia yang sebaya.
Dengan usia kendaraan yang rata-rata memasuki 10-12 tahun, kini waktunya melakukan penyegaran atau umum disebut overhaul.
Rata-rata pemilik kendaraan di Jepang berkendara sejauh 9.000 an kilometer per tahunnya. Dengan usia Toyota 86 yang nyaris 12 tahun, maka angka odometer pada dashboard Toyota 86 akan tertera di kisaran 100 ribu – 110 ribu km.
Bagi sebagian orang mungkin angka kilometer tersebut belum terlalu perlu untuk melakukan overhaul. Namun orang Jepang sangat disiplin dan serius dan ketat jika menyangkut soal perawatan kendaraan.
Program penyegaran Toyota 86 bertajuk 86Re:Project pun diluncurkan oleh Toyota Motor Corporation melalui Gazoo Racing Garage di Jepang. Nah, seperti apa detil dari program tersebut?
Kembalikan Vitalitas Performa Toyota 86
Pada program 86Re:Project, kendaraan tak sekadar menjalani servis rutin biasa, namun secara menyeluruh.
Secara sepintas, proses overhaul terlihat mirip seperti servis besar. Namun tahapan yang dijalani lebih panjang. Beragam aspek pengecekan serta pengujian yang dilakukan pun jauh lebih detil dan kompleks. Gambaran sederhananya, kondisi kendaraan dikembalikan seperti saat baru keluar dari pabrik.
Setelah melihat catatan riwayat perawatan kendaraan, proses pengerjaan berlanjut ke tahap berikutnya.
Seluruh komponen kendaraan baik perangkat mekanis maupun elektronik termasuk sistem kelistrikan dicek satu-persatu. Pada komponen tertentu, para teknisi khusus dari Gazoo Racing Garage tak hanya menggunakan komputer diagnostik, namun juga kamera mikro.
Mesin diurai dan dicek secara menyeluruh. Tak sekadar membersihkan gigi gir mekanisme mesin serta kerak karbon pada perangkat ruang bakar. Komponen seperti piston set dan klep pun akan diganti dengan yang baru bilamana diperlukan.
Komponen seperti bearing, karet seal dan gasket pun tentunya diganti baru sesuai prosedur turun mesin.
Sistem injeksi bahan bakar dan pengapian dicek dan dikalibrasi ulang sesuai standar pabrikan. ECU sistem manajemen mesin pun tak luput dari kalibrasi dan remapping.
Tak hanya mesin, komponen sistem penggerak roda, pengereman, transmisi serta suspensi pun tak luput dari pengecekan. Tak boleh ada satupun komponen yang terlewat… bahkan sekrup dan baut sekalipun.
Pengujian Kinerja Kendaraan Secara Menyeluruh
Setelah seluruh komponen kendaraan selesai menjalani tahap pengecekan dan rehabilitasi, kini berlanjut ke tahap pengujian.
Serangkaian tahapan pengujian pada pasien Toyota 86 dilakukan di tempat uji khusus yang dimiliki oleh Gazoo Racing. Para teknisi penguji akan memastikan seluruh komponen bekerja sempurna sesuai standar. Prosesnya sama seperti tahapan pengujian kendaraan yang baru keluar dari dapur produksi.
Setelah pengujian selesai dan mobil dinyatakan laik jalan, kunci Toyota 86 pun diserahkan kembali kepada pemilik kendaraan. Setiap mobil peserta program 86Re:Project mendapat sertifikat khusus.
Program 86Re:Project yang diselenggarakan oleh GR Garage di Fukuroi, Prefektur Shizuoka, Jepang ini sebenarnya telah dimulai sejak Oktober 2022. Tak hanya di Fukuroi, program ini juga akan dilakukan di jaringan dealer Toyota GR di seluruh Jepang. Hal tersebut guna menjaring para pemilik Toyota 86 spek-JDM yang berlokasi di luar area Prefektur Shizuoka.
Perihal biaya yang dikenakan untuk program 86Re:Project ini bergantung pada rincian penggantian komponen kendaraan.
Para pemilik Toyota 86 di luar Jepang tentunya berharap program ini dapat merambah ke skala internasional, termasuk Indonesia.
Toyota Corolla mungkin mobil dengan turunan model dan varian paling banyak. Tapi di Indonesia, ada satu yang selalu membuat kami kagum. Inilah Toyota Corolla Twin Cam GTI (AE92). Bentuk mungkin biasa saja, tapi performanya menggugah.
Corolla GTI dibekali mesin yang disebut-sebut sebagai penggerak terbaik buatan Toyota. Dan itulah yang membuat sedan empat pintu ini begitu memiliki nilai.
Sebelum lanjut, sebaiknya dikenali dulu apa itu Corolla AE92. Ini adalah Toyota Corolla generasi keempat yang muncul pada 1987 di Jepang. Indonesia kebagian mobil ini tahun berikutnya, dan dipasarkan sebagai Corolla Twincam.
Pada masa awal, hadir dalam dua varian mesin: 1,3 liter SOHC dengan nama varian SE dan 1,6 liter dengan nama SE Limited. Serta satu model berbentuk liftback yang kurang diminati. Versi SE mengusung mesin 2E, sedangkan SE limited memakai 4A-F. Corolla Liftback menggunakan mesin serupa SE Limited. Ketiganya dibekali sistem pengabutan BBM karburator.
Sang Raja Tiba
Masuk Tahun 1990, Twin Cam mengalami perubahan minor pada lampu dan grill, tapi yang paling signifikan adalah kedatangan satu varian baru, GTI. Ini adalah tipe tertinggi di keluarga Twincam di Indonesia. Mesinnya berbeda dengan yang lain. Tertanam jantung mekanis empat silinder 1,6 liter 4A-GE yang dikenal memiliki performa dan daya tahan jempolan.
Tidak lagi pakai karburator karena GTI, sesuai penamaannya, menggunakan injektor untuk menyemburkan bensin ke ruang bakar. Tenaga puncak mencapai 140 hp di 7.200 rpm, dengan torsi maksimum 149 Nm pada 4.800 rpm.
Ya, ini mesin yang mampu berputar hingga rpm tinggi. Makanya banyak yang suka dengan mobil ini. Selain karakter high revving-nya, mesin 4A-GE pun mudah untuk dimodifikasi.
Perbedaan Fisik
Sepintas, bagi yang kurang paham mungkin antara semua varian Twin Cam akan sama. Tapi untuk GTi, ada beberapa perbedaan yang signifikan. Pertama di grill ada emblem GT Twin Cam. Logo serupa juga bisa ditemukan di pintu belakang bagian bawah, dalam bentuk stiker. Kaca belakang tertulis Grand Touring Injection, kepanjangan GTi.
Di belakang, selain logo tadi, kalau mobilnya masih orisinil, harusnya memiliki dua lubang knalpot dalam satu muffler. Rem cakram terpasang di depan dan belakang. Versi di bawahnya, cakram hanya untuk menahan laju roda depan. Buka kap mesin, ada strut bar bawaan standar. Tujuannya agar chassis lebih rigid dan pengendalian membaik.
Lebih signifikan perbedaan di interior. Pada GTI, jok semi bucket warna hitam dan abu-abu terpasang. Lengkap dengan headrest yang unik. Setir 3-spoke terbungkus kulit membedakannya dengan versi yang lain. Nuansanya sangat ‘racing’. Bentuk dashboard sebetulnya tidak berbeda. Tapi untuk yang satu ini ketambahan indikator jam, volt meter dan indikator tekanan oli.
Harganya Sekarang
Seperti biasa, mobil ini jarang tapi belakangan peminatnya makin banyak. Karena jarang, harganya jadi mahal. Di pasar mobil seken online, rentang harganya luas. Mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 90 jutaan. Tentunya, harga menentukan kualitas.
Perhatikan juga, GTI banyak yang mengalami ‘penyiksaan’ selama masa hidupnya. Banyak yang memodifikasi mobil ini untuk jadi mobil balapan. Tidak salah memang, karena platformnya menunjang. Tapi ada baiknya diwaspadai, terutama di bagian kaki dan chassis.
Selain itu, perhatikan juga ketersediaan onderdil. Karena mobil ini dibuat untuk lebih tangguh dan punya mesin yang berbeda, beberapa komponen akan lebih mahal. Selain itu, ketersediaan suku cadang ini juga banyak yang mengatakan mulai jarang untuk beberapa komponen. Apalagi kalau sudah menyangkut barang yang sifatnya aksesoris.
Toyota Motor Corporation mengumumkan kemarin (10/01/2023) bahwa mereka mulai menjual Toyota Prius 2023 di Jepang. Untuk awal, Toyota Prius Series Parallel Hybrid (HEV) yang akan dipasarkan. Sementara versi Plug-in Hybrid baru masuk showroom bulan Maret nanti.
Toyota Prius yang sekarang memasuki generasi kelima ini dibekali dengan berbagai opsi sistem penggerak. Tentu, yang jadi sorotan adalah sistem hybrid yang juga sekarang sudah masuk gen-5. Menurut Toyota, mobil ini dibangun untuk membuat ‘happy’ penggunanya sekarang hingga generasi mendatang.
Jujur, kami kurang begitu menaruh perhatian kepada Prius karena bentuknya. Soal teknologi, mobil ini memang salah satu pelopor dan hebat. Tapi model yang mendebut dunia pada November 2022 lalu ini memiliki desain yang hebat dan diakui bertolak belakang dengan generasi sebelumya yang kerap dicap membosankan.
Kemampuan Naik, Konsumsi BBM Turun
Soal desain, silahkan nilai sendiri, tapi kami suka. Penggerak konvensionalnya, untuk versi Jepang, ada dua opsi yaitu mesin empat silinder 2.0 liter dan 1,8 liter. Versi kubikasi terbesar menghasilkan tenaga hingga 193 hp. Konsumsi bahan bakarnya diklaim 28,6 km/liter. Toyota juga mengatakan versi ini memiliki keselarasan antara mobil yang ramah lingkungan, sekaligus memiliki performa yang meyakinkan.
Versi 1,8 liter menghasilkan 138 hp dengan konsumsi BBM 32,6 km/liter. Dijanjikan untuk menjadi mobil yang menyenangkan karena akselerasi yang spontan dan lincah.
Selain itu, Prius 2023 juga diberikan opsi penggerak AWD, E-Four. Toyota mengatakan sistem penggerak ini memberikan performa yang lebih baik saat harus melintasi jalan dengan grip minim. Selain itu, kemampuan bermanuver juga meningkat.
Bisa Otomatis Hubungi Polisi
Toyota Prius 2023 dibekali Toyota Safety Sense terkini yang punya berbagai kemampuan. Adaptive Cruise Control itu sudah pasti, yang menarik adalah pemantau kendaraan di belakang. Ini memungkinkan Prius untuk menginformasikan kepada pengendara kalau kendaraan lain di belakang terlalu dekat.
Alat ini lalu memberikan saran soal langkah yang sebaiknya ditempuh. Termasuk, ini dikatakan di rilis Toyota, menghubungi polisi. Kalau Prius-nya dibekali kamera belakang, akan otomatis merekam dan menyimpan data tersebut sebagai barang bukti. Bayangkan betapa sibuknya polisi di Indonesia kalau ada fitur seperti ini.
Toyota memasarkan Prius dalam tiga varian di Jepang yaitu X, G dan yang paling tinggi, Z. Rentang harganya setara Rp 323 juta hingga Rp 460,8 jutaan.
Sejak dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 2019 lalu, sport coupe Toyota GR Supra (A90) laris manis. Angka penjualan di AS sejak tahun 2019 hingga 2022 tercatat sebanyak 20.295 unit. Penyukanya sebagian besar kalangan usia muda penggemar modifikasi.
Salah satu modifikasi GR Supra yang kami tampilkan kali ini mengadopsi gaya Street Racing tanpa mengorbankan kesan elegan.
Mobil putih hasil racikan Wheels Boutique yang diunggah pada media sosial Facebook dan Instagram ini terlihat dramatis dengan body kit wide body, velg kinclong dan tentu saja…ceper.
Widebody Kit By Street Hunter Designs
Dari sekian banyak model body kit yang beredar di pasaran, Wheels Boutique membekalkan satu set body kit keluaran Street Hunter Designs khusus untuk Toyota GR Supra (A90).
Bentuk yang keren dan harganya yang cukup terjangkau membuat kit lansiran Street Hunter Designs begitu populer di Amerika Serikat.
Kit add-on widebody pada fender depan dan belakang membuat body GR Supra terlihat kekar. Fender depan menyatu dengan splitter dan spoiler depan. Sementara side skirt menyatu dengan fender belakang. Pada bagian buritan terpasang wing spoiler besar yang mengingatkan pada Porsche 911 (993) GT2 ’96. Pada bagian bawah bumper belakang juga terpasang diffuser.
Sebagai penopang body dan untuk menyesuaikan gaya modifikasi Toyota GR Supra ini, Wheels Boutique memilih satu set velg 3-piece forged steel twin-5-spoke S3-X3 lansiran Anrky Wheels yang dipoles mengkilap dan dibalut dengan ban Toyo Proxes R888R. Sayangnya, tak disebutkan berapa ukuran off-set velg dan ban yang digunakan.
Setting suspensi pun disesuaikan agar body terlihat kian ceper dan velg dapat masuk di dalam fender.
Nah, berapa kira-kira biaya yang dikeluarkan untuk modifikasi ini.
Harga satu set widebody kit lengkap (berbahan FRP) lansiran Street Hunter Designs untuk GR Supra (A90) dibanderol mulai dari $7.425 atau setara Rp 114,9 juta. Itu baru harga body kit saja, belum termasuk harga satu set velg dan ban serta biaya pasang.