Zagato AGTZ Twin Tail, Ini Mobil Apa Sih?

Mobil buatan Perancis seperti Alpine A110 mungkin tak terlalu populer. Bahkan tampilannya pun bagi sebagian orang dianggap kurang menarik. Namun lain ceritanya dengan supercar Zagato AGTZ Twin Tail.

Mobil ini debut perdana pada event eksklusif Fuori Concorso di Lake Como, Italia beberapa waktu lalu.

Supercar tersebut digarap oleh rumah desain Zagato yang bekerjasama dengan dealer mobil sport dan supercar asal Polandia, La Squadra.

Terinspirasi Dari Mobil balap Alpine A220

Bagi yang penasaran, AGTZ Twin Tail (Alpine GT Zagato) berbasis dari mobil sport Alpine A110. Bodinya yang ceper serta berbuntut panjang mengingatkan pada mobil balap ketahanan 24 jam Le Mans.

Desainnya memang terinspirasi dari mobil balap Alpine A220 yang berlaga di Le Mans pada era 1960an. 

Bahkan AGTZ Twin Tail juga tampil dalam dua versi seperti Alpine A220, yakni Short Tail dan Long Tail. Dua buah sirip aileron tegak di belakang, membuatnya menyandang julukan Twil Tail.

Yang menarik, mobil bisa diubah dari Long Tail ke reguler hanya dalam waktu lima menit. 

Sasis standar bawaan Alpine A110 sedikit dimodifikasi agar bisa ditumpangi bodi hasil garapan Zagato. Seluruh rangka dan panel bodi menggunakan material serat karbon berbobot ringan.

Gaya khas mobil balap Le Mans terlihat jelas pada desain kokpit berkubah. Lampu depan berukuran besar, saluran air intake model baru serta bonnet depan dirancang ulang oleh Zagato. 

Mesin Standar Alpine A110

Pada sasis terpasang mesin 4-silinder 1.8-liter turbo bawaan  Alpine A110. Namun jika konsumen ingin performa lebih, mesin bisa dioprek sehingga output tenaga terdongkrak jadi 300 hp. Gratis pula.

Perpindahan gigi pun tetap menggunakan transmisi automatic 7-speed kopling ganda bawaan Alpine A110.

Hanya ada 19 unit Alpine A110 edisi khusus ini yang akan diproduksi. Harganya mulai dari €650.000 atau kurang lebih sekira Rp 11,4 milyar. Belum termasuk bea pajak dan biaya lainnya.

Unit pesanan akan tersedia mulai Juli 2024 mendatang saat resmi diluncurkan di Italia. 

Lamborghini 350 GT Balik ke Jenewa, 60 Tahun Setelah Debutnya

Pada bulan Maret 1964, Automobili Lamborghini masih dalam ‘masa pertumbuhan’, karena baru didirikan beberapa bulan sebelumnya. Lamborghini telah memperlihatkan prototipe pertamanya pada bulan Oktober 1963, yakni 350 GTV. Mobil ini dirancang oleh Franco Scaglione dan dibuat oleh Carrozzeria Sargiotto di kota Turin, Italia.

Mobil produksi yang dibuat berdasarkan dari prototipe pertama adalah 350 GT. Lamborghini 350 GT diperkenalkan di pameran Geneva Motor Show pada bulan Maret 1964. Enam dekade setelah debutnya, Automobili Lamborghini kembali hadir di jalanan Jenewa dengan 350 GT dengan chassis nomor dua.

Unit ini merupakan 350 GT tertua yang berhasil Lamborghini temukan untuk momen spesial tersebut. Sekaligus merayakan kisah mobil produksi pertamanya dan sebagai DNA murni dari produsen mobil asal kota Sant’Agata Bolognese ini.

Perjalanan bisnis Automobili Lamborghini dimulai pada pameran Geneva Motor Show 1964, dengan debut 350 GT. Sejak saat itu, siapa saja (yang berduit) dapat membeli mobil dengan logo banteng mengamuk tersebut. Semenjak ide awal, Lamborghini 350 GT diciptakan untuk menjadi mobil yang kencang, sekaligus berpenampilan luar biasa.

Pakai mesin balap

Chassis dan rangkanya merupakan hasil karya Giampaolo Dallara, yang hingga kini masih dianggap sebagai perancang chassis terbaik di dunia. Mesin bensin V12 3.5 liter dengan empat camshaft yang dipakai merupakan desain dari Giotto Bizzarrini. Awalnya, mesin ini sejatinya untuk kebutuhan motorsport, tapi sukses disesuaikan untuk penggunaan jalan raya oleh Paolo Stanzani. Ia merupakan salah satu tokoh kunci dalam sejarah Automobili Lamborghini.

Desain bodi aluminium dan produksinya dilakukan oleh Carrozzeria Touring di kota Milan. Perusahaan karoseri ini dianggap yang terbaik pada era awal 1960an, karena mampu menghadirkan mobil sport dengan sentuhan akhir yang elegan. Sehingga 350 GT langsung menjadi sorotan dan menarik perhatian banyak media yang hadir di Geneva Motor Show saat itu.

Interior 350 GT berada pada level tertinggi, dengan banyak penggunaan material kulit dan aksen chrome. Konfirgurasi tempat duduknya pun unik, yaitu 2 + 1, dengan dua jok depan dan satu jok belakang tengah. Heran…

Urusan mekanikal juga luar biasa saat itu, dengan suspensi independen di keempat roda dan mesin V12 bertenaga 320 hp. Beberapa bulan setelah debutnya, Lamborghini meningkatkan kapasitas mesin V12 tersebut menjadi 4.0 liter. Dan mobil ini juga berubah menjadi Lamborghini 400 GT.

Selama 40 tahun ke depan, geometri yang sama digunakan dalam berbagai posisi dan variasi, sehingga menjadi salah satu simbol kunci DNA mesin V12 Lamborghini. Mulai dari Islero, Jarama, Espada, dan LM 002. Termasuk Miura, Countach, serta Diablo.

Unit 350 GT tertua yang masih utuh

Unit 350 GT pertama dikirimkan kepada drummer kelahiran kota Livorno, Giampiero Giusti, yang berada di puncak kesuksesannya dengan band I 5 di Lucca, yang kemudian menjadi Quartetto di Lucca. Hal ini menandai dimulainya hubungan erat antara Lamborghini dan dunia hiburan, karena banyak aktor dan Musisi yang menjadi pelanggan setia Lamborghini.

Mobil yang dipamerkan di stand Lamborghini di Jenewa 1964 adalah chassis 350 GT #101, berwarna Metallic Geneva Green dengan interior putih. Mobil tersebut, yang kemudian digunakan sebagai model uji untuk pengembangan dan uji ketahanan, sayangnya hancur akibat tabrakan dari belakang saat berhenti di lampu lalu lintas.

Unit 350 GT berikutnya, dengan nomor sasis kedua, tetap bertahan hingga kini. Ya, yang ada di depan mata Anda ini. Berwarna abu-abu metalik dengan interior merah, dikirim dari Sant’Agata Bolognese pada tanggal 15 Agustus 1964, dan dikirim dalam keadaan baru ke Jenewa.

Mobil ini menjadi unit produksi Lamborghini yang tertua saat ini, dan direstorasi sempurna dan disertifikasi oleh Lamborghini Polo Storico. Kini, produsen mobil Sant’Agata Bolognese ingin merayakan kisahnya, menghidupkannya kembali, dan berada di jalanan Jenewa.

Alfa Romeo Stradale 33

Alfa Romeo Stradale 33 Diperkenalkan, Hanya ada 33 Unit!

Alfa Romeo Stradale 33 adalah supercar pertama buatan pabrikan Italia itu, yang unik, bukan cuma dibuat terbatas tapi opsi penggeraknya antara mesin V6 atau full EV. Tidak kalah penting, kemungkinan besar inilah mobil terakhir mereka yang akan menggunakan mesin konvensional. Setelah 2024, semua produknya akan kendaraan dengan elektrifikasi.

Kemampuannya sama-sama menakjubkan. Stradale 33 V6 berkapasitas 3,0 liter dengan imbuhan twin-turbocharger. Bukan mesin baru memang, karena penggerak yang dikembangkan bersama Ferrari ini sudah terpasang di keluarga Quadrifoglio.

Tenaga yang dihasilkan diklaim 620 hp yang disalurkan melalui transmisi 8-speed DCT otomatis. Sprint 0-100 km/jam diselesaikan dalam waktu kurang dari tiga detik. Sementara kecepatan tertingginya adalah 331 km/jam.

Sementara Alfa Romeo Stradale 33 EV, detail spesifikasinya belum diungkap oleh mereka. Namun dipastikan tenaganya menyentuh 750 hp, 0-100 km/jam dalam 2,5 detik dan jarak tempuh tidak kurang dari 450 km. Sekali lagi, belum diketahui seperti apa format penggeraknya.

Desain & Produksi

Supercar Alfa Romeo

Supercar ini berdiri di atas platform carbon fiber yang serupa dengan Maserati MC20. Tapi kami harus akui, mobil ini bentuknya indah. Alfa Romeo mengambil ide dari mobil Tipo 33, sportscar yang hadir pada November 1967. Coba perhatikan lekukannya. Mulus.

Pintunya model kupu-kupu (butterfly door), memberikan akses untuk kabin yang tidak kalah enak dilihat. Konsol tengah dashboard diisi oleh kenop dan tombol bernuansa klasik. Selain display infotainment dan instrument cluster yang modern, perhatikan setirnya. Tidak ada tombol sekalin mungkin klakson. Ini dikatakan untuk menciptakan kesenagan berkendara yang lebih murni.

Alfa Romeo akan mulai proses perakitan pada Juli 2024 dan akan diserahkan ke pelanggan mulai Desember tahun depan. Pembelinya bisa melakukan personalisasi untuk fitur dan kelengkapan melalui program yang disebut The Bottega. Harganya? Belum diumumkan tapi rumornya sekitar US $2,8 juta. Rumornya.

Sementara itu, finalisasi sebelum produksi masih berlangsung di pusat pengembagan mereka. Pembalap F1 dari tim Alfa Romeo, Valteri Bottas akan turut serta menguji mobil ini di sirkuit uji Balocco Proving Ground.

370 Jam Untuk Melabur Bodi Lamborghini Huracan Terlangka!

Perayaan 60 tahun Lamborghini yang akan dihelat pada 10 September mendatang di Lamborghini Lounge, Porto Cervo, Sardinia tinggal sebentar lagi. Sebuah kado istimewa telah disiapkan oleh para perancang di Sant’ Agata, Bologna, Italia. Bila pada tahun 2013 saat perayaan 50 tahun Lambo hadiah istimewanya adalah Lamborghini Egoista. Kali ini hadiahnya adalah Lamborghini Huracan Sterrato ‘Opera Unica’. Seperti apa keistimewaannya?

Cuma Ada Satu Di Dunia

Spek teknis supercar pelibas trek gravel ini tak berbeda dari Huracan Sterrato lainnya. Ini adalah supercar terakhir Lamborghini yang mengusung mesin bensin 5.2-liter V10 tanpa embel-embel modul motor hybrid. Performa tenaganya yang sebesar 602 hp dan torsi 565 Nm tak ada perubahan.

Mulai dari transmisi 7-speed kopling ganda hingga teknologi berkendara canggih Integrated Vehicle Dynamics System yang diadopsi dari SUV Lambo Urus pun sama.

Yang membedakannya dari Huracan Sterrato lainnya adalah kemasan eksteriornya. Bahkan mobil ini hanya satu-satunya di dunia. Tanpa nama owner maupun label harga. Ini dari Lamborghini untuk Lamborghini.

Mobil ini digarap oleh para perancang, teknisi spesialis dan seniman dari workshop Ad Personam di Sant’ Agata. Tempat dimana mobil Lamborghini pesanan khusus digarap.

Jika dilihat sepintas dari kejauhan, warna biru mendominasi sekujur body sang Huracan Sterrato. Namun saat dicermati dari dekat, laburan warna pada body mobil ini mirip lukisan. Nah, anda makin penasaran bukan?

Pengecatan Selama 370 Jam Kerja

Ya, Anda tak salah baca. Proses pengecatan mobil ini memakan waktu 370 jam kerja. Jika dihitung 8 jam kerja untuk setiap shiftnya, maka pengerjaan pengecatan body saja memakan waktu sekira 46 hari kerja.

Yang rumit tak hanya proses tahapan pengecatannya saja. Namun formulasi ramuan catnya sendiri diracik secara khusus di lab cat Ad Personam. Warna dasar biru yang berlabel Blu Amnis dikombinasikan dengan dua warna biru lainnya yakni Blu Grifo dan Blu Fedra.

Masing-masing warna ternyata menyimpan makna khusus. Amnis dalam bahasa latin artinya air yang mengalir. Nama Fedra diambil dari bahasa Spanyol yang berarti kemilau. Sedangkan nama Grifo adalah istilah dalam bahasa Spanyol untuk gemercik air.

Teknik pengecatan dan pencampuran warna Blu Grifo dan Blu Fedra pada warna dasar Blu Amnis tadi dilakukan secara manual. Ya… dilukis, seperti sapuan kuas pada lukisan karya Vincent Van Gogh. Ditambah lagi dengan proses pelapisan varnish pelindung cat dengan efek kristal es.

Perpaduan tiga warna biru tersebut sungguh mengagumkan. Sekujur body Opera Unica terlihat bagai sebuah lukisan. Nuansa deburan ombak nan berkilau serta langit biru pesisir pantai Costa Smeralda di pulau Sardinia.

Untuk memberi nuansa kontras, laburan warna matte black disapukan pada panel atap, dek pintu, frame headlamp, sirip splitter depan dan diffuser belakang, fender serta pada lis ekstensi di tepi lingkar ruang roda.

Interior Juga Bernuansa Biru

Kemasan interior Lamborghini Huracan ini pun didominasi warna biru senada dengan kemasan eksteriornya yang dramatis.

Jok dan panel interior dibalut kulit berwarna Blu Delphinus plus bahan Alcantara berkelir biru. Delphinus dalam bahasa latin artinya Lumba-lumba, dan juga nama dari konstelasi bintang Utara yang bercahaya biru terang.

Oh ya, tombol Start/Stop juga dikemas dengan efek kristal seperti pada kemasan eksterior. Tak lupa tersemat pula sebuah plakat khusus bertuliskan ‘Opera Unica Porto Cervo 2023’ sebagai penanda bahwa ini adalah mobil edisi istimewa.

Ini adalah satu dari 1.499 unit Huracan Sterrato yang akan dibuat Lamborghini. Untungnya hanya ada satu yang seperti ini. Bengkel cat akan repot jika harus menggarap sebanyak 1.499 unit yang seperti ini. Sungguh mobil yang benar-benar istimewa. Happy 60th Anniversary Lamborghini…

 

Lamborghini Huracan STO.

Mau Nyetir Supercar di South Australia? Harus Punya SIM Khusus

Negara bagian South Australia melakukan terobosan dengan membuat aturan SIM (Surat Izin Mengemudi) baru. SIM ini ditujukan untuk pemilik dan pengguna Ultra High Power Vehicle atau UHPV alias kendaraan supercar atau hypercar. Kenapa bisa begitu?

Jadi, karena banyaknya kecelakaan mobil kencang di negara itu, bahkan sampai mengakibatkan korban jiwa, legislatif South Australia mulai memperketat syarat untuk mengemudikan mobil kencang. Ditambah, pemilik mobil dilarang mematikan fitur bantu berkendara seperti traction control. Nama SIM-nya adalah U Class, mulai berlaku 24 Desember 2024 nanti.

Supercar Ferrari

Kategori UHPV, disebutkan situs Drive adalah mobil yang memiliki rasio tenaga/bobot 370 hp/ton. Bobot kotor (gross) mobil juga kurang dari 4,5 ton. Dengan begitu, ada lebih dari 200 model yang masuk kategori tersebut.

Selain menambahkan kategori U-Class, pemerintah setempat juga mengumumkan hukuman untuk para pelanggar. Untuk yang sengaja mematikan fitur bantu berkendara macam traction control tadi, dendanya AU $5.000. Dengan catatan, sengaja menon-aktifkan saat berkendara di jalanan umum. Lain cerita kalau sedang di sirkuit, atau terjebak di medan non-aspal.

Lebih parah lagi, kalau mengalami kecelakaan sampai menimbulkan korban jiwa. Lalu ketahuan mobil dalam mode Sport dan traction control mati. Hukumannya bisa tujuh tahun penjara serta dilarang memiliki SIM sampai tiga tahun. Sebelumnya, hukuman untuk yang pengemudi yang bersalah dalam kecelakaan sampai timbul korban jiwa adalah 12 bulan plus enam bulan dilarang punya SIM.

Keputusan ini diambil setelah kejadian tabrakan di South Australia yang melibatkan supercar Lamborghini Huracan. Pengemudinya, Alexander Campbell menabrak anak di bawah umur, Sophia Naismith (15 tahun) hingga meninggal. Kejadian tahun 2019 ini menyadarkan pemerintahnya untuk merevisi undang-undang lalu lintas di negara bagian itu.

Kalau ini diterapkan di Indonesia, apa jadinya? 

Sumber: Drive

Ferrari F40, Kado Ulang Tahun Dari Sang Komandan

Tahun 1988 menjadi tonggak bagi Ferrari, perusahaan mobil asal Italia ini akan berulang tahun ke-40, tidak terbayangkan apabila beberapa tahun sebelumnya Ferrari terancam bangkrut. Untuk merayakannya, Ferrari memutuskan membangun sebuah mobil spesial, yang kemudian menjadi mobil terakhir yang disetujui langsung oleh Enzo Ferrari. Mobil tersebut ialah Ferrari F40. 

Hadiah menjelang ulang tahun ke-40 

Cerita F40 dimulai dari pendahulunya yaitu 288 GTO, meski saat itu Ferrari sudah fokus di F1. Ferrari melihat regulasi baru kelas Group B memiliki masa depan yang cerah, apalagi Ferrari memiliki pelanggan setia yang ingin balapan dengan mobil kesayangannya. Akhirnya pada tahun 1984, Ferrari 288 GTO lahir dan menggunakan inovasi yang kemudian berlanjut ke F40 seperti turbocharger dan bodi berbahan kevlar untuk mengurangi bobot. 

Sayangnya Group B kandas pada tahun 1986 lantaran berbagai kecelakaan fatal di WRC. Kala itu Ferrari tengah mengembangkan 288 GTO Evoluzione yang merupakan penyempurnaan dari 288 GTO. Tetapi Nicola Materazzi, Chief Engineer Ferrari saat itu, mengusulkan kepada Enzo bahwa mobil ini masih memiliki potensi, Enzo pun setuju. Lagipula, ulang tahun ke-40 Ferrari semakin dekat, dan Enzo ingin memberikan hadiah untuk perusahaannya. 

Sepi fitur

Menggunakan basis 288 GTO Evoluzione, tim Materazzi bekerja dalam waktu yang singkat yaitu 13 bulan saja. Desain F40 terlihat masih turunan dari 288 GTO termasuk bagian atap yang mirip dengan 308 GTB. Tetapi Leonardo Fioravanti dan Pietro Camardella dari Pininfarina menghasilkan bodi aerodinamis dengan bagian depan rendah, dua NACA ducts besar di samping mobil dan sayap belakang untuk memberikan downforce. 

Seluruh bodi mobil dibuat dari bahan carbon fibre, kevlar dan aluminium, sehingga F40 hanya memiliki berat 1.254 kg saja. Karena ada komplain dari konsumen, bahwa mobil Ferrari modern semakin ‘manusiawi’. Maka interior F40 dibuat ‘sepi’ fitur, lantaran tidak ada sistem audio, door panel dan bahkan karpet dan sistem kunci, namun setidaknya terdapat sistem AC. Kaca mobil terbuat dari bahan Lexan yang ringan dan bahkan pada versi awal F40, tidak ada sistem engkol dan hanya kaca yang bisa digeser ala mobil balap. 

Dapur pacu F40 menggunakan mesin V8 2.936 cc dengan konfigurasi 90 derajat yang dibantu dua turbo buatan IHI yang mampu menghasilkan tenaga 471 hp dan torsi 577 Nm. Menarik melihat Ferrari memilih turbo buatan Jepang, menurut Dario Benuzzi, Chief Test Driver Ferrari kala itu. Terdapat dua varian mesin dimana satu menggunakan turbo KKK buatan Jerman dan IHI buatan Jepang. 

Turbo Jepang Lebih Baik

Setelah pengetesan turbo buatan IHI diketahui lebih unggul dan kuat. Namun Ferrari tidak bisa memilih IHI dengan mudah lantaran KKK memasok turbo untuk mobil F1. Akhirnya mereka mengundang engineer KKK yang mengakui keunggulan turbo buatan IHI dan merestui Ferrari menggunakan turbo IHI. Para engineer Ferrari juga menjamin reliabilitas mobil dengan menggunakan bahan magnesium di beberapa komponen inti, seperti intake manifold dan housing transmisi. 

Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi manual 5-speed menuju roda belakang. Suspensi independen double wishbone yang mirip dengan konfigurasi Ferrari 288 GTO. Baik velg centre lock buatan Speedline dan ban F40 desain Pirelli sesuai dengan spesifikasi dari engineer Ferrari. 

Akhirnya pada bulan Juli 1987, F40 diperkenalkan ke publik pada sebuah acara di balai kota Maranello, lantaran Fiat sebagai pemilik Ferrari tidak mengizinkan Ferrari mengikuti Frankfurt Motor Show, karena bentrok dengan peluncuran Alfa Romeo 164. Meski begitu peluncuran ini termasuk sukses dan menjadi salah satu penampilan publik Enzo Ferrari sebelum kematiannya pada tahun 1988. 

Mendapat kritis pedas

Performa F40 termasuk dahsyat dengan 0-100 km/jam dapat ditempuh hanya dalam 4,7 detik dan menjadi mobil produksi pertama yang menembus ‘angka keramat’ 200 mil/jam atau 320 km/jam, dan menjadi mobil jalan raya tercepat. Kehadiran F40 sendiri hampir bersamaan dengan Porsche 959, karena memiliki sejarah yang sama yaitu lahir untuk Group B. Komparasi keduanya tidak terelakkan. Jika 959 mengandalkan teknologi canggih, maka F40 menawarkan pengalaman berkendara yang lebih analog. 

Awalnya Ferrari hanya menyebut bahwa hanya akan ada 400 unit F40 yang dibuat. Namun karena peminatnya banyak, maka Ferrari secara diam-diam memproduksi F40 lebih banyak lagi. Total produksinya mencapai 1.131 unit. Beberapa kritik dengan sinis juga menyebut bahwa F40 hanya dibuat untuk menghasilkan uang lantaran tidak lebih dari 288 GTO dengan baju baru, meski banyak tim pengembangan F40 menolak ide tersebut. 

Salah satu pemilik F40 yang terkenal adalah Sultan Brunei Hassanal Bolkiah yang dipercaya memiliki 11 unit F40. Menariknya F40 milik Sultan juga cukup spesial karena memiliki beberapa warna selain merah yang merupakan satu-satunya warna dari pabrik. Selain itu Sultan Brunei juga meminta beberapa F40 untuk dilengkapi dengan interior full lengkap dengan lapisan kulit. Sayangnya banyak dari F40 ini tidak terpakai dengan kilometer cukup rendah dan hanya disimpan di garasi saja. 

Dikembangkan versi balap oleh Michelotto

Meski F40 didapuk sebagai mobil jalan raya, beberapa pemilik Ferrari ingin membawa F40 ke sirkuit. Akhirnya Ferrari menunjuk Michelotto, konstruktor mobil balap yang sudah menjadi mitra Ferrari untuk mengembangkan versi balap dari F40. Tenaga mesin ditingkatkan hingga mencapai 700 hp dan juga penggantian transmisi dan rem versi balap. Bodi mobil juga dimodifikasi untuk menghasilkan downforce lebih banyak. 

Hasilnya Ferrari F40 LM ini berhasil meraih posisi ketiga pada debut balap pertamanya di ajang IMSA Amerika Serikat. Kemudian F40 sendiri terus berkompetisi di berbagai kejuaraan balap mulai dari IMSA di Amerika, Le Mans di Eropa dan bahkan JGTC di Jepang. 

Hampir 40 tahun berlalu sejak kemunculan Ferrari F40, kini harga pasarannya antara 1,5 juta hingga 3,5 juta USD atau setara dengan Rp 22,6 hingga Rp 52,8 miliar. F40 pun juga memiliki reputasi sebagai supercar terbaik di masanya serta embel-embel sebagai mobil terakhir yang disetujui oleh Enzo Ferrari. 

Ivan Ramadhana

McLaren F1

Cerita di Balik Lahirnya McLaren F1, Mobil Fenomenal Abad 20

Suatu sore di tahun 1988 setelah balapan F1 Italia, di bandar udara internasional Milan, Italia, empat orang penting duduk bersama di sebuah kafe. Mereka adalah Ron Denis, Creighton Brown, Mansour Ojjeh dan Gordon Murray.

Siapa mereka? Buku sejarah otomotif menjuluki mereka dengan sebutan The McLaren 4. Brown adalah direktur McLaren Racing dan mantan juara balap mobil Inggris. Ron Dennis tentunya penyuka balap F1 tahu, Dennis adalah seorang perfeksionis, mekanik handal dan manajer tim McLaren F1 (waktu itu).

Lalu Mansour Ojjeh, orang Perancis keturunan Saudi Arabia yang banyak duit. Otomatis, dialah yang menjadi pendukung keuangan McLaren. Terakhir Gordon Murray.

Gordon Murray adalah orang yang begitu jatuh cinta dengan desain dan kemampuan Honda NSX. Di luar itu, Murray yang kelahiran Durban, Afrika Selatan merupakan desainer mobil dengan otak jenius. Semua yang lahir dari guratan penanya jadi bahan omongan karena kualitas. Dia juga yang membentuk mobil F1 era 70-an, sehingga begitu bentuknya. Anda paham, kan? Kalau bingung, coba cari Brabham BT46. Anda akan mengerti, kenapa Murray disebut orang pintar.

Sepakat Bikin Mobil

Di kafe airport itu, keempatnya berdiskusi kalau McLaren harus punya produk yang bisa dipasarkan untuk umum. Bukan cuma jadi tim F1 saja. Intinya, ekspansi bisnis. Ide ini muncul dari Oujjeh, yang melihat Ferrari dan Lotus bukan cuma sebagai tim balap. Tapi juga pabrikan mobil jalan raya. “Kenapa McLaren tidak bisa begitu? Padahal ini tim sukses,” mungkin begitu tantangan yang ia lontarkan.

Ron Dennis, yang biasanya realistis kali ini terlena dengan gambaran kalau McLaren bisa sukses menjegal nama besar seperti Ferrari atau Lamborghini di jalanan umum. Ia tidak bisa menolak ide tersebut. Akhirnya, saat itu juga Brown, Oujjeh dan Ron Dennis sepakat membentuk perusahaan baru bernama McLaren Cars.

Gordon Murray desainer jenius yang perfeksionis.

Murray kemana? Ia duduk saja diam. Saat tiga petinggi tim berdebat soal harus bagaimana dan membuat apa, Gordon diam-diam membuat sketsa. Gambaran seperti apa mobil yang akan mereka hasilkan.

Berdasarkan diskusi itu, akhirnya diputuskan beberapa syarat. Pertama berat mobilnya kurang dari satu ton. Lebar tidak lebih dari 1,8 meter. Overhang depan dan belakang wajib diminimalisir. Lalu bobot harus terkonsentrasi di tengah. Tambahannya, enak dipakai kencang maupun pelan, serta tidak lupa harus punya kenyamanan.

Mobil ini menjegal kekuatan F40 dan Diablo

Tidak ada yang peduli dengan kecepatan saat mobil ini didesain

Ada yang hilang? Ya mereka tidak mendebatkan seberapa kencang mobil ini nantinya. Berapa top speed atau seberapa cepat menempuh 0-100 km/jam tidak dibahas. Karena itu dianggap tidak penting. “Kita mau bikin road car, bukan race car,” kurang lebih begitu pernyataan Gordon Murray. Mobilnya didesain tanpa aturan. Tidak seperti mobil balap yang banyak larangannya. Yang penting lebih kencang dari Porsche 959 dengan bentuk lebih bagus dari Alfa Romeo 33 Stradale. Juga harus ramah digunakan seperti Honda NSX.

Pembuatannya juga akan memanfaatkan fasilitas dan teknologi Formula One yang ada di McLaren. Ini juga bukan tanpa alasan. Selain McLaren cuma tahu soal F1, Murray juga pahamnya dunia itu.

Tim dan Material Eksotis

Tidak lama, Murray mempresentasikan apa yang ada di isi kepalanya. Sebelas jam kemudian, Ron Dennis, Creighton Brown, Mansour Ojjeh langsung setuju.

Ironisnya, untuk membuat mobil ‘tidak tahu aturan’ ini, Gordon harus menerapkan aturan yang ketat. Pertama, tim yang akan terlibat membuat mobil harus yang terbaik. Masuklah nama seperti Peter Stevens, yang juga salah satu desainer mobil balap F1. Ia juga yang menggambar bentuk Lotus Elan M100. Orang kedua adalah Steve Randle, pionir penggunaan komputer untuk merancang chassis mobil. Randle juga yang bertanggung jawab mendesain mobil terbang yang belakangan ini ramai dibicarakan.

Tim tersebut bertanggung jawab merealisasikan desain Gordon Murray. Mobilnya memiliki macam-macam hal baru. Contohnya penggunaan material eksotis seperti carbon fiber, titanium bahkan emas.

Kabin MclAren F1

Konfigurasi kabin McLaren F1

Kabinnya menampung tiga orang dengan pengemudi ada di tengah. Alasannya, mobil betulan pengemudinya harus berkuasa penuh atas pengendaraan dan pengendalian. Duduk di tengah akan memudahkan hal tersebut.

Tidak ada ABS atau kendali traksi. Murray menganggap hal seperti itu akan menghilangkan rasa asli mobilnya. Selain itu, harus bisa bawa penumpang dan muat barang bawaan. Tidak lupa, karena ini sports car, respon dari input pengemudi harus instan.

Mesinnya Mana?

Nah, Murray dan timnya memiliki keahlian untuk melahirkan mobil yang terdengar spektakuler. Namun ia tidak memiliki keahlian untuk membuat mesin. “Saya ingin mesin tanpa turbo dengan kapasitas (silinder) selayaknya,” kata Murray. Dari situ ia mensyaratkan selain kapasitas 5,5 liter, harus mampu menghasilkan rasio tenaga paling tidak 100 hp/liter. Alias 550 hp.

MEsin Isuzu P799WE

Isuzu hampir jadi suplier mesin McLaren F1

Ia juga mensyaratkan V12 dengan bobot tidak lebih dari 250 kg dan wajib tahan banting (reliable). Baik di jalan raya ataupun disiksa bagaikan mobil balap. Jangan lupa, penggerak ini akan jadi bagian terintegrasi dari struktur mobil. Oh iya, interval servisnya harus panjang. Ini seperti permintaan bocah yang tidak tahu apa yang dia mau.

Secara alamiah, ia mendekati Honda. Karena Honda dan mobil balap McLaren (waktu itu) bagaikan sepasang kekasih. McLaren juara dunia dengan mesin Jepang ini. Dan juga, Honda baru saja selesai mendesain NSX. Mobil favorit om Gordon. Tapi Honda geleng kepala. Apalagi lihat V12 tapi bobotnya tidak lebih dari seperempat ton. Mana bisa?

Murray sempat juga mempertimbangkan Ferrari. Pasti paham, kan? Mereka punya pengalaman bikin mesin V12. Tapi nama ini dicoret karena tidak masuk salah satu syarat di atas: Reliable. Yang hingga sekarang kami tidak paham adalah, ia bahkan sempat mempertimbangkan Isuzu. Nah, bingung kan? Tapi Isuzu waktu itu memang punya mesin V12 bernama P799WE. Semua persyaratan tadi masuk. Tapi Ron Dennis menolak. Ia cuma bertanya, “Buktinya mana kalau mesin ini memang bisa diandalkan?”

Rosche Jadi Penyelamat

Lalu Gordon Murray cerita kepada teman lamanya bernama Paul Rosche. Ini siapa lagi? Rosche adalah orang BMW. Sekali lagi, kalau Anda pemerhati F1, salah satu mesin terbaik mobil balap F1 di era 80-an adalah BMW. Dan Paul Rosche adalah otak yang membuat mesin balap itu. Rosche langsung bilang, “Saya buatkan mesinnya.” Dalam waktu singkat, BMW melahirkan mesin V12 berkode S70/2.

S70/2 adalah mesin V12 dengan bahan dasar alumunium berkapasitas 6,1 liter. Tenaganya 618 hp dengan torsi puncak 650 Nm. Pelumasan model dry sump, yang akan melumasi silinder memberikan arti mesinnya akan awet. Dalam kondisi apapun. Punya dua water pump, koil individual untuk tiap silinder serta tidak lupa Vanos. Karena ini mesin BMW.

Mesin BMW S70/2

Mesin ini sedikit meleset dari harapan. Tapi masih digunakan oleh Murray

Masalahnya, mesinnya masih terlalu berat. sekitar 260 kg. Lebih berat 10 kg dari yang disyaratkan. Untungnya Murray mau mengalah. Karena ia paham ini jadi hal terakhir yang penting untuk mobil.

Jantung mekanis tersebut terpasang rapi di ruang mesin di belakang kabin. Dinding (firewall) dibungkus emas supaya bisa mendistribusikan panas lebih baik. Anda pernah dengar material Iconer? Belum? Ini adalah bahan untuk melapisi pesawat ulang alik. Selain tahan panas, juga sangat kuat. Iconer diputuskan menjadi material pembentuk knalpot. Kenapa? Karena selain menyalurkan gas buang, mengeluarkan suara, juga jadi struktur peredam efek daya tabrakan (crumple zone). Knalpot jadi crumple zone. Tidak setiap hari kami dengar ada pipa gas buang macam itu.

Tidak Perlu Flywheel?

Transmisi yang dipakai adalah 6-speed manual. Yang unik dan bikin BMW geleng kepala adalah, Murray menolak penggunaan flywheel. Alasannya sederhana. Ini mesin sudah balance secara sempurna. Kenapa perlu flywheel lagi? Penjelasan teknisnya akan sangat panjang dan perlu artikel sendiri. Intinya, akhirmya ada flywheel, tapi ukurannya kecil sekali.

Ukuran benda tersebut hanya satu dari sederet fitur antik yang ada di McLaren F1. Keunikan lainnya adalah, ingat syarat mesin akan jadi bagian struktural? Dan ini terjadi. Mesin menjadi satu kesatuan dengan suspensi menggunakan load bearing. Hasilnya, mobil yang kokoh di berbagai kondisi pengendaraan. Dan hebatnya, semua itu membuat Mclaren F1 lebih ringan dari Honda Jazz.

Setelah semua komplit, Gordon Murray mulai mendesain body. Jadi sepanjang tulisan di atas, bentuk body belum ada. Ia bersama timnya menghasilkan 1.000 model. Hingga akhirnya terpilih bentuk yang paling aerodinamis. Semua detail, termasuk posisi rem tangan dihitung dengan seksama.

Pecahkan Rekor

Akhirnya, tahun 1989 McLaren Cars siap memproduksi F1. Mobil kencang yang mudah dikendalikan, tapi sulit dibuat karena Murray, seperti dikatakan tadi, perfeksionis. Dibuat dengan tangan manusia yang ahli. Mekaniknya salah sedikit resikonya antara diperintahkan untuk membuat ulang, atau dipecat.

Dengan begitu, dunia lalu melihat hasil kreasi Gordon Murray. Manusia eksentrik dengan gaya rambut dan kumisnya yang, hmm, kami tidak bisa komentar. McLaren F1 lalu menendang dominasi Ferrari F40, Porsche 959 hingga Lamborghini Diablo.

Gordon Murray, icon otomotif dunia.

Gordon Murray dan mobil yang melambungkan namanya

Dibuat sebanyak 106 unit, termasuk prototype, GTR (untuk balap) dan sepasang F1 Long Tail GT. Tahun 1998, mobil ini berhenti diproduksi.

Itulah kisah McLaren F1. Mobil yang tidak pernah dibuat untuk memecahkan rekor kecepatan, tapi jadi salah satu mobil terkencang di dunia, dengan mesin tanpa turbo. Mobil yang lahir dari perbincangan di airport, digurat oleh orang pintar yang kurang tertarik dengan mechanical engineering, tapi suka mendesain. 

 

Brabus 900 Rocket R “1 of 25” Limited Edition: Super Eksklusif

Saat ini, Brabus telah genap berusia 46 tahun, reputasinya di dunia otomotif global dalam hal mengembangkan dan menciptakan mobil berperforma tinggi pun tidak perlu diperdebatkan lagi. Brabus pun tergoda untuk mengembangkan supercar bermesin boxer 6 silinder 3.8 liter dengan fitur twin-turbocharger, yang menjadi sumber tenaga bagi Brabus 900 Rocket R “1 of 25” Limited Edition.

Berbasis Porsche 911, Brabus amat memperhatikan spesifikasi performa dan aspek aerodinamika tertinggi dalam menciptakan 900 Rocket R “1 of 25” Limited Edition. Bodi Brabus Widestar dibuat dengan menggunakan material karbon berbobot ringan. Spoiler depannya dibuat sengaja mengekspos material karbon. Fitur ini berfungsi mengalirkan udara menuju radiator yang berlokasi di depan dan tentu saja menuju rem depan.

Banyak gunakan material karbon

Bumper Widestar berpadu secara sempurna dengan spakbor depan. Terdapat lubang udara untuk mengalirkan udara panas dari ruang spakbor dan memanfaatkan material Kevlar. Mengisi ruang spakbor ialah velg Brabus Monoblock P dengan desain palang lima yang disertai aerodisk berbahan karbon. Velg tersebut dibalut dengan ban Continental SportContact 7 berukuran 255/45 ZR 21 untuk di depan, sedangkan ukuran 335/45 ZR 22 untuk di belakang.

Bagian belakang supercar ini dilengkapi dengan diffuser berbahan karbon yang memperlihatkan 4 buah ujung knalpot buatan Brabus. Tampilan bukan hal utama bagi komponen aerodinamika, sebab fokusnya ialah untuk mencapai nilai downforce yang paling optimal. Spoiler belakang pun dikembangkan dengan menggunakan bantuan terowongan angin (wind tunnel).

Guna menjamin pengendalian yang super mantap, para engineer, teknisi, dan test driver Brabus mengembangkan suspensi untuk menghasilkan karakter berkendara layaknya supercar. Dinamis dan akurat.

Memperhatikan kontras interior

Agar senada dengan bodi yang berkelir Signature Gray, maka interiornya menggunakan material kulit mewah berwarna abu-abu. Sedangkan plafon memiliki warna yang senada, namun menggunakan bahan Alcantara. Terlihat kontras dengan warna abu-abu, ada jahitan dan beberapa bagian interior yang berwarna merah. Namun ada juga interior yang bernuansa Mondial Black, tentunya menyesuaikan dengan warna bodi mobil.

Masuk ke urusan sumber tenaga, mesin yang dikembangkan Brabus ini mampu menghasilkan output sebesar 900 hp dan torsi puncak 1.000 Nm. Tentu saja angka tersebut tidak terlepas dari peran sepasang turbocharger Brabus VTG, yang mampu menghasilkan boost maksimal sebesar 1.9 bar. Asyiknya, Brabus sengaja memasang diverter valve dengan adaptor BoostXtra yang mampu menghasilkan suara nyaring dari blow-off.

Jangan sampai bannya meletus

Dipadukan dengan pilihan transmisi dual clutch 8-speed dan sistem penggerak all-wheel drive, terbukti Brabus 900 Rocket R “1 of 25” Limited Edition ini mampu melesat dari kondisi diam hingga 100 km/jam dalam waktu 2,5 detik dan jika diteruskan hingga 200 km/jam hanya memakan waktu 7,2 detik. Top speed pasti mencengangkan, oleh karenanya ‘dibatasi’ hingga 340 km/jam saja, supaya bannya tidak meletus…

Harga Brabus 900 Rocket R “1 of 25” Limited Edition ini mulai dari 461.500 Euro. Namun jika Anda berminat untuk membelinya, bukan hanya uang dalam rekening atau deposito bank saja yang diperlukan. Sebab sesuai dengan namanya, supercar edisi terbatas ini tentu sudah diburu oleh car enthusiast berkocek melimpah di seluruh dunia. Jadi keberuntungan juga berperan penting…  

Aston Martin DB12 Tetap Menggairahkan Tanpa V12

Aston Martin memperkenalkan model pengganti DB11 yang pertamakali muncul pada tahun 2016 lalu. Kini, usianya genap 9 tahun dan sudah waktunya berganti generasi. Inilah Aston Martin DB12.

Dikatakan sebagai “super tourer” pertama dari brand otomotif asal Inggris tersebut. Peluncuran DB12 yang bukan sekadar facelift dari DB11 ini pun bertepatan dengan perayaan 110 tahun Aston Martin. Hmm…sebuah momen istimewa.

Desain Eksterior DB12 

Bumper depan dan grille ukurannya kini lebih besar Headlamp tampil dengan desain baru dan telah menggunakan LED. Selain terxapat ubahan desain pada sirip splitter depan dan bonnet, emblem Aston Martin pada body DB12 pun turut mengalami perubahan desain.

Evolusi tampilan depan khususnya pada grille dan headlamp cukup greget. Sayangnya, siluet body pada area pilar-A masih seperti DB11. Garis body ke bagian buritan pun lebih tajam dari DB11.

Namun setidaknya desain velg DB12 cukup mendongkrak tampilan. Selain itu dibandingkan velg 20-inci pada DB11, velg baru berukuran 21-inci lebih ringan 8 kg.

Dengan lapisan dalam berbahan polyurethane, ban Michelin Pilot 5 diklaim lebih senyap 20 persen.

Interior Yang Menyenangkan

Kabin DB12 dikemas dengan desain yang jauh lebih modern dari sebelumnya. Tak hanya tampil dengan setir dan tuas transmisi model baru. Lima pilihan mode berkendara dapat diatur via tuas putar. Panel instrumen pun telah menggunakan layar digital.

Sistem infotaintment ditampilkan pada layar sentuh digital 10.25-inci. Fitur voice assistant, koneksi jaringan ponsel 4G, Android Auto dan Apple CarPlay pada DB12 jauh lebih canggih dibandingkan DB11.

Jika Anda kurang puas dengan sistem audio standar yang dilayani 11 buah speaker, tersedia paket upgrade sistem audio premium Bowers & Wilkins dengan 15 speaker.

Paket opsional interior lainnya meliputi paket Sports Plus dan jok sport serat karbon serta aksen panel interior berbahan khusus seperti aluminium, aneka ragam jenis kayu eksotis hingga serat karbon. Semua sesuai pesanan pelanggan.

Konser V8 

Jika sebelumnya DB11 diberikan dua opsi mesin (V8 dan V12), kali ini hanya ada V8. Gelegar bongkahan mesin 4.0-liter twin-turbo yang dipasok dari Mercedes memuntahkan tenaga 671 hp dengan torsi 800 Nm. Lebih perkasa dari mesin V8 mobil sebelumnya, yang bertenaga 528 hp. Torsi maksimum menyentuh 675 Nm.

Mesin V8 ini bahkan lebih beringas dari mesin 5.2-liter V12 twin-turbo Aston Martin DB11 yang ‘hanya’ bertenaga 630 hp/700 Nm. Berbekal transmisi otomatis 8-speed, cukup dengan 3,6 detik untuk melesat ke angka 100 km/jam. Top speed mampu menembus 325 km/jam.

Sementara, DB11 V8 butuh 4 detik untuk mencapai angka 100 km/jam. Kecepatan maksimumnya pun mentok di 309 km/jam. Sementara DB11 V12 untuk sprint 0-100 km/jam butuh waktu 3,7 detik meski top speed varian ini lebih tinggi dengan 334 km/jam.

Untuk mengimbangi lonjakan performa mesin, sasis DB12 dibuat tujuh persen lebih kaku dari sebelumnya. Ubahan meliputi area dudukan mesin, dek sasis depan dan belakang, crossmember depan dan dinding sasis bagian belakang.

Peningkatan stabilitas berkendara pun dilakukan dengan penambahan perangkat electronic limited-slip differential. Sistem suspensi pun ditopang dengan peredam adaptif dan anti-roll bar yang lebih kokoh. Sistem kontrol stabilitas elektronik dan booster rem pun diupgrade.

Paket opsional rem keramik karbon akan segera tersedia. Tak hanya mengurangi bobot hingga 27 kg. Kinerja pengereman saat di trek balap pun lebih baik dari rem standar.

Aston Martin DB12 baru akan resmi dipasarkan mulai kwartal ketiga tahun ini. DB12 Volante? Harap sedikit bersabar…akan segera tiba waktunya.

 

McLaren Elva Racikan Novitec Tembus Top Speed 330 km/jam

Sejak diperkenalkan pada tiga tahun silam, supercar McLaren Elva adalah salah satu mobil paling indah yang pernah kami lihat.  Jumlahnya memang tak banyak hanya 149 unit. 

Meski demikian, Elva memiliki performa yang sangat potensial untuk ditingkatkan performa. Salah satunya adalah paket upgrade yang ditawarkan oleh tuner spesialis supercar, Novitec.

Revisi Performa Hypercar

Dalam kondisi standar, mesin V8 4.0 liter twin-turbo yang diusung oleh McLaren Elva memiliki output tenaga 804 hp dengan torsi maksimum 800 Nm. Perbandingan tenaga dan torsi yang nyaris imbang 1:1.

Masih belum puas atau dirasa kurang greget untuk menandingi supercar Italia? Tenang, Novitec menawarkan modul yang akan mengupgrade performa Elva menjadi berasa hypercar.

Dengan upgrade modul racikan Novitec, tenaga maksimum kini terdongkrak menjadi 906 hp, diraih pada 7.100 rpm. Sedangkan torsi maksimum hanya sedikit terkoreksi menjadi 888 Nm yang dicapai pada 6.300 rpm.

Novitec mengklaim McLaren Elva racikan mereka kini hanya butuh 2,7 detik untuk mencapai angka 100 km/jam. Untuk menyenggol angka 200 km/jam pun tak sampai 7 detik. Speedometer supercar open top ini pun kini dapat menyuguhkan angka top speed 330 km/jam. Bayangkan bentuk muka Anda saat berlari secepat itu dengan atap terbuka. 

Sentuhan Kosmetik Tampilan

Tak hanya berkutat di seputar performa mesin. Novitec pun sedikit mengemas ulang area interior dengan balutan kulit Alcantara yang tersedia dalam beraneka ragam pilihan warna. Bahkan tersedia banyak pilihan bahan kulit mewah lainnya. Ya, segala macam permintaan pelanggan akan dilayani dan (sebisa mungkin) dikabulkan oleh Novitec.

Sejumlah komponen di seputar ruang mesin pun dihiasi dengan lapisan emas. Novitec mengklaim hal tersebut dilakukan bukan demi gaya. Tapi untuk meredam hawa panas pada ruang mesin.

Perihal aerodinamika, Novitec ‘nyaris’ tak menyentuh setelan pabrikan. Ubahan pada suspensi membuat batas pijakan dengan tanah kini lebih rendah 20 mm. Hal ini sedikit banyak membawa pengaruh pada gaya tekan gravitasi.

Body yang kian ceper diimbangi dengan velg khusus yang dibalut ban high performance. Pada bagian depan menggunakan setup velg ber-offset 9×20 inci dibalut ban berukuran 255/30. Sementara pada bagian belakang menggunakan velg 12×21 inci yang dibungkus ban 325/25.

Novitec tak menyebutkan berapa rincian harga paket upgrade untuk McLaren Elva. Karena setiap pesanan memiliki keistimewaan. Makanya harganya bisa berbeda antara satu dan yang lainnya.

 

Lexus LFA

Lexus LFA: Gagal di Pasaran Lalu Jadi Legenda

Toyota, pabrikan mobil yang selalu ‘main aman’. Produknya selalu dianggap bisa diandalkan, jarang rusak, harganya relatif terjangkau. Makanya laku. Tahun 1967, mereka keluar dari zona nyaman dan sukses, dengan melahirkan Toyota 2000GT. Kemudian, puluhan tahun ‘adem lagi’, sebelum mereka melahirkan Lexus LFA. 

Toyota 2000GT

Lexus LFA, supercar Jepang yang lahir dari pengembangan yang terlalu lama, sehingga saat muncul, mobilnya tidak banyak dibeli. Jadi mobil gagal? Justru tidak. LFA adalah bukti kalau Toyota (dan Lexus) mau bikin sesuatu yang beda, mereka bikin beda.

Untuk memahami latar belakang keterlambatan Lexus LFA, ada pengaruh budaya Jepang berjudul Kaizen. Intinya, ini adalah budaya untuk terus maju. Terus menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Kaizen tertanam betul di dalam budaya kerja Toyota. Kalau bisa bikin sesuatu jadi lebih baik, kerjakan.

Filosofi Kaizen itu pula yang membuat pabrikan Jepang ini mampu membuat mobil yang sukses. Produk mereka banyak yang pakai. Meskipun kadang mobilnya membosankan dan biasa saja.

Diawali Di Kedai Minuman

Kisah LFA dimulai saat menjelang akhir era 1990-an, dua pegawai Toyota pulang kerja. Dan seperti biasa, mampir dulu ke kedai minuman untuk ‘melepas stres’. Mereka adalah Haruhiko Tanahashi dan atasannya, Tetsuo Hattori. Tanahashi adalah engineer jempolan yang bertanggung jawab membangun Mark II, Celica dan Crown. Hattori yang juga insinyur hebat, bertanggung jawab mengawasi kinerja engineer di bawahnya. Termasuk Tanahashi.

Haruhiko Tanahashi via Wikipedia

Haruhiko Tanahashi

Setelah sedikit basa-basi, Haruhiko kemudian mencurahkan isi hatinya. Ia bercita-cita untuk membangun sebuah mobil hebat. Mobil yang akan membanggakan bagi negaranya. Mobil yang kelak akan punya status legendaris.

Karena tidak mengharapkan apa-apa, Haruhiko kemudian diam saja. Tapi atasannya itu punya pikiran lain. Kurang lebih satu bulan kemudian, Tanahashi yang ingin segera mengerjakan idenya, diperintahkan untuk mengepalai sebuah proyek rahasia bernama P280. Misinya adalah membuat sportscar untuk menggantikan Toyota Supra.

Dimentahkan Begitu Saja

Di lintasan pengujian Toyota di Hokkaido, ia bersama timnya mengumpulkan Honda NSX dan Nissan 300ZX  untuk menganalisa, apa sih hebatnya kedua mobil ini? Dan apa yang bisa ditingkatkan oleh Toyota.

Usai penelitian, salah satu atasannya mementahkan semua yang ia presentasikan. “Sudahlah, buat saja sportscar yang lebih mumpuni. Lebih dewasa. Sesuatu yang menarik perhatian di showroom dan suatu saat bisa dipajang dengan bangga di museum.” Dan ini untuk mengusung logo Lexus.

LFA Chassis via Wikipedia

Tanahashi terhenyak. Kalau begitu, ini mobil tidak bisa sembarangan. Dalam bayangannya, harus bisa setara Ferrari F40. Harus punya top speed 320 km/jam. Mesinnya tidak bisa cuma V6, paling tidak V10. Ini bakal jadi supercar pertama Toyota dan Lexus. Dana pengembangan pasti tidak sedikit.

Didukung penuh oleh petinggi Toyota, Tanahashi mulai membentuk tim. Mobil yang jadi acuan bukan lagi Honda NSX, tapi McLaren F1. Tapi pria ini juga sadar, kemampuannya membangun mobil belum sehebat Gordon Murray. Untuk itu, ia minta bantuan mantan pembalap dan salah satu legenda Toyota, Hiromu Naruse.

Tidak Bisa Dibantah

Kalau Anda tidak tahu, Hiromu Naruse bergelar Master Test Driver di Toyota. Pengaruh bapak ini begitu besar dalam mengembangkan produk, sehingga kami yakin, kalau tidak ada beliau, Toyota Supra, Celica, Land Cruiser, Crown, Century atau produk Lexus tidak akan tercatat di buku sejarah otomotif dunia.

Ia juga satu-satunya orang yang berani menegur keras mantan Presiden Toyota, Akio Toyoda. Karena Akio tidak paham bagaimana menguji mobil. Tanpa makian itu, Toyoda mungkin tidak akan bisa ikut balapan dan mengembangkan produk macam GR Yaris atau GR Corolla. Ya, sehebat itu reputasi Naruse, sehingga tidak ada yang berani membantah.

Naruse

Tentu, saat ditawari untuk ikut mengembangkan embrio LFA, Naruse tidak pikir panjang. Ini bisa jadi mobil macam 2000GT yang melesatkan nama Toyota di panggung dunia.

Keduanya lalu membuat poin-poin penting yang harus ada di mobil baru ini. Mulai dari bobot, performa hingga bentuk jok dan setir. Masalahnya, poin-poin yang mereka tulis, jadi tidak seperti membuat mobil Toyota. Ini seperti membuat McLaren F1.

Prediksi Para Akuntan

Karena dana yang diperlukan juga tidak main-main, otomatis para akuntan Toyota ikut memelototi proyek ini. Bahkan berusaha untuk menggagalkan. Untungnya, tim LFA punya sekutu kuat. Namanya Akio Toyoda, yang waktu itu masih menjabat BOD untuk mengurus operasional Toyota di China.

Akio toyoda

Ia adalah salah satu pendukung kuat proyek LFA. Bahkan Akio mendorong Tanahashi dan Naruse agar membuat mobil yang benar-benar unik, untuk Lexus. Dan karena Lexus lebih banyak dijual di pasar luar Jepang, rakyat setempat tidak familiar dengan merek tersebut.

Ini yang mendorong Akio untuk menjadikan LFA sebagai gebrakan di tanah airnya. Saat itu, para akuntan pasti sudah membayangkan seberapa besar kerugiannya. Dan mereka tidak salah.

Dirasuki Kaizen

Tahun 2005, dunia terpana dengan hadirnya mobil konsep LF-A dari Jepang. Ingat LF-A, belum jadi LFA. Mengejutkan, Toyota telah menciptakan calon supercar dengan segala terobosan, termasuk penggunaan alumunium di seluruh body.

Hari itu, Toyota mempersembahkan sesuatu yang sudah lama tidak keluar dari pabrik mereka. Sebuah produk yang menggugah, bukan Toyota yang biasa digunakan untuk mengantar anak ke sekolah.

Lexus LF-A Concept Car

Filosofi Kaizen lantas merasuki. Toyota melihat LF-A ini masih bisa dikembangkan lebih baik. Salah satu yang penting adalah penggunaan carbon fiber di berbagai tempat. Termasuk untuk monokoknya. Yamaha yang mengembangkan mesin, melakukan tuning agar suara bisa lebih indah didengar. Bahkan sampai ‘berani’ meminta untuk mendesain ulang kabin.

Bicara carbon fiber, Toyota tidak punya pengalaman saat itu. Makanya saat mobil konsepnya muncul, terbuat dari bahan yang mayoritas alumunium. Tanahashi kemudian didorong untuk menggunakan carbon fiber. Pabrikan lain perlu sepuluh tahun untuk paham membuat dan menggunakan material ringan juga kuat ini. Tanahashi cs hanya perlu satu tahun. Bukan main.

Dibawa Balapan Dulu

Lexus LFA Nurburgring race

Akio Toyoda tidak mau asal menjual mobil baru. Ia mengujinya dulu, langsung di ajang balapan ketahanan di Nurburgring. Apakah boleh petinggi Toyota ikut balapan? Tentu tidak. Toyoda rela menyamar dengan nama Morizo dan sukses. Sekuat itu keyakinannya akan LFA. Untung mobilnya juga berhasil juara di kelasnya dan mampu bertarung di lintasan.

Lima tahun kemudian atau sepuluh tahun sejak proyek ini dimulai, tahun 2010 Lexus LFA lahir. Ya, selama itu pengembangannya. Mobil indah ini muncul dengan mesin 1LR-GUE yang seperti dikatakan tadi, digarap bersama dengan Yamaha. Konfigurasi V10, tapi dimensinya sebesar  V8 dan lebih ringan dari V6. Menghasilkan 563 hp, dengan teriakannya yang menggugah siapapun yang mendengar.

Lexus LFA mesin

Setiap unit dibuat menggunakan tangan manusia. Di balik kulitnya ada filosofi Kaizen yang benar-benar melekat. Segalanya dibuat dengan sempurna dan berfungsi untuk mendukung mobil memberikan kepuasan. Bahkan spion samping pun sampai didesain untuk mendukung aerodinamika, sebagai alat untuk mengalirkan angin ke saluran udara di sepatbor belakang.

Masalahnya, Lexus LFA terlambat muncul ke pasar supercar. Saat mobil yang penuh terobosan ini hadir, dunia sudah mulai terbiasa dengan apa yang ada di balik body LFA. Dianggap tidak ada yang istimewa.

Harganya mahal pula, US $300.000. Siapa yang mau beli Toyota harga segitu? Meskipun logonya Lexus. Ditambah lagi dua tahun sebelumnya hadir Nissan GT-R terbaru yang tidak kalah fenomenal dan lebih murah.

Lexus LFA

Lexus LFA tidak berkutik. Meski hanya dibuat 500 unit, tapi mereka kesulitan menjual mobil keren ini. Perlu dua tahun untuk menghabiskan stok yang jumlahnya terbatas.

Pendorong Untuk Toyota

Tapi apakah Toyoda, Tanahashi dan Naruse kecewa? Sama sekali tidak. Mereka telah membuktikan Toyota dan Lexus mampu membuat sesuatu yang fenomenal. Ketiga orang ini sukses mendorong Toyota untuk keluar dari pandangan awam kalau Toyota adalah pembuat mobil keluarga yang biasa saja. Pembuat mobil yang pernah punya mobil hebat dan lupa cara bikinnya lagi.

Usaha Toyota tidak main-main dalam membuatnya. Bahkan sampai harus kehilangan Master Test Driver Naruse yang meninggal dunia saat menguji LFA di jalanan Jerman.

Kini, usaha untuk membuat LFA telah memberikan jalan untuk kehadiran Gazoo Racing (GR). Membuat mobil dengan bahan carbon fiber, membangun mobil berperforma tinggi dengan hal-hal yang tidak terpikirkan sebelumnya. Contohnya mobil dengan mesin tiga silinder terkuat di dunia, GR Yaris.

Tanpa ada GR, Anda mungkin masih disodori body kit fiber glass berlogo TRD Sportivo yang begitu-begitu saja.  Lexus LFA juga membukakan pintu agar Toyota dan Lexus mau untuk bercita-cita lebih tinggi. Persis seperti apa yang dilakukan oleh 2000GT. Terlepas dari apakah mobilnya akan laku atau tidak.

Lexus LFA & toyota 2000GT

Toh terbukti, LFA kini menyandang gelar supercar legendaris. Sekarang, satu dekade setelah LFA terakhir keluar dari pabrik, dunia masih menanti kejutan lain dari Toyota.

Disarikan dari berbagai sumber

Lamborghini Invencible Dan Autentica, Supercar V12 Murni Terakhir

Supercar Lamborghini bermesin V12 mungkin eranya akan segera berakhir. Namun tidak secepat itu. Dari peternakan banteng Sant’Agata, muncul supercar V12 Invencible coupe dan Autentica roadster.

Kedua mobil pesanan khusus ini digarap oleh Lamborghini Centro Stile yang berinteraksi secara intens dengan pemesannya.

Meskipun berbasis dari Aventador, namun desain keduanya mengadopsi berbagai elemen dari supercar Lambo seperti Sesto Elemento, Reventon, dan Veneno.

Desain Sendiri Body Supercar Anda

Di workshop Centro Stile, tim perancang dan engineer Lamborghini bagai jin lampu Aladdin. Mereka akan mewujudkan segala keinginan dan permintaan Anda…apapun bentuknya.

Demikian pula halnya dengan tampilan eksterior Invencible dan Autentica yang tampilan depannya mirip mobil balap Lambo Essenza SCV12. Terlihat jelas dari desain moncong yang tipis, headlamp model mata panah hingga sirip splitter depan.

Body bagian tengah tetap mengadopsi basis Aventador. Hanya saja lubang intake bagian samping lebih besar. Pintu model gunting dan fendernya yang kekar terinspirasi dari Countach. Velg alloy center-lock penopang body keduanya pun tampil dengan desain yang unik.

Bagian belakang kedua mobil ini pun memadukan gaya mobil balap Lamborghini dengan desain semi futuristik.

Lampu belakang LED triple hexagon memiliki desain yang senada dengan kubah cover mesin. Tiga laras pipa exhaust Inconel terpasang pada bagian tengah bumper belakang. Sirip diffuser pemecah angin pada bumper belakang pun terinspirasi dari mobil balap Lamborghini.

Yang membedakan antara versi coupe dan roadster adalah sayap spoiler. Invencible coupe dilengkapi sayap seperti Sesto Elemento. Sementara pada Autentica roadster dilengkapi sepasang sirip pada body belakangnya.

Kemasan eksterior kedua mobil pun tampil dengan gaya yang berbeda. Invencible coupe dibalur warna Rosso Efesto dengan aksen taburan glitter warna merah pada panel body serat karbonnya.

Autentica roadster dikemas dengan paduan warna Grigio Titans dan Matt Black yang kontras dengan aksen Giallo Auge pada aero kit yang diusungnya.

Interior Mewah Khas Bologna

Layout kokpit kedua mobil ini identik dengan supercar V12 Lamborghini pada umumnya. Hanya kemasannya yang berbeda. Mulai dari ventilasi udara model hexagonal, panel instrument digital berdesain unik, plus aksen serat karbon. Tak ada layar touchscreen infotainment, karena sang pemesan tak membutuhkannya.

Kombinasi aksen warna Rosso Efesto accents, balutan kulit Rosso Alara leather dengan paduan kulit Alcantara berkelir Nero Cosmus menghiasi kokpit Invencible coupe.

Sementara pada panel interior Autentica roadster tampil dengan balutan kulit bernuansa Nero Ade. Jok kulit Alcantara two-tone Nero Cosmus / Grigio Octans dihiasi jahitan bordir berwarna Giallo Taurus.

“Kedua mobil pesanan khusus ini terinspirasi dari mobil balap peminum BBM oktan tinggi. Tim perancang dan engineer kami berkreasi sebaik mungkin untuk mewujudkannya.” ungkap Mitja Borkert, Kepala Perancang Lamborghini.

Sasis monokok serat karbon bawaan Aventador tetap dipertahankan. Sasis Aventador banyak digunakan pada mobil edisi khusus Lamborghini. Mulai dari Veneno, Centenario, Sian FKP 37, Essenza SCV12, Countach LPI 800-4 hingga mobil spesial SC18 Alston dan SC20.

Pada sasis bagian tengah, tak ada ubahan pada mesin naturally-aspirated 6.5-liter V12 bawaan Aventador. Output tenaganya yang 769 hp dengan torsi maksimum 720 Nm sama seperti versi Ultimae.

Mobil berpenggerak AWD ini dibekali transmisi automatic 7-speed ISR rasa manual. Bahkan dengan teknologi Lamborghini Dynamic Steering yang dibekalkan membuat keempat roda mobil ini dapat disetir. Ya, fitur all-wheel steering.

Kedua mobil ini menjadi ‘salam perpisahan’ dari banteng super bermesin V12 murni. Generasi old skool ini akan digantikan dengan era V12 hybrid modern. Lamborghini tengah menyongsong era supercar masa depan. Tak perlu ditanya berapa harganya. Karena tentunya amat sangat mahal… Ya, jutaan dolar.

 

Lima Mobil ‘Rare’ Yang Membuat Heran

Saat berbicara supercar, pasti yang terlintas Lamborghini, Ferrari, McLaren. Tapi ada beberapa mobil super yang jarang didengar. Yang pasti karena populasinya sedikit atau mobil rare (langka). Antara terlalu mahal, bentuknya aneh atau memang muncul di saat yang salah.

Kami coba kumpulkan beberapa supercar yang kami sendiri pun baru tahu kalau mobil tersebut ada. Ini beberapa di antaranya. Selamat menyimak.

Vector M12

Vector M12

Ini sebetulnya sangat berkaitan erat dengan Indonesia. Vector Aeromotive adalah perusahaan mobil asal Amerika Serikat yang beroperasi sejak 1978, tutup tahun 1993. Ada satu saat mereka berada di bawah kendali Megatech, perusahaan asal Indonesia.

Megatech adalah perusahaan milik Hutomo Mandala Putra dan Setiawan Djodi. Saat itu, Megatech yang juga pemilik Lamborghini, meminta Vector membuat supercar yang berbasis Lamborghini Diablo. Hampir semua, kecuali bentuk body, adalah Lamborghini Diablo. Tujuannya, memproduksi mobil yang lebih murah tapi sekencang Diablo.

Media Amerika waktu itu, memberikan beragam ‘penghargaan’ untuk mobil ini. Majalah AutoWeek bilang ini adalah mobil paling buruk yang pernah mereka uji. MSN Autos sependapat. CarThrottle mengatakan mobil dengan harga US $189.000 (saat itu) memiliki bentuk yang jelek, kualitas pembuatan yang lebih rendah dari Lambo, juga lebih pelan dari mobil Italia itu. Vector M12 pun tamat tahun 1999.

Aixam Mega Track

Aixam Mega Track

Ini adalah mobil pertama yang menyandang gelar crossover antara supercar dan SUV. Bentuk supercar, ada gerak AWD dan suspensi yang bisa naik turun dengan leluasa. Hasilnya, Aixam Mega Track yang bisa kencang di aspal lalu tiba-tiba punya ground clearance tinggi untuk ngebut di tanah.

Track adalah produk pabrikan Perancis Aixam Mega. Aslinya, mereka adalah pembuat mobil mikro untuk perkotaan. Entah siapa yang punya ide untuk membuat Track dengan ukuran masif pada 1992. Panjangnya lima meter, lebar 2,2 meter. Peleknya pun khusus, berukuran 20 inci.

Mesinnya V12 dari mercedes-benz, dengan kapasitas 6,0 liter bertenaga 400 hp. Dihargai US $400.000. Lucunya, Aixam Mega tidak niat membuat mobil ini. Mereka sendiri tidak menyangka kalau mobilnya akan disambut antusias. Konsep mobil yang aneh ini membuat orang malah tertarik. Sialnya, lini produksi sangat tidak siap. Walhasil, hanya bisa membuat lima mobil, lalu tamat.

Cizeta-Moroder V16T

Cizeta V16T

Cizeta-Moroder adalah perusahaan otomotif yang dibentuk oleh mantan engineer Lamborghini Claudio Zampolli dan seorang komposer musik Giorgio Moroder. Keduanya bukan orang sembarangan dan  terampil di bidangnya. Mereka sepakat membentuk perusahaan untuk membuat supercar tahun 1990. 

V16T kemudian lahir tahun 1991, dibidani oleh teman-teman Zampolli di Lamborghini, body didesain oleh Marcello Gandini, dibuat oleh mantan desainer Zagato dan mesin diambil dari Lamborghini Urraco V8. Tapi dimodifikasi habis-habisan menjadi V16. Ya, 16 silinder, pakai turbo pula. Tenaganya 540 hp dan torsi 540 Nm. 

Sayangnya, Moroder tidak sabaran. Produksi yang menurutnya terlalu lambat membuat ia mundur setelah hanya satu Cizeta-Moroder V16T dibuat. Zampolli kemudian pindah ke Amerika Serikat dan terus membuat mobil yang lalu dinamai Cizeta V16T. 

Tidak banyak yang diproduksi. Status mobil rare layak menempel di kendaraan ini. Diperkirakan hanya ada 13 mobil ini di dunia. Tiga diantaranya dimiliki oleh Sultan Brunei.  Harganya saat diperkenalkan adalah US $650.000. V16T tutup produksi tahun 2003. 

Ferrari F90

Ferrari F90

Ingat, bukan SF90. Ini adalah Ferrari yang benar-benar dipesan khusus oleh penggila mobil dengan uang yang ‘tidak berseri’. Penguasa negara kecil di pulau Kalimantan. Ya, Sultan Brunei.

Mobil ini benar-benar dirahasiakan mulai dari dibuat sampai keluar dari Maranello. Bahkan tidak semua orang di Ferrari tahu mobil ini ada. Gilanya lagi, Ferrari sendiri baru mengakui kalau F90 ada, 18 tahun setelah mobil ini lahir. Total ada enam yang dibuat. Semua untuk sang Sultan. 

Semua terjadi tahun 1988. Order khusus diterima, dan yang mengepalai proyek ini bukan orang Ferrari, melainkan Pininfarina, rumah desain yang memang biasa menggarap mobil Ferrari. Pimpro-nya bernama Enrico Fumia. Basisnya adalah Ferrari Testarosa, body dan interior beda total. 

Mesin sama persis seperti Testarosa, tapi posisi radiator dipindah ke depan. Selebihnya sama. Entah kenapa, meski bentuknya tidak biasa, tapi kami suka melihatnya. Bagaimana menurut Anda?

Nissan R390 GT1

Nissan R390

Ini sebetulnya adalah mobil untuk kepentingan balapan di Le Mans tahun 1998. Namun untuk bisa ikut, harus sudah ada mobil jalan rayanya dulu. Satu saja. Hebatnya, Nissan R390 GT1 road car ini yang jadi basis pengembangan untuk mobil balap. 

R390 GT1 didesain oleh Ian Callum, yang waktu itu bekerja untuk tuner Tom Walkinshaw Racing. Callum kemudian menjadi desainer di Jaguar. Ia mendesain mobil ini dengan susah payah. Meski lampu depannya memakai punya Nissan 300ZX, tapi bentuk keseluruhan R390 adalah hasil ia dan timnya bergadang di wind tunnel. 

Di belakang kabinnya terpasang mesin Nissan VRH35L. Sebuah penggerak V8 dengan turbocharged. Kapasitasnya 3,5 liter menghasilkan tenaga 550 hp. 

Nissan benar-benar membuat mobil ini untuk kepentingan homologasi. Makanya jangan kaget, hanya ada satu di dunia. Kalau ada yang mengklaim punya, mungkin itu replika. 

 

 

Lotec C1000, Supercar Jerman Sarat Material Eksotis

Di tahun 1962, Kurt Lotterschmid, seorang pembalap mobil legendaris asal Jerman, mendirikan perusahaan otomotif bernama Lotec. Perusahaan tersebut berfokus pada pengerjaan mobil balap, karena Lotterschmid sempat beberapa kali meraih sukses dengan mobil Lotec di event Interseries dan balap touring di Jerman. Lotec juga terkenal karena kepiawaiannya membuat mesin turbo untuk sejumlah Ferrari, Mercedes-Benz, dan Porsche. Salah satu karya Lotec yang paling terkenal ialah C1000.

Memasuki tahun 1990, Lotec mendapat pesanan dari seorang pengusaha minyak bumi asal Uni Emirat Arab. Ia menginginkan sebuah supercar yang benar-benar eksotis dan meminta Lotec untuk membuatnya. Lotec menyanggupinya, meski akhirnya proyek C1000 tersebut baru selesai lima tahun kemudian. Biayanya tak main-main, kala itu sudah mencapai US$ 3,4 juta.

Pada era itu, desain Lotec C1000 memang luar biasa. Bentuk eksteriornya menganut desain aeronautika yang dipadukan dengan sejumlah komponen mobil balap. Bodi Lotec C1000 begiru melandai, rendah, serta memiliki bentuk lampu depan yang unik. Tak hanya futuristis, bodi C1000 juga mempunyai garis tegas dan dilengkapi lubang udara berukurang besar pada sisi samping.

Serat karbon atau carbonfibre telah menjadi material pilihan utama ketika sebuah produsen otomotif ingin membuat suatu kendaraan berperforma tinggi. Sebab, serat karbon dianggap sebagai material polimer yang lima kali lebih kuat dibandingkan logam dan memiliki bobot yang amat ringan.

Lotec menggunakan material serat karbon tersebut dalam jumlah yang banyak, sehingga wajar saja jika mobil ini dinamakan C1000. Karena huruf C itu berarti carbonfibre. Di masa kini, penggunaan material serat karbon memang sudah sering digunakan untuk kendaraan. Namun di awal tahun 1990an, serat karbon lebih sering digunakan untuk keperluan khusus, misalnya dalam dunia aviasi.

Interior C1000 memadukan aspek fungsional dan kemewahan. Lotec terinspirasi dari kabin mobil balap Le Mans yang memiliki tampilan dashboard yang minimalis. Tanpa diramaikan dengan indikator, switch, dan tombol yang berlebihan. Joknya menggunakan model bucket dan pada lapisan plafon menggunakan material kulit berwarna merah serta hitam. Tapi lingkar kemudinya harus dibalut dengan bahan Alcantara.

Meski strukturnya banyak menggunakan serat karbon, agar bobot bodi tetap ringan (hanya sekitar 1 ton), Lotec tidak ingin kompromi dengan kenyamanan bagi penggunanya. Karena C1000 dilengkapi juga dengan perangkat AC, tak ketinggalan tilt steering dan adjustable pedal.

Mesin memang menjadi bagian yang terpenting dari setiap mobil. Karena terkenal akan desain dan kualitas pembuatannya yang sangat baik, mesin Mercedes-Benz dipilih oleh Lotec untuk menjadi ‘nyawa’ C1000. Terlebih lagi, Lotec punya hubungan baik dengan pabrikan asal kota Stuttgart tersebut.

Jantung mekanis V8 twin turbocharger 5.6 liter yang mirip dengan mobil balap Le Manz Sauber C8 dan C9 dijejalkan pada C1000. ‘Kepalang tanggung’, maka sepasang turbocharger buatan Garrett berperforma tinggi pun menggantikan turbocharger yang sebelumnya sudah terpasang. Hasilnya, output mesin mencapai 1000 hp dan torsi puncaknya 980 Nm. Kami suka sekali!

Mesin ini lalu digandengkan dengan transmisi manual 6-speed buatan Hewland, sehingga mampu membawa C1000 dari posisi diam hingga 200 km/jam dalam waktu 8 detik saja. Anda penasaran dengan top speed Lotec C1000 yang hanya satu-satunya di dunia ini? Tak kurang dari 430 km/jam, super edan…

Praga Bohema

Praga Bohema, Supercar Buatan Pabrik Truk Pengangkut Rudal

Anda pernah mendengar mobil merek Praga? Pabrikan otomotif asal Ceko yang didirikan sejak 1907 ini justru lebih kondang sebagai pembuat kendaraan militer ketimbang sebagai produsen kendaraan penumpang. Salah satunya adalah truk Praga V3S pengangkut Rocket Launcher 32 laras yang pernah digunakan oleh satuan Artileri TNI-AD.

Tak hanya membuat bus, truk dan mesin pesawat, tenyata Praga juga memproduksi mobil balap. Bahkan saat ini Praga berkolaborasi dengan tuner dan konstruktor mobil balap F1 asal Inggris, Lichtfield Motors dalam menggarap sebuah supercar berlabel Bohema. Coba lihat foto-foto di halaman ini. Bagaimana menurut Anda?

Mesin Praga Bohema

Konstruksi sasis dan body serat karbon yang diadopsi dari mobil balap F1 dipadukan dengan jantung Godzilla, ehmm…mesin Nissan GT-R.

Bongkahan mesin 3.8-liter, twin-turbo V6 bawaan Nissan GT-R dikirim langsung ke Inggris untuk diracik ulang. Agar dimensi mesin lebih ringkas dan blok dapat dipasang pada posisi lebih rendah, sirkulasi pelumasan mesin diganti menjadi jenis dry sump.

Seperangkat turbo racikan baru dan knalpot berbahan titanium digunakan untuk menghasilkan raungan yang lebih menggelegar.

Setting ulang pada mesin dan mapping ECU mesin berhasil mendongkrak tenaga maksimum menjadi 700 hp pada putaran 6.800 rpm. Torsi maksimum ikut terdongkrak menjadi 724 Nm pada putaran mesin menengah yakni di rentang 3.000 – 5.000 rpm.

Transmisi semi-automatic sequential 6-speed lansiran Hewland dan mesin dipasang tersendiri pada rangka monokok serat karbon. Ini untuk mereduksi getaran agar tidak merembet ke dalam kokpit.

Diuji Romain Grosjean

Tak hanya menjalani uji aerodinamika di terowongan angin, mobil ini juga diuji di jalan raya dan sirkuit balap oleh Romain Grosjean, mantan pebalap F1 yang kini turun di balap IndyCar.

Hasilnya, mobil berbobot kurang dari satu ton ini hanya butuh 2.3 detik untuk mencapai kecepatan 100 km/jam! Sementara untuk top speed, pihak pabrikan mematok di angka 299 km/jam. Hmm…cukup realistis untuk sebuah road legal supercar..

Menurut rencana, Praga hanya akan memproduksi 89 unit Bohema. Angka tersebut berkenaan dengan perayaan 89 tahun kemenangan mobil balap Praga Alfa di ajang balap jalan raya sejauh 1.000 mil (1.600 km) di Cekoslovakia pada tahun 1933.

Mobil yang akan diproduksi paling cepat pada pertengahan tahun 2023 mendatang, sudah dapat dipesan dari sekarang. Harganya mulai dari $1,31 juta (setara Rp 20 milyar).

Akan tetapi, mengingat penggarapan mobil ini terbilang rumit dan dilakukan secara hand-made, maka hanya 20-an unit Bohema yang akan dibuat setiap tahun. Para pemesan setidaknya harus menunggu 2-3 tahun hingga mobil mereka selesai dibuat.

Target pasarnya? Berbagai negara dengan pangsa pasar penggila supercar yang potensial seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang, RRC, Hongkong…dan mungkin ada salah satu di antara kolektor supercar Indonesia yang berminat.

Lam borghini day

Lamborghini Day Japan, Ratusan Lambo Tumpah Ruah Di Tokyo

Iring-iringan supercar melintasi jalan raya kota mungkin jadi pemandangan umum di Eropa. Tapi tidak demikian di Tokyo. Salah satu kota tersibuk di dunia ini selama satu hari dimeriahkan oleh lalu lalangnya lebih dari 180 Lamborghini pada 11 November 2022. Ini dalam rangka event spesial yang bertajuk 2022 Lamborghini Day Japan.

Di lokasi istimewa yang dibuat khusus untuk menyambut perhelatan Olimpiade Tokyo, tak setiap hari terparkir beraneka model Lamborghini seperti Countach LPI 800-4, Sian FKP 37, Aventador Ultimae, Diablo GTR, Countach 25th Anniversary, dan masih banyak lagi.

Bisa dibayangkan ribuan pasang mata spontan menengok pada konvoi Lamborghini yang menyusuri ruas jalan wilayah elit Tokyo. Suara konser V12 pun terdengar mulai dari Toranomon, Hibiya, Yurakucho dan Ginza. Hingga akhirnya rombongan tiba di Sea Forest Waterway.

Didatangi Petinggi Lamborghini

Pimpinan tertinggi Automobili Lamborghini, Chairman and CEO Stephan Winkelmann dan Chief Marketing and Sales Officer Federico Foschini bahkan secara khusus datang ke Jepang untuk event ini.

“Rasa kecintaan dari para pemilik dan penggemar Lamborghini di Jepang membuat event ini terasa sangat istimewa,” sambut CEO Stephan Winkelmann. “Jepang merupakan pangsa pasar besar dan penting bagi Lamborghini. Oleh sebab itu, event Lamborghini Day menjadi kesempatan bagi kita semua untuk dapat berkumpul dan merayakannya bersama,” tambah Stephan Winkelmann dalam kata sambutannya.

Lamborghini Day Japan sekaligus menjadi momen debut perdana model SUV terbaru Urus Performante bertenaga 657 hp dengan torsi maksimum 850 Nm di Jepang.

Tak hanya menampilkan Urus Performante, Lamborghini juga menghadirkan sebuah sportscar klasik Miura SV yang direstorasi dengan sangat sempurna oleh divisi restorasi mobil klasik Polo Storico.

Tak sendirian, dalam event ini Automobili Lamborghini turut menggandeng mitra kolaborasinya yakni brand jam tangan mewah asal Swiss, Roger Dubuis dengan sederet koleksi ultra mewah. Ducati pun tampil dengan Diavel 1260 Lamborghini, motor edisi terbatas yang terinspirasi dari Lambo SIÁN FKP 37 dan hanya dibuat sebanyak 630 unit.

Honda NSX 2015

Honda Siapkan NSX EV Yang Bukan Cuma Hebat di Jalan Lurus

Honda NSX EV akan jadi highlight dari 30 mobil EV Honda yang akan diluncurkan.

Suka tidak suka, era mobil listrik sudah di depan mata. Pabrikan mobil dan motor sudah menyatakan, mereka akan stop produksi mobil konvensional dan menyatakan tahun dua ribu sekian semua produknya adalah mobil listrik (EV). Honda juga begitu. Tahun 2030, mereka akan menggelontorkan 30 model EV, dan kemungkinan salah satunya adalah Honda NSX. Atau Accura NSX di pasar Amerika Serikat.

Kami katakan kemungkinan karena Honda NSX EV tidak secara tegas dibilang akan jadi bagian dari 30 model tadi. Namun akan sangat masuk akal kalau justru supercar ini yang jadi sorotan dari rencana elektrifikasi Honda.

Tahun 2015, Honda NSX generasi dua mendebut sebagai supercar dengan mesin tengah dengan jantung mekanis hybrid. Baru-baru ini, pabrikan Jepang tersebut menyatakan, NSX tutup produksi. Dan menyodorkan NSX Type S sebagai penutup. Gambarnya bisa Anda lihat di halaman ini. Meski begitu, ceritanya belum akan berakhir

Petinggi Honda memberikan sebuah gambaran kalau dalam proses pengalihan dari pembuat mobil konvensional jadi EV, perlu satu produk yang benar-benar menonjol. Dan NSX bisa jadi basis untuk mobil tersebut. Toh, Honda sudah punya e:Architecture, platform untuk membangun EV kelas atas. Pastinya sayang juga kalau hanya dipakai untuk jadi Honda Accord.

NSX EV Bukan Cuma Kencang

Anda pasti paham kalau mobil listrik punya performa yang hebat. Bahkan mobil keluarga sekelas Hyundai Kona Electric pun bisa membuat akselerasi 0-100 km/jam yang mengagumkan. Namun bagi Honda, itu bukan hal penting. Khususnya bagi NSX EV.

Dikutip dari Nikkei Asia, Jon Ikeda, Vice President and Acura Brand Officer Acura mengatakan,”Seperti Honda/Accura NSX pendahulunya, generasi baru (nanti) harus bisa menyuguhkan handling dan kemajuan teknologi tingkat tinggi. Bukan hanya hebat di jalanan lurus.” Soal handling ini memang jadi salah satu filosofi utama dari supercar Honda. Bahkan mereka sampai harus menggaet mendiang Ayrton Senna untuk jadi penasihat pengembangannya.

Karena Honda bisa dibilang agak lambat masuk ke pengembangan mobil listrik berbasis baterai (BEV, Battery Electric Vehicle), wajar kalau mereka sempat memetakan strategi pengembangan yang lebih akurat dari kompetitornya. Produk EV dari Tesla, Lucid, BMW, Mercedes-Benz bisa jadi patokan mereka.

Indra A

 

Ratusan Showroom Gabung di Distrik Otomotif PIK 2

Prestige Corp telah mengakuisisi sebagian saham Distrik Otomotif.

Melihat pertumbuhan pasar yang kian meningkat, pengelola bersama Prestige Corp bekerjasama mendorong pembangunan Distrik Otomotif Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 sebagai lokasi otomotif terbesar dan terlengkap di Indonesia. Rudi Salim pengusaha otomotif melalui Prestige Corp telah mengakuisisi sebagian saham Distrik Otomotif, yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Blok DH-11 PIK 2.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif Nasional menunjukkan perkembangan yang cukup atraktif. Berdasarkan data resmi dari Kementrian Perindustrian, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan. Adapun sektor otomotif memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Nasional dengan total nilai investasi sebesar Rp 99,16 triliun.

“Distrik Otomotif PIK 2 sendiri merupakan area pusat otomotif terbesar dan terlengkap se-Indonesia. Khusus untuk area perdana di PIK 2 ini Prestige Corp telah menetapkan target total 132 unit dari Tahap 1 Distrik Otomotif PIK 2 showroom terisi sepenuhnya mulai dari importir umum, agen pemegang merek, aksesoris hingga komponen pendukung otomotif lainnya,” terang Rudi Salim kepada media di PIK 2 Jakarta Utara Selasa (6/9).

“Proyeksi kedepannya yakni membuat berbagai Distrik Otomotif lain di berbagai kota besar dengan kelas sesuai dengan kota tersebut. Dan investasi sebesar 100 M dari Prestige Corp mendorong target baru untuk membuka cabang minimal dua kota yang berbeda setiap tahunnya,” ungkap Rudi.

Lokasi strategis dan eksklusif

Menurut Rudi tujuan investasi Prestige Corp dalam bisnis ini adalah meningkatkan kualitas sumber daya, meningkatkan kemampuan ekspansi yang lebih sistematis, terukur dan akuntabel. Ditambahkan Rudi Flagship Distrik Otomotif PIK 2 menjadi branch Class 1 dengan plafon nilai penjualan mobil Rp 5 M, Jabodetabek (Class 2) Rp 1-5 M, kota2 besar lain (Class 3) Rp 500jt-1 M, dan Class 4 di bawah Rp 500jt.

Brand premium meliputi supercar seperti Lamborghini, Ferrari, Bentley, Rolls Royce, Porsche, Lexus dan setingkat mobil premium lainnya. Namun sangat mungkin untuk kategori Electric Vehicle kelas premium. Sanny Liawati, komisaris Distrik Otomotif PIK 2 sekaligus pemilik Sanny Auto Gallery, berharap kerjasama ini melahirkan sentra pameran otomotif terbesar dan bagus, mengingat lokasinya yang juga eksklusif.

“Pembangunan tahap pertama seluas 30.000 m2 sudah mencapai 70 persen. Kalaupun kurang, kita bisa menambah sekitar 3 hektar lagi yang terletak di sebelahnya. Dan kami berharap bisa berpartisipasi pada perekonomian Indonesia terutama memberikan kontribusi di dunia otomotif,” pungkas Sanny.