Peugeot 208 Racing Siap Mengakomodir Tim Rally Berbudget Cekak

Peugeot 208 kini hadir dalam versi balap racikan Stellantis Motorsport. Hanya saja, ini adalah model khusus balap rally kelas pemula dan bukan spek jalan raya. Dinamai Peugeot 208 Racing, diluncurkan untuk mengakomodir para pereli amatir pemula dan tim balap privateer berbudget terbatas.

Dengan mobil ini para pereli dan tim balap nantinya bisa ikut seri balap FR6 Trophy yang menjadi bagian dari seri French Rally Cup 2025 (Kejurnas reli di Prancis). FR6 Trophy adalah kelas untuk para pemula, atau tim amatir dengan budget terbatas. 

Pelek Kaleng

Dalam membuat Peugeot 208 Racing, divisi Stellantis Motorsport melibatkan para ahli dan teknisi Peugeot 208 Rally4, Citroen C3 Rally2, dan 208 Racing Cup.

Basis dasar yang digunakan adalah Peugeot 208 versi facelift standar. Sekujur bodi dilabur warna putih dengan aksen stripping decal minimalis ala Peugeot 106 Rallye yang ikonik. 

Bodi berwarna putih memudahkan tim balap untuk menempelkan livery dan stiker sesuai keinginan masing-masing sponsor.

Agar tampilan serasi, pelek ‘kaleng’ warna putih dibalut ban Michelin Pilot Sport PS5 jadi kelengkapan standar. 

Interior ‘Resing’

Peugeot 208 Racing

Area kokpit tentunya tampil ala kadarnya sesuai standar mobil rally. Rangka roll cage pipa tubular yang melindungi bagian dalam kokpit sesuai stabdar FIA. Jok balap, seat harness, sistem pemadam api otomatis pun sesuai regulasi balap Rally 4.

Panel dashboard dilapisi bahan anti reflektif agar tak memantulkan sinar matahari yang menyilaukan mata dan mengganggu konsentrasi.

Konsol tengah dilengkapi dengan tombol seperlunya plus tombol “kill switch” (circuit breaker) untuk mematikan sistem kelistrikan saat kondisi darurat.

Informasi berkendara dan peta navigasi GPS ditampilkan via layar digital pada dashboard. Setting dan remapping serta diagnostik dapat dilakukan via layar dashboard yang terkoneksi dengan laptop.

Uniknya, bobot kosong Peugeot 208 Racing hanya 1.050 kg. Lebih ringan dari 208 Rally4 yang bobotnya 10.080 kg.

Mesin 3-silinder 1.2-liter turbo Pure-Tech yang diusung diupgrade di dikalibrasi sesuai regulasi balap rally FR6. Output tenaganya 143 hp,  atau 44 hp lebih besar dari 208 standar jalan raya. Transmisi 6-speed manual digunakan untuk transfer daya ke roda, serta tentunya, harus bisa menenggak bensin superethanol E85, sesuai regulasi.

 

Peugeot 208 Racing label harganya mulai dari €38.900 atau sekira Rp 685,85 jutaan. Jauh lebih murah dari 208 Rally4 spek ‘standar’ yang dibanderol mulai dari €73.200 atau setara Rp 1,2 miliaran. Harga off-the road, belum termasuk pajak dan kit balap lainnya yang daftarnya cukup banyak.

Toyota GR Supra GT4 Evo2

Toyota Siapkan GR Supra GT4 EVO2 Untuk Musim Balap 2025

Kalau mau serius ikut balap, atau bikin tim balap, Toyota GR Supra GT4 mungkin bisa dipertimbangkan sebagai ujung tombak. Sejak 2020, mobil ini sukses memenangi balapan kelas GT4, yang berlangsung di 11 negara. Hari ini (22/08/2024) pabrikan Toyota mengumumkan kehadiran GR Supra GT4 EVO2.

Ada embel-embel EVO2 karena ini merupakan penyempurnaan dari Supra GT4 EVO yang muncul di 2023 lalu. Saat itu, ada peningkatan di bagian rem, mesin dan handling. Diklaim membuat mobil lebih mudah dikendalikan, oleh pembalap dengan beragam tingkat kemampuan.

Upgrade untuk Toyota GR Supra GT4 Evo2

Nah, untuk GR Supra GT4 Evo2, Toyota mengatakan telah mendengarkan masukan dari konsumen dan tim balapnya. Mereka lantas meningkatkan performa, daya tahan dan kemampuan keseluruhan mobil ini. Supra GT4 paling baru akan siap digeber mulai musim balap 2025 nanti.

Deretan Peremajaan

Menurut rilis Toyota, perubahan dimulai dari sistem pengereman dengan ABS. Tuning ulang pada peranti ini, berdasarkan masukan pembalap yang turun di sirkuit di Jepang maupun Eropa. Hasilnya, menghasilkan kemampuan pengereman dan manuver yang lebih optimal saat menggunakan berbagai jenis ban balap.

Proses down shifting (turun gigi) juga dikatakan lebih cepat dengan peningkatan kemampuan rev-matching. Didapat melalui mapping ulang software yang mengatur kemampuan tersebut. Hasilnya, proses deselerasi bisa lebih terkontrol. Untuk kemudian menghasilkan akselerasi yang lebih mumpuni.

Tidak berhenti di situ, Toyota juga mengatakan sistem pendinginan mesin, rem dan drivetrain serta kabin telah ditingkatkan. Dengan begitu, Supra GT4 Evo2 tetap bisa diandalkan dalam kondisi yang berat. Contohnya di sirkuit yang temperatur udaranya tinggi.

Namun, mesin tidak berubah. Tetap menggunakan 6-silinder 2.998 cc dengan twin-scroll turbocharger. Sebagai penerus daya, mengandalkan transmisi buatan ZF, lengkap dengan paddle shifter. Tenaganya tidak disebutkan karena bergantung di mana mobil ini diturunkan. Tapi torsinya dikatakan 660 Nm. Itu juga tergantung balap di mana.

Toyota GR Supra GT4 Evo2 akan melakukan debutnya pada Januari 2025 nanti, di balapan IMSA Michelin Pilot Challenge. Bersamaan juga dengan event balap legendaris, 24 Hours of Daytona. Minat? Hubungi Toyota Gazoo Racing Indonesia saja. 

Suka Reli? Film Race for Glory Jangan Sampai Terlewat

Jalan cerita sebuah film yang berdasarkan kisah nyata, memang seru untuk disimak. Apalagi jika berhubungan dengan hobi maupun kesukaan si penonton film. Buat Anda yang antusias dengan dunia motorsport, khususnya reli, maka nantikan film Race for Glory di tahun 2024 nanti.

Film bertemakan kompetisi sengit dalam musim reli dunia tahun 1983, antara Lancia dengan rivalnya. ‘Bintang’ utama dalam kisah ini ialah Lancia Rally 037 yang masih berpenggerak roda belakang, sedangkan kompetitor lainnya sudah mulai menggunakan sistem penggerak empat roda.

“Dengan prestasi 15 kali juara reli dunia, Lancia menjadi brand otomotif yang amat sukses dalam kancah motorsport,” bangga Luca Napolitano, Chief Executive Officer Lancia.

Lancia Rally 037 amat mewakili jiwa dari brand Lancia, memiliki bentuk geometri yang radikal, dipadu dengan desain bodi yang unik. Wajar saja jika mobil tersebut menginspirasi desain mobil-mobil Lancia di masa depan.

Tim reli Lancia Squadra Corse hanya beranggotakan sedikit orang, namun mampu meraih kesuksesan di ajang motorsport dunia. Semua ini berkat jiwa kompetitif dan kepiawaian dalam pekerjaan mereka. Tim reli ini dipimpin oleh Cesare Fiorio.

Puncak cerita diperlihatkan saat sorotan tertuju pada Cesare Fiorio dan Walter Röhrl, pereli asal Jerman yang bergabung dengan Lancia Squadra Corse pada tahun 1983. Prestasi super gemilang dari brand Italia ini dibuktikan saat menyapu bersih semua stage reli Sanremo, tanggal 7 Oktober 1983. Keempat mobil Lancia bertengger di lima posisi final teratas.

Sejumlah footage berlangsungnya reli berasal dari rekaman asli di era 1980an, sedangkan untuk syuting film dilakukan di Italia dan Yunani. Termasuk mengambil lokasi asli di kantor Lancia dan proving ground Balocco milik Stellantis.

Menurut rencana, jadwal rilis film Race for Glory ini akan berlangsung pada 5 Januari 2024 di wilayah Amerika dan Canada. Sedangkan untuk di Italia ialah sekitar bulan Maret. Semoga saja jadwal tayang di Indonesia tidak terlalu lama setelahnya…

Hyundai Ioniq 5 N meluncur kencang

Hyundai Ioniq 5 N, Meluncur Kencang Dengan Teknologi Antik

Ini dia, setelah sekian lama membuat penasaran, Hyundai Ioniq 5 N akhirnya dibuka selubungnya secara resmi. Peluncurannya dilakukan di Goodwood, Inggris hari ini (13/07/2023).

Hyundai Ioniq 5 N mengusung segala yang belum pernah terbayangkan akan ada di sebuah mobil listrik. Sebagai permulaan, mobil ini didesain untuk memberikan kesenangan berkendara ala mobil kencang di jalan raya maupun lintasan balap.

Hyundai Ioniq 5 N 2023

“IONIQ 5 N, dikembangkan untuk membawa kesenangan berkendara ke level baru dengan memanfaatkan teknologi terkini yang tersedia. Dimulai dengan IONIQ 5 N, merek N bertujuan untuk menghadirkan pengalaman berkendara menyenangkan khas N. Terlepas dari (apakah bertenaga) bensin, listrik, atau hidrogen,” ujar Till Wartenberg, Wakil Presiden dan Kepala N Brand dan Motorsport, Hyundai Motor Company.

“Untuk mencapai hal ini, kami telah memantau dengan cermat suara penggemar N kami untuk menyempurnakan N all-electric pertama kami dengan tujuan memuaskan hasrat berkendara dari penggemar N.”

Beda Desain

Dari spesifikasi yang dikirim Hyundai, terlihat kalau Ioniq 5 N lebih panjang dibanding versi yang sudah dijual di Indonesia. Panjang Ioniq 5 N mencapai 4.715 mm (standar 4.635 mm). Lebar Ioniq 5 N juga bertambah 50 mm menjadi 1.940 mm.

Ada perbedaan dimensi dengan Ioniq 5 biasa.

Sementara tingginya lebih rendah 20 mm dari yang biasa, menjadi 1.585 mm. Padahal peleknya 21 inci. Yang tidak berubah adalah wheelbase yang tetap 3.000 mm. 

Selain dimensi, beberapa modifikasi terpampang di body. Mukanya berubah karena ada ada celah aerodinamika. Paling jelas bempernya beda total. Tidak lagi mulus seperti versi biasa. Demikian juga dengan bagian belakang yang tampak lebih kompleks. 

bagian belakang lebih kompleks dengan aerodinamika baru.

Perubahan Struktural

Dari situ, mereka membuat Ioniq 5 N yang akan sangat lihat melibas tikungan. Sesuai dengan salah satu pilar produk mereka yang disebut Corner Rascal. Hal pertama yang diperhatikan adalah kekuatan struktur body. Dibanding Ioniq 5 biasa, versi N ini punya lebih banyak titik las dan perekat. Tepatnya 42 titik pengelasan ekstra dan 2,1 meter tambahan bahan perekat untuk membuat body lebih kokoh.

Dudukan motor listrik dan baterai diperkuat, sementara sub frame depan dan belakang dirancang ulang untuk menghasilkan kekakuan lateral lebih mumpuni. Hyundai juga menerapkan IDA (Integrated Drive Axle) untuk as roda depan dan buritan. Seperti yang dipasang pada i20 N yang berlaga di WRC. Ini dikatakan membuat sumbu roda mampu menerima lontaran torsi motor listrik dengan lebih baik.

Motor listrik yang terpasang mampu berputar hingga 21.000 rpm dan menghasilkan tenaga setara 640,8 hp (650 ps). Tenaga maksimal tersebut muncul saat mobil berjalan dalam mode Grin Boost. Yang bisa diaktifkan melalui sebuah tombol di setir. Sumber energinya datang dari baterai 84 kWh. Akselerasi 0-100 km/jam diselesaikan dalam 3,4 detik. Sementara top speed yang bisa dicapai adalah 260 km/jam. 

Untuk isi ulang baterai hanya perlu 18 menit dari 10 persen ke 80 persen, dengan pengisian cepat. Sayang, Hyundai belum bilang berapa jarak maksimal yang bisa ditempuh.

Manajemen Suhu

Salah satu yang mereka banggakan adalah manajemen suhu baterai. Tentunya suhu baterai yang terjaga akan memberikan energi yang maksimal. Hyundai mengklaim, IONIQ 5 N menetapkan tolok ukur baru untuk manajemen termal saat dipacu secara intensif di lintasan balap. Dibandingkan dengan pesaingnya, IONIQ 5 N menawarkan daya tahan yang lebih tinggi terhadap degradasi daya akibat panas.

Interior Ioniq 5 N 2023

Suhu baterai yang ideal didapat dari area pendinginan yang lebih besar, oli pendingin motor listrik, dan chiller baterai.

Sebelum berkendara, pengemudi bahkan dapat memanfaatkan N Battery Pre-conditioning. Ini berguna untuk mengoptimalkan sel baterai ke suhu yang paling hemat daya dengan memilih antara mode ‘Drag’ untuk menghasilkan dorongan singkat dengan daya penuh, atau mode ‘Track’ yang mengoptimalkan suhu baterai serendah mungkin supaya bisa meraih lebih banyak lap.

Unik Dengan Suara dan Perpindahan Gigi

Hyundai Ioniq 5 N dirancang untuk bisa digunakan sebagai mobil harian. Untuk menambah kesenangan berkendara, Hyundai mengembangkan sistem yang disebut N e-Shift dan N Active Sound. e-Shift memberikan impresi layaknya mobil bertransmisi 8-speed DCT.

e-Shift dipadukan dengan Active Sound, yang menghasilkan suara yang keluar dari mobil. Salah satu peletakan speaker ada di bemper depan. Ada tiga suara yang dihasilkan. Pertama Ignition, ini akan membunyikan mobil seperti mobil Hyundai N bermesin2,0 liter turbo.

Lalu mode Evolution yang mengeluarkan bunyi layaknya RN22e dengan suara mobil listriknya yang menggugah. Terakhir, ini agak berlebihan sepertinya, mode Supersonic. Hasilnya adalah suara mesin jet. Agak aneh juga mendengar suara jet tempur tapi pindah gigi. Heran.

Sebastien Loeb Besut Lancia Delta EV “Martini Racing” Di World Rallycross

Para penggemar mobil rally Lancia Delta Evo mungkin nyaris tak percaya jika mendengar mobil rally legendaris tersebut ‘hidup’ kembali. Dikemudikan oleh Sebastien Loeb pula. 

Ya, mobil rally yang fenomenal pada eranya ini berhasil mencatatkan 46 kemenangan di ajang balap Group-A World Rally Championship sepanjang periode tahun 1987-1992. Bahkan mobil ini 6 kali berturut -turut meraih gelar juara konstruktor. Sebuah prestasi langka di sepanjang sejarah WRC.

Mobil rally dari pabrikan asal Italia ini telah melambungkan nama sejumlah pereli dunia seperti Bruno Saby, Markku Alén, Didier Auriol, Carlos Sainz, serta Juha Kankkunen (Juara Dunia WRC 1987 dan 1991) dan Miki Biasion (Juara Dunia WRC 1988 dan1989).

Lancia Delta EV

Pada seri perdana kejuaraan balap 2023 World Rallycross Championship yang berlangsung pada 3-4 Juni lalu di Montalegre, Portugal muncul sosok Lancia Delta Evo. Hanya saja, mobil tersebut tak mengkonsumsi racing fuel, akan tetapi merupakan versi penghisap elektron.

Pasalnya, World Rallycross adalah ajang rally untuk mobil tanpa asap knalpot alias mobil bertenaga listrik.

Sebastien Loeb

Mobil rally berlabel Lancia Delta Evo-e RX tersebut berasal dari tim balap Special ONE Racing yang dikendarai oleh Guerlain Chicherit dan mantan juara dunia rally Sébastien Loeb. Keduanya akan berlaga di sepanjang 9 seri World Rallycross Championship untuk musim balap tahun 2023.

Lancia Delta Evo-E yang diuji oleh Sebastien Loeb.

Mobil ini bahkan telah membuat penasaran media dunia dan pecinta rally. Mulai dari debut perdana di Nürburgring, Jerman dan eksibisi ‘perkenalan’ di Perancis hingga laga perdana di Portugal akhir pekan lalu.

Nah, seperti apa detail dari mobil rally garapan GCK Performance yang tak lain adalah milik Guerlain Chicherit?

0-100 Km/Jam 1,8 Detik!

Seperti umumnya mobil rally ternasuk Lancia Delta Evo yang asli, Lancia Delta Evo-E RX pun dilengkapi sistem penggerak empat roda alias all-wheel drive.

Sistem penggerak all-wheel drive pada mobil ini bersumber dari dua motor elektrik yang masing-masing berdaya 246 kW atau setara 335 hp.

Kombinasi kinerja kedua motor penggerak tersebut menghasilkan output tenaga maksimum 680 horsepower dan torsi maksimum 800 Nm.

Maka tak heran jika Lancia Delta Evo-E RX hanya butuh waktu 1,8 detik untuk melesat ke angka 100 km/jam. Lebih gesit dari mobil balap F1 yang akselerasinya rata-rata ‘hanya’ 2,5 detik. Ya, melesat sekejap mata bagai rudal dalam artian yang sebenarnya. Sayangnya, tak diungkap berapa kecepatan maksimum yang dapat dicapai mobil ini.

Perakitan Butuh Waktu 2000 Jam

Bagaikan menyusun sebuah puzzle atau merakit mobil model kit, penggarapan mobil ini butuh ketelitian ekstra.

Para teknisi GCK Performance butuh waktu selama 2000 jam kerja untuk merakit mobil balap Evo-E RX. Baik untuk mobil besutan Chicherit maupun Sebastien Loeb, waktu yang dibutuhkan kurang lebih sama.

Mulai dari setting sasis dan roll cage pipa tubular, suspensi, pemasangan motor elektrik penggerak, baterai hingga seluruh sistem kelistrikan dan komputer pada mobil ini sedikit berbeda dari mobil rally konvensional.

Seluruh konstruksi rancang bangun dan aerodinamika serta perangkat keselamatan yang dibekalkan telah disesuaikan dengan regulasi FIA.

Livery “Martini Racing” Legendaris

Jika anda mengingat mobil balap F1 besutan mendiang Ayrton Senna, maka anda akan terlintas livery merah-putih “Marlboro”. Lancia Delta Evoluzione? Legenda di berbagai ajang rally dunia ini pun tersohor oleh livery “Martini Racing” yang khas.

Body mobil besutan Sebastien Loeb pun dilabur warna putih plus kombinasi aksen warna biru dan merah serta imbuhan logo dan label tulisan “Martini Racing”.

Body kit yang diimbuhkan pada Evo-E RX pun jauh lebih garang dan berhasil menjadi pusat perhatian.

Lancia Delta Evo rally telah hidup kembali dan bereinkarnasi dalam versi yang lebih modern serta tak kalah keren.

 

Peugeot 806 Procar: MPV Balap Yang Menggegerkan Dunia

Peugeot melegenda di ajang balap mobil sejak lama. Namun hanya Peugeot 806 Procar yang paling menggegerkan dunia balap. Satu-satunya minivan yang pernah ikut balap ketahanan 24 jam.

Mobil berjenis minivan yang sekarang disebut MPV ini adalah generasi pertama dari Eurovan yang diproduksi bersama antara Peugeot, Citröen, Fiat dan Lancia di Sevel Nord, Perancis.

Tak lama setelah diluncurkan di penghujung tahun 1994, muncul ide ‘edan’ dari tim pemasaran Peugeot. “Berpromosi di ajang balap sudah banyak yang melakukan. Tapi ikut balapan betulan sebagai ajang promosi, belum ada satu minivan pun di dunia yang melakukannya.”

Para petinggi Peugeot pun menyetujui gagasan tersebut dan segera mengontak pihak FIA. Lampu hijau diberikan dan Peugeot 806 pun segera dihomologasi untuk dapat ikut balap. Tak perlu menunggu lama untuk mencapai jumlah produksi minimal. Mobil ini sangat laris.

Tidak main-main, yang dipilih adalah kejuaraan balap ketahanan Spa-Francorchamps 24 Hours di Belgia. Sungguh sangat ambisius.

Minivan Spek Group-A

Tim balap asal Belgia, Kronos Racing pun dikontrak untuk berlaga dengan Peugeot 806 ini. Seluruh modifikasi dipercayakan pada Jean-Pierre Montron, pendiri Kronos Racing.

Montron awalnya sempat bingung, bagaimana menyulap minivan bongsor berbody kotak ini. Namun akhirnya ia pun menyanggupi permintaan Peugeot.

Proyek modifikasi pun dimulai. Seluruh komponen mobil diurai, termasuk bagian interior dilepas tak bersisa. Hanya menyisakan body dan rangka monokok. Copotan komponen sasis dari mobil balap Group-A Peugeot 405 Mi16 pun dicangkok ke rangka 806.

Sejumlah penguatan dilakukan pada struktur rangka dan body. Roll cage tubular AMP standar FIA dilas ke rangka kabin. Suspensi dan kaki-kaki dicangkok dari Peugeot 405 Mi16 spek balap touring.

Peugeot saat itu tak memiliki mesin 4-silinder 2.0-liter produksi massal yang cocok untuk digunakan pada balap ketahanan. Akhirnya dilakukanlah kawin silang.

Blok mesin dari mobil rally Peugeot 306 dipasangi kop silinder dari mobil balap touring 405 Mi16. Kem, klep hingga kruk as dibuat khusus oleh Kronos Racing dan Peugeot dengan spek heavy duty yang tahan siksa.

Transmisi diadopsi dari mobil balap 405 Mi16. Output tenaga mencapai batas maksimal kelas Procar 2 yakni 280 hp.

Aksi Akrobat Jadi Idola

Tibalah saatnya sang minivan untuk mencicipi sirkuit Spa-Francorchamps di Stavelot, Belgia.

Pada laga balap ketahanan Spa-Francorchamps 24 Hours 1995, 806 tak sendirian. Peugeot juga tampil dengan dua 306 S16, sebuah 306 Turbo Diesel dan 205 GTi.

Pada sesi latihan, mobil ini berhasil menghebohkan penonton saat mulai beraksi. Bukan karena tampilannya saja. Aksi body miring dengan hanya dua roda menapak aspal saat melibas tikungan tajam Raidillon, berhasil membuat penonton serempak berdiri dan bersorak. Bahkan sang minivan berhasil menorehkan catatan waktu urutan 3 tercepat! Di sesi kualifikasi, 806 menempati posisi 12 dari 34 mobil peserta. Minivan yang super ngebut…

Mobil lainnya memang keren dan kencang, namun favorit penonton tetap minivan besutan trio Eric Bachelart, Philippe Verellen, dan Pascal Witmeur. Aksi akrobat sang minivan di Raidillon selalu dinanti para penonton sepanjang balapan berlangsung.

Sayangnya, 806 ini gagal menyelesaikan balapan. Mobil akhirnya menyerah setelah dipacu selama sembilan jam. Mesinnya jebol.

Meskipun gagal finish, namun seluruh penonton memberi aplause. Dan…806 pun laris manis di pasaran selama dua dekade! Salut.

Setelah dipensiun, 806 balap ini disimpan oleh pendiri Kronos Racing, Jean-Pierre Montron. Hanya saja, mesin dan girbox dipindah ke mobil balap lain. Tak lama setelah Montron wafat, mobil dikembalikan seperti kondisi semula dan dilelang. Harga taksirannya di kisaran $53.000.

 

 

Museum Mobil Balap Toyota Ternyata Bukan Di Jepang

Toyota Automobile Museum (Toyota Hakubutsukan) yang ada di kota Nagakute, tepi kota Nagoya, Jepang ternyata bukanlah satu-satunya museum Toyota.

Koleksi mobil balap yang menjadi napak tilas perjalanan sejarah Toyota di dunia motorsport ternyata malah tersimpan di Cologne, Jerman.

Lokasinya masih satu areal dengan markas pusat Toyota Gazoo Racing Europe. Letaknya pun tersembunyi di balik terowongan angin uji aerodinamika.

Sebenarnya museum ini telah ada sejak lama, namun baru pada tahun ini dibuka untuk umum. Sebelumnya, hanya tamu khusus yang bisa mengunjunginya. Nah, penasaran ingin melihat isinya?

Surganya Pecinta Mobil Balap Toyota

Toyota memiliki reputasi panjang di kancah balap, terutama rally. Kiprah di ajang rally diawali dengan Toyota Celica 1600GT (TA22) 1972. Mobil rally pertama dari Toyota Team Europe (TTE) ini berlaga di kategori Group 2. Dari era rally Group 4 diwakili oleh Celica Liftback (RA40) 1979.

Nah, mobil rally Toyota yang cukup fenomenal adalah Celica Twin-Cam Turbo (TA64) dari era rally Group B ’80-an nan ganas dan brutal. Mobil penakluk Rally Safari Afrika dan Pantai Gading periode 1983-1986 ini diberi julukan “The Africa Queen”.

Prototype mobil balap Group S, Toyota MR-2 (AW11 222D) 1986 yang bertenaga 592 hp juga dipamerkan. Sayangnya, mobil ini belum sempat berlaga karena kategori Group S keburu dihapus karena dianggap terlalu berbahaya.

Era ’90-an adalah masa kejayaan Toyota di kancah World Rally Championship (WRC). Celica GT4 (ST165), mobil rally AWD pertama Toyota berhasil membawa Carlos Sainz jadi juara WRC tahun 1990. Yang dipamerkan di sini adalah mobil Carlos Sainz saat menjuarai Rally Corsica 1991. Generasi berikutnya yakni Celica GT4 (ST185) membawa Toyota jadi juara WRC tahun 1993 dan juara konstruktor di WRC 1994.

Toyota Corolla WRC penutup kiprah TTE di ajang WRC pada tahun 1999 pun dapat anda lihat di tempat ini.

Dari ajang balap Formula 1, anda dapat melihat sasis uji TF101 dari GP F1 2001. Mobil balap TF109 yang jadi laga pamungkas Toyota di F1 pada GP Abu Dhabi 2009 pun dipamerkan.

Mobil Balap Pelahap Aspal Le Mans

Bagi para pecinta ajang balap ketahanan 24 Jam Le Mans, Toyota punya sederet mobil balap yang perkasa.

Toyota TS010

Mobil balap TS010 merupakan hasil pengembangan Toyota bersama TOM’S. Trio Eddie Irvine, Toshio Suzuki dan Masanori Sekiya finish di urutan empat pada balap Le Mans 24 Hours tahun 1993.

Toyota TS020

Toyota TS020 adalah cikal bakal lahirnya supercar ikonik Toyota GT-One. Sebagai syarat homologasi untuk dapat terjun di kelas GT1, Toyota Gazoo Racing Europe pun membuat dua unit Toyota GT-One, versi jalan raya dari mobil balap TS020. Satu unit dipamerkan di Cologne, dan kembarannya dipamerkan di Jepang.

Pada balap ketahanan 24 Jam Le Mans tahun 1998, Thierry Boutsen, Ralf Kelleners dan Geoff Lees memiloti mobil balap bernomor 29. Sayangnya, kerusakan girboks memupuskan peluang Toyota jadi juara.

Di tahun 1999, Toyota kembali berlaga di Le Mans dengan mobil balap berlivery ZENT yang dipiloti Martin Brundle, Emmanuel Collard dan Vincenzo Sospiri.

Toyota TS030 HYBRID

Tahun 2012 merupakan awal era mobil balap hybrid Toyota di balap Le Mans. Mobil balap TS030 HYBRID jadi juara World Endurance Championsip tahun 2012 berkat trio Alex Wurz, Nicolas Lapierre dan Kazuki Nakajima.

Toyota TS040 & TS050HYBRID

Teknologi mobil balap hybrid nampaknya membawa berkah bagi Toyota. Mobil balap TS040 HYBRID membawa Toyota kembali meraih gelar juara balap ketahanan. Mobil balap lainnya seperti TS050 HYBRID hingga mobil balap hypercar GR010 HYBRID juga menghiasi ruang pamer.

Meskipun museum Toyota ini telah dibuka untuk pengunjung umum, namun jumlah pengunjung sangat dibatasi.

Pengunjung rombongan dengan maksimum 24 peserta akan didampingi pemandu selama 90 menit. Untuk kunjungan khusus seperti komunitas atau media, permohonan dapat diajukan via e-mail ke [email protected].

 

Tren Mobil Balap Mini 4WD Tak Pernah Surut

Mobil balap rakitan Mini 4WD saat ini tak hanya sekadar hobi mainan mobil saja. Banyak orang, terutama generasi 1990an, terus mendalami hobi hingga menjadi atlet mobil balap Mini 4WD. Mobil balap Mini 4WD selalu memiliki tempat dihati penggemarnya meskipun permainan ini kadang menjadi mainan musiman.

Mini 4WD sendiri pertama kali diciptakan di Jepang pada tahun 1982 berupa mainan mobil plastik yang digerakkan menggunakan baterai. Tak lama setelah diperkenalkan di Jepang, Mini 4WD masuk ke Indonesia dan dimulailah ‘Demam Tamiya’. Di Indonesia sendiri, Mini 4WD lebih dikenal dengan sebutan Tamiya, meskipun yang beredar bukan hanya merk Tamiya saja.

Favorit sejak lama

Dari anak-anak sampai orang dewasa sangat menggilai produk buatan Tamiya tersebut. Mereka berusaha membuat mobil balap mereka sekencang mungkin, dengan melakukan modifikasi dan oprekan sesuai kemampuan masing-masing. Perlombaan balap Tamiya pun sering digelar di pusat-pusat pertokoan atau di toko-toko mainan.

Tren Mini 4WD ini memang tergolong fluktuatif. Awal mulai ‘hits’ di Indonesia ialah pada era 1990an, laku sempat menurun seiring kehadiran game console. Namun, penggemar mobil rakitan Mini 4WD memang tidak pernah hilang. Grafik peningkatan tren kembali menanjak saat pandemi COVID-19 berlangsung di tahun 2020 lalu.

Direncanakan masuk cabang olahraga PON 2024

Mobil balap Mini 4WD dengan skala 1:32 ini sudah diakui oleh Ikatan Motor Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga balap sejak 2021. Menurut catatan IMI, sudah ada sekitar 200 orang dari 40 tim yang terdaftar di sekitar Jabodetabek, sejak satu tahun diorganisasi. IMI bertekad untuk membawa olahraga Mini 4WD ini ke provinsi lain, hingga menjadi cabang ekshibisi yang dipertandingkan dalam PON XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.

Tamiya memang pelopor mainan mobil balap rakitan Mini 4WD, hingga orang-orang menyebut semua mainan mobil balap rakitan adalah Tamiya. Popularitas Tamiya diikuti oleh beberapa produsen non-Jepang yang juga menjual mainan mobil balap rakitan, sebut saja Auldey (China), Gokey (China), ChaoBao (China), dan Academy (Korea). Kalau sudah begini, sepertinya kami jadi ingin ‘berburu’ unit Mini 4WD juga kan…

McLaren 720S GT3 EVO 2023 Siap Balap, Ini Perubahanya

McLaren 720S akan segera stop produksi dan digantikan dengan model baru. Namun tidak demikian dengan mobil balap 720S GT3.

Sejak tampil perdana di tahun 2018 dan mulai berlaga pada musim balap tahun 2019, McLaren 720S GT3 telah merajai dan menjuarai berbagai event kecepatan di berbagai negara.

Melalui divisi McLaren Customer Racing, pabrikan supercar asal Inggris ini meluncurkan paket upgrade EVO untuk mobil balap McLaren 720S GT3. Apa saja konten dari paket upgrade ini?

Body Kit Balap Spek EVO

Daftar konten upgrade teratas yakni ubahan tampilan body. Bumper depan McLaren 720S GT3 EVO memiliki desain baru dengan sirip splitter. Untuk memudahkan proses bongkar pasang, bumper ini dilengkapi mekanisme quick-release.

Panel bonnet pun tak luput dari upgrade dengan desain baru yang dirancang untuk menyalurkan udara pendingin mesin di belakang dan cakram rem. Posisi headlamp tambahan pun dirubah untuk memberi pencahayaan dan visibilitas yang jauh lebih baik saat sesi balap di malam hari.

Sayap spoiler bagian buritan pun kini memiliki lekukan yang lebih tinggi dari versi GT3 sebelumnya. Sudut kemiringan sirip pada sayap pun dapat disetel.

Dengan revisi desain pada perangkat aerodinamika, pihak McLaren mengklaim gaya tekan serta aliran udara dari depan ke belakang menjadi jauh lebih baik. Selain itu, proporsi beban kendaraan kini sedikit bergeser ke depan.

Upgrade Suspensi

Untuk meningkatkan stabilitas berkendara dan handling manuver saat balap, suspensi mengalami ubahan.

Penopang body kini menggunakan TTX40 4-way adjustable dampers lansiran Öhlins. Kinerja ayunan lengan upper wishbones bagian depan kini dapat disetting. Desain kubah kaliper rem dan cakram pun mengalami ubahan agar lebih awet dan tahan ‘siksa’, terutama saat digunakan pada balap ketahanan.

Tak dijelaskan secara rinci apakah ada ubahan atau racikan ulang pada mesin 4.0-liter V8 twin-turbo spek balap yang terpasang pada sasis tengah-belakang McLaren 720S GT3.

Para konsumen baik pembalap privateer maupun tim balap sudah dapat memesan mobil balap McLaren 720S GT3 EVO dan akan dihomologasi untuk musim balap tahun 2023.

Sementara bagi para pemilik McLaren 720S GT3 pun dapat mengupgrade mobil balap mereka dan dikonversi menjadi spek EVO. Dengan baju barunya, mobil ini diklaim siap melibas musuh bebuyutannya yakni Ferrari dan Lamborghini di musim balap tahun 2023.

 

Salon Rétromobile 2023, Dihadiri Sederet Mobil Balap Le Mans Ikonik

Event pameran mobil klasik dan eksotis Salon Rétromobile sukses dihelat di Paris, 1-5 Februari 2023. Ribuan pengunjung dari seantero Prancis dan Eropa datang mengunjungi gedung Paris Expo di Porte de Versailles, Paris.

Aura Balap Le Mans Yang Kental

Tahun ini bertepatan dengan seabad balap ketahanan paling melegenda, 24 Heures du Mans atau dikenal dengan sebutan 24 Hours of Le Mans. Berbagai model mobil balap yang pernah merasakan siksaan pacu selama 24 jam di sirkuit La Sarthe, Le Mans pun dipamerkan di Salon Rétromobile.

Di booth pameran dari gallery mobil klasik Ascott Collection tampil sederet mobil balap Le Mans era ’90an. Sepasang mobil balap Group C dari pabrikan asal Jepang yakni Nissan R90CP dan R90CK berhasil menyita perhatian pengunjung. Mobil balap bermesin 1.118 HP ini mampu melesat hingga 400 km/jam! Nissan R90CK bahkan tercatat sebagai mobil balap bertenaga paling brutal yang berlaga di Le Mans saat itu… Hingga saat ini.

Mobil balap lainnya dari Ascott adalah Morgan LMP2 yang berjuluk ‘Traffic Sign Car’. Mobil ini diproduksi pada tahun 2012 bertepatan dengan perayaan 90 Tahun balap ketahanan 24 Hours of Le Mans.

Livery pada body mobil balap milik tim OAK Racing ini digarap oleh seniman perupa asal Prancis, Fernando Costa. Gambar mural yang ditorehkan pada body Morgan LMP2 terinspirasi dari lampu traffic light di jalan raya dan adegan hiruk pikuk di sirkuit balap. Sementara, galeri dan dealer mobil klasik Art & Revs dari Luxembourg pun tampil dengan koleksi yang tak kalah dahsyat.

Sepasang mobil balap Le Mans Audi R10 & R18 LMP1, dengan nomor #1 pada body keduanya. Ya, kedua mobil ini merupakan jawara penakluk sirkuit La Sarthe. Mobil balap tim pabrikan Toyota 92CV yang berlaga tiga tahun berturut-turut di Le Mans pada tahun 1992 hingga 1994 pun turut dipamerkan.

Dari pabrikan otomotif asal Amerika Serikat, mobil balap Dodge Viper berlivery ORECA PlayStation dipamerkan sejajar dengan mobil balap Pratt & Miller-Chevy Corvette C5R yang menjuarai balap Le Mans. Veteran balap Le Mans dari Inggris, Jaguar XJR-14 yang ditampilkan pun mengundang decak kagum para pengunjung.

Ada Porsche 917 

Masih banyak lagi sederet mobil balap dari berbagai kelas dan kategori yang pernah mencicipi siksaan lahir bathin di Le Mans. Bahkan mobil prototype Toyota GT-One yang dibuat khusus untuk ajang balap kelas GT1 di Le Mans pada era ’90an akhirnya dipamerkan. Porsche 917K “Gulf” yang tampil dalam film ‘Le Mans’ diperankan Steve McQueen di tahun 1972 menjadi salah satu bintang pameran.

Para pecinta mobil balap Le Mans pada event Paris Rétromobile tahun ini nampaknya sangat puas. Sebuah momen napak tilas seabad balap Le Mans yang sangat mengesankan dan istimewa. Happy 100th Anniversary 24 Hours of Le Mans…

Ford

Tanpa Ford di F1, Anda Tidak Akan Kenal Michael Schumacher

Ford memastikan akan masuk ke balapan F1 tahun 2026 nanti. Mereka akan bergandengan dengan Red Bull Racing sebagai ‘technical partner’. Artinya, Ford akan menyediakan mesin. Kembalinya pabrikan Amerika Serikat itu sebetulnya cukup ironis.

Red BUll Racing 2023 Livery

Kenapa? Karena dulu Red Bull Racing adalah punya Ford. Dan bukan anak baru juga di balapan pemuncak ini. 174 kemenangan sudah dikantongi. Bahkan tanpa merek ini, Anda tidak akan kenal siapa Michael Schumacher.

DFV Engine

Mesin dengan kode DFV menandai masuknya Ford ke balapan F1 pada tahun 1967 di sirkuit Zandvoort, Belanda. DFV adalah hasil kerjasama Ford dengan tuner Cosworth. Terpasang di mobil F1 Lotus 49, langsung memberikan pole position untuk Graham Hill. Saat balapan, Ford Lotus 49 yang dikendarai memberikan kemenangan pertama untuk Ford.

Ford Cosworth DFV engine

Tahun itu, mesin DFV sukses membuat Lotus bertengger di posisi kedua klasemen akhir konstruktor. Jim Clark menempati posisi ketiga di klasemen pembalap.

1968 Ford akhirnya mencabut hak eksklusif untuk mesin DFV. Mesin ini akhirnya tidak hanya digunakan oleh Lotus, tapi juga McLaren dan Matra. Dari 12 balapan, mesin Ford di F1 masa itu menang 11 kali. Penggunanya meraih posisi satu sampai tiga di klasemen akhir.

Lotus Ford 49

 

Seiring berjalannya waktu, DFV dianggap penggerak yang bisa diandalkan dan tidak terlalu mahal. Maka makin banyak tim yang menggunakan mesin ini seperti Brabham, Williams dan Surtees. 

Ford Cosworth DFV terus digunakan hingga 1983. Mesin ini mempersembahkan 176 kemenangan untuk yang menggunakan. Inilah salah satu mesin mobil F1 yang paling sukses dalam sejarah.

Era Kurang Lancar

Setelah 1983, balapan F1 memasuki babak baru dimana mesin turbo jadi andalan. Ini adalah bagian pertama dari kiprah mesin turbo di lomba ini. 1984 mereka menyediakan mesin untuk Tyrell dan jadi satu-satunya mesin non-turbo di arena. Hasilnya, Tyrell diasapi terus.

Tyrell F1

Ford membuat mesin V6 turbo bersama tim Haas Lola. Kode mesinnya GBA 1.5 Turbo V6. Untuk diingat, Haas yang ini tidak ada hubungannya dengan Haas F1 tim yang ada sekarang. Tapi pengembangan dan produksinya berjalan lambat. Baru tahun 1986 baru bisa digunakan. Sialnya, mesin tidak punya performa yang mumpuni. Masa itu mesin Honda di Williams dan Porsche (menggunakan nama TAG) di McLaren yang paling dominan.

Benetton Ford 1987

1987 agak mendingan. Bersama Tyrell dan tim baru, Benetton F1 sebagai pengguna mesin baru DFZ 3.5 berkonfigurasi V8 non-turbo. Mesin ini mempersembahkan posisi lima dan enam untuk penggunanya di klasemen akhir. Meski tanpa raihan podium juara.

Penghantar Sang Legenda

Setelah 1987, segalanya seperti bergulir lancar. Ford terus menyuplai mesin untuk Benetton. 1989 Benetton dengan pembalap Alessandro Nannini juara di balapan F1 Jepang. Tahun itu, Benetton finish urutan keempat. Sementara Tyrell kelima. Lumayan.

Benetton Ford 1994

Tahun berikutnya, Benetton Ford lebih bersinar. Nelson Piquet juara dua kali dan membuat pembalap Brazil itu menempati posisi ketiga di klasemen akhir. Sementara timnya menduduki tempat ketiga klasemen konstruktor. Setelah itu, Benetton Ford seperti jadi pelanggan juara tiga selama musim 92-93.

1994 agak lain. Delapan dari 16 balapan dimenangkan oleh pembalap muda bernama Michael Schumacher dari tim Benetton Ford. Tahun itu, ia jadi juara dunia untuk pertama kalinya. Namun timnya hanya bisa bersandar di posisi kedua setelah dikalahkan Williams Renault.

Langkah Berbeda Ford

Tahun berikutnya Benetton ganti mesin menggunakan Renault. Ford jadi rekanan Stewart Grand Prix dan sebuah tim baru yang namanya Red Bull Sauber F1 Team. Tim yang dimiliki oleh Jackie Stewart, juara dunia F1 tiga kali. Tiga musim dilalui tanpa ada hasil yang signifikan. Baru 1999, Stewart bisa berbicara. Itupun hanya finish keempat di klasemen, setelah Johny Herbert menang di European Grand Prix.

Stewart Grand Prix

Setahun kemudian, Stewart diambil alih oleh Ford dan menjadi tim pabrikan. Mereka menggunakan nama Jaguar F1 team, karena Jaguar saat itu dikendalikan oleh mereka. Sayang, tidak bisa berbicara banyak. Jarang ada hasil yang signifikan.

Yang lumayan ada ‘suaranya’ malah tim konsumen mereka, Jordan Ford dengan pembalap Giancarlo Fisichella. Mereka menang di balapan Brazil 2003. Tahun itu, Jaguar finish ketujuh, Jordan Ford kesembilan. Inilah kemenangan terakhir untuk mesin Ford.

Jaguar F1 2004

2004 jadi musim terakhir Ford di F1. Setahun kemudian tim ini dijual ke Red Bull yang tahun itu sebetulnya masih menggunakan mobil bikinan Ford/Jaguar. Pembalapnya Mark Webber dan Christian Klein. Lagi-lagi, hasilnya tidak signifikan karena finish ketujuh di klasemen konstruktor.

Nah, entah kenapa, kami merasa Ford dan Red Bull akan bisa jalan bersama menuju juara. Keduanya punya pengalaman yang pahit dan manis. Motivasi Red Bull sangat kuat untuk tetap bisa berada di puncak. Ford punya pengalaman membuat mesin F1 yang hebat, Red Bull dalam asuhan Christian Horner, tahu betul bagaimana caranya untuk menang.

Kita lihat saja. Regulasi baru F1 tahun 2026 merupakan sebuah revolusi regulasi untuk memudahkan para kontestan. Mesin yang lebih mudah dibuat dan ramah lingkungan, serta pembatasan biaya pengembangan setiap tim, akan memunculkan sesuatu yang pastinya berbeda.

Chevrolet Corvette Z06 GT3.R Siap Berlaga di Musim Balap Ketahanan 2024

Mempersiapkan sebuah mobil balap memang tak bisa terburu-buru. Demikian pula dengan General Motors (GM) yang memperkenalkan mobil balap Chevrolet Corvette terbaru mereka, Z06 GT3.R.

Anda tak akan melihatnya berlaga di musim balap tahun ini. Debut perdananya baru akan dimulai pada kejuaraan balap ketahanan Rolex 24 H di sirkuit Daytona tahun depan.

Corvette Z06 GT3.R merupakan hasil kolaborasi antara divisi GM Motorsports dengan Pratt Miller Engineering. Perusahaan yang bermarkas di Michigan ini telah merancang mobil balap Corvette selama beberapa generasi.

Dengan ditiadakannya kategori GTLM (GT Le Mans), Corvette balap terbaru ini akan beralih ke kelas GT3 pada kategori GT Daytona (GTD) Pro pada seri pembuka kejuaraan balap 2024 IMSA WeatherTech Sports Car Championship di Daytona tahun depan.

Corvette Z06 Dengan Racikan Biasa Saja

Sasis yang digunakan berasal dari Z06 spek jalan raya yang diproduksi di Bowling Green, Kentucky.

Pihak pabrikan menyatakan bahwa lebih dari 70 persen komponen yang digunakan sama seperti Z06 spek jalan raya. Suspensi double-wishbone depan dan belakang pun sama seperti versi jalanan. Mesin LT6 5.5-liter V-8 yang digunakan juga berbasis dari Z06 standard. Kruk-as, kop silinder, setang piston, sistem injeksi, koil hingga gasket yang digunakan pun sama.

Output tenaga yang berada di kisaran 500-600 hp diteruskan ke roda via transmisi 6-speed sequential spek balap.

Pratt Miller dan GM Motorsports meramu ulang sasis dan body sesuai spesifikasi dan regulasi balap. Sebelum dipasangi panel body berbahan serat karbon dan kevlar, konstruksi roll cage pipa baja tubular dilas ke sasis sebagai pelindung.

Sejumlah komponen spek balap dan perangkat keselamatan yang dipasang oleh Pratt Miller merujuk pada regulasi FIA.

Per dan damper suspensi, kaliper plus cakram dan kampas rem pada Z06 GT3.R menggunakan spek khusus balap. Sementara velg balap 18-inci di depan dan belakang mengadopsi mobil balap Corvette C8.R.

Perangkat Aerodinamika Baru Rancangan GM Design Studio

Perangkat aerodinamika baru yang digunakan pada mobil ini dirancang oleh GM Design Studio.  Gaya tekan gravitasi, stabilitas, hambatan udara dan pendinginan mesin serta rem diperhitungkan dengan matang.

Z06 GT3.R menggunakan air splitter depan berbahan serat karbon yang sama dengan Z06 standard. Namun pada bagian bawah dan belakang dibekali dengan sirip diffuser serat karbon spek khusus balap.

Dengan perangkat aerodinamika baru, Z06 GT3.R jauh lebih stabil di trek lurus maupun saat cornering dan manuver dibandingkan dengan Corvette C8.R.


Chevrolet Z06 GT3.R telah menjalani uji prototype selama dua tahun. Uji balap perdana versi produksi dilakukan pada September 2022 lalu. Sejumlah pengujian masih akan dilakukan sebelum mobil ini diserahkan kepada tim balap pengguna pada kwartal ketiga tahun ini.

Chevrolet akan memberi dukungan penuh kepada seluruh tim balap pengguna. Mulai dari pelatihan teknisi balap, suku cadang, startegi balap, hingga pasokan bahan bakar pada seluruh kejuaraan balap yang diikuti di kawasan Amerika Utara di musim balap tahun 2024 mendatang. Perihal program untuk kejuaraan balap di luar AS akan diumumkan dalam waktu dekat.

“Corvette Z06 GT3.R menjadi gebrakan baru bagi program mobil balap Corvette Racing yang telah berjalan selama 25 tahun,” terang Mark Stielow, Director of GM Motorsports Engineering Competition.

Untuk musim balap 2024 program Corvette Racing rencananya akan menerjunkan empat unit Chevrolet Corvette Z06 GT3.R di sejumlah kategori dan kelas khususnya GTD dan GTD Pro pada seri kejuaraan balap 2024 IMSA WeatherTech SportsCar Championship tahun depan.

Honda Civic Type R-GT Concept dan Rencana Besar Honda di Balapan Mobil

Honda Motor Co., Ltd. tengah menyiapkan Honda Civic Type R-GT Concept yang akan digunakan di ajang balap Super GT Series tahun 2024 mendatang. Calon mobil balap terbaru Honda ini diperkenalkan pertama kali di dunia lewat ajang Tokyo Auto Salon 2023 lalu.

Mobil balap ini juga mendapat sambutan baik dan berhasil meraih penghargaan bergengsi “Concept Car Category Grand Prize” pada acara Tokyo International Custom Car Contest 2023 di ajang Tokyo Auto Salon 2023.

Honda Civic Type R GT

Dikembangkan oleh Honda Racing Co., Ltd (HRC), model Type R akan digunakan di ajang balap Super GT Series tahun depan. Honda Civic Type R-GT Concept dikembangkan dari Civic Type R generasi terbaru.

Selain ajang balap Super GT Series tahun 2024, Honda Civic Type R generasi terbaru juga akan mulai digunakan di ajang balap Touring Car Series (TCR). Termasik seri FIA WTCR 2023. Mobilnya akan segera diperkenalkan.

Honda Racing

Koji Watanabe, President dan CEO HRC mengatakan “Kami dengan bangga untuk pertama kalinya menggunakan brand Type R untuk calon mobil balap terbaru kami yaitu Honda Civic Type R-GT Concept yang akan mulai digunakan di ajang balap Super GT Series tahun 2024.”

Mesin Honda di F1

Sementara, di ajang balap Formula 1 pada musim 2023, tim Red Bull Racing akan meluncurkan mobil balap terbarunya pada 3 Februari 2023 mendatang. Scuderia AlphaTauri pada tanggal 11 Februari 2023. Honda bersama keduanya telah meraih kesuksesan dengan meraih gelar juara dunia Formula 1 pada tahun 2021 dan 2022.

Red Bull Racing F1

Honda akan terus mendukung bakat anak muda asal Jepang untuk meraih bibit pembalap unggul di FIA Formula 2. Contohnya seperti Ayumu Iwasa yang akan kembali berlomba pada musim 2023 ini. Harapannya ada yang mengikuti jejak Yuki Tsunoda turun di F1.

Civic Type R-GT

Acura NSX untuk IMSA

Honda melalui Honda Performance Development (HPD) juga akan meneruskan partisipasinya di ajang balap IMSA SportsCar Championship. Mereka akan menggunakan mobil balap Acura ARX-05 di kelas Daytona Prototype International (DPI). Tidak ketinggalan Acura NSX GT3 Evo di kelas GT Daytona (GTD Pro / GTD).

Honda juga masih memasok mesin balapnya untuk enam tim (total 17 mobil), yang akan berlaga di balap IndyCar Series 2023 ini.

Di Jepang, Honda masih terus berpartisipasi di ajang balap Super GT. Honda bertekad untuk merebut kembali gelar juara di kelas GT500 dengan mengandalkan mobil balap Honda NSX-GT Type S.

Tak hanya itu, Honda juga akan mempertahankan prestasinya di ajang balap Japanese Super Formula Championship. Pada tahun 2022 lalu, Honda berhasil meraih gelar juara ganda di ajang balap tersebut lewat Tomoki Nojiri dan Team Mugen.

 

Hoonipigassus, Monster Pink Pelahap Pikes Peak Yang Tersisa Dari Ken Block

Setiap mobil yang pernah dikendarai oleh mendiang Ken Block dalam aksinya memiliki kisah unik tersendiri. Salah satu yang fenomenal adalah sebuah Porsche warna pink yang dipersiapkan untuk balap Pikes Peak International Hill Climb ke-100 pada tahun 2022 lalu. Dijuluki Hoonipigassus. 

Event balap yang populer dengan sebutan “Pikes Peak” ini merupakan salah satu yang tertua di Amerika Serikat. Meski mirip balap rally, namun para peserta berlaga tanpa co-driver alias single fighter.

Dari garis START di ketinggian 1.920,2 mdpl (meter di atas permukaan laut), para pebalap melintasi rute menanjak nan ekstrem sepanjang 19,8 km pada kecepatan tinggi dan harus melibas 156 tikungan! Tentunya cukup sulit untuk berkonsentrasi di suhu udara dingin dengan kadar oksigen yang tipis. Sungguh menantang untuk dapat mencapai garis FINISH yang berada di ketinggian 4.282,4 mdpl.

Ken Block terakhir kali berlaga di Pikes Peak 2005 dengan mobil rally kelas Group-N. Pada event Pikes Peak ke-100 yang akan diikutinya ia menargetkan untuk dapat mematahkan rekor 7 menit 57,148 detik yang ditorehkan oleh mobil listrik Volkswagen I.D. R pada event ke-99 di tahun 2021. Anda tentu penasaran, Porsche seperti apa yang dipersiapkannya.

Hoonipigasus, Monster Pink Bertenaga 1.400 HP!

Mobil berkelir Pink ini merupakan hasil rancangan Trevor “Trouble” Andrew yang beken dengan julukan Guccighostas.

Hoonipigassus, monster porsche untuk Pikes Peak

Livery mobil ini terinspirasi dari Porsche 917/20 “Pink Pig” 1971 yang berkompetisi di balap ketahanan 24 Jam Le Mans. Konstruksi teknis digarap oleh Betim Berisha dari BBi Autosport bersama Hoonigan Racing Division dengan disponsori olehMobil 1. Monster yang hanya satu-satunya di dunia ini oleh Porsche diberi kode SV RSR. Tampilannya sepintas memang mirip Porsche 911 RSR. Namun ternyata rancang bangun mobil ini benar-benar berbeda dan digarap dari nol.

Di balik body serat karbon komposit Hoonipigassus, tersembunyi mesin 4.0-liter 6-silinder flat dari Porsche 911 GT3 (992). Dipasang pada sasis bagian tengah. Dengan sepasang turbo besar lansiran Garret yang dicangkokkan, peminum methanol ini memuntahkan tenaga 1.400 hp dengan torsi 1.400 Nm!  Bobot total mobil berpenggerak AWD ini pun sangat ringan, hanya 1.000 kg.

Transmisi 6-speed sequential SC90-24 milik Hoonipigassus disediakan SADEV Racing seperti yang digunakan pada Hoonicorn. Sistem ECU pengontrol mesin diadopsi dari Motec. Sebagai penghenti lajunya, seperangkat rem cakram khusus lansiran Brembo terpasang di balik velg balap Rotiform yang berbalut ban slick Toyo RS1. Sementara, suspensi aktif otomatis terkomputerisasi berteknologi F1 terpasang pada sasis berbahan serat karbon. Ayunan suspensi dan ketinggian mobil diatur oleh komputer sesuai kontur permukaan jalan yang diinput oleh sensor dan GPS.

Gagal Sebelum Berlaga

Hasil uji di sirkuit Pueblo Motorsports Park, Colorado sebulan sebelum Pikes Peak berjalan mulus. Sayang, pada sesi uji coba trek Pikes Peak, mesin mobil pecah. Target pemecahan rekor waktu di Pikes Peak pun gagal, bahkan sebelum lomba dimulai.

Ken Block menuturkan bahwa problem mesin disebabkan oleh klep mesin yang macet. Akibatnya sangat fatal. Tak hanya silinder, bahkan blok mesin pun pecah. “Soal mesin, Betim jauh lebih paham,” sahutnya sambil tertawa bersama Betim sang engineer.

“Target di Pikes Peak ke-100 memang belum tercapai. Namun masih ada waktu setahun kedepan untuk membenahi Hoonipigasus. Semoga saya bisa kembali berlaga pada Pikes Peak ke-101 di tahun 2023,” tambahnya.

Akhir 2022 lalu Hoonipigasus telah rampung direvisi. Namun sayang, Ken Block keburu pergi untuk selamanya. Hoonipigasus dan Audi S1 Hoonitron pun menjadi peninggalan terakhir dari sang “Hoonigan King”. 

Audi Quattro

10 Mobil Rally Terbaik Yang Sulit Digantikan

Kalau balap Formula One (F1) dianggap sebagai puncak dari segala balapan, maka kejuaraan rally dunia (WRC, World Rally Championship) mungkin berada di sebelahnya. F1 memang balapan yang menantang dan membutuhkan keahlian khusus untuk bisa mengendarai mobil di sirkuit dengan kecepatan lebih dari 300 km/jam. Tapi WRC mobilnya dikendarai lebih dari 180 km/jam di jalanan terbuka yang bukan hanya aspal.

Karena itu, tidak hanya skill pengemudi, sebuah mobil rally dunia memerlukan kekuatan ekstra. Dibangun dari mobil jalan raya, dimodifikasi untuk menembus medan berat ratusan kilometer, dengan harapan bisa jadi yang paling cepat. Kekuatan ekstra ini yang menjadikan sebuah mobil reli mendapat predikat ‘legend’. Dan karena dibangun dari mobil biasa, bentuknya jadi lebih mudah dipahami siapapun yang menonton.

Kami hadirkan sepuluh mobil rally yang memang legendaris dari masa ke masa, diurutkan secara acak. Selain kencang, kuat, juara dunia konstruktor dan/atau juara dunia untuk perelinya, juga enak dipandang. Selamat menyimak.

Fiat Abarth 131

Fiat abarth 131

Di Indonesia, Fiat 131 lebih dikenal sebagai Mirafiori dengan empat pintu. Hadir di akhir 1970-an. Kiprah mobil ini di WRC juga cukup mengejutkan. Abarth, tuner resmi Fiat menghasilkan sedan dua pintu yang tangguh dan lincah. Hasilnya, pabrikan Italia ini cukup bangga dengan juara dunia 1977, 78 dan 1980.

Peugeot 205

Peugeot 205 T16 WRC

Peugeot 205 adalah salah satu mobil hatchback yang sukses. Tercatat lebih dari lima juta unit laris terjual. Tapi yang paling menonjol adalah Peugeot 205 T16. Dibangun untuk kejuaraan reli dunia Group B, dimana tim bebas memodifikasi mobilnya, 205 T16 sukses meraja dan juara dunia tahun 1985 dan 86. Basis mesinnya, kembali digunakan untuk mobil Rally Peugeot 206 di era 2000-an. Dan kembali sukses meraih juara dunia. 

Lancia Delta Integrale

Lancia Delta Integrale

Awalnya, Lancia Delta bukan mobil yang spesial. Kalau Anda lihat bentuk aslinya, kami yakin tidak akan terbayang kalau mobil ini punya sepak terjang hebat di WRC. Tapi itulah kenyataanya. Delta diracik ulang untuk turun di medan reli dan ditambahi nama Integrale. Keseriusan Lancia membuahkan hasil. Delta Integrale memenangkan 46 lomba dan juara dunia dari 1987 hingga 1991, sebelum dominasinya dipatahkan oleh mobil di bawah.

Toyota Celica

Toyota Celica WRC

Toyota Celica lebih dikenal sebagai mobil sport harian. Tapi begitu Toyota meracik Celica untuk turun reli, citra itu berubah. Celica ST185 menjegal dominasi Lancia Delta Integrale dan mengamankan juara dunia tahun 1992 sampai 1994. Setelah ST185, Toyota turun dengan ST205 pada WRC 1995. Namun mereka gagal dengan tidak kalah spektakuler: Diskualifikasi karena terbukti melakukan modifikasi ilegal pada restriktor turbo. Era Celica pun tamat.

Subaru Impreza ‘555’

Subaru Impreza WRC

Kalau Anda lahir tahun 1980-an, kemungkinan besar paham inilah yang melambungkan nama Subaru seperti sekarang. Kehadiran Subaru Impreza di WRC menggantikan Legacy yang tidak sukses. Salah satu perelinya adalah sang legenda Collin McRae. Determinasi dan keahlian McRae, dipadukan engineering hebat oleh Subaru dan tuner Prodrive, membuat mereka sukses menyabet juara dunia konstruktor dan pereli tahun 1995. Tidak hanya tahun itu, Impreza ‘555’ juga juara 1996 dan 1997.

Mitsubishi Lancer Evolution

Mitsubishi Lancer Evo WRC

Inilah jawaban pasti Mitsubishi atas dominasi Subaru di WRC. Meski Lancer Evolution hanya memberikan satu kali juara dunia konstruktor untuk pembuatnya di tahun 1998. Namun pria bernama Tommi Makinen berhasil jadi juara dunia dengan mobil ini. Bukan cuma sekali, tapi sejak  1996 hingga 1999. Dari ajang reli ini, nama Lancer Evolution lantas menjadi salah satu icon kultur otomotif dunia, hingga sekarang.

Lancia Stratos

Lancia Stratos WRC

Bayangkan sebuah supercar Italia bermesin Ferrari, ditinggikan lalu dipacu di lintasan gravel. Itulah Lancia Stratos. Ringan, kecil, punya mesin buatan Ferrari. Tapi tidak seperti supercar lain, Stratos memang dibuat khusus untuk turun sebagai mobil rally di medan WRC. Kalau sempat melihat versi jalan rayanya, Anda beruntung karena mobil tersebut dibuat terbatas, demi memenuhi syarat untuk ikut WRC. Stratos memberikan gelar kepada Lancia tahun 1974 hingga 1976. Meski mobil ini pensiun tahun 1978, citranya tetap menempel sebagai mobil eksotis juara WRC. Tidak ada lagi mobil reli dengan bentuk seperti ini.

Volkswagen Polo R WRC

VW Polo R WRC

VW Polo R WRC mungkin salah satu contoh kesuksesan instan, selesainya juga cepat. Debut pertama kali tahun 2013, dan langsung jadi juara dunia. 43 balapan dimenangkan oleh hatchback ini dan banyak kalangan yang bilang, sebetulnya inilah mobil WRC paling hebat sepanjang masa. Juara dunia konstruktor dan pereli pun diraih di waktu yang sama. Driver Sebastien Ogier jadi yang paling dominan dengan mobil ini. Namun VW Polo R WRC kemudian pensiun tahun 2016, setelah VW juga memutuskan untuk mundur dari kejuaraan.

Citroen C4 WRC

Citroen C4 WRC

Era awal 2000-an, Citroen mengganggu dominasi Mitsubishi, Subaru dan Ford di arena WRC dengan Citroen Xsara. Karena mobilnya juga semakin berumur, mereka memutuskan untuk ganti senjata. Hatchback Citroen C4 kemudian dipilih sebagai basis pengembangan. Hasilnya, C4 yang dikendalikan mantan atlet gymnastic Perancis, Sebastien Loeb, jadi juara dunia konstruktor dan pereli dari 2006 hingga 2010.

Audi Quattro

Audi Quattro WRC

Kalau VW Polo WRC adalah mobil rally yang paling sukses, kami setuju saja. Tapi kalau dibilang yang sukses dan sekaligus mengubah keseruan reli dunia seperti sekarang, ini yang paling bertanggung jawab: Audi Quattro. Bicara melibas jalanan offroad, opsi gerak empat roda pasti paling benar untuk digunakan. Tapi masa-masa awal WRC, tidak satupun yang peduli dan hanya mengandalkan gerak roda belakang (RWD). Audi menggebrak melalui sistem penggerak Quattro AWD dan membukakan mata pelaku WRC, sekaligus badan otomotif dunia. Mobil ini juara tahun 1982 dan 84. 1983 dan 85 mereka jadi runner up.

Honda Civic Type R TCR_1

Honda Civic Type R FL5 TCR Siap Berlaga April 2023

Honda Performance Development (HPD) dan JAS Motorsport mengumumkan kehadiran Honda Civic Type R FL5 TCR untuk musim kompetisi motorsport di tahun 2023. Mobil balap terbaru ini berbasis Honda Civic Type R FL5 generasi terbaru yang baru saja diperkenalkan beberapa bulan silam di Amerika. Kesuksesan varian Touring Car Racing (TCR) yang selalu menggunakan produk Type R telah berlangsung sejak tahun 2015.

Keunggulan mobil ini di antaranya ialah desain eksterior yang seluruhnya baru dan sejumlah fitur penunjang aerodinamika untuk mendongkrak daya cengkeraman saat dipacu di lintasan balap. Chassis baru juga dioptimalkan untuk menghasilkan stabilitas di tikungan dan meningkatkan tingkat keselamatan di kecepatan tinggi. Perangkat pengereman dan sistem transmisi turut kena upgrade. Sedangkan mesin 4 silinder 2.0 liter tentu mendapat settingan balap.

Kabin Honda Civic ini dirancang ulang sesuai dengan regulasi keselamatan global dari FIA paling akhir, namun tetap memberikan aspek ergonomis bagi si pembalap. Kokpit dilengkapi dengan display multi-channel untuk dapat memberikan informasi relevan dari kondisi mobil kepada pembalap. Lebih lanjut, ada penyempurnaan pada sistem lampu, pendinginan kabin menuju pembalap, dan sistem pengereman ABS, termasuk sistem pengisian bahan bakar model ‘quick-fill’.

Honda Civic Type R TCR melanjutkan kolaborasi antara Honda Performance Development (HPD) dan JAS Motorsport yang telah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya. Semua unit mobil balap dikembangkan di workshop JAS Motorsport di Italia dan dijual di Amerika untuk keperluan balap melalui HPD.

Honda Civic ini bakal melangsungkan debutnya pada event bulan April 2023 nanti, bersama sejumlah mitra seperti HART, LA Honda World, dan VGRT, dalam gelaran IMSA Michelin Pilot Challenge. Bahkan LA Honda World berencana untuk menurunkan dua unit mobil balap, yang dikemudikan oleh Ryan Eversley serta Matt Pombo.

Sedangkan VGRT ingin melanjutkan dobrakan mereka di musim balap tahun lalu, di saat Victor Gonzalez dan Karl Wittmer menggabungkan kemenangan di tahun 2022. Termasuk di final Petit Le Mans dan kemenangan di sirkuit Sebring.

Setiap mobil balap Civic Type R TCR turut membantu Honda untuk menjadi bagian dari FIA World Touring Car Champions dan sejumlah tim balap untuk meraih 397 kemenangan balap TCR serta 74 penghargaan lain secara global.

“Kami bangga untuk memperkenalkan Honda Civic Type R TCR terbaru, yang dirancang dan dibuat oleh JAS Motorsport di Italia. Kami juga berterima kasih kepada Honda atas komitmennya terhadap program TCR. Mobil balap ini telah mendapat sentuhan signifikan pada bagian chassis, mesin, suspensi, dan sistem rem,” ungkap Mads Fischer, TCR Project Leader dari JAS Motorsports TCR Project Leader.

“Civic Type R ialah salah satu mobil Honda yang ikonik. Karena terkenal dan telah dihomologasi secara global sebagai mobil balap, maka tidak mengherankan jika Civic Type R TCR ini menjadi unit HPD yang paling populer,” tutup John Whiteman, HPD Commercial Manager.

Ferrari Lemans

Mobil Balap Hypercar Ferrari 499P Siap Berlaga Di Le Mans

Setelah lima dekade absen, tim balap Ferrari kini siap berlaga kembali di ajang balap ketahanan Le Mans. Mobil balap Le Mans Hypercar, Ferrari 499P merupakan mobil yang dikembangkan selama beberapa tahun terakhir oleh para perancang di Maranello.

Tidak tanggung-tanggung, Ferrari 499P akan diterjunkan di kelas LMH yang jauh lebih leluasa dalam hal pengembangan teknologi yang digunakan dibandingkan dengan kelas LMDh. Tentu saja, biaya operasional dan pengembangan di kelas LMH berkali lipat lebih besar dibanding LMDh.

Ini karena di kelas LMDh, tim balap hanya boleh menggunakan sasis yang dipasok oleh Dallara, Multimatic, Ligier, atau Oreca. Selain itu, tidak diperkenankan menggunakan penggerak AWD dan sistem hybrid. Lain halnya dengan di kelas LMH, Ferrari bebas mengembangkan sasis pada mobil balapnya. Selain itu, 499P dibekali dengan sistem hybrid dan penggerak four-wheel drive.

Tim desain dan pengembangan mobil balap GT Ferrari yang dipimpin oleh Ferdinando Cannizzo mengaplikasikan beragam teknologi balap GT dan F1 tuntuk Ferrari 499P, termasuk chassis dan perangkat aerodinamika.

Ferrari 499P mengusung penggerak V6 twin-turbocharged berkapasitas 2.992-cc bertenaga 670 hp. Diadopsi dari basis mesin Ferrari 296 GT3. Sedangkan sistem hybrid yang terpasang pada poros roda depan memanfaatkan motor listrik. Ditenagai oleh baterai bertegangan 900 V dengan sistem pengisian daya mandiri Energy Recovery System (ERS), yang memanfaatkan energi regeneratif dari pengereman dan deselerasi. Untuk perpindahan gigi dan penerus daya ke roda belakang, mobil ini mengadopsi transmisi sekuensial 7-speed Xtrac.

Ajang balap ketahanan 24 Hours of Le Mans di sirkuit Le Sarthe, Perancis akan berlangsung pada Juni 2023 mendatang. Sebagai sesi uji coba dan pemanasan sekaligus debut balap perdana, Ferrari 499P akan tampil di sirkuit Sebring International Raceway, Florida dalam kejuaraan balap ketahanan 1000 Miles of Sebring yang akan berlangsung pada Maret 2023 mendatang.

Welcome back to Le Mans, Ferrari..